Anda di halaman 1dari 112

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN KESEIMBANGAN KAPASITAS


FASILITAS PADA PELABUHAN PETIKEMAS
DALAM UPAYA MEMPERLANCAR DAN
MENEKAN BIAYA PETIKEMAS

PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN


KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010

FOKUS BIDANG PRIORITAS


TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI

Koordinator Peneliti
lr. Paulus Raga, Ms. Tr

KERJASAMA ANTARA
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
DAN
KEMENTE~ANPERHUBUNGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


JAKARTA, NOPEMBER 2010

LEMBAR PENGESAHAN

PENELITIAN KESEIMBANGAN KAPASITAS FASILITAS PADA


PELABUHAN PETIKEMAS DALAM UPAYA MEMPERLANCAR DAN
MENEKAN BIAYA PETIKEMAS

LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)


Klaster

Manajemen Transportasi Multimoda

Judul Penelitian

Penelitian Keseimbangan Kapasitas


Fasilitas pada Pelabuhan Petikemas
dalam Upaya Memperlancar dan
Menekan Biaya Petikemas

Nama Lembaga/Institusi

Badan Penelitian dan Pengembangan


Perhubungan Kementerian Perhubungan

Ala mat

Jl. Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat

Nama Koordinator Peneliti

lr. Paulus Raga, Ms.Tr

Personalia

9 (sembilan) orang Peneliti

Biaya Kegiatan

Rp. 252.349.000,-

Tahun Pelaksanaan

2010

Jakarta,

Nopember2010

Koorcfinator Peneliti

A'~

----

lr. Paulus Raga, Ms.Tr


Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19560503 198803 1 001

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tercapainya kE.aeimbangan
kapasitas fasilitas sesuai dengan era perkembangan teknologi dalam proses
bongkar muat petikemas di pelabuhan atau pengguna jasa angkutan
petikemas, sehingga arus petikemas dari dan ke pelabuhan menjadi lancar,
yang pada gilirannya akan mene.kan biaya dan waktu. Metoda yang
digunakan adalah pendekatan balancing capacity, dengan mengukur lama
waktu siklus masing-masing alat yang digunakan untuk kegiatan bongkar
atau muat peti kemas pada suatu pelabuhan. Obyek survey yang diamati,
antara lain adalah Pelabuhan Belawan Medan, Tanjung Priok Jakarta,
Tanjung Emas Semarang, Tanjung Perak Surabaya, dan Pelabuhan
Makassar di Ujung Pandang. Dari hasil analisis ini, dapat direkomendasikan
bahwa pada Pelabuhan Belawan Medan hanya perlu penambahan HT
sebanyak 1 unit saja dari yang sudah ada jika waktu siklus CC bergerak dari
3,00 sampai dengan 2,70 menit, atau cukup 2 unit HT jika waktu siklus CC
bergerak dari 2,60 menit sampai dengan 2,50 menit. Pada Pelabuhan
Tanjung Priok Jakarta hanya perlu penambahan HT sebanyak 7 unit dari
yang sudah ada jika waktu siklus CC 3,00 menit, dan penambahan 38 unit
dari yang sudah ada jika waktu siklus CC 2,50 menit. Pada Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang tidak perlu penambahan HT jika waktu siklus CC
3,00 men it atau 2,90 men it atau penambahan 6 unit dari yang sudah ada jika
waktu siklus CC 2,50 menit. Pada Pelabuhan Tanjung Perak perlu
penambahan 18 unit dari yang sudah ada jika waktu siklus CC 3,00 menit
atau penambahan 34 unit HT dari yang sudah ada jika waktu siklus CC 2,50
menit. Sedangkan pada Pelabuhan Makassar Ujung Pandang tidak perlu
penambahan HT
Kata .kunci : kapasitas fasilitas, petikemas, pelabuhan

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fas1i11as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas

ABSTRACT

This study aims is to determine t.'le achievement of capacity equilibrium of


the facility in accordance with technology developments in the process of
containers loading and unloading at the port or container transport se/1iice
users, so the containers flow to and from the port to be smooth, which in tum
will reduce the cost and time. The method used in this study is the approach
of balancing capacity, by measuring the cycle time of each tool which used
for loading or unloading of containerized cargo at a port. Conduct suNey to
obseNed the objects, such as port of Belawan in Medan, Tanjung Priok in
Jakarta, Tanjung Emas in Semarang, Tanjung Perak in Surabaya, and
Makassar in Ujung Pandang Port. From the analysis of this study, it can be
recommended that the Port of Belawan Medan just need to add 1 unit of HT
from existing condition, if the CC cycle moves from 2. 70 to 3. 00 minutes, or
add 2 units of HT if the CC cycle time move from 2. 60 minutes to 2. 50
minutes. At the Port of Tanjung Priok in Jakarta only need addition of 7 units
HT from existing ones if the CC cycle time 3. 00 minutes, and the addition of
38 units of an existing one if the CC cycle time 2. 50 minutes. At the Port of
Tanjung Emas, Semarang does not need the addition of HT if CC cycle time
is 3. 00 minutes or 2. 90 minutes or add 6 units of an existing one if the CC
cycle time 2.50 minutes. At the Port of Tanjung Perak need an additional18
units of an existing one if the CC cycle time of 3. 00 minutes or additional 34
units from the existing HT if CC cycle time 2. 50 minutes. While at the Port of
Makassar Ujung Pandang does not need the addition of HT.
Key words : facility capacity, container, port

ii

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas ?ada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke Hadirat Allah SWT, atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan penelitian
yang berjudul "Penelitian

Keseimb~ngan

Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan

Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas".


Penelitian dilakukan dengan tujuan meningkatkan kinerja operasional
pelabuhan secara menyeluruh dari sisi penyedia jasa atau sisi lain yang
memberikan kepuasan pelanggan dalam kelancaran arus petikemas dan
menekan biaya petikemas serta diharapkan dapat secara dini mempersiapkan
serta mengantisipasi pola kecenderungan perdagangan jasa angkutan
petikemas yang semakin menglobal dan meningkat dari tahun ke tahun.
Akhir kata dengan rendah hati penulis berharap semoga penelitian ini
dengan segala keterbatasannya dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semoga kita semua tetap dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Jakarta, Nopember 2010


Tim Penyusun
1.

lr. Paulus Raga, Ms.Tr

2.

lr. Rachmad, Ms.Tr

3.
4.

Drs. Bambang Sudaryono


Rita, S.Sos

5.

Listantari, SE, MM.Tr

6.

Dwi Widiyanti, SE, MM.Tr

7.

Tjetjep Haryadi, SE

8.

Ratih Libania, S.Psi

9.

Yulista Nita Atmaja, S.Si

iii

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasr/uas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas

DAFTAR lSI

Halaman
ABSTRAK .......................................................................................... .

ABSTRACT ........................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ........... .......... .. .. ... .... .. .. .. ...... .. .. ... .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. . .

iii

DAFTAR lSI ........................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

vi

DAFTAR TABEL .. .. ....... .. .... .. .. ... .. ..... ... .. .. .. .. .... ... ..... .. .. .. .. .. . .. .. ... .. .. .. .. .

vii

BASI

PENDAHULUAN
I. 1. La tar Belakang .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .

1-1

1.2.

Ruang Lingkup Penelitian ...... ...... ...... ...... ......... ... ..........

1-2

1.3.
1.4.

Perumusan Masalah Penelitian .... ...... .. ....... ...... .. . .. .......


Hasil Yang Diharapkan ..................................................

1-3
1-3

1.5.

Sistematika Penulisan ...................................................

1-3

BAS II TINJAUAN PUSTAKA


11.1. Pelabuhan ........................................................ .............

11-1

11.2. Fasilitas Pelabuhan .... .... ...............................................

11-1

11.3. Terminal Petikemas ................. .. ......... ..... ......................

11-3

11.4. Status Petikemas ..........................................................

11-4

11.5. Alur Petikemas ..............................................................

11-5

11.6. Pergerakan Petikemas ..................................................

11-6

11.7. Fasilitas dan Peralatan Bongkar Muat Petikemas .........

11-7

11.8. Penanganan Petikemas ..... ...........................................

11-8

11.9. Tarif Petikemas .................................................... .........

11-9

11.1 0. Biaya Petikemas di Petabuhan Indonesia .... .... .... .........

11-10

BAS Ill TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


111.1. Tujuan Penelitian ................... .......... ...... ... .. ...................

111-1

111.2. Manfaat Penelitian ...... ...... .............................................

111-1

BAB IV METODOLOGI
IV.1. Keseimbangan Supply dan Demand Transportasi .. .. .... .

