Anda di halaman 1dari 14

Tinjauan Pustaka

Pengaruh Zat Makanan terhadap Sistem Pencernaan


Makanan Manusia

Rahel Tjandrawan
102012286
E7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 11470
No. Telp. (021) 56942061, No. Fax. (021) 5631731
E-mail: hel_111091@yahoo.co.id

Pendahuluan
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis,
yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu
tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme
hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau
kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan
internal. Kelangsungan hidup sel bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa
metabolisme toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi (metabolisme)
demi kelangsungan hidupnya. Sistem Digestivus adalah sistem organ dalam mahluk hidup
multisel yang menerima makanan, mencernanya untuk diserap menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses yang tidak berguna lagi dalam tubuh pada proses defekasi dalam
bentuk feses.1

Skenario 4
Seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran berusia 19 tahun, datang ke poliklinik dengan
berat badan berlebih (tinggi badan 150 cm dan berat badan 75 kg). Sejak kecil dia terbiasa
makan gorengan dan cemilan berlemak, nasi dengan sayur bersantan dan lauk pauk yang
digoreng, minum susu, es krim, dan kurang suka makan sayuran dan buah- buahan.
Rumusan Masalah
Mahasiswa 19 tahun dengan berat badan berlebih.
Hipotesis
Mahasiswa 19 tahun tidak menjaga pola makan dengan baik sehingga berat bdan berlebih.

Pembahasan
Struktur Pencernaan
1. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Saluran dari kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan
dibawah rahang mengalirkan isinya ke dalam mulut. Di dasar mulut terdapat lidah, yang
berfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan. Di belakang dan dibawah mulut terdapat
tenggorokan (faring).1

Gambar 1. Mulut dan Oesophagus2

Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam,
asin dan pahit. Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotongpotong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang(molar, geraham), menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus
bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.3
Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan
pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke
dalam pipa udara (trakea) dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang
(palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.3
Proses kimia dan fisiologi di dalam mulut. Air liur menghaluskan makanan dan
menjadikannya lebih mudah ditelan. Air liur mengandung enzim, yaitu ptialin dan amilase liur.
Enzim ini menghidrolisiskan kanji menjadi maltosa.3
Lidah membuat gumpalan makanan menjadi bolus dan mendorongnya ke arah faring.
Sewaktu menelan, lidah mendorong makanan ke belakang mulut dan selanjutnya ke esofagus.
Langit-langit(Laring) menghalangi makanan untuk memasuki rongga nasal. Makanan bergerak
melalui esofagus secara peristaltik.3
2. Esofagus (kerongkongan)
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi
oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Makanan
didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi
dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltic.1
3. Gaster (lambung)
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai, terdiri dari 4 bagian yaitu kardia, fundus, corpus(badan) dan pilorus. Makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka

dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.1

Gambar 2. Gaster (lambung)4


Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting : lendir, asam klorida (HCl), prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir
melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan
lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.3
4. Duodenum, jejunum dan ileum
Dari Gaster makanan disalurkan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.1

Gamb
ar

3.

Letak

Duodenum5

Gambar 4. Duodenum, Jejenum, Ileum6

Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan
tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter oddi) merupakan
bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu
pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang
dihasilkan oleh usus. Beberapa centi pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya
memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).3
Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum,
sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah
duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas
penyerapan lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas
karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. Dinding usus terdapat pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta.3
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Kepadatan dari isi usus berubah secara
bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus.3
Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan
keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena
mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik. Pada usus kecil, menghasilkan enzim:7
a.

Erepsin (peptidase) yang menghidrolisis peptida menjadi asid (asam) amino

b. Maltase yang menghidrolisis maltosa menjadi glukosa


c.

