Anda di halaman 1dari 39

Referat

Diagnosis dan Penatalaksanaan


Otitis Media Efusi

Oleh :
Muhammad Arief Budiman, S.Ked

04084811416049

Pebriani, S.Ked

04084811416044

Emelda, S.Ked

04084811416045

Achmad Fitrah Khalid, S.Ked

04084811416056

Pembimbing :
Dr. Abla Ghanie I, Sp. THT-KL (K), FICS

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK


RSUP DR.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Referat
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN OTITIS MEDIA EFUSI

Oleh:
Muhammad Arief Budiman, S.Ked

04084811416049

Pebriani, S.Ked

04084811416044

Emelda, S.Ked

04084811416045

Achmad Fitrah Khalid, S.Ked

04084811416056

Telah diterima sebagai salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan


Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung TenggorokKepala LeherFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/ Rumah Sakit DR.
Mohammad Hoesin Palembang periode 7 Desember 2015 s.d. 8 Januari 2016

Palembang, Desember 2015

Dr. Abla Ghanie I, Sp. THT-KL (K), FICS

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul Diagnosa dan
Penatalaksanaan OME.
Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dr. Abla Ghanie I, Sp. THT-KL(K), FICS selaku pembimbing yang telah
membantu penyelesaian referat ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih
kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
referat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan referat ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Demikianlah penulisan referat ini, semoga bermanfaat, amin.

Palembang, Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
3

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Tujuan ...................................................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3
2.1. Anatomi Telinga Tengah.......................................................................3
2.2. Fisiologi ..............................................................................................6
2.3. Definisi .................................................................................................8
2.4. Patogenesis............................................................................................8
2.5. Diagnosis...............................................................................................10
2.6. Diagnosis Banding................................................................................12
2.7. Tatalaksana............................................................................................13
BAB III. KESIMPULAN.................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

21
BAB I
PENDAHULUAN

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga


tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Secara mudah, otitis
media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif. Otitis
media non supuratif disebut juga otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis
media musinosa, otitis media efusi, otitis media mukoid.1 Otitis media efusi
(OME) adalah suatu keadaan adanya sekret nonpurulen di telinga tengah dengan
membran timpani yang utuh dan tanpa adanya tanda dan gejala infeksi akut.
Apabila efusi tersebut encer disebut otitis media serosa, apabila efusi tersebut
kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear).1,2
Beberapa penyebab OME, antara lain disfungsi tuba Eustachius, infeksi
bakteri atau virus pada telinga tengah, peradangan nasal karena rinitis alergi atau
karena infeksi virus saluran pernafasan bagian atas.2,3 Pelepasan mediator dan

sitokin oleh sel mast dan sel radang lainnya menyebabkan edema mukosa hidung
dan nasofaring sehingga terjadi obstruksi tuba Eustachius. Obstruksi tuba
mengakibatkan fungsi ventilasi di telinga tengah terganggu dan timbul tekanan
negatif yang terus menerus sehingga terjadi akumulasi cairan di telinga tengah. 3
Adanya cairan di telinga tengah menyebabkan fungsi membran timpani dan
telinga tengah menurun, sensasi penuh di telinga, pendengaran menurun, dan
kadang-kadang rasa sakit dari perubahan tekanan.2
Beberapa kondisi, seperti celah bibir dan palatum, sindrom Down, dan
kelainan kraniofasial lainnya beresiko tinggi untuk penyebab OME karena
kelainan struktur anatomi dan mempengaruhi fungsi tuba Eustachius. OME dapat
terjadi pada orang dewasa meskipun jarang jika dibandingkan dengan anak. OME
biasanya dapat terjadi setelah pasien dewasa mengalami infeksi saluran
pernapasan atas berat, seperti sinusitis, alergi berat, atau perubahan tekanan udara
yang cepat, seperti setelah penerbangan atau menyelam. Insiden OME
berkepanjangan pada orang dewasa tidak diketahui, tetapi jauh lebih jarang
daripada anak.2
OME terjadi umumnya selama masa kanak-kanak, sebanyak 80% anakanak memiliki setidaknya satu episode OME pada usia kurang dari 10 tahun. 2,4
Pada anak, OME kadang-kadang bersifat asimtomatik sehingga sulit terdeteksi. 3
Diagnosis OME pada anak lebih sukar ditegakkan karena keluhan yang tidak
jelas. Kecurigaan dapat dimulai adanya gangguan pendengaran pada anak yang
bisa sertai dengan kemunduran dalam pelajaran sekolah. Seringkali ditemukan
secara tidak sengaja adanya kelainan pada saat skrining pemeriksaan telinga dan
pendengaran di sekolah.5

BABII
TINJAUANPUSTAKA

2.1.AnatomidanFisiologiTelingaTengah
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis
temporalisyangdilapisiolehmembranamukosa.Ruanginiberisitulangtulang
pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani (gendang
telinga)keperilimfetelingadalam.Kavumtimpaniberbentukcelahsempityang
miring, dengan sumbu panjang terletak lebih kurang sejajardengan bidang
membrantimpani.Didepan,ruanginiberhubungandengannasofaringmelalui
tubaauditivadandibelakangdenganantrummastoid.6

Gambar1.AnatomiTelingaTengah
Telingatengahdigambarkansepertisebuahkotak(kubus)denganbatas
batassepertiberikut:

Batasluar
Batasdepan

telingatengahdengannasofaring
Batasbawah : vena (bulbus) jugularis yang superiolateral

:membrantimpani
: tuba Eustachius yang menghubungkan daerah

menjadisinussigmoideusdanketengahmenjadisinuscavernous,

cabangaurikulussarafvagusmasuktelingatengahdaridasarnya.
Batas belakang: aditus ad antrum yaitu lubang yang

menghubungkantelingatengahdanganantrummastoid.
Batasdalam : berturutturut dari atas ke bawah kanalis
semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap oval, tingkap

bundar,danpromontorium.
Batasatas
:tegmentimpani

Telinga tengah berfungsi menghubungkan gendang telinga sampai ke


kanalissemisirkularisyangberisicairan.Ditelingatengahini,gelombanggetaran
yang dihasilkan tadi diteruskanke tulang tulang pendengaran, stapes akhirnya
menggerakkan foramen oval yang juga menggerakkan perilimfe dalam skala
vestibuli. Dilanjutkan melalui membran vestibuler yang mendorong endolimfe
danmembranbasalkearahbawah,perilimfedalamskalatimpaniakanbergerak
4

sehinggamendorongforamenrotundumkearahluar.7
a. MembranTimpani
Membrantimpaniberbentukbundardancekungbiladilihatdari
arahliangtelingadanterlihatoblikterhadapsumbuliangtelinga.Bagian
atasdisebutparsflaksida(membraneShrapnell),sedangkanbagianbawah
pars tensa (membrane propria). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu
bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam
dilapisiolehselkubusbersilia,sepertiepitelmukosasalurannapas.Pars
tensamempunyaisatulapislagiditengah,yaitulapisanyangterdiridari
seratkolagendansedikitseratelastinyangberjalanradierdibagianluar
dansirkulerpadabagiandalam.7
Bayanganpenonjolanbagianbawahmaleuspadamembrantimpani
disebutsebagaiumbo.Dariumbobermulasuatureflekscahaya(coneof
light)kearahbawah,yaitupadapukul7untukmembrantimpanikiridan
pukul5untukmembrantimpanikanan.Reflekscahayaadalahcahayadari
luar yang dipantulkan oleh membran timpani. Di membran timpani
terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang
menyebabkantimbulnyareflekscahayayangberupakerucut.7

