Anda di halaman 1dari 41

MINGGU KE-2

FARMAKOPE
• Buku resmi yang ditetapkan secara
hukum dan memuat standarisasi
obat-obatan serta persyaratan
identitas, sifat kimia dan fisika,
kadar, kemurnian, cara pemeriksaan
atau analisis, sediaan farmasi, dan
sebagainya.
• Berasal dari kata pharmacon = obat/ racun,
poei = membuat
• Farmakope Indonesia pertama kali
dikeluarkan thn 1962 (jilid I) dan thn 1965
(jilid II)
• Farmakope Indonesia edisi II berlaku pada
Definisi 12 November 1972
Farmakope • Ekstra Farmakope berlaku pada tahun 1974
• Farmakope Indonesia edisi III berlaku pada
12 November 1979
• Farmakope Indonesia edisi IV berlaku pada
tahun 1995
• Farmakope Indonesia edisi V berlaku pada
tahun 2014
• Farmakope Indonesia mengacu ke USP
Contoh:
Formularium Potio Nigra (Obat Batuk Hitam) Fornas halaman 251

Komposisi: Tiap 300 ml mengandung:


Glycyrrhizae Succus 10 g
Amonii Chloridum 6g
Memuat komposisi dari beberapa ratus Ammoniae Anisi Spiritus 6 g
sediaan farmasi yang lazim diminta di apotek Aqua destillata ad 300 ml
• Formularium Indonesia (FOI)
• Formularium Nasional (Fornas)

Contoh: Potio Nigra (Obat Batuk Hitam)


Fornas halaman 251
FARMAKOPE
Terdiri dari :
1. Ketentuan umum
2. Monografi
3. Lampiran
4. Pereaksi, indikator, dan pelarut
5. Daftar tabel
6. Index
Tata Nama
Nama Latin/ Nama Nama Nama Kimia
Resmi Indonesia Lazim

• Pada judul monografi Acidum nicotinum Asam nikotinat Niasina Asam piridina-3-
karboksilat
memuat nama Latin dan
nama Indonesia Acidum Asam askorbat Vitamin C 3-Okso-L-
ascorbicum gulofuranolakton
• Zat yang telah dikenal Acidum Asam Acetosal 2-Acetoxybenzoic
nama lazimnya disertai acetylsalycylicum asetilsalisilat acid
nama latin sedangkan
zat kimia organik yang
rumus bangunnya
dicantumkan umumnya
disertai dengan nama
kimia
Cari nama resmi dari zat di Cari kelarutan zat di
bawah ini :
bawah ini dari FI III, IV,
1. Rivanol dan V :
2. Tawas
1. Pyridoxin HCl
3. Luminal
4. Asetosal
2. Aluminii Kalii Sulfas
5. Vit B2 3. Acidum Salicylicum
6. Vit B12 4. Acidum Boricum
7. Asam benzoat 5. Kalii Sulfoguaiacolas
8. Aluminis 6. Natrii Chlorida
9. Gliserin
10. Tanin
• Kecuali dinyatakan lain air untuk obat adalah
aquadestilata (air hasil penyulingan).
• Kecuali dinyatakan lain air untuk obat suntik adalah
aqua pro injeksi.

Destilasi
Sederhana
Aqua Pro Injeksi
Air murni hasil penyulingan yan
telah disterilkan
Obat dan Resep
• Definisi: Suatu bahan atau bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk dipergunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi,
Obat Secara menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah
Umum atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk
memperelok badan atau bagian badan manusia.
• Obat Jadi : obat dalam keadaan murni atau campuran
dalam bentuk serbuk , tablet, pil, kapsul, suppositoria,
cairan, salep atau bentuk lainnya yang mempunyai
teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku
lain yang ditetapkan oleh pemerintah
• Obat patent : obat jadi dengan nama dagang yang
Obat Secara terdaftar atas nama si pembuat yang dikuaskannya dan
dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang
Khusus memproduksinya
• Obat baru : obat yang terdiri atas berisi zat yang
berkhasiat ataupun tidak berkhasiat, misalnya lapisan,
pengisi, pelarut, pembantu, atau komponen lain, yang
belum dikenal shg tdk diketahui khasiat dan
kegunaannya
Obat
• Obat asli: obat yang didapat langsung
dari bahan-bahan alamiah Indonesia,
terolah secara sederhana atas dasar
pengalaman dan digunakan dalam
pengobatan tradisional
• Obat generik: obat dengan nama resmi
yang ditetapkan dalam FI untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya
• Obat esensial: obat yang paling
dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
dan tercantum dalam Daftar Obat
Essensial yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan
• Berdasarkan kegunaan
1. Menyembuhkan (terapeutik) cth:
analgesic, antipiretik
2. Mencegah (profilaktik), cth: vitamin C
3. Diagnosa (diagnostic)
Penggolongan
Obat • Berdasarkan cara penggunaan
1. Pemakaian dalam, melalui oral
(menggunakan etiket putih)
2. Pemakaian luar, melalui membrane
mukosa, injeksi, rektal, vaginal, nasal,
ophthalmic, gargle, aurical
(menggunakan etiket biru)
Penggolongan Obat
• Menurut cara kerjanya: • Menurut UUK:
1. Lokal, obat yang bekerjanya 1. Obat narkotika
pada jaringan setempat. 2. Obat psikotropika
Contoh: salep, linimenta,
cream 3. Obat keras
2. Sistemis, obat yang 4. Obat bebas terbatas
didistribusikan keseluruh 5. Obat bebas
tubuh. Contoh: tablet, kapsul,
obat minum
Obat Narkotika