IV-3

IV.2. Pola Pikir dan Tahapan Penyelesaian Masalah .............

IV-4

IV.3. Alur Pikir .........................................................................

IV-7

IV.4. Rancangan (Design) Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. ..

IV-8
iY

Penelitian Keseimbangan Kapasaas Fasllaas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas

IV.5. Model Analisis ............................................................ ...

IV-11

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


V.1. Pelabuhan Belawan Medan ...........................................

V-1

V.2. Pelabuhan Tanjung Priok ........................ .. ............ .. ......

V-15

V.3. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.............................

V-22

V.4. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.. .... .. .. .... .... .... .... .. ..

V-24

V.5. Pelabuhan Makassar......................................................

V-33

V.6. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas


di Pelabuhan Belawan Medan.......... .. ...........................

V-44

V.7. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas


di Pelabuhan Tanjung Priok Serna rang..........................

V-48

V.8. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas


di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang .........................

V-53

V.9. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas


di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ..........................
V.1 0. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas

V-58

di Pelabuhan Makassar Ujung Pandang .... .. ..................

V-63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


Vl.1. Kesimpulan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

Vl-1

Vl.2. Saran .............................................................................

VI-4

DAFTAR PUSTAKA

'-...

\'

Penelitian Kese1mbangan K

Fc:nluas Pada Pelabuhan ?etikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.

Gambar 11.1 . Kombinasi Moda Angkutan Petikemas ..................

2.

Gambar IV.1. Hubungan

Diat:~tara

11-5

arus Bongkar Muat, Volume

Petikemas, Kapasitas Petikemas dan Headway Waktu,


Untuk Satu Arah ................. ......... .. .............................................

IV-2

3.

Gambar IV.2. Keseimbangan dari Supplay dan Kebutuhan........

V-4

4.

Gambar IV.3. Arus Keseimbangan Dengan Tingkat Biaya


Pemakai Pad a Sebuah Sarana Transportasi . .. ...... ................. .. .

IV-4

5.

Gambar IV.4. Pola Pikir ....... ..... .. ...... .. ................. ............... ........

IV-6

6.

Gambar IV.5. Alur Pikir Penelitian ....... .... .... ... .................... ........

IV-7

7.

Gambar IV.6. Rancangan (Design) Penelitian .... .... ... .... ............

IV-9

8.

Gam bar V.1. Pelabuhan Belawan ....... .. ............. .. .... ... .... ... .... ....

V-2

9.

Gambar V.2. Tata Letak Pelabuhan Belawan .......................... .. .

V-3

10.

Gambar V.3. Alur Pelayaran di Pelabuhan Belawan .. .... .......... ..

V-5

11.

Gambar V.4. Salah Satu Sudut Kota Medan...............................

V-10

12.

Gambar V.5. Pelabuhan Tanjung Prick......... ..... .........................

V-15

13.

Gambar V.6. Aktivitas Pelabuhan Tanjung Prick........................

V-16

14.

Gambar V.7. Hinterland Pelabuhan Tanjung Prick.... .. ...............

V-17

15.

Gambar V.8 Layout Pelabuhan Tanjung Prick... .... .................. ...

V-17

16.

Gambar V.9. DLKP/DLKR Pelabuhan Tanjung Perak Suarabaya

V-25

17.

Gam bar V.1 0. Situasi (Layout) Rencana Pengembangan


Pelabuhan Tanjung Perak...........................................................

V-26

18.

Gam bar V.11. Denah Fasilitas Pelabuhan yang Ada Saat ini..........

V-26

19.

GambarV.12. Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjung Perak......... .......

V-27

20. Gam bar V.13. Pelabuhan Makassar .................................................

V-35

21.

V-36

Gambar V.14. Layout Pangkalan Soekarno-Hatta ..........1. ...... ........

\'i

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas

DAFTAR TABEL

Halaman
1.

Tabel V.1. Fasilitas Dermaga Pelabuhan Belawan ............... .....

2.

Tabel V.2. Gudang dan

Lap~ngan

V-4

Penumpukan Pelabuhan

Belawan ......................... ... ......... ................ ..... .. .... ... .. .. ...... .........

V-2

3.

Tabel V.3. Peralatan Pelabuhan Belawan... .... .... ....... ..... ..... .......

V-6

4.

Tabel V.4. Data Kunjungan Kapal di Pelabuhan Belawan .. ........

V-7

5.

Tabel V.5. Data Kinerja Pelayanan Kapal di Pelabuhan Belawan

V-8

6.

Tabel V.6. Data Volume Ekspor lmpor dan Bongkar Muat di


Pelabuhan Belawan ... ................... .. ..... ..... .. ....... ......... ......... ... ....

V-8

7.

Tabel V.7. Data Utilisasi Pelabuhan Belawan .... .........................

V-9

8.

Tabel V.8. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan,Tahun 2005-

9.

2007.... .... .............................................. .................................... ..

V-12

Tabel V.9. Dermaga Pelabuhan Tanjung Prick........ .. .................

V-18

10. Tabel V.10. Peralatan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Prick

V-19

11 . Tabel V.11 . Data Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjung Prick

V-20

12.
13.

Tabel V.12. Data Kinerja Pelabuhan Tanjung Prick....................


Tabel V.13. Data Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang di

V-20

Pelabuhan Tanjung Prick............ .... ........................................ ... .


14. Tabel V.14. Data Utilisasi Pelabuhan Tanjung Prick...................

V-20
V-21

15.

V-22

Tabel V.15. PDRB Kota Jakarta Utara (dalam Juta Rupiah)...... .

16. Tabel V.16. Data Fasilitas Pemanduan Pelabuhan Tanjung Perak V-27
17.

Tabel V.17. Data Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak V-28

18.

Tabel V.18. Data Kapasitas Terminal Penumpang Pelabuhan


Tanjung Perak ..... ... .. ............... ....... ..... ......... .... .. ... .. ... .. ......... .. ... .

V-28

19. Tabel V.19.Data Terminal Konvensional Pelabuhan Tanjung


Perak ... ........ ............ .. ..... .................... ....................... .. ~..... ....... ..
20.

"-

V-29

Tabel V.20. Data Fasilitas dan Peralatan Terminal Peti


Kemas Pelabuhan Tanjung Perak ............................................. ..

V-30

21 . Tabel V.21 . Data Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak

V-31

22 . Tabel V.22. Data Kinerja P.elabuhan Tanjung Perak .................. .

V-31

23.

Tabel V.23. Ekspor lmpor dan Bongkar Barang di Pelabuhan


Tanjung Perak .... ..... ............ ...... ... .... ............. .. ........................... .

V-32

24. Tabel V.24. Data Utilisasi Pelabuhan Tanjung Perak .. .... .... .... .. ..

V-32

25. Tabel V.25. PDRB Kota Surabaya Tahun 2003 -2008 .... ........... .

V-33
vii

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilltas ? ada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas

26.

Tabel V.26. Fungsi dan Ukuran Dermaga di Pelabuan Makassar

V-36

27. Tabel V.27. Klasifikasi Dermaga di Pelabuhan Makassar...........

V-37

28.

Tabel V.28. Gudang di Pelabuhan Makassar..............................

V-38

29.

Tabel V.29. Lapangan Peumpukan di Pelabuhan Makassar ......

V-39

30.

Tabel V-30. Kondisi Lapangan Penumpukan di Pelabuhan


Makassar ................ ......... ....... ..... ... .. ....... ... .... ....... ... ...... .. ... .......

V-40

31.

Tabel V.31. Kunjungan Kapal di Pelabuhan Makassar...............

V-41

32.

Tabel V.32. Kinerja Pelabuhan Makassar ...................................

V-41

33.

Tabel V.33. Kinerja lmpor dan Bongkar Muat di Pelabuhan


Makassar ....... .. ... ..... ... ..... ... ...... ...... .... .... ... . .. ............ ..... ... ..... .. ...

V-42

34.

Tabel V.34. Utilisasi Pelabuhan Makassar..................................

V-42

35.

Tabel V.35. PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku


(dalam Juta Rupiah)....................................................................

V-43

36. Tabel V.36. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat


Bongkar Muat Peti Kern as di Pelabuhan Belawan Medan.. ... .....
37.

Tabel V.37. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi


Alat Bongkar Muat Peti Kern as di Pelabuhan Belawan Medan ...

38.

V-46

Tabel V.38. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat


Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

39.

V-44

V-48

Tabel V.39. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi


Alat Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok ......

V-51

40. Tabel V.40. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat


Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Emas
Serna rang ... ... ... ..... ...... ........ ... .. ...... .. .. ... .. .... ..... .... ..... .. ...... .... .. ...
41.

