Anda di halaman 1dari 5

Layout dan Desain Personal DataCenter ( Server Room )

Penulis Artikel : Nathan Gusti Ryan


Berikut ini saya sharing Layout dan Desain Personal DataCenter ( Server Room ),
semoga bermanfaat bagi rekan-rekan yang akan membangun Data Center Personal di
perusahaan masing-masing. Desain Personal DataCenter ( Server Room ) ini mengacu pada
Standar ANSI/BICSI-002-2011. Desain ini adalah sekedar contoh saja yang kebetulan
memang merupakan salah satu project yang saya kerjakan di bulan April 2012 ini.
Setidaknya sharing saya ini bisa menjadi inspirasi untuk di kembangkan lagi sesuai
kebutuhan masing-masing
ANSI/BICSI-002-2011 adalah Standar Desain dan Best Practices Implementasi Data
Center.
Dan artikel ini untuk melengkapi artikel yang telah saya buat sebelumnya :
http://thinkxfree.wordpress.com/2010/02/09/panduan-disaster-recovery-plan-drp/

Ruang Lingkup ANSI/BICSI-002-2011 :


Penerapan terbaik dan penerapan metode standart.
Melengkapi standar DataCenter yang lain. Seperti :
- TIA
- CENELEC
- ISO / IEC
- AS / NZS
Tujuan utama dari ANSI/BICSI-002-2011 adalah sebagai standarisasi persyaratan
installasi Data Center dan sebagai panduan / pedoman implementasi desain DataCenter
tersebut.
Penggunaan Standar ANSI/BICSI-002-2011 adalah sebagai pendamping atau sinergi
dalam hubungannya dengan standar infrastruktur telekomunikasi yang sudah ada. Seperti :
- ANSI/TIA-942
- AS / NZS 2834-1995 Komputer Akomodasi
- CENELEC EN 50173 Seri
- CENELEC EN 50174 Seri
- ISO / IEC 24764
Yang mana standarisasi diatas dipergunakan untuk merancang jalur telekomunikasi, space
ruangan dan sistem pengkabelan untuk DataCenter.
Kategori / Kriteria ANSI/BICSI-002-2011 :
Mandatory alias syarat wajib, yaitu : kriteria yang umumnya berlaku untuk
perlindungan, administrasi kinerja dan kompatibilitas, yang menentukan persyaratan mutlak
minimum yang dapat diterima.
Advisory alias syarat yang sebaiknya di penuhi, yaitu : kriteria yang diinginkan untuk
disediakan ketika pencapaian mereka akan meningkatkan kinerja umum dari infrastruktur
data center di semua aplikasi yang dimaksudkan.

Beberapa Komponen yang sangat penting dalam membangun DataCenter adalah :


1. Perencanaan DataCenter.
2. Pemilihan Lokasi DataCenter.
3. Arsitektur / Desain DataCenter.
4. Struktural Hardware DataCenter.
5. Sistem Kelistrikan.
6. Sistem Mechanical.
7. Pengaturan Suhu dan AirFlow.
8. Proteksi Kebakaran.
9. Sistem Pengkabelan / Cabling System.
10. Security.
11. Building Otomatisasi dan Redundancy.
12. Telekomunikasi.
13. Teknologi Informasi.
14. Commissioning.
15. Pemeliharaan / Maintenance Data Center.
Jenis Klasifikasi Reliability and Availability DataCenter ( Keandalan dan
Ketersediaan DataCenter ) :
Kelas F0 : Jalur Tunggal atau Single Path DataCenter tanpa salah satu dari berikut ini :
power source / sumber daya alternatif; UPS; Grounding perangkat IT yang tepat.
Kelas F1 : Jalur Tunggal atau Single Path DataCenter.
Kelas F2 : Jalur Tunggal atau Single Path Data Center dengan Komponen Redundant.
Kelas F3 : Fasilitas / Resource DataCenter yang bisa di Maintainance bersamaan dan bisa di
Operasionalkan secara bersamaan.
Kelas F4 : Fault Tolerant DataCenter atau DataCenter yang terdiri dari beberapa lokasi yang
bisa saling mengantikan ( Fault Tolerant ).
Ketersediaan / Availability Catu Daya atau Sistem Listrik :
(1)-Kelas F0 Sasaran Availability : <99,0%
# Penjelasan Class F0 :
Mendukung persyaratan lingkungan dan energi dasar dari fungsi TI tanpa peralatan
tambahan. Modal penghindaran biaya adalah pendorong utama. Ada risiko tinggi karena
terencana dan tidak terencana downtime.
# Teknis untuk Class F0 :
Komponen redundansi: 0
Sistem redundansi: 0
Kontrol kualitas: Standar
Survivabilitas: 0
peristiwa. Tidak ada pembangkit cadangan.
(2)-Kelas F1 Sasaran Availability : <99,0%
# Penjelasan Class F1 :
Mendukung persyaratan lingkungan dan energi dasar dari fungsi perangkat IT. Ada risiko
tinggi downtime karena kegiatan yang direncanakan dan tidak direncanakan. Namun, dalam
fasilitas Kelas F1, pemeliharaan dapat dilakukan selama jam di luar acara, dan dampak
downtime relatif rendah.
# Teknis untuk Class F1 :
Komponen redundansi: 0

