Anda di halaman 1dari 29

LI 1.

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN LARUTAN DAN


CAIRAN
LO.1.1 DEFINISI
Larutan adalah sebagai campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu
macam fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak
berubah. Arti homogeny menunjukan tidak ada kecendrungan zat-zat dalam larutan
terkonsentrasi pada bagian-bagian tertentu, melainkan menyebar secara merata
diseluruh campuran. Sifat-sifat fisika zat yang dicampurkan dapat berubah atau
tidak,tetapi sifat kimianya tidak berubah. Berdasarkan daya hantar listrik larutan
dibedakan menjadi:
1. larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
a. elektrolit kuat, cirinya jika diuji dengan alat uji elektrolit lampu akan
menyala terang dan disekitar electrode banyak gelombang gas. Contoh
asam kuat, basa kuat dan garam.
b. Elektrolit lemah, yaitu jika diuji dengan alat uji elektrolit lampu
redup/mati dan disekitar electrode sedikit gelombang gelombang gas.
Contohnya asam lemah dan basa lemah.
2. Larutan non elektrolit yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.
Cirinya jika diuji dengan alat uji elektrolit lampu tidak menyala dan disekitar
electrode tidak ada gelombang gas. Glukosa, gula pasir, urea, alcohol dan
benzene.
( buku mudah dan aktif belajar kimia dan buku inti sari kimia - Tips & Trik Kilat
Menaklukkan Kimia SMA (Kelas X, XI, XII) )
Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau
gas.

LO.1.2 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN


Berdasarkan daya hantar listrik:
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,
dibedakan atas :

2.
Lar

Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang
kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah
menjadi ion-ion (alpha = 1)

a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.


b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH,
KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
b.
Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan
harga
derajat
ionisasi
sebesar:
0
<
alpha
<1
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
utan non elektrolitadalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak
berion).
a.
b.
c.
d.

Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:


Larutan urea
Larutan sukrosa
Larutan glukosa
Larutan alkohol, dsb
Berdasarkan kemampuan menyerap :
Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan
ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran
larutan
Larutan tak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan
tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu:
a. Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran
sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari
hukum Roult
b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang
menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.
Berdasarkan wujud/fasanya
Solvent

:
Solut

Larutan

No

Fasa

Contoh

Fasa

Contoh

Cair

Air

Cair

Alkohol

Spiritus

Cair

Aseton

Gas

Asetilen

Zat untuk las

Cair

Air

Padat

Garam

Larutan garam

Padat

Pd

Gas

H2

Gas oven

Padat

Cd

Cair

Hg

Amalgam gigi

Padat

Au

Padat

Ag

Sinsin

Gas

O2

Gas

He

Gas
untuk
menyelam

Gas

Udara

Cair

Minyak wangi

Spray

Gas

O2

Padat

naftalen

Kamfer

Macam-macam cairan
:
a. Cairan Intrasel
: Cairan yang terdapat didalam sel tubuh
manusia.Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% air tubuh total).
Kandungan air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel.
Contoh
: kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion
b. Cairan Ekstrasel : Cairan yang terdapat diluar sel tubuh. Cairan ekstrasel
terdiri :
Cairan intersisium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel.
Cairan intravaskuler, yang berada dalam pembuluh darah yang
merupakan bagian air dari plasma darah.
Cairan transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya
cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi.
Cairan ekstrasel berperan sebagai:
- Pengantar semua keperluan sel (nutrient,oksigen,berbagai ion, dan
regulator hormon)
- Pengangkut C O2 , sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang
telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
Contoh : Na sebagai kation, klorida sebagai anion
fungsi larutan dan cairan
Fungsi Larutan :
Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara
solut(zat yang dilarutkan) dan solvent(zat pelarut)
Fungsi Cairan :
a. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
b. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini
disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh.
Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

c. Membuang racun dan sisa makanan


Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan
racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui
keringat, air seni, dan pernafasan.
d. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan
air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan
elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
e. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang
cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar
karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar
dengan lancar.
f. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa
karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita
menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun
dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
g. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot
tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu,
perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir
resiko kejang otot dan kelelahan.
h. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang
memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a. Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan,
temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat
kimia yang bersangkutan akan turun.
b. Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari
campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang
bersangkutan akan naik.
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

A. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang
dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi
(masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali
konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
B. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut
dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain,
larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat
dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil
konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
C. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung
lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau
dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga
terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi
ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas cairan, persentasenya dapat
berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi
usia<1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1
tahunmengandung air sebanyak 70-75%. Seiring dengan pertumbuhan seseorang
persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada lakilakidewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.

LO.1.3 FAKTOR YG MEMPENGARUHI LARUTAN


LI 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KESEIMBANGAN
CAIRAN DALAM TUBUH
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Komponen
tunggal terbesar dari tubuh adalah air. Air adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalam
tubuh baik dalam bentuk suspensi maupun larutan.

LO.2.1 KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH


Seluruh cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen utama yaitu :
1. Cairan Intrasel
Volume cairan intrasel sebesar 60% dari cairan tubuh total atau sebesar 36%
dari berat badan orang dewasa. Persentase volume cairan intrasel pada anakanak lebih sedikit dari pada orang dewasa. Kation yang penting di dalam
cairan intrasel adalah Kalium dan anion utamanya adalah Pospat.
Peranan cairan intrasel:
Dalam proses replikasi
Mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel
2. Cairan ekstrasel
Volume cairan ekstrasel sebesar 40% dari cairan tubuh total atau sekitar 24%
berat badan orang dewasa. Kation utama dalam cairan ekstrasel adalah
Natrium sedangkan anion utamanya adalah klorida.
Peranan cairan ekstrasel :
Pengantar semua keperluan sel (nutrien, O2, regulator hormon)
Pengangkut CO2, sisa metabolisme dan bahan toksik.
Cairan ekstrasel dibagi menjadi 3 kompartemen :

Cairan interstitium : cairan yang berada di antara sel-sel sebesar


30% dari cairan tubuh total atau 18% dari berat badan orang
dewasa.
Cairan intravaskular : yang berada di dalam pembuluh darah
sebesar 10% dari cairan tubuh total atau sekitar 6% dari berat
badan orang dewasa
Cairan transelular : yang berada di dalam rongga-rongga khusus
seperti caran otak, cairan sendir dan cairan gastriontestinal.

