Anda di halaman 1dari 8

PENUNTUN BELAJAR KETRAMPILAN KLINIK

MELAHIRKAN BAYI PRESENTASI BOKONG 9


LANGKAH / KEGIATAN
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda petugas yang akan melakukan tindakan
medik
2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan pada presentasi bokong
3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah diduga sebelumnya,
maupun tidak
4. Menenangkan pasien jika pasien gelisah/ketakutan
5. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut
diatas
6. Beri kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk mendapat penjelasan ulang, apabila masih
ragu dan belum mengerti
7. Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan untuk melakukan
tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis, dengan mengisi dan menandatangani formulir
yang telah disediakan
8. Meninjau kembali riwayat pasien dan hasil pemeriksaan
9. Masukkan lembar persetujuan tindakan medik yang telah diisi dan ditandatangani, ke dalam
catatan medikpasien
10. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah penolong memeriksa kelengkapannya, catatan
kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi
PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
A. PASIEN
11. Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
12. Mengosongkan kandung kemih, rektum serta membersihkan daerah perineum dengan
antiseptik. Bila perlu menggunting rambut daerah tersebut.
B. INSTRUMEN (BAHAN DAN ALAT)
a. Perangkat untuk persalinan
b. Perangkat untuk resusitasi bayi
c. Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d. Anestesi lokal (Lidocain 2%)
e. Cunam Piper
f. Semprit dan jarum no. 23 (sekali pakai)
g. Alat-alat infus
h. Povidone Iodine 10 %
i. Perangkat Episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
C. PENOLONG
13.Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata pelindung
14. Cuci tangan hingga siku dengan sabun dibawah air mengalir

15. Keringkan tangan dengan handuk DTT


16. Pakai sarung tangan DTT/steril
17. Memasang duk (kain penutup)
18. Diperlukan kehadiran dokter ahli anak dan kesiapan dokter anestesia
TINDAKAN PERTOLONGAN PERSALINAN PARTUS SUNGSANG
19. Melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai posisi, pembukaan dan turunnya bokong adakah
hal-hal lain
20. Menginstruksikan pasien agar meneran dengan benar selama ada his (meneran dengan benar :
dimulai dengan menarik nafas dalam, menutup mulut dan mengerahkan tenaga ke arah abdomen
dan anus: kedua tangan merangkul pangkal paha, kepala ditundukkan dan melihat ke pusar
21. Melakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis
22. Injeksi oksitosin 2-5 IU im sebagai profilaksis
23. Cara melahirkan bayi:
a) Cara Bracht
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht yaitu kedua ibu jari penolong
sejajar dengan panjangnya paha sedangkan jari-jari lain memegang daerah panggul.
Sementara langkah ini dilakukan, seorang asisten melakukan perasat Wigand M Winckel
Melonggarkan tali pusat lahir dengan jari
Dorongan Kristeler pada fundus uteri dimulai bersamaan dengan tindakan hiperlordosis
Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus skapula inferior tampak dibawah simpisis,
dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu
tanpa tarikan, hanya disesuaikan dengan lahirnya badan bayi
Letakkkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas
bayi oleh asisten, tali pusat dipotong
Selanjutnya bayi didekatkan ke ibu untuk menyusui (kontak dini)
Apabila anak lahir sampai pusat tak maju lagi, maka Bracht dinyatakan gagal dan bahu
dapat dilahirkan secara klasik, Muller atau Lovset serta kepala secara Mauriceau. Sejak tali
pusat lahir sampai bayi lahir, tidak boleh lebih dari 8 menit

b) Cara klasik
Prinsip : Melahirkan bahu belakang lebih dahulu
Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan cara Bracth bahu dan
tangan tidak bisa lahir
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki
lahir.
Tali pusat dikendorkan
Bila punggung janin kiri, dengan tangan kiri
Memegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan menariknya ke atas
(dengan tangan kiri dan menariknya ke kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi
yang berada di belakang. Atau dengan tangan kanan jika punggung janin kanan, dan
menariknya ke arah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di
belakang).
Memasukkan dua jari tangan kanan atau kiri sesuai letak bahu belakang sejajajr dengan
lengan bayi . Tangan kiri anak dikeluarkan dengan tangan kiri penolong dan sebaliknya.
Setelah bahu dan lengan belakang lahir, kedua kaki ditarik ke arah bawah kontralateral dari
langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama

c) Cara Muller
Prinsip : Melahirkan bahu depan lebih dahulu
Pengeluaran bahu dan lengan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht, bahu dan
lengan tidak bisa dilahirkan
Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama
sperti klasik, curam ke arah bawah kontralateral dari letak bahu depan
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu
dan lengan belakang

d) Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala/Nuchal arm)
Setelah bokong dan kaki bayi lahir, badan bayi dipegang dengan kedua tangan
Memutar bayi 180 derajat dengan lengan bayi yang terjungkit kearah penunujuk jari tangan
yang menjungkit
Memutar kembali 180 derajat kearah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan, beberapa kali
hingga kedua bahu dan lengan bayi lahir tidak menjungkit, selanjutnya bahu dan lengan
dilahirkan secara klasik/Muller

e) Ekstraksi kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin atau ibu yang mengharuskan
bayi untuk segara dilahirkan
Tangan kanan masuk secara obstetrik menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut,
kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehinggga kaki bahu menjadi
fleksi, tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setalah kaki fleksi pergelangan kaki
di pegang dengan 2 jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan dibelakang
betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain didepan betis, kaki ditarik curam ke
bawah sampai pangkal paha.
Pegangan dipndahkan ke pangkal paha sampai setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di
belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha
Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trochanter depan lahir. Kemudian pangkal
paha dengan pegangan yang sama dielevasi ke atas sampai trochanter lahir. Bila kedua
trochanter lahir berarti bokong telah lahir
Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang akan lahir lebih
dahulu ialah trochanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal
paha ditarik terus curam ke bawah.
Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara b atau c atau d

f) Tehnik ekstraksi bokong


Dikerjakan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun didasar panggul, bila
kala II tidak maju atau tampak keadaan janin/ibu yang mengharuskan bayi segera
dilahirkan.
Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam jalan
lahir dan diletakkan di lipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha/krista iliaka
dikait dan ditarik curam kebawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan
penolong yang lain mencekam pergelangan tadi dan turut menarik curam kebawah.
Bila dengan tarikan ini trokanter depan mulai tampak di bawah simpisis, maka jari telunjuk
penolong yang lain mengait lipatan paha ditarik curam kebawah sampai bokong lahir.
Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara b atau c atau d
Ekstraksi bokong lebih berat/sukar daripada ekstraksi kaki, oleh karena itu perlu dilakukan
perasat Pinnard pada presentasi bokong murni.
Cara melahirkan kepala bayi
Cara Mauriceau (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid atau bila dengan Bracht kepala
belum lahir)
Pada punggung anak sebelah kiri, badan anak ditunggangkan pada lengan kiri bagian
volair, dan sebaliknya.
Jari tengah dimasukkan di mulut dan jari telunjuk dan jari keempat menekan fossa kanina
di maksila.
Tangan yang lain memegang/mencekam bahu dan tengkuk bayi
Menugaskan seorang asisten menekan fundus uteri secara Kristeler
Bersamaan dengan his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalianan melakukan

tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukan untuk
menekan dagu/mulut. Bila suboksiput tampak di bawah simpisis kepala janin dielevasi ke
atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga lahir dagu, mulut, dan kepala
keseluruhan
Pengeluaran kepala bayi dengan forsep Pipper: dikerjakan kalau pengeluaran kepala bayi
dengan Bracht/Mauriceau gagal. Caranya tangan dan badan bayi dibungkus kain steril,
diangkat ke atas, forsep Pipper dipasang melintang terhadap panggul dan kepala kemudian
ditarik.

24. Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi
25. Luka episiotomi/robekan perineum dijahit
26. Pemberian obat-obatan sesuai keperluan
PASCA TINDAKAN
27. Awasi kala IV
28. Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas
DEKONTAMINASI
29. Sementara masih menggunakan sarung tangan, masukkan bahan dan instrumen yang akan
dipergunakan lagi kedalam wadah yang mengandung klorin 0,5%
30. Buang bahan habis pakai kedalam tempat sampah yang tersendiri, mengandunng larutan klorin
0,5%
31. Bersihkan bagian-bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh dengan larutan klorin 0,5%
32. Bersihkan sarung tangan dengan lautan klorin 0,5%, kemudian lepaskan secara terbalik dan
rendam dalam larutan tersebut.
CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
33. Setelah melepas sarung tangan, cuci kembali tangan sampai siku dengan sabun dibawah iar
mengalir.
34. Keringkan tangan dengan handuk/tissue yang bersih
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
35. Perksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi bila diperlukan

36. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan di dalam kolom yang tersedia di
dalam catatan medik penderita
37. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting yang memerlukan pengawasan ketat
38. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilaksanakn dan
masih memerlukan perawatan
39. Bersama petugas yang akan melakukan perawatan, jelaskan perawatan apa yang masih
diperlukan, lama perawatan, serta laporkan pad apetugas jka ada keluhan gangguan pasca tindakan
40. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi perawatan dan pengobatan
serta laporkan segera bila pada pemantauan lanjut ditemukan perubahan-perubahan yang ditulis
dalam catatan pasca tindakan.

Anda mungkin juga menyukai