Kerja Lambung pada Sistem Pencernaan dan Enzim-Enzim yang Berperan
pada Sistem Pencernaan Manusia Ega Farhatu Jannah (102012277)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat farhatujannahega@yahoo.com
Latar Belakang System pencernaan merupakan pintu gerbang masuknya zat makanan, vitamin, mineral dan cairan kedalam tubuh. Protein, lemak, dan karbohidrat kompleks diuraikan menjadi unit-unit yang dapat diserap terutama di usus halus. Hasil pencernaan vitamin, mineral, air menembus mukosa dan masuk dalam limfe atau darah. Jadi system pencernaan sangat penting bagi makhluk hidup baik manusia ataupun hewan, tanpa system pencernaan manusia bisa kelaparan bahkan meninggal. Identifikasi Istilah yang tidak Diketahui Tidak ada Rumusan Masalah 1. Mahasiswa B usia 19 tahun, merasa mual, kembung dan nyeri ulu hati. Gambaran mind map:
Hipotesis Mahasiswa B usia 19 tahun menderita penyakit lambung karena tidak pernah sarapan pagi dan selalu minum kopi. Sasaran Pembelajaran Mampu memahami stuktur makro dan mikro lambung Tinjauan Pustaka Rumusan Masalah Makro dan mikro lambung Enzim-enzim pencernaan Mekanisme pencernaan 2
Mampu memahami mekanisme pencernaan Mampu memahami enzim-enzim pencernaan
Struktur Makrokopis dan Mikrokopis Lambung Lambung merupakan suatu organ yang terletak antara esophagus dengan duodenum, terletak pada region epigastrium dan merupakan organ intraperitonel. Berbentuk menyerupai huruf J dan terdiri dari fundus, corpus dan pylorus. Memiliki 2 buah permukaan yaitu permukan anterior dan posterior serta memiliki 2 buah kurvatura yaitu mayor dan minor. Lambung memiliki dua buah orifisium yaitu orifisium kardia dan pilori. 1
Gambar 1. Lambung 2 Permukaan anterior lambung berhubungan dengan diafragma, lobus kiri dari hepar serta dinding anterior abdomen. Permukaan posterior berbatasan dengan aorta, pancreas, limpa, ginjal kiri, kelenjar supra renal serta mesokolon transversum. Suplai pembuluh darah berasal dari beberapa arteri utama yaitu: 1. A.Gastrika kiri, cabang aksis coeliacus berjalan sepanjang kurvatura minor. 2. A.Gastrika kanan, cabang a.hepatica, beranastomose dengan a.gastrika kiri. 3. A.Gastroepiploika kanan, cabang a.gastroduodenal yang merupakan cabang a.hepatica, memperdarahi lambung yang berjalan pada kurvatura mayor. 4. A.Gastroepiploika kiri, cabang a.lienalis dan beranastomosis dengan a. gastroepploika kanan. 5. Pada fundus terdapat a. gastrika brevis, cabang dari arteri lienalis. 1
Aliran vena lambung mengikuti nama dari arteri arteri yang memperdarahi lambung dan aliran vena lambung akan menuju ke vena porta. Aliran limfe lambung juga mengikuti daerah daerah yang diperdarahi arteri arteri lambung. Pada daerah yang diperdarahi cabang arteri lienalis maka aliran limfe akan bermuara ke hilus lienalis, sedangkan pada sepanjang arteri gastrika kiri akan 3
bermuara ke limfe sekitar aksis coeliakus. Daerah kurvatura mayor akan bermuara ke limfe nodus subpilorik yang selanjutnya bermuara ke limfe nodus coeliacus. Lambung mendapatkan innervasi dari nervus vagus, baik nervus vagus anterior dan posterior masuk kedalam cavum abdominalis melalui hiatus esophagus. Vagus anterior akan menginervasi bagian lambung di sepanjang kurvatura minor dan permukaan anterior lambung. 1 Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pit atau foveola gastric. Terdapat 3 daerah gaster yaitu daerah cardia, fundus serta pylorus. 3
Gambar 2. dinding lambung 3
Mekanisme Pencernaan Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Manusia menggunakan molekul- molekul organic yang terkandung dalam makanan dan O 2 untuk menghasilkan energi. Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang siap diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel. 4 Secara umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar, yaitu: 1. Motilitas Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah 4
yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus terdapat dua jenis dasar motilitas pencernaan: a. Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi saluran pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan propulsif bergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan. b. Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan dengan getah pencernaan. Kedua, mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan. 4
2. Sekresi Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar- kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan (misalnya enzim, garam empedu, dan mukus). Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf dan hormon sesuai. 3. Pencernaan Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjad struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim. Manusia mengonsumsi tiga komponen makanan utama, yaitu: a. Karbohidrat. Kebanyakan makanan yang kita makan adalah karbohidrat dalam bentuk polisakarida, misalnya tepung kanji , daging (glikogen), atau tumbuhan (selulosa) .Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa. 4