LO.2.2 SUMBER OUTPUT DAN INPUT AIR


Intake (Range)

Output (range)

AIR (ml)
Air minum
= 1600
Air dalam makanan = 700
Air hasil oksidasi = 300

1.Urine
2.Feces
3.Kulit
4.Paru-paru

= 1500
= 200
= 500
= 300

TOTAL

TOTAL

= 2500

= 2500

LO.2.3 MEKANISME KESEIMBANGAN


Distribusi antara cairan intraselular dan ekstraselular ditentukan oleh factorfaktor fisik.Pemeliharan volume cairan intraselular dipengaruhi oleh factor-faktor
yang mengatur konsentrasi solute dalam sel dan oleh cairan ekstraselular.Volume
cairan intraselular dipertahankan relative konstan oleh daya osmotic yang bekerja
menembus membrane sel yang bebas dilewati air. Pemeliharaan daya daya ini
tergantung pada transport aktif kalium kedalam sel dan natrium ke luar sel dengan
suatu proses yang menggunakan energy, meskipun tidak ada bukti yang menunjukan
adanya transport aktif atau sekresi air. Peningkatan osmolalitas ekstraselular
(misalnya akibat beban natrium) mengakibatkan penurunan air sel. Sebaliknya,
intoksikasi air menurunkan osmolalitas ekstraselular dan mengakibatkan peningkatan
volume sel. Gangguan fungsi sel juga dapat meningkatkan kandungan cairan sel.
Pemeliharaan volume cairan ekstraselular sangat penting untuk
mempertahankan volume plasma normal.Jumlah cairan dalam volume plasma (yaitu
air plasma) dipertahankan dalam keadaan konstan oleh keseimbangan antara regulasi
ginjal terhadap eksresi solute dan air, dengan daya-daya onkotik pada tingkat
kapiler.Tekanan onkotik (yaitu tekanan osmotic koloid) hanya menunjukan frkasi
kecil dari tekanan osmotic total, tetapi tekanan osmotiknya dilakukan oleh molekul
yang tidak mudah menembus pori-pori kapiler, terutama albumin.Tekanan osmotic
koloid menimbulkan gradient osmotic efektif pada dinding kapiler.
Pada ujung arteriolar kapiler, efek utama tekanan hidrostatik kapiler
mengakibatkan kehilangan ultrafiltrat plasma. Pada keadaan normal, pada ujung vena
kapiler, tekanan onkotik akan mengambilkan cairan dan elektrolit dalam jumlah yang
lebih sedikit. Sisanya kembali ke ruang vaskuler melalui system limfatik.
Penurunan konsentrasi protein, seperti pada sindroma nenfrotik, dapat
mengakibatkan penurunan volume plasma dan peningkatan volume interstisial yang
ekuivalen.Perubahan ini dapat cukup mengganggu volume intravaskuler, sehingga
menurunkan laji filtrasi glomerulus dan aliran darah ke organ-organ vital lainnya.
Karena volume plasma hanya sepertiga volume cairan interstisial, penurunan volume
plasma akibat perpindahan air ke ruang interstisial mungkin secara klinis tidak
terdeteksi sebagai udem. Peningkatan permeabilitas kapiler terhadap protein, seperrti
pada udem angioneurotik dan sindroma kebocoran kapiler difus, menimbulkan
peningkatan konsentrasi protein cairan interstisial.Peningkatan ini menurunkan
tekanan
onkotik
plasma,
mengakibatkan
perpindahan
cairan
ke
interstisium.Peningkatan ini dapat terjadi menyeluruh atau terlokalisasi, tampak
sebagai bilur atau urtikaria.
Volume cairan interstisial juga dapat meningkatkan akibat peningkatan
tekanan hidrostatik pada ujung vena kapiler, seperti yang terjadi pada peningkatan
tekanan vena pada gagal jantung atau retensi natrium dan resultan hypervolemia pada
glomerulonephritis.

Ruang cairan transelular dapat meningkatkan hebat pada penyakit radang usus,
pada diare berat dini, atau pada ileus dengan tingkat cairan multiple.

LI 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN


KESEIMBANGAN TUBUH (DEHIDRASI)
LO.3.1 DEFINISI

GANGGUAN

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat dapat berupa hilang
nya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilang nya air dalam
jumlah yang sama ( dehidrasi isotonic) atau hilang nya natrium lebih banyak dari air
(dehidrasi hipotonik)
( buku ajar ilmu penyakit dalam jild 1 edisi V)

LO.3.2 PENYEBAB
LO.3.3 DERAJAT
Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya, yaitu :
1. Dehidrasi ringan
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan mencapai 5% berat badan.
2. Dehidrasi sedang
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan diantara 5-10% berat badan.
3. Dehidrasi berat
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.

LO.3.4 GEJALA (MANIFESTASI KLINIS)

faktor yang menyebabkan dehidrasi


Aktivitas
Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh
melalui keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas.
Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan
cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap
tahun karena dehidrasi akibat diare.
Usia . Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun
Muntah.Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit
untukmenggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.
Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi
lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu
tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama
sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi
dehidrasi.
Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing
manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui
kencing sehingga penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk
kencing.
Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat
keluarnya cairan berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.

Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu
sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.
Gastroenteritis. Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi. Jika disertai
muntah dan diare, dehidrasi akan semakin mudah terjadi.
Stomatitis. Nyeri dapat membatasi asupan oral.
Diabetic ketoasidosis (DKA). Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik.
Penurunan berat badan disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan dan
katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis
yang buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif.
Demam penyakit. Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water
dan dapat mempengaruhi nafsu makan.
Pharyngitis. Ini dapat mengurangi asupan oral.
Congenital adrenal hiperplasia. berhubungan dengan hipoglikemia,
hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia.
Heat stroke. Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan status mental dapat
terjadi.
Cystic Fibrosis. mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat,
menempatkan pasien pada risiko hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi
parah.
Diabetes insipidus. output urin yang berlebihan yang sangat encer dapat
mengakibatkan kerugian besar air bebas dan hipernatremia.
Tirotoksikosis. Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat.
Diare terjadi

Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain :


1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan
2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan
yang keluar. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.
Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk ke kondisi
selanjutnya yaitu :
1. Mulut kering.
2. Berkurangnya air mata.
3. Berkurangnya keringat.
4. Kekakuan otot.
5. Mual dan muntah.
6. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.
Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya
berupa gelisah dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi
maka akan sangat sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.

