Oleh
SITI AMALIAH
105016100528
ABSTRAK
Siti amaliah, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give
Terhadap Retensi Siswa pada Tatanama Ilmiah pada Konsep Jamur (Kuasi
Eksperimen di SMA Negeri 1 Pasar Kemis, Tangerang). Skripsi, Program Studi
Biologi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe take and give terhadap
retensi siswa pada tatanama ilmiah pada konsep jamur. Penelitian dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Pasar Kemis, Tangerang. Metode yang dugunakan adalah quasi
eksperiment dengan desain control group pretest-postest design. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel
penelitian yang pertama berjumlah 40 siswa untuk kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe take and give. Sampel yang
kedua berjumlah 40 siswa untuk kelas kontrol dengan metode diskusi. Analisis
data menggunakan uji-t, uji-t, dan persentase retensi. Data hasil perhitungan uji
hipotesis retensi kedua kelompok diperoleh nilai thitung sebesar 1,50 sedangkan
ttabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = 78 yaitu sebesar
1,69, maka dapat dikatakan bahwa thitung < ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
retensi kedua kelompok tidak berbeda nyata.
Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take And Give. Retensi.
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Take and Give Terhadap Retensi Siswa dalam Tatanama Ilmiah pada konsep
Jamur.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M, Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M, Sc., selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan,
pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama
penyusunan skripsi
4. Ibu Yanti Herlanti, M, Pd., selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan,
pengarahan, saran serta dukungan yang berarti kepada penulis selama
penyusunan skripsi
5. Bapak Drs. Usep Kusmara, MM., kepala sekolah SMA I Pasar Kemis
Tangerang, dan ibu Efi, Spd., guru mata pelajaran biologi, yang telah
memberikan ijin untuk penelitian dan menjadi konsultan terbaik selama
penelitian
6. Ibu, Bapak, mz Danu, Ilah yang tercinta atas semua kasih sayang, dukungan
moril maupun materil serta doa yang selalu menyertai penulis
7. Siswa-siswi kelas X SMA I Pasar Kemis serta tata usaha SMA I Pasar Kemis
8. Keluarga besar biologi angkatan 2005, khususnya dyan, ca, gustini, dan upik
yang nenberikan doa, dukungan serta sarannya yang berguna dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari
Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
B.
C.
D.
Hipotesis Penelitian......................................................... 31
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
BAB V
A.
B.
C.
D.
Kesimpulan ..................................................................... 57
B.
Saran ................................................................................ 57
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyampaian informasi dari guru kepada siswa itu terjadi dalam proses
belajar mengajar. Adakalanya terjadi kesalahan persepsi saat berlangsungnya
proses tersebut karena dalam hal penyampaiannya guru terkadang kurang
melakukan proses pembentukan konsep.
Kewajiban sebagai pendidik tidak hanya terfokus pada transfer of
knowlegde saja melainkan juga harus dapat mengubah prilaku, memberikan
dorongan yang positif sehingga siswa dapat termotivasi, memberikan suasana
belajar yang menyenangkan agar siswa dapat berkembang semaksimal
mungkin.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut sangat dibutuhkan seorang guru
yang berpengetahuan luas dan mempunyai keterampilan dalam mengajar.
Keterampilan dapat berupa keterampilan dasar bertanya, keterampilan dasar
memberikan reinforcement (penguatan), keterampilan variasi stimulus,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran dan keterampilan dalam
mengelola kelas.2
Dalam melaksanakan peranannya para guru menggunakan berbagai
macam metode mengajar. Saat ini strategi yang banyak digunakan oleh guru
adalah pembelajaran aktif (active learning) salah satu model active learning
adalah
bosan ketika guru hanya menerangkan pelajaran biologi secara informatif satu
arah tanpa variasi (metode ceramah), sehingga siswa cenderung pasif.