b. Protein. Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Protein akan diuraikan menjadi asam amino serta beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap dalam saluran pencernaan. 4
c. Lemak.Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk akhir pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak. Proses pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan menambahkan H 2 O di tempat ikatan, lalu enzim akan memutuskan ikatan tersebut sehinggan molekul-molekul kecil menjadi bebas. 4
4. Penyerapan Proses penyerapan dilakukan di usus halus. Proses penyerapan memindahkan molekul- molekul dan vitamin yang dihasilkan setelah proses pencernaan berhenti dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. Saluran pencernaan (traktus digestivus) merupakan saluran dengan panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan melalui bagian tengaj tubuh menuju ke anus. Pengaturan fungsi saluran pencernaan bersifat kompleks dan sinergistik. 4 5
Terdapat empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:
1. Fungsi otonom otot polos 2. Pleksus saraf intrinsik 3. Saraf ekstrinsik 4. Hormon saluran pencernaan
Proses Pencernaan
Gambar 3. System pencernaan 5 Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses mestikasi (mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan yang dilakukan oleh gigi. Tujuan mengunyah adalah menggiling dan memecah makanan, mencampur makanan dengan air liur dan merangsang papil pengecap. Ketika merangsang papil pengecap maka akan menimbulkan sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi saliva. 6 Di dalam saliva terkandung protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi saliva dalam proses pencernaan adalah:
1. Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase. 2. Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan dengan adanya mukus sebagai pelumas. 3. Memiliki efek antibakteri oleh lisozim. 4. Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap. 6
5. Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies. Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika bolus di dorong oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan secara refleks akan mengaktifkan otot-otot yang berperan dalam proses menelan. 4,6
Tahap menelan dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolusdiarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang berhubungan dengan faring. 2. Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik primer yang mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik untuk mencapai ujung esofagus. Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung terjadi proses motilita. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu: 1. Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml sedangkan lambung dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter 2. Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus lambung, makanan yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya pencampuran. Makanan secara bertahap akan disalurkan dari korpus ke antrum. 3. Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Dengan gerakan retropulsi menyebankan kimus bercampur dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di antrum akan mendorong kimus menuju sfingter pilorus. 4. Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum menyebabkan juga gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. 6
Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung. Beberapa sekret lambung diantaranya: a. HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi HCL dalam proses pencernaan yaitu: 1. Mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin dan membentuk lingkungan asam untuk aktivitas pepsin. 2. Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat 3. Bersama dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam makanan. b. Pepsinogen: pada saat di ekresikan ke dalam lambiung, pepsinogen mengalami penguraian oleh HCL menjadi bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan protein untuk 7
menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena fungsinya memecah protein, maka peptin dalam lambung harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif (pepsinogen) agar tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk. c. Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa cedera pada mukosa lambung. d. Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B 12 . vitamin B 12 penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin B 12 tidak dapat diserap. e. Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang mensekresikan gastrin. 4,6
Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring dengan mengalirnya makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi pencernaan karbohidrat dan mulai tejadi pencernaan protein. Makanan tidak diserap di lambung. Zat yang diserap di lambung adalah etil alkohol dan aspirin.
