Rahel Tjandrawan
102012286
E7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 11470
No. Telp. (021) 56942061, No. Fax. (021) 5631731
E-mail: hel_111091@yahoo.co.id
Pendahuluan
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis,
yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu
tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme
hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau
kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan
internal. Kelangsungan hidup sel bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa
metabolisme toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi (metabolisme)
demi kelangsungan hidupnya. Sistem Digestivus adalah sistem organ dalam mahluk hidup
multisel yang menerima makanan, mencernanya untuk diserap menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses yang tidak berguna lagi dalam tubuh pada proses defekasi dalam
bentuk feses.1
Skenario 4
Seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran berusia 19 tahun, datang ke poliklinik dengan
berat badan berlebih (tinggi badan 150 cm dan berat badan 75 kg). Sejak kecil dia terbiasa
makan gorengan dan cemilan berlemak, nasi dengan sayur bersantan dan lauk pauk yang
digoreng, minum susu, es krim, dan kurang suka makan sayuran dan buah- buahan.
Rumusan Masalah
Mahasiswa 19 tahun dengan berat badan berlebih.
Hipotesis
Mahasiswa 19 tahun tidak menjaga pola makan dengan baik sehingga berat bdan berlebih.
Pembahasan
Struktur Pencernaan
1. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Saluran dari kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan
dibawah rahang mengalirkan isinya ke dalam mulut. Di dasar mulut terdapat lidah, yang
berfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan. Di belakang dan dibawah mulut terdapat
tenggorokan (faring).1
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam,
asin dan pahit. Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotongpotong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang(molar, geraham), menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus
bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.3
Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan
pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke
dalam pipa udara (trakea) dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang
(palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.3
Proses kimia dan fisiologi di dalam mulut. Air liur menghaluskan makanan dan
menjadikannya lebih mudah ditelan. Air liur mengandung enzim, yaitu ptialin dan amilase liur.
Enzim ini menghidrolisiskan kanji menjadi maltosa.3
Lidah membuat gumpalan makanan menjadi bolus dan mendorongnya ke arah faring.
Sewaktu menelan, lidah mendorong makanan ke belakang mulut dan selanjutnya ke esofagus.
Langit-langit(Laring) menghalangi makanan untuk memasuki rongga nasal. Makanan bergerak
melalui esofagus secara peristaltik.3
2. Esofagus (kerongkongan)
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi
oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Makanan
didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi
dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltic.1
3. Gaster (lambung)
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai, terdiri dari 4 bagian yaitu kardia, fundus, corpus(badan) dan pilorus. Makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka
dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.1
Gamb
ar
3.
Letak
Duodenum5
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan
tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter oddi) merupakan
bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu
pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang
dihasilkan oleh usus. Beberapa centi pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya
memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).3
Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum,
sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah
duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas
penyerapan lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas
karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. Dinding usus terdapat pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.3
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Kepadatan dari isi usus berubah secara
bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus.3
Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan
keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena
mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik. Pada usus kecil, menghasilkan enzim:7
a.
dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati.
Digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam
kandung empedu.3
penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol. Secara spesifik empedu berperan dalam
berbagai proses berikut:3
-
Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut
menggerakkan isinya.
Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari
3. Pancreas
Terdiri dari 2 jaringan dasar:3
-
Enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke
dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada
sfingter oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.1
Mekanisme Sistem Pencernaan
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam tubuh, walaupun energi yang
dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh lemak dan protein,
karena karbohidrat lebih mudah diceerna dan dimetabolisme oleh tubuh kita. Karbohidrat dicerna
oleh tubuh dalam bentuk gula sederhana atau disebut monosakarida kemudian masuk ke dalam
sirkulasi darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.8
Absorpsi Karbohidrat dalam Usus Halus. Karbohidrat diserap usus halus dalam bentuk
monosakarida. Karbohidrat diserap melalui mekanisme pompa yang membutuhkan energi (ATP) dan
perlu bantuan carrier ion Na (transporting agent). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan
karbohidrat:8
1. Hormon insulin yang akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel. Berarti
juga mempertinggi penyerapan glukosa dalam jaringan , akibatnya akan mempercepat
perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati.
2. Tiamin (vit B1), piridoksin, asam panthotenat, hormon tiroksin berperan besar dalam
penyerapan dan metabolisme karbohidrat.
2. Protein
Protein adalah komponen penting pertumbuhan karena sebagian besar sel terdiri dari
protein. Begitupun sistem imun dan protein plasma, semuanya mutlak membutuhkan protein.
Pencernaan awal protein terjadi di lambung. Absorpsi Protein dalam Usus Halus. Sebagian besar
protein diabsorpsi dalam bentuk asam amino, proses ini terjadi sebagian besar dalam jejenum.
