Anda di halaman 1dari 14

Sejarah Perkembangan Biosel

Oleh:
Nama : Ni Made Dwi Febriana
NIM : 1313041054
Kelas : IV C

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Sel dalam bahasa latin adalah cella,
yang berarti ruangan kecil.
Penemuan sel dimulai sejak tahun 590 S.M, ketika itu telah ditemukan alat-alat pengamat
seperti mikroskop. Seperti ysng ditemukan Robert Hooke yang menemukan rungan-ruangan
kecil dalam pengamatan sayatan gabus, kemudian menamainya dengan sel. Dengan
penemuan sel ini, banyak manfaat bagi penemuan-penemuan selanjutnya. Dalam
pengungkapan hakikat sel, telah banyak memunculkan konsep dan teori tentang rangkaian
penemuan bagian-bagian sel.
Sitologi merupakan cabang biologi yang memusatkan perhatiannya pada gejala alam
yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah perkembangan sel ?
2 Bagaimana perkembangan Biologi sel ?
3 Bagaimana konsep dan teori sel?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembangan sel.
2. Mengetahui perkembangan Biologi sel.
3. Mengetahui konsep dan teori sel.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Sel

Biologi sel sering dikenal dengan sitologi yang merupakan cabang ilmu biologi yang
memusatkan pehatiannya kepada gejala kehidupan pada tingkat sel. Pembelajaran sel sangat
membantu dalam memahami masalah kehidupan pada umumnya. Kemajuan dalam bidang
pengetahuan biologi sel sejalan dengan kemajuan di bidang ilmu fisika dan kimia. Dengan
menggunakan mikroskop elektron struktur sel dapat dipelajari sampai ukuran milimikron.
Sedanglan kemajuan dalam bidang kimia dapat digunakan untuk membantu menganalisis
struktur molekul sel. (Suryani,2004:1)
Usaha untuk mempelajari satuan struktur fungsi kehidupan telah dimulai sejak zaman
sejarah kuno, meskipun keterangan yang diberikan masih berdasarkan pandangan belum
didasarkan pada hasil eksperimen. Dikemukakan oleh Aristotles dan Parhcelcus bahwa
semua hewan dan tumbuhan disusun oleh beberapa elemen yang berulang. Saat itu belum
dikenal bahwa elemen tersebut mempunyai kesamaan sifat dasar yang sekarang dikenal
sebagai sel. (Suryani,2004:1-2)
Adanya rasa keingintahuan yang besar mendorong para ahli untuk mengembangkan ide
penggunaan lensa cembung untuk pengamatan obyek biologi yang tidak dapat diamati
dengan mata telanjang. Ide ini telah dimulai sejak 600 tahun sebelum masehi yang dilakukan
oleh Euclid yang mempelajari sifat refleksi dari benda dengan permukaan yang cembung.
(Suryani,2004:2)
Kemudian penelitian terus dikembangkan hingga adanya penemuan susunan sel yang
dilakukan oleh Robert Hooks (1665) yang menggunakan lensa pembesar sebagai alat bantu
untuk mengamati jaringan gabus. Menurut pengamatannya gabus tersusun oleh lubanglubang kecil seperti sarang lebah yang disebut sel yang masing-masing dipisahkan oleh
diafragma. Nama sel diambil dari bahasa Yunani Kytos yang berarti ruang kosong,
sedang bahasa latin dari rung kosong juga cella. (Subowo,1995:11)
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Grew dan Malpighi terhadap tanaman lain
dan mereka menemukan struktur yang juga terdiri dari ruangan-ruangan kecil di tengahtengah masa homogen dan oleh mereka dinamakan utricles. (Subowo,1995:11)
Demi perkembangan ilmu biologi sel, pada tahun 1674 Leeuwenhock menyusun
mikroskop berdasarkan pengalaman Jans dan Ischarias Jenssen (1590) yang telah menyusun
dua lensa cembung dalam satu tabung. Kemudian perkembangan mikroskop sampai pada
mikroskop elektron yang dirancang oleh Knoll dan Ruska dari Jerman pada tahun 1932,