Makanan selanjutnya memasuki usus halus. Usus halus merupakan tempat berlangsungnya pencernaan dan penyerapan. Usus halus di bagi menjadi tiga segmen, yaitu:
1. Duodenum (20 cm/ 8 inci): pencernaan di lumen duodenum di bantu oleh enzim-enzim pankreas. Garam-garam empedu mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak. 2. Jejenum (2,5 m/ 8 kaki) 3. Ileum (3,6 m/12 kaki) Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup: 1. Segmentasi: merupakan proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi segmental mendorong kimus ke depan dan ke belakang. Kimus akan berjalan ke depan karena frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus halus. Kecepatan segmentasi di duodenum adalah 12 kontraksi/menit, sedangkan kecepatan segmentasi di ileum adalah 9 kontraksi/menit. Segmentasi lebih sering terjadi di bagian awal usus halus daripada di bagian akhir, maka lebih banyak kimus yang terdorong ke depan daripada ke belakang. Akibatnya, kimussecara perlahan bergerak maju ke bagian belakang usus halus dan selama proses ini kimus mengalami proses maju mundur sehingga terjadi pencampuran dan penyerapan yang optimal. 2. Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap maka proses segmentasi akan berhenti dan digantikan oleh komplek motilitas migratif yang akan menyapu bersih usus diantara waktu makan. 6
Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut sukus enterikus ke dalam lumen yang fungsiny ayaitu mukus menghasilkan proteksi dan limbrikasi dan sekresi encer ini menghasilkan H 2 O untuk ikut serta dalam pencernaan makanan secara enzimatik. 8
Proses pencernaan di usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas. Dalam keadaan normal, semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejenum. 4 Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml kimus dari usus halus setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna, komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk dieliminasi merupakan feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan feses sebelum defekasi. Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan oleh sfingter anus internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (terdiri dari otot rangka) juga melemas maka akan terjadi defekasi. Peregangan awal di dinding rektum menimbulkan rasa ingin buang air besar. Ketika terjaid defekasi biasanya dibantu oleh mengejan volunter yang melibatkan kontraksi simultan otot-otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi tertutup sehingga meningkatkan tekanan intra-abdomen. 4
Pencernaan Makanan Pencernaan adalah proses penguraian makanan dari struktur yang lebih kompleks diubah menjadi satuan yang lebih kecil yang dapat dicerna oleh enzim-enzim lalu diserap dalam system pencernaan. Manusia mengkonsumsi 3 kategori makanan kaya energy yaitu karbohidrotat, protein dan lemak. 1. Karbohidrat Karbohidrat utama dalam makanan adalah polisakarida, disakarida dan monosakarida. Zat tepung (polimer glukosa) dan derivatnya merupakan satu-satunya poliskarida yang dicerna dalam saluran cerna manusia. Dimulut, zat tepung dicerna oleh a-amilase saliva. Namun pH optimal enzim ini adalah 6,7 sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang bersifat asam yang keluar saat makanan masuk ke lambung. Di usus halus, a-amilase saliva dan pancreas juga bekerja pada polisakarida di dalam makanan. 7
Karbohidrat / disakarida diubah menjadi monosakarida Polisakarida amilase glukosa + glukosa Disakarida : Sukrosa sukrase glukosa + fruktosa Laktosa laktase glukosa + galaktosa 2. Protein Pencernaan protein dimulai didalam lambung, tempat menguraikan beberapa ikatan peptide. Seperti banyak enzim lain yang berperan mencerna protein, pepsin disekresi dalam 9
bentuk precursor inaktif (proenzim) dan diaktifkan dalam saluran cerna. Precursor pepsin disebut pepsinogen dan diaktifkan oleh asam hidoklorida lambung. Mukosa lambung manusia mengandung sejumlah pepsinogen yang saling berhubungan, yang dapat dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda secara histoimunokimia, yaitu pepsinogen I dan pepsinogen II. Pepsinogen I hanya ditemukan didaerah yang mensekresi asam, sedangkan pepsinogen II ditemukan di daerah pylorus. Sekresi asam secara maksimal berkolerasi dengan kadar pepsinogen I. 7 Pepsin menghidrolisis ikatan antara asam amino aromatic seperti fenialalanin atau tirosin dan asam amino kedua sehingga hasil pencernaan pepsin adalah polipeptida dengan berbagai ukuran. Gelatinase yang mencairkan gelatin juga ditemukan di lambung. Kimosin yakni enzim lambung penggumpal susu yang juga dikenal sebagai rennin, ditemukan dalam lambung hewan muda, tetapi mungkin tidak dijumpai pada manusia. 