Kuasa, agar hidup ananda senantiasa tenteram lahir dan batin, didekatkan pada keselamatan
dan rezeki serta dijauhkan dari malapetaka dan kesusahan hidup.
[Tempat], [Tanggal]
[ttd]
[Nama Bapak Calon Pengantin Wanita
PENYERAHAN SESERAHAN
Assalamualaikum wa rohmatulloohii wa barokaatuh.
Para sesepuh dan pinisepuh yang saya hormati ;
Bapak .. sekeluarga yang berbahagia ;
Hadirin yang dimulyakan Allah swt ;
Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadhirat Allah swt yang telah
mentakdirkan dan merestui kita bertemu di sini dalam keadaan sehat wal afiat.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw yang selalu kita harapkan syafaatnya kelak di hari qiyamat.
Hadirin, saya mewakili keluarga Bapak (calon
perkenankan menyampaikan bebera hal sebagai berikut.
mempelai
pria),
"Papa dan mama yang ananda cintai dan hormati, telah banyak jasa
dan pengorbanan yang telah papa dan mama berikan kepada ananda. Oleh
karena itu, ananda mohon keikhlasan papah dan mamah atas jasa-jasa dan
pengorbanan papa dan mama kepada ananda selama ini.
Papa, mama sejak ananda dilahirkan hingga saat ini, tentu banyak
kesalahan dan dosa yang pernah ananda perbuat, baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Ananda mohon maaf atas segala kesalahan
dan dosa yang pernah ananda perbuat.
Papa, disaat yang baik ini ananda mohon restu untuk dinikahkan
dengan laki-laki pilihan ananda yang bernama bin dengan
mas kawin seperangkat alat Shalat dan Uang sebesar Rp.
.,-. Semoga pernikahan ini mendapat berkah dan ridho
Allah SWT." Demikian permohonan restu Ananda kepada Papa
Catur Weda dalam Bahasa Indonesia berarti empat nasehat atau empat wejangan.
Wejangan ini diberikan oleh calon mertua ( pria ) kepada calon menantu pria.
Penyampaiannya dibacakan pada malam midodareni sesudah wakil dari keluarga
calon pengantin pria menyampaikan segala perlengkapan lamaran kepada keluarga
pengantin wanita. Sesuai dengan tradisi, wejangan ini disampaikan atau dibacakan
dengan menggunakan Bahasa Jawa ngoko. Pemakaian basa ngoko karena ini
merupakan wejangan dari pihak orangtua, yang wajib dihormati, kepada putranya.
CATUR WEDHA
Putraku Supardi kang sutresna, kanggo sangu ing madyaning bebrayan agung, kang
Rama perlu menehi ular-ular kang diarani Catur Wedha, sing unine kaya mangkene :
Sepisan,
Rehne sliramu bakal dadi garwane putriku, tandang tandukmu kudu tansah dewasa,
aja kaya nalika isih jaka. Semono uga sisihanmu dalah momonganmu, kudu ngerteni
yen wis ana sing ngemong.
Kaping pindho,
Lahir batin kudu tansah sungkema marang maratuwamu kayadene wongtuwamu
dhewe.
Kaping telu
Urip bebrayan agung mono, wajibe kudu netepi angger-angger paugering praja.
Tansah hambeg mring sasama dimen sinuyudan temah anjalari gancar ing
saluwiring pambudi daya.
Kaping papat,
Estokake dhawuhe Pangeran Gusti Allah Swt dalah Gusti Kang Makarya Jagad, lan
adohana wewalere, warahing piandel utama agama sing kok anut lan tindakna
saben dina supaya ayem tentrem lahir batin. Cinaketna ing sukawirya lan bisaa
murakabi marang nusa lan bangsa.
Jika calon pengantin pria bukan orang Jawa, nasehat ini bisa disampaikan dengan
menggunakan Bahasa Indonesia. Namun sebaiknya jangan menggunakan bahasa
asing, sekalipun calon pengantin pria dari manca negara.
Berikut Catur Wedha dalam Bahasa Indonesia.
CATUR WEDHA
Putraku ( Ananda ) Supardi yang terkasih. Sebagai bekal berkeluarga, Ayah Bunda
akan memberi empat nasehat atau wejangan yang biasa disebut Catur Wedha.
Inilah nasehat kami :
Pertama,
Engkau telah menetapkan diri untuk hidup berkeluarga dengan putri kami. Maka
segala tindak-tandukmu harus bersikap dewasa. Jangan seperti saat masih perjaka.
Juga istrimu harus mengerti kalau sudah ada yang melindunginya.
Ke dua,
Hormatilah mertuamu bagaikan orangtuamu sendiri, sebab kami juga menganggap
engkau sebagai anak kami sendiri.
Ke tiga,
Hidup bermasyarakat wajib mematuhi hukum negara, menghormati dan mengasihi
sesama agar menemukan hidup bahagia.
Ke empat,
Bertakwalah kepada Allah Swt, Tuhan Pencipta Alam Semesta dan jauhilah
laranganNya sesuai dengan agama yang kau anut. Niscaya engkau akan
menemukan kegembiraan dan kemuliaan serta dapat menjadi teladan bagi sesama
untuk menuju kejayaan nusa dan bangsa.
Beberapa saran :
Catur wedha sebaiknya bukan hanya dibacakan, tetapi ditulis rapi, jika
memungkinkan tulisan tangan, lalu dibingkai dan diberikan kepada calon menantu
pria.
Setelah penyerahan Catur Wedha, biasanya dilanjutkan acara melihat atau
menengok calon pengantin wanita yang ada di kamar oleh perwakilan keluarga
calon pengantin pria. Dan yang diperkenankan melihat hanya kaum ibu dan wanita.
Setelah acara midodareni selesai dan pihak keluarga putra sudah mohon pamit.
Dapat dilanjutkan dengan jagong ( bukan jagung ) atau melekan untuk
mempersiapkan acara pesta perkawinan keesokannya. Karena dianggap malam
yang sakral, sebaiknya tidak ada pemutran musik hiburan kecuali musik karawitan
yang tenang.