Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR

10 Oktober 2010
Adalah : zat yang sudah siap untuk kedokteran
Sumber obat : tumbuhan, hewan, kimia mineral
Farmakognosi : mengenal tumbuhan / zat yang
terkandung dalam hewan dan tumbuhan
Zat akitf : senyawa-senyawa dalam orang hidup
yang menimbulkan kerja biologi
Jadi farmasi : ilmu yang mempelajari mengenai
biologis dan kimia suatu zat yang berkhasiat
dalam ilmu kedokteran.
Meliputi :
- Farmakognosi
- Kimia farmasi
- Farmakologi (farmakodinamik)
- Farmasi preparasi :
- Farmasi Galenis
- Farmasi sintesis
- Resep/meracik
Dragee : tablet salut gula
Sintesis : reaksi kimia biasa
Ilmu Resep :
- Menulis resep : Ars Prescribradi
- Membuat obat Ars Preaparandi
Bahan obat : zat aktif yang dapat berfungsi untuk
mencegah, menyembuhkan, meringankan dan
mengenali penyakit
Obat : bentuk-bentuk sediaan tertentu dari bahanbahan obat yang digunakan pada manusia dan
hewan
Racun (bahan perusak) : zat aktif yang kerjanya
merusak
Orang yang pertama kali : Plato --> tubuh
merupakan suatu keseimbangan, jika sakit maka
keseimbangan terganggu
Paraceleus --> tubuh terdiri 3 unsur (sulfur,
garam, Hg)
Jika seseorang kekurangan belerang : dingin
Jika seseorang kekurangan Hg : lumpuh
Jika seseorang kekurangan garam : hipotensi
Gallens --> 1550 SM di Mesir --> papirus di
atas batu --> tertulis resep
DepKes RI
- Obat : bahan / campuran bahan organis atau
non
organis
yang
digunakan
untuk
menyembuhkan, meringankan, mencegah dan
mendiagnosis penyakit pada manusia dan
hewan
- Obat rasional : terapi yang diberikan secara
tepat dengan memperhatikan efektivitas dan
keamanan obat, harga murah dan terjangkau.
- Terapi yang tepat :
- Pilihan tepat
- Dosis tepat

- Sediaan tepat
- Cara pemakaian
- Frekuensi dan waktu pemberian
- .............. obat yang tepat
Tidak tepat jika : pemberian obat yang tidak
perlu, waktu terlalu singkat / terlalu lama,
pilihan obat yang salah, dosis, cara pemberian
tidak tepat

OBAT
Macam sediaan :
- Paten (obat jadi)
- Formula sudah tertentu, tidak akan
berubah-ubah --> Formula Officinale
- Dibuat oleh pabrik
- Racikan
- Disusun oleh dokter dengan menuliskan
bahan aktif di resep (Formula Magistrale)
yang tidak boleh diubah-ubah oleh apotik
- Sesuai kebutuhan pasien
- Obat jadi
Nama obat :
- Generik (umum)
- Nama dagang pabrik --> propiatery name
(speciality)
- Nama kimia untuk mengetahui sifat obat
tersebut
Contoh :
1. Asam asetil salisilat - Asetosal - Aspirin
(Bayer) --> tidak untuk pasien gastritis
2. Iodokloro oksikinolon - Mioklinol Enteroviform (Ciba), Enterosept
3. Amino benzil penisilin - Ampicilin - Amfipen
(Organon), Penbritin
4. Anhidroksiprogestero - Etistero - Progestosil
(Organon)
Daftar Obat :
1. Daftar O (VMO) --> UU RI No. 9/1976
- Menyebabkan adiksi
- Harus dengan resep dokter
- O --> Opiat
- Termasuk :
a. Opium (kasar dan medisinal --> murni /
Pulvis Opii)
Getah buah muda yang dikeringkan
(Papaver Somniferum (tidur))
Dalam opium terdapat :
1. Morfin (10%)
2. Kodein (metil morfin)
3. Thebasin
4. Pantopan
5. Nalorfin
6. Papaverin (tidak menyebabkan
adiksi)

Pulv / tab Doveri --> terdiri dari


Pulvis Opii
10 g

Pulvis Radix Ipeca


10 g
(ekspektoran/mukolitik
dan emetik)
Kalii sulfas (pencahar)
80 g
--> untuk obat batuk, dengan pencipta
dr. Doveri
(Nama lain : Pulv. opii compositum)
di tambah pencahar karena daya kerja
opii --> konstipasi, oleh karena K2SO4
disebut
Corigensia
Actionis
(mengkoreksi
aksi
yang
tidak
diinginkan)
Preparat Gallenis : obat + pelarut
- Ekstraktum opii (padat, kental, cair)
- Tinctura opii (cairan)
- Tinctura opii crocata
- Tinctura opii benzoicos

Derivat Morfin dan Codein


1. Dionin (etil morfin)
2. Heroin (diasetil morfin)
3. Dilaudid (dihidro kodein)
4. Eucodal (dihidroksi kodein)
b. Folla Cocca (Erytrokilon Cocca)
Terdapat alkaloida : kokain (anestesi
lokal)
Preparat : inj. HCl kokain --> gigi
c. Herba Canannis Indicae (Ganja)
Marijuana,
Hacish, THC (Tetra
Hidroksi Cannabinol)
d. Morfin sintetis
- Analgesik narkotik
- Contoh Pethidin (inj. HCl pethidin),
dosis 50 mg/mL, yang lebih kuat :
100 mg/2ml
- Methadon / Dolamidon
- Nisentil
- Dromoran
- Ticurda (antitusif)
2. Daftar G (Gevaarlic) = bahaya
- Obat kera
- Harus pakai resep dokter
- Contoh :
a. Semua obat suntik (walaupun air)
b. Obat jantung
c. Antibiotik
d. Sulfa
e. Antihistamin
3. Daftar Bebas Terbatas
- Terdapat juga obat daftar G dosis rendah
- Tanpa resep tapi ada peringatan (P1-6)
ditambah etiket dasar hitam tulisan putih
- Digunakan sesuai peringatan
- P1 --> awas obat keras, baca aturan
pakai
Contoh :
- Difenhidramin
(antihistamin)
maksimal 50 mg
- Prometazin (obat batuk), maksimal
1,5 mg/ml

P2 --> awas obat keras, hanya untuk


dikumur tidak untuk ditelan
- P3 --> awas obat keras, hanya untuk
luar saja
Contoh obat kompres
- P4 --> hanya untuk dibakar
Contoh Sigalot Asma
- P5 --> awas obat keras, tidak untuk
dimakan
Contoh Sulfanilamid untuk obat luka
- P6 --> awas obat keras, obat wasir,
jangan ditelan
Obat wasir --> mengandung lemak
coklat
4. Obat Bebas (OTC : over the counter)
5. Obat Psikotropik / Psikofarma --> daftar O
contoh Fenotiazin, valium, amfetamin,
benzodiazepin (diazepam), lithium
Tetrasiklin + antasid --> chelate (garam komp) -->
sukar diserap
Pemberian :
- Oral
- Sublingual
- Supositoria
- Parenteral
- Topikal
Waktu pemberian obat :
Contoh :
- Antasida : 1 - 1/2 jam a.c.
2 jam p.c.
- Laksatif
- Perangsang lambung --> p.c.
- Aspirin --> p.c.
- Enteric coated --> setelah makan --> tidak
dirusak oleh asam lambung
- Ampicillin : a.c. (absorbsi meningkat)
- Preparat enzim (Pankreon) --> pc
Contoh penulisan resep :
S 3dd tab I a.c. (sebelum makan)
S 3dd tab I p.c. (setelah makan)
S 3dd tab I d.c. (selama makan)
Garam Inggris : pagi
Dulcolax : malam
Patokan pemberian nama obat
1. Menurut penyusunnya
Contoh Pulv. Doveri, Gargarisma Kan
2. Komposisi obat
Contoh
- Pulv. opii compositum
- Miktura Brometorum (campuran
minum bromida)
R/ Brometum K
4
Brometum Na
4
Brometum NH4 2
Aqua
Aqua ad
300
--> obat penenang

obat

Pulv. Radix Ipekaa --> akar ditumbuk,


disaring, sebagai obat luar (v.e.)
a. Sudah melalui ayakan tertentu --> halus
b. Bentuk : halus, kering
c. Harus homogen

3. Menurut khasiat
Contoh :
- Potio (obat minum) Neroina
- Potio Nigra Kontratussif (OBH)
- Potio Alba Kontratussif (OBP)
Simplicia / Simplex dari tumbuhan :
- Akar (Radix) contoh Ipecaa
- Umbi (Rhizoma) contoh Kurkuma
temulawak
- Batang (Kayu) --> ligurum
- Kulit (Kortex)
- Daun (Folia)
- Bunga (Flores)
- Buah (Fructus)
- Biji (Seruen)
- Tanaman (Herba)

Pulvis : bedak tabur, purol (vehikulum :


talkum)
/

Pemakaian obat
- Obat dalam --> melalui mulut dan ditelan
- Obat luar --> selain itu
(obat kumur, obat suntik)
-

