PENDAHULUAN
dalam keadaan sehat maupun sakit pada tingkat individu maupun kelompok.
Fokus asuhan keperawatan lansia adalah melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.
Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT PSLU )
Pasuruan merupakan salah satu sasaran pelayanan keperawatan yang
komprehensif pada lansia dari individu maupun kelompok. Berkaitan dengan
kondisi diatas kami mahasiswa Program Profesi Ners STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang ingin menerapkan konsep asuhan keperawatan pada lansia
secara langsung di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( UPT
PSLU ) Pasuruan pada tanggal 10 November-28 November 2014. Kegiatan ini
bertujuan mendapatkan pengalaman secara langsung untuk menemukan
permasalahan yang terjadi pada lanjut usia serta memberikan asuhan
keperawatan baik secara bio-psiko-sosio-spiritual dan kultural.
1.2. Tujuan Kegiatan
rencana
strategis
serta membuat
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Konsep Panti
2.1.1
Pengertian
Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia adalah Unit
Pelaksana Tehnis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur yang melaksanakan tugas
pelayanan, dan bimbingan sosial bagi lanjut usia terlantar, berdasarkan pada
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 119 tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
2.1.2
Landasan Hukum
a. Pancasila dan UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34.
b. UU No. 11 Th 2009 Tentang kesejahteraan sosial.
c. UU No.13 Tahun 1998 Tentang kesejahteraan Lanjut Usia.
d. UU No.22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah Jo No.32 Th 2004
e. UU No. 25 Tahun 1999 Tentang, Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
Junto PP No. 25 Th. 2000.
f. PP No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara
pemerintahan, pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kab/Kota
g. PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
h. Permendagri No. 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah
i. Perda Prov Jatim No. 5 tahun 2008 tentang Pembentukan Perda
j. Perda Prov Jatim No. 7 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan Daerah
Provinsi Jawa Timur.
k. Pergub Prov Jatim No. 119 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jatim
2.1.3
f. Pengembangan
metodologi
pelayanan
kesejahteraan
sosial
dalam
konsultasi
bagi
keluarga
atau
masyarakat
yang
Pemberian makan klien yang sesuai dengan menu dan standart gizi yang
direkomendasi oleh ahli gizi/dokter Puskesmas setempat.
c. Pakaian
Pakaian diberikan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan
d. Kesehatan / obat-obatan.
Pelayanan kesehatan bagi klien diberikan sewaktu-waktu pada saat klien
membutuhkan perawatan. Pemeriksaan seluruh klien dilakukan setiap hari
jumat bekerja sama dengan PUSKESMAS ( POSYANDU LANSIA )
e. Pemberian higine dan obat-obatan, sesuai kebutuhan
f. Melakukan rujukan ke Puskesmas dan Rumah Sakit, apabila klien
memerlukan perawatan lanjutan / rawat inap (opname)
2.2.4 Proses Pelayanan
1) Tahap Pendekatan Awal
a) Sosialisasi
Kegiatan ini merupakan penyampaian informasi tentang program
pelayanan sosial dalam panti kepada pihak-pihak yang terlibat agar
terdapat kesamaan persepsi dan tindakan dalam pelayanan sosial lanjut usia
b) Identifikasi dan seleksi
Proses menemukenali, menginfentarisasi memilih dan menetapkan calon
klien
c) Penerimaan dan Regristrasi
penerimaan calon klien dari pihak keluargaatau pihak-pihak lain kepada
pihak panti
2) Tahap Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assesment)
Proses untuk menilai situasi dan kondisi, kebutuhan dan permasalahan klien,
serta situasi dan kondisi obyektif dari keluarga dan lingkungan sosialnya
untuk dijadikan dasar dalam penyusunan rencana pelayanan yang akan
diberikan kepada lanjut usia
3) Tahap Perencanaa Program Pelayanan
Merupakan proses penelaahan dan penyusunan rencana program pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan klien
4) Tahap Pelaksanaan Pelayanan
a. Pememenuhan kebutuhan pisik
Pemenuhan
tinggal
b. Bimbingan sosial.
pakaian, tempat
Bimbingan sosial adalah proses pelayanan yang ditujukan kepada lanjut usia
agar mampu mengembangkan relasi sosial yang positip dan menjalankan
peranan sosialnya dalam panti dan dalam lingkungan sosial masyarakat
c. Bimbingan fisik dan kesehatan.
Merupakan proses pelayanan yang ditujukan menjaga atau meningkatkan
kondisi fisik dan kesehatan lanjut usia, sehingga dapat melaksanakan peran
sosialnya
d. Bimbingan Psikososial.
Merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan situasi sosial
psikologis seperti adanya perasaan rasa aman, nyaman, tenteram dan damai
e. Bimbingan Mental Spiritual dan kerohanian.
Merupakan upaya yang dilaksanakan untuk memelihara dan meningkatkan
kondisi mental-spiritual dan kerohanian klien.
f. Bimbingan Ketrampilan.
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan
bakat, minat dan potensi klien untuk menisi waktu luangnya sehingga
merasa betah dan nyaman tinggal dalam panti.
g. Bimbingan Rekreasi dan Hiburan.
Upaya yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan kreatifitas untuk
meningkatkan semangat hidup klien agar bahagia dalam menjalankan
kehidupannya.
2.2.5 Tahap Pasca Pelayanan
a) Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai sejauhmana keberhasilan atau
kegagalan program pelayanan yang telah diberikan sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban pihak panti kepada klien, keluarganya atau pemerintah
b) Terminasidan Rujukan
Terminasi adalah proses pengakhiran pelayanan setelah klien meninggal
dunia atau kembali ke keluarga atau karena sesuatu hal harus
dilakukan.Rujukan adalah proses menghubungkan klen dengan pelayanan
lain yang dibutuhkan sesuai masalah dan kebutuhannya.
c) Pembinaan Lanjut
Merupakan kegiatan yang dilakukan setelah klien kembali ke keluarga,
dan/atau ketika klien sudah dimakamkan karena klien tidak memiliki
keluarga
2.2.6 Ketenagaan
Kebutuhan tenaga di panti sebaiknya berimbang antara tenaga
pelaksanaan pelayanan dengan penerima pelayanan. Tenaga pelaksana yang
memenuhi persyaratan pendidikan sesuai dengan bidang tenaga, secara umum
ketenagaan dibagi dalam dua bidang yaitu tenaga administrasi dan tenaga
teknis.
2.2.7 Peralatan pelayanan
Peralatan yang diperlukan oleh lanjut usia meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Peralatan penginapan
Peralatan makan
Peralatan ketrampilan
Peralatan pembinaan mental spiritual
Peralatan olah raga
Peralatan terapi
Peralatan hiburan
Peralatan pelayanan kesehatan
2.3
2.3.1
Pengertian
Lanjut Usia Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan
dialami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan
UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun. Proses penuaan dipandang sebagai
sebuah proses total dan sudah dimulai saat masa konsepsi. Meskipun penuaan
adalah sebuah proses berkelanjutan, belum tentu seseorang meninggal hanya
karena usia tua. Sebab individu memiliki perbedaan yang unik terhadap
genetik, sosial, psikologik, dan faktor-faktor ekonomi yang saling terjalin
dalam kehidupannya menyebabkan peristiwa menua berbeda pada setiap
orang. Dalam sepanjang kehidupannya, seseorang mengalami pengalaman
traumatik baik fisik maupun emosional yang bisa melemahkan kemampuan
seseorang untuk memperbaiki atau mempertahankan dirinya. Akhirnya
periode akhir dari hidup yang disebut senescence terjadi saat organisme
biologik tidak dapat menyeimbangkan lagi mekanisme Pengrusakan dan
Perbaikan.
2.3.2
kelainan
pada
permukaan
sel,
maka
hal
ini
akan
tersebut
sebagai
sel
asing
dan
menghancurkannya
bertambahnya
prevalensi
auto
antibodi
pada
lansia
sehingga
sel-sel
patologis
meningkat
sesuai
dengan
10
11
12
Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh
lansia pada saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu dipahami
teori Freud, Buhler, Jung dan Erikson. Sigmund Freud meneliti tentang
psikoanalisa dan perubahan psikososial anak dan balita . Erikson (1930)
membagi kehidupan menjadi 8 fase dan lansia perlu menemukan integritas
diri melawan keputusasaan (ego integrity versus despair).. Havighurst dan
Duvall menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan (development tasks)
selama hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia yaitu ;
a) Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis
b) Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan
c) Menemukan makna kehidupan
d) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
e) Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
f) Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia
g) Menerima dirinya sebagai calon lansia Joan Birchenall RN, Med dan
Mary E Streight RN (1973) menekankan perlunya mempelajari
psikologi perkembangan guna mengerti perubahan emosi dan sosial
seseorang selama fase kehidupannya.
Pokok-pokok dalam development theory adalah :
a) Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.
b) Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial
yang baru yaitu pensiun dan atau menduda atau menjanda.
c) Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam
keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun,
ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-temannya.
8. Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory) Wiley (1971)
menyusun
stratifikasi
lansia
berdasarkan
usia
kronologis
yang
13
sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan terbsebut tercapai. Semua
kebutuhan ini sering digambarkan seperti sebuah segitiga dimana
kebutuhan dasar terletak paling bawah/di dasar.
2. Teori Individual Jung Carl Jung (1960) menyusun sebuah teori
perkembangan kepribadian dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari
masa kanak-kanak, masa muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan
sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran
seseorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian
digambarkan/diorientasikan terhadap dunia luar (ekstroverted) atau ke arah
subyektif,
pengalaman-pengalaman
dari
dalam
diri
(introvert).
Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan
merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental.
3. Teori Proses Kehidupan Manusia Charlotte Buhler (1968) menyusun
sebuah teori yang
menggambarkan
perkembangan manusia
yang
dengan
beberapa
cara.
Pada
tahun
1968
Buhler
Perubahan fisik
a. Sel :
jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan
intra dan extra seluler
b. Persarafan :
14
membran
timpani,
terjadinya
pengumpulan
serum
karena
meningkatnya keratin
c. Sistem penglihatan :
spinkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhadap sinaps,
kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatnya ambang
pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang
pandang.
d. Sistem Kardivaskuler :
katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas
pembuluh darah, tekanan darah meninggi.
e. Sistem respirasi :
otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan menurunnya
aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas residu
meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.
f. Sistem gastrointestinal :
kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk, indera pengecap menurun
krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap sampai 80 %,
kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin.
g. Sistem genitourinaria :
ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal
terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi
melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria
sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine.
Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva
terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan
menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.
h. Sistem endokrin :
pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun, sedangkan
fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun
sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin
menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.
i. Sistem integumen :
pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala
dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan
hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
15
j. Sistem muskuloskeletal :
tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi kiposis, tinggi
badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipis, tendon
mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban
bergerak. otot kam dan tremor.
2.4.2
Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah:
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b. Kehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d.Keturunan
e. Lingkungan Kenangan (memori) ada 2 :
a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu
b. kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk Intelegentia
Question :
a.Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi
perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari
faktor waktu.
2.4.3
Perubahan Psikososial
a. Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak
lebih sempit.
\
LANSIA
Perubahan biologis/fisik
Perubahan kejiwaan
16
Penurunan daya
Penurunan fungsi
Perubahan
G3
Takut
ingat tingkat Perasaan
tak
Perubahan
sendi,otot,pendengar
Merasa
kurang
PerasaanFungsi Mudah
masukan nutrisi
istirahat/tidur
Demensia
(ansietaas)
pendidikan rendah
tenang
aktifitas
marah/tersinggung
an,penglihatan
diperhatikan
sedih intelektual
Perubahan sosial
Sumber keuangan
Fungsi sosial
menurun
Perubahan
menurun
kehilangan
hub famili
psikososial
Membahayakan
diri sendiri
2.5
2.5.1
Fisik / Biologis
a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
b. Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran /
penglihatan.
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya minat dalam
merawat diri.
d. Resiko cedera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian penurunan
fungsi tubuh tidak adekuat.
e. Perubahan pola elemenasi berhubungan dengan pola makan yang tidak
efektif, peristaltik lemah.
f. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.
17
Menarik
dari sosial
Psikologis-sosial
a.
b.
c.
d.
e.
Spiritual
a. Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
b. Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan
kematian.
c. Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
d. Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan ibadah secara
tepat.
BAB III
PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian kelompok usia lanjut UPT PSLU Pasuruan
18
belakang pendirian panti, misi, visi dan motto panti, tujuan panti, struktur panti,
kapasitas panti, sarana dan prasarana panti, kegiatan dalam panti, hubungan
lintas sektoral dan lintas sektor, distribusi pendanaan, data kesehatan yang
disajikan dalam bentuk analisa SWOT.