Marton dari Belgia pada tahun 1934, dan Prebus Millier dari Kanada pada tahun 1934.
(Suryani,2004:2)
Dengan adanya mikroskop yang telah canggih maka dapat ditemukan kehidupan
organisme satu sel antara lain protozoa, bakteria, rotifera, dan lain-lain. Mikroskop juga telah
banyak dimodifikasi untuk keperluan ilmu pengetahuan sehingga sekarang telah dikenal
mikroskop binokular, fase kontras, ultraviolet, fluoresen dan lain-lain yang tidak hanya
digunakan untuk penelitian tingkat sel tetapi juga untuk meneliti komponen dalam sel.
(Suryani,2004:2)
B. Perkembangan Biologi sel
Kontribusi dari beberapa ahli dengan penemuannya sangat berperan dalam menunjang
perkembangan Biologi sel. Berikut merupakan tabel beberapa kontribusi para ahli yang berkaitan
dengan sejarah perkembangan Biologi sel.
Tabel 01. Penemuan para Ahli yang Berkaitan dengan Sejarah Perkembangan Biologi sel.

Tahun

Nama Ahli

590 S.M

Euclid

Kontribusi

Mempelajari sifat-sifat reflektif pada benda dengan


permukaan cembung.

Mengemukakan bahwa bola gelas yang diisi air dapat


65 S.M

Seneca

membantu melihat benda yang tidak dilihat dengan


mata biasa.

127-151

Protoleus

Melakukan percobaan memperbesar pandangan suatu

benda dengan benda berpermukaan cembung.

1485

Da Vinci

Menyampaikan pentingnya penggunaan lensa untuk


mengamati benda-benda kecil.

1590

Jans dan Z. Jansen

Memadukan dua lensa konveks pada suatu tabung


sebagai alat pembesar.

1661

Malpighi

Meneliti anatomi dan embriologi pada tumbuhan dan


hewan. Ia mampu menemukan susunan kapiler yang
sejak 30 tahun yang lalu telah dipikirkan oleh Harvey.

1665

Robert Hooke

Menerbitkan

Micrographia

yang

memuat

hasil

pengamatannya pada gabus secara mikroskopik.

1672

1674

Grew

Menerbitkan hasil studinya tentang anatomi tumbuhan.

Antony

Menyusun model mikroskop dengan fokus pendek,

Van Leeuwenhoek

dengan alat itu ia menemukan protozoa, bacteria,


rotifera dan animalculus.

1759
1770

Wolf

Menggunakan mikroskop untuk studi embriologi.

Hill

Memperkenalkan cara pengawetan bahan-bahan dari


kayu. Ia menggunakan alum, alkohol dan karmin untuk
mempersiapkan preparat mikroskopik.

1780

Adams, dkk.

Memperkenalkan mikrotom untuk memotong preparat


mikroskopik

1802-1808

Mirbel

Melakukan observasi pada jaringan tanaman dan


sampai pada kesimpulan bahwa tanaman tersusun atas
jalinan membrana selular

1809

J.B. Lamarck

Menyatakan bahwa dalam kehidupan organisme, sel


mempunyai fungsi penting.

1824

Mengemukakan prinsip sel, bahwa semua hewan dan

R.J.H Dutrochet

tumbuhan terdiri dari sel yang tetap bersatu oleh


kekuatan adesif.

R. Brown

Menyatakan bahwa partikel dalam sel mengalami

1686

gerakan yang dinamakan gerakan Brown.


En

1831

R. Brown

Merbitkan hasil penelitiannya tentang inti sel pada


tumbuhan.

1832

Dumortier

Mengamati proses pembelahan sel pada algae, yang


juga pernah dilaporkan oleh Turpin pada tahun 1826.

1835-1839

H. Von Mohl

Melakukan penelitian lebih teliti tentang mitosis. Ia


menyatakan bahwa pembelahan sel dapat diamati
dengan mudah pada objek yang diambil dari ujungujung tanaman baik akar maupun batang.