Obat luar : etiket biru


Obat dalam : etiket putih

Obat jadi : 3 bentuk sediaan :


- Padat (tergantung konstituen
tambahan)
- Cair
- 1/2 padat

bahan

Konstituen : vehiculum
Contoh bahan tambahan :
- Padat : saccarin
- Albun (gula pasir) --> higroskopis
- Lactis (gula susu)
- Cair : aqua, spiritus (betadin), gliserin, syrup
- 1/2 padat : salep (konstituen : vaseline,
parafin, cera, dll)
Sediaan
- Padat : tablet, kapsul, pulvis
- Cair : solutio (+ air), tinctura, emulsi
- Cair + endapa\n : mixtura agitans (harus
dikocok / agitasi)
- 1/2 padat (unguentom) (konsistensi mentega)
- Antara cair dan 1/2 padat : cream
(tidak lengket, mudah dihapus)
Mixtura agitans
Padat

Air
Pasta

Krim
1/2 padat

BSO padat
1. Pulvis / Pulveress

t.i.d. : ter indie (3x sehari)


R/ : ambilah
q.s. : quantum satis (secukupnya)
N : nomero (jumlah)
d.d. : de die (perhari)
Contoh
Obat aktif
+
Asam borax
Zinc Oksida

Vehikulum
Talcum

Pulveres : bubuk yang terbagi dan dibungkus


untuk 1 kali minum, berat 300 - 1000 mg (500
mg)
- Sebagai obat dalam
- Obat aktif + vehikulum (sakarin laktis)
Fenobarbital
+
s.e.
15 mg
450 mg
(tidak dapat ditimbang, penimbangan minimal
= 50 mg)
--> dibungkus menjadi 1 bungkus untuk 1 kali
minum dengan kertas perkamen
R/ Fenobarbital
15 mg
Saccharum latis q.s. (300 - 1000 mg)
m.f.pulv I dtd No. X (obat simtomatik : 3
hari)
S 3 dd pulv. p.c
(t.i.d)
-----------------//----------------m : misae : mix
f : buatlah
dtd : da tales doses : berikan dosis yang sama /
as such dose
R/ Fenobarbital
150 mg
Saccharum latis q.s.
m.f.pulv No. X
S 3 dd pulv. p.c
(t.i.d)
-----------------//----------------sama dengan resep sebelumnya
Saccharum latis untuk mengurangi kesalahan
Saccharum latis sedikit --> kesalahan besar
Saccharum latis banyak --> kesalahan kecil

Kapsul dibuat jika tidak ada dosis yang


tersedia di pasaran
Dosis sebanding BB, umur, IMT, luas
permukaan
Contoh pasaran Phenobarbital 50 mg dan 100
mg
R/ Tab. Phenobarbital 50 mg No. X
S 3 dd tab. I.
Harus dibuat puyer / pulveres
Homogen :
- Besar partikel
- Warnanya
--> Oleh karenanya dicampur sedikit demi
sedikit
Oralit bukan pulveres karena > 1000 mg -->
disebut Sachet

SEDIAAN PADAT
Bentuk :
- Pulvis / pulveres
- Tablet
- Kapsul
- Supositoria
- Ovulab
Resep pulveres dapat berupa :
1. Formula officinalis : resep standar
- Pulv. influenza depkes
- Pulv. anti asmatici albi
Sekarang telah dibuat dalam bentuk yang
lebih praktis --> tablet
2. Formula magistrales : resep racikan
Dibuat oleh dokter terdiri dari kombinasi
beberapa zat yang berkhasiat
Keburukan :
- Terjadi inkompatibilitas secara kimia /
fisika dan interaksi farmakologi
Contoh Asetosal + vitamin C --> warna
hitam --> toksik
Contoh fisika --> lembab
- Peracikan lama
- Bentuk obat tidak menyenangkan
- Tidak dapat disimpan lama (10 hari), tetapi
obat-obat psikiatri dapat lebih 10 hari (1
bulan) --> tergantung obat yang terkandung
di dalamnya
Pulvis Adspersorius
- Bedak tabur (pulvis : peroral contoh oralit,
jamu)
- Terdiri dari :
1. Zat berkhasiat
2. Vehikulum (bahan tambahan yang tidak
bereaksi)
3. Bahan pembantu / tambahan contoh
pewarna supaya warna bedak menarik)
- Syarat khusus :
1. Karena berasal dari alam, mudah
terkontaminasi, jadi harus bebas dari
bakteri (steril)
2. Tidak untuk luka terbuka
Granules
- Merupakan modifikasi dari pulveres dengan
partikel yang lebih kasar, dikemas dalam
kantong (sacchet) aluminium foil
- Umumnya sebagai obat paten
- Contoh :
- Pankreon for children
Isi : pankreatin : lipase, amilase, protease,
vitamin A, B12
I : kurang selera makan
KM : 5 gram granul / kantong
- Metamucil
Isi : psyllium hydrophilic muciloid
I : konstipasi
- Fluimucil
iIs : asetil sistein

I : zat pencair untuk sekresi mukus


Kapsul
- Adalah bentuk sediaan obat terbungkus
cangkang kapsul, keras atau lemak
- Cangkang terbuat dari metil selulose, gelatin
yang mudah larut --> mudah diabsorbsi
- Jenis Kapsul :
1. Kapsul keras (hard capsule)
- Capsulae gelatinosae operculatae
- Kapsul dan tutup dengan batas yang
jelas dan umumnya diberi warna untuk
obat dibedakan menurut warnanya, juga
diberi estetiknya
- Hanya untuk anak lebih dari 6 tahun
2. Kapsul lunak (soft / elastic)
- Lunak dan elastis, dengan begitu mudah
ditelan
- Untuk anak lebih dari 2 tahun
- Syarat kapsul :
Waktu hancur tidak boleh lebih dari 15 menit
- Contoh : obat paten
1. Hard
- Dexytrosin capsul
Isi : eritromisin stearat 250 mg/caps
- Tetramisin capsul
Isi : oxytetraciklin HCl 250 mg/caps
- Cosadon 5 capsul
Isi : Dihidroergotamin methan
Sulfonat
0,5 mg
Metampiron
125 mg
Fenorbabital
50 mg
Coffein
40 mg
I : Migren
2. Soft
- Enatin soft capsule
- Heparon plus soft capsule
- Hormoviton soft capsule
- Supradyn soft capsule
- Guna pemberian dalam bentuk kapsul
1. Menutupi rasa yang tidak enak contoh
pahit sekali --> antibiotik
2. Menutupi bau tidak enak
Contoh kapsul minyak ikan
3. Obat yang menyebabkan muntah
4. Obat yang bekerja pada usus, bekerja
dalam bentuk Enteric Coated Capsule
5. Obat yang mengiritasi mukosa lambung
6. Obat yang diinaktifkan HCl lambung
7. Untuk melindungi pengaruh dari luar
Contoh :
- Cahaya
- Suhu
- Kelembaban udara
Spansule
- Sustained Release Capsul
- Obat berkhasiat yang terdapat di dalamnya
terlarut dan diserap secara bertahap
- Contoh :
- Bendigon Capsule

Isi :

Reserpin
0,15 mg
Mephrusida
15 mg
Meso inosital Hexanic 150 mg
I : anti hipertensi
-

Nitroderm capsule
Isi : Nitrogliserin

5 mg

Tablet (sediaan obat yang dicetak)


- Bentuk tablet : bulat dan pipih
- Obat ditempa menjadi bentuk tertentu
(Kapsul : pengisiannya yang dipabrik)
- Komposisi :
- Zat berkhasiat
- Zat tambahan
- Zat tambahan, dapat berupa :
1. Zat pengisi :
Laktose, glukose, saccharum, kaolin, ca
fosfat, dll
2. Zat pengembang :
Amilum, pectin, NaCMC
3. Zat pengikat
Saccharose, glukose, amilum, gummi
arabicum, dll
4. Zat pelicin :
Talc, Mg. stearat, Na stearat, dll
- Pembuatan tablet :
1. Granulasi kering
2. Granulasi basah
- Contoh aspirin 500 mg mengandung asetosal
500 mg, tetapi berat tablet bisa 1 gram karena
terdiri dari zat tambahan
- Bentuk-bentuk tablet yang menyimpang dari
yang ditetapkan farmakopenya :
- Segitiga
Contoh Isodox tablet, Motival tablet
- Bentuk seperti kapsul --> kaplet
Contoh Combantrin, Neuralgin
- Tablet dengan garis tengah besar
Contoh Flagyl Vaginal tablet
- Bentuk lonjong
Contoh Pimafusin Vaginal tablet
- Bentuk segi empat
Contoh Hustazol Chewing tablet
- Penggolongan tablet menurut cara pakai :
1. Peroral
2. Untuk pemakaian luar (bukan topikal) -->
tidak melalui saluran cerna
Contoh tablet hisap
ad.1.
- Tablet biasa
- Tablet berkhasiat lokal dalam lambung
- Tablet dengan efek lokal dalam usus
- Tablet effervescent (contoh CDR)
- Sustained Release tablet (tablet pelepas
lambat)
Untuk :
a. Aktivitas obat diperpanjang (di siang
dan malam hari)
b. Dapat mengurangi efek samping

c. Dapat mengurangi frekuensi pemberian


obat
d. Meningkatan kepatuhan pasien
Guna :
a. Obat yang memiliki absorbsi dan
eksresi sangat tinggi
b. Obat yang memiliki dosis kecil
c. Obat diabsorbsi merata dari GIT
d. Obat untuk pengobatan keadaan kronis
Chewable tablet
Obat yang dikunyah memberi residu rasa
enak di rongga mulut (dikunyah baru
ditelan),
mudah
ditelan,
tidak
meninggalkan rasa pahit
Contoh : Antasida generik
Pediatic tablet