3.2 Identitas Panti
Nama Panti
UNIT
PELAKSANA
TEKNIS
PELAYANAN
Pengelola
3.3 Latar Belakang Berdirinya Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pauruan.
a. Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan ini didirikan
pada tanggal 1 Oktober 1979 dengan nama SASANA TRESNA WERDHA
( STW ) "SEJAHTERA" PANDAAN yang pada awalnya melayani 30
orang,
b. Pada tanggal 17 Mei 1982 diresmikan pemakaiannya oleh Menteri Sosial
Bapak Saparjo dengan dasar KEP.MENSOS RI NO. 32/HUK / KEP/VI/82 di
bawah pengendalian Kanwil Depsos Propinsi Jawa Timur dengan kapasitas
tampung 110 orang dan menempati areal seluas 13.968 M
c. Pada tahun 1994 mengalami pembakuan penamaan UPT Pusat / Panti /
Sasana
dengan
SK. Mensos
RI
19
Sejahtera Pandaan,
merupakan
Unit
Pelaksana
Tehnis
Dinas
20
21
VISI
Terwujudnya peningkatan taraf
kesejahteraan sosial bagi lanjut
usia yang bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
MISI
1. Melaksanakan
tugas
pelayanan dan rehabilitasi
bagi lanjut usia
dalam
upaya memenuhi kebutuhan
rohani, jasmani dan sosial
sehingga dapat menikmati
hari
tua
yang
diliputi
kebahagiaan dan ketentraman
lahir batin.
2. Mengembangkan
sumber
potensi bagi lanjut usia
potensial,
sehingga dapat
mandiri
dan
dapat
menjalankan fungsi sosial
secara wajar.
3. Peningkatan
peran
serta
masyarakat dalam penanganan
lanjut usia terlantar.
KASIE. BINJUT.
SUKRISNO, S.Sos.
NIP. 19630323 198303 1 014
Pekerja Sosial
M. UMAR SAID, S.H.
NIP. 19600711 198303 1 023
NINUK FIRONIKA
NIP. 19610613 198503 2 009
RINI ASTUTI SETYOWATI
NIP. 19680921 199303 2 005
DEWI SENJAYATI
NIP. 19650926 200701 2 009
INDAH SETIYO WIJAYANTI
NIP. 19790512 201403 2 001
SARTINI
NIP. 19820930 200901 2 002
22
PROBO NOEGROHO
NIP. 19630813 198910 1 001
KHUSNAN MULYADI
NIP. 19600417 200604 1 016
MARYANI, S.Sos.
NIP. 19650703 198910 2 002
Staf Binjut.
DARMANTO, A.K.S.
NIP. 19630517 198901 1 001
SOLIKIN, S.S.T.
NIP. 19670807 199010 1 001
SUSIAMI, S.Sos.
NIP. 19630812 198603 2 015
SUPRIANTO NAZULUL, S.H.
NIP. 19660111 198010 1 002
Jumlah Hunian
Laki-laki
Perempuan
Nama Wisma
Wisma Teratai
0
8
Wisma Anggrek
8
1
Wisma Kemuning
9
1
Wisma Mawar
0
7
Wisma Cendana
0
10
Wisma Dahlia
7
0
Wisma Perawatan Khusus
1
25
Wisma Seruni
10
0
Wisma Kenanga
0
8
Wisma Melati
1
7
Total
Total hunian
103
Berdasarkan hasil pendataan pada 12 November 2014
3.8.2 METHOD :
A. Pripsip Pelayanan
1. Menghormati harkat & martabat klien
2. Menjaga kerahasiaan
3. Tidak memberikan stigma
4. Tidak mengucilkan
5. Menghindari sikap sensitive
6. Pemenuhan kebutuhan secara tepat
7. Pelayanan secara komprehensif.
8. Menghindari sikap belas kasihan
9. Pelayanan yang cepat dan tepat
10. Pelayanan yang bermutu
11. Pelayanan yang efisien dan efektif
12. Pelayanan yang akuntabel
B. Persyaratan Masuk Panti
a. Laki / perempuan usia 60 tahun keatas
b. Potensial dan tidak potensial.
23
b) Bimbingan sosial.
Bimbingan sosial adalah proses pelayanan yang ditujukan kepada
lanjut usia agar mampu mengembangkan relasi sosial yang positip dan
menjalankan peranan sosialnya dalam panti dan dalam lingkungan
sosial masyarakat
c) Bimbingan fisik dan kesehatan.
Merupakan proses pelayanan yang ditujukan menjaga atau
meningkatkan kondisi fisik dan kesehatan lanjut usia, sehingga dapat
melaksanakan peran sosialnya
d) Bimbingan Psikososial.
Merupakan upaya yang dilakukan untuk menciptakan situasi sosial
psikologis seperti adanya perasaan rasa aman, nyaman, tenteram dan
damai
e) Bimbingan Mental Spiritual dan kerohanian.
Merupakan upaya yang dilaksanakan untuk memelihara dan
meningkatkan kondisi mental-spiritual dan kerohanian klien.
f) Bimbingan Ketrampilan.
Merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka
25
lansia
mudahnya
sumber-sumber
pendukung
bagi
26
Bangunan perumahan
Bangunan panti merupakan bangunan permanen dengan dinding
tembok, lantai keramik, atap genting, ventilasi dan pencahayaan
cukup, yang terdiri dari :
a. Wisma klien
b. Kantor
c. Aula
: 1 buah, luas141,75 m2
d. Musholla
e. Ruang keterampilan
: 1 buah, luas 81 m2
f. Ruang poliklinik
: 1 buah
h. Pos Penjagaan
: 1 buah, 9 m2
: 2 buah, luas 70 m2
: 1 buah, luas 63 m2
k. Garasi
: 1 buah,luas 15 m2
l. Dapur
: 1 buah
27
: disalurkan kekolam
Dapur
: disalurkan ke got
d. Sarana Ibadah
Sarana ibadah berupa 1 buah musholla.
: 2 buah
28
Sepeda motor
: 1 buah
n. Asrama
Terletak di sebelah barat musholla, yang terdiri dari 16 ruangan
dengan luas 72 m2 yaitu 8 ruangan di lantai 2 dan 8 ruangan dilantai
bawah.
o. koperasi
Ruangan ini terletak di sebelah tangga, bagian lantai bawah
sebelah kamar asrama. dengan terdapat kursi yang terletak didepan
koperasi. koperasi ini menjual berbagai barang dagangan misalnya :
softdrink, sabun, mie instan, snack, kopi, gula, dan lain lain.
3.8.4. MONEY
Distribusi pendanaan
a.
Donatur
Donator diperoleh dari lembaga swasta terdiri dari :
a) Organisasi masyarakat
b) Kelompok pengajian
c) Perorangan
d) Perusahaan
e) Institusi pendidikan (sekolah TK)
Macam donatur :
a) Uang
Donatur berupa uang, dikumpulkan dan penggunaan ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan klien yang kurang dan penambahan sarana
prasarana panti.
b. Dinas sosial
a) Biaya dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur ( APBD )yang diberikan
setiap bulan.
b) Biaya dari pemerintah digunakan untuk DIPA (Daftar Isian Proyek
Anggaran) yang dibentuk oleh panti termasuk gaji PTT.
c) Pembimbing wisma (Pegawai UPTPS) gaji disesuaikan dengan tingkat
golongan masing-masing pegawai.
3.8.5. MARKET
Dalam mengenalkan UPT PSLU kepada masyarakat, pihak panti
menggunakan media social seperti membuat blog, memalui facebook. Selain
itu, upaya pelayanan di panti yang baik mampu meningkatkan pemasaran
panti di masyarakat. Dimulai dari masyarakat lingkungan panti yang
menginformasikan kepada sanak keluarga dan masyarakat diluar panti
29
lainnya. Selain itu, alur penerimaan klien juga terstruktur. Dimulai dari
identifikasi klien sampai dengan tahap terminasi .
Adanya kerjasama UPT PSLU Pasuruan dengan, akan meningkatkan
jumlah klien dengan proses yang lebih cepat karena telah diproses
sebelumnya oleh pihak UPT lain. Adanya lansia dengan keterampilan tertentu
30
termasuk
dalam
indeks
katz
A (kemandirian
dalam
mampu
Keluhan
Klien
1
1
Persentase
1/9 = 11,11%
1/9 = 11,11%
Nyeri
Gangguan
penglihatan
Diabetes Melitus
1
1/9 = 11,11%
Hipertensi
1
1/9 = 11,11%
Pegal linu
2
2/9 = 22,22%
Tidak Ada Keluhan
3
3/9 = 33,35%
Jumlah
9
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa tanggal 11
November2014
No
1
Sholat di
Musholah
0
Sholat di
Wisma
3
(33,33%)
Tidak
Sholat
6
(66,67%)
9 (100%)
2) Wisma Mawar
Tingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma mawar
mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan,
kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 7
orang.
Secara keseluruhan,lansia di wisma mawar dapat menjaga
kebersihan dirinya masing-masing.Sosialisasi antar lansia di wisma mawar
sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik antar
lansia. Tiap lansia saling membantu satu sama lain dalam satu wisma
31
Keluhan
Klien
Persentase
Gangguan penglihatan
2
2/7 = 28,57 %
Asma
1
1/7 = 14,28 %
Hipertensi
2
2/7 = 28,57 %
Tidak Ada Keluhan
2
2/7 = 28,58%
Jumlah
7
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa tanggal 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma mawar adalah sebagai berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
2
(28,57%)
Sholat di
Wisma
4
(57,14%)
7 (100%)
Tidak
Sholat
1
(14,29%)
3) Wisma Cendana
Tingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma cendana
mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan,
kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 10
orang.