1838

M.J. Schleiden

Menerbitkan buku yang memuat pengertian tentang


genesis jaringan tumbuhan. Ia menemukan nukleoli,
dan mengemukakan tentang teori asal.

1839

1840

1845

T. Schwan

J.E. Purkinje

Mengemukakan teori sel pada hewan.

Memberikan nama protoplasma untuk substansi dalam


sel.

Kolliker

Mengemukakan bahwa protozoa dan ovum merupakan


produk selular dari suatu organisme.

- Menyatakan bahwa semua sel berasal dari sel yang


1858

R. Virchow

telah ada.
- Melakukan studi patologik pada sel.

Menyatakan bahwa sel merupakan akumulasi substansi


1816

Schultze

hidup (protoplasma) yang berada dalam ruang tertentu


dan

memiliki

inti

dan

membran

sel.

Konsep

protoplasma ini didasarkan pada hasil studinya bahwa


ada persamaan isi sel pada protozoa, sel tumbuhan, dan
sel hewan.

1863

1865

1866

1867

Waldeyer

Melaporkan penggunaan hematoksilin untuk pewarnaan


kromosom.

G. Mendel

Heckel

L.ST. George

Menemukan prinsip dasar genetika.

Mengemukakan plastida.

Menemukan organela sel yang sekarang dinamakan


komplek-Golgi.

1869

1870

F. Miescher

Menemukan nuklein.

W. His

Membuat

mikrotom

untuk

pemotongan

preparat

mikroskopik secara serial.

1876
O. Hertwing

Mengemukakan bahwa fertilisasi merupakan peleburan


antara inti spermatozoa dan inti sel telur.

1877

1879

E. Able

Menemukan minyak emersi untuk objective mikroskop


pada pembesaran kuat.

H. Fol

Melakukan observasi proses penetrasi spermatozoa


pada sel telur waktu terjadinya fertilisasi.

1879

W. Flemming

Mengemukakan terminologi untuk kromatin.


- mengemukakan terminologi untuk kromatin dan

W. Flemming
1879

1882

mengemukakan proses mitosis pada sel tumbuhan -

dan

mengemukakan

Strasburger

nukleoplasma.

Strasburger

terminologi

sitoplasma

dan

Mengemukakan proses mitosis pada sel tumbuhan dan


mengemukakan

terminologi

sitoplasma

dan

nukleoplasma.

1883

W. Roux

Mengemukakan bahwa di dalam kromosom terdapat


satuan-satuan herediter.

E. Van Beneden
1883

Menunjukkan

gamet

mengandung

jumlah

kromosom sebanyak setengah jumlah kromosom sel


badan.

1886

bahwa

R. Almann

Mewarna mitokondria dan komponen granular lainnya


dalam sel serta mengemukakan pentingnya mitokondria
dalam proses respirasi sel.

1887

1888

1888

Van Benedon

Menemukan sentriol.

T. Boveri

Menemukan sentriol.

Waldeyer

A. Weissmann

Memperkenalkan terminologi untuk kromosom.

Mengemukakan

bahwa

kromosom

merupakan

komponen penting dalam inti, dan satuan-satuan

1892

herediter terdapat di sepanjang kromosom dalam


susunan tertentu.

1892

1898

1907

T. Boveri

Menemukan proses spermatogenesis dan oogenesis


pada Ascaris.
Menemukan komplek golgi pada sel saraf.

C. Golgi
Harrison

Mengembangkan teknik baru dalam kulturisasi dan


studi sel terpisah dalam kesatuan organismenya.

1914

R. Feulgen

Mengembangkan teknin pewarnaan DNA.

1944

Avery dkk.

Mengemukakan bahwa DNA adalah material genetik.

1953

Wilkins

Mengemukakan pola defraksi sinar-X dari DNA.