Tablet yang disalut (coated tablet)


1. Tablet salut gula (sugar coated tablet)
Contoh : Librax dragee, Livion B-plex, Sulfas
Ferosus, Coritrat dragee, Apracur dragee
Hati-hati untuk orang DM
2. Tablet salut selaput (film coated tablet)
Tablet yang bekerja di lambung saja atau di
usus saja
Contoh Mikostatin tablet (tidak dapat digerus),
ponstan film tablet, Iberet 500 film tablet,
mucosulvan film coated tablet
Oleh karenanya mikostatin dibikin untuk obat
tetes
3. Tablet salut enterik
Contoh Dulcolax tablet, Voltaren tablet
Untuk di usus, tidak di lambung
-

Maksud penyalutan tablet :


a. Tablet kelihatan menarik
b. Melindungi terhadap pengaruh luar
(lembab dan CAHAYA)
c. Menutupi rasa yang tidak enak / pahit
d. Menutupi bau yang tidak enak
Maksud penyalutan enterik :
a. Zat berkhasiat terurai oleh HCl lambung
b. Zat berkhasiat iritasi pada mukosa lambung
c. Tablet tidak boleh pecah di lambung tetapi
harus pecah di usus karena harus berfungsi
di usus

ad. 2 tablet untuk luar


- Trochiski / pastile
Cara pakai : dihisap pelan-pelan dalam mulut
Untuk pengobatan lokal dalam rongga mulut
Biasanya berisi antiseptik untuk mengobati
infeksi-infeksi dalam rongga mulut dan
tenggorokan
Contoh Lozenge, troche, pastilles, seetet,
tablet hisap
Contoh Kalmycin Lozenge, FG Troche
- Tablet Bukal
Cara pakai : ditaruh diantara gusi dan pipi
sampai habis. Zat berkhasiat diresorpsi pelanpelan melalui selaput lendir mulut.

Mengandung bahan obat yang tidak tahan


terhadap cairan pencernaan atau mengalami
intoksikasi di hati
Contoh hormon kelamin : progesteron,
testosteron
Contoh Sandroproat Buccal tablet
- Tablet kecil
- Sustained release
Tablet sublingual
Di bawah lidah sampai habis
Juga untuk tablet zat-zat yang tidak tahan HCl
lambung atau dirusak di hati
Contoh :
- Corpubenzon forte tablet
- Cedocard sublingual tablet
- Capapret sublingual tablet untuk anti
hipertensi
Tablet hypodermic
Sebelum dipakai dilarutkan dulu dalam aqua
pro injectiones, lalu disuntik
Tablet implantasi
Bentuk : batang silinder kecil, yang disebut
pellet
Bahan obat diserap sedikit-sedikit merupakan
depot working
Contoh susuk KB
Syarat tablet :
1. Keseragaman bobot
2. Keseragaman ukuran
3. Keseragaman waktu hancur

ad.2.
Diameter tablet tidak lebih dari 3x dan tidak
kurang dari 1 1/3 tebal tablet
ad.3.
Tablet harus memenuhi syarat waktu hancur yang
ditetapkan oleh farmakope Ind.
a. Tablet biasa, harus hancur kurang dari 15
menit
b. Salut gula dan selaput hancur kurang dari
dengan 60 menit
c. Tablet bukal dan sublingual kurang dari 4 jam
d. Tablet salut enterik : dalam cairan lambung,
sintetik tidak boleh hancur dalam waktu 3 jam,
kemudian dalam cairan usus harus hancur
dalam 1 jam
-

Kebaikan pemberian obat dalam bentuk


tablet :
1. Lebih mudah ditela
2. Rasa dan bau tidak enak dapat ditutupi
(sebagian atau seluruhnya)
3. Obat dapat disimpan lama
4. Tablet dibuat sebagai obat paten oleh
pabrik secara besar-besaran --> dosis,
ukuran seragam
5. Penulisan resep lebih sederhana

Suppositoria
- Bentuk sediaan padat melalui rektal

Bentuk yang ideal : elips


Komposisi :
- Bahan dasar (basis)
- Zat berkhasiat
Syarat basis : pada suhu kamar bentuknya
harus padat, tetapi harus dapat mencair,
melarut, melunak pada temperatur tubuh
--> disimpan dalam kulkas / air
Umumnya dipakai :
1. Oleum Caccao
2. Campuran gliserin dan gelatin
Basis ini bersifat hidrofilik dan paling
banyak dipakai
3. Polietilene glikol
Bobot :
Dewasa : 3 gram
Anak : 2 gram
I : kejang (valium), konstipasi pada anak
(dulcolax)
Tujuan pemberian obat :
1. Pengobatan lokal contoh hemoroid
2. Pengobatan sistemik
3. Pengobatan konstipasi
Cara pemakaian :
- Untuk hemoroid : post defekasi
- Untuk konstipasi : malam hari sebelum
tidur
Contoh obat paten :
- Anusol Ht suppositorio
Isi : Bismuth subgallat, B. resorcine, B.
subiodida, Balsem Nicaragua, Acid boric,
Zinc oxyda, HC asetat
I : hemoroid acute dan kronis
Menurunkan peradangan, radang dan gatal
sekitar dubur
Tidak dikerjakan di apotik
(yang dikerjakan : pulv, talk, kapsul)
- Faktu suppositoria
Isi : hasil kondensasi asam metakresol
sulfonat dan metanat, sinchoccrin
I : hemoroid interna dan eksterna dengan
gejala perdarahan atau peradangan
- Primperan pediatric suppositoria
Isi : metoclopramid 10 mg/supp
I : mual dan muntah karena st. obat
Cara menulis resep
- Ditulis nama paten
- Jumlah dalam angka romawi
Contoh :
R / Borraginol N supp No. V
S supp. 2 dd post defac
-----------//---------R/ Dulcolax p. supp No. III
S p.t.m. supp I vesp.

Ovulae
- Vaginal supp / vaginal tablet
- Komposisi :

1. Bahan dasar
2. Zat berkhasiat
Vaxilla --> uretra
Bentuk : ovum
Bobot : antara 3 dan 6 gram (5 gram)
Contoh : obat paten :
- Albothyl ovulae :
Isi : hasil polimerisasi dan kondensasi dari
asam metakresol sulfon dan metanal
I : vaginitis
Contoh :
R / Gyno. travogen vaginal tab. No. IV
S vesp. vag. tab. I

SEDIAAN 1/2 PADAT


Bentuk
- Salep
- Krip
- Pasta
- Jelly
- Linimentae
Salep
- Ointment / unguenta
- Adalah sediaan 1/2 padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar
- Bahan obat harus larut atau terdispersi dalam
dasar salep yang cocok
- Terdiri dari :
- Bahan obat
- Dasar salep
- Klasifikasi :
Pembagian menurut F.I. --> berdasarkan
affinitasnya terhadap air
1. Dasar salep senyawa hidrokarbon / dasar
salep berlemak
Sifat fisika :
- Hidrofobik
- Tidak mengandung air
- Tidak tercuci oleh air --> untuk kaki /
tangan
Contoh :
- Vaselin album / flavum
- Paraffinum solidum / liquidum
- Cera album / flavum
- Cetaceum
- Campuran vaselin dan cera

Sifat :
- Tidak mengandung lemak
- Larut dan tercuci oleh air
- Hidrofilik
Contoh : PEG, gelatin, pectin, carbowax,
dll
-

Fungsi :
- Sebagai vehiculum
- Sebagai emolient (pendingin)
- Sebagai protektan
Keburukan :
Karena
merupakan
lemak,
sukar
dibersihkan dari permukaan kulit atau
pakaian, lambat melepaskan zat berkhasiat,
menyumbat saluran berkeringat dan
menghalangi penguapan dan pernafasan
kulit
2. Dasar salep serap / absorbsi
Membentuk emulsi air dalam lemak (A/M)
Sifat fisik :
- Tidak mengandung air
- Tidak tercuci oleh air, hidrofilik sedikit
Contoh : Adeps Lanae
3. Dasar salep yang dicuci dengan air
Membentuk emulsa minyak dalam air
(M/A)
Sifat fisik :
- Mudah dicuci / dibersihkan dengan air
- Hidrofiliik
Contoh : emulsida
4. Dasar salep yang larut dalam air