• Obat yang dapat menimbulkan ketergantungan (pada


SSP)
• Disimpan dlm lemari khusus, tertanam di tembok, 2
pintu, terkunci
• Dibuat laporan per bulan (pemasukkan dan
pengeluaran)
Obat Psikotropika

• Obat yang mempengaruhi proses mental,


merangsang, menenangkan, mengubah pikiran/
perasaan/ kelakuan orang
Obat Keras
Adalah semua obat yang: 3. Obat baru, kecuali dinyatakan
1. Mempunyai takaran oleh Depkes tidak
maksimum atau yang membahayakan
tercantum dalam daftar obat 4. Semua sediaan parenteral
keras
2. Diberi tanda khusus:
• Diberi tanda peringatan P1-P6:
Obat Bebas Terbatas
• Obat keras yang dapat
diserahkan tanpa resep dokter
dengan penyerahan dalam
bungkus aslinya dan diberi tanda
peringatan
Obat Bebas
Obat yang dapat dibeli secara bebas,
tidak membahayakan si pemakai
Sumber Obat
1. Tumbuhan (flora, nabati), 5. Mikroba contoh: antibiotic
contoh: digitalis folium, kina, penicillin dari P. notatum
minyak jarak
2. Hewan (fauna, hayati) contoh:
minyak ikan, adeps lanae, cera
3. Mineral (pertambangan)
contoh: KI, NaCl, paraffin,
vaselin
4. Sintetis (tiruan/buatan)
contoh: kamfer sintetis,
vitamin C
Sediaan Kimia dan Galenis

Simplisia Preparat Kimia Preparat Galenis


Belladonnae herba Atropin sulfas Belladonna extractum
Scopolamini Belladonnae tinctura
hydrobromidum
Opium Morphini hydrochloridum Opii extractum
Codeini hydrochloridum Opii tinctura
Bentuk-Bentuk Sediaan Obat
• Obat solid :
1. Pulvis (serbuk tak terbagi) : bedak
2. Pulveres (serbuk terbagi) : serbuk puyer
Bentuk-Bentuk Sediaan
Obat
• Sediaan semisolid :
1. Unguenta
2. Cream
3. Pasta
4. Cerata
5. Gelones/ jelly
SEDIAAN LIQUID
Larutan
Sirup
Obat kumur
Obat tetes
Linimen
Eliksir
Saturasi
Netralisasi
RESEP
• Definisi: Permintaan tertulis seorang dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan yang diberi ijin
Resep berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku kepada apoteker pengelola
apotek untuk menyediakan dan menyerahkan
obat-obatan bagi penderita.
• Disebut juga dengan formula medicae, terdiri
dari:
- formulae officinalis (resep yang tercantum
dalam buku farmakope atau buku lainnya dan
merupakan standar)
- formulae magistralis (resep yang ditulis oleh
dokter)
Bagian-bagian Resep
1.Kop dokter ( nama, alamat , no telepon, dan nomor
ijin praktek dokter)
2.Tanggal resep
3.Tanda R/ (= recipe , yang berarti ambillah)
4.Jenis sediaan dan jumlah
5.Tanda s ( = signa )
6.Paraf dokter
7.Nama, umur, dan alamat pasien
8.Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis
maksimal
Copy Resep
• Salinan yang dibuat oleh apotek
• Dibuat apabila ada tanda iter (= iterature, pengulangan)
• Memuat semua yang terdapat dalam resep asli, dan
juga memuat:
1.Nama dan alamat apotek
2.Nama dan nomor ijin apoteker pengelola apotek
3.Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek
4.Tanda det (=detur) untuk obat yang sudah diserahkan
dan tanda nedet (=nedetur) untuk obat yang belum
diserahkan
5.Nomor resep dan tanggal pembuatan
Contoh Copy
Resep