Pada pembelajaran biologi juga mempunyai prinsip mengeksplorasi
fakta yang aktual sehingga siswa dapat merespon dan memberikan ruang
kepada siswa untuk menganalisa, mengevaluasi, dan menciptakan. Pada
pembelajaran ini dibutuhkan pembelajaran yang bersifat student centered.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) masih
kurang diterapkan oleh guru pada proses pembelajaran biologi. Kenyatannya
yang terjadi di lapangan masih banyak bersifat teacher centered, yang mana
guru bertindak sebagai penyampai informasi dan siswa penerima informasi.
Pembelajaran yang demikian kurang mengembangkan pemahaman yang
permanen. Pembelajaran yang berpusat pada guru didapatkan hasil bahwa
kurang dari 20% dari siswa dapat mengingat apa yang telah disampaikan oleh
guru. Mereka terlalu sibuk mencatat dan memasukkan informasi tanpa melalui
seleksi ke dalam ingatan mereka.3
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, pembelajaran
yang bersifat teacher center terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut
dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi
aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa
kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang
diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan
masalah
yang
diberikan.
Mereka
cenderung
belajar
sendiri-sendiri.
Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa
atas dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas
permasalahan atau konsep yang dipelajari. Setelah dilakukan evaluasi terhadap
hasil belajar siswa ternyata dengan pendekatan pembelajaran yang bersifat
teacher center hasil belajar siswa dirasa belum maksimal.
Dalam mata pelajaran biologi terdapat materi yang didalamnya berisi
dengan bahasa-bahasa yang pada umumnya siswa sulit untuk melafalkan dan
3
secara aktif dalam menyampaikan materi yang mereka terima ke teman atau
siswa yang lain secara berulang-ulang.4 Selain itu juga tipe take and give
merupakan tipe pembelajaran yang memiliki tujuan untuk membangun
suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme, serta
menciptakan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari jenuh menjadi riang, serta
mempermudah siswa untuk mengingat materi. Tipe take and give ini
diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam
suasana yang gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit dan berat.
Model kooperatif tipe take and give akan diterapkan pada materi
jamur, materi ini merupakan materi yang cukup sulit karena pada materi ini
banyak istilah-istilah khususnya nama-nama ilmiah dari bahasa-bahasa latin
yang masih terdengar asing. Kebanyakan siswa sulit untuk mengingat bahasabahasa latin dari materi tersebut. Sekalipun siswa dapat mengingat namun
hanya bertahan sementara, hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi bosan
dan malas untuk mempelajarinya. Khususnya pada siswa-siswi SMA NEGERI
1 Pasar Kemis ini merasa kesulitan dalam hal mengingat bahasa-bahasa latin
yang ada pada materi jamur, urutan taksonomi,serta ciri-ciri dari jamur
tersebut. Bagi siswa, bahasa latin adalah bahasa yang terdengar asing,
sehingga siswa kurang mengerti apa arti dari bahasa tersebut. Begitu pula
tingkatan takson dari kingdom hingga spesies membingungkan mereka, pada
akhirnya hasil belajar pun kurang memuaskan bagi guru dan siswa itu sendiri.
Model pembelajaran kooperatif tipe take and give diharapkan siswa
mudah mengingat dan tidak mudah lupa pada materi pelajaran khususnya
nama latin dari jenis-jenis jamur. Model pembelajaran kooperatif tipe take and
give menggunakan pengingat-pengingat visual, seperti gambar, ciri-ciri, dan
warna-warni. Dengan penggunaan media visual, siswa dapat melihat langsung
bagaimana morfologi dari tumbuhan jamur dengan tanpa berimajinasi,
sehingga suasana belajar lebih menarik. Kemudian melalui penjelasan makna
atau arti nama-nama latin pada tumbuhan, siswa dapat memahami bahwa
4
melakukan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Terjadi kesalahan persepsi saat berlangsungnya KBM
2. Metode pembelajaran yang monoton
3. Dalam proses kegiatan belajar mengajar masih bersifat teacher center
yang mengakibatkan siswa menjadi pasif
4. Kesulitan siswa dalam mengingat binomial nomenclatur (tatanama ilmiah)
pada materi jamur.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup dan keterbatasan waktu, agar
pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis
membatasi masalah hanya pada :
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam skripsi ini adalah Bagaimana pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe take and give terhadap retensi dalam tata
nama ilmiah siswa pada konsep jamur?.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Bagi sekolah
Sebagai sumbangan pikiran bagi guru khususnya bidang studi biologi pada
sub pokok bahasan tata nama ilmiah dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe take and give.