Kualitas dasar salep


- Lembut, mudah dipakai
- Stabil, bebas dari inkompatibilitas, tidak
terpengaruh oleh suhu dan kelembaban
- Indifferent
- Mudah melepaskan zat berkhasiat pada
kulit
- Mempunyai daya absorbsi
- Reaksi netral dan tidak menimbulkan iritasi
pada kulit
- Contoh :
Salep hitam, Scabisid untuk anak --> harus
dibuat di apotik
Salep hitam tidak ada dipasaran
Scabisid untuk anak tidak boelh ada
Gamexan karena merangsang SSP, oleh
karenanya butuh scabisid yang dibuat
sendiri (obat paten tidak ada yang tanpa
scabisid gamexan)
Klasifikasi berdasarkan penetrasi obat :
1. Salep epidermik
- Bekerja
pada
permukaan
kulit
(epiderm)
- Zat berkhasiat yang ditambahkan :
- Antiseptik
- Anti infeksi
- Parasitid
- Dasar : senyawa hidrokarbon
2. Salep endodermik (endodermic ointment)
- Bekerja pada lapisan yang lebih dalam
dari kulit (subkutis)
- Berkhasiat bekerja sebagai emolient,
stimulant, lokal iritant dan anodynum
- Dasar salep yang dipakai : adeps lanae,
lanolin, minyak lemak
3. Salep diadermic
- Zat berkhasiat dari salep ini mengalami
penetrasi melalui kulit dan memberikan
efek sistemik
- Contoh
hormon,
vitamin,
obat
antirematik
Faktor yang mempengaruhi penetrasi :
1. Sifat fisis dari obat yang berkhasiat
2. Sifat
dan
komposisi
dasar
salep
(vehiculum)
3. Segi fisiologi antara lain :
- Keadaan kulit
- Cara pemakaian
- Jumlah dan lama pemakaian
4. Temperatur kulit
5. Keadaan kesehatan pasien
Syarat salep :
- Homogen
- Stabil

Contoh :
1. Salep epidermik
a. Resep standar
Unguentum Ichtioli (salep bisul)
R/ Lehtiol
10
Vas. flav ad 100
m.f.ung
S. u. e.
----------//---------Unguentum oleijekoris aselli (salep
minyak ikan) --> salep luka bakar
R/ Ol. jekor aselli 40
Cera flava
10
Vas. flav
50
m.f.ung.
----------//---------2. Salep endodermik
a. Resep standart
Unguentum Contra Hemorroids (salep
wasir)
R/ Benzocain
0,200
Tannin
10
Adeps lanae 20
Vas. flav. ad 100
m.f. ung
S u.e.
----------//---------Unguentum Methyllis salisilat (Balsem
putih)
R/ Metholum I
Methilis salicilas I
b. Obat paten
- Locasalen ointment
I : radang kulit sub akut s/d
hiperkronis
- Gentacortin Ointment
I : antibakteri / jamur; eksim
Isi :Gentamisin SO4
0,1%
Quinolon Clorhidroxi 0,5%
3. Salep diadermik
1. Resep standar
- Emulsum Peruvian
- Unguentum Liniens
2. Obat patent
- Tetracortil ointment
I : antiradang dan anti bakteri
- Ultradil ointment
I : dermatitis kontak
exzema subakut dan kronis

Pastae
- Adalah sediaan berupa massa lembek yang
dimasudkan untuk pemakaian luar (tidak pekat
daripada salep)
- Komposisi :
- Bahan padat
- Bahan cair / lembek

Tujuan :
1. Menyerap eksudat
2. Menghilangkan / menurunkan rasa gatal
3. Memfixer obat ke kulit
4. Mendinginkan permukaan kulit
Beda dengan salep :
- Pasta lebih padat daripada salep karena zat
padat lebih banyak (4 macam)
Untuk salf 2 macam
- Penetrasi obat kecil
- Daya serap terhadap eksudat besar
- Tidak berapa berlemak
Contoh pasta zinc

Cream
- Sediaan 1/2 padat, berupa emulsi mengandung
air 60% dan dimaksudkan untuk u.e.
- Tipe :
1. Tipe M/A
Bahan dasar : yang larut dalam air dan
dapat dicuci dengan air
2. Tipe A/M --> berlemak
Bahan dasar : dasar salep serap dan minyak
lemak
- Fungsi :
- Emolient
- Protektant
- Vehiculum
- Dalam bahan dasar krim, zat berkhasiat lebih
mudah penetrasi ke dalam lapisan kluit, antara
lain : antibiotik, hormon, vitamin, fungiside,
antiseptik, antiacne, antirematik
- Karena banyak mengandung air, cream mudah
tercemar oleh mikroba, sehingga harus
ditambah pengawet contoh Nipagin
- Contoh :
1. Penergan cream
2. Dexatopic cream
3. Vitaquin cream
Linimenta
- Obat gosok
- Adalah sediaan berbentuk liquid atau semi
liquid yang digunakan sebagai obat luar pada
kulit
- Berupa :
- Larutan / solutio
- Campuran beberapa zat berkhasiat dalam
minyak
- Larutan sabun yang mengandung alkohol
- Emulsi
- Tipe :
1. Tidak mengandung alkohol / CHCl3
2. Mengandung alkohol / CHCl3
- Beda linimenta dengan unguenta :
1. Konsistensi lebih cair
2. Penetrasi lebih baik
3. Cara pemakaian
- Dikemas dalam botol berwarna, dan diberi
label : hanya untuk pemakaian luar
Bila perlu ditambah label : kocok dulu

Untuk resep standar, ditulis nama dan jumlah


(dalam ml)
Untuk obat paten, ditulis nama patennya dan
jumlah yang dikehendaki (dalam fls)
Signatura : s.u.e atau s. lin
Contoh resep standar :
Linimentum methylis salicylatis 100 ml -->
ditulis oleh dokter
Contoh obat paten
Methoneurin Linimen fl. No. I

Jelly
- Adalah suatu sediaan cairan kental yang
berlendir (gelatinous) yang dibuat dari bahanbahan gelling agent yang dilarutkand alam air
- Jenis :
- Gelatin
- Amilum
- tragacantha
- cellulose
- Cara pakai : dioleskan sehingga mendapatkan
lapisan yang tipis pada kulit
- Contoh obat paten :
- Vitacid jelly (untuk jerawat)
- Synalar jelly (untuk radang, pruritus)
- Hyrudoid jelly (untuk peradangan varises,
trombosis vena)
Oculenta --> dibuat di apotik karena steril
- Salep mata
- Adalah salep steril untuk pengobatan mata,
menggunakan dasar salep yang cocok
- Syarat :
1. Steril
2. Bahan obat ditambahkan ke dalam dasar
salep, berupa larutan steril atau serbuk
yang sangat halus
3. Homogen
4. Dasar salep tidak boleh mengiritasi dan
harus memberikan kemungkinan obat
tersebar dengan perantara air mata
- Contoh :
- Stedin salep mata
- Cendocetapred opht. oint
- Nebacetin salep mata
R/ Terracortril oph. oint tube No. I
S oculenta 2 dd DDS
----------//----------

SEDIAAN CAIR
Bentuk :
- Solutio
- Mixtura
- Mixtura agitanda
- Suspensi
- Emulsi
- Saturasi
- Prep. Galenika
- Guttae: obat tetes
- Sirupus
- Injectio
- Aerosol
- Infusia/decocta
- Elixir
-

Solutio
- Sediaan cair yang mengandung 1 zat padat
yang larut dalam pelarut air
Mixtura
- Lebih 1 zat padat yang larut dalam pelarut
Mixtura agitanda --> tidak untuk obat karena
dosis tidak pas
- Lebih 1 zat padat yang larut dalam pelarut
dan salah satu zat padat tidak larut
- Harus dikocok dulu (agitanda --> kocok)
- Endapat yang tidak larut merupakan zat
berkhasiat
Suspensi
- Mirip mixtura agitanda
- Mengandung zat padat yang tidak larut dan
dibantu oleh zat ke - 3, yaitu suspending
agent
- Zat padat + suspending agent + pelarut -->
terdispersi sempurna
Oleh karena itu bisa untuk obat dalam
ataupun obat luar karena untuk dosis obat
dalam cukup
- Contoh sirup kering antibiotik
Emulsi
- Adalah lemak / minyak dalam suatu pelarut
air ditambah emulsifying agent -->
terdispersi sempurna
- Dapat untuk obat luar / dalam
Saturasi
- Sediaan cair mengandung gas CO2
- Contoh sprite, fanta
- CO2 sebagai rasa enak, segar
Prep. Galenika
- Sediaan yang mengandung sediaan nabati
Obat tetes / Guttae
- Sediaan yang berdasarkan pemakaian
(tetes)
Sirupus
- Sediaan cair yang mengandung gula 60 65%
- Contoh sirupus simplex
Injeksi
- Harus steril, pH tertentu, isotonis
Aerosol
- Obat semprot

- Contoh obat asma


Infusa / decocta
- Sediaan yang direbus 15 menit --> infusa
- Contoh jamu rebusan
- Beda dengan prep. Gallenika --> diisolasi,
dengan pelarut organik llau diuapkan -->
ekstrak tinctura
- Decosta --> direbus 30 menit
- Infusa --> bahan lunak (floris, folia)
- Decocta --> bahan keras (radix, korteks)
Elixir
- Mirip sulotio, tetapi zat pelarutnya adalah
alkohol

Pemakaian :
- Solutio
- Untuk obat dalam, luar atau dimasukkan ke
rongga tubuh (rektal)
- Solvens (zat pembawa)
1. Air : aqua destilata
2. Spirtus
3. Eter
4. Oleum
5. Gliserin
6. Parafin liquidum
- Daya larut tergantung :
1. Zat yang terlarut / solute
2. Solvens
3. Perbandingan solute dan solvens
4. Suhu (makin tinggi suhu, makin larut)
- Contoh :
R/ Acidi borici 6
Aquadest ad 200
S boorwater
atau
R/ Sol acidi berici 200 ml
S boorwater
Untuk antiseptik luar (lemah)
-

Istilah kelarutan
Jumlah bagian pelarut yang diperlukan
untuk melarutkan 1 bagian zat
1 - Sangat mudah larut
kurang dari 1
bagian
2 - Mudah larut
1 - 10
3 - Larut
10 - 30
4 - Agak sukar larut
30 - 100
5 - Sukar larut
100 - 1000
6 - Sangat sukar larut
1000 - 10.000
7. Praktis tidak larut
> 10.000
Jadi daya larut zat X dalam air 1 : 10 -->
berarti 1 gram zat X dengan 10 ml air -->
larut --> larutan jenuh

Yang lain berdasarkan pemakaian


1. Collutoria --> obat cuci mulut
- Bentuk : solutio, mixtura, guttae

Sediaan cair pekat dalam air,


mengandung deodorant, antiseptik,
anastetik lokal, astrigen
- Pemakaian diencerkan
- Bisa dalam bentuk Gargarisma (obat
kumur)
- Contoh Solan drops --> obat kumur
(mixtura)
Dosis 10 - 20 tetes dalam 1 gelas air
2 - 4 x/hari
2. Collyria --> obat cuci mata
- Sediaan berupa larutan steril, jernih,
bebas partikel asing, isotonis, pH
tertentu
- Contoh boorwater --> antiseptik 3%
3. Potio
- Sediaan cair yang diminum
- Contoh OBH, OBP
4. Lotio
- Untuk obat luar
- Sediaan cair --> suspensi
Emusi O/W --> untuk u.e.
- Contoh Lotio Kummerfeldi -->
suspensi o. acne
Keuntungan obat solutio :
1. Homogen
2. Dosis dapat diubah (keunggulan obat
racikan)
3. Bila zat padat mengiritasi lambung
diencerkan --> iritasi berkurang
4. Absorbsi lebih cepat --> onset lebih
cepat
5. Mudah ditambah corrigens (rasa, bau,
warna) --> + sirupus simpleks (gula 60 65%)
6. u.e. --> mudah dipakai
Kerugian :
1. Volume lebih besar --> tidak praktis
2. Ada zat yang tidak stabil dalam solutio
--> contoh asetosal
3. Ada zat yang rasa dan bau sukar
ditutupi

Mixtura
- Adalah sediaan caira lebih 1 zat terlarut
atau campuran homogen antara cairan
dengan cairan
- Contoh OBH (< 8 tahun)
R/ Potio alba otussif 100
S 4 - 6 dd cth I
----------//---------Contoh Coclea tea
R/ Sol Amoniae Spirituosa
(SASA)
Sir simplex
10 ml
Ol. menthol pip gtt I
Aquadest ad
100 ml
S 4 dd cth
----------//----------

Anisata

R/ Potio Nigra c. tussif 150 ml


S 3 dd cI
----------//---------R/ Succus Liquiritae

5 --> hitam,
ekspektoran
3

Amonium clorida
Sol ammon spir anis 3
Aqua dest
ad 150 ml
S 3 dd CI
-

Mixtura agitanda
- Obat cair mengandung bahan padat yang
tidak larut dalam vehikulum = bahan
pembawa --> sebagian berupa endapan -->
zat berkhasiat
- Tidak boleh untuk obat minum / potio
- Kocok dulu
- Contoh
- Lia. Faberi --> untuk biang keringat
- Lot. kalamin --> untuk biang keringat
R/ Lig. Faberi 100
S u.e.
Komp :
R/ Acidum salicylic I --> larut dalam
alkohol
Zinc oksida
10
-->
2NO
(astringen)
Talcum Venetum 10 --> tidak larut
dalam
alkohol
Amilum Oryzae 10 --> tidak larut
dalam
alkohol
S u.e.
R/ Calamin
15 --> tidak larut dalam
air
Zinc oksida 5
Gylserine
5 ml --> larut dalam air
Aqua rosarum ad. 100 ml
S. u.e.
Amylum Orize : tepung beras

Suspensi
- Mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus yang tidak larut, tetapi
dispersi dalam cairan / vehikulum
- Zat yang terdispersi halus
Zat yang tidak cepat mengnedap
Bila dikocok, endapa segera terdispersi lagi
- Tambah zat tambahan --> stabilitas
- Harus mudah dikocok dan mudah
dituangkan
- Absorbsi lebih cepat daripada kapsul dan
tablet
- Untuk obat dalam dan luar
- Suspending Agent / Emulgator

1. Gummi Arabicum = GOM --> Acacia


senegal
R/ P.G.A (pulv. G.A.)
2. Tragoncanth --> GOM eksudat -->
Astragalus sp.
3. Pulv. gumorus : campuran sama banyak
GOM, Trabocanth, saccarosa
R/
Chloramphenicol palmitat 43,1
CMC Na
10
Tween 80
5 (SA sintetik)
Proylen silicol
200 (pelarut)
Sirupus Cacao
150
Sirupus simplex
150
Tinctura vanillae
10
Aquadest ad.
1000 ml
S susp. cloramph palmitat
----------//----------

Emulsi
- Adalah sediaan homogen mengandung
minyak atau lemak yang terdispersi dalam
vehiculum di stabilkan oleh emulgator
- Terdiri dari
1. Minyak / lemak --> emulgendum
2. Zat tambahan --> emulgator / emulgens
3. Vehiculum --> menstrum
- Tipe
O/W (minyak dalam air) --> bisa
diencerkan dengan air, contoh santan, susu
W/O (air dalam minyak) --> contoh
mentega
- Menurut asalnya :
1. Emulsi naturalia : emulsi alami
Contoh mentega, susu, santan
Emulgator : protein yang ada
didalamnya (kasein)
2.Emulsi artificacia : emulsi buatan
- Tujuan :
1. Rasa lebih enak
Contoh minya ikan di tambah air -->
tertutup air (O/W) (Scotchs Emultion)
2. Absorbsi lebih cepat karena terdiri dari
partikel kecil minyak
3. Untuk u.e. --> efektivitas bertambah -->
karena partikel halus, luas permukaan
bertambah
4. Untuk obat suntik --> emulsi O/W -->
partikel minyak tidak lebih besar dari
eritrosit
- Tipe emulsi didtentukan oleh jenis
emulagtor
1. Emulgator yang larut dalam air -->
O/W
2. Emulgator yang larut dalam minyak -->
W/O
- Contoh Resep Emulsi artificialia (obat
dalam)
R/ ol. iecoris aselli 40 (vitamin A,D,E,K,
minyak ikan)
pull G.A.
15

Na hipopospit
0,5
Ca hipopsopit 0,5
Aquadest
20
Gylserin
10 --> stabilisator
S Loco Scotts emulsion
----------//----------Saturasi
- Sediaan cair mengandung CO2 jenuh
(berfungsi sebagai corrigens rasa)
- Mg sitrat
- Mg sulfas
- Tidak dapat disimpan lama karena CO2
menguap
- Prinsip pembuatan
Asam organik + garam bicarbonat --> CO2
Asam sitrat + NaHCo3 --> Na Citrat +
CO2
- Contoh
R/ Potio Riveri 100 ml
S in. I vic.