V-53

Tabel V.41. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi


Alat Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Mas
Semarang ....... .. .... .... ............ ..... ... ... ...... .. ........ .. .. .... ...... ... ... ..... .. .

42.
43.

V-56

Tabel V.42. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat

' Surabaya ..........


Bongkar Muat Peti Kern as di Pelabuhan Perak

'

V-58

Tabel V.43. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi


Alat Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Perak Surabaya.. .

V-61

44. Tabel V.44. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat


Bongkar Muat Peti Kemas di_Pelabuhan Makassar Ujung
Pandang............. .........................................................................
45.

V-63

Tabel V.45. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi


Alat Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Makassar Ujung
Pandang............................. ......................... ... ... .. ....... ..... .. ..........

V-65
yjjj

Penelitian Keseimbangan Kapas1tas Fasliitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

BASI
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Sistem container (petikemas) yang mulai diperkenalkan pada pertengahan


tahun 1960 secara revolusioner telah menimbulkan cara baru dalam sistem
pengepakan dan bongkar muat dibidang transportasi laut dan berkembang
sangat cepat sejak tahun 1970. Perusahaan pelayaran di negara maju
seperti: USA, Eropa, Jepang dan Australia memegang peranan penting
dalam perkembangan sistem yang relatif baru tersebut. Sistem kontainerisasi
(petikemas) kemudian berkembang dalam Trade Service Intra Europe, Intra
Asia dan antar negara maju dengan negara berkembang. Di Indonesia
angkutan petikemas mulai berkembang pada awal tahun 1980, dengan mulai
dioperasikan kapal-kapal semi dan full container oleh PT. (Persero) Djakarta
Loyd dengan tujuan Eropa dan USA.
Perkembangan jasa angkutan petikemas yang diakui mempunyai kelebihan
dari sisi keamanan dan keselamatan, kemudahan dalam pelayanan bongkar
muat, serta dapat cepat sampai tujuan dengan kondisi kualitas kemasan
barang yang diangkut masih relatif terjaga dengan baik, namun belum
dibarengi

dengan

pelayanan

petikemas

yang

berkualitas.

Hal

ini

menyebabkan kelebihan pada sistem kontainerisasi (petikemas) akan


berkurang, yang secara otomatis berakibat pada kinerja pelayanan sistem
kontainer (petikemas).
Oleh karena itu pemerintah dan operator layak memberikan pelayanan jasa
kepelabuhan untul<'kepentingan stake holder di pelabuhan, dan menetapkan
arah

Strategis

penyelenggaraan

pelabuhan

guna

m~menuhi

tuntutan

pelayanan terhadap penyelenggaraan kepelabuhan, memberikan manfaat


yang sebesar-besarnya kepada rakyat, bangsa dan negara, sasaran strategisnya
sebagai berikut:
1.

Pengolahan pelabuhan diarahkan sebagai pusat kegiatan ekonomi yang


efektif

dan

efisien,

mendukung

industri

terkait

serta

mengikuti

perkembangan teknologi;

1-1

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

2.

Mendorong terwujudnya terminal pelabuhan sebagai titik perpindahan antar


moda yang efisien ;

3.

Menjamin dan medorong penggunaan prasarana dan sarana pelabuhan


yang maksimal dan efektif, dengan mempertimbangkan kepentingan dan
kelangsungan pengolahan pelabuhan, mitra usaha dan kepentingan
pemakaian jasa pelabuhan;

4.

Penyelenggaraan

pelabuhan

dilaksanakan

dengan

manajemen

profesional;
5.

Perkembangan peran dan fungsi pelabuhan dari terminal point kearah


distribusi yang lebih luas agar bisa menjaga keseimbangan kapasitas
pelabuhan seiring meningkatnya permintaan angkutan petikemas.

Berdasarkan hal tersebut, perlu suatu keseimbangan kapasitas fasilitas pada


pelabuhan petikemas dalam upaya memperlancar dan menekan biaya
petikemas, dilihat dari sisi internal pelabuhan yang ada di Indonesia yang
bertujuan meningkatkan kinerja operasional pelabuhan secara menyeluruh
dari sisi penyedia jasa atau sisi lain yang memberikan kepuasan pelanggan
dalam kelancaran arus petikemas dan menekan biaya petikemas. Selain itu
diharapkan dapat secara dini mempersiapkan serta mengantisipasi pola
kecenderungan perdagangan jasa angkutan petikemas yang semakin
mengglobal dan meningkat dari tahun ketahunnya.
Perkembangan bongkar muat petikemas tiap pelabuhan mengalami
pertumbuhan yang tidak sama tergantung pertumbuhan industri manufaktur
yang menghasilkan barang yang dapat dimuat kedalam petikemas
dipelabuhan masing-masing. Arus petikemas lengkap dengan peralatan
penanganan angkutannya. Karena investasi untuk terminal petikemas
sederhana dengan dermaga lengkap dengan peralatan bongkar muat
petikemas guay crane dan alat lainnya, cukup mahal. Qleh sebab itu
dibutuhkan potensi arus petikemas dengan kecenderungan' perkembangan
yang cukup menjanjikan, agar dimungkinkan untuk pengadaan terminal
petikemas yang lengkap.

1.2.

Ruang Lingkup Penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan meliputi ruang lingkup yang dimulai dari:
1.

Pelayanan Kapal Tunda terhadap kapal peti kemas mulai dari tempat
kapal berlabuh sampai dengan kapal ditambatkan di dermaga.
1-2

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliuas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Pelikemas

2.

Pelayanan bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal di dermaga dan
selanjutnya ke dan dari lapangan penumpukan (Container Yard).

3.

Pelayanan pengangkutan dengan trailer dari lapangan penumpukan


(Container Yard) ke depo peti kemas di luar pelabuhan.

4.

Semua tahapan yang dilakukan di atas dihitung waktu yang diperlukan,


fasilitas yang tersedia dan biaya yang harus dikeluarkan baik oleh
operator pelayaran, operator pelabuhan dan pengguna jasa dengan
menggunakan model analisis antrian, biaya dan keseimbangan antara
kapasitas fasilitas yang akan direkomendasikan.

1.3.

Perumusan Masalah Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


1.

Pelabuhan Utama Indonesia menempati urutan nomor enam paling


tidak efisien dibandingkan dengan pelabuhan Negara dikawasan
ASEAN, karena biaya yang dikeluarkan pengguna jasa cukup tinggi
karena pungutan yang tidak resmi.

2.

Kecenderungan saat ini di dunia pelayaran adalah dituntutnya


pelayanan yang cepat, aman serta terjangkau dengan penggunaan
petikemas (era kontainerisasi) . Pelayanan pelabuhan masa depan
adalah bentuk yang predicted dan time sentive.

3.

Fenomena tersebut harus dapat dipersiapkan khususnya oleh


pelabuhan petikemas di Indonesia, dan harus ada standar pelayanan
yang baku yang dapat disepakati oleh shipper maupun operator pelabuhan.

1.4.

Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah dapat tercapainya keseimbangan
kapasitas fasilitas sesuai dengan era perkembangan teknol~gi dalam proses
bongkar muat peti kemas di pelabuhan atau pengguna jasa angkutan
petikemas, sehingga arus petikemas dari dan ke pelabuhan menjadi lancar,
serta dapat menekan biaya dan waktu .
1.5.

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada


Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya
Petikemas adalah sebagai berikut:

1-3

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas1iltas Pada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, ruang lingkup, hasil yang diharapkan serta sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas beberapa pustaka
dasar penulisan makalah ini.

da~~teori yang digunakan sebagai


........

Bab Ill Tujuan dan Manfaat


Bab ini membahas tentang tujuan dan manfaat dari hasil penelitian terhadap
pihak regulator, operator dan user.
Bab IV Metodologi
Bab ini membahas metode, alat analisis yang digunakan serta pola pikir dan
tahapan penyelesaian masalah.
Bab V Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang analisis dan evaluasi dari hasil pengumpulan dan
pengolahan data informasi primer dan sekunder yang telah dilakukan
sebelumnya.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini membahas perumusan kesimpulan dan saran dari hasil dan
pembahasan
l}/~si
')J,(

yang

telah

dilakukan

sebelumnya

serta

merumuskan

apa yang perlu di sampaikan pada pihak regulator, operator

dan user.
Daftar Pustaka
Merupakan daftar dari acuan/referensi yang digunakan dalam pelaksanaan
penelitian .

'-..