Sukrase yang menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

d. Laktase yang menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa


5. Colon
Colon(usus besar) Usus besar terdiri dari: colon asendens (kanan), colon transversum,
colon desendens (kiri) dancolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Apendiks (usus buntu)
merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada
perbatasan kolon asendens dengan usus halus.1 Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi
menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan,
tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di
dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri
ini penting untuk fungsi normal dari usus.3
Rectum merupakan ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah colon sigmoid)
dan berakhir di anus. Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada colon desendens. Jika colon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa
menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.3
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.1

Gambar 5. Usus besar7

Sistem Pencernaan Tambahan


1. Hepar
Hepar merupakan organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, diantaranya
berhubungan dengan pencernaan.3 Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang
mempunyai banyak pembuluh darah kecil-kecil(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam
vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati
sebagai vena porta.1

Gambar 6. Anatomi Hepar5


Vena porta terbagi menjadi pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk
diolah dalam 2 cara: bakteri dan partikel asing lain diserap dari usus dan dibuang, berbagai zat
gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh. Proses
tersebut berlangsung dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah
dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol

dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati.
Digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam
kandung empedu.3

Gambar 6. Letak liver dan pancreas6


2. Empedu
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya
bergabung membentuk duktus hepatikus communis. Saluran ini kemudian bergabung dengan
sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran
empedu umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke
dalam duodenum.1
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya
sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian
sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya,
empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.3
Empedu memiliki 2 fungsi penting: membantu pencernaan dan penyerapan lemak, serta
berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari

penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol. Secara spesifik empedu berperan dalam
berbagai proses berikut:3
-

Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut

dalam lemak untuk membantu proses penyerapan.


Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu

menggerakkan isinya.
Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari

sel darah merah yang dihancurkan.


Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh.
Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan
kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.
Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari.
dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar
(kolon). Di colon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok.
Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

3. Pancreas
Terdiri dari 2 jaringan dasar:3
-

Asinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan


Pulau pankreas, menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke
dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah.

Enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke
dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada
sfingter oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.1
Mekanisme Sistem Pencernaan
1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam tubuh, walaupun energi yang
dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh lemak dan protein,
karena karbohidrat lebih mudah diceerna dan dimetabolisme oleh tubuh kita. Karbohidrat dicerna

oleh tubuh dalam bentuk gula sederhana atau disebut monosakarida kemudian masuk ke dalam
sirkulasi darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.8
Absorpsi Karbohidrat dalam Usus Halus. Karbohidrat diserap usus halus dalam bentuk
monosakarida. Karbohidrat diserap melalui mekanisme pompa yang membutuhkan energi (ATP) dan
perlu bantuan carrier ion Na (transporting agent). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan
karbohidrat:8
1. Hormon insulin yang akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel. Berarti
juga mempertinggi penyerapan glukosa dalam jaringan , akibatnya akan mempercepat
perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati.
2. Tiamin (vit B1), piridoksin, asam panthotenat, hormon tiroksin berperan besar dalam
penyerapan dan metabolisme karbohidrat.
2. Protein

Protein adalah komponen penting pertumbuhan karena sebagian besar sel terdiri dari
protein. Begitupun sistem imun dan protein plasma, semuanya mutlak membutuhkan protein.
Pencernaan awal protein terjadi di lambung. Absorpsi Protein dalam Usus Halus. Sebagian besar
protein diabsorpsi dalam bentuk asam amino, proses ini terjadi sebagian besar dalam jejenum.
Asam amino (transport aktif) melewati sel epitel pada villi. Asam amino keluar dari sel epitel
(difusi) ke kapiler darah. Penyerapan sama dengan yang ditempuh monosakarida.
Dalam waktu yang bersamaan dipeptida dan tripeptida ke sel epitel (transport aktif).
Sebagian besar dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi asam amino di dalam sel epitel
(difusi) ke kapiler darah dalam villi. Asam amino dari kapiler diangkut oleh darah menuju hati
melalui sistem vena porta hepatica. Asam amino dibebaskan oleh sel hati ke jantung lalu
diedarkan seluruh tubuh melalui aliran darah.3

3. Lipid

Lemak (lipid) berperan penting dalam tubuh manusia, selain sebagai energi cadangan,
lemak juga berfungsi membentuk membran sel dan menghasilkan energi yang paling besar
melalui proses lipolisis dan -oksidase. Lemak akan dicerna dalam bentuk asam lemak. Berikut
ini enzim yang berpengaruh pada pencernaan lemak. 8 Sebagian besar pencernaan lemak terjadi di
dalam usus halus.3
Langkah-langkah pencernaan lemak adalah sebagai berikut:8

Langkah pertama, proses pengolahan asam lemak netral (trigliserida) yang terdapat
melimpah pada makanan oleh garam-garam empedu. Garam-garam empedu memecah
globula lemak ke dalam bentuk droplet-droplet yang berdiameter 1 m. Droplet bercampur

dengan garam empedu membentuk gumpalan yang disebut micelles.


