INSANUL FIRDAUS
20080320086
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada ibu dan ayah serta segenap
keluarga tercinta, dan juga seluruh teman-teman yang telah membantu dalam
memberikan motivasi dan semangat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua serta dapat meningkatkan
kemajuan dan kecerdasan bangsa Indonesia. Amin.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Efektifitas pemberian
gel lendir bekicot (Achatina fulica) terhadap penyembuhan luka bakar derajat II
pada tikus putih (Rattus norvegicus) melaluipengamatan mikroskopis
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1.
Allah SWT yang Maha Pengasih, atas pertolonganNya, rahmat, ridho dan
hidayahNya sehingga penulis dapat mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. dr. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes selaku dekan Fakultas kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Sri Sumaryani, Ns., M.Kep., Sp.Mat selaku Kepala Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Ibu Yuni Permatasari, Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku dosen pembimbing utama
yang telah bersabar dan banyak memberikan bimbingan serta dukungan
kepada penulis dalam pelaksanan penelitian dan penyusunan proposal Karya
Tulis Ilmiah.
iv
5. Ibu Tri Amin, S.Kep., Ns., selaku dosen pembimbing kedua yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan yang bermanfaat dalam studi penulisan
proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu dan Ayah tercinta selaku orang tua peneliti yang telah memberikan
dukungan dan doa dalam penyusunanproposal Karya Tulis Ilmiah.
7. Sahabat-sahabat dan rekan-rekan mahasiswa Ilmu Keperawatan angkatan
2008 atas dukungan dan motivasi dalam penyelesaian proposal Karya Tulis
Ilmiah ini.
8. Staf Laboratorium atas informasi dan saran-saran untuk penelitian ini
melakukan penelitian.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal
Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengharapkan agar karya tulis ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan
terutama ilmu keperawatan.
Wasalamualaikum Wr Wb
Penulis
MOTTO HIDUP
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.
%HULkan Aku Ikan Maka Aku akan Hidup Satu Hari, Ajari Aku Memancing Maka
$NXDNDQ+LGXS6HODPDQ\D
7DON/HVV'R0RUH..!
vi
DAFTAR ISI
F. Prosedur Penelitian..................................................................................... 28
G. Analisa Data ............................................................................................... 35
H. Etik penelitian ............................................................................................. 36
I.
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 'HUDMDW/XND%DNDU..
11
21
Gambar 3 'LDJUDP$OXU3HQHOLWLDQ...
37
39
40
41
42
43
44
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 )RUPXOD%DVLV*HO
29
38
40
43
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Firdaus, I. (2012). Efektifitas Pemberian Gel Lendir Bekicot (Achatina fulica) terhadap
Proses Penyembuhan Luka Bakar Derajat II pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Melalui Pengamatan Mikroskopis.
Pembimbing I
Pembimbing II
INTISARI
Luka bakar merupakan suatu gangguan pada kulit yang ditandai dengan rusaknya
sebagian komponen jaringan yang disebabkan oleh perubahan suhu yang tinggi, sengatan
listrik, ledakan, maupun terkena bahan kimia dan apabila tidak ditangani dengan segera,
maka akan menyebabkan beberapa komplikasi. Lendir bekicot mengandung beberapa
komponen penting diantaranya achasin yang berfungsi sebagai antibakteri dan
glycossaminoglycans yang berperan dalam merangsang respon regeneratif kulit. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas gel lendir bekicot (Achatina fulica)
dalam penyembuhan luka bakar derajat 2 melalui pengamatan secara mikroskopis.
Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus putih jantan yang telah diinduksi luka
bakar derajat 2 (deep) pada punggungnya. Tikus uji dikelompokkan menjadi 6 kelompok
yang terdiri atas kontrol negatif, basis gel, kontrol positif (Bioplacenton), gel lendir bekicot
5%, gel lendir bekicot 10%, dan gel lendir bekicot 20%. Pengamatan secara mikroskopis
dilakukan pada dekapitasi hari ke-21.
Gambaran histologi kulit yang didekapitasi pada hari ke-21 menunjukan bahwa pada
kelompok gel lendir bekicot 20% memberikan gambaran lapisan epitel yang lebih tipis dan
jumlah sel fibroblas yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dan
kontrol positif. Sedangkan pada indikator kepadatan serabut kolagen, kelompok gel lendir
bekicot 20% memiliki gambaran serabut kolagen yang lebih padat dibandingkan dengan
kelompok yang lain dan mempunyai perbedaan yang signifikan (P<0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa gel lendir bekicot dengan kadar 20% lebih efektif dalam memberikan
gambaran histologis kesembuhan luka bakar.
Keywords: Lendir bekicot, Achatina fulica, Luka bakar, Proses penyembuhan luka.
xii
Firdaus, I. (2012). The Effectiveness of Giant African Snail Mucin Utilization (Achatina
fulica) for Wound Healing of Partial Thickness to White Rats (Rattus
norvegicus) Through Microscopy Observation.
Advisor I
Advisor II
ABSTRACT
Burns wound is a skin disorder characterized by loss or destruction of some tissue
components due to high temperature changes, electrical shock, explosion, or chemicals
exposure and if it is not treat rapidly, could happen some complications. A snail mucin
contains several important components consist of achasin which acts as an antibacterial
and glycossaminoglycans has role in stimulating the regenerative response of skin. The
purpose of this study was to investigate the effectiveness of snail mucin gel (Achatina
fulica) in wound healing of second degree burn wound on the rats through microscopic
observation.
This study used 30 male white rats that being induced partial thickness burns wound
on dorsum. The rats were devided into 6 groups, negative control, gel base, positif control
(Bioplacenton), snail mucin gel 5%, snail mucin gel 10%, and snail mucin gel 20%.
Microscopic assessment on day 21 after were done.
On day 21, epihtelium layer on snail mucin gel 20% group was thinner and fibroblas
cells were more little than negative and positive control. Collagen fibers on snail mucin
gel 20% group has the density of collagen fibers more solid than the other groups and has
the difference significantly (P<0,05). These result indicate that snail mucin gel group in
consentration 20% is more effective in wound healing trough microscopic observation.
xiii