R/ Acidum citricum
5
Aqua
50
Epir citri
5
Sir. simplex
25
NaHCO3
3
Aqua
110
S in. I vic.
----------//---------Saturasi yang dimodifikasi -->
effervescent + air --> CO2 tinggi

tab

R/ Tab Ialsium Redoxan No. X


S 1 dd tabl I.
-

Gargarisma
- Obat kumur
- Sediaan : solutio, larutan pekat diencerkan
sebelum dipakai
- Untuk terapi infeksi tenggorokan
- Contoh
Gargarisma kan 300
S garg. 3 dd I
Obat paten :
- Betadin Gargle
- Listerin Gargle
Komp. Gargarisma kan :
R/ Chloret Zincici
I
Aluminis
I (tawas)
Acid salicilici
0,300
OI. M.P
gtt II
Aqua ad
300
m.d.s. garg I dd I
----------//-----------> merupakan mixtura (larut dalam air)

Guttae
- Bentuk : solutio, suspensi, emulsi

Dimaksudkan untuk obat dalam atau obat


luar
Digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan
tetesan setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes baku
Penetes baku :
Pada suhu 20o memberikan tetesan air
suling --> beratnya : 47,5 - 52,5 mg (1 ml :
20 tetes air)
Sediaan :
1. Guttae --> obat dalam
2. Guttae oris --> tetes mulut
3. Guttae auricularis
4. Guttae nasalis
5. Guttae ophtalmicae
Contoh
R/ Guttae Tempra fl No. I.
S 3dd 0,6 ml --> dengan penetes yang
tersedia
----------//---------atau
R/ Tempra drops fl. No. I
S 3 dd 0,6 ml
----------//----------

Memilih bentuk sediaan obat :


- Bentuk sediaan obat : sediaan mengandung
satu atau lebih zat berkhasiat (Remidium
Cardinale) --> tambah vehiculum -->
formulasi --> produk --> siap untuk diminum /
dipakai
- Tergantung :
1. Bahan obat
2. Penderita
ad.1.Bahan obat
1. Sifat fisiko kimia
Contoh
- Bila zat berkhasiat higroskopis --> diberi
dalam bentuk cair (solutis, mixrtura) -->
NaBr
- Bila zat tidak larut dalam air (zat padat) -->
bisa pulv, tablet, kapsul, suspensi (sebagai
obat cair)
--> asetosal (tablet karena tidak stabil -->
asam asetat + asam salisilat),
cloramphenicol,
eritromisin,
sulfa
(sulfadiazin)
Bila dirusak oleh HCl lambung --> bentuk
sediaan cair injeksi --> contoh Penisilin G,
adrenalin HCl
2. Hubungan aktivitas / struktur kimia obat
- Golongan barbiturat yang efeknya cepat
--> bentuk sediaan injeksi -0-> Tiopenthal
(ultra short acting)
- Golongan barbiturat yang long acting
(phenobarbital) --> bentuk sediaan padat :
tablet, kapsul, pulvis
3. Sifat farmakokinetik

Obat yang mengalami first past effect di hati


--> bioavailabilitas menurun --> tidak efektif
oleh karenanya tidak diberi per oral tetapi
sublingual --> contoh nitrogliserin, isosorbid
dinitrat
4. Bentuk sediaan yang paling stabil
Contoh vitamin C --> mudah larut dalam air
- Tidak stabil --> solution
- Oleh karenanya diberi bentuk sediaan
padat (pulvis, tablet)
ad.2.Penderita
1. Umur
- Balita :
1. Bentuk sediaan cair (suspensi, solutio,
emulsi) --> lebih mudah diminum
2. Bentuk sediaan cair --> pulv
- Dewasa : Bentuk sediaan padat --> lebih
stabil daripada cair
- Geriarti : Bentuk sediaan cair : solutio,
susp, emulsi --> lebih mudah diminum
2. Lokasi :
a. Lokal --> solutio, mixtura, unguentum,
krim, pasta
Perlu diperhatikan jenis kulit biasa /
berambut (pasta) / mukosa
b. Penyerapan / penetrasi melalui kulit
Injeksi, liniment, unguentum, krim
c. Efek sistemik : injeksi, bentuk sediaan cair
--> bentuk sediaan padat peroral, perektal
3. Kecepatan dan lama kerja obat
- Injeksi lebih cepat diabsorbsi --> peroral,
perektal
- Contoh
kecepatan
penyerapan
Aminophiliin --> injeksi > solutio > pulvis
> kapsul
- Tablet / kapsul sustained release -->
kerja lebih lama daripada tablet / kapsul
biasa
4. Keadaan umum penderita
a. Penderita tidak sadar --> inejksi,
suppositoria
b. Rawat inap
- Semua bentuk sidiaan bisa karena ada
pengawasan dokter
- Rawat jalan --> oral
c. Hiperemesis post operasi --> injeksi / rectal
5. Bentuk terapeutik optimal dan efek samping
minimal
a. Emetin HCl ; morphin HCl --> injeksi
b. Vitamin C --> tablet, bentuk sediaan cair
tidak stabil
6. Bentuk sediaan yang paling cocok / enak
a. Rasa pahit contoh kina, cloramphenicol,
anti histamin --> tablet, kapsul yang salut
gula (dragee)
b. Rasa amis contoh tablet besi (tablet,
kapsul, dragee)
PR II

1. Beri 2 contoh obat standart / obat patent / obat


jadi beserta komposisinya dari bentuk sediaan
solutio, mixtura, suspensi, emulsi, elixir
2. Beri 5 contoh obat narkotika (obat bius) +
komposisinya

PENENTUAN OBAT DAN DOSISNYA


Tujuan :
1. Pencegahan / profilaksis
2. Diagnostik
3. Terapi (terbanyak)

- Untuk
obat
kausal
penelitian
7. Jumlah obat, tergantung :
- Dosis obat
- Jangka waktu
- Frekuensi pemberian

berdasarkan

ad.1.
- Vaksinasi,
antibiotik
(terhadap
sekunder) contoh pada morbilii
keadaan umum pasien kurang baik

infeksi
dimana

ad.2.
- Test Mantoux, glucose (untuk
toleransi test), Barium (Ba enema)

Penggunaan obat rasional :


- Diagnosis tepat
- Pilihan obat tepat
- Dosis obat cukup selama waktu yang cukup

glukose

Memilih obat terbaik :


- Efektivitas
- Keamanan
- Biaya / harga
Terutama kalau untuk jangka panjang dan orang
banyak

ad.3.
a. Curatif
b. Paliatif
(simtomatik)
-->
mengurangi
penderitaan
c. Suportif --> membantu kerja obat utama
d. Substitutif contoh oralit untuk mengganti
cairan pada orang diare
Diagnose (patofisiologi) :
- Perlu obat
- Tidak perlu obat
Pemilihan obat berdasarkan :
1. Golongan obat secara farmakologis
Contoh antimikroba, anti hipertensi
2. Pilihan
obat
dari
golongan
tersebut
berdasarkan :
- Studi pengobatan pilihan (efektivitas)
- Efek samping kurang
3. Tentukan cara pemberian
- Peroral
- Enterik
- Parenteral
- Topikal
- Inhalasi
Tergantung keadan umum pasien, usia pasien
dan obat yang dipilih
4. Bentuk sediaan yang dipilih :
Tergantung :
- Cara pemberian
- Usia
- Kondisi pasien
- Obat itu sendiri contoh asetosal tidak dapat
diberikan dalam bentuk cair karena tidak
stabil
5. Waktu dan frekuensi pemberian
Waktu : berhubungan dengan efek dan tujuan
pemberian obat
Frekuensi : tergantung lama kerja obat
Contoh diuretik jangan diberi malam hari
6. Dosis terapi, jangka waktu
- Untuk dosis yang sudah ada penelitiannya
- Jangka waktu, berdasarkan :
- Perjalanan penyakit
- Gejalanya

Penggunaan obat irasional


- Boros (pakai obat baru yang mahal, padahal
ada obat lama yang sama efektifnya, tetapi
jika obat baru lebih baik --> dipakai)
Obat baru m ahal supaya biaya / modal
kembali
- Berlebihan (obat tersebut tidak diperlukan,
dosis terlalu besar, terlalu lama, jumlah obat
yang diberikan lebih besar)
- Memilih obat yang salah (obat tidak
diindikasikan untuk penyakit tersebut)
- Berganda (multipel prescribing)
Memakai beberapa obat untuk keadaan yang
dapat ditanggulangi dengan 1 obat
- Kurang cukup (under prescribing)
- Dosis kurang
- Jumlah obat kurang
- Lama pemberian kurang
Dosis
- Adalah takaran pemberian obat
- Merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi khasiat obat
- Macam :
- Dosis toksis
- Dosis fatal
- Dosis letal
- Dosis minimal
- Dosis maksimal
- Ratio terapi --> LD 50 : terapi / dose
(makin tinggi terapi ratio --> obat makin
aman)
Faktor yang mempengaruhi respon penderita
terhadap obat :
Dosis yang diberikan (resep)
- Kepatuhan penderita
- Kesalahan medikasi
Dosis yang diminum
Faktor farmakokinetik

Absorbsi
Distribusi
Biotransformasi
Ekskresi

Kadar di tempat kerja obat


Faktor farmakodinamik
- Interaksi obat - reseptor
- Keadaan fungsi jaringan
- Mekanisme homeostatik

1 mg /tahun/kali, 3 - 4 x sehari
Dosis dewasa terkecil : 10 mg
Harus tahu dosis terapi dewasa
Kondisi pasien
Kondisi patologis
Genetik
Interaksi obat
Toleransi

Intensitas efek farmakologi


(respon penderita)
Faktor yang mempengaruhi dosis terapi :
1. Umur
- Anak lebih sensitif terhadap obat daripada
dewasa
- Pada orang tua --> fungsi organ menurun
- Beberapa rumus dosis terapi anak :
a. Rumus Clark :
BB (pon) x dosis terapi dewasa
150
b. Rumus Young :
Umur anak (tahun) x dosis terapi
dewasa
Umur + 12
c. Rumus Coweing :
Umur anak YAD x dosis terapi dewasa
24
d. Surface Area Rule --> sulit karena
pakai tabel
Surface area of patient (m 2) x DT
dewasa
1,7

2.
3.
4.
5.
6.