Tanda dan Gejala Dehidrasi

Dehidrasi

Dehidrasi Berat

Ringan
Kehilangan
badan (%)

Sedang

berat 3-5

6-9

10 atau lebih

Haus,sadar,
hipotensi postural

Biasanya
sadar;ektremitas
dingin,lembab,sianotik,kulit
jari
tangan
dan
kaki
berkerut;kejang otot

Kondisi umum

Haus,sadar,
gelisah

Nadi radial

Kecepatan dan Cepat dan lemah


tekanan normal

Respirasi

Normal

Dalam, mungkin Dalam dan cepat


cepat

Fontanella anterior

Normal

Cekung

Tekanan
sistolik

darah Normal

Cepat, sangat lemah,kadang


tidak teraba

Sangat cekung

Normal
atau Rendah,
rendah: hipotensi terukur
ortostatik

mungkin

Elastisitas kulit

Cubitan
kembali

Mata

Normal

Cekung

Air mata

Ada

Tidakada
berkurang

Keluaran kencing

Normal

Jumlah berkurang Anuria/oliguria berat


dan pekat

tidak

segera Cubitan kembali Cubitan tidak segera kembali


perlahan
Sangat cekung
atau Tidak ada

Gejala dehidrasi pada usia lanjut


Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan
turgordan mata cekung sering tidak jelas.
Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan
berat badan akut lebih dari 3%.

Tanda klinis obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi


kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik.
Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI-RSCM :
a. Ditemukan aksila lembab/basah,
b. Suhu tubuh meningkat dari suhu basal,
c. Diuresis berkurang,
d. Berat jenis (bj) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa
adanya glukosuria dan proteinuria),
e. Rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan
16,9 (tanpaadanya perdarahan aktif saluran cerna) maka
kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%.
Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat
obat sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada
kondisi overload (gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan
hipertensi portal, penyakit ginjal kronik stadium terminal, sindrom
nefrotik).

LO.3.5 PENATALAKSANAAN

Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan.


Penggantian cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka
dilakukan pemasukan cairan melalui infus. Tapi yang utama disini adalah
penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman.
Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi
pasien berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi
dapat dilihat dari produksi kencing.
Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit
yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain
lain.

Dehidrasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :


1. Lingkungan. Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat
mungkin untuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadwal
kegiatan atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan
melakukan aktifitas berlebihan pada siang hari.
2. Olahraga. Orang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas harus
minum lebih banyak cairan.
3. Umur. Umur muda dan tua sama beresikonya untuk mengalami dehidrasi.
Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan
tertangani dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.
www.blogdokter.net/2009/06/20/dehidrasi/

LI 4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN LARUTAN PADAT


CAIR
LO.4.1 DEFINISI
Larutan padat cair adalah campuran heterogen antara padat dan cair.

LO.4.2 SIFAT DAN FAKTOR


sifat-sifat larutan padat cair
a. Senyawa yang terdiri dari kation berikut umumnya mudah larut dalam air,
yaitu : Li+, Na+, K+, NH4+
b. Senyawa yang terdiri dari anion berikut umumnya mudah larut dalam air,
yaitu : NO3-, ClO3-, CH3COO-, Cl-, Br-, I- (kecuali dengan Ag+, Pb+2,
Hg+22, SO4= ( kecuali dengan Pb+2,Sr+2,dan Ba+2)
c. Semua senyawa yang tidak terdiri dari ion-ion pada I dan II umumnya
sulit larut/tidak larut dalam air.
Faktor faktornya :
1. Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula.
Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang
nonpolar larut dalam solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid
basa (umumnya senyawa organik) larut dalam kloroform.
2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena
adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya
luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan
gliserin atau solutio petit.
3. Temperatur
- Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat
padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses
kelarutannya membutuhkan panas.
- Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan
tidak larut, zat tersebut dikatakan bersifat eksoterm, karena pada
proses kelarutannya menghasilkan panas.
Contoh : KOH dan K2SO4
Berdasarkan pengaruh ini maka beberapa sediaan farmasi tidak
boleh dipanaskan, misalnya :
a. Zat-zat yang atsiri, Contohnya : Etanol dan minyak atsiri.
b. Zat yang terurai, misalnya : natrium karbonas.
c. Saturatio
d. Senyawa-senyawa kalsium, misalnya : Aqua calsis.
4. Pengaruh tekanan pada kelarutan
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat padat dan
cair. Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas
yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding
lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial),
berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu.
Contohnya : kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika
tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali.

Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut,
misalnya HCl atau NH3 dalam air.

LI 5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MINERAL DALAM


TUBUH (Na, kl, cl)
LO.5.1 NA

Sumber : garam dapur, roti, keju, ketan, tiram, biskuit, gandum, wortel,
lobak, bayam, kol, telur, kerang.
Kadar normal : 135 mEq / L
Fungsi : kation utama dalam cairan ekstrasel, mempertahankan tekanan
osmotik, cairan tubuh, preservasi iritabilitas normal otot dan
permeabilitas sel.
Kelebihan : Hipernatremia
Kekurangan : Hiponatremia, penyakit addison, berat badan menurun.
Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg),
kulit (25 mg).
Absorpsi : mudah diserap oleh ileum, pada tubulus proksimal
(dipengaruhi oleh hormon aldosteron, norepinefrin, angiotensin II),
lengkung henle (kotranspor NaCl), dan lengkung henle (kotranspor Na
K 2 Cl).
Distribusi Natrium dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr


mEq / L
Seluruh darah
160
70
Plasma
330
143
Sel
85
37
Jaringan otot
60 160
Jaringan saraf
312
Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular. Kadarnya di
dalam tubuh diatur oleh ginjal dan dipengaruhi oleh hormon aldosteron.
Fungsinya di dalam tubuh :
Aktivitas neuromuskular
transmisi dan konduksi impuls syaraf
Cairan tubuh
- Mengatur osmolalitas vaskular
- Mengatur keseimbangan air, bila kadar natrium meningkat akan terjadi retensi
air
Selular
Pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K
keluar dari sel secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan
aktivitas neuro muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi
(aktivitas sel), tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan
terjadi repolarisasi
Aktivitas enzim