7 Karena pH optimum pepsin adalah 1,6-3,2 kerja enzim ini terhenti bila isi lambung bercampur dengan getah pancreas yang alkalis di duodenum dan jejunum. PH isi usus halus dibagian superior duodenum adalah 2-4, tetapi pada bagian lainnya sekitar 6,5. Di usus halus polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteilitik kuat yang berasal dari pancreas dan mukosa usus halus. Tripsin, kimotripsin dan elatase bekerja pada ikatan polipeptida inferior di molekul-molekul peptide disebut endopeptidase. Karbosipeptidase pancreas merupakan eksopeptidase yang melisis asam amino diujung karboksil dan amino polipeptida. Beberapa asam amino bebas dilepaskan dalam lumen usus halus, tetapi asam amino lainnya dilepaskan pada permukaan sel oleh aminopeptidase, karboksipeptidase, endopeptidase dan dipeptidase di brush border sel mukosa. Beberapa dipeptida dan tripeptida diangkut secara aktif kedalam sel usus halus dan dihidrolisis oleh peptidase intrasel dan asam-asam aminonya memasuki darah. Jadi, pencernaan akhir asam amino terjadi di tiga tempat yaitu lumen usus halus, brush border dan sitoplasma sel mukosa. 7
3. Lemak Lemak sebagian besar merupakan lemak netral (trigliserida) yang tersusun atas molekul gliserol, dan 3 molekul asam lemak. Sekresi berbagai jenis enzim lipase dan asam empedu untuk: a. Emulsifikasi b. Hidrolisis enzimatik c. Pelarutan (solubilisasi) hasil lipolisis di dalam garam empedu Pencernaan lemak sudah mulai terjadi di mulut dan lambung oleh enzim lipase ludah dan lipase lambung. Lipase ludah dihasilkan oleh kelenjar Ebner di pemurkaan dorsal lidah. Lipase ludah berfungsi untuk hidrolisa asam lemak, proses emulsifikasi dan membantu kerja lipase pankreas. Lipase lambung berfungsi untuk hidrolisa asam lemak dan gliserol. Namun demikian 10
proses digesti lemak dalam mulut dan lambung sangat kecil jumlahnya. Tetapi bila pankreas mengalami gangguan fungsi, aktifitas lipase ludah dan lambung akan meningkat. Digesti lemak sebagian besar terjadi di usus halus yaitu di duodenum oleh enzim lipase pankreas.Enzim ini melakukan hidrolisa semua trigliserida hanya dalam waktu beberapa menit. Sel epitel usus halus juga menghasilkan lipase enterik dalam jumlah kecil. Aktifitas enzim lipase pankreas mencapai puncaknya pada pH 8.0. pH yang lebih rendah dari 3.0 akan merusak enzim ini. 4 Tahap pertama dari digesti lemak ialah memecahkan globulus lemak kedalam ukuran yang lebih kecil sehingga enzim-enzim lipolitik yang larut dalam air dapat bekerja pada permukaan globulus. Proses ini disebut sebagai proses emulsifikasi lemak, yang berlangsung di bawah pengaruh empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu tidak mengandung enzim pencernaan tetapi mengandung garam empedu dan lesitin-fosfolipid yang sangat penting untuk emulsifikasi lemak. Bila garam empedu di dalam usus meningkat, lemak dan garam empedu secara spontan membentuk micelles yang merupakan globulus dengan ukuran 3- 6 nm yang terdiri dari molekul garam empedu dan molekul lemak yang terutama asam lemak, monogliserida, dan kholesterol. Pembentukan micelles akan melarutkan lemak yang selanjutnya memungkinkan lemak tersebut di absorbsi melalui sel epitel usus halus. Setelah melewati epitel usus halus , monogliserida dan asam lemak akan diproses oleh retikulum endoplasmik halus ,yang kemudiannya akan dirubah menjadi molekul trigliserida yang baru dan ditransportasi ke dalam limpe chylomicrons dan mengalir melalui duktus thoracikus limpatikus dan selanjutnya ke sirkulasi darah. 4
Enzim- Enzim Pencernaan Pemecahan makanan secara mekanis, yang terutama berlangsung dalam mulut dan lambung (tembolok) disertai atau diikuti oleh pemecahan kimiawi nutrien- nutrien oleh katalis-katalis yang disebut enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim itu terutama terlibat dalam reaksi-reaksi hidrolisis: Polisakarida [C 6 H 10 O 5 ] x + x(H 2 O) -> x(C 6 H 12 O 6 ) Protein + H 2 O -> asam-asam amino Lipid + H 2 O -> asam-asam lemak + gliserol Enzim-enzim yang bekerja dalam pengolahan pati secara tradisional disebut amilase, walaupun istilah yang lebih luas bagi enzim-enzim bekerja dalam pengolahan polisakarida, oligosakarida, trisakarida, dan lain-lain disebut karbohidrase. Enzim-enzim yang bekerja dalam pengolahan protein disebut protease. Hidrolisis protein dikenal sebagai proteolisis. Hidrolisis lemak- lemak netral (suatu tipe utama lipid yang diambil ke dalam saluran pencernaan) disebut lipolisis. Pencernaan tidak berlangsung sekaligus. Alih-alih mungkin ada banyak langkah dan serangkaian enzim yang berperan serta dalam masing-masing degradasi utama. 8 11
Seperti yang ditunjukan dalam Tabel 16.1, kelompok-kelompok enzim pencernaan utama berasal dari pankreas dan usus halus. Pencernaan mekanis dan penyimpanan makanan terjadi di mulut dan lambung, namun pencernaan secara kimiawi hanya terjadi sedikit pada organ-organ tersebut. Pencernaan protein hampir sepenuhnya tergantung pada enzim-enzim proteolitik yang dihasilkan di pankreas dan dikirim ke duodenum melalui saluran pankreas. Ingatlah bahwa tripsin dan kimotripsin dibentuk sebagai zimogen-zimogen tak aktif (tripsinogen dan kimotripsinogen), yang diaktivasi melalui pemotongan sedikit bagian peptida tersebut. Enterokinase dan tripsin sendiri berperan dalam konversi-konversi tersebut.