--> pada umumnya pada obat sudah ada


ketentuan untuk anak
Berat badan
Seks (wanita lebih sensitif terhadap obat)
Waktu pemberian obat
(Yang sebelum makan, absorbsinya lebih baik)
Cara pemberian
- Dosis IV < subkutan
- Parenteral < oral
Kecepatan ekskresi ~ fungsi ginjal
- Bahaya intoksikasi

Acetaminophenum (PCT)
- 6 - 12 bulan
50 mg
- 1 - 5 tahun
50 - 100 mg
- 5 - 10 tahun
100 - 200 mg
- > 10 tahun
250 mg
Kodein

4 x sehari
4 x sehari
4 x sehari
4 x sehari

Ampicillin
50 - 100 mg/kg/hari, dibagi 4 dosis
Biasanya diambil dosis terkecil
Dewasa : 250 - 500 mg
Fenobarbital
Dosis terapi berdasarkan tujuan
- Sedatif
0 - 3 bulan
5 mg
3 - 7 bulan
7,5 mg
7 - 12 bulan
10 mg
> 1 tahun
15 - 20 mg
- Anti konvulsan
0 - 3 bulan
0,5 mg/kgBB

3 - 4 x sehari
3 - 4 x sehari
3 - 4 x sehari
3 - 4 x sehari

Rumus dosis terapi anak yang sering dipakai : BB,


umur
Contoh :
PCT untuk dewasa : 500 mg, 3x sehari
Untuk anak 1 tahun (10 kg)
Clark : 20/150 x 500 = 67 mg --> 60 mg
Berdasarkan FI : 50 mg
Young : 1/13 x 500 = 40 mg
--> jadi hanya untuk pegangan dan harus
ditambah pembulatan
Eritromisin untuk oral
< 1 tahun
50 mg
1 - 5 tahun 100 mg
6 - 12 tahun 200 mg

diberikan tiap 6 jam


diberikan tiap 6 jam
diberikan tiap 6 jam

Fenobarbital antikonvulsan oral, IM


sekali
sehari
0 - 6 bulan 15 mg
max 200 mg
perlu
6 - 12 bulan 20 mg
max 200 mg
1 - 5 tahun 30 - 100 mg
> 5 tahun
100 mg

jika
dapat
diulangi

Asetosal oral
< 1 tahun

sekali
sehari
10 mg/bulan
30 - 40 mg/bulan
max 60 mg/bulan
50 - 60 mg/tahun 150
240

1 - 3 tahun
mg/thn.
3 - 6 tahun 40 - 50 mg/tahun 120
200
mg/thn.
6 - 12 tahun 30 - 40 mg/tahun 90 - 160 mg/thn
Asetaminofen
6 - 12 tahun
1 - 5 tahun
5 - 10 tahun
> 10 tahun

sekali
50 mg
50 - 100 mg
100 - 200 mg
250 mg

sehari
200 mg
200 - 400 mg
400 - 800 mg
1 gram

SENI MENULIS RESEP

5. Tempat, tanggal, resep, R/

Pedoman :
- Memberi obat yang tepat
- Dengan dosis yang tepat
- Dalam bentuk yang tepat
- Kepada penderita yang tepat
- Dengan waktu yang tepat

Prescriptio :
1. Nama
2. Bentuk
3. Jumlah
4. Cara menyerahkan
Signatura :
1. Aturan pakai
2. Pro :
- Nama
- Umur
- Alamat

Dengan dasar :
- Aman (tidak terjadi interaksi)
- Bermutu
- Berkhasiat
- Murah
- Penderita mau memakai
Resep
- Adalah permintaan tertulis dari dokter kepada
apoteker (bukan asisten) agar membuatkan /
menyerahkan obat dalam bentuk sediaan
tertentu kepada penderita
- Sejarah :
- Y : simbol Yupiter (Yunani) --> dewa
penyembuh
-

: simbol mata / RA (Mesir) --> dewa


matahari (kehidupan)
- Akhirnya R/ : Resipe : ambillah
Resep bagi dokter adlaah finish in touch
Pasien mengharapkan dari resep didapatkan
obat dari apotik yang membawa kesembuhan
Bagi dokter masih timbul pertanyaan besar :
- Betulkah diagnosis saya
- Betulkah dosis obat yang saya berikan
Bagan dari resep :
dr. H
jl........... Bdg
Sip :
Jakarta, tanggal
R/ Tab A 500 mg No. XII
S 4 dd tab I
--------//-------- tanda tangan
Subscriptio

Inscriptio

Prescriptio
Signatura

Pro :
Umur :
Alamat :
Tanda tangan --> untuk obat bius (daftar O)
Paraf --> untuk bukan obat bius
Obat bius akan dilaporkan ke Ditjen POM,
kalau dibuat di bawah ancaman --> buat tanda
tangan palsu, nanti akan ditolak apotik
Alamat ditulis kalau obat bius

Inscriptio :
1. Nama dokter
2. Surat izin praktek
3. Alamat dokter
4. No. telp dan jam praktek

Subscriptio :
- Tanda tangan / paraf
Kertas Resep :
- Ukuran (10 - 12 cm) x (12 - 18 cm)
- Warna putih
- Tulisan : hitam / biru, tulisan yang berupa
promosi tidak ada
Penyimpanan di apotik selama 3 tahun dengan
tujuan :
1. Barang bukti, bila ada intoksikasi
2. Untuk menjawab pertanyaan dokter bila
penulis resep menanyakan kembali
3. Untuk menjawab pertanyaan penderita bila
penderita minta ulangan resep (obat khusus /
obat bebas)
4. Setelah 3 tahun dimusnahkan
Salinan resep : turunan resep, kopi resep,
apograph
- Adalah bukan resep tetapi suatu turunan resep
asli
Guna kopi resep :
1. Dokter menginginkan obat diulang harus
dikerjakan :
- Itcrctur yang keberapa
- Resep asli dimana
- Nomor resep
2. Jika di apotik I hanya ada sebagian obat
3. Untuk dokumen penderita
- Obat yang sudah diberikan ditulis det
(detur, sudah diberikan)
- Yang belum diberikan ditulis nedet
4. Dengan kopi dokter lain dapat melanjutkan
terapi
5. Untuk bukti pengadilan
6. Untuk bukti pada instansi yang menanggung
pembayaran obat
Resep cito : adalah resep bila keadaan pasien
sedemikian rupa sehingga memerlukan pemberian
obat secepat mungkin
Cito : statim = PIM = urgens = segera
Resep cito pembuatannya didahulukan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan


resep :
1. Tulisan tidak harus baik tetapi harus terbaca
oleh apotek
2. Ingat keadan sosio ekonomi penderita agar
tidak dibeli separuhnya
3. Sertakan kemasan / ukuran / takaran obat
dengan jelas
R/ Salep Garamycin 10 gram Pulv I
4. Aturan pakai harus jelas, dalam bahasa latin /
singkatan latin jelas
S 4 dd caps I ih.p.c.
Jika perlu terangkan pada pasien
5. Beritahu efek samping yang kurang
menyenangkan.
Contoh : CTM --> efek samping mengantuk
Dosis obat : jumlah obat yang diberika pada
penderita dalam satuan berat (gram = g, miligram
= mg), ml atau I.u.
Kecuali dinyatakan lain maka yang dimaksud
dengan dosis obat adalah dosis lazim = dosis
terapi = dosis medicinalis.
1. Dosis maksimal
Dosis optimum yang maish dapat diberikan
kepada orang dewasa sehat tanpa memberikan
gejala intoksikasi
2. Dosis terapeutik
Dosis obat yang dalam keadaan biasa yang
dapat menyembuhkan pasien
--> dosis umum
3. Dosis toksik
Dosis yang menyebabkan keracunan (tanpa
menyebabkan kematian)
4. Dosis lethal
Dosis yang jika dilampaui besarnya akan
menyebabkan kematian
Dosis terapi < dosis maksimal < dosis toksik <
dosis letal
Obat-obat luar yang punya dosis maksimal :
- Kreosol (antiseptik)
- Beta napthol
- Gauicol
- Iodoform
- Sublimat
Cara menghitung dosis terapi untk anak
1. Didasarkan perbandingan dengan dosis obat
untuk dewasa
- Umur (20 - 24 tahun)
- Berat badan (70 kg)
- Luas permukaan tubuh (permukaan tubuh
dewasa = 1,73 m2)
2. Didasarkan atas ukuran fisik anak secara
individual
- Sesuai dengan berat badan anak (kg)
- Sesuai dengan LPT anak (LPT anak
dihitung dari tinggi dan berat badan anak
menurut rumus Dubois dan Dubois)