Asam basa
Mengatur keseimbangan asam basa
Nilai normalnya di darah
: 135-146 mEq/liter atau mmol/liter
Nilai normalnya di urin
: 40-220 mEq/liter/hari
Etiologi Hiponatremia
Asupan makanan
-rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L
-asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel
-anoreksia nervosa
-pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan
Keluarnya natrium dari saluran pencernaan
-muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna
-operasi saluran cerna
-bulimia
-kehilangan potassium
Keluarnya natrium dari ginjal
-gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH pengeluaran Na, Cl
dan air
-diuretik
Pengaruh hormon
- ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal cairan
ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air kadar Na berkurang
-Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison)
produksi hormon adreno-kortikal berkurang pengeluaran Na dan retensi
K
Manifestasi Klinis Hiponatremia
Manifestasi klinis hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah
natrium yang hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak
bergejala), dan gejala awal biasanya berupa mual dan muntah.
Gangguan saluran cerna : mual, muntah, diare, perut nyeri dan keram
Gangguan jantung : hipotensi
Gangguan neuromuskular : kelemahan otot
Lain-lain : kulit kering, pucat, membran mukosa kering,sakit
kepala,depresi,kejang
Hiponatremi akut
Hiponatremia akut adalah hiponatremia yang berlangsung cepat, kurang dari 48 jam.
Manifestasi klinis adalah penurunan kesadaran dan kejang. Disebut juga hiponatremi
simptomatik atau hiponatremi berat.
Hiponatremi kronik
Hiponatremi berlangsung lambat lebih dari 48 jam. Dalam hal ini tidak terjadi gejala
yang berat dimana telah terjadi proses adaptasi, gejala hanya ringan seperti lemas atau
ngantuk. Disebut juga sebagai hiponatremia asimptomatik.
TATALAKSANA HIPONATREMIA

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari sebab terjadinya hiponatremi


dengan cara :

Anamnesis (riwayat muntah, penggunaan diuretik, penggunaan manitol)


Pemeriksaan fisik (apakah disertai tanda tanda hipovolemi)
Pemeriksaan gula darah, lipid darah
Pemeriksaan osmolalitas darah
Pemeriksaan osmolalitas urin atau memeriksa BJ (berat jenis) urin (hal ini dapat
menjadi interpretasi terhadap apakah ADH meningkat atau tidak, gangguan
pemekatan)
Pemeriksaan natrium, kalium dan chlorida dalam urin untuk melihat jumlah ekskresi
elektrolit dalam urin.
Langkah selanjutnya :
Bedakan kejadian hiponatremi, akut atau kronik.
Adakah tanda atau penyakit lain yang menyertai hiponatremi perlu dikenali (deplesi
volume, dehidrasi, gagal jantung, gagal ginjal)
Pada hiponatremi akut, koreksi Na dilakukan secara cepat dengan pemberian larutan
natrium hipertonik intra vena. Kadar natrium plasma dinaikkan sebanyak 5 meq/L
dari kadar natrium awal dalam waktu 1 jam. Setelah itu, kadar natrium plasma
dinaikkan sebesar 1 meq/L setiap 1 jam sampai kadar natrium darah mencapai
130 meq/L.
Hiponatremi kronik, koreksi Na dilakukan secara perlahan yaitu sebesar 0,5 meq/L
setiap 1 jam, maksimal 10 meq/L dalam 24 jam. Natrium yang diberikan dapat
dalam bentuk natrium hipertonik intra vena atau natrium oral.
Rumus : 0,5 x Berat Badan (kg) x delta Na.
HIPERNATREMIA
Hipernatremia adalah defisit cairan relatif. Hipernatremia jarang terjadi namun
umumnya disebabkan karena resusitasi cairan dalam jumlah besar dengan larutan
NaCl 0.9% ([Na+]154mEq/l). Hipernatremia juga dijumpai pada kasus dehidrasi
dengan gangguan rasa haus misal pada kondisi kesadaran terganggu atau gangguan
mental. Selain itu juga pada penderita diabetes insipidus
ETIOLOGI :

Defisit cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi melebihi ekskresi natrium atau
asupan air yang kurang. Misalnya pada pengeluaran air melalui insensible water loss
atau keringat, osmotik diare akibat pemberian laktulose atau sorbitol, diabetes
insipidus sentral maupun nefrogenik, diuresis osmotik akibat glukosa atau manitol;
gangguan pusat rasa haus di hipotalamus akibat tumor atau gangguan vaskular.
Penambahan natrium yang melebihi jumlah cairan dalam tubuh misalnya koreksi
bikarbonat berlebihan pada metabolik asidosis.
Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel. Misalnya pada latihan olahraga yang
berat, asam laktat dalam sel meningkat sehingga osmolalitas sel juga meningkat dan
air dari ekstrasel akan masuk ke intrasel. Biasanya kadar natrium akan kembali
normal dalam waktu 5 15 menit setelah istirahat.

LO.5.2 KL

Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging
anak kerbau.
Kadar normal : 3,5 5 mEq / L
Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi
keseimbangan asam basa dan tekanan osmotik, penting untuk
metabolisme, penting dalam biosintesis protein, penting pada fungsi
saraf dan otot.
Kelebihan : hiperkalemia
Kekurangan : hipokalemia
Eksresi : dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan
aktivitas korteks adrenal. Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan
lalu difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.
Absorpsi : pada usus halus.
Dsitribusi Kalium dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Mg/dl atau 100 gr


mEq / L
Seluruh darah
200
50
Plasma
20
5
Sel
440
112
Jaringan otot
250 400
Jaringan saraf
530
Kalium (K) merupakan kation terbanyak di dalam sel tubuh, sebanyak 90 %
terdapat di cairan intrasel dan 2-3 % terdapat di cairan ekstrasel. Kadar K di dalam
sel 150 mEq dan di cairan ekstrasel 3,5 5,3 mEq.
Fungsi kalium di dalam tubuh :
Aktivitas neuromuskular
- transmisi dan konduksi impuls syaraf
- kontraksi otot rangka, otot polos dan jantung
Cairan tubuh
- mengatur osmolalitas intraselular
Selular
- pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K
keluar dari sel secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air
dan aktivitas neuro muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi
depolarisasi (aktivitas sel), tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke
dalam sel dan terjadi repolarisasi
- aktivitas enzim untuk metabolisme selular
Asam basa
mengatur keseimbangan asam basa
Etiologi Hipokalemia
Asupan makanan
- rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L
- malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang

anoreksia nervosa
alkoholisme
Keluarnya kalium dari saluran pencernaan
muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna
operasi saluran cerna, fistula saluran cerna
bulimia
Keluarnya kalium dari ginjal
fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut
diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium
hemodialisis, peritoneal dialisis
Pengaruh hormon
penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan
ekskresi kalium dan retensi natrium
stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh
penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki
efek seperti aldosteron
Gangguan fungsi selular
trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi
menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular
Redistribusi kalium
alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel
insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel

Manifestasi Klinis Hipokalemia


Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun
otot saluran pencernaan.
Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen,
gangguan peristaltik dan ileus
Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis
otot pernafasan
Gangguan ginjal : poliuria dan polidipsia
Pengertian Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih atau sama dengan 5,5
mEq/L terjadi karena peningkatan masukan kalium, penurunan ekskresi urine
terhadap kalium, atau gerakan kalium keluar dari sel-sel. Hiperkalemia akut adalah
keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali dan ditangani untuk menghindari
disritmia dan henti jantung yang fatal.
Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya daripada konsentrasi
kalium yang rendah. Konsentrasi kalium darah yang lebih dari 5.5 mEq/L akan
mempengaruhi sistem konduksi listrik jantung. Bila konsentrasi yang tinggi ini terus
berlanjut, irama jantung menjadi tidak normal dan jantung akan berhenti berdenyut.

Penyebab Hiperkalemia
Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium deng`n baik.
Mungkin penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang
menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, spironolactone dan
ACE inhibitor.
Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison, dimana kelenjar adrenal

tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal
dalam jumlah cukup. Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan
kelenjar adrenal semakin sering menyebabkan hiperkalemia.
Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat.
Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari
makanan yang kaya akan kalium.
Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba
dilepaskan dari cadangannnya di dalam sel.
Hal ini bisa terjadi bila:
- sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)
- terjadi luka bakar hebat
- overdosis kokain.
Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan
ginjal untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat
fatal.

Tanda dan Gejala


a. Neuromuskular
Kelemahan otot yang tidak begitu terlihat biasanya merupakan tanda awal .
Kelemahan otot yang berjalan naik dan berkembang kearah paralisis flaksid pada
tungkai bawah, dan akhirnya pada badan dan lengan ( berat )
Parestesia pada wajah, lidah, kaki, dan tangan
b. Saluran cerna
Mual, kolik usus, diare
c. Ginjal
Oliguria yang berlanjut menjadi anuria
d. Kardiovaskular
Disritmia jantung, bradikardia, blok jantung komplit, fibrilasi ventrikel atau henti
jantung.
Perubahan EKG (selalu terjadi jika K+ serum= 7-8 mEq/L)
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan kadar
kalium serum ke normal.
Penatalaksanaan ini berbeda-beda tergantung dari beratnya ketidakseimbangan.
a.Subakut
Kation yang mengubah resin(mis, Kayexalate): diberikan baik secara oral,
nasogastric, atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium diusus.
Larutan biasanya dikombinasi dengan sorbitol untuk mencegah konstipasi dari
Kayexalatedan karena diare, sehingga meningkatkan kehilangan kalium diusus.
Penurunan masukan kalium : Diet menghindari makanan yang mengandung kalium
tinggi.
b. Akut
IV kalsium glukonat : Untuk meniadakan efek neuromuskular dan jantung terhadap
hiperkalemia. Kadar kalsium serum akan tetap tinggi. Kalsium klorida juga dapat
digunakan.
IV glukosa dan insulin : untuk memindhkan kalium ke dalam sel-sel. Penurunan
kalium serum ini sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya glukosa hipertonik (ampul
D50W atau 250-500ml D10W) diberikan dengan insulin reguler.

Bikarbonat natrium : untuk memindahkan kalium kedalam sel-sel. Penurunan kalium


serum sementara (selama kira-kira 1-2 jam).
Dialisis : Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif untuk
membuang kelebihan kalium.
Patofisiologi
Sejauh ini efek hiperkalemia yang paling penting secara klinis adalah efeknya pada
miokardium. Efek pada jantung akibat peningkatan kadar kalium serum biasanya
tidak bermakna dibawah konsentrasi 7mEq/L (SI: 7mmol/L), tetapi efek ini selalu
timbul jika kadarnya adalah 8mEq/L (SI: 8mmol/L) atau lebih tinggi. Jika konsentrasi
kalium plasma meningkat, timbul gangguan pada konduksi jantung. Perubahan paling
dini, sering terjadi pada kadar kalium serum lebih tinggin dari 6 mEq/L (SI:
6mmol/L), adalah gelombang T yang tinggi, sempit, depresi ST, dan pemendekan
interval QT besar. Jika kadar kalium serum terus meningkat, interval PR menjadi
memanjang dan diikuti dengan menghilangnya gelombang P. Akhirnya terdapat
dekomposisi dan pemanjangan kompleks QRS. Disritmia ventrikuler dan henti
jantung mungkin terjadi kapan saja dalam keadaan ini.
Hiperkalemia berat menyebabkan kelemahan otot skeletal dan bahkan paralisis, yang
berhubungan dengan blok depolarisasi pada otot. Sama halnya, konduksi ventrikuler
melambat. Meskipun hiperkalemia memiliki efek yang nyata pada sistem
neuromuskuler perifer, hiperkalemia mempunyai efek kecil pada sistem saraf pusat.
Kelemahan yang cepat pada muskular asenden mengakibatkan flasid kuadriplegia
telah dilaporkan terjadi pada pasien-pasien dengan kadar kalium serum yang sangat
tinggi. Paralisis otot pernapasan dan otot yang dibutuhkan untuk berbicara juga dapat
terjadi.
Manifestasi gastrointestinal, seperti mual, kolik intestinal intermiten dan diare,
mungkin terjadi pada pasien yang mengalami hiperkalemia.

LO.5.3 CL

Sumber : garam dapur


Kadar normal : 96 - 106 mEq / L
Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam
darah karena fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam
hidroklorida dalam getah lambung.
Kelebihan : hiperkloremik
Kekurangan : hipokloremik
Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan
natrium, tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih
banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntahmuntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenum
Distribusi klorida dalam tubuh
Cairan
atau
Jaringan
Seluruh darah
Plasma atau serum
Sel

Mg/dl atau 100 gr

mEq / L

250
365
190

70
103
53

Cairan spinal
Jaringan otot

440
40
171

124

TABEL KEBUTUHAN MINERAL DALAM TUBUH

Bayi

Anak-anak
dan remaja

Dewasa

Usia (tahun)

Natrium (mg)

Kalium (mg)

Klorida (mg)

0 0,5

115 350

350 925

275 200

0,5 1

250 750

425 1275

400 1200

13

325 975

550 1650

500 1500

46

450 1350

775 2325

700 2100

7 10

600 1800

1000 3000

925 2775

11 +

900 2700

1525 4575

1400 4200

110 - 3300

1875 - 5625

1700 - 5100

LI 6. DEHIDRASI PADA ANAK


LO.6.1 DEFINISI
Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit
(natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan
ekstrasel.
Dibandingkan orang dewasa, bayi dan balita lebih rentan mengalami dehidrasi
atau kekurangan cairan. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air dalam
tubuh ,tingginya metabolisme dan imaturitas ginjal.