Gambar2.MembranTimpani

Membrantimpanidibagidalam4kuadrandenganmenarikgarissearah
prosessuslongusmaleusdangarisyangtegakluruspadagarisitudiumbo
sehinggadidapatkanbagianatasdepan,atasbelakang,bawahdepanserta
bawahbelakanguntukmenyatakanletakperforasimembrantimpani.6
b.KavumTimpani
Kavumtimpaniterletakdidalamparspetrosadaritulangtemporal,
bentuknya bikonkaf. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm,
sedangkan diameter transversal 26 mm. Kavum timpani mempunyai 6
dinding,yaitu:bagianatap,lantai,dindinglateral,dindingmedial,dinding
anterior,dindingposterior.6
Kavumtimpaniterdiridari:
1.Tulangtulangpendengaranterdiridari:

Malleus(hammer/martil).
Inkus(anvil/landasan)
Stapes(stirrup/pelana)

2.Ototototpadakavumtimpani.
Terdiridari:otottensortimpani(muskulustensortimpani)danotot
stapedius(muskulustapedius)
3.SarafKordaTimpani
Merupakancabangdarinervusfasialismasukkekavumtimpani
dari analikulus posterior yang menghubungkan dinding lateral dan
posterior.Kordatimpanijugamengandungjaringansekresiparasimpatetik
yang berhubungan dengan kelenjar ludah sublingual dan submandibula
melaluiganglionubmandibular.Kordatimpanimemberikanserabutperasa
pada2/3depanlidahbagiananterior.
4.PleksusTimpanikus
Berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan
dengan nervus karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik
disekitararterikarotisinterna.8
c.TubaEustachius

Tuba Eustachius merupakan bagian dari sistem yang paling


berhubungan termasuk hidung, nasofaring, telinga tengah, dan rongga
mastoid.Tuba Eustachius tidak hanya berupa tabung melainkan sebuah
organ yang mengandung lumen dengan mukosa, kartilago, dikelilingi
jaringan lunak, muskulus peritubular, seperti veli palatine, levator veli
palatine, salpingofaringeus, dan tensor timpani dan di bagian superior
didukungtulang.PerbedaantubaEustachiuspadaanakdandewasayang
menyebabkanmeningkatnyainsidenotitismediapadaanakanak.6
Panjangtubapadaanaksetengahpanjangtubadewasa,sehingga
sekretnasofaringlebihmudahreflukskedalamtelingatengahmelaluituba
yangpendek.Arahtubabervariasipadaanak,sudutantaratubadengan
bidanghorizontaladalah10o.Sedangkanpadadewasa45o.Sudutantara
tensor veli palatine dengan kartilago bervariasi pada anakanak tetapi
relatif stabil pada dewasa. Perbedaan ini dapat membantu menjelaskan
pembukaanlumentuba(kontraksitensorvelipalatini)yangtidakefisien
pada anakanak. Massa kartilago bertambah dari bayi sampai dewasa.
Densitas elastin pada kartilago lebih sedikit pada bayi tetapi densitas
kartilagolebihbesar.Ostmannfatpadlebihkecilvolumenyapadabayi.
PadaanakanakbanyaklipatanmukosadilumentubaEustachius,halini
dapat menjelaskan peningkatancompliancetuba pada anakanak. Tuba
auditivaberfungsiuntukmembuatseimbangtekananudaradalamcavum
timpanidengannasopharing.6

Gambar3.TubaEustachius
d.ProsesusMastoideus
Tulang mastoid adalah tulang keras yang terletak di belakang
telinga,didalamnyaterdapatronggasepertisaranglebahyangberisiudara.
Ronggaronggaudaraini(aircells)terhubungdenganronggabesaryang
disebut antrum mastoid. Kegunaan air cells ini adalah sebagai udara
cadanganyangmembantupergerakannormaldarigendangtelinga,namun
demikian hubungannnya dengan rongga telinga tengah juga bisa
mengakibatkan perluasan infeksi dari telinga tengah ke tulang mastoid
yangdisebutsebagaimastoiditis.8
Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak
mengarah ke kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding
medialadalahdindinglateralfosakraniiposterior.Sinussigmoidterletak
dibawahduramaterpadadaerahini.
Pneumatisasiprosesusmastoideusinidapatdibagiatas:
1.ProsesusMastoideusKompakta(sklerotik),diomanatidakditemuisel
sel.
2.ProsesusMastoideusSpongiosa,dimanaterdapatselselkecilsaja.
3. Prosesus Mastoideus dengan pneumatisasi yang luas, dimana selsel
disinibesar.
e.AntrumMastoid

Merupakanruangandidalamostemporalyangdilapisimukosadgn
epitel skuamosa simpleks dan merupakan lanjutan dari cavum timpani.
Antrummelanjutkecavumtimpanimelaluiaditusadantrum.Atapantrum
mastoid adalah tegmen timpani (berbatasan dengan fossa kranii media,
bagianmedialnyacanalissemisirkularislateralisdanposterior.Pertemuan
antarategmendansinuslateralisdisebut sinoduralangle.Dasarantrum
berbatasandengancanalisfalopiiparshorisontalis.8
2.2.OtitisMediaEfusi
2.2.1. Definisi
Otitismediaefusiialahperadangansebagianatauseluruhmukosatelinga
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan selsel mastoid yang ditandai
dengan adanya penumpukan cairan efusi di telinga tengah dengan membran
timpaniutuhtanpaadanyatandadangejalainflamasiakut.Otitismediaterbagi
atasotitismediasupuratifdanotitismedianonsupuratif(otitismediaserosa,otitis
mediasekretoria,otitismediamusinosa,otitismediaefusi(OME),otitismedia
mukoid).Apabilaefusitersebutencerdisebutotitismediaserosadanapabilaefusi
tersebutkentalsepertilemdisebutotitismediamukoid(glueear).9
2.2.2. Epidemiologi
Otitismediaefusi(OME)merupakanpenyakityangseringdideritaoleh
bayi dan anakanak. Diluar negeri, khususnya di negara yang mempunyai 4
musimpenyakitiniditemukandenganangkainsidendanprevalensiyangtinggi.
DaribeberapakepustakaandapatdisimpulkanrataratainsidenOMEsebesar14
62%,sedangpenelitilainadayangmelaporkanangkaratarataprevelensiOME
sebesar252%.
DiAmerikaSerikat,diperkirakan75%anakmengalamisetidaknyasatu
episodeotitismediasebelumusiatigatahundanhampirsetengahdarimereka
mengalaminyatigakaliataulebih.9
DiIndonesiamasihjarangditemukankepustakaanyangmelaporkanangka
kejadian penyakit ini, hal ini di sebabkan kerena belum ada penelitian yang

khususmengenaipenyakitini,atautidakterdeteksikarenaminimalnyakeluhan
padaanakyangmenderitaOME.Statistikmenunjukkan8090%anakprasekolah
pernahmenderitaOME.KasusOMEberulang(OMErekuren)punmenunjukkan
prevalensi yang cukup tinggi terutama pada anak usia prasekolah, sekitar 28
38%.10
Otitismediaserosakronislebihseringterjadipadaanakanak,sedangkan
otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada orang dewasa. Otitis media
serosaunilateralpadaorangdewasatanpapenyebabyangjelasharusdipikirkan
kemungkinanadanyakarsinomanasofaring.7
2.2.3. Etiologi
Otitismediaserosadapatterjadiakibatkondisikondisiyangberhubungan
denganpembukaandanpenutupantubaeustachiusyangsifatnyaperiodik.
Penyebabnyadapatberupakelainankongenital,akibatinfeksiataualergi,
ataudapatdapatjugadisebabkanakibatblokadetuba(misalnyapadaadenoiddan
barotrauma). Walaupun demikian tekanan telinga tengah yang negatif,
abnormalitasimunologi,ataukombinasidarikeduafaktortersebutdiperkirakan
menjadifaktorutamadalampatogenesisOME.Faktorpenyebablainnyatermasuk
hipertropiadenoid,adenoiditiskronis,palatoskisis,tumornasofaring,barotrauma,
terapiradiasi,danradangpenyertasepertisinusitisataurinitis.Merokokdapat
menginduksi hiperplasi limfoid nasofaring dan hipertrofi adenoid yang juga
merupakanpatogenesistimbulnyaOME.6