Secara keseluruhan, lansia di wisma Cendana dapat menjaga
kebersihan dirinya masing-masing. Sosialisasi antar lansia di wisma
cendana sudah cukup baik,walaupun kadang-kadang masih ada konflik
antar lansia. Tiap lansia saling membantu satu sama lain dalam satu
wisma mereka mampu membersihkan kamar mereka sendiri. Komunikasi
antar sesama lansia di wisma Cendana menggunakan bahasa jawa.
Adapun keluhan penyakit yang dirasakan para lansia di Wisma
Cendana adalah sebagai berikut:
No
1
2
3
4
Keluhan
Klien
Persentase
Batuk
1
1/10 = 10%
Sesak napas
2
2/10= 20%
Pegal linu
2
2/10 = 20%
Tidak Ada Keluhan
5
5/10 = 50%
Jumlah
10
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Cendana adalah sebagai
berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
5 (50%)
Sholat di
Wisma
10 (100%)
4) Wisma teratai
32
Tidak
Sholat
5 (50%)
Keluhan
Klien
Persentase
Hipertensi
2
2/8 = 25%
Pegal linu
3
3/8 = 37,5%
Tidak Ada Keluhan
3
3/8 = 37,5%
Jumlah
8
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma teratai adalah sebagai berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
7 (87,5%)
Sholat di
Wisma
0(0%)
8 (100%)
Tidak
Sholat
1 (12,5%)
5) Wisma Kemuning
Tingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma kemuning
mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan,
kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 9
orang, dan 1 yang termasuk dalam indeks katz B (kemandiriaan dalam
semua aktifitas hidup sehari-hari kecuali 1 dari fungsi tersebut).
Secara keseluruhan,lansia di wisma Kemuning dapat menjaga
kebersihan
dirinya
masing-masing,akan
tetapi
masih
harus
di
Keluhan
Hipertensi
Sesak napas
Klien
5
1
33
Persentase
5/10 = 50%
1/10 = 10%
3
4
5
Gatal-gatal
2
2/10 = 20%
Linu-linu
1
1/10 = 10%
Gangguan jiwa
1
1/10 = 10%
Jumlah
10
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari Selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Kemuning adalah sebagai
berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
0
Sholat di
Wisma
1 (10%)
Tidak
Sholat
9
(90%)
10 (100%)
6) Wisma Dahlia
Tingkat kemandirian lansia yang tinggal di wisma Dahlia
mayoritas termasuk dalam indeks katz A (kemandirian dalam makan,
kontinen, berpindah ke kamar mandi, berpakaian dan mandi), sebanyak 7
orang.
Secara keseluruhan,lansia di wisma Dahlia dapat menjaga
kebersihan dirinya masing-masing,akan tetapi masih harus di ingatkan.
Sosialisasi antar lansia di wisma Dahlia sudah cukup baik, walaupun
kadang-kadang masih ada konflik antar lansia. Tiap lansia saling
membantu
satu sama
mereka
mampu
Keluhan
Klien
Persentase
Hipertensi
4
1/7 = 14,28%
Gangguan Jiwa
1
1/7 = 14,28%
Tidak Ada Keluhan
2
5/7 = 71,43%
Jumlah
7
100%
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Dahlia adalah sebagai berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
1
(14,28%)
Sholat di
Wisma
0
Tidak
Sholat
6
(85,71%)
7 (100%)
34
Keluhan
Klien
Persentase
Hipertensi
4
4/29 = 13,80 %
Gatal-gatal
2
2/29 = 6,90 %
Rematik
3
3/29 = 10,34 %
Nyeri tulang/ linu-linu
6
6/29 = 20,69 %
Tidak ada keluhan
14
14/29 = 48,27 %
Jumlah
29
100 %
Sumber: Hasil pengkajian mahasiswa hari selasa 11 November 2014
Kegiatan Spiritual lansia di Wisma Perawatan Khusus adalah
sebagai berikut:
No
1
Sholat di
Musholah
0 (0%)
Sholat di
Tidak
Alasan Tidak Sholat
Wisma
Sholat
2 (6,90%) 24 (93,10%) - 26 keterbatasan fisik
29 (100%)
Bidang
Data Subyektif
Data Obyektif
35
Masalah
BIOLOGIS
Sebagian
lansia
mengeluhkan
linu-linu
sebanyak
16
orang
(20,25%)
PSIKOLOGIS
Sebagian lansia
mengatakan mengikuti
kegiatan ketrampilan
Sebagian lansia
mengatakan mengikuti
karawitan sejumlah
Sebagian lansia
mengatakan mengikuti
paduan suara
SOSIAL
SPIRITUAL
36
Sebanyak 79 lansia
mempunyai keluhan
penyakit
dengan
uraian
sebagai
berikut :
Hipertensi 29 (36,7
%) lansia, rheumatik
Atritis 16 (20,25 %)
lansia.
Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan pada
lansia
Kurangnya
kemauan lansia
dalam mengikuti
kegiatan
Peningkatan
koping individu
(Lansia)
Potensial
peningkatan
interaksi social
komunitas
(lansia)
Hambatan
Religiositas
37
NO
1
MASALAH
Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan
pada lansia
Kurangnya kemauan
lansia untuk mengikuti
kegiatan panti (senam)
RENCANA
KEGIATAN
1. Penyuluhan
PHBS
PENANGGUNG
JAWAB
Pokja
kesehatan
2. TAK motorik
3. TAK
sosialisasi
4. Lomba
lansia sehat
Hambatan religiositas
5. Pengumuma
n pemenang
lomba lansia
sehat
1. Istighosah
Pokja spiritual
2. Yasinan
3. Khataman
Al-Quran
1. Lomba
makan
krupuk
2. Lomba
menyanyi
3. Lomba
berjoget
4. Jalan sehat
Pokja olah
raga dan
rekreasi
WAKTU
KEGIATAN
Senin,
24-11-2014
08.20-09.15 WIB
Selasa,
25-11-2014
08.00 s/d
selesai
Selasa,
25-11-2014
15.00 s/d
selesai
Rabu dan kamis
26 27 112014
08.00 s/d
selesai
Jumat,
28 11 2014
08.00 s/d
selesai
Rabu,
19112014
18.15 s/d
selesai (Bada
magrib)
Kamis,
20 11 2014
(Bada magrib)
Setiap hari
Jumat, 21 11
2014
15.00 s/d
selesai
Sabtu, 22 11
2014
15.00 s/d
selesai
Sabtu, 22 11
2014
15.00 s/d
38
selesai
Jumat, 27 11
2014
08.00 s/d
TEMPAT
DANA
SUMBER
Aula
Swadana
Mahasiswa
Makam
pahlawan
Swadana
Mahasiswa
Ruang
ketrampil
an
Swadana
Mahasiswa
Wisma
masingmasing
Swadana
Mahasiswa
Aula
Swadana
Mahasiswa
Mushola
Mahasiswa,
rohaniawan,
dan seluruh
warga panti
RENCANA
KEGIATAN (POA)
Mushola
Mahasiswa
dan lansia
Mushola
Mahasiswa
Aula
Swadana
Mahasiswa
Aula
Swadana
Mahasiswa
Aula
Swadana
Mahasiswa
Jalan
sekitar
panti
Swadana
Mahasiswa
NO
1
MASALAH
KEP.GRN
Ketidakefektifa
n
pemeliharaan
kesehatan
pada lansia
Kurangnya
kemauan
lansia dalam
mengikuti
kegiatan
SASARA
N
Semua
anggota
panti
Lansia
TUJUAN
STRATEGI
Terjadi
peningkat
kan status
kesehatan
kepada
para
lansia
penghuni
UPT PSLU
Pasuruan
1. memberi
surat
pemberit
ahua dan
menjemp
ut di
masingmasing
wisma
Lansia
lebih
berperan
aktif
dalam
mengikuti
kegiatan
Pengumum
an dengan
getok tular
RENC.
