PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sangat ironis memang dimana saat banyak kita temui berbagai kegiatan
kampanye yang menyerukan keprihatinan mengenai global warming akibat
proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi,
dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi
pembakaran rokok ke paru-paru mereka. Telah kita ketahui bersama bahwa
kebiasaan merokok sudah menjadi budaya di berbagai bangsa di belahan
dunia, tak terkecuali Indonesia. Mayoritas perokok di seluruh dunia ini, 47%
adalah populasi pria sedangkan 12% adalah populasi wanita dengan berbagai
kategori umur.
Kebiasaan merokok di Indonesia sudah sangat memprihatinkan, pelakunya
muali dari orang tua, wanita, hingga pelajar yang kategori usianya sangat
dianjurkan untuk tidak merokok. Tak jarang kita temui seorang pelajar yang
masing lengkap menggunakan atribut sekolahnya, dengan santainya merokok
di tempat umum. Seperti yang kita ketahui masa remaja merupakan masa
dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap
berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat pola perilaku,
dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock 1998 ). Oleh karenanya,
remaja sangat rentan sekali mengalami psikososial, yakni masalah psikis atau
kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial. Sehingga
merokok menjadi salah satu jawaban dari masalah-masalah tersebut.
Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi, salah satunya di kota
Singaraja, yang dikenal sebagai Kota Pendidikan. Kuantitas perokok usia
sekolah memang telah mencapai tahap yang sangat memprihatinkan.
Kurangnya pemahaman mengenai bahaya rokok yang ditanamkan sejak dini
dapat menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Kebiasaan merokok di kalangan pelajar, dilatabelakangi oleh beraneka
ragam alasan namun yang paling sering dijumpai adalah karena gengsi dan
agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan
sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas
genteng, ngga merokok ngga ganteng`.
Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu tidak
enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok,
sampai ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari
rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan
merokok dan jumlah perokok, terutama di kalangan pelajar yang usianya
masih di bawah umur. Hal ini yang mendorong kami untuk menyusun
makalah Maraknya Perilaku Merokok di Kalangan Pelajar di Di Bawah
Umur Di Kota Singaraja.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa faktor penyebab perilaku merokok di kalangan pelajar bawah
1.2.2
1.2.3
1.3.3
Singaraja.
Untuk mengetahui upaya pencegahan dan penanganan perilaku
1.4.3
kota Singaraja.
Dapat mengetahui upaya pencegahan dan penanganan perilaku
merokok di kalangan pelajar di bawah umur di kota Singaraja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor Perilaku Merokok bagi Pelajar di Bawah Umur di Kota Singaraja
Merokok adalah hal yang sudah biasa di lakukan oleh masyarakat
Indonesia, bahkan sudah lumrah kita lihat dilakukan oleh para pelajar yang
merusak otak. Dari data yang dikumpulkan dari 5.000 warga Inggris,
menunjukkan bahwa mereka yang merokok lebih rendah tingkat ingatan,
bernalar, kosakata, dan kecakapan verbalnya, dibandingkan mereka yang
tidak merokok. Dengan adanya siswa merokok di sekolah maka sekolah
bertanggung jawab mencegah prilaku tersebut. Hal ini berujung pada
munculnya peraturan sekolah dan pengawasan yang ketat yang berujung
pada bertambahnya beban bagi sekolah. Siswa yang sudah kecanduan akan
sulit untuk tidak merokok walaupun itu di sekolah sehingga cenderung
siswa tersebut akan melanggar peraturan, hal ini akan menyebabkan beban
sekolah untuk mengurus siswa-siswa yang bermasalah akan semakin berat
pula. Merokok di sekolah berpotensi untuk mempengaruhi siswa-siswa yang
lain untuk ikut merokok karena siswa yang terpengaruh menganggap bahwa
kalau merokok membuatnya terlihat lebih keren daripada siswa yang bukan
perokok. Akibatnya jumlah perokok di sekolah akan semakin bertambah
yang menyebabkan beban sekolah bertambah pula.
Adapun dampak sosial yang ditimbulkan dari perilaku pelajar di bawah
umur yang merokok di antaranya adalah hilangnya rasa nyaman bagi orang
yang tidak merokok, hilangnya hak asasi seseorang terhadap udara segar,
bebasnya remaja merokok di jalanan walaupun masih menggunakan
seragam sekolah dan tidak sedikit terjadinya kebakaran dikarenakan putung
rokok yang dibuang sembarangan sebelum dimatikan.
Dalam konteks sosial, pelajar yang merokok biasanya akan
mendapatkan masalah kejiwaan dikarenakan mereka dijauhi dan dikucilkan
oleh teman-temannya akibat kebiasaan buruk yang dilakukan, karena
perokok pasif lebih dirugikan dibandingkan dengan perokok aktif itu
sendiri, hal ini disebabkan perokok pasif langsung menghirup asap yang
dihasilkan dari rokok yang dihisap dari perokok aktif. Selain itu, pelajar
yang merokok juga berisiko terkena berbagai penyakit seperti jantung
koroner, kanker paru, mulut, tenggorokan, stroke, impotensi, gangguan
kehamilan, janin dan lainnya.