1-4

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

11.1. Pelabuhan

Pelabuhan berasal dari kata port dan harbour, namun pengertiannya tidak
dapat sepenuhnya diadopsi secara harafiah. Harbour adalah sebagian
perairan yang terlindung dari badai, aman dan baik/cocok untuk akomodasi
kapal-kapal untuk ber.lindung, mengisi bahan bakar, persediaan, perbaikan
dan bongkar muat barang. Port adalah harbour yang terlindung, dengan
fasilitas terminal laut, yang terdiri dari tambatan/ dermaga untuk bongkar muat
barang dari kapal, gudang, transit dan penumpukan lainnya untuk
menyimpan barang dalam jangka pendek ataupun jangka panjang
(Triatmodjo, 2003).
Menurut PP Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan
adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan
ekonomi. Secara umum, pelabuhan dapat didefinisikan sebagai wilayah
perairan yang terlindung, baik secara alamiah maupun buatan, yang dapat
digunakan untuk berlindung kapal, sebagai tempat untuk melakukan aktivitas
bongkar muat baik barang, manusia ataupun hewan serta dilengkapi dengan
fasilitas terminal yang terdiri dari tambatan, gudang dan tempat penumpukan
lainnya. Pelabuhan berperan sebagai pintu gerbang komersial suatu
daerah/negara, titik peralihan darat dan laut serta sebagai tempat
penampungan dan distribusi barang (Pelabuhan, 2000).
IL2. Fasilitas Pelabuhan

.
""-

Pelabuhan adalah suatu kawasan yang mempunyai beberaf'a' fasilitas untuk


menunjang kegiatan operasional. Fasilitas-fasilitas tersebut ditujukan untuk
melancarkan kegiatan usaha di pelabuhan. Fasilitas pelabuhan dibagi
menjad 2 (dua) bagian, yaitu fasilitas pokok dan fasilitas penunjang.
Pembagian ini dibuat berdasarkan kepentingannya terhadap kegiatan
pelabuhan itu sendiri.

Il-l

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliuas Pada Pe/abuhan Pelikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Secara umum fasilitas pokoklutama yang harus dipunyai pelabuhan terdiri


dari:
1.

Fasilitas

tambatan .

Jumlah

tambatan

pelabuhan/terminal

yang

dibutuhkan untuk menangani volume barang yang melalui pelabuhan


Sangat bervariasi, tergantung dari kondisi/sifat pelabuhan, jenis/
kemasan barang dan fasilitas lainnya yang terkait.
2.

Fasilitas Penumpukan dan Penyimpanan dalam rangka menunjang


fungsinya sebagai tempat transit dan distribusi, pelabuhan memerlukan
tempat penumpukan/penyimpanan barang, baik yang terbuka atau
tertutup. Gudang atau lapangan transit biasanya letaknya dekat dengan
tambatan, sedangkan gudang atau lapangan penumpukan lokasinya
jauh ke arah sisi darat.

3.

Fasilitas tambatan

direncanakan

dan dirancang

sesuai

dengan

keperluan dan fungsinya yang dapat dibedakan prinsipnya menurut tata


letaknya terhadap garis pantai dan sistim kerja strukturnya. Sedangkan
fasilitas/perlengkapan penunjang lainnya adalah:

4.

a.

Border, untuk bertambat

b.

Tangga (ladders), diletakkan di sisi muka tambatan tiap jarak 50 m

c.

Penerangan

d.

lnstalasi air dan bunker

e.

lnstalasi telpon

f.

Rei untuk tambatan tertentu dilengkapi dengan rei untuk crane.

Fasilitas penumpukan di pelabuhan tergantung dari jenis dan kemasan


barang serta sifat barang yang akan ditangani pada areal penumpukan.
Secara umum fasilitas penumpukan di pelabuhan dapat berupa:
a.

Gudang transit/gudang

b.

Lapangan penumpukan

c.

Tanki timbun

d.

Silo.

11-2

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasiluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

11.3. Terminal Petikemas

Terminal petikemas adalah terminal dilengkapi sekurang-kurangnya dengan


fasilitas berupa tambatan, dermaga, lapangan penumpukan (container yard),
serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar muat petikemas.
Terminal Petikemas terdiri dari:
1.

Unit Terminal Petikemas (UPTK)


UPTK adalah terminal di pelabuhan yang khusus melayani petikemas
dengan sebuah lapangan (yard) yang luas dan diperkeras untuk
bongkar/muat dan menumpuk petikemas yang dibongkar atau yang
akan dimuat ke kapal, maka bongkar muat di lakukan dengan gantry
crane,

yaitu

derek darat yang

hanya

dapat digunakan

untuk

membongkar dan memuat petikemas dengan kapasitas lebih kurang 50


ton.
Di UPTK juga terdapat lapangan penimbunan untuk stacking container.
Peralatan

yang

digunakan

untuk memindahkan dan

menimbun

petikemas adalah top loader, straddler, dan transtainer. Sedangkan alat


untuk pengangkutan adalah chassis dan prime mover.

2.

Container Yard
Container Yard adalah di daerah pelabuhan yang digunakan untuk
menimbun petikemas FCL yang akan dimuat, atau dibongkar dari
kapal.

3.

Container Freight station (CFS)


Container freight station adalah kawasan yang . d(gunakan untuk
menimbun petikemas LCL, melaksanakan stuffinglunstuffing, dan untuk
menimbun break-bulk cargo yang akan di-stuffing ke petikemas atau diunstuffing dari petikemas

4.

Inland Container Depo (lCD)


Inland container depo adalah kawasan di pedalaman atau di luar
daerah pelabuhan yang berada dibawah kawasan Bea dan Cukai yang

II-3

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fast/lias Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

digunakan untuk menimbun petikemas FCL yang akan digunakan untuk


menimbun petikemas FCL yang akan diserahkan kepada consignee
atau diterima dari shipper.
11.4. Status Petikemas

Dalam pengangkutan petikemas dari suatu negara ke negara lainnya,


petikemas mempunyai 2 status, yaitu:
1.

Full Container Load (FCL)

Ciri-cirinya adalah:
a.

Berisi muatan dari satu shipper dan dikirim untuk satu consignee.

b.

Petikemas diisi (stuffing) oleh shipper (shipper load and count)


dan petikemas yang sudah diisi diserahkan di container yard (CY)
pelabuhan muat.

c.

Di pelabuhan bongkar, petikemas diambil oleh consignee di CY


dan di-unstuffing oleh consignee.

d.

Perusahaan pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan


kehilangan barang yang ada dalam petikemas.

Pelayaran menyewakan petikemas untuk menghindari pemakaian dana


yang besar bagi pemakai petikemas dan untuk menghindari petikemas
yang menganggur (idle) waktu cargo movement menurun. Kebutuhan
akan petikemas dapat dipenuhi secara regional maupun musiman.
2.

Less than Container Load (LCL)

"

ciri-cirinya adalah :
a.

Petikemas berisi muatan dari beberapa shipper dan ditujukan


untuk beberapa consignee.

b.

Muatan diterima dalam keadaan breakbulk dan diisi (stuffing) di


container freight station (CFS) oleh perusahaan pelayaran.

c.

Di pelabuhan bongkar, petikemas di-unstuffing di CFS oleh


perusahaan

pelayaran

dan

diserahkan

kepada

beberapa

consignee dalam keadaan breakbulk.

II-4

Penelitian Keseimbangan Kapasitas FasiliJas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

d.

Perusahaan pelayaran bertanggung jawab atas kerusakan dan


kehilangan barang yang diangkut dalam petikemas.

Dalam moda angkutan petikemas, terdapat beberapa kombinasi seperti


yang tersaji pada gambar berikut.

FCULCL

~--tiP

z.

CY

LCUFCL
moda

r---------~~-~------~
Angkutan
..

. -

Consignee,

c;v

CFS

LCULCL

~-..:.---CD

Shipper:---_

moda

,.J-

Shipper

CFS

"~
-~
-

Conslor-

CFS

FCUFCL
-Consignee

Shipper

CY

CY

Gambar 11.1. Kombinasi Moda Angkutan Petikemas

11.5. Alur Petikemas


"'-..

Alur dari perjalanan petikemas dapat berbentuk:


1.

FCLIFCL (House to House)


Perusahaan pelayaran bertanggung jawab hingga container yard di
pelabuhan . Kewajiban

dari

shipper di

pelabuhan

muat adalah

mengambil (pick-up) petikemas kosong, stuffing dan haulage container


yang sudah berisi ke CY di pelabuhan. Kewajiban dari consignee di
pelabuhan bongkar adalah mengambil petikemas dari CY di pelabuhan,
haulage dan unstuffing di tempatnya atau di CFS dan
Il-5

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faszluas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

2.