KEGIATAN
1. Penyuluha
n PHBS
HARI/
TANGGAL
Senin, 24
Nov 2014
2. TAK
motorik
Selasa, 25
Nov 2014
3. TAK
Sosialisasi
Selasa, 25
Nov 2014
4. Lomba
lansia
sehat
Rabu,
Kamis 26
27 Nov
2014
Jumat, 21
Nov 2014
1. Lomba
makan
krupuk
2. Lomba
nyanyi
dan joget
Sabtu, 22
Nov 2014
39
TEMPAT
Aula
Kerja
bakti di
TMP
Aula
Wisma
Aula
Aula
EVALUASI
KRITERIA STANDAR
Peningkatan
koping individu
(Lansia)
Lansia
Meningka
tkan rasa
percaya
diri lansia
Potensial
peningkatan
interaksi social
komunitas
(lansia)
Lansia
Terjadi
peningkat
kan
dalam hal
kegiatan
bersosiali
sasi
Hambatan
Religiositas
Lansia
Meningka
tkan
pemenuh
an
kebutuha
n spiritual
kepada
para
lansia
mendengar 1. Memberika
kan cerita
n reward
dari
dan
masingfeedback
masing
yang positif
lansia
terhadap
lansia
dalam
melakukan
aktivitasny
a seharihari
1. Kerja bakti
membersih
kan makam
2. Membantu
lansia lain
yang tidak
mampu
mengambil
makanan
sendiri di
dapur
1. Melakukan
kegiatan
muadzin,
imam,
2. Mengadaka
n istigosah
Setiap hari
saat di
wisma
Wisma
masingmasing
binaan
Selasa, 25
Nov 2014,
Makam
pahlawan
Setiap hari
Setiap hari
mulai hari
Rabu, 19
Nov 2014
Mushola
Setiap hari
rabu, 19
Nov 2014
Mushola
40
3. Mengadaka
n yasinan,
Setiap hari
kamis, 20
Nov 2014
41
Mushola
BAB IV
ANALISA SWOT
ELEMEN
Man
STRENGTH
Terdapat pengelola UPT PSLU pandaan sebanyak 28
orang dengan rincian
1. PNS : 20 orang
2. PTT : 8 orang dengan rincian :
- Keamanan 2 orang
- Perawat : 4 orang
- Petugas dapur : 2 orang
WEAKNESS
Belum
mencukupinya tenaga perawat
yang bertanggung jawab di ruang
perawatan khusus secara full
yang memadai sesuai jumlah
lansia
Belum
adanya
tenaga ahli gizi dan fisioterapi
yang semestinya dibutuhkan oleh
lansia
Kurang
adanya
interaksi sosial antar wisma bagi
lansia
yang
memiliki
keterbatasan gerak
Adanya 29 klien
yang beresiko
Dari 91 klien yang
potensial tidak lebih dari 18 klien
yang muslim mengikuti kegiatan
keagamaan dimusholla
Klien
yang
menjalankan ibadah di wisma
masing masing sebanyak
26
klien.
Dari 78 klien yang
42
OPPORTUNITY
Adanya kerja sama dengan lembaga
diantaranya Stikes ICME jombang,
PSIK UNAIR, Akademi keperawatan
lawang dan intitusi kesehatan lain.
THREATH
Semakin meningkatnya jumlah
lansia yang memiliki masalah
kesehatan
Metode
Kurangnya motivasi
kamar kecil, berpakaian dan mandi
Kurangnya
peran
pembimbing
wisma
dalam
memotivasi lansia untuk berperan
aktif dalam perawatan diri.
43
beberapa
wisma
(Wisma
perawatan khusus dan anggrek)
yang akan menghambat lansia
yang mandiri untuk melakukan
perawatan diri (mandi).
Material
Money
44
Market
1.
2.
3.
4.
khusus
yang
membutuhkan
PSLU
Pasuruuan
memiliki
persetujuan dari pihak ketiga
kemampuan
membuat
keajinan
(keluarga) mengalami kesulitan
tangan sehingga bisa menjadi
45
46
BAB 5
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO
1
2
3
KEGIATAN
Penyuluhan PHBS
EVALUASI
a. Panitia datang tepat
waktu
b. Alat dan tempat sesuai
rencana
c. Penyuluhan dimulai
sesuai rencana
d. Peserta hadir tepat
waktu
e. Peserta hadir 51,94 %
f. Peserta kooperatif
g. Peserta antusias
terhadap materi yang
disampaikan
h. Peserta mampu
merespon materi dan
mengajukan
pertanyaan
i. Peserta mampu
menyimpulkan materi
yang disampaikan
TAK motorik
TAK sosialisasi
47
HAMBATAN
a. Masih ada lansia yang
meninggalkan tempat sebelum
acara selesai
b. Masih ada beberapa lansia yang
tidak memperhatikan
penyampaian materi
4
5
Yasinan
7
8
khataman al quran
Lomba makan krupuk
Lomba menyanyi
10
Lomba berjoget
tepat waktu
b. Alat dan tempat sesuai
rencana
c. Lomba tidak dimulai
tepat waktu
d. Peserta hadir tidak
tepat waktu
e. Peserta hadir %
f. Peserta kooperatif
g. Peserta antusias
terhadap lomba
h. Peserta mampu
berinteraksi dengan
baik
i. Peserta mengikuti
lomba sampai selesai
a. Panitia tidak datang
tepat waktu
b. Alat dan tempat sesuai
rencana
c. Lomba tidak dimulai
tepat waktu
d. Peserta hadir tidak
tepat waktu
e. Peserta hadir %
f. Peserta kooperatif
g. Peserta antusias
terhadap lomba
h. Peserta mampu
berinteraksi dengan
baik
i. Peserta mengikuti
49
Jalan sehat
50