SOAL NOMER 1
Berdasarkan fasa kerja obat, senyawa antagonis dikelompokkan sebagai berikut :
1.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
SOAL NOMER 2
1.
Antagonis Kompetitif
Senyawa agonis dan antagonis berkompetisi dalam memperebutkan tempat reseptor
sehingga jumlah agonis yang berinteraksi dengan reseptor menuerun, dan aktivitas agonis
akan menurun. Hal tersebut digambarkan secara skematis sebagai berikut :
Agonis (A) + Reseptor (R) Kompleks A-R Stimulus Efek Biologis
Antagonis Kompetitif
Pada umumnya ada hubungan struktur agonis dengan antagonis. Kurva hubungan antara
efek biologis dengan log dosis serupa dengan kurva pada antagonis kimia.
a.
b.
c.
Contoh :
Antihistamin dan histamin
Kolinergik dan antikolinergik
Spironolakton dan aldosteron
Antagonis kompetitif dapat diatasi dengan meningkatkan kadar senyawa nagonis. Proses
antagonis kompetitif tergantung dari afinitas senyawa terhadapa reseptor.
2.
a.
Antagonis Nonkempetitif
Antagonis Nonkempetitif dapat bekerja dengan mekanisme sebagai berikut :
Pengurangan afinitas pada reseptor
Obat bekerja pada sel yang sama tetapi pada tempat yang berbeda atau penghambatan
alosetrik. Interaksi senyawa antagonis dengan reseptor menyebabkan perubahan bentuk
konformasi reseptor yang dapat menurunkan afinitas senyawa agonis sehingga efek yang
ditimbulkan juga menurun.
Hal ini berarti afinitas senyawa agonis dan antagonis terhadpa reseptor sama tetapi aktivitas
intrinsiknya berbeda.
b.
1)
Contoh :
Agonis :spasmolitik (papaverin) dengan antagonis : spasmogen (histamin, asetilkolin,
serotonin atau metakolin).
2)
c.
d.
Berinteraksi dengan makromolekul (membrane, sel atau jaringan ) yang sama dengan
obat agonis, yang merupakan bagian dari sistem reseptor-efektor, sehingga terjadi
penurunan efek biologis.
Contoh :
Agonis : striknin dengan antagonis : kurare