Perhitungan dosis terapi dasar :


n = ukuran anak (tahun)
Dewasa = 20 - 24 tahun
- Young : Da =
n
tahun
n + 12
-

Dilling : Da =

Cowling : Da = n + 1 x Dd (mg)
24

- Fried : Da =
bulan
-

n
20

x Dd (mg) --> n < 8

x Dd (mg)

x Dd (mg) m --> dalam

150

Augsberger : Da = 4n + 20 x Dd
100

Dasar :
W = BB (kg)
BB dewasa = 70 kg
-

Clark : Da = W anak
x Dd
W dewasa

Augsberger : Da = 1,5 W + 10 x Dd
100

Dasar :
n = LPT (m2)
LPT dewasa = 1,73 m2
-

Crawford - Terry Rourke :


Da = LPT anak x Dd (mg)
1,73

Gabhius Method :
< 1 tahun
1/12 Dd
2 tahun
1/8 Dd
3 tahun
1/6 Dd
4 tahun
1/4 Dd
7 tahun
1/3 Dd
14 tahun
1/2 Dd
20 tahun
2/3 Dd
>= 21 tahun 1 Dd
--> dipakai jika dosis obat tidak diketahui

Pincus Cattell Formula


1 tahun
1/4
1,5 tahun
1/3
5
0,4
7
0,5
12
0,75
>18
1

Contoh soal :

1. Hitung DM anak 9 tahun, BB 24 kg dengan


rumus Dillus
- Codein :
DM 1x = 60 mg
DM 1 hari = 225 mg
- Aminophilin
DM 400 mg/12 gram
- Asetosal
DM 1 gram / 8 gram
Dosis maksimal gabung
--> bila terdapat 2 atau lebih obat yang bekerja
sinergis dalam satu resep maka harus diperhatikan
dosis gabungan
Contoh :
R/ Sulfas Atropin
0,5 mg
Ekstraktum Belladone 15 mg
S.L
q.s
m.f. pulv dtd No. X
S. t.d.d p I
Diketahui :
DM 1x SA = 1 mg
DM 1 hari SA = 3 mg
DM 1x Ext. Bell = 20 mg/80 mg
Penyelesaian :
DM SA 1x = 0,5 / 1 x 100% = 50%
DM EB 1x = 15/20 x 100% = 75% +
125%
DM 1 hari = (1,5/3 + 45/80) x 100%
= 100,025%
--> turunin salah satu obat (dosisnya)
Berdasarkan berat badan
1. Diketahui : Ampicillin 50 - 100 mg/kgBB/hari
Jadi dosis untuk usia 4 tahun / 16 kg
D1x = 50/4 x 16 = 200 mg
Dosis 1 hari (4x minum)
2. Dik : Tetracycli 20 - 40 mg/kgBB/hari
D1x = 20 x 16
3. Dik : Erytromisin 30 - 50 mg/kgBb/hari
D1x =
R/ Ampicillin 200 mg
S.L
q.s.
m.f.pulv dtd No. XX
S 4 dd pulv. I
----------//---------R/ Tetracyclin

Dalam suatu kasus harus diobati :

1. Kausal --> antibiotik No. XII


2. Simptomatik --> bebas No. I --> p.c.
Antibiotik --> absorbsi terbaik sebelum makan
(asam)
S 1/2 / 1hari a.c.

INTERAKSI OBAT

3. Interaksi farmakologik / farmakodinamik

Faktor yang mempengaruhi :


I. Penderita
1. Usia
- Bayi / balita = proses metabolik -->
tidak sempurna
- Lansia :
- Sering berobat daripada orang muda
- Sering menderiota penyakit kronik
- Fungsi ginjal dan hepar -->
terganggu
- Diet tidak memadai
2. Farmakogenetik
- Perbedaan respon obat
3. Penyakit yang sedang diderita
- Pemberian obat yang di kontra
indikasikan untuk penyakit tertentu
- Contoh obat flue dengan caffein
4. Fungsi hati penderita
5. Fungsi ginjal penderita
6. Kadar protein dalam darah
7. pH urin
8. Diet penderita

ad.1. --> in vitro


Interaksi fisik :
a. Sifat fisik obat
- Higroskopis : NaBr, Kbr
- Pembebasan air kristal
MgSO4.7H2O + Na2CO3.H2O
- Eutektik : menthol + camphora / thymol
b. Absorbsi
- Norit + papaverin / atropin SO4 -->
absorbsi --> dosis turun
- Bolus alba / kaolin + obat --> dosis turun

Contoh :
- Tetrasiklin, tidak boleh dengan susu
Tetra + Ca --> tidak larut dalam GIT -->
absorbsi tetrasiklin menurun
- Transquilizer (Valium / Diazepam /
Phenobarbital)
--> depresi SSP
Jika ditambah alkohol --> potensial efek
depresi
- Penisilin + jeruk (asam) --> dekomposisi
penisilin --> absorbsi tidak sempurna.
Juga pada eritromisin
II. Obat
1. Dosis obat
2. Pemberian obat yang beragam
3. Bentuk sediaan obat
Contoh : suspensul --> lebih lama daripada
tablet biasa di GIT
4. Jangka waktu / lama pemberian obat
5. Cara meminum obat
6. Urutan pemberian obat
Contoh
- Linkomisin + kaolin, pectin -->
absorbsi Linkomisin akan terhambat
Terapi 2 jam setelah kaolin, diberi
Linkomisin --> absorbsi lebih baik
- Penisilin
+
Cloramphenicol
/
Tetrasiklin
--> kerja Penisilin
terhambat
Terapi Penisilin diberi dulu, sampai
khasiat bakterisidanya (-) --> baru
diberi Cloramphenicol / Tetrasiklin
Interaksi obat dibagi :
1. Interaksi farmaseutik
2. Interaksi farmakokinetik

Interaksi kimia :
a. Terbentuk zat lebih toksik
Contoh :
- Asetosal + kinin --> kinotoksin
- Asetosal + chnchonin --> cinchonotoxin
- Calowel + KI --> HgI2 (Hidragiri Iodid)
b. Terbentuk garam kompleks
Contoh :
- Tetra + susu (garam Ca)
c. Terbentuk endapan
Contoh :
AgNO3 + Sol NaCl 0,9% --> AgCl
mengendap
Inj. Tetra + Benadril + Dextrose 6% --> keruh
Inj. Tetra + Cortison --> keruh
Inj. Tetra + Phenobarbital --> keruh
Interaksi Farmaseutik
Contoh :
- Phenobarbital --> solutio
- Phenobarbital --> tidak larut dalam air -->
diganti Phenobarbital Na
- Na Salicylas + Fe --> warna
ad.2. dan 3 --> invivo
Faktor :
a. Efek langsung obat atau obat-obata
b. Modifikasi penyerapan oleh GIT
c. Modifikasi penyerapan oleh mukosa kulit
d. Perubahan distribusi obat dalam tubuh
e. Modifikasi biotransformasi obat dalam tubuh
(hepar)
f. Ikatan obat - protein plasma
g. Modifikasi obat pada reseptornya
h. Perubahan ekskresi obat
Akibat interaksi :
1. Potensiasi / sinergisme
a. Tidak disadari
- Depressan SSP (alkohol) + depressan
SSP (kodein) --> sinergis
- Depressan SSP + Anti histamin -->
sinergis
- Narkotika + fenotiazin --> sinergis
- Sulfa + NH4Cl --> menurunkan
ekskresi sulfa

Kortikosteroid + bilirubin --> mendesak


kortikosteroid dari protein --> kadar
kortikosteroid sangat tinggi
b. Dengan sadar / disengaja karena
menguntungkan
- Kodein + asetosal --> dosis keduanya
berkurang --> efek samping berkurang
(Analgesik narkotik + OAINS)
- Penisilin + kanamicin --> efek
bakterisid penisilin meningkat
(Juga penicillin + probenesid -->
ekskresi penisilin berkurang)
2. Antagonis :
a. Tidak disadari --> rugi
- Parasimptomimetik + Parasimpatolitik
--> salah satu adalah antidot yang lain
- Barbiturat + Strichnin --> yang satu
antidot yang lain
- Anti hipertensi + simpatomimetik -->
simpatomimetik meningkatkan tekanan
darah
Bakterisid dengan bakteriostatik
- Penisilin
+
Cloramphenicol
-->
Penisilin terhambat
b. Disadari
Obat yang satu menurunkan efek samping
- Teofilin / Efedrin + Barbiturat
(Transquilizer) --> efek samping
stimulan terhadap SSP menurun -->
depresi SSP

Anda mungkin juga menyukai