LCULCL (Pier to Pier)


Perusahaan pelayaran bertanggung jawab sejak barang diterima dari
shipper di CFS di pelabuhan muat sampai barang diserahkan ke

consignee di CFS dari pelabuhan bongkar.


Terdapat beberapa kombinasi dari FCL dan LCL dari pengiriman dan
penerimaan barang seperti FCULCL atau sebaliknya LCU FCL.
11.6. Pergerakan Petikemas
Pergerakan petikemas adalah aktivitas memindahkan petikemas dari satu
tempat ke tempat lainnya.
Dalam pergerakan petikemas, aktivitas tersebut terdiri dari:

1.

Haulage Container
Haulage containerterbagi menjadi:
a.

Carrier haulage, yakni memindahkan petikemas dari CY di


pelabuhan ke tempat consignee premises yang dilakukan oleh

carrier atas beban pemilik barang.


b.

Merchant haulage, yakni pemindahan (haulage) yang dilakukan


pemilik barang.

2.

Repositioning Empty (MT) Container


MT container merupakan aktivitas yang terdiri dari:
a.

Mengambil MT dari depo (pick-up) untuk selanjutnya diisi muatan

b.

Menyerahkan MT ke depo (drop offi setelah dipakai.

c.

Mengembalikan MT ke tempat asal atau tempat lain.


"-..

3.

Loused Container
Pelayaran menyewa petikemas untuk menghindari pemakaian dana
yang

besar bagi pemakaian

petikemas dan

untuk menghindari

petikemas yang menganggur (idle) waktu cargo-movement menurun.


Selain itu, kebutuhan akan. petikemas dapat dipenuhi secara regional
maupun musiman.

II-6

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilltas Pada Pe/abuhan Pelikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

11.7. Fasilitas dan Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas

Menurut Triatmodjo (2003) , proses bongkar muat peti kemas membutuhkan


beberapa fasilitas sebagai berikut:
1.

Dermaga,

yaitu tambatan yang diperlukan untuk sandar kapal.

Mengingat kapal peti kemas berukuran besar, maka dermaga harus


cukup panjang dan dalam dengan panjang antara 250 - 350 meter,
sedangkan kedalamannya berukuran 12-15 meter, tergantung dari tipe
kapal.
2.

Apron, yaitu daerah diantara tempat penyandaran kapal dengan


Marshaling Yard , dengan Iebar sekitar 30-50 meter. Pada apron ini
ditempatkan berbagai peralatan bongkar muat peti kemas seperti
gantry crane, rei-rei kereta api dan jalan trukltrailer.

3.

Marshaling yard (lapangan penumpukan sementara) digunakan untuk

menempatkan secara sementara peti kemas yang akan dimuat ke


kapal. Luas lapangan kurang lebih 20-30% container yard.
4.

Container yard adalah lapangan penumpukan peti kemas yang berisi

muatan Full Container Load (FCL) dan peti kemas kosong yang akan
dikapalkan. Cara penumpukan dapat mengurangi luas container yard .
5.

Container Freight Station (CFS) adalah gudang yang disediakan untuk

barang-barang yang diangkut secara Jess than container load (LCL) .


6.

Menara pengawas digunakan untuk melakukan pengawasan di semua


tempat dan mengatur serta mengarahkan semua kegiatan di terminal.

7.

Bengkel pemeliharaan digunakan untuk memperbaiki peti kemas


kosong yang akan dikembalikan.

8.

Fasilitas lain seperti sumber tenaga listrik untuk peti kemas khusus
berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar, penerangan untuk
pekerjaan

pada

malam

hari

dan

keamanan,

peralatan

untuk

membersihkan peti kemas kosong serta listrik tegangan tinggi untuk


mengoperasikan kran.

D-7

Penelitian Keseimbangan Kapasllas Fasliuas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Peralatan bongkar muat petikemas antara lain sebagai berikut:


1.

Gantry crane yaitu kran peti kemas yang berada di dermaga untuk
bongkar muat peti

~emas

dari dan ke kapal container, yang dipasang di

atas rei di sepanjang dermaga. Gantry crane juga disebut dengan


container crane.
2.

Forklift adalah peralatan per)unjang pada terminal peti kemas untuk


melakukan bongkar muat dalam tonase kecil,

biasanya banyak

digunakan pad a CFS serta kegiatan delivery atau interchange.


3.

Head truck atau chasis adalah trailer yang digunakan untuk mengangkut
peti kemas dari dermaga ke lapangan penumpulan atau sebaliknya serta
dari lapangan penumpukan peti kemas ke gudang CFS atau sebaliknya.

4.

Straddle carrier, digunakan untuk bongkar muat peti kemas ke/dari


chasis dan dapat menumpuk sampai 3 tingkat.

5.

Side loader, digunakan untuk mengangkat peti kemas dan menumpuknya


sampai tiga tingkat

6.

Transtainer, yaitu kran peti kemas yang berbentuk portal dan dapat
berjalan pada rei atau mempunyai ban karet. Alat ini dapat menumpuk
peti kemas sampai empat tingkat dan menempatkannya di atas
gerbong kereta api atau chasis truk.

11.8. Penanganan Petikemas

Dalam hal menangani petikemas di lapangan atau di depo, hal yang harus
diperhatikan adalah:
1.

Tempat penumpukan harus keras dan rata

2.

Cara menumpuk (stacking):


a.

petikemas 40 fit tidak boleh ditindih petikemas 20 fit;

b.

tidak boleh meletakkar. silang antara satu dan yang lainnya;

c.

antara sudut petikemas di atas dan di bawah harus saling beradu;

d.

Peralatan untuk menangani (handling) petikemas harus siap.

'-...

Dalam bongkar muat petikemas, kita harus mengetahui posisi petikemas


yang akan dibongkar muat Apakah akan dibongkar muat di bay, row, atau
tier.

II-8

Penelitian K eseimbangan Kapasitas Faslittas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

1.

Bay adalah pembagian kapal secara membujur dari haluan ke buritan

dan mulai dari no. 1 dan seterusnya. Panjang bay adalah sama dengan
panjang petikemas . Bay dengan nomor ganjil adalah untuk petikemas
20 fit sedangkan nomor genap untuk petikemas 40 fit. Tidak semua bay
bernomor genap dapat digunakan untuk petikemas 40 fit, hanya nomor
genap yang berhimpitan yang dapat dipergunakan untuk 40 fit.
2.

Row adalah pembagian kapal secara melintang dari tengah ke kiri dan

ke kanan. Contohnya dari tengah ke kiri row 02, 04, 06 dan seterusnya
sedangkan dari tengah ke kanan row 01, 03, 05 dan seterusnya. Untuk
centre line diberi nomo 00. Row dapat juga diberi nomor urut dari kiri

ke kanan, seperti 01, 02, 03, 04 dan seterusnya. Lebar row adalah
sama dengan Iebar petikemas.
3.

Tier adalah pembagian nomor susunan petikemas secara vertical.


Untuk pembagian nomor dari tier dibagi dua bag ian yaitu:
a.
Petikemas yang dimuat dalam kapal diberi nomor genap,
misalnya tier 02, 04, 06.
b.
Petikemas yang didapatkan di atas dek kapal diberi nomor genap
dengan angka awal 8 ke atas, misalnya tier 82, 84, 86, 88.

11.9. Tarif Petikemas

Besarnya biaya untuk petikemas dapat dibagi dalam:


1.
Charges untuk inland haulage
2.
Terminal charges di pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar
Jika memuat petikemas ke dalam kapal, maka sebagai uang tambang
(freight), petikemas dapat dikenakan tarif:
1.

Commodity Box Rate (CBR)

".

CBR merupakan tarif yang bulat untuk memuat petikemas dengan


berbagai jenis barang tertentu. Besarnya CBR dihitung dari pemakaian
rata-rata dari box petikemas, misalnya 13 ton untuk petikemas 20 ft.
Bila shipper dapat memuat lebih banyak maka hal itu merupakan
keuntungannya. Keuntungan untuk carrier adalah mempermudah
perhitungan dan mengurangi biaya administrasi. Perusahaan pelayaran
besar mengutamakan CBR untuk jenis pelayaran tertentu tetapi, CBR
tidak menguntungkan perusahaan pelayaran kecil

II-9

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faslhras Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

2.