a.Gangguanfungsituba
Gangguanfungsitubamenyebabkanmekanisme aerasi keronggatelinga
tengahterganggu,drainasedarironggatelingakerongganasofaringterganggu
dangangguanmekanismeproteksironggatelingatengahterhadaprefluksdari
rongga nasofaring. Akibat gangguan tersebut rongga telinga tengah akan
mengalami tekanan negatif. Tekanan negatif di telinga tengah menyebabkan
10

peningkatan permaebilitas kapilerdanselanjutnya terjaditransudasi. Selain itu


terjadiinfiltrasipopulasiselselinflamasidansekresikelenjar.Akibatnyaterdapat
akumulasisekretdironggatelingatengah.Inflamasikronisditelingatengahakan
menyebabkanterbentuknyajaringangranulasi,fibrosisdandestruksitulang.
ObstruksitubaEustachiusytangmenimbulkanterjadinyatekanannegatif
ditelingatengahakandiikutiretraksimembrantimpani.Orangdewasabiasanya
akan mengeluh adanya rasa tak nyaman, rasa penuh atau rasa tertekan dan
akibatnyatimbulgangguanpendengaranringandantinnitus.Anakanakmungkin
tidakmunculgejalasepertiini.Jikakeadaaniniberlangsungdalamjangkawaktu
lama cairan akan tertarik keluar dari membran mukosa telinga tengah,
menimbulkankeadaanyangkitasebutdenganotitismediaserosa.Kejadianini
seringtimbulpadaanakanakberhubungandenganinfeksisalurannafasatasdan
sejumlahgangguanpendengaranmengikutinya.6
b.Infeksi
Infeksi bakteri merupakan faktor penting dalam patogenesis terjadinya
OME sejak dilaporkan adanya bakteri di telinga tengah. Streptococcus
pneumonia, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis dikenal sebagai
bakteripatogenterbanyakditemukandalamtelingatengah.Meskipunhasilyang
didapatdarikulturlebihrendah.Penyebabrendahnyaangkainididugakarena:

Penggunaanantibiotikjangkalamasebelumpemakianventilationtubeakan
mengurangiproliferasibakteripatogen,

Sekresi immunoglobulin dan lisosim dalam efusi telinga tengah akan


menghambatproliferasipatogen,

Bakteridalamefusitelingatengahberlakusebagaibiofilm.

c.KelainanKongenital
Tuba Eustachia immature merupakan kelainan kongenital yang dapat
menyebabkan terjadinya timbunan cairan di telinga tengah. Ukuran tuba
Eustachius pada anakdan dewasa berlainandalamhal ukuran.Beberapaanak

11

mewarisituba Eustachiusyangkecildarikeduaorangtuanya.Halinilahyang
dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya tendensi atau kecenderungan
infeksitelingatengahdalamkeluarga.Selainitu,otitismediaserosajugalebih
sering terjadi pada anak dengan cleft palate (terdapatnya celah pada daerah
palatum).Halinidesebabkankarenaototototinitumbuhtidaksempurnapada
anakdengancleftpalate.6
d.StatusImunologi
FaktorimunologisyangcukupberperandalamOMEadalahsekretoriIgA.
Imunoglobulin ini diproduksi oleh kelenjar di dalam mukosa kavum timpani.
SekretoriIgAterutamaditemukanpadaefusimukoiddandikenalsebagaisuatu
imunoglobulin yang aktif bekerja di permukaan mukosa respiratorik.
Imunoglobulininibekerjamenghadangkumanagartidakkontaklangsungdengan
permukaan epitel dengan cara membentuk ikatan kompleks. Kontak langsung
dengandindingselepiteladalahtahappertamadaripenetrasikumanuntukinfeksi
jaringan.DengandemikianIgAaktifmencegahinfeksikuman.6
e.Alergi
BagaimanafaktoralergiberperandalammenyebabkanOMEmasihbelum
jelas. Akan tetapi, dari gambaran klinis dipercaya bahwa alergi memegang
perananpenting.Dasarpemikirannyaadalahanalogiembriologikdimanamukosa
timpani berasal sama dengan mukosa hidung. Manifestasi alergi pada tuba
Eustachius merupakan penyebab terjadinya okulasi kronis dan selanjutnya
menyebabkan efusi.Namundemikian, daripenelitiankadar IgEyang menjadi
kriteria alergi atopik, baik kadarnya dalam efusi maupun dalam serum tidak
menunjangsepenuhnyaalergisebagaipenyebab.
Etiologi dan patogenesis otitis media oleh karena alergi mungkin
disebabkanolehsatuataulebihdarimekanismedibawahini:

Mukosatelingatengahsebagaiorgansasaran(targetorgan)

PembengkakanolehkarenaprosesinflamasipadamukosatubaEustachius

Obstruksinasofaringkarenaprosesinflamasi,

12

Aspirasi bakteri nasofaring yang terdapat pada sekret alergi ke dalam


ruangtelingatengah.
Reaksi alergi ini sifatnya bisa akut, seperti pada hay fever tipe reaksi

ataupunbersifatkronissepertipadaberbagaijenissinusitiskronis.Adenoiddapat
menyebabkanotitismediaserosaapabilaadenoidiniterletakdidaerahnasofaring,
yaitu area disekeliling dan diantara pintu tuba Eustachius. Ketika membesar,
adenoid dapat memblokir pembukaan tuba Eustachius. Kegagalan fungsi tuba
Eustachiusdapatpuladisebabkanolehrinitiskronik,sinusitis,tonsilitiskronik,
dantumornasofaring.6
Selainyangdisebutkandiatas,otitismediaserosakronisdapatjugaterjadi
sebagaigejalasisadariotitismediaakut(OMA)yangtidaksembuhsempurna. 2
Terapi antibiotik yang tidak adekuat pada OMA dapat menonaktifkan infeksi
tetapi tidak dapat menyebuhkan secara sempurna sehingga akan menyisakan
infeksi dengan grade rendah. Proses ini dapat merangsang mukosa untuk
menghasilkancairandalamjumlahbanyak.Jumlahselgobletdanmukusjuga
bertambah.6
2.2.4. Klasifikasi
Padadasarnyaotitismediaserosadapatdibagiatas2jenis:
1. Otitis media serosa akut
Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di
telinga secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba.
-

Kadaan akut ini dapat disebakan antara lain oleh:


Sumbatan tuba
Terbentuk cairan di telinga tengah disebabkan oleh tersumbatnya tuba

secara tiba-tiba seperti pada barotrauma.