• Bila ditulis iter 2x,


artinya resep dapat
dilayani 1 + 2 kali ulangan
= 3 kali.
• Untuk resep yang
mengandung narkotika,
tidak dapat ditulis iter
tetapi selalu dengan resep
baru
SISA YG DPT
TANDA PADA R/ DAPAT DILAYANI TANDA PD COPY R/
DILAYANI
Iter 1 x Iter 1x, det 1x
2x atau 1x
(R/ asli) Iter 1x, det orig

Iter 1x, det 1x Det


atau
1x -
Iter 1x, det orig Cat : jika pasien minta
(copy R/) copy resep

Iter 2x Iter 2x, det 1x


3x atau 2x
(R/ asli) Iter 2x, det orig

Iter 2x, det 1x


Iter 2x, det 2x
atau
2x atau 1x
Iter 2x, det orig
Iter 2x, det iter 1x
(copy R/)

Iter 2x, det 2x Det


atau
1x -
Iter 2x, det iter 1x Cat : jika pasien minta
(copy R/) copy resep
• ITER = DAPAT DIULANG
• DET = SUDAH DIBERIKAN
• DET ORIG = SUDAH DIBERIKAN YANG ASLINYA
• DET ITER = SUDAH DIBERIKAN PENGULANGANNYA
Komponen Resep Menurut Fungsi Bahan Obat

1. Remidium cardinal, obat yang berkhasiat utama


2. Remidium ajuvans, obat yang menunjang bekerjanya bahan obat utama
3. Constituents / Vehiculum / Exipiens, adalah zat tambahan. Merupakan bahan yang bersifat
netral dan dipakai sebagai bahan pengisi. Contoh: laktosum, amylum, talcum
4. Corrigens, zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki warna, rasa, dan bau dari obat
utama. Ada 5 macam corrigens:
a. Corrigens coloris, untuk memperbaiki warna obat. Cth: syrup untuk anak diberi warna merah
agar menarik untuk diminum
b. Corrigens solubilitis, untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Cth iodium dapat mudah
larut dalam larutan pekat KI/NaI
c. Corrigens actionis, untuk memperbaiki
kerja zat berkhasiat utama, cth pulvis
doveri (terdiri dari K2SO4 , ipecacuanhae
radix, opii pulvis)
Komponen Opii pulvis : sembelit K2SO4 : Pencahar
Resep menurut d. Corrigens odoris, untuk memperbaiki bau
dari obat. Cth: cinnamommi dalam emulsi
Fungsi Bahan minyak ikan. Contoh: oleum cinnamommi
untuk emulsi minyak ikan
Obat e. Corrigens saporis, untuk memperbaiki rasa
obat. Cth: Saccharosa, syrupus simplex
untuk obat yang pahit
Resep yang harus
dilayani segera

• Bila pada resep tersebut


dibubuhi tulisan:
1. Cito
2. Urgent
3. Statim
4. P.I.M (Periculum In Mora) =
berbahaya bila ditunda

Umumnya ditulis di atas, dekat


tanggal
Pengelolaan Resep
• Disimpan / diarsipkan selama 5
tahun
• Resep yang mengandung narkotika
harus dipisahkan dari resep lainnya
• Cara pemusnahan resep : dibakar
dengan disaksikan oleh APA dan
sedikitnya seorang petugas apotek
lainnya dan dibuat berita acara
pemusnahan 4 rangkap dan
ditandatangani oleh para saksi (APA
+ 1 petugas apotek)
Penimbangan
Tipe Minimal Kesalahan Maksimal
Penimbangan Penimbangan Penimbangan
Kelas A 50 mg 1 mg 1g
Kelas B 100 mg 10 mg 50 g
Kelas C 1g 100 mg 2 kg

Dasar pemilihan timbangan


1. Kepekaan penimbangan
2. Jumlah minimal yang ditimbang
3. Jumlah maksimal yang ditimbang
Cara Menimbang yang Benar
Cara Menimbang yang Benar
Cara Menimbang yang Benar
Kesalahan yang Sering Terjadi

Anda mungkin juga menyukai