Asam amino (transport aktif) melewati sel epitel pada villi. Asam amino keluar dari sel epitel
(difusi) ke kapiler darah. Penyerapan sama dengan yang ditempuh monosakarida.
Dalam waktu yang bersamaan dipeptida dan tripeptida ke sel epitel (transport aktif).
Sebagian besar dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi asam amino di dalam sel epitel
(difusi) ke kapiler darah dalam villi. Asam amino dari kapiler diangkut oleh darah menuju hati
melalui sistem vena porta hepatica. Asam amino dibebaskan oleh sel hati ke jantung lalu
diedarkan seluruh tubuh melalui aliran darah.3
3. Lipid
Lemak (lipid) berperan penting dalam tubuh manusia, selain sebagai energi cadangan,
lemak juga berfungsi membentuk membran sel dan menghasilkan energi yang paling besar
melalui proses lipolisis dan -oksidase. Lemak akan dicerna dalam bentuk asam lemak. Berikut
ini enzim yang berpengaruh pada pencernaan lemak. 8 Sebagian besar pencernaan lemak terjadi di
dalam usus halus.3
Langkah-langkah pencernaan lemak adalah sebagai berikut:8
Langkah pertama, proses pengolahan asam lemak netral (trigliserida) yang terdapat
melimpah pada makanan oleh garam-garam empedu. Garam-garam empedu memecah
globula lemak ke dalam bentuk droplet-droplet yang berdiameter 1 m. Droplet bercampur
HCl
HCl adalah asam lambung yang disekresikan oleh dinding lambung yang merubah
pH makanan menjadi asam agar kuman-kuman yang masuk bersama makanan dapat
dibunuh di dalam lambung sebelum masuk ke duodenum.8
2. Lemak
Lipase gaster
Lipase adalah enzim pemecah lemak, di lambung dihasilkan enzim lipase gaster
untuk memecah lemak, tetapi rata-rata proses ini tidak begitu berarti, karena
pencampuran lemak dan enzim mutlak memerlukan ester-cholesterol yang dihasilkan
oleh empedu yang disekresikan ke duodenum.8
Lipase pankreas dihasilkan untuk hidrolisis lemak menjadi asam lemak, tetapi
umumnya enzim bersifat hidro filik dan lemak bersifat hidrofobik sehingga tidak
dapat mencampur dan bereaksi.untuk itu diperlukan ester-cholesterol yang dapat
menjadi emulgator agar lemak dan ezim dapat bercampur.8
Setelah berhasil lemak akan diserap dan diangkut ke dalam darah. Karena lemak
tidak larut air maka transportasinya memerlukan protein plasma yaitu kilomoikron,
LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein).8
3. Protein.
Protein diabsorbsi dalam bentuk asam amaino. Berikut ini adalah enzim yang
mempengaruhi pencernaan protein:3,8
Enzim pepsin
Enzim pepsin berfungsi untuk mencerna poli protein menjadi lebih sederhana, pepsin
dihasilkan oleh lambung dan bekerja optimal pada pH asam (2-3) dan tidak bekerja sama
sekali dalam pH di atas 5. Pepsin memiliki kemampuan untuk mencerna kolagen.
HCl
HCl dalam lambung membantu menesuaikan pH lambung agar pepsin dapat bekerja
makasimal.
Kesimpulan
Dari scenario yang di dapat, dapat disimpulkan bahwa sitem pencernaan manusia
dipengaruhi oleh zat makanan yang di makan. Apabila porsi asupan makanan dalam kadar
seimbang akan berakibat baik pada konsumennya, namun apabila porsinya tidak seimbang
(kelebihan atau kekurangan lemak, protein, karbohidrat) akan berakibat buruk pada
konsumennya. Seperti pada scenario, mahasiswi tersebut kelebihan konsumsi makanan yang
berlemak sehingga terjadi penimbunan lemak yang sulit dicerna tubuh dan menjadi obesitas
(kelebihan berat badan). Hipotesis diterima.
Daftar Pustaka
1. Sloane, E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC. 2004
2. Mulut. http://yayanajuz.blogspot.com diunduh pada 11 Juli 2013.
3. Sherwood, Laura. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd Ed. Buku EGC 2001:537087.
4. Lambung. http://obat-asamlambung.net diunduh pada 12 Juli 2013.
5. Anatomi sistem digestivus. http://medicina-islamica-lg.blogspot.com diunduh pada 12
Juli 2013.
6. Anatomi sistem digestivus. http://faculty.ucc.edu.com diunduh pada 12 Juli 2013.
7. Usus besar. http://www.webmd.com/digestive-disorders/picture-of-the-colon diunduh
pada 13 Juli 2013.
8. Guyton. Fisiologi manusia. Ed 6. Jakarta : EGC. 2008.