Tabel 1. Enzim-enzim pencernaan 9 Pepsin, suatu enzim proteolitik yang ditemukan dalam lambung, juga disekresikan sebagai pepsinogen yang tak aktif, dan dikonversi menjadi pepsin aktif oleh pepsin dalam jumlah kecil yang sudah ada dalam lambung (suatu contoh autokatalisis). 6,8 Degadrasi sempurna protein melibatkan interaksi yang luar biasa kompleks dari berbagai enzim. Pepsin, tripsin, dan kimotripsin merupakan endopeptidase, yaitu enzim-enzim yang menghidrolisis ikatan-ikatan peptide di bagian interior rantai-rantai polipeptida yang panjang. Jika bekerja secara individual, produk-produk akhir dari masing-masing enzim adalah peptida-peptida yang panjangnya sedang; sedangkan bila bekerja bersama-sama, efek enzim-enzim tersebut menghasilkan oligopeptida (molekul-molekul rantai pendek). Perbedaan antara ketiga enzim itu adalah dalam hal spesifisitas dan sisi asam amino (karboksil atau amino) yang dihidrolisis. Tripsin cenderung menyerang ikatan peptida di sisi karboksil asam amino lisin dan arginin, sedangkan kimotripsin bersifat spesifik bagi ikatan di sisi karboksil tirosin, fenilalanin, atau triptofan. Pepsin, 12
yang sebagai suatu agen proteolitik tidak seefektif tripsin atau kimotripsin, bersifat spesifik bagi ikatan di sisi amino tirosin dan fenilalanin. Ketiga endopeptidase yang berbeda itu mampu menghasilkan fragmen-fragmen peptida yang lebih pendek dari berbagai polipeptida rantai panjang. 8 Eksopeptidase adalah enzim-enzim yang bekerja pada ujung-ujung fragmen peptida dengan panjang berapa pun. Eksopeptidase memotong asam amino terakhir dengan cara memutuskan ikatan peptida terminal. Eksopeptidase pada dasarnya terdiri atas dua tipe: Karboksipeptidase, yang disintesis di pankreas dan bekerja pada ikatan-ikatan peptida terminal di ujung karboksil bebas rantai peptida tersebut, dan aminopeptidase, yang disintesis di usus halus dan bekerja pada ikatan-ikatan peptida di ujung amino bebas rantai peptida. 6 Efek dari kedua tipe eksopeptidase itu berlangsung dalam usus halus. Sebagai tambahan bagi asam-asam amino yang dihasilkan oleh eksopeptidase, asam-asam amino tunggal juga dihasilkan oleh kerja berbagai dipeptidase, yang menghidrolisis dipeptida-dipeptida yang terbentuk dalam usus sebagai akibat kerja gabungan endopeptidase-endopeptidase. Terdapat sejumlah dipeptidase yang berbeda, dan masing-masing memiliki afinitas terhadap dipeptida-dipeptida tertentu. 6 Walaupun pencernaan pati dimulai dengan kerja ptialin dalam saliva, pencernaan pati dalam jumlah besar berlangsung di usus halus. Amilase pankreas disekresikan ke dalam duodenum. Di situ, amilase pankreas mendegradasi pati menjadi maltosa disakarida. Gula rangkap dua itu lalu dihidrolisis menjadi molekul-molekul tunggal glukosa melalui enzim maltase. Mirip dengan itu, sukrosa dikonversi menjadi monosakarida glukosa dan fruktosa oleh enzim sukrase, sedangkan laktosa dikonversi menjadi glukosa dan galaktosa oleh laktase. 6,8 Agen primer pencernaan lemak adalah enzim lipase, yang disekresikan oleh pankreas. Lipase memecah molekul-molekul lemak menjadi gliserol dan asam-asam lemak. Kerjanya dibantu oleh empedu yang mengemulsifikasi (melarutkan) lemak menjadi globula-globula berukuran lebih kecil, dan karenanya meningkatkan luas permukaan yang dapat diserang oleh lipase. Empedu juga membantu menetralkan asam hidroklorat yang memasuki usus halus dari lambung. 