LO.6.2 ETIOLOGI

Diare
Pada saat mengalami diare, anak kerap kehilangan nafsu makan dan
seringkali tidak mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk dan keluar
dari tubuh tidak seimbang. Tak hanya itu, sejumlah mineral penting, seperti
sodium, potasium, dan klorida juga ikut terbuang.
Pneumonia
Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru biasanya
mengalami demam tinggi dan napas terengah-engah. Hal ini akan membuat
cairan, berupa uap air, yang keluar dari paru-paru juga meningkat.
Penanganan yang terlambat atau tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi.
Kurang Makan dan Minum
Kondisi ini jarang terjadi, pasalnya kalau lapar atau haus umumnya bayi akan
menangis minta makan atau minum. Namun mungkin saja saat anak sedang
sakit, ia kehilangan nafsu makan dan minum. Jika hal ini terjadi selama 3 - 5
hari maka dehidrasi bisa terjadi.

LO.6.3 PATOGENESIS
Gejala Dehidrasi
Dehidrasi Ringan
Menangis tanpa air mata. Pada umumnya bayi menangis disertai air mata. Segera waspadai bila ia
menangis tetapi air matanya tidak kunjung keluar.
Mulut dan bibir kering. Kekurangan cairan akan membuat hampir seluruh tubuh menjadi kering.
Yang terlihat jelas adalah bagian mulut dan bibir yang kering.
Dehidrasi Sedang
Ubun-ubun cekung. Patokan lain untuk mengenali dehidrasi pada bayi adalah dengan melihat ubunubunnya. Bila cekung, padahal sebelumnya normal-normal saja dan saat itu bayi sedang diare,
mungkin ia sedang mengalami dehidrasi.
Jarang buang air kecil (BAK). Frekuensi BAK bayi cukup banyak, yakni di atas 3 cc/kg BB setiap
jamnya. Namun bayi yang mengalami dehidrasi akan jarang mengeluarkan air seni. Bilapun BAK,
air seni yang keluar sangat sedikit dan berwarna gelap.
Kekurangan cairan pun bisa membuat mata bayi tampak cekung dan seakan terbenam.

Dehidrasi Berat
Napas dan denyut jantung cepat. Pada dehidrasi berat, gejala fisik yang terlihat merupakan
kelanjutan dari gejala dehidrasi sedang. Gejala itu akan lebih nyata seluruhnya disusul kesadaran
anak menurun, napas jadi cepat, dan denyut jantung meningkat.
Hilang kesadaran. Karena cairan yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh berkurang, maka
seluruh sistem kerja organ tubuh, terutama otak yang mengatur pola kerja tubuh akan terganggu.
Kala otak tak berfungsi sempurna maka banyak bayi hilang kesadarannya.

LO.6.4 MANIFESTASI KLINIS

Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (Gangguan


distribusi air dalam tubuh) dan tingkatan kekurangan cairan, yang dapat
membantu dalam menentukan terapi cairan yang akan diberikan.

Berdasarkan kadar sodium serum, kebanyakan anak-anak mengalami :


a. dehidrasi isotonik (130-150 mEq/L),
b. dehidrasi hipertonik (lebih dari 150 mEq/L)
c. dehidrasi hipotonik (kurang dari 130 mEq/L).

Tingkat keparahan dehidrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang


hilang atau presentase kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi :
a. ringan (kurang dari 50 mL/kg, atau kurang dari 5%),
b. sedang (50-100 mL/kg, atau 5 -10%),
c. dan berat (100 mL/kg, atau lebih dari 10%).
Menentukan derajat dehidrasi dibutuhkan untuk menentukan pengobatan mana
yang sesuai, selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik pada anak,urin dan
berat badan.
Dehidrasi diatasi dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sebagai
berikut:
1. Previous loss atau defisit, yaitu jumlah cairan yang telah hilang. Biasanya
berkisar antara 5-15% berat badan.
2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang
hilang melalui penguapan pada kulit dan pernafasan.
3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan
diare ( kira-kira 25 ml/kgbb/24 jam), dengan suction, parasentesis asites
dan sebagainya.
Jenis Cairan untuk Rehidrasi
Cairan Rehidrasi Oral (CRO)
Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula
lengkap mengandung NaCl, KCL,NaHC O 3 dan glukosa: Oralit
CRO yang tidak mengandung keempat komponen diatas: larutan gula garam,
larutan tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin
mengandung glukosa polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna
tubuh. Protein poliglukosa yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat
membuat feses lebih padat.
Cairan Rehidrasi Parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental.jenis
cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang akan diberikan
infuse, tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.

Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat


Komposisi larutan RL pada bayi (<12 bulan) :
1 jam pertama : 30 ml/kgbb
5 jam berikutnya : 70ml/kgbb
Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :
1 jam pertama : 30 ml/kgbb
3 jam berikutnya : 70 ml/kgbb
Terapi Rumatan
Bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi. Diberikan
dengan kecepatan rumatan 80ml/jam. Untuk anak dapat digunakan rumus
4:2:1
Misal : BB =25 kg
Infus = (4x10) + (2x10) + (1x5) = 65 ml/jam
Umumnya infus konvensional (RL atau NS) tidak mampu mensuplai kalium
sesuai kebutuhan harian. Fungsi Kalium : Kation utama intraselular,
repolarisasi membran sel, neuro-autonomic, neuromuscular excitability,
metabolisme protein, pelepasan hormon pertumbuhan, dan PH intraselular.
Infus KA-EN mesuplai kalium sesuai kebutuhan harian.