Langkah kedua, enzim yang disekresi oleh getah pankreas yaitu pancreatic lipase
menghidrolisis setiap molekul lemak menjadi asam lemak dan monogliserida yang
merupakan produk akhir pencernaan lemak.
Absorpsi Lipids dalam Usus Halus . Absorpsi lipids terutama terjadi dalam jejenum (bagian
tengah usus halus). Lipids diabsorpsi oleh usus halus dalam bentuk monogliserida, asam
lemak rantai pendek dan asam lemak rantai panjang.

Enzim dan hormon yang berpengaruh pada sistem pencernaan


Pada sistem pencernaan, pencernaan zat-zat makanan dilakukan secara mekanis dan
kimiawi. Secara mekanis dilakukan dengan gerakan, sedangkan secara kimiawi dilakukan
menggunakan enzim-enzim peencernaan yang dihasilkan saluran cerna atau bukan saluran cerna
(contoh: pankreas). Selain mencerna, absorbsi zat-zat makanan dipengaruhi oleh hormonhormon (terutama hormon metabolisme) yang bisa berdampak langsung atau tidak langsung.3
Untuk mempelajari dan mempermudah klasifikasi, berikut ini adalah klasifikaasi enzim yang
berpengaruh pada sistem pencernaan berdasarkan zat-zat makanan yang akan dicerna.3
1. Karbohidrat
Enzim ptialin (amilase mulut/amilase oral)
Enzim ptialin termasuk sebagai enzim -amilase,yaitu enzim yang memecah
amilum (polisakarida) menjadi maltosa (disakarida) dan polimer kecil sakarida lainya. 3
Enzim ini terutama dihasilkan oleh kelenjar parotis. Tetapi karena makanan berada dalam
mulut tidak seberapa lama, tidak sampai 5% dari amium dapat terhidrolisis disini.
Walaupun demikian, kerja ptialin dapat bertahan hingga satu jam saat makanan
memasuki lambung.8
Manifestasi dari kerja enzim ptialin dapat dirasakan saat kita mengunya nasi atau
roti dalam waktu yang lama, maka makanan tersebut kakn semakin terasa manis dan
semakin manis.8

HCl
HCl adalah asam lambung yang disekresikan oleh dinding lambung yang merubah
pH makanan menjadi asam agar kuman-kuman yang masuk bersama makanan dapat
dibunuh di dalam lambung sebelum masuk ke duodenum.8

Enzim amilase pankreas


Enzim amilase pankreas adalah enzim yangdihasilkan oleh kelenjar pankreas yang
strukturnya dan fungsinya sama dengan ptialin. Enzim ini disekresikan menuju pars
descenden duodenum Dengan enzim ini, polisakarida dirubah menjadi disakarida seperti
maltosa, sukrosa dan laktosa. Selanjutnya perjalanan makanan karbohidrat akan
dilanjutkan ke usus halus (jejenum dan illeum).8

Enzim enzim epitel usus halus


Telah disebutkan di atas bahwa karbohidrat akan diserap dalam bentuk
monosakarida, sedangkan setelah melewati duodenum, karbohidrat baru berbentuk
disakarida. Oleh karena itu, terdapat enzim enzim pemecah disakarida menjadi
monosakarida yang dihasilkan oleh epitel usus. Nama enzim ini sesuai dengan disakarida
yang akan dipecah, yaitu maltase sukrase dan laktase.8
Setelah menjadi monosakarida, karbohidrat langsung diserap menju darah dan
ditransfer ke hati untuk di koordinasi penggunaanya.8

2. Lemak

Lipase gaster
Lipase adalah enzim pemecah lemak, di lambung dihasilkan enzim lipase gaster
untuk memecah lemak, tetapi rata-rata proses ini tidak begitu berarti, karena
pencampuran lemak dan enzim mutlak memerlukan ester-cholesterol yang dihasilkan
oleh empedu yang disekresikan ke duodenum.8

Lipase pankreas yang dibantu oleh cholesterol yang dihasilakan empedu

Lipase pankreas dihasilkan untuk hidrolisis lemak menjadi asam lemak, tetapi
umumnya enzim bersifat hidro filik dan lemak bersifat hidrofobik sehingga tidak
dapat mencampur dan bereaksi.untuk itu diperlukan ester-cholesterol yang dapat
menjadi emulgator agar lemak dan ezim dapat bercampur.8
Setelah berhasil lemak akan diserap dan diangkut ke dalam darah. Karena lemak
tidak larut air maka transportasinya memerlukan protein plasma yaitu kilomoikron,
LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein).8
3. Protein.
Protein diabsorbsi dalam bentuk asam amaino. Berikut ini adalah enzim yang
mempengaruhi pencernaan protein:3,8

Enzim pepsin
Enzim pepsin berfungsi untuk mencerna poli protein menjadi lebih sederhana, pepsin
dihasilkan oleh lambung dan bekerja optimal pada pH asam (2-3) dan tidak bekerja sama
sekali dalam pH di atas 5. Pepsin memiliki kemampuan untuk mencerna kolagen.

HCl
HCl dalam lambung membantu menesuaikan pH lambung agar pepsin dapat bekerja
makasimal.

Tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidase


Tripsin, kimotripsin dan karboksi polipeptidase dihasilkan oleh pankreas yang
melanjutkan peranan pepsin dan memecah protein menjadi lebih kecil lagi. Umunya saat
meninggalkan lambung, protein masih berbebentuk proteosa, pepton dan olipeptida
besar,kimotripsin dan tripsin dapat memecah protein menjadi polipeptida kecil dan
karboksipolopeptidase dapat menghasilkan asam amino dari ujung karboksil polipeptida.
Telah disebutkan semua enzim yang mempengaruhi pencernaan karbohidrat, protein
dan lemak. Selain itu terdapat juga enzim lain sepeti renin pada gaster untuk memecah
susu, dan enzim karnitin pada otot untuk memasukan asam lemak bebas hasil lipolisis ke
dalam mithondria untuk proses beta-oksidase.

Telah disebutkan diatas, bahwa pencernaan juga dipengaruhi oleh hormon-hormon.


Terdapat berbagai hormon yang berefek menghambat atau meningkatkan hormon lainya,
sehingga secara tidak langsung mempengaruhi pencernaan.

Kesimpulan
Dari scenario yang di dapat, dapat disimpulkan bahwa sitem pencernaan manusia
dipengaruhi oleh zat makanan yang di makan. Apabila porsi asupan makanan dalam kadar
seimbang akan berakibat baik pada konsumennya, namun apabila porsinya tidak seimbang
(kelebihan atau kekurangan lemak, protein, karbohidrat) akan berakibat buruk pada
konsumennya. Seperti pada scenario, mahasiswi tersebut kelebihan konsumsi makanan yang
berlemak sehingga terjadi penimbunan lemak yang sulit dicerna tubuh dan menjadi obesitas
(kelebihan berat badan). Hipotesis diterima.

Daftar Pustaka
1. Sloane, E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC. 2004
2. Mulut. http://yayanajuz.blogspot.com diunduh pada 11 Juli 2013.
3. Sherwood, Laura. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd Ed. Buku EGC 2001:537087.
4. Lambung. http://obat-asamlambung.net diunduh pada 12 Juli 2013.
5. Anatomi sistem digestivus. http://medicina-islamica-lg.blogspot.com diunduh pada 12
Juli 2013.
6. Anatomi sistem digestivus. http://faculty.ucc.edu.com diunduh pada 12 Juli 2013.
7. Usus besar. http://www.webmd.com/digestive-disorders/picture-of-the-colon diunduh
pada 13 Juli 2013.
8. Guyton. Fisiologi manusia. Ed 6. Jakarta : EGC. 2008.

Anda mungkin juga menyukai