Freight All Kinds (FAK)


FAK merupakan alternatif dari box rate dan berdasarkan prinsip bahwa
jenis barang apa saja yang masuk ke dalam petikemas dikenakan
freight yang sama. Jadi semua barang atau komoditas akan dikenakan
tingkat tarif yang sama dan tidak memandang nilai dari komoditas
dalam satu pelayaran.
Dasar perhitungan FAK adalah tarif rata-rata dengan perhitungan total
biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah petikemas yang ada.
FAK rate dapat dimengerti karena besarnya didasarkan jumlah
petikemas yang mengambil ruangan dalam kapal. Namun FAK tidak
menguntungkan untuk shipper yang akan mengangkut komoditas
dengan nilai rendah. Jika ada penawaran tarif FAK, harus ada
pengertian antara shipper/carrier dalam batas pengaturan muatan.

11.1 0. Biaya Petikemas di Pelabuhan Indonesia

Petikemas, seperti juga barang atau muatan lainya, dikenakan biaya bila
dibongkar dipelabuhan. Biaya tersebut dapat berupa jasa bongkar/muat, jasa
penumpukan, dan lain sebagainya. Direksi PT pelabuhan Indonesia II telah
membuat surat keputusan tentang tarif pelayanan jasa petikemas yang
tertuang dalam Pedoman Jasa Bongkar Muat Petikemas terbaru
No.HK.56/2/25/PI.II-02 Tanggal 128 Juni 2002 yang antara lain berisi di Bab
II, Pasal 2 tentang Jasa Bongkar Muat Petikemas, yaitu:
1.

Tarif paket jasa bongkar muat petikemas dengan status FCL sudah
termasuk jasa dermaga dikenakan atas rangkaian kegiatan :
a.
Membongkar petikemas isi atau kosong dari kapal, mengangkut,
menurunkan langsung dan menyusun di lapangan penumpukan
terminal peti!<emas.
"""-.
b.
Mengangkat petikemas isi atau kosong dari lapangan penumpukan
terminal petikemas, mengangkut dan memuat ke kapal.

2.

Tarif jasa bongkar muat petikemas dengan status LCL tidak termasuk
jasa dermaga, dikenakan atas rangkaian kegiatan:
a.
Membongkar petikemas dari kapal, mengangkut, menurunkan
langsung dan menyusun di Japangan penumpukan terminal
petikemas, mengangkat dan mengangkut ke CFS, mengeluarkan
barang dari dalam petikemas kosong ke Japangan penumpukan
terminal petikemas.

D- 1

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasill/as Pada Pelabuhan Petikemas Do/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

b.

Memindahkan petikemas kosong dari lapangan penumpukan ke


CFS, memindahkan dan menyusun barang dalam petikemas serta
memindahkannya kelapangan penumpukan terminal petikemas
dan selanjutnya mengangkat dan mengangkut petikemas tersebut
ke dermaga serta memuat ke kapal.

3.

Untuk pembongkaran atau pemuatan petikemas kosong dikenakan tarif


90% tarif FCL.

4.

Tarif petikemas di atas 40' dikenakan tambahan tarif sebesar 25% dari
ukuran 40'.
Dalam hal ini terjadi kerusakan crane dermaga, maka terhadap
kegiatan jasa bongkar muat petikemas yang menggunakan kapal
dikenakan tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas sebesar
70% dari tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas
menggunakan crane dermaga.

II-11

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasduas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Bioyd!l!tikemas

BAB Ill
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

111.1. Tujuan Penelitian

Tujuan

dari

"Penelitian

Keseimbangan

Kapasitas

Fasilitas Pada

Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan ya


Petikemas" adalah menekan dan mengurangi biaya-biaya yang tidak ada
dalam layanan terhadap bongkar dan muat di area pelabuhan petikema6.
111.2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dilihat dari sisi:


1.

Operator peti kemas, dapat memberikan layanan bongkar muat yang


maksimal dengan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu

2.

be~ar.

Pemerintah sebagai regulator, dapat mendukung perintah dalam


pengambilan kebijakan

yang berhubungan dengan pelayanan peti

kern as.

ill-1

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliuas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

BABIV
METODOLOGI

Terdapat banyak cara dimana sistem transportasi dapat dioperasikan,


bahkan dengan jaringan sarana tetap dan kendaraan atau peti kemas yang
samapun, berbagai jenis rencana operasi yang memungkinkan biasanya
dapat dilakukan. Walaupun biasanya sesuatu rencana operasi dikaitkan
dengan teknologi tertentu, pemilihan rencana operasi merupakan aspek
terpenting dari perencanaan dan pengaturan suatu sistem transportasi.
Rencana operasi inilah, dalam hubungannya dengan jaringan kerja dan
teknologi, yang merupakan aspek utama dalam menentukan kapasitas,
tingkat pelayanan, dan karakteristik-karakteristik biaya suatu sistem transportasi.
Dalam mengoperasikan sebuah sistem transpor untuk jenis tertentu,
sejumlah besar hubungan harus berlaku secara ketat pada sistem ini supaya
dapat berfungsi dengan baik. Salah satu yang fundamental ialah untuk
kapasitas sistem dalam menggerakkan penumpang atau barang, rencana
operasi dan karakteristik armada. Pada analisa garis tunggal, petikemas
harus dioperasikan dari satu ujung garis ke ujung lainnya, dan kemudian
kembali. Kendaraan akan beroperasi dengan headway waktu keberangkatan
yang merata, dan semua petikemas mempunyai kapasitas yang tepat sama.
Dalam kondisi ini hubungan untuk satu arah diantara kapasitas bongkar
muat, headway waktu petikemas dan kapasitas bongkar muat adalah :

Qc= Q =Qq
hi
Dimana:

Oc
Q

ht
q

= Kapasitas arus bongkar muat untuk satu arah


= Kapasitas untuk setiap petikemas
= Headway waktu bongkar muat (untuk satu arah)
= Volume bongkar muat untuk satu arah

'-

Gambar IV.1 menjelaskan hubungan diantara kapasitas arus bongkar muat,


volume bongkar muat, kapasitas petikemas dan headway waktu, untuk satu arah.
Arus-arus ini dapat dihubungkan secara langsung dengan kebutuhan
petikemas. Dengan menganggap bahwa semua bongkar muat petikemas
IV-I

Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fasliuas Pada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan M enekan Biaya Petikemas

membutuhkan

waktu

yang

sama

dalam

perjalanan,

diukur

dengan

keberangkatan dari suatu pelabuhan sampai keberangkatan yang berikutnya_


dari pelabuhan tersebut. Hubungan ini adalah:
n
t

q=qc = nQ
t,
Dimana:
n

= Jumlah petikemas

tr

= Siklus waktu atau waktu perjalanan pulang pergi.


Ka.:>4!15itu .. J}(!'fiUnluunu qc..

50,000~
~O .QOO

(J ...

"~Oi.trni)aii1U/illl1'1

?.000 per,umpo"g/kttodara;m

0 - 1000 ~numpong/krldlaf'lUU"'

JO, OOO

0 t>OO 'I:"JruJrnpnaitumdaraan

~~

20.f)()()

r
10.000t-

~-----

Q -

1 00

pnnumpang/~ndaa.ao

O~:P--;;;:;=-c-:to~==-w
t..
-----~ ..

.-------

VoiUn)O ~fHldlln'HH'I

k._,dat-~n/ium.

,1
H "l' ~ W.l)> """'*kt t..~ hr. n .. ,,;-nTi l kt-ndnHa "

Gambar IV.1. Hubungan Diantara Kapasitas Arus bongkar muat, Volume petikemas,
Kapasitas petikemas dan Headway Waktu, Untuk Satu Arah

Untuk mendapatkan jumlah kendaraan minimum yang dibutuhkan untuk suatu


pelayanan, masukkan siklus waktu m!nimum ke dalam persamaan, hitung n dan
apabila n tidak berupa bilangan buiat, bulatkanlah keatas. Dalam bentuk
persamaan:

n = (qtm)

= ( Qc
Q tm )

Dimana:
<

tm

>

= menunjukkan integer terkecil mengandung Jumlah petikemas


= siklus waktu minimum

IV-2

Penelitian Keseimbangan Kapasitas FasJ/ztas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Banyak hubungan yang penting antara petikemas, jaringan kerja dan


rencana operasi. Setiap kapasitas tertentu dapat diberikan dengan jumlah
yang lebih kecil untuk kapasitas angkut yang sama, apabila waktu perjalanan
pulang pergi petikemas tadi dapat dikurangi. lni secara khusus sangat
penting untuk sistem transpor bervolume tinggi, dimana terdapat biaya
bongkar muat yang mahal.
Hubungan penting lainnya terdapat antara kapasitas dari sarana tetap
dimana kendaraan beroperasi dan rencana operasi itu sendiri. Secara
spesifik rencana operasi tidak harus membutuhkan suatu headway yang
lebih kurang dari pada nilai minimum yang dapat ditampung oleh sarana .
Hubungan yang harus didapat :
1
q < NC' atau h1 > - NC'

Dimana:
C'
N

= kapasitas petikemas untuk setiap saluran


= jumlah saluran

IV.1. Keseimbangan Supply dan Demand Transportasi

Untuk memperkirakan besar arus yang sebenarnya terjadi pada sebuah


sistem transportasi adalah perlu untuk menggabungkan hubungan kebutuhan
(demand) dengan hubungan supply atau tersedianya pelayanan transportasi.