LO.6.5 PENUNJANG

C A R A M E N C E G A H D A N M E R A W A T D E H ID R A S I
P e n g e rtia n
D e h id r a s i a d a la h g a n g g u a n p e n g e lu a r a n c a ir a n p a d a t u b u h y a n g t id a k s e im b a n g
d e n g a n p e m a s u k a n c a ir a n ( m is a ln y a m in u m ) . I n i b u k a n p e n y a k it , t e t a p i g e j a la y a n g
d i t i m b u l k a n o l e h p e n y a k it l a i n . B i a s a n y a d e h i d r a s i t e r j a d i k a r e n a i n f e k s i y a n g
m e n y e b a b k a n m u n t a h d a n d ia r e . P e n y e b a b la in n y a a d a la h k e k u r a n g a n g iz i.
K ir a - k ir a s a t u d a r i s e p u lu h a n a k y a n g la h ir d i n e g a r a b e r k e m b a n g m e n in g g a l k a r e n a
d ia r e s e b e lu m m e n c a p a i u m u r 5 t a h u n
K a r e n a d e h id r a s i d a p a t d is e b a b
s a n g a t p e r l u d i k e t a h u i. D e n g a n
m e m p u n y a i a n a k k e c il p e t u n ju k
d a n m u n ta h b is a m e n in g k a tk a n

k a n o le h b e b e r a p a je n is p e n y a k it , c a r a m e r a w a t n y a
p e n g e t a h u a n in i k it a b is a m e m b e r it a h u k a n ib u - ib u y a n g
u n t u k m e n c e g a h m a s a la h s e r iu s in i. K o m b in a s i d ia r e
b a h a y a d e h id r a s i.

D u lu d e h id r a s i p a d a u m u m n y a d ir a w a t s e c a r a s u n t ik a n in f u s . P e n g o b a t a n d e n g a n c a r a
in i m e m e r lu k a n a la t in f u s , ja d i s e la lu a d a k e m u n g k in a n p e n y e b a r a n p e n y a k it
( k o n t a m in a s i) .
P a d a t a h u n 6 0 a n d i s u a t u t e m p a t p e n g u n g s ia n t e la h d it e m u k a n b a h w a m e m in u m
c a m p u r a n g a r a m d a n g u la s e m p a t m e n y e la m a t k a n b a n y a k jiw a d a r i b a h a y a m a u t a k ib a t
d e h i d r a s i . T e r b u k t i b a h w a c a r a i n i l e b i h e f e k t if d a r i p a d a i n f u s p a d a k a s u s d e h i d r a s i y a n g
r in g a n a ta u m e n e n g a h .
S e k a r a n g p a r a p e k e r ja k e s e h a ta n r a ta - r a t a s u d a h m e n g e ta h u i k e e fe k tifa n m e r a w a t d a n
m e n c e g a h d e h id r a s i d e n g a n O r a lit ( G a r a m D e h id r a s i O r a l) , s e p e r t i y a n g d ije la s k a n
d a la m la m p ir a n b e r ik u t n y a .

D IA G N O S A D A N P E N G O B A T A N D E H ID R A D A S I
EVA LU A SI
TAN YA K A N:
D ia r e
M u n ta h
R asa haus
A ir k e n c in g
P E R H A T IK A N :
K o n d is i
A ir m a ta
M a ta
M u lu t
P e rn a fa s a n
R A SAK A N :
K u lit
Nadi
U b u n -u b u n

PETU NJUK
0 - 3 k a li m e n c r e t
T i d a k a t a u s e d i k it
b ia s a
b ia s a

4 - 1 0 k a li m e n c r e t
K a d a n g -k a d a n g
b e r le b ih a n
s e d ik it d a n w a r n a
k u n in g g e la p

S
T
T

1 0 k a li m e n c r e t
a n g a t s e r in g
id a k b is a m in u m
id a k k e n c in g s e la m a 6 ja m

sadar
jik a m e n a n g is m a s ih
ada
b ia s a
basah
b ia s a

N g a n t u k d a n g e lis a h
jik a m e n a n g is t id a k
ada
cekung
k e r in g
le b ih c e p a t

N g a n t u k , p in g s a n , s a w a n
jik a m e n a n g is tid a k a d a

K a la u d ic u b it c e p a t
k e m b a li
B ia s a
B ia s a

K a la u d ic u b it k e m b a li
la m b a t
B ia s a
C ekung

K a la u d ic u b it k e m b a li la m b a t
s e k a li
C e p a t s e k a li d a n le m a h
C e k u n g s e k a li

S a n g a t k e r in g d a n c e k u n g
S a n g a t k e r in g
S a n g a t c e p a t d a n d a la m

PENURU N AN
B ER A T
B A D AN :

2 5 g r a m p e r k ilo

2 5 - 1 0 0 g r a m p e r k ilo

1 0 0 g r a m p e r k ilo

T id a k a d a d e h id r a s i

2 a ta u le b ih g e ja la :
d e h id r a s i

2 a t a u le b ih g e ja la : d e h id r a s i
b erat

PENG O B A TA N :

RENC A N A A

RENC AN A B

REN C AN A C

PENG O B A TA N :

RENC A N A A

RENC AN A B

REN C AN A C

PUTU SK AN :

M in u m a n

L e b ih d a r i b ia s a u n t u k
m e n c e g a h d e h id r a s i

M e n u ru t k e h a u s a n

K a la u a d a , p ip a n a s o g a s t ik

A ir S u s u Ib u

T e ru s k a n

T e ru s k a n

T id a k m u n g k in

L a r u ta n o r a lit

+ ( 5 0 - 1 0 0 m l s e t e la h
b u a n g a ir )

S e t ia p 1 - 2 m e n it
1 sendok m akan

T id a k m u n g k in

M akanan

S e t ia p 3 - 4 ja m

S e t ia p 3 - 4 ja m ( p o r s i
k e c il)

T id a k m u n g k in

R u ju k k e k lin ik

T id a k

T id a k

Iy a

A n a k y a n g m e n in g g a l k a r e n a d ia r e b ia s a n y a m e n in g g a l a k ib a t d e h id r a s i, b u k a n a k ib a t
d ia r e s e n d ir i. O le h k a r e n a it u s a n g a t p e n t in g u n t u k m e m b e r i c a ir a n ( m in u m a n ) a g a r
m e n c e g a h a n a k d e h id r a s i.
P e n d e r it a d ia r e d a n m u n t a h b is a k e h ila n g a n c a ir a n t u b u h le b ih d a r i 1 lit e r d a la m w a k t u 1
ja m . A g a r m e n c a p a i k e b u t u h a n c a ir a n s e h a r i- h a r i, s e o r a n g p e n d e r it a d ia r e b u t u h m in u m
s e p e r t i b ia s a , d it a m b a h d e n g a n p e n g g a n t i c a ir a n t u b u h a g a r m e n c e g a h k e h ila n g a n
c a ir a n s e la n ju t n y a .
S y a ra
-S E L A
- K a la u
anak.
- K a la u
s p e s ia

t t e r p e n t in g u n t u k m e n g o b a t i d ia r e a d a la h :
L U p e r h a t ik a n t a n d a - t a n d a d a n g e ja la d e h id r a s i
t a n d a - t a n d a d a n g e ja la it u m a s ih a d a , T E R U S K A N p e m b e r ia n c a ir a n k e p a d a
t id a k a d a p e r u b a h a n d a n d e h id r a s i m e n ja d i s e m a k in p a r a h , R U J U K a n a k k e
lis .