1953

J. D. Watson

Merumuskan model konfigurasi DNA.

dan
F. H. C. Crick

C. Konsep dan Teori Sel


Sel merupakan struktur atau unit dasar dalam kehidupan, semua organisme terdiri
dari kumpulan sel. Dengan di adakannya berbagai macam penelitian menghasilkan berbagai
teori dan konsep tentang sel. Teori lain yang juga menjadi awal terbentuknya konsep sel
sekarang ini adalah teori abiogenesis yang dikemukakan oleh Aristoteles. Teori ini
menyatakan bahwa kehidupan dapat muncul secara spontan dari benda mati. Teori ini juga
deperkuat dengan adanya temuan olah Antonie Van Leeuwenhoek yang mengamati
mikroorganisme menggunakan mikroskop pada rendaman jarami.
Rudolf Virchow (1858) mengemukakan teori biogenesis yaitu bahwa sel berasal dari
sel yang hidup sebelumnya (omnis cellula e cellula) teori ini mengembangkan pengertian
teorisel yang tidak hanya

menyatakan bahwa sel adalah unit dasar bentuk dan fungsi

kehidupan.tetapi juga merupakan unit dasar herediter.


Matthias Schleiden dan Theodor Schwann mengemukakan bahwa sel merupakan
contoh dramatis dari kesatuan yang mendasari makhluk hidup. Sedangkan Rudolf Virchow
mengemukakan bahwa sel baru terbentuk dari pembelahan sel yang ada sebelumnya. Seorang
sarjana bernama Schwann (1839) mengemukakan teori sel, yaitu bahwa sel merupakan
sebuah organisme, hingga hewan dan tumbuh-tumbuhan merupakan kumpulan sel dan
organisme (Subowo,1995:11). Oleh karena itu banyak berkembang berbagai macam ilmu
pengetahuan sebagai penerapan teori sel dalam sitologi. Dari pendapat pendapat tersebut
Schleiden, Schwann, dan Virchow menyatukan konsep bahwa (1) semua makhluk hidup
tersusun atas sel dan (2) semua sel berasal dari sel yang lain (Solomon, 2008: 74).
Menurut pendapat de Roberties, dkk teori sel diatas telah didahului oleh beberapa
konsep yang dikemukakan oleh Mirble pada tahun 1802, Oken pada tahun 1805, Lamarck

1809, serta Ditroch dan Torpin pada tahun 1826. Konsep dan teori sel terus dikembangkan,
seiring dengan berkembangnya ilmu-ilmu biologi.
Salah satu teori awal mengenai terbentuknya sel adalah teori naturalistik. Teori ini
bermula dengan terdapatnya molekul-molekul hidrogen, metana, amonia, dan air. Dengan
adanya tenaga yang berasal dari aliran listrik halilintar dan radiasi-radiasi sinar kosmis
molekul-molekul tersebut mengalami proses kimiawi dan selanjutnya mengalami proses
biologis sehingga terbentuk protovirus dan sel awal. Protovirus akan berkembang menjadi
virus, sedangkan sel awal akan berkembang menjadi organisme yang ada pada saat ini.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan atas pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sejarah perkembangan sel ini sudah dimulai sejak zaman sejarah kuno, kemudian
berkembang dengan adanya penemuan struktur sel oleh Robert Hooke pada sayatan
gabus. Setelah itu berbagai alat-alat bantu untuk mempelajari sel terus berkembang
mulai dari mikroskop sederhana hingga mikroskop elektron, sehingga mempermudah
mempelajari sel secara keseluruhan.
2. Kontribusi dari beberapa ahli dengan penemuannya sangat berperan dalam menunjang
perkembangan Biologi sel.
3. Dari berbagai pendapat para ahli mengenai konsep dan teori sel dapat ditarik kesimpulan
bahwa sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Aktivitas satu sel menunjang aktivitas
sel yang lain membentuk suatu sistem yang sangat harmonis untuk menunjang sebuah
kehidupan yang fungsional.

Daftar Pustaka

Martin, Solomon B. 2008. Biology Eight Edition. USA: Thomson Brooks/Cole


Meta. 2009. Sejarah Biologi Sel dan Molekular.
https://eug3n14.wordpress.com/2009/07/20/sejarah-biologi-sel-dan-molekuler/, 25 Februari

2015 17:05
Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa
Suryani, Yoni.2004.Biologi Sel dan Molekuler.Yogyakarta: JICA

Anda mungkin juga menyukai