2. Bagi mahasiswa
Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa FITK pada umumnya dan jurusan
IPA pada khususnya untuk menambah wawasan tentang eksperimen
model pembelajaran di sekolah. Dan bagi siswa dapat memotivasi dan
memudahkan dalam mengingat tata nama ilmiah
3. Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh selama duduk di bangku kuliah
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
1. Model Pembelajaran Kooperatif
1.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran merupakan salah satu unsur yang ikut
membangun iklim kelas, termasuk kreativitas siswa dan pencapaian hasil
belajar. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi mengajar, paling
tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai model
belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar selain kemampuan
professional lainnya yang menunjang.
kemampuan
dirinya
(self-relience),
toleransi
terhadap
dan
(Cooperative Learning).
mengaplikasikan
pembelajaran
kooperatif
keterampilan-keterampilan
sosial
yang
bermanfaat
bagi
kehidupannya di masyarakat.
Melalui model ini, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa
yang disajikan guru dalam KBM, melainkan bisa juga belajar dari siswa
lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan
siswa lain.1
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa bekerja dalam kelompok untuk saling
membantu
memecahkan
masalah-masalah
yang
kompleks
serta
keterampilan
dalam
pendidikan,
walaupun
orang
Indonesia
sangat
10
belajar,
b)
Diupayakan agar dalam setiap kelompok siswa terdiri dari suku, ras,
individual4
11
Menurut
Johnson
dan
Johnson
(1984)
dan
Hilke
(1990)
kelompok
b)
c)
Heterogen
d)
e)
f)
g)
belajar
siswa,
meningkatkan
motivasi
belajar
siswa,
Trianto,Op.cit. hal 44
12
2.
3.
4.
Menentukan
Ketergantungan
Positif
Memfasilitasikan
Guru
kerjasama kooperatif
kelompok belajar.
Memberikan interaksi
promotif langsung
membimbing
pembentukan
kelompok-
5.
Menentukan
akuntabilitas individu
dan kelompok
pekerjaan kelompok.
3. menyampaikan bagaimana pekerjaan kelompok
akan dinilai.
Malang)
13
Menilai pekerjaan
kelompok
kecil
untuk
membahas
prosesnya,
Tujuan pertemuan.
2.
3.
4.
Membuat
rencana
untuk
memasukkan
umpanbalik
memotivasi siswa
Fase-2
Menyajikan informasi
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke
Fase-4
Membimbing kelompok
Ibid, hal. 20
14
telah
dipelajari
atau
masing-masing
Memberikan penghargaan
15
16
:
: a. seksual
b. aseksual
Peran
Kingdom :
Divisi
:
Ordo
:
Famili
:
Klass
:
Genus
:
Amanita muscaria
Ciri-ciri
Habitat
Reproduksi
:
: a. seksual
b. aseksual
Peran
Dalam tipe ini siswa diberi kartu untuk dihapal sebentar kemudian
mencari pasangan untuk saling menginformasikan, selanjutnya siswa
diberi pertanyaan sesuai dengan kartunya. Pada tipe ini memiliki tujuan
untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan
antusiasme, serta menciptakan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari
jenuh menjadi riang. Model ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai
secara efisien dan efektif dalam suasana yang gembira meskipun
membahas hal-hal yang sulit dan berat.
17
Kegiatan dalam model pembelajaran kooperatif tipe take and give ini
yaitu9 :
1. Buat kartu ukuran sesuai dengan materi yang akan disampaikan
2. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
3. Guru menginformasikan kompetensi, dan sajian materi yang akan
disampaikan
4. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok
terdiri dari beberapa orang
5. Guru memberikan kartu yang berisi materi kepada masing-masing
kelompok
6. Untuk memantapkan peserta, semua siswa disuruh berdiri dan mencari
pasangan untuk saling menginformasikan materi sesuai kartu masingmasing tanpa membawa kartu. Tiap siswa harus mencatat nama
pasangannya pada kartu kontrol. Demikian seterusnya sampai tiap peserta
dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give)
7. Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai
dengan kartunya (kartu orang lain)
8. Kesimpulan
Adapun kelebihan dari metode ini adalah dilatih memahami materi
dengan mudah dan praktis, sedangkan kekurangannya adalah tidak efektif
dan terlalu bertele-tele.10 Model pembelajaran kooperatif tipe take and
give ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan.
3. Retensi (daya ingat)
Ingatan adalah jantung dari fungsi intelektual manusia sehingga ia
berada di mana-mana dalam model pengolahan informasi. Tanpa ingatan
seseorang tidak dapat secara lengkap menikmati hidup ini, tidak dapat
9
hal. 53-54
10
Ibid, hal. 54
18
berfungsi bahkan dalam situasi yang paling sederhana, dan tidak dapat
berkomunikasi secara koheren dengan orang lain.11
Retensi adalah kemampuan siswa menyimpan konsep dalam
memorinya. Untuk retest dilakukan setelah dua minggu pembelajaran
berhenti. Skor retensi dihitung dengan cara membagi skor retest dengan
post test, kemudian dikalikan dengan 100.12
Segala macam belajar melibatkan ingatan. Keseluruhan proses
pengamatan yang dialami manusia dalam dunia persepsi diwarnai bukan
hanya oleh situasi stimulus yang didapat melalui proses pengamatan
tersebut. Dalam komunikasi intrapersonal, memory memegang peranan
penting dalam mempengaruhi baik persepsi maupun berpikir, tanpa
ingatan kita tidak dapat merefleksikan diri kita sendiri, karena pehaman
diri tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang hanya
dapat terlaksana dengan adanya ingatan. Singkatnya, bila kita memikirkan
apa makna menjadi manusia, kita harus mengakui bahwa ingatan adalah
pusat segalanya.13 Untuk mengingat sesuatu manusia harus berhasil
melakukan 3 hal yaitu mendapatkan informasi, menyimpannya dan
mengeluarkan kembali (memanggil kembali). Kegagalan dalam mengingat
sesuatu dapat disebabkan karena gangguan pada salah satu dari ke 3 proses
tersebut. Dalam usaha untuk memahami memori tersebut, Carlson dan
bulkist mendefinisikan bahwa memory ialah proses kognitif yang
mencakup aspek-aspek enconding, storange, dan retrieval.14
Secara neurobiologi pada proses belajar dan ingatan terdapat 4 prinsip
dasar,15 yaitu:
11
http://bintangbangsaku.com/artikel/2008/06/ingatan.html
Yanti herlanti, tesis dengan judul : Kontribusi Wacana Multimedia Terhadap
Pemahaman dan Retensi Siswa. Dosen jurusan IPA fakultas tarbiyah dan keguruan UIN
Jakarta.2005
13
Rita L Atkinson, dkk. Pengantar psikologi I. (Jakarta:erlangga, 1983), hal. 134
14
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Prespektif Islam
(Jakarta:Kencana Prenada Media Grup, 2008), hal 140
15
Iskandar
Japardi,
Learning
And
Memory.
Tersedia
di
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%2ojapardi18.pdf. Hal 2
12
19
20
21
terjadi
beberapa
jam
pertama
setelah
proses
belajar
oleh
sensori
register
dan
proses
memori.
Storage
Bintangbangsaku, Op.cit,
Taufik Rahman, Op.cit,
22
Penyusunan kode
Pengingatan
kembali
penyimpanan
jangka
pendek
adalah
suatu
proses
aktif
yang
23
ditransformasikan,
diasosiasikan,
disimpan,
dijaga,
20
Bintangbangsaku, Op,cit
24
25
kinerja
otak
juga
demikian,
hal
ini
terutama
23
26
24
27
Informasi yang akan diingat harus mempunyai hubungan dengan hal lain.
Konteks (peristiwa, tempat, nama, perasaan tertentu) memegang peranan
penting.
4. Tatanama ilmiah
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan suatu jenis
makhluk hidup, misalnya tanaman mangga yang dalam bahasa Indonesia
memiliki nama yang berbeda-beda setiap daerah. Nama mangga dapat
berbeda-beda menurut daerah masing-masing, dan hanya dimengerti oleh
penduduk setempat. Agar nama-nama tersebut dimengerti oleh semua
orang, maka setiap jenis makhluk hidup perlu diberi nama ilmiah dengan
menggunakan bahasa latin, sesuai dengan kode Internasional tatanama
tumbuhan dan hewan.
Nama ilmiah makhluk hidup digunakan sebagai alat komunikasi
ilmiah di seluruh dunia. Walaupun kadang-kadang sulit di eja atau diingat,
tetapi diharapkan suatu organisme hanya memiliki satu nama yang benar.
Upaya memberi nama ilmiah makhluk hidup yang dirintis oleh para
ilmuwan, akhirnya melahirkan sistem tata nama binomial nomenklatur
(tata nama biner) yang meliputi ketentuan pemberian nama takson jenis.
Disamping itu akan dibahas juga tata nama untuk takson Marga dan Suku.
Nomenclatur binomial adalah sistem penamaan makhluk hidup dengan
menggunakan bahasa latin di mana setiap makhluk hidup mendapatkan
atau diberikan nama dalam dua kata bahasa latin.
25
28
26
29
30
C. Kerangka pikir
Belajar merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa yang
menghasilkan siswa yang aktif dan inovatif. Pelajaran biologi berkaitan dengan
cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara sistematis, dalam
pembelajaran biologi siswa tidak hanya diharapkan mampu menguasai faktafakta, konsep-konsep maupun prinsip-prinsip saja melainkan merupakan suatu
proses penemuan, sehingga dalam mengembangkan pembelajaran biologi dikelas
hendaknya ada keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran untuk menemukan
sendiri pengetahuan melalui interaksinya dalam lingkungan. Sehingga untuk hal
itu dalam proses pembelajaran seorang guru harus dapat mengembangkan
berbagai kemampuan siswa, seperti dengan menerapkan proses belajar bersama
dengan teman sebaya dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing.
Dengan
menerapkan
pendekatan
pembelajaran
kooperatif
31
Meningkatkan
partisipasi siswa
Faktor
internal
Meningkatkan aktifitas
berfikir siswa
Belajar
Guru
Pengajaran
Faktor
eksternal
Model pembelajaran
kooperatif tipe take
and give
Penerimaan dan
penguasaan
konsep
Menciptakan suasana
kelas yang tidak
membosankan
Retensi (daya
ingat)
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
model
pembelajaran kooperatif tipe take and give terhadap retensi siswa pada tata
nama ilmiah.
33
penelitian
menggunakan
two
group
design.
Untuk
Retest
T1
XE
T2
T3
T1
XK
T2
T3
Keterangan : E
: kelompok eksperimen
: kelompok kontrol
XE
XC
T1
T2
T3
: retensi
34
dari semua anggota kumpula yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari
sifat-sifatnya. Dengan kata lain populasi merupakan keseluruhan individu
yang dijadikan penelitian, sedangkan sampel yaitu sejumlah individu yang
dijadikan objek ataupun subjek dalam penelitian yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini, populasi target meliputi seluruh SMA Negeri 1
Pasar Kemis, Tangerang. Sedangkan populasi terjangkau yaitu seluruh siswa
SMA Negeri 1 Pasar Kemis kelas X. Sampel yang diambil sebanyak dua
kelas. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas
kontrol. Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik Purposive
Sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil subjek penelitian
bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi berdasarkan atas
adanya tujuan tertentu.1 Tujuan pengambilan sampel ini berdasarkan
kesamaan rata-rata hasil belajar siswa, guru, kurikulum, jadwal dan materi
pelajaran. Maka subjek penelitian pada kelas X.D dengan jumlah 40 siswa
sebagai kelas kontrol dan kelas X.E dengan jumlah 40 siswa sebagai kelas
eksperimen.
sesudah dilkukan
retest
ganda
dengan model
pembelajaran
kooperatif tipe
take and give
1
35
F. Instrumen Penelitian
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes hasil
belajar dan retensi siswa pada materi jamur. Tes hasil belajar diberikan untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa terahadap konsep-konsep dalam topik
yang diajarkan.
Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen tes obyektif
berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan, yaitu; a, b, c, d, dan e sebanyak
40 soal. Pada instrumen ini mengukur aspek pengetahuan (C1), pemahaman
(C2), dan aplikasi (C3). Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Masing-masing
item diberi bobot skor 1 apabila benar dan 0 apabila salah. Untuk soal yang
valid sebanyak 20 soal.
No.
1.
1,2*,3,
8,21,
25, 30
4,5*,
6*,
22*,
27*
35*,
36*
11*,37
3. Memberikan 17,32,
ciri-ciri setiap 33*
anggota
divisi
kingdom
fungi beserta
contohnya
4. Mengetahui
24,31*
tingkatan
taksonomi
dari
jenisjenis jamur
14*,
28*
Jum
lah
soal
12
16,
23*
39*,
40
36
No.
Kompotensi
dasar
Indikator
5. Menyebutkan
peranan
jamur
bagi
kehidupan
Jenjang kognitif
C1
C2
C3
18,26*
,29,
34*,
38*
6. Mendeskripsi 7,10*,
12*,13
k-an cara
9,15*,
19,20,
Jum
lah
soal
5
reproduksi
setiap divisi
kingdom fungi
NB : * soal yang valid
G. Kalibrasi instrumen
Sebagai suatu alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi
yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi beberapa kriteria yang telah
ditentukan oleh para ahli psikometri, yaitu kriteria valid dan reliabel. Oleh
karena itu, agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang
jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan uji validitas dan uji
reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian.
1) Validitas
Validitas dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya.2 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang dinginkan, karena ketepatan mengukur item soal tersebut
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang validitas yang dimaksud.3
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h. 105
3
Suharsimi Arikunto, Op.cit, hal. 168
37
2) Reliabilitas
Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang
digunakan harus reliabel. Reliabel menunjuk kepada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas
dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan
konsisten.5
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan program ANATES.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata reliabilitas drai 40
soal yang penulis buat adalah 0,76.
38
4) Daya beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai.7Dalam penelitian ini, daya beda
untuk masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan program
ANATES. Kriteria daya beda yaitu :
Tabel 3.4.Kriteria daya beda
Indeks daya beda
Kriteria
> 0,2
Jelek
0,2 0,4
Sedang / cukup
0,4 0,7
Baik
0,7 1,00
Baik sekali
Bertanda negatif
Jelek sekali
39
adalah selisih nilai post test dan pretest, gain menunjukkan peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
n-gain =
Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut8 :
g-tinggi
g-sedang
g-rendah
2. Retensi
Kuatnya retensi ditentukan dengan rumus9 :
40
Lo = F(Zi) - S(Zi)
Keterangan :
Lo
b) Uji homogenitas
Setelah diketahui data hasil penelitian berdistribusi normal,
maka selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian
homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok
populasi itu bersifat homogen atau heterogen. Yang dimaksud dengan
pengujian homogenitas disini adalah pengujian mengenai sama
tidaknya variasivariasi dua buah distribusi atau lebih.11 Uji
homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Fisher,12
dengan rumus sebagai berikut :
F = S2 b
S2 k
Keterangan:
F = koefisien F test
Sb = Varian kelompok yang besar
Sk = Varian kelompok yang kecil
11
41
4. Uji Hipotesis
Jika data yang dihasilkan berdistribusi normal dan homogen, maka
yang digunakan adalah uji parametrik dengan menggunakan uji-t dengan
taraf signifikan 0,05 dalam pengujian hipotesisnya, sedangkan jika data
yang dihasilkan normal namun tidak homogen, maka yang digunakan
adalah uji-tdalam pengujian hipotesisnya. Uji hipotesis ini dilakukan
untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan
kontrol.
Adapun rumus uji t13 :
X1 X
thitung =
S
1
1
n1 n 2
2
S
n1
n2
Dengan :
S=
n1 1S12 n2 1S 2 2
n1 n2 2
x y
sx sy
nx ny
42
sx
sy
nx
ny
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho = A = B
H1 = A < B
Keterangan:
Ho= tidak ada pengaruh terhadap daya ingat siswa pada tatanama ilmiah
dengan model pembelajaran take and give
H1= terdapat pengaruh model pembelajaran take and give terhadap daya
ingat siswa pada tatanama ilmiah
A= Rata-rata skor hasil tes retensi siswa kelas kontrol
B= Rata-rata skor hasil tes retensi siswa kelas eksperimen
43
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Hasil tes berupa aspek kognitif didapatkan dengan menggunakan
instrumen tes berupa pilihan ganda yang diberikan sebelum pembelajaran
(pre test), setelah pembelajaran (post test) dan selang waktu tiga minggu
setelah postes (retest) dari dua kelompok yang berbeda. Kelompok kontrol
dengan metode diskusi sebanyak 40 siswa, dan kelompok eksperimen dengan
penerapan model kooperatif tipe take and give sebanyak 40 siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Pasar Kemis diperoleh
nilai n-gain untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman konsep
tatanama ilmiah pada jamur. Sehingga diperoleh nilai n-gain kelompok siswa
yang diberikan metode diskusi pada kelas kontrol dan nilai n-gain kelompok
siswa yang diberikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe take and
give pada kelas eksperimen. Sebelumnya kedua kelompok tersebut telah
diberikan pre test dan post test. Diperoleh data hasil rata-rata persentase
retensi siswa antara kedua kelompok tersebut dari tes yang dilakukan dengan
selang waktu selama tiga minggu dari post test atau pembelajaran terhenti.
Data
Kontrol
Eksperimen
Mean
30,12
29,25
Nilai tertinggi
55
55
Nilai terendah
15
10
Median
30
35
Modus
25
25
SD
9,46
9,65
44
Data
Kontrol
Mean
44,5
69,5
Nilai tertinggi
70
100
Nilai terendah
25
40
Median
45
70
Modus
40
75
SD
10,04
14,26
Data
Kontrol
Eksperimen
Mean
43,62
68,87
Nilai tertinggi
65
95
Nilai terendah
25
40
45
Median
45
70
Modus
40
75
SD
12,6
13,37
46
n-gain
Retensi (%)
0,21
0,59
98,115
99,315
rata
Keterangan :
K : kontrol
E : eksperimen
B. Pengujian prasyarat analisis data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t,
maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa
uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
dilakukan dengan uji Lilliefors dengan taraf signifikan 0,05%.
Adapun kriteria uji normalitas adalah :
a.
jika Lhitung
<
berdistribusi normal
b.
jika Lhitung > Ltabel maka Ho ditolak, yang berarti sampel tidak
berdistribusi normal
Test
Pre test
Lhitung
0,130
Ltabel
0,140
Kesimpulan
Sampel
berdistribusi
normal
47
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa Lhitung < Ltabel (0,130 <
0,140), sehingga Ho diterima dan sampel berdistribusi normal. Untuk
perhitungan jelasnya uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 11.