Virus
Terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan infeksi

virus pada jalan nafas atas


Alergi
Terbentuknya cairan ditelinga tengah yang berhubungan dengan keadaan

alergi pada jalan nafas atas


Idiopatik

13

Gambar 4. Otitis media serosa akut


2. Otitis media serosa kronik
Batasan antara kondisi otitis media kronik hanya pada cara terbentuknya
sec]kret. Pada otitis media serosa akut, sekret terjadi secara tiba-tiba di telinga
tengah dengan disertai rasa nyeri pada telinga, sedangkan pada keadaan kronis
sekret terbentuk secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada
telinga yang berlangsung lama.Otitis media serosa kronik lebih sering terjadi
pada anak-anak, sedangkan otitis media serosa akut lebih sering terjadi pada
orang dewasa. Otitis media serosa unilateral pada orang dewasa tanpa
penyebab yang jelas harus selalu dipikirkan kemungkinan adanya karsinoma
nasofaring. Sekret pada otitis media serosa kronik dapat kental seperti lem
sehingga disebut glue ear. Otitis media serosa kronik dapat juga terjadi
sebagai gejala sisa dari otitis media akut (OMA) yang tidak sembuh
sempurna.9

14

Gambar 5. Otitis media serosa kronik


2.2.5. Patofisiologi
Dalam kondisi normal, mukosa telinga bagian dalam secara konstan
mengeluarkansekretyangakandipindahkanolehsistemmukosilierkenasofaring
melalui tuba Eustachius. Sebagai konsekuensi, faktor yang mempengaruhi
produksisekretyangberlebihan,klirenssekretyangoptimal,ataukeduaduanya
dapatmengakibatkanpembentukansuatucairanditelingatengah.10
Ada2mekanismeutamayangmenyebabkanOME:
a. KegagalanfungsitubaEustachius
Kegagalan fungsi tuba Eustachius untuk pertukaran udara pada
telingatengahdanjugatidakdapatmengalirkancairan.
b. Peningkatanproduksisekretdalamtelingatengah
Dari hasil biopsi mukosa telinga tengah pada kasus OME
didapatkanpeningkatanjumlahselyangmenghasilkanmukusatau
serosa.5

15

Gambar6.PatofisiologiOtitisMediaEfusi
Otitismediadenganefusi(OME)dapatterjadiselamaresolusiotitismedia
akut(OMA)sekaliperadanganakuttelahteratasi.Diantaraanakanakyangtelah
memiliki sebuah episode dari otitis media akut, sebanyak 45%memiliki efusi
persisten setelah 1 bulan, tetapi jumlah ini menurun menjadi 10% setelah 3
bulan.10
Terdapat3fungsiutamatubaEustachius, yaituventilasiuntukmenjaga
agar tekanan udara antara telinga tengah dan telinga luar selalu sama,
pembersihansekret,dansebagaiproteksipadatelingatengah.Gangguanfungsi
yang dapat disebabkan oleh sejumlah keadaan dari penyumbatan anatomi
peradangansekunderterhadapalergi,infeksisaluranpernapasanatas(ISPA),atau
trauma.JikagangguanfungsitubaEustachiusberlangsungterusmenerus,tekanan
negatifberkembangdalamtelingatengahdaripenyerapandan/ataupenyebaran
nitrogen serta oksigen ke dalam sel mukosa telinga tengah. Jika berlangsung
cukuplamadengansejumlahbesaryangsesuai,terjaditransudasidarimukosa
akibat tekanan negatif yang menyebabkan terjadinya akumulasi serosa dengan
16

dasarefusiyangsteril.DisebabkangangguanfungsidaritubaEustachius,efusi
menjadi media yang baik untuk perkembangbiakan bakteri dan bisa
mengakibatkanterjadinyaotitismediaakut.11
Teori terbaru menjelaskan kejadian utama sebagai peradangan pada
mukosatelingatengahdisebabkanolehreaksiterhadapbakterisudahadadalam
telingatengah.Bluestone,dkk.menunjukkanbuktiradiografireflukssampaituba
Eustachius dapat dibuktikan pada anakanak rentan terhadap otitis media.
Selanjutnya, Crapko, dkk. menunjukkan adanya pepsin dalam ruang telinga
tengahpada60%anakdenganotitis mediaefusi.Refluksinitentujugadapat
terjadipadaindividuyangsehat.Mediatormediatorinflamasidilepaskansebagai
akibat dari antigen bakteri menyebabkan produksi gen musin. Produksi efusi
musin berlebihan akan menjadi media yang cukup untuk perkembangbiakan
bakteridanmengakibatkanotitismediaakut.10
Hampirkeseluruhanotitismediaefusidisebabkangangguanfungsituba
Eustachius.Apabilaperadangandaninfeksibakteriakuttelahjelas,kegagalan
dari mekanisme pembersihan telinga tengah memungkinkan tejadi efusi pada
telingatengah.Banyakfaktoryangtelahterlibatdalamkegagalandarimekanisme
pembersihan, termasuk gangguan fungsi siliar, edema mukosa, hiperviskositas
efusi,dantekananudaraantaratelingatengahdantelingaluaryangtidakbaik.11
Otitismediaserosaterjaditerutamaakibatadanyatransudatatauplasma
yangmengalirdaripembuluhdarahketelingatengahyangsebagianbesarterjadi
akibat adanya perbadaan tekanan hidrostatik, sedangkan pada otitis media
mukoid,cairanyangadaditelingatengahtimbulakibatsekresiaktifdarikelenjar
dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah, tuba eustachius, dan
ronggamastoid.7
Otitis media serosa seringkali mengikuti infeksi traktus respiratorius
bagian atas. Sekresi dan inflamasi menyebabkan suatu oklusi relatif dari tuba
eustachius. Normalnya, mukosa telinga tengah mengabsorbpsi udara di dalam
telingatengah.Apabilaudaradalamtelingatengahtidakdigantiakibatobstruksi
relatifdaritubaEustachius,makaakibatnyaterjaditekanannegatifdalamtelinga
17

tengahdanmenyebabkansuatuefusiyangserius.Efusipadatelingatengahini
menjadisuatumediapertumbuhanmikrobadandenganadanyaISPAdapatterjadi
penyebaranvirusvirusdanataubakteriadarisalurannafasbagianatasketelinga
bagiantengah.12
Barotrauma adalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang
tibatibadiluartelingatengahsewaktudipesawatterbangataupenyelam,yang
menyebabkantubagagaluntukmembuka.Apabilaperbedaantekananmelebihi90
mmHg,ototyangnormalaktivitasnyatidakmampumembukatuba.Padakeadaan
initerjaditekanannegatifdironggatelingatengah,sehinggacairankeuardari
pembuluh kapiler mukosa dan kadangkadang disertai ruptur pembuluh darah
sehinggacairanditelingatengahdanronggamastoidtercampurdarah.
Saat lahir, tuba Eustahius berada pada bidang paralel dengan dasar
tengkorak, sekitar 10 derajat dari bidang horizontal dan memiliki lumen yang
pendekdansempit.Seiringdenganpertambahanusia,terutamasaatmencapaiusia
7 tahun, lumen tuba eustachius menjadi lebih lebar, panjang, dan membentuk
sudut 45o terhadap bidang horizontal telinga. Dengan struktur yang demikian,
padaanakusia<7tahun,sekresidarinasofaringlebiohmudahmencapaitelinga
tengahdanmembawakumapatogenketelingatengah.Selainituterdapatfaktor
resiko pada anak, baik dari struktur anatomi (adanya anomali kraniofasial,
sindrom Down, cleft palate, hipertrofi adenoid, GERD), fungsional (serebral
palsy, sindrom Down, imunodefisiensi), maupun dari faktor lingkungannya
(bottle feeding, menyandarkan botol di mulut pada posisi tengadah (supine
position),perokokpasifdanstatusekonomirendah.10
2.2.6. ManifestasiKlinis
PenderitaOMEjarangmemberikangejalasehinggapadaanakanaksering
terlambat diketahui. Gejala OME ditandai dengan rasa penuh dalam telinga,
terdengar bunyi berdengung yanghilang timbul atau terus menerus, gangguan
pendengaran dan rasa nyeri yang ringan.Dizzinessjuga dirasakan penderita
penderita OME. Gejala kadang bersifat asimtomatik sehingga adanya OME
diketahuiolehorangyangdekatdengananakmisalnyaorangtuaatauguru.Anak

