Penjadwalan Proyek
Penjadwalan Proyek
A
C
C
B
A
C
C tidak dapat dimulai setelah A dan B selesai, D tidak dapat dimulai sebelum B selesai. Kegiatan Dummy ditunjukan pada AOA
A
Dummy
activity
B
D
B
B dan C tidak dapat dimulai hing a A selesai. D tidak dapat dimulai sebelum B dan C selesai. Kegiatan dummy ditunjukanpada AOA
B
A
C
Dummy
activity
Contoh:
Pemerintah akan membangun rumah sakit berstandar internasional, rumah sakit tersebut
akan di bangun dan harus melalui delapan kegiatan yakni: membangun komponen internal,
memodifikasi atap dan lantai, membangun tumpukan, menuangkan beton dan memasang rangka,
membangun pembakar temperatur tinggi, memasang sistem kendali polusi, membangun alat
pencegah polusi udara, dan kegiatan terakhir yaitu pemerikasaan dan pengujian. Kegiatan
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini berikut penjelasan susunan kegiatannya:
Keg iat a n
Pendahulu langsung
m e m b a n g u n
t u m p u k a n
A
Gambar AON untuk kegiatan proyek pembangunan rumah sakit tersebut adalah:
E
H
Start
Gambar
AOA
A
Membangun
komponen
internal
untuk
kegiatan
pembangunan
rumah
sakit
tersebut
C
Membangun
kumpulan
tumpukan 4
Dummy
Activity
proyek
B
Memodifikasi
atap dan lantai
F
Memasang
si st e m
kendali
E
Membangun polusi
pembakar
7
H
temperatur
6
Pemeriksaan
tinggi
dan pengujian
G
Membangun
alat pencegah
polusi udara
3
D
Menuangkan
beton dan
memasang
r a n g ka
E
Me
adalah
2. Jadwal aktivitas (activity scheduling)
Menentukan jadwal proyek atau jadwal aktivitas artinya kita perlu mengidentifikasi
waktu mulai dan waktu selesai untuk setiap kegiatan.
Kita menggunakan proses two-pass, terdiri atas forward pass dan backward pass untuk
menentukan jadwal waktu untuk tiap kegiatan. ES (earlist start) dan EF (earlist finish) selama
forward pass. LS (latest start) dan LF (latest finish) ditentukan selama backward pass.
(EF) Selesai
Terdahulu
Terdahulu
(LS)Mulai
(LF)Selesai
Terakhir
Terakhir
Lamanya Kegiatan
Forward pass, merupakan indentifikasi waktu-waktu terdahulu. Aturan waktu
mulai terdahulu:
a. Sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, kegiatan pendahulu langsungnya harus selesai.
b. Jika suatu kegiatan hanya mempunyai satu pendahulu langsung, ES nya sama dengan EF
pendahulunya.
c. Jika satu kegiatan mempunyai satu pendahulu langsung, ES nya adalah nilai maximum dari
semua EF pendahulunya, yaitu ES = max [EF semua pendahulu langsung]
Aturan selesai terdahulu :Waktu selesai terdahulu (EF) dari suatu kegiatan adalah jumlah
dari waktu mulai terdahulu (ES) dan waktu kegiatannya, EF = ES+waktu kegiatan.
Forward pass, dimulai dengan kegiatan pertama pada proyek, sedangkan backward pass
dimulai dengan kegiatan terakhir dari suatu proyek. Untuk setiap kegiatan kita pertama-tama
menentukan nilai EF nya, di ikuti dengan nilai ES nya. Dua aturan berikut digunakan dalam
proses ini. Aturan waktu selesai terakhir, aturan ini sekali lagi didasarkan pada kenyataan bahwa
sebelum suatu kegiatan dapat dimulai, seluruh pendahulu langsungnya harus diselesaikan.
a. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi hanya satu kegiatan, LF nya sama
dengan LS dari kegiatan yang secara langsung mengikutinya.
b. Jika suatu kegiatan adalah pendahulu langsung bagi lebih daru satu kegiatan, maka LF adalah
minimum dari seluruh nilai LS dari kegiatan-kegiatan yang secara langsung mengikutinya,
yaitu LF = Min [LS dari seluruh kegiatan langsung yang mengikutinya]
Aturan waktu mulai terakhir.: Waktu mulai terakhir (LS) dari suatu kegiatan adalah
perbedan antar waktu selesai terakhir (LF) dan waktu kegiatannya, yaitu LS = LF waktu
kegiatan.