Hanya dari penggabungan kedua jenis hubungan inilah jumlah sebenarnya


dari pemakaian sistem tadi dapat diramalkan dan harga serta biaya pemakaian
dapat diperkirakan.
Teori ekonomi dasar mengenai keseimbangan pasar terpakai untuk situasi
"- .
dimana harga dari komoditi yang homogen yang dibeli dan dijual disuatu

'

pasar adalah ditentukan dengan suatu cara sehingga jumlah total yang
diproduksi akan sama dengan jumlah total yang dibeli. lni dapat diilustrasikan
mengenai penyediaan pelayanan truk antar kota oleh sejumlah perusahaan
yang independen, dimana satupun diantara perusahaan tadi tidak ada yang
cukup besar untuk dapat mendominir atau mengendalikan pasar.

Dalam

situasi ini dapat disimpulkan bahwa untuk menambah kuantitas arus bongkar
muat yang ditampung hanya dimungkinkan dengan menaikkan biaya yang
ditagih untuk gerakan muatan tersebut, dimana pertambahan ini cukup untuk

IV-3

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasiliras Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

dapat menyediakan kapasitas tambahan. lni menghasilkan kurva pengeluaran


yang bertambah dengan bertambahnya biaya, seperti pada Gambar IV.2.

Fungsi

penya~uran

p2

pl

Fungs! kebutuhan

L
-

n
'-'3

n'-'1

1------:--

0,,

Kuanl1tas

Gam bar IV.2. Keseimbangan dari Supply dan Kebutuhan

Untuk menggambarkan fungsi kebutuhan untuk dipergunakan pada saat


tertentu yang menghubungkan kuantitas bongkar muat dengan biaya
pemakai, dimana mungkin biaya pemakai ini hanya meliputi waktu saja, atau
dapat meliputi faktor-faktor lain yang telah diubah kedalam dimensi tunggal.
Hubungan antara biaya pemakai dengan volume bongkar muat dapat
dijelaskan pada gambar IV.3. Dalam gambar tersebut dijelaskan terdapat
keseimbangan yang berhubungan dengan perpotongan kurva kebutuhan dan
kurva volume biaya pemakai. Untuk kasus ini volume keseimbangan adalah
q1 dan biaya pemakai adalah t1.
Bi'*Va 6bf!li!ka!

Ftmg$; hiJ'iil

()NJ1akal,~OiuMu

- ............ _ .

;;l

Vt>luil)ft

Gambar IV.3 Arus Keseimbangan Dengan Tingkat Biaya Pemakai Pada Sebuah Sarana
Transportasi

IV.2. Pola Pikir dan Tahapan Penyelesaian Masalal:l


Sebagai jasa angkutan yang memiliki keunggulan dalam sisi keselamatan
dan keamanan , sistem kontainerisasi menjadi sistem andalan dalam jasa

IV-4

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

angkutan yang mulai berkembang di Indonesia. Meningkatnya permintaan


terhadap petikemas tentu sangat berkaitan erat dengan kemampuan
kapasitas pelayanan peti kemas yang ada pada pelabuhan peti kemas, hal
ini yang membuat proses bongkar muat apakah menjadi lancar atau tidak
serta waktu dan biaya yang harus di tanggung besar atau tidak.
Dalam penelitian ini pendekatan "pola pikir'' yang diawali dengan inventarisasi
dan identifikasi ketidak seimbangan antara peti kemas yang dilayani dengan
kapasitas fasilitas peti kemas pada pelabuhan petikemas saat ini, selanjutnya
memperhatikan instrumental input berupa peraturan-peraturan yang terkait
seperti Undang-undang No.1? Tahun 2009 tentang pelayaran , UndangUndang No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang dan Peraturan
Pemerintah No.61 tahun 2009 tentang kepelabuhanan . Sebagai obyek
utama dalam kajian adalah kunjungan kapal , kapal tunda, dermaga, fasilitas
bongkar muat petikemas, lapangan penumpukan (Container Yard), Container
Freigh Station dan trailer dengan keterlibatan sebagai subyek yang terdiri
dari Perusahaan Pelayaran, PT. Pelindo, Bea Cukai, Perusahaan Truk dan
Perusahaan bongkar muat.
Permasalahan yang terjadi dianalisis dengan menggunakan metode Antrian
yang diharapkan dapat diketahui adanya suatu output yaitu konsep
keseimbangan kapasitas fasilitas pada pelabuhan petikemas, dan selanjutnya
diharapkan dapat menghasilkan suatu outcome berupa proses bongkar muat
peti kemas menjadi lebih lancar serta waktu yang digunakan relatif lebih
singkat sehingga biaya yang digunakan relatif lebih murah.

'--

n -

J.' -:-

Instrumental Input
- UU NO. 17 Tahun 2009 tentang Pelayaran
- UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
- PP No.61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan

l
~------ -----

Subjek

Objek

Metode

---,
'

Input
Kondisi yang terjadi
saat ini te~adi
ketidakseimbangan
antara petikemas
yang dilayani dengan
kapasitas fasilitas
peti kemas pada
pelabuhan peti
kemas

1. Perusahaan
Pelayaran
2. PT. Pelindo
3.Bea Cukai
4.Perusahaan Truck
5. Perusahaan Bongkar
Muat

1. Kunjungan Kapal
2.Kapal Tunda
3.Dermaga
4.Fasilitas bongkar
muat peti kemas
5.Lapangan
Penumpukan
(Container Yard)
6.CFS (Container
Freight Station)
7. Trailer

Balancing Capacity
Konsep
keseimbangan
kapasitas fasilitas
pada pelabuhan
peti kemas

- Bongkar muat
peti kemas jadi
lancar
- Waktu dan
biaya menurun

Environmental Input
Tata ruang dan penataan lingkungan pelabuhan
Akses menuju pelabuhan

Umpan Balik

Gambar IV.4. Pola Pikir

Laporan Akllir

IV-6

Penelitian Keseimbangan KapaSIIas Fas1lllas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

IV.3. Alur Pikir

Laporan Pendahuluan

~~'ty~J~th "'<~~1\tJ;~~'t'~~~~',\)u;~;~~~''~ij~~,.~~~~, ""?1{~ .t ~,:~~~.tj~ /~

'?J~~

Laporan Antara

Draft Laporan Akhir

Laporan Aklm

Gambar IV.5 Alur Pikir Penelitian

IV--

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliuas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Penyelesaian dalam penelitian ini mengacu pada alur pikir yaitu sebagai
tahap awal adalah melakukan konsep pelaksanaan penelitian yang meliputi
perumusan masalah, pemantapan metodologi serta mengkonsep teknik
pengumpulan data dan konsep analisis data, untuk mendapatkan pemahaman
mengenai penelitian ini.
Tahap selanjutnya adalah proses pengumpulan data yang terdiri dari data
primer dan data sekunder yang diidentifikasi dari permasalahan terkait
dengan keseimbangan antara petikemas yang dilayani dengan kapasitas
fasilitas peti kemas pada pelabuhan peti kemas.
Setelah itu melakukan analisis bongkar muat peti kemas yang diidentifikasikan
terhadap biaya pelayanan bongkar muat peti kemas dan analisis fasilitas
bongkar muat peti kemas dengan melihat kondisi fasilitas bongkar muat peti
kemas sehingga diperoleh keseimbangan kapasitas fasilitas bongkar muat
peti kemas. Langkah terakhir adalah menyusun kesimpulan dan saran
tentang keseimbangan kapasitas fasilitas bongkar muat peti kemas.
IV.4. Rancangan (Design) Penelitian