18

anak dengan OME juga kadangkadang sering terlihat menariknarik telinga


merekaataumerasasepertitelinganyatersumbat.Padakasusyanglanjutsering
ditemukanadanyagangguanbicaradanperkembanganberbahasa.Kadangkadang
jugaditemuikeadaankesulitandalamberkomunikasidanketerbelakangandalam
pelajaran.10
Adapungejalaklinisotitismediaberdasarkanonsetnya(akutdankronis)
sebagaiberikut:
OtitisMediaSerosaAkut
Gejalayangmenonjolpadaotitismediaserosaakutbiasanyapendengaran
berkurang.Selainitupasienjugadapatmengeluhrasatersumbatpadatelingaatau
suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda, pada telinga yang sakit
(diplacusis binauralis).Kadangkadang terasa seperti adacairanyangbergerak
dalamtelingapadasaatposisikepalaberubah.Rasasedikitnyerididalamtelinga
dapatterjadipadasaatawaltubaterganggu,yangmenyebabkantimbultekanan
negatifpadatelingatengah.Tetapisetelahsekretterbentuk,tekanannegatifini
perlahanlahan menghilang. Rasa nyeri dalam telinga tidak pernah ada bila
penyebab timbulnya sekret ada virus atau alergi. Tinitus, vertigo, atau pusing
kadangkadangadadalambentukyangringan.Padaotoskopitampakmembran
timpaniretraksi.Kadangkadangtampakgelembungudaraataupermukaancairan
dalamcavumtimpani.Tulikonduktifdapatdibuktikandengangarputala. 2 Pada
pemeriksaan fisik memperlihatkan imobilitas gendang telinga`pada penilaian
dengan otoskop pneumatik. Setelah otoskop ditempelkan rapatrapat di liang
telinga, diberikan tekanan positif dan negatif. Jika terdapat udara dalam
timpanum, maka udara itu akan tertekan sehingga membran timpani akan
terdorong ke dalam pada pemberian tekanan positif, dan keluar pada tekanan
negatif.Gerakanmenjadilambatatautidakterjadipadaotitismediaserosaatau
mukoid. Pada otitis media serosa, membran timpani tampak berwarna
kekuningan,sedangkanpadaotitismediamukoidterlihatlebihkusamdankeruh.
Maleustampakpendek,retraksidanberwarnakapur.Kadangkadangtinggicairan

19

ataugelembungotitismediaserosadapattampaklewatmembranatimpaniyang
semitransparan.6
OtitisMediaSerosaKronik
Perasaantulipadaotitismediaserosakroniklebihmenonjol(4045dB),
olehkarenaadanyasekretkentalatauglueear.Padaanakanakyangberumur58
tahunkeadaaniniseringdiketahuisecarakebetulanwaktudilakukanpemeriksaan
THTataudilakukanujipendengaran.7
Pada otoskopi terlihat membran timpani utuh, retraksi, suram, kuning
kemerahanataukeabuabuan.7
2.2.7. Diagnosis
DiagnosisOMEseringkalisulitditegakkankarenaprosesnyasendiriyang
kerap tidak bergejala (asimtomatik), atau dikenal dengan silent otitis media.
Dengan absennya gejala seperti nyeri telinga, demam, ataupun telinga berair,
OMEseringtidakterdeteksibaikolehorangtuanya,guru,bahkanolehanaknya
sendiri.8
a.Anamnesis
DalammendiagnosisOMEdiperlukanketelitiandaripemeriksa.Halini
disebabkankeluhanyangtidakkhasterutamapadaanakanak.Biasanyaorangtua
mengeluhadanyagangguanpendengaranpadaanaknya,gurumelaporkanbahwa
anakmempunyaimasalahpendengaran,kemundurandalampelajarandisekolah,
bahkandalamgangguanwicaradanbahasa.SeringkaliOMEditemukansecara
tidaksengajapadasaatskriningpemeriksaantelingadanpendengarandisekolah
sekolah.
PadaanakanakdenganOMEdarianamnesiskeluhanyangpalingsering
adalahpenurunanpendengarandankadangmerasatelingamerasapenuhsampai
dengan merasa nyeri telinga. Dan pada anakanak penderita OME biasanya
merekajugaseringdidapatidenganriwayatbatukpilekdannyeritenggorokan
berulang.Pada anakanak yang lebih besar biasanya mereka mengeluhkan

20

kesulitanmenengarkanpelajarandisekolah,atauharusmembesarkanvolumesaat
menontontelevisidirumah.Orangtuajugaseringmendengarkankeluhantelinga
anaknya terasa tidak nyaman atau sering melihat anaknya menariknarik daun
telinganya.
b.Pemeriksaanfisik
Pemeriksaanfisikyangperludilakukandiantaranyainspeksikondisiliang
telingaluar,palpasiadanyeritarikaurikuladannyeritekantragus.Pemeriksaan
fisik memperlihatkan imobilitas gendang telinga pada penilaian otoskop
pneumatik. Setelah otoskop ditempelkan rapat-rapat pada liang telinga, diberikan
tekanan positif dan negatif. Jika terdapat udara dalam timpanum, maka udara itu
akan tertekan sehingga membran timpani akan terdorong ke dalam pada
pemberian tekanan positif, dan keluar pada tekanan negatif. Gerakan menjadi
lambat atau tidak terjadi pada otitis media serosa atau mukoid. Pada otitis media
serosa, membran timpani tampak berwarna kekuningan, sementara pada otitis
media mukoid terlihat lebih kusam dan keruh. Maleus tampak pendek, retraksi
dan berwarna putih kapur. Kadang-kadang tinggi cairan atau gelembung otitis
media serosa dapat tampak lewat membran timpani yang semitransparan.
Membran timpani dapat berwarna biru atau keunguan bila ada produk-produk
darah dalam telinga.8

c. PemeriksaanPenunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menunjang
diagnosis diantaranya otoskopi, timpanogram, audiogram dan kadang tindakan
miringotomiuntukmemastikanadanyacairandalamtelingatengah.
1.Otoskopi
Pemeriksaanotoskopbertujuanuntukmemeriksaliangdangendang
telingadenganjelas.Denganotoskopdapatdilihatadanyagendangtelinga

21

yang menggembung, perubahan warna gendang telinga menjadi


kemerahanatauagakkuningdansuram,sertacairandiliangtelinga.9,10
Pemeriksaanotoskopikdapatmemperlihatkan:
-

Membran timpani yang retraksi (tertarik ke dalam), dan opaque yang


ditandaidenganhilangnyareflekscahaya

Warnamembrantimpanibisamerahmudacerahhinggabirugelap.

Processus brevis maleus terlihat sangat menonjol dan Processus longus


tertarikmedialdarimembrantimpani.

Adanyaleveludaracairan(airfluidlevel)8,9
Macammacam perubahan atau kelainan yang terjadi pada membran

timpanidapatdilihatsebagaimanaberikut:
a. Membranatimpaniyangsuramdanberwarnakekuninganyangmenggati
gambaran tembus cahaya selain itu letak segitiga reflek cahaya pada
kuadran anteroinferior memendek, mungkin saja didapatkan pula
peningkatanpembuluhdarahkapierpadamembrantimpanitersebut.Pada
kasus dengan cairan mukoid atau mukupurulen membrana timpani
berwarnalebihmuda(krem).
b. Membrana timpani retraksi, yaitu bila manubrium malei terlihat lebih
pendek dan lebih horizontal, membran kelihatan cekung dan refleks
cahayamemendek.Warnamungkinakanberubahagakkekuningan.
c. Atelektasis, membran timpani biasanya tipis, atropi dan mungkin
menempelpadainkus,stapesdanpromontium,khusunyapadakasuskasus
yangsudahlanjut,biasanyakasusyangsepertiinikarenadisfungsituba
Eustachiusdanotitismediaefusiyangsudahberjalanlama.
d. Membran timpani dengan sikatrik, suram sampai retraksi berat disertai
bagian yang atropi didapatkan pada otitis media adesiva oleh karena
terjadijaringanfibrosisditelingatengahsebagaiakibatprosesperadangan
sebelumnyayangberlangsunglama.