Contoh:
Hitunglah waktu mulai dan selesai terdahulu, untuk proyek rumah sakit berstandar internasional
yang di bangun pemerintah. Dan berikut menunjukan jaringan proyek lengkap untuk proyek
rumah sakit tersebut, bersama dengan nilai ES dan EF untuk semua kegiatan.
Kegiatan
Waktu (minggu)
me mo d if ik a s i at ap d a n la nt a i
m e m b a n g u n
t u m p u k a n
T o t a l
w a k t u
( m i n g g u )
F
4 3 7
A
0 2 2
C
2 2 4
H
13 2 15
Start
0
E
4 4 8
B
0 3 3
D
3 4 7
8 G 13
5
Hitungan waktu mulai dan selesai terakhir untuk tiap kegiatan pada proyek rumah sakit
pemerintah tersebut.
F
0
0
A
2 2
2
4
10 3
C
2
4
1 2 4
7
13
H
13 2 15
13 15
Start
0
0
0
0
4 E 8
4 4 8
D
3 4 7
4
8
0
3
1 3 4
8 G 13
8 5 13
Waktu (minggu)
Mulai Terdahulu ES
Selesai Terdahulu EF
Mulai Terakhir LS
Selesai Terakhir LF
0
8
M u l a i
Selesai
Mu la i
S e lesa i
J a l u r
Slack=
Kegiatan
Terdahulu
Terdahulu
Terakhir
Terakhir
Kritis
LS-ES
ES
EF
LS
LF
T i d a k
T i d a k
0
8
T i d a k
optimis (a) dan waktu pesimis (b). Waktu perkiraan t dihitung menggunakan persamaan diatas
untuk setiap kegiatan yang digunakan pada jaringan proyek untuk menghitung waktu terdahulu
dan terakhir.
p
el
u
a
n
g
Peluang 1 di antara
100 terjadi < a
Optimistic
Time (a)
Peluang 1 di
antara 100
terjadi > b
Most Likely
Time (m)
Activity
Time
Pessimistic
Time (b)
Variasi dalam kegiatan yang berbeda pada jalur kritis dapat mempengaruhi waktu
penyelesaian proyek secara keseluruhan dan memungkinkan terjadinya penundaan. PERT
menggunaknan varians kegiatan jalur kritis untuk membantu menentukan varians proyek
keseluruhan dengan menjumlahkan varians kegiatan kritis:
s2 = Varians proyek = (varians kegiatan pada jalur kritis)
varians proyek
Contoh:
Suatu perusahaan sepatu akan membuat proyek pembuatan sepatu model baru, dan harus
melalui delapan tahap kegiatan. Perusahaan membuat perkiraan waktu dan hasilnya sebagai
berikut:
Kegiatan
a
-
a
-
a
-
1
3
Ja lur krit is
Untuk mencari waktu yang diharapkan perusahaan dan variansnya, maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
Kegiatan
[(b-a)/6]2
0 . 1 1
0 . 1 1
0 . 1 1
0 . 4 4
1 . 0 0
1 . 7 8
1 . 7 8
0 . 1 1
1
3
Untuk menghitung varians proyek secara keseluruhan dan standar deviasinya maka
dihitung menggunakan rumus yang sudah ditentukan, yakni:
S2 = Varians proyek = (varians kegiatan pada jalur kritis)
= varians A + varians C + varians E + varians G + varians H
=0,11 + 0,11 + 1,00 + 1,78 + 0,11
=3.11
Sedangkan standar deviasinya (S)=
=
var iansproyek
3 . 11
= 1.76 minggu
Kemudian perusahaan menetapkan batas waktu penyelesaian proyek yakni selama 26
minggu, maka:
Nilai deviasi normal (Z) = [batas waktu (n) waktu penyelesaian yang diharapkan]/S
= (26 minggu 25 minggu)/1.76
= 1/1.76
= 0.57
Tabel normal:
Z
0 . 0 1
0 . 0 7
0.1
0.50000
0.50399
0.52790
0 . 2 0.53983
0.54380
0.56749
~
0.5
0.69146
0.69497
0.7157
0.6
0.72575
0.72907
6
0.74857
Kemudian merujuk pada Tabel Normal, kita dapat mendapat peluang 0.7157, artinya ada
peluang sebesar 71.57% untuk perusahaan menyelesaikan proyek tersebut dalam kurun waktu 26
minggu atau kurang dari itu.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
adalah 71,57%
25
26
minggu
Waktu
Network dapat untuk melihat hubungan antar kegiatan proyek secara cepat.
Analisa jalur kritis dan slack membantu menunjukkan kegiatan yang perlu diperhatikan
lebh dekat.
Dokumentasi proyek dan gambar menunjukkan siapa yang bertanggung jawab untuk
berbagai kegiatan.
Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi
Berguna dalam pengawasan biaya dan jadwal.
2. Keterbatasan CPM/PERT
Ada bahaya terselubung dengan terlalu banyaknya penekanan pada jalur kritis, maka
yang nyaris kritis perlu diawasi.
PERT/CPM
Contoh Soal 1
PT. MIKRO menyusun tim khusus untuk mengerjakan suatuproyek, diketahui kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
N o . Kegiatan
Kegiatan Sebelumnya
-
. A
. B
. C
. D
. E
. F
. G
. H
F 5
. I
G 6
10. J
11. K
I 2
Buatlah gambar kegiatan penyelesaian proyek dan hitung waktu normal proyek tersebut!
E,4
0
C,3
0
A,
H,5
0
B,2
F,40
J,20
D,6
0
K,
I,60
G,2
0
Diagram PERT/CPM PT MIKRO
. A- B - C - E - H - J - K
0+20+30+40+50+20+0=160
. A- B - C - F - H - J - K
0+20+30+40+50+20+0=160
. A- B- C- F-I- J- K
0+20+30+40+60+20+0=170
. A-B-D-G-I-J-K
0+20+60+20+60+20+0=180
Dengan demikian dapat diketahui bahwa jalur kritisnya adalah A-B-D-G-I-J-K ( tanda panah
tebal ), dengan waktu yang dibutuhkan 180 hari. Jadi, waktu penyelesaian yang normal dari
proyek tersebut adalah 180 hari.
Contoh Soal 2
PT. BULAN memiliki data analisis PERT sebagai berikut :
N o . Kegiatan Kegiatan Sebelumnya
1 .
2 .
3 .
4 .
5 .
6 .
7 .
8 .
9 .
10.
F , G , H
11.
E , I , J
*keterangan: hasil perhitungan waktu perkiraan (t) diperoleh dengan menggunakan rumus
a. Buatlah diagram PERT/CPM atau gambar kegiatan penyelesaian proyek dan hitung
waktu normal proyek tersebut!
b. Hitunglah ES, EF, LS, LF, dan S, sehingga dapat diketahui bahwa jalur kritis yang dipilih
adalah benar!
B,5.8
3
F,7.8
3
G,6.8
3
C,5
A,1
J,4.5
D,3
H,3.6
7
E,10
I,6
K,3.5
Berdasarkan diagram PERT?CPM _PT BULAN atau gambar kegiatan penyelesaian proyek
tersebut, maka dapat diketahui :
N O Jalur-Jalur Kegiatan
A - B - F - J - K
A - B - G - J - K 1+5.83+6.83+4.5+3.5=21.66
A - C - H - J - K 1+5+3.67+4.5+3.5=17.67
A - D - I - K 1 + 3 + 6 + 3 . 5 = 1 3 . 5
1+5.83+7.83+4.5+3.5=22.67
K 1 + 1 0 + 3 . 5 = 1 4 . 5
Dengan demikian dapat diketahui bahwa jalur kritisnya adalah A-B-F-J-K dengan waktu yang
dibutuhkan 22,67 bulan . jadi waktu penyelesaian yang normal dari proyek tersebut adalah 22,67
bulan.
c. Perhitungan ES, EF, LS, LF dan s menggunakan patokan berikut
ES = Early Start ( Waktu mulai aktivitas paling awal )
EF = Early Finish = ES+t ( Waktu penyelesaian aktivitas paling awal )
LS = Late Start = LF-t ( Waktu mulai aktivitas paling akhir )
LF = Late Finish = LS+t ( Waktu penyelesaian aktivitas paling akhir)
S = Slack = LF EF or LS ES ( Waktu mundur aktivitas )
Mengacu pada patokan tersebut, hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
N o . Kegiatan
S E
F L
S L
1 . A
1 . 0 0
2 . B
5 . 8 3
6 . 8 3 1
6 . 8 3
3 . C
5 . 0 0
4 . D
3 . 0 0
10.17
13.17
9 . 1 7
5 . E
10.00
1 9 . 1 7 19.17
8 . 1 7
6 . F
7 . 8 3
6 . 8 3
14.67
6 . 8 3 14.67
7 . G
6 . 8 3
6 . 8 3
13.67
7 . 8 3 14.67
8 . H
3 . 6 7
9 . 6 7 1
9 . I
6 . 0 0
10.
F , G , H 4 . 5 0
14.67
19.17
11.
E , I , J 3 . 5 0
19.17
22.67
1 14.67
0 13.17
19.17
9 . 1 7
14.67
19.17
19.17
22.67