Dampak yang dirasakan keluarga jika dalam keluarga tersebut anaknya
memiliki kebiasaan merokok yaitu dari segi ekonomi dampak yang dapat
dirasakan, pelajar akan lebih sering berbohong dengan cara meminta uang
kepada keluarga dengan alasan keperluan sekolah. Pelajar lebih
mementingkan untuk membeli rokok daripada menggunakan uangnya untuk
membeli keperluan yang lebih penting. Selain itu jika dalam keluarga
tersebut terdapat ibu yang sedang hamil, jika terpapar asap rokok dapat
mengganggu kesehatan janin yang dikandung (Anonim, 2014).
2.3 Upaya Pencegahan dan Penanganan Perilaku Merokok bagi Pelajar di
Bawah Umur di Kota Singaraja
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menannggulangi prilaku
pelajar di bawah umur di kota Singaraja yang merokok adalah sebagai
berikut:
a. Dari Keluarga
Keluarga merupakan salah satu pemegang peranan penting dalam
mencegah serta menangani perilaku merokok di kalangan pelajar di
bawah umur. Keluarga, terutama orang tua harus lebih jeli dan teliti
menyikapi maraknya perilaku merokok dewasa ini yang semakin tidak
terkendali. Bukan menjadi hal tabu lagi, jika melihat seorang pelajar
yang masih menggunakan seragam sekolah, merokok di tempat umum.
Para orang tua harus cepat tanggap dalam menyikapi fenomena ini,
terlebih jika mereka memiliki putra-putri yang masih berusia sekolah.
Adapun upaya yang dapat dilakukan keluarga untuk mencegah dan
menangani masalah ini adalah :
1. Memberi contoh pada anak dengan tidak merokok di depan anak
Salah satu upaya untuk mencegah perilaku merokok pada anak
adalah dengan tidak merokok di depan anak. Orang tua adalah aktor
utama bagi seorang anak. Apapun perilaku yang dilakukan oleh orang
tua akan ditiru oleh anak, termasuk merokok. Jika anak melihat orang
tuanya merokok, maka ia akan menganggap bahwa merokok adalah
hal yang benar. Maka dari itu merokok di depan anak adalah salah
satu hal yang harus dihindari.
2. Memberi pengertian serta edukasi tentang bahaya rokok bagi anak
Orang tua merupakan guru yang pertama bagi anak. Memberikan
pengertian serta edukasi tentang bahaya rokok sejak awal akan
meminimalisir anak untuk merokok. Dengan menjelaskan dampak-
pembagian langsung produk rokok dalam suatu event, menjadikan anakanak dimanjakan untuk memperoleh pengalaman baru yaitu merokok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1 Penyebab dari seorang pelajar di bawah umur merokok ada dua faktor
yaitu faktor internal dan external.
3.1.2 Dampak yang ditimbulkan dari prilaku pelajar di bawah umur yang
merokok, memberikan dampak yang serius terhadap perokok itu
sendiri, baik kesehatan dan intelektualnya dan lingkungan sekitar.
3.1.3 Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah pencegahan dari pihak
keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
3.2 Saran
10
3.2.1 Bagi pelajar, agar tidak merokok di usia dini terkait dengan akibat yang
akan ditimbulkan dari merokok, baik itu untuk kesehatannya maupun
masa depannya.
3.2.2 Bagi sekolah, agar lebih meningkatkan edukasi dan sosialisasi mengenai
bahaya merokok.
3.2.3 Bagi pemerintah, lebih meningkatkan pengawasan penjualan rokok,
serta membatasi periklanan rokok di tempat umum.
DAFTAR PUSTAKA
Abuelsah, 2014. Makalah-bahaya-merokok. Dalam
https://abuelsah.wordpress.com/2014/02/09/makalah-bahaya-merokok/
Diakses pada tanggal 24 Februari 2015 pukul 20.15 WITA.
Achmadi, Nivo. 2014. Faktor Penyebab Merokok pada Remaja.
http://nivoachmadi.blogspot.in/2014/01/faktor-penyebab-merokokpada-remaja.html. diakses tanggal 25 Februari 2015, opened: 21:32
Anonim. 2008. Menyelamatkan Anak dari Bahaya dari Rokok. Dalam
http://www.kpai.go.id/tinjauan/menyelamatkan-anak-dari-bahayarokok/ diakses pada tanggal 25 Pebruari 2015 pukul 22.54 Wita.
Anonim.2014.dinkes Bali Sosialisasikan Dampak Rokok Kepada Pelajar.
{ diakses di http://metrobali.com/2014/12/06/dinkes-bali-sosialisasikan-
11
12