22

e. GambaranairfluidlevelataubublesbiasanyaditemukanpadaOMEyang
berisicairanserosa.
f. Membrana timpani berwarna biru gelap atau ungu diperlihatkan pada
kasus hematotimpanum yang disebabkan oleh fraktur tulang temporal,
leukemia,tumorvaskulertelingatengah.Sedangkanwarnabiruyanglebih
mudamungkindisebabkanolehbarotraumas.
g. Gambaranlainadalahditemukansikatrikdanbercakkalsifikasi.
Pada pemeriksaan otoskopi menunjuk kecurigaan OME apabila ditemukan
tandatandasebagaiberikut:
a. Tidakdidapatkantandatandaradangakut.
b. Terdapatperubahanwarnamembranatimpaniakibatrefleksidariadanya
c.
d.
e.
f.

cairandidalamkavumtimpani.
Membrantimpanitampaklebihmenonjol.
Membrantimpaniretraksiatauatelektasis.
Didapatkanairfluidlevelsataububle.
Mobilitasmembranberkurangataufikasi.

b.Otoskoppneumatik/otoskopSiegle
Otoskop pneumatik diperkenalkan pertama kali oleh Siegle, bentuknya
relatiftidakberubahsejakpertamadiperkenalkanpadatahun1864.Pemeriksaan
inidilakukanuntukmenilairespongendangtelingaterhadapperubahantekanan
udara.Gerakangendangtelingayangberkurangatautidakadasamasekalidapat
dilihat dengan pemeriksaan ini.6,9 Pemeriksaan otoskopi pneumatik selain bisa
melihat jenis perforasi, jaringan patologi, dan untuk membrana timpani yang
masihutuhbisajugadilihatgerakanya(mobilitas)denganjalanmemberitekanan
positifmakamembrantimpaniakanbergerakkemedialdanbiladiberitekanan
negatifmakamembrantimpaniakanbergerakkelateral.Pemeriksaanotoskopi
pneumatikmerupakanstandarfisikdiagnostikpadaOME.10
c.PemeriksaanTuba
Untukmenilaiadatidaknyaoklusituba,bisadilakukanpemeriksaantuba
misalnyadenganmanuvervalsava,pulitzerbalik.
d.TesPendengarandenganGarpuTala
23

Pemeriksaandilakukansebagaisalahsatulangkahskriningadatidaknya
penurunanpendengaranyangbiasatimbulpadaotitismediaefusi.Padapasien
dilakukan tes Rinne, Weber, dan Swabach. Pada otitis media didapatkan
gambarantulikonduktif
Tabel1.TesGarpuTala

e.Impedanceaudiometry(tympanometry)
Timpanometer adalah suatu alat untuk mengetahui kondisi dari sistem
telinga tengah. Pengukuran digunakan untuk mengukur perubahan impedans
akustiksistemmembrantimpanitelingatengahmelaluiperubahantekananudara
di telinga luar. Pemeriksaan ini memberikan gambaran tentang mobilitas
membrantimpani,keadaanpersediaantulangpendengaran,keadaandalamtelinga
tengahtermasuktekananudaradidalamnya,bergunadalammengetahuigangguan
konduksidanfungsitubaEustachius.Grafikhasilpengukurantimpanometeriatau
timpanogram dapat untuk mengetahui gambaran kelainan di telinga tengah.
Meskipun ditemukan banyak variasi bentuk timpanogram akan tetapi pada
prinsipnyahanyaadatigatipe,yaitutipeA,tipeB,dantipeC.6,10
TimpanogramtipeAmerupakangambarandimanatekanantelingatengah
kurang lebih sama dengan tekanan atmosfer (contoh: gambaran normal),
timpanogramtipeBadalahgambarandatartanpacompliance,halinimenunjukan
gerakan membran timpani terbatas karena adanya cairan atau pelekatan dalam
kavum timpani (contoh: adanya efusi di telinga tengah), timpanogram tipe C
(contoh: adanya tekanan negatif pada telinga tengah). Pada otitis media efusi,

24

biasanya didapatkan timpanogram tipe B. Pada penderita OME gambaran


timpanogramyangseringdidapatiadalahtipeB.
Grafikyangsangatdatardapatterjadiakibatperforasimembrantimpani,
serumen yang banyak pada liang telinga luar atau kesalahan pada alat, yaitu
saluranbuntu. Pemerikasaantimpanometridapatmemperkirakanadanyacairan
didalamkavumtimpaniyanglebihbaikdibandingdenganpemeriksaanotoskopi
saja.6,7

Gambar7.TipeTimpanogram

f.Audiogram
Daripemeriksaanaudiometriknadamurnididapatkannilaiambangtulang
dan udara. Gangguan pendengaran lebih sering ditemukan pada pasien OME
dengan cairan yang kental (glue ear). Meskipun demikian beberapa studi
mengatakantidakadaperbedaanyangsignifikanantaracairanserosadankental
terhadap gangguan pendengaran, sedangkan volume cairan yang ditemukan di
dalamtelingatengahadalahlebihberpengaruh.
Pasien dengan OME ditemukan gangguan pendengaran dengan tuli
konduksi ringan sampai sedang sehingga tidak begitu berpengaruh dengan
kehidupanseharihari.Tulibilateralpersistenlebihdari25dBdapatmengganggu
perkembanganintelektualdankemampuanberbicaraanak.Bilahalinidibiarkan

25

bisasajaketulianbertambahberatyangberakibatburukbagipasien.Akibatburuk
inidapatberupagangguanlocalpadatelingamaupungangguanyanglebihumum,
sepertigangguanperkembanganbahasadankemundurandalampelajaransekolah.
Pasiendengantulikonduksiyanglebihberatmungkinsudahdidapatkanfiksasi
atau putusnya rantai osikel. Garis pedoman OME yang disusun bersama oleh
AAFP,AAOHNSdanAAPmenyatakanbahwaaudiologimerupakansalahsatu
komponen pemeriksaan pasien OME. Pemeriksaan audiometrik
direkomendasikan pada pasien dengan OME selama 3 bulan atau lebih,
kelambatan berbahasa, gangguan belajar, atau dicurigai terdapat penurunan
pendengaran bermakna. Berdasarkan beberapa penelitian, tuli konduksi sering
berhubungan dengan OME dan berpengaruh pada proses mendengar kedua
telinga, lokalisasi suara, persepsi bicara dalam kebisingan. Penurunan
pendengaranyangdisebabkanolehOMEakanmengahalangikemampuanawal
berbahasayangdidapat.8,10

Gambar8.DerajatKetulian
g.Radiologi
Pemeriksaan radiologi foto mastoid dahulu efektif digunakan untuk
skrining OME, tetapi sekarang jarang dikerjakan. Anamnesis riwayat penyakit
danpemeriksaanfisikbanyakmembantudiagnosispenyakitini.

