Anda di halaman 1dari 4

Arti dan makna lambang

Negara Indonesia
GARUDA PANCASILA
Ditulis pada Agustus 10, 2012

Burung garuda berwarna kuning emas mengepakkan sayapnya dengan


gagah menoleh ke kanan. Dalam tubuhnya mengemas kelima dasar dari
Pancasila. Di tengah tameng yang bermakna benteng ketahanan filosofis,
terbentang garis tebal yang bermakna garis khatulistiwa, yang merupakan
lambang geografis lokasi Indonesia. Kedua kakinya yang kokoh kekar
mencengkeram kuat semboyan bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika
yang berarti Berbeda-beda, Namun Tetap Satu.
Secara tegas bangsa Indonesia telah memilih burung garuda sebagai
lambang kebangsaannya yang besar, karena garuda adalah burung yang
penuh percaya diri, energik dan dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan
memantau keadaan sendiri, tak suka bergantung pada yang lain. Garuda
yang merupakan lambang pemberani dalam mempertahankan wilayah,
tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik yang lain sekalipun wilayah
itu milik burung yang lebih kecil. Warna kuning emas melambangkan bangsa
yang besar dan berjiwa priyagung sejati.
Burung garuda yang juga punya sifat sangat setia pada kewajiban sesuai
dengan budaya bangsa yang dihayati secara turun temurun. Burung garuda
pun pantang mundur dan pantang menyerah. Legenda semacam ini juga
diabadikan sangat indah oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada candi
dan di berbagai prasasti sejak abad ke-15.
Keberhasilan bangsa Indonesia dalam meraih cita-citanya menjadi negara
yang merdeka bersatu dan berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945, tertera
lengkap dalam lambang garuda. 17 helai bulu pada sayapnya yang
membentang gagah melambangkan tanggal 17 hari kemerdekaan Indonesia,
8 helai bulu pada ekornya melambangkan bulan Agustus, dan ke-45 helai
bulu pada lehernya melambangkan tahun 1945 adalah tahun kemerdekaan
Indonesia. Semua itu memuat kemasan historis bangsa Indonesia sebagai
titik puncak dari segala perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan

kemerdekaannya yang panjang. Dengan demikian lambang burung garuda


itu semakin gagah mengemas lengkap empat arti visual sekaligus, yaitu
makna filosofis, geografis, sosiologis, dan historis.
Burung garuda merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan Budha. Garuda
dalam mitos digambarkan sebagai makhluk separuh burung (sayap, paruh,
cakar) dan separuh manusia (tangan dan kaki). Lambang garuda diambil dari
penggambaran kendaraan Batara Wisnu yakni garudeya. Garudeya itu sendiri
dapat kita temui pada salah satu pahatan di Candi Kidal yang terletak di
Kabupaten Malang tepatnya: DesaRejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten
Malang, Jawa Timur.
Garuda sebagai lambang negara menggambarkan kekuatan dan kekuasaan
dan warna emas melambangkan kejayaan, karena peran garuda dalam cerita
pewayangan Mahabharata dan Ramayana. Posisi kepala garuda menengok
lurus ke kanan.
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17
Agustus 1945), antara lain:

Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17

Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8

Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19

Jumlah bulu di leher berjumlah 45

Perisai
Perisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia. Gambar perisai
tersebut dibagi menjadi lima bagian: bagian latar belakang dibagi menjadi
empat dengan warna merah putih berselang seling (warna merah-putih
melambangkan warna bendera nasional Indonesia, merah berarti berani dan
putih berarti suci), dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai yang besar
berwarna hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus horizontal yang
membagi perisai tersebut menggambarkan garis khatulistiwa yang tepat
melintasi Indonesia di tengah-tengah.
Emblem

Setiap gambar emblem yang terdapat pada perisai berhubungan dengan


simbol dari sila Pancasila.
Bintang Tunggal
Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai hitam dengan sebuah bintang
emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia,
Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler sosialisme.
Rantai Emas
Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun atas
gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu dengan yang
lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran menggambarkan
wanita, gelang yang persegi menggambarkan pria.
Pohon Beringin
Sila ke-3: Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus benjamina) adalah
sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang sebuah akar tunggal panjang
yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat
dalam ke dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini
juga memiliki banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. Hal
ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki
berbagai akar budaya yang berbeda-beda.
Kepala Banteng
Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng (Latin: Bos javanicus) atau
lembu liar adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan
Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama
(musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas
bangsa Indonesia.
Padi Kapas
Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas
(yang menggambarkan sandang dan pangan) merupakan kebutuhan pokok

setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya.


Hal ini menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan
sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara
Indonesia memakai ideologi komunisme.
Motto
Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara
Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari
kalimat bahasa Jawa Kuno karangan Mpu Tantular yang berarti Walaupun
berbeda-beda tetapi tetap satu yang menggambarkan keadaan bangsa
Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku, budaya, adat-istiadat,
kepercayaan, namun tetap adalah satu bangsa, bahasa, dan tanah air.

Anda mungkin juga menyukai