R E N C A N A A : M E N C E G A H D E H ID R A S I

http://www.leidenhuisarts.nl/bestanden/How-to-prevent-and-treatB e r i k a n l a h k e b u t u h a n m in u m a n s e h a r i - h a r i , D I T A M B A H d e n g a n p e n g g a n t i c a i r a n t u b u h
a g a r m e n c e g a h k e h ila n g a n c a ir a n s e la n ju t n y a .

dehydration-

T a m b a h k a n s e t e la h b u a n g a ir :
A nak di baw ah um u r 2
5 0 - 1 0 0 m l O r a lit
1 /4 - 1 /2 g e la s m in u m

A n a k d i a ta s u m u r 2
1 0 0 - 2 0 0 m l O r a lit
1 / 2 - 1 g e la s m in u m

O ran g d ew as a
sem aunya

d is u a p

m in u m

m in u m

C A T A T A N : S e t e la h m u n ta h , t e r u s k a n p e m b e r ia n O r a lit . T u n g g u 1 0 m e n it k e m u d ia n
b e r ik a n la r u t a n t e r s e b u t d e n g a n le b ih p e la n ( 1 s e n d o k s e t ia p 2 - 3 m e n it )

BAHASA.pdf

R E N C A N A B : M E N G O B A T I D E H ID R A S I

T im b a n g a n a k n y a a g a r m e n e n t u k a n j u m la h O r a lit y a n g d ip e r lu k a n . K a la u h a l in i t id a k
m u n g k in , p e r k ir a k a n u m u r a n a k n y a .
B erat b ad an p er k g
U m u r ( h a n y a d ig u n a k a n k a la u
b e r a t b a d a n t id a k d ik e t a h u i)
B e r ik a n
O r a lit
s e la m a 4 -6
ja m

1 g e la s
1 s d k te h
1 sdk m kn

3 -5
2 -8
b u la n

6 -9
8 -1 8
b u la n

1 0 -1 2
2 -4
ta h u n

1 3 -1 9
4 -8
ta h u n

2 0 -4 0
8 -1 5
ta h u n

>41

D a la m m l.

400

600

800

1000

2000

4000

d a la m g e la s
B e r ik a n s e t ia p :
U k u ra n s e n d o k :

2
3
4
5
10
20
5 m nt
10 m nt
7 m nt
5 m nt
1 sdk
1 sdk
1 sdk
1 sdk
te h
m kn
m kn
m kn
S e t e la h 4 - 6 ja m , p e r ik s a a n a k n y a k e m b a li d e n g a n P e t u n ju k
D i a g n o s a d a n P e n g o b a t a n D e h i d r a s i . K a l a u m a s ih a d a 2
a t a u le b ih g e ja la d e h id r a s i ( = B ) , t e r u s k a n p e n g o b a t a n

= 200 m l
= 5 m l
= 15 m l

C a ta ta n :
LI
K a la u a n a k n y a s e t e la h d ip e r ik s a k a n t e t a p d e h id r a s i, s u r u h ib u n y a u n t u k t e r u s
m e m b e r ik a n A S I. K a la u ib u n y a t id a k m e n y u s u i, a n a k n y a d ib e r ik a n 1 0 0 2 0 0 m l a ir
m in u m b e r s ih , k e m u d ia n d ib e r ik a n O r a lit .
7.

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ETIKA


MINUM DALAM ISLAM
Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita seharihari. Berikut merupakan etika minum menurut islam:
1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai
pahala
Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk
beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar
dapat beribadah kepada Allah.

2. Memulai minum dengan membaca basmallah.


Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini
berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca bismillah sebelum makan.
Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa
tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu. (HR
Thabrani dalam Mujam Kabir)
3. Minum dengan tangan kanan.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Jika salah seorang dari kalian
hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum,
hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan
tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya. (HR. Muslim)
4. Tidak bernafas dan meniup air minum.
Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada
beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air
minumnya. (HR. Bukhari Muslim)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, Larangan bernafas
dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut
mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan
ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam
itu.
Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih
jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini
disebabkan nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman. Oleh
karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus
yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupinya.
5. Bernafas tiga kali ketika minum.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu beliau mengatakan, Ketika Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air
minum sebanyak tiga kali. Dan beliau bersabda,Hal itu lebih segar, lebih enak
dan lebih nikmat.
Anas mengatakan, Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.
(HR. Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali
dalam hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan
wadah tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air
minum adalah satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.
6. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.
Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah
haram, namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Dari Kabsyah alAnshariyyah, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk
ke dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil
berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu. (HR.
Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk
mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-

Atsqalani mengatakan, Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut


wadah air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.
7. Minum dengan posisi duduk.
Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu
anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah kalian minum
sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah
ia berusaha untuk memuntahkannya. (HR. Ahmad)
Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri
diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara
ulama tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum
sambil berdiri diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk
karena makan dan minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu alaihi
wa sallam.
8. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.
Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan
meniup-niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari
Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kalian minum
dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau
tiga kali tegukan. Ucapkanlah bismillah jika kalian minum dan alhamdulillah
jika kalian selesai minum. (HR. Turmidzi).
9. Menutup bejana air pada malam hari.
Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari. Sebagaimana hadits
dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,
Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam,
ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup,
ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit
penyakit. (HR. Muslim)
10. Tidak minum berlebihan
Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat
mengganggu pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah
makan.
11. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak
Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA,dia berkata,Rasullullah SAW
bersabda:Orang-orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak,
sungguh telah menuangkan ke dalam perutnya api dari neraka (HR. Muslim)
12. Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan
hamdalah
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda,
Janganlah kalian minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum
dua-dua (teguk) atau tiga-tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika
minum dan membaca hamdalah setelah minum.(HR.Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai