Faktor placenta:
Faktor Janin
Faktor persalinan
Asfiksia Perinatal
akibat berbagai kejadian selama periode perinatal yang meneybabkan penurunan
bermakna aliran oksigen, menyebabkan asidosis dan kegagalan fungsi minimal 2
organ (paru, jantung, hati, otak, injal, dan hematology) yang konsisten . Asfiksia berarti
hipoksia yang progresif karena gangguan pertukaran gas serta transport O2 dari ibu ke
janin sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan kesulitan mengeluarkan
CO2 saat janin di uterus.
Asfiksia ringan
Asfiksia sedang
Asfiksia berat
Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan frekuensi
jantung kurang dari l00x/menit, tonus otot
buruk, sianosis berat dan kadang-kadang
pucat, reflek iritabilitas tidak ada
Janin kekurangan 02
dan kadar co2
meningkat
3.
Tidak ada suara nafas tambahan
(ronchi/wheezeng)
1.Mengauskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
suction.
2.
Resiko terjadinya hipotermi sehubungan dengan adanya proses persalinan yang lama dengan ditandai akral dingin suhu tubuh dibawah 36 C.
3.
Mengobservasi adanya tanda-tanda distres
pernafasan
4.
Memposisikan bayi miring kekanan setelah
memberikan makan
Kolaborasi
Kriteria:
Intervensi:
a.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk mendiagnosis adanya asfiksia pada bayi (pemeriksaan diagnostik) yaitu:
a.
Dengan menggunakan amnioskopi yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin dan diambil contoh
darah janin. Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu sampai turun dibawah 7,2 hal
itu dianggap sebagai tanda bahaya (Wiknjosastro, 2007).
b.
Analisa dilakukan pada darah arteri, penting untuk mengetahui adanya asidosis dan alkalosis respiratorik/metabolik. Hal ini
diketahui dengan tingkat saturasi SaO2 dan PaO2. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui oksigenasi, evaluasi tingkat
kemajuan terapi (Muttaqin, 2008).
c.
Elektrolit Darah
Komplikasi metabolisme terjadi di dalam tubuh akibatnya persediaan garam-garam elektrolit sebagai buffer juga terganggu
kesetimbangannya. Timbul asidosis laktat, hipokalsemi, hiponatremia, hiperkalemi. Pemeriksaan elektrolit darah dilakukan uji
laboratorium dengan test urine untuk kandungan ureum, natrium, keton atau protein (Harris, 2003).
d.
Gula darah
Pemeriksaan gula darah dilakukan uji laboratorium dengan test urine untuk kandungan glukosa. Menurut Harris (2003), penderita
asfiksia umumnya mengalami hipoglikemi.
e.
Pemeriksaan radiologik
Pemeriksaan radiologik seperti ultrasonografi (USG),computed tomography scan (CT-Scan) dan magnetic resonance imaging (MRI)
mempunyai nilai yang tinggi dalam menegakkan diagnosis
f.
USG ( Kepala )
g.
h.
i.
Pengaturan suhu
Segera setelah lahir, badan dan kepala neonatus hendaknya dikeringkan seluruhnya dengan kain kering dan hangat, dan diletakan
telanjang di bawah alat/ lampu pemanas radiasi, atau pada tubuh Ibunya, bayi dan Ibu hendaknya diselimuti dengan baik, namun
harus diperhatikan pula agar tidak terjadi pemanasan yang berlebihan pada tubuh bayi.
2. Lakukan tindakan A-B-C-D (Airway/ membersihkan jalan nafas, Breathing/ mengusahakan timbulnya pernafasan/ ventilasi,
Circulation/ memperbaiki sirkulasi tubuh, Drug/ memberikan obat)
A. Memastikan saluran nafas terbuka
Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi, bahu diganjal.
Menghisap mulut, hidung dan trakhea.
Bila perlu, masukkan pipa ET untuk memastikan saluran pernafasan terbuka.
B. Memulai pernafasan
Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan.
Memakai VTP bila perlu, seperti sungkup dan balon, pipa ET dan balon, mulut ke mulut (hindari paparan infeksi)
Epineprin
Indikasi : diberikan apabila frekuensi jantung tetap di bawah 80 x/mnt walaupun telah diberikan paling sedikit 30 detik VTP adekuat
dengan oksigen 100 % dan kompresi dada atau frekuensi jantung. Dosis 0,1 0,3 ml/kg untuk larutan 1:10000. Cara pemberian
dapat melalui intravena (IV) atau melalui pipa endotrakheal.
Efek : Untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan konstraksi jantung
Volume ekspander (darah/ whole blood, cairan albumin-salin 5%, Nacl, RL).
Indikasi : digunakan dalam resusitasi apabila terdapat kejadian atau diduga adanya kehilangan darah akut dengan tanda-tanda
hipovolemi. Dosis 10 ml/ kg. Cara pemberian IV dengan kecepatan pemberian selama waktu 5-10 menit.
Efek : meningkatkan volume vaskuler, meningkatkan asidosis metabolik.
Natrium Bikarbonat
Indikasi : digunakan apabila terdapat apneu yang lama yang tidak memberikan respon terhadap terapi lain. Diberikan apabila VTP
sudah dilakukan.
Efek : memperbaiki asidosis metabolik dengan meningkatkan ph darah apabila ventilasi adekuat, menimbulkan penambahan
volume disebabkan oleh cairan garam hipertonik.
Nalakson hidroklorid/ narcan
Indikasi : depresi pernafasan yang berat atau riwayat pemberian narkotik pada Ibu dalam 4 jam sebelum persalinan.
Efek : antagonis narkotik.