26

CTscan sangat sensitif dan tidak diperlukan untuk diagnosis.Meskipun


CTscanpentinguntukmenyingkirkanadanyakomplikasidariotitismediamissal
mastoiditis, trombosis sinus sigmoid ataupun adanya kolesteatoma. CTscan
penting khususnya pada pasien dengan OME unilateral yang harus dipastikan
adanyamassadinasofaringtelahdisingkirkan.
2.2.8. DiagnosisBanding

Gambar9.DiagnosisBanding
2.2.9. TataLaksana
Kebanyakan pasien dengan otitis media efusi tidak membutuhkan terapi,
terutama jika gangguan pendengarannya ringan karena resolusi spontan sering
terjadi.Dalam3bulanpertamasetelahonsetatausetelahdiagnosis,disarankan
untuk diobservasi atau dapat diberikan tatalaksana nonbedah terlebih dahulu.
Dalam jangka waktu tersebut, menurut studi, cairan dapat menghilang hingga
90%.8
Setiapanakdengangangguantulikonduktifpersistenterutamamerekadengan
tandatandaketerlambatanperkembanganbahasaharusdicugaitelahterjadiotitis
mediaefusi,danapabilaterapimedisyang telahdiberikantidakmemperbaiki
kondisi pasien, berulangnya penyakit, dan/atau jika ditemukan kriteria untuk
intervensi operasi maka harus segera dirujuk ke spesialis THT. Edukasi yang
perludilakukandiantaranya:

Menghindariasaprokok
Menyusuibilamemungkinkan
27

Menghindarimakan,baikdenganpayudaraataubotolketikaterlentang
Menghindariberadaditempatyangterdapatsejumlahbesaranak,terutama

dipusatpusatpenitipananak
MenghindaripaparandarianakyangdiketahuimenderitaOME
Menghindarialergendikenal6

PenelitiandariKouwendanDejonckeremenunjukkanpenurunanprevalensi40%
pada anakanak dari Belanda dengan otitis media efusi yang secara rutin
(setidaknyamingguan)mengunyahpermenkaret.12
Terapi medikamentosa dari otitis media efusi (OME) termasuk
penggunaan antibiotik, steroid, antihistamin dan dekongestan, serta mukolitik.
Karenaotitismediaefusimenunjukkanterdapatnyabakteripatogen,diperlukan
pengobatan dengan antibiotik yang tepat, meskipun bukti yang menunjukkan
hanya bermanfaat untuk jangka masa pendek. Penelitian eritromisin,
sulfisoxazole, amoksisilin, amoksisilinklavulanat, dan trimetoprim
sulfametoksazoltelahmenunjukkantingkatkesembuhanlebihcepatdibandingkan
denganplasebo,meskipunperbedaannyahampirtidaksignifikansecarastatistik
disebagianbesarujicobaini.12
Dekongestan dapat diberikan melalui tetes hidung, atau kombinasi anti
histamindengandekongestanoral.Namunkepustakaanlainmenuliskanbahwa
antihistamin maupun dekongestan tidak berguna bila tidak ada kongesti
nasofaring.6
Apabilaotitismediaefusimenjadikronis(3bulan),efektivitasantibiotik
berkurang, meskipun temuan ini masih kontroversial. Studi yang diterbitkan
antara2002dan2004dandikutipolehpedomanpraktekklinisuntukotitismedia
efusi juga menunjukkan kesembuhan efusi telinga tengah dengan antibiotik,
namunmerekajugamenunjukkancepatdanseringterjadinyarekuren.Dalam3
ujiklinisplaseboterkontrolsecaraacak,otitismediaefusitidakmembaikdengan
hanya steroid oral dalam waktu 2 minggu pengobatan. Ketika steroid oral
dikombinasikandenganantibiotik,tingkatkesembuhanefusitelingatengahtidak
ada peningkatan dibandingkan dengan hanya memakai antibiotik. Studi lain

28

menemukan bahwa steroid topikal intranasal saja atau kombinasi dengan


antibiotiktidakmemilikimanfaatjangkapendekmaupunjangkapanjangdalam
pengelolaananakanakdenganotitismediaefusi.7
Hidung tersumbat, rinore, dan sinusitis sering menyertai otitis media,
antihistamin dan dekongestan dapat dipertimbangkan untuk menghilangkan
gejalagejala yang terkait terutama jika disebabkan oleh alergi. Antihistamin
mencegahdegranulasiselmastdanpelepasanhistaminyangdapatmenyebabkan
peradangan mukosa akibat peningkatan obstruksi hidung dan peningkatan
produksilendir.
Operasimenjadi terapiyangpalingbanyak diterima untukotitis media
efusi persisten (OME), dan telah terbukti efektif. Beberapa pilihan untuk
tatalaksana bedah antara lain: miringitomi, pemasangan tuba timpanostomi,
adenoidektomi. Rekomendasi pedoman klinis dari The American Academy of
Family Physicians (AAFP), American Academy of OtolaryngologyHead and
NeckSurgery(AAOHNS),danAmericanAcademyofPediatrics(AAP)sebagai
berikut:

Penempatantubatympanostomyadalahprosedurawalyangseringdipakai

padatindakanoperasianak.
Adenoidektomitidakbolehdilakukankecualiterdapatindikasimisalnya,

sumbatanhidung,danadenoiditiskronis.
Operasiulangterdiridariadenoidektomiditambahmiringotomi,dengan

atautanpapenembatantuba
Tonsilektomiataumiringotomisajatidakbergunauntukmengobatiotitis
mediaefusi.7
Pemasangan tuba timpanostomi sebagai ventilasii memungkinkan udara

masukkedalamtelingatengah,dengandemikianmenghilangkankeadaanvakum.
Tuba timpanostomi terdapat dua macam: short term (contoh: grommets), long
term (contoh: Ttubes). Tuba jangka pendek dapat bertahan hingga 12 bulan,
sedangkan tubajangkapanjang dapat digunakan hinggabertahuntahun.3 Tuba
ventilasidibiarkanpadatempatnyasampaiterlepassendiridalamjangkawaktu6

29

12 bulan. Sayangnya karena cairan seringkali berulang, beberapa anak


memerlukantubayangdirancangkhusussehinggadapatbertahanlebihdari12
bulan.Keburukantubayangtahanlamainiadalahmenetapnyaperforasisetelah
tubaterlepas.Namun,pemasangantubaventilasidapatmemulihkanpendengaran
danmembenarkanmembrantimpaniyangmengalamiretraksiberatterutamabila
ada tekanan negatif yang menetap.1 Tujuan pemasangan pipa ventilasi adalah
menghilangkan cairan pada telinga tengah, mengatasi gangguan pendengaran
yang terjadi, mencegah kekambuhan, mencegah gangguan perkembangan
kognitif,bicara,bahasadanpsikososial.12

Gambar10.TataLaksanaOME
Tindakan miringitomi dan aspirasi efusi tanpa pemasangan tuba
timpanostomidibuktikanhanyabergunauntukefekjangkapendek.Berdasarkan
studi oleh Gates, tindakan miringitomi diikuti pemasangan tuba timpanostomi,
dapat mempercepat perbaikan pendengaran, mempersingkat durasi penyakit,
mengurangi angka rekurens. Luka insisi setelah miringitomi biasanya sembuh
dalam1minggu.Namun,biasanyadisfungsitubaeustachiusmembutuhkanwaktu
lebihlamauntuksembuh(biasanya6minggu).Olehkarenaini,tindakanmiringitomi
sajaakanmeningkatkanangkarekurens.12
Manfaat adenoidektomi pada otitis media serosa kronik masih
diperdebatkan.Tentunyatindakaninicukupberartipadaindividudenganadenoid
yang besar, dimana tindakan adenoidektomi dapat menghilangkan obstruksi
hidungnasofaring, memperbaiki fungsi tuba eustachius, dan mengeliminasi

30

sumberreservoirbakteri.1,3Namun,sebagianbesaranaktidakmemenuhikategori
tersebut.Penelitianmutakhir(Gates)melaporkanbahwaadenoidektomiterbukti
menguntungkan sekalipun jaringan adenoid tersebut tidak menyebabkan
obstruksi. Namun, mengingat risiko post operasi (seperti perdarahan),
adenoidektomi biasanya baru dipertimbangkan ketika penggunaan tuba
timpanostomigagaluntukmenanganiotitismediaefusi.8
Keputusan untuk melakukan intervensi bedah tidak hanya berdasarkan
lamanyapenyakit.Derajatgangguandanfrekuensiparahnyagangguanpendahulu
jugaperludipertimbangkan.Intervensilebihawaldanagresifdisarankanperlu
dilakukanpadapasiendengan:

keterlambatanberbicaradantumbuhkembang
otitismediaunilateral
gangguanpendengaranbermakna(>40db:indikasirelatif,2140

db:indikasirelatif)
pasien dengan sindrom (contoh: sindrom Down), atau dengan
palatoschizis

Sumberlainmembagipilihanterapiberdasarkanonsetakutataukronis.
Padaotitismediaefusiakut,pengobatanmedikaldiberikanvasokonstriktorlokal
(teteshidung),antihistamin,perasatvalsavabilatidakadatandainfeksijalan
napasatas.Setelahsatuatauduaminggu,bilagejalamasihmenetap,dilakukan
miringitomi, dan bila masih belum sembuh maka dilakukan miringotomi serta
pemasanganpipaventilasi(Grommet).Padaotitismediaefusikronis,pengobatan
harusdilakukanmiringotomidanpemasanganpipaventilasiGrommet.7
2.2.10. Komplikasi
AkibatlanjutOMEdapatmengakibatkanhilangnyafungsipendengaran
sehingga akanmempengaruhiperkembanganbicaradan intelektual.Perubahan
yangterjadipadatelingatengahdapatmengakibatkanpenyakitberlanjutmenjadi
otitismediaadesivadanotitismediakronismaligna. Beberapakomplikasiyang

31

dapatterjadipadaotitismediaefusikurangnyapendengaran,terganggunyaproses
bicaradantumbuhkemban,danotitismediaakut.9
2.2.11. Prognosis
Otitismediadenganefusiadalahpenyebabutamagangguanpendengaran
padaanakanak.Kondisiiniterkaitdenganperkembanganbahasapadaanakanak
muda tertunda dari 10 tahun, dan kehilangan pendengaran konduktif, dengan
ambangkonduksiudararatarata27,5desibel(dB),tetapiotitis mediadengan
efusi jugatelahdikaitkan denganhilangnyapendengaransensorineural.Kedua
prostaglandindanleukotrientelahditemukandalamkonsentrasitinggipadaefusi
telinga tengah (MEE). Paparan kronis ini metabolit asam arakidonat dapat
menyebabkankehilanganpendengaransementaradankadangkadangpermanen
sensorineural.12
Otitis media dengan efusi biasanya hilang dengan sendirinya selama
beberapamingguataubulan.Pengobatandapatmempercepatprosesini. OME
biasanyatidakmengancamnyawa.Kebanyakananaktidakmengalamikerusakan
pada pendengaran jangka panjang mereka atau kemampuan berbicara, bahkan
ketikacairantetapselamaberbulanbulan. 17 Penatalaksanaanyangtepatdapat
mempercepatprosespenyembuhan.Selamacairanmasihterakumulasiditengah
telinga,makaakanmengurangifungsipendengaran.Halinidapatmempengaruhi
perkembanganbahasapadaanakanak.Gangguaninitidakakanmenjadiancaman
bagikehidupantetapidapatmengakibatkankomplikasiserius.12
2.2.12. Pencegahan
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat mengurangi prevalensi
otitismediaefusidiantaranya:9
2. Menghindari rokok atau asap rokok yang dapat mengganggu fungsi tuba
Eustachius.
3. MemperpanjangASIekslusif
4. Padapasienanakdisarankantidakseringketempatramaiberisiko(contoh: day
carecenter,tempatramailaindenganbanyakpenderitaISPA,dll).
32

5. IdentifikasidanmenghindarialergenyangdapatmenyebabkanOMEanakAnda.
6. Cucitangandanmainan
7. Gunakanfilterudaradanmendapatkanudarasegaruntukmembantumenurunkan
paparanterhadapkumanudara.
8. Jangangunakanterlalubanyakantibiotik.Terlaluseringmenggunakanantibiotik
keturunanbakterisemakinresisten.
9. Vaksinpneumokokusdapatmencegahinfeksidaripenyebabyangpalingumum
dariinfeksitelingaakut(yangdapatmenyebabkanOME).Vaksinflu
jugadapatmembantu.8

BAB III
KESIMPULAN
Otitis media efusi ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid yang ditandai
dengan adanya penumpukan cairan efusi di telinga tengah dengan membran
timpani utuh tanpa adanya tanda dan gejala inflamasi akut. Faktor utama yang

33

berperan dalam keadaan ini adalah terganggunya fungsi tuba eustachius. Faktor
lain yang dapat berperan sebagai penyebab adalah adenoid hipertrofi, adenoitis,
sumbing palatum (cleft-palate), tumor di nasofaring, barotrauma, sinusitis,
rhinitis, defisiensi imunologik, dan alergi dapat menjadi factor tambahan dalam
timbulnya cairan di telinga tengah. Otitis media efusi terbagi menjadi otitis media
serosa akut dan otitis media serosa kronik berdasarkan dari jenis secret yang
timbul.
Diagnosis OME seringkali sulit ditegakkan karena prosesnya sendiri yang
kerap tidak bergejala (asimptomatik).Gejala seperti nyeri telinga, demam, ataupun
telinga berair, sering tidak terdeteksi oleh dokter. Diperlukan ketelitian dari
pemeriksa untuk mendiagnosis penyakit ini. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang teliti perlu dilakukan untuk menemukan gejala seperti membrane timpani
yang tampak kekuningan pada otitis media serosa, dan berwarna lebih kusam dan
keruh pada otitis media mukoid. Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan jika
gejala yang ditemukan tidak khas. Diagnosis OME secara dini sangat penting
untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi seperti hilangnya fungsi
pendengaran sehingga akan mempengaruhi perkembangan bicara dan intelektual.
Pengobatan pada OME dapat dilakukan secara medikamentosa dan
pembedahan, pada otitis media serosa akut dapat diberikan obat vasokonstriktor
local (tetes hidung), anti histamine dan perasat valsava jika tidak ditemukan tanda
infeksi. Antibiotik dapat diberikan jika ditemukan tanda tanda infeksi di jalan
napas atas. Bila gejala masih menetap setelah satu atau dua minggu maka dapat
dilakukan miringotomi dan pemasangan grommets tube jika masih menetap. Pada
otitis media serosa kronik seringkali dilakukan miringotomi dan pemasangan
grommets tube untuk mengeluarkan sekret.

34

DAFTARPUSTAKA
1. Soepardi Efiaty Arsyad, dr, Sp.THT(K), dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher; Edisi keenam. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta. 2010
2. Berkman ND et al. Otitis media with effusion: comparative effectiveness
of treatment. AHRQ Publication No. 13-EHC091-EF: 2013. P.1-8

35

3. Munawaroh S, Munasir Z, Bramantyo B, Pudjiadi A. Insidens dan


karakteristik otitis media efusi pada rinitis alergi anak. Sari Pediatri, 10(3):
2008. p.212-18
4. American Academy of Pediatric. Otitis media with effusion. AAP, 113(5);
5.

2004. p. 1412-29
Yusuf K. Hasil otoskopi. audiogram dan timpanogram pada pasien usia 612 tahun yang dicurigai menderita otitis media efusi di seksi sudiologi
RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 1990. Media Perhati, 6(4); 2000.

6. Snell Richard.2006.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran.


Jakarta:EGC.
7. SumitKAgrawal,AguilaJDemetrio,AhnSMin,etal.CurrentDiagnosis
&TreatmentOtolaryngologyHeadandNeckSurgery.2thed.USA:Mc
GrawHill.2008
8. Adams L George, 1 R Lawrence, Higler A Peter. 1 Buku Ajar Ilmu
PenyakitTHT.Edisi6.Jakarta:EGC.1997:88118
9. Thrasher RD. Otitis Media With Effusion Treatment & Management.
http://emedicine.medscape.com/article/858990treatment#showall.
Updated:Oct7,2011
10. Megantara,Imam.2008.InformasiKesehatanTHT:OtitisMediaEfusi.
[5screens]Cited5May2011.Availablefrom:http://www.perhatikl.org/
11. Ramakrishnan, Kalyanakrishnan. Editor. 2007. American Family
Physician.

36

Anda mungkin juga menyukai