Anda di halaman 1dari 3

TugasPraktikumke

:2

Hari/tanggal : Rabu/3 Okt 2012

Mata Kuliah

: SosiologiUmum

Ruangkuliah

: CCR 1.04

OMPU MONANG NAPITUPULU INGIN SEDERHANAKAN BUDAYA BATAK


Oleh : Arbain Rambey
KEHIDUPAN SUKU DAYAK KENYAH DAN MODANG DEWASA INI
Inventarisasi Sebuah Proses Pemiskinan
Oleh : Franky Raden
Disusunoleh :
Helma Yoga Utami / F34120027
Kelompok praktikum 3
Asisten dosen:
Vioci Vesa Denia / I24090017
Bacaan 1
Dalam seminggu terakhir, masyarakat Medan dibombardir dengan
iklan yang dipasang oleh Parbato, sebuah organisasi kesukuan yang
akhir-akhir ini sedang galak, dengan isinya mengajak masyarakat Batak
Toba untuk mengusir perusahaan yang merusak lingkungan Bona
Pagosit. Hal ini memunculkan pertanyaan tidakkah gerakan ini
merupakan langkah mundur dalam arus globalisasi saat ini.
Ompu Monang yang memiliki nama asli Daniel

Napitupulu

memaparkan pentingnya tiap etnis di Indonesia untuk menggalang


solidaritas kecil yang akhirnya berguna untuk solidaritas Indonesia
secara keseluruhan.
Watak orang batak yang ceplas-ceplos, keras, senang menyanyi, dan
berwajah khas dengan dagu persegi tampak jelas di raut wajah Ompu
Monang.
Kekerabatan budaya Batak memang sangat hangat, sisi positifnya
rasa tanggung jawab dan pentingnya pendidikan tinggi, hampir tidak
ada orang Batak Toba yang buta huruf dan jarang anak Toba yang
terlantar

gara-gara

diterlantarkan

orang

tuanya.

Sedangkan

negatifnya, orang yang diundang dalam pesta perkawinan yang bukan


merupakan kerabat akan merasa bosan karena rangkaian acara yang
bertele-tele, dan menurut Ompu monang dalam pesta perkawinan
terjadi pemborosan dengan adanya tradisi pengulosan. Kini terjadi
penurunan kualitas pada kain ulos yang sekarang ini dibuat dengan
mesin, berbeda dengan kain ulos yang dibuat dengan tenunan tangan,
tidak sembarang orang bisa mendapatkannya dan sangat khas. Dari

pesta perkawinan juga ada pemborosan waktu dengan adanya acara


pemberian nasihat kepada mempelai dari setiap undangan, padahal
belum tentu semua nasihat itu didengar oleh mempelai. Selain itu,
pemborosan uang terjadi ketika pembangunan makam yang nilainya bisa
mencapai ratusan juta dengan motif gengsi.
Parbato sudah berkali-kali mengadakan

seminar

membahas

penyelewengan budaya Batak Toba, namun belum ada tindakan nyata.


Hingga pada saat pernikahan anaknya Ompu Monang hanya mengundang
kerabat

keluarga

mempelai,

tidak

ada

acara

menasihati,

dan

membatasi orang yang member ulos. Menurutnya, tindakan nyata


adalah nasihat terbaik.
Bacaan 2
Suku Dayak Kenyah dan Modang berasal dari daerah Apokayan di
utara Kalimantan Timur yang hidup dalam kebudayaan dan system nilai
yang asli. Namun setelah masuknya misionaris Belanda yang membawa
agama Kristiani pada tahun 30-an mulai menimbulkan konflik antara
pemeluk agama baru dengan yang tetap mempertahankan kepercayaan
mereka. Mereka yang memeluk agama baru mengambil keputusan
meninggalkan daerah asalnya, dan artinya memutuskan naluri alami
yang menjadi motor kehidupan mereka sehari-hari.
Dilihat
sepintas
kehidupan
mereka
sehari-hari

terlihat

berkecukupan tapi kenyataannya tidak demikian. Kondisi perekonomian


ini merupakan salah satu factor yang paling kuat menggoncangkan dan
memojokkan kehidupan orang-orang Dayak. Kebudayaan dan kesenian
mereka tidak lolos dari distorsi yang luar biasa. Fenomena yang paling
mencolok dalam konteks masalah ini adalah musnahnya sukma dan inti
yang membangun seluruh struktur dan mekanisme kebudayaan mereka,
yaitu bangunan arsitektur panjang yang disebut Lamin. Akibatnya
kesenian menjadi terpisah dari kehidipan mereka sehari-hari.
Saat ini pendidikan informal nyaris hilang, sementara pendidikan
formal masih menjadi supra struktur yang belum mempunyai kaitan
langsung untuk menunjang kehidupan.
Suku Dayak merupakan tipologi masyarakat yang sangat unik.
Mereka datang lengkap dengan ruh dan materi kultur tradisi mereka
sekaligus. Masalah perbenturan sistem nilai mereka dengan kota
bukanlah masalah sederhana. Dayak ke dunia luar harus didukung oleh
pengertian yang menyeluruh akan struktur dan mekanisme kehidupan
sistem nilai mereka. Faktor terjahat yang menggoncangkan kehidupan

masyarakat Dayak adalah munculnya penguasa-penguasa hutan yang


mendadak mengunci hutan daerah perladangan yang menjadi sumber
kehidupan mereka, sehingga memmbuat mereka pontang-panting
berusaha mencari alternativ hidup lain. Sementara itu berladang bagi
mereka adalah sandi yang menyebabkan bergeraknya kehidupan
mereka secara utuh, yang melahirkan kebudayaan, kesenian, adat,
system

nilai

kepercayaan,

sosialistis,

kebersamaan,

dan

lain

sebagainya. Semuanya merupakan roda-roda kehidupan yang saling


mengarahkan satu sama lain.
Saat ini tingkat kehidupan ekonomi masyarakat Dayak

tidak

terlampau buruk, kecuali kelompok masyarakat tertentu. Maka jelas


bahwa masalah kemiskinan di negeri kita bukan hanya masalah
bagaimana bangsa Indonesia dapat hidup layak dari kriteria tingkat
kehidupan ekonomi, tetapi yang paling mendasar adalah bagaimana
menghormati dan memberi hak hidup mereka di atas nilai kultur tradisi
sendiri. Masalah yang dihadapi suku Dayak ini adalah miniatur masalah
yang terjadi di Indonesia, di mana masuknya system nilai kebudayaan
barat yang tiba-tiba memaksa kesadaran kita untuk melihat fenomena
kemiskinan melalui kriteria kehidupan di sana. Reaksi dari keterjutan
ini adalah lekas-lekas menjual apa yang menjadi kekayaan bumi kita,
mulai dari potensi alam, sampai potensi sumber daya manusianya.

Anda mungkin juga menyukai