Test
Post test
Lhitung
0,12
Ltabel
0,140
Kesimpulan
Sampel
berdistribusi
normal
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa Lhitung < Ltabel (0,12 <
0,140), sehingga Ho diterima dan sampel berdistribusi normal. Untuk
perhitungan jelasnya uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 11.
Test
Retest
Lhitung
0,110
Ltabel
0,140
Kesimpulan
Sampel
berdistribusi
normal
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa Lhitung < Ltabel (0,110 <
0,140), sehingga Ho diterima dan sampel berdistribusi normal. Untuk
perhitungan jelasnya uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 11.
48
Test
Pre test
Lhitung
0,12
Ltabel
0,140
Kesimpulan
Sampel
berdistribusi
normal
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa Lhitung < Ltabel (0,12 <
0,140), sehingga Ho diterima dan sampel berdistribusi normal. Untuk
perhitungan jelasnya uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 12.
Test
Post test
Lhitung
0,082
Ltabel
0,140
Kesimpulan
Sampel
berdistribusi
normal
Test
Retest
Lhitung
0.073
Ltabel
0,140
Kesimpulan
Sampel
berdistribusi
normal
49
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan uji Fisher pada taraf signifikan
5%. Dengan kriteria uji homogenitas adalah :
a. Jika Fhitung
homogen
b. Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima, yang berarti kedua varians tidak
homogen
Jumlas
siswa
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
40
1,039
1,69
Ho diterima
Kontrol
Eksperimen
50
Jumlas
siswa
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
40
2,014
1,69
Ho ditolak
Kontrol
Eksperimen
Jumlas
siswa
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
40
6,08
1,69
Ho diterima
Kontrol
Eksperimen
51
Jumlas
siswa
Fhitung
Ftabel
Kesimpulan
40
12
1,69
Ho ditolak
Kontrol
Eksperimen
52
thitung
ttabel
Kesimpulan
9,09
1,99.
Ha diterima
53
54
55
56
Penurunan rata-rata nilai tes dari pos test ke retest terjadi pada
kelas eksperimen dan kontrol. Penurunan nilai retest terjadi dalam selang
waktu tiga minggu setelah post test. Penurunan pada kelas eksperimen
terjadi sebesar 0,63 poin dari 69,5 (post test) menjadi 68,87 (retest).
Sedangkan pada kelas kontrol terjadi penurunan sebesar 0,88 poin dari
44,5 (post test) menjadi 43,62 (retest). Terjadinya penurunan nilai retest
dimungkinkan karena dalam selang waktu antara post test dan retest siswa
telah mendapatkan materi-materi yang baru, sehingga materi tersebut
mengganggu pemanggilan materi yang telah tersimpan, selain itu materi
yang telah dipelajari tidak pernah digunakan dan dipelajari kembali.3
Model pembelajaran kooperatif tipe take and give merupakan salah
satu tipe yang baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan adanya
media dalam proses pembelajaran seperti penggunaan media kartu yang
berisi materi nama-nama ilmiah dari berbagai jenis jamur. Namun tipe take
and give tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam peningkatan
retensi siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta analisis data
dan pengujian hipotesis maka diperoleh kesimpulan bahwa hasil retensi
siswa kedua kelompok tidak berbeda nyata, dengan hasil rata-rata nilai
retensi kelas eksperimen 99,315 dan kelas kontrol 98,115 dan uji-t nilai
retensi diperoleh thitung < ttabel yaitu 1,50 < 1,99 dengan taraf signifikan 5%
dan derajat kebebasan 78.
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, peneliti
menyarankan untuk penelitian selanjunya diarahkan mencoba menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe take and give pada penelitian yang
sifatnya berbeda, seperti PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dan penambahan
jumlah pertemuan dalam proses pembelajaran.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2008.Dasar-dasar
Aksara.
.2006.Prosedur
Praktik.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Evaluasi
Pendidikan.Jakarta:Bumi
Penelitian
Suatu
Pendekatan
58
Standar
Proses
Pembelajaran
IPA
Berbasis
Inovatif
Berorientasi
Pendidikan
59