8 Empedu dibentuk dalam hati sebagai bagian dari pemecahan sel-sel darah merah, yang mengakhiri hidupnya setelah terbentuk 90-120 hari. Empedu merupakan cairan yang mengandung garam-garam kompleks, pigmen, dan sejumlah steroid. Walaupun dihasilkan dalam hati, empedu disimpan dalam kantung empedu. Saat pencernaan, empedu dikeluarkan dari kantung empedu melalui saluran empedu bersama (common bile duct), yang merupakan gabungan saluran hepatik dari hati dan saluran sistik kantung empedu, menuju duodenum. 8 Enzim dilepaskan hanya bila diperlukan. Koordinasi pelepasan enzim demi efisiensi pencernaan dikontrol oleh semua saraf otonom dan berbagai hormon yang biasanya dihasilkan dalam saluran pencernaan. Batang saraf utama yang mempengaruhi respons-respons pencernaan (kontraksi 13
otot organ-organ pencernaan dan pelepasan enzim) adalah nervus vagus dari sistem saraf parasimpatik. 6
Kesimpulan System pencernaan sangat penting bagi tubuh makhluk hidup baik hewan maupun manusia. Tanpa system ini manusia sulit untuk menerima makanan untuk tubuhnya. Proses masuknya makanan diawali dari pemasukan dari mulut lalu ke faring yang merupakan jalur bersama untuk saluran pencernaan dan pernapasan manusia, lalu diteruskan ke esophagus yang hanya sebagai saluran lalu menuju lambung yang merupakan tempat pencernaan makanan diteruskan ke usus halus untuk pencernaan dan penyerapan makana yang memiliki tiga bagian yaitu duodenum, jejunum serta ileum, kemudian ke usus besar dan makanan yang tidak dapat dicerna dan diserap akan dibuang melalui anus bersama feses. Pencernaan adalah proses penguraian makanan dari struktur yang lebih kompleks diubah menjadi satuan yang lebih kecil yang dapat dicerna oleh enzim-enzim lalu diserap dalam system pencernaan. Manusia mengkonsumsi 3 kategori makanan kaya energy yaitu karbohidrotat, protein dan lemak. Pemecahan makanan secara mekanis, yang terutama berlangsung dalam mulut dan lambung (tembolok) disertai atau diikuti oleh pemecahan kimiawi nutrien- nutrien oleh katalis-katalis yang disebut enzim-enzim pencernaan. Dan bila kita dalam kondisi lapar namun tidak ada makanan yang masuk dalam sistem pencernaan, sehingga tidak ada makanan yang dapat dicerna lambung dan diserap oleh usus halus, hal itu menimbulkan lapar, dan apabila hal itu terjadi dalam jangka waktu yang panjang dapat menimbulkan penyakit lambung seperti maag. Jadi hipotesis kelompok diterima.
14
Daftar Pustaka 1. Widjaja, Hardi. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2009.h.70-88. 2. Gambar lambung diunduh dari: http://diannurdiana28.files.wordpress.com /2009/12/news_958.jpg 3. Genneser Finn. Atlas berwarna histology. Batam: Binarupa Aksara; 2007.h.111. 4. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2001.h.537-89. 5. Gambar saluran pencernaan diunduh dari http://2.bp.blogspot.com/_e-mPA_6ZQyg/Rr1Q- 0ITI1I/AAAAAAAADC4/AJyruSEll4Q/s400/norm_cor1.jpg 6. Marks, Dawn B. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC;2000.h.481-90. 7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.485-96 8. Anonim A. Premedical science in homeostatic setting. Praktikum biokimia pencernaan, 2nd Ed. Surakarta : UMS;2009.p.176-182. 9. Table enzim-enzim pencernaan diunduh dari http://www.siumed.edu/~dking2 /crr/images/CR020.jpg