Sistem redundansi: 0
Kontrol kualitas: Standar
Survivabilitas: 0
(3)-Kelas F2 Sasaran Availability : <99,9%
# Penjelasan Class F2 :
Memberikan tingkat keandalan yang lebih tinggi dari itu didefinisikan di F1 Kelas untuk
mengurangi resiko downtime karena kegagalan komponen. Dalam fasilitas F2 Kelas, ada
risiko moderat downtime karena untuk kegiatan yang direncanakan dan tidak direncanakan.
Kegiatan pemeliharaan biasanya dapat dilakukan selama waktu terjadwal.
# Teknis untuk Class F2 :
Redundansi komponen: YA
(Untuk komponen kritis)
Sistem redundansi: 0
Quality control: Premium
Survivabilitas: Moderat
(4)-Kelas F3 Sasaran Availability : <99,99%
# Penjelasan Class F3 :
Memberikan keandalan tambahan dan pemeliharaan untuk mengurangi resiko downtime
karena bencana alam, manusia berbasis bencana, pemeliharaan terencana, dan kegiatan
perbaikan. Pemeliharaan dan kegiatan perbaikan biasanya akan perlu dilakukan selama
waktu produksi penuh tanpa ada kesempatan untuk operasi dibatasi.
# Teknis untuk Class F3 :
Redundansi komponen: YA
(Untuk kritis / noncritical komponen)
Sistem redundansi: Kemungkinan
Quality control: Premium
Survivabilitas: Signifikan
(5)-Kelas F4 Sasaran Availability : <99,999%
# Penjelasan Class F4 :
Menghilangkan downtime melalui penerapan semua taktik untuk menyediakan operasi yang
terus menerus terlepas dari kegiatan yang direncanakan atau tidak direncanakan. Semua
tunggal poin dikenali kegagalan dari titik koneksi pada utilitas untuk titik koneksi pada
beban kritis dieliminasi. Sistem biasanya otomatis untuk mengurangi kemungkinan
kesalahan manusia dan staff 247. Latihan keras disediakan untuk staf untuk menangani
darurat apapun. Kompartementalisasi dan toleransi kesalahan adalah persyaratan utama
untuk sebuah fasilitas F4 Kelas.
# Teknis untuk Class F4 :
- Komponen redundansi: YA
(Untuk kritis / noncritical komponen)
- Sistem redundansi: YA
(Termasuk redundansi komponen)
- Kualitas kontrol: Premium
- Survivability: tingkat tertinggi

Penetapan RANGE SUHU untuk ruang server itu tergantung kebijakan atau POLICY masingmasing. Kita harus mengacu pada mesin ( server ) yang kita gunakan, sebab masing-masing

server / tiap brand ada perbedaan. Baca Spek Teknis / datasheet dari server yang kita
punya. Kalo di tempat saya, mengunakan server IBM Power 7 ini range suhu yang di
tentukan oleh IBM adalah suhu antara 5 derajat Celcius hingga 35 derajat Celcius. Policy di
perusahaan saya Range Suhu ruang server yang ACCEPTABLE adalah antara suhu
16 derajat Celcius hingga 24 derajat Celcius ( Humidity atau kelembaban antara 30%
90% ).
Jika suhu ruang server mencapai 24 derajat Celcius maka alarm akan menyala,
selanjutnya petugas di tempat segera ambil tindakan. Alarm ini di Trigger oleh Sensor Alarm
dengan detektor suhu Otomatis. Pada saat alarm ini menyala, masih ada waktu bagi
Administrator atau Server Operator untuk segera Action ONSITE DataCenter sekitar 30
menit 60 menit sebelum suhu mencapai 30 derajat Celcius. Jadi pada kondisi suhu ini,
server harus segera di matikan atau sudah ada analisa penyebab suhu naik tersebut. Dan
sudah ada Action, apakah AC kebali beroperasi dengan NORMAL ataukah ada PROBLEM.
Jadi pastikan server kita sudah SHUTDOWN sebelum mencapai suhu 35 derajat Celcius,
sebab pada suhu ruangan 35 derajat Celcius ini server sudah mengeluarkan RED ALERT
dan bisa saja suhu Processor server sudah mencapai 90 derajat Celcius
Penentuan ketersediaan Redundancy juga sangat penting, seperti peralatan untuk :
Precision Air Conditioning, GenSet Backup Power yang sudah UP dalam 3 detik jika catu
daya utama / PLN mati, System RAID pada harddisk Server maupun Storage / SAN / NAS,
penerapan Clustering Server maupun Mirroring Server, dll
Semakin tinggi High Availability Server System yang diinginkan maka semakin
banyak Point Proteksi yang harus dilakukan berarti juga semakin besar biaya
yang harus dikeluarkan

Anda mungkin juga menyukai