Rancangan (design) penelitian ini dilatarbelakangi dengan kesenjangan


antara kapasitas fasilitas pelabuhan peti kemas dengan kondisi yang ada di
lapangan saat ini. Berdasarkan kesenjangan tersebut sehingga dapat didentifikasi
perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu masih tingginya biaya yang
dikeluarkan pengguna jasa dan operator pelabuhan dan pelayaran cukup
tinggi karena kecenderungan kurang cepatnya pelayanan dalam pelayanan
bongkar muat peti kemas yang berujung kepada terjadinya antrian. Tujuan
dari penelitian ini adalah menekan dan mengurangi biaya langsung dan tidak
langsung dalam pelayanan bongkar dan muat di area pelabuhan petikemas.
Tinjauan Pustaka dalam penelitian ini berasal dari landasan teori, bahasan
hasil riset terdahulu, kemutakhiran riset, hipotesis kemudian kerangka pemikiran
yang nantinya dapat ditarik suatu sasaran analisis.
Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder
seperti data fasilitas pelabuhan, biaya, waktu yang dibutuhkan di pelabuhan
dan legalitas pelabuhan . Pengumpulan data tersebut dilakukan di lima
pelabuhan yaitu Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Tanjung Prick,
Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan
Pelabuhan Makassar.
Berd asarkan uraian di atas, rancangan (design) penelitian ini seperti yang
disajikan pada gambar berikut.
IY-8

Latar Belakang

Rumusan
Masalah

Tujuan

Tinjauan Pustaka

Sasaran
Anal isis

Variabel

Teknik
Anal isis

------,
Pengungkapan
Kesenjangan
antara Das
So lien
(harapan/
sebenarnya)
dengan Das
Sein
(kenyataan)
sesuatu hal
yang orgen
untuk diteliti

Target
Hasil
Anal isis

HA1

[2]

Landasan

"-------

Teori

Bahasan

Hasill

Riser

Terdahutu

I
Kemutakhiran

Riset

~----~--~--------------

-------

~~~~~~]

Kerangka 1
Pemikiran ,
j

-----------I

Gambar IV.G Rancangan (Design) Penelitian

Laporan Akhir

IV-9

Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fasrluas Pada Pelabuhan Petikemas Do/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

1.

Kebutuhan Data
a.

Data Sekunder
Kebutuhan data sekunder pada penelitian meliputi data:

b.

1)

Kunjungan kapal peti kemas selama tahun 2005 s/d 2009;

2)

Kapal tunda yang melayani kapal kontainer;

3)

Jumlah bongkar muat peti kemas tahun 2005 s/d 2009;

4)

Panjang dermaga, luas lapangan penumpuk (container yard);

5)

Fasilitas bongkar muat peti kemas;

6)

Jumlah traileryang beroperasi.

Data Primer
Data primer yang akan diukur dalam penelitian ini, yaitu:
1)

Lama pelayanan kapal tunda;

2)

Pengukuran waktu container crane (CC);

3)

Pengukuran waktu trailer dari lapangan penumpuk (CY) ke


depo atau sebaliknya.

c.

Kuesioner
Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5
jenis formulir yang terdiri dari formulir identitas responden, formulir
isian fasilitas pelabuhan, formulir isian biaya, formulir isian waktu,
formulir isian legalitas.

2.

Metode Pengumpulan Data


a.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menghitung waktu


pelayanan kapal tunda pada saat menunda kapal peti kemas dari
tempat kapal berlabuh sampai dengan kapal ditambatk~n .di dermaga.

b.

Pengukuran waktu yang digunakan pada saat container crane


mengangkut peti kemas dari kapal ke dermaga dan dari dermaga
ke kapal.

c.

Pengukuran waktu yang digunakan trailer mengangkut peti kemas


dari lapangan penumpuk (container yard) menuju ke depo demikian
juga sebaliknya .

d.

Pengumpulan data sekunder dari perusahaan pelayaran PT (Persero)


Pelindo dan dari operator trailer.
IV-10

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasiluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

IV.5. Model Analisis


Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1.

Mengidentifikasi jumlah kunjungan kapal peti kemas pada periode


tertentu dan rata-rata waktu labuh dan waktu bongkar muat peti kemas
di pelabuhan;

2.

Mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan dalam penundaan kapal peti


kemas mulai dari tempat berlabuh sampai dengan kapal tunda di
dermaga;

3.

ldentifikasi jumlah kapal tunda yang beroperasi pada pelayanan


penundaan di Pelabuhan;

4.

ldentifikasi jumlah container crane yang beroperasi di pelabuhan dan


kecepatan bongkar muat dalam satu satuan waktu;

5.

ldentifikasi jumlah fasilitas bongkar muat yang tersedia di pelabuhan


termasuk di dalamnya fasilitas penunjang;

6.

Mengidentifikasi sistem dan prosedur pelayanan kontainer masuk dan


keluar dari pelabuhan;

7.

ldentifikasi daerah hinterlandldepo peti kemas yang berada di luar


pelabuhan;

8.

Mengidentifikasi seluruh biaya peti kemas pada setiap segmen


pelayanan yang ada;

9.

Menganalisis

rangkaian

sistem dan prosedur yang

ada,

waktu

pelayanan, fasilitas yang tersedia/beroperasi mulai dari penundaan


kapal, bongkar muat peti kemas di pelabuhan, stacking di lapangan
penumpukkan sampai dengan penyaluran container menuju ke depo,
"-.

juga sebaliknya container dari depo, ke pelabuhan dan dimuat kapal.


'

Berdasarkan langkah-langkah yang dikemukakan diatas maka digunakan


formula yang mendasari di dalam mengungkap/menemukan keseimbangan
kapasitas fasilitas pelayanan dengan container yang akan dilayani sehingga
dapat memperlancar arus bongkar muat peti kemas dari dan ke pelabuhan
serta dapat menekan biaya peti kemas.

IV-11

Penelitian Keseimbangan Kapasllas Faszluas Poda Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, beberapa pelabuhan yang dijadikan sebagai sampel,


antara lain adalah Pelabuhan Belawan Medan, Tanjung Priok Jakarta,
Tanjung Emas Semarang, Tanjung Perak Surabaya, dan Pelabuhan
Makassar.

Hasil

pengumpulan

data

sekunder

pada

masing-masing

pelabuhan obyek survei dapat dijelaskan sebagai berikut.


V.1.

Pelabuhan Belawan Medan

Uraian mengenai Pelabuhan Belawan Medan, meliputi gambaran umum


pelabuhan, kondisi geografis, fasilitas dan peralatan pelabuhan, fasilitas dan
peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja pelabuhan, data
arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi pelabuhan, dan
potret perekonomian kota Medan.
a.

Gambaran Umum Pelabuhan Belawan


Pelabuhan Belawan adalah pelabuhan terbesar yang berada di wilayah
PT. Pelindo I. Berdasarkan Keputusan Administrator Pelabuhan (Adpel)
Utama Belawan Nomor UK.11/9/15/Ad.Biw-2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Teknis Operasional Kegiatan Pelayanan di Pelabuhan
Belawan

dinyatakan

bahwa

Pelabuhan

Utama

Belawan

adalah

merupakan pelabuhan samudera yang terbuka untuk umum juga


merupakan gate way/pintu gerbang perekonomian bagi masyarakat
Sumut, baik untuk melayani kegiatan kapal dalam negeri maupun

'-

kapal-kapal luar negeri selama 24 jam secara terus menerus.


Produksi hinterland Pelabuhan Belawan terdiri dari hasil pertanian,
perkebunan dan kehutanan seperti minyak sawit, inti sawit, karet, teh,
tembakau, sayur-mayur, rotan dan kayu gergajian. Hampir seluruh
produksi tersebut diekspor melalui Pelabuhan Belawan.

V-1

Penelitian Keseimbangan Kapasllas Fasrlttas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

W~i:CONETO
~~T .0F ~!~A\~A~

Gambar V.1: Pelabuhan Belawan

Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan
barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi
Kota Medan, kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan
restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota. Pelabuhan
laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di
suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota Medan
adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 Km dari pusat kota.
Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota
Medan, namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ekspor
dan impor Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat
dilihat dari aktivitas bongkar muat barang setiap harinya.
Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan
penumpang dan barang termasuk terminal peti kemas. Ke_cenderungan
berkembangnya jasa transportasi lewat laut ini mefnerlukan suatu
fasilitas tambahan yang lebih memadai. Terbatasnya daya tampung
barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan fasilitas dengan
lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai dengan
arahan perkembangan Kota Medan pada masa mendatang perlu
dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan pergudangan
terse but.

V-2

Penelitian Keseimbangan Kapamas Fas1111as Pada Pelabuhan Petikemas Do/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

b.

Kondisi Geografis Pelabuhan Belawan


Pelabuhan Belawan berada pada wilayah administratif Kota Medan
Propinsi Sumatera Utara (Sumut), tepatnya pada titik 03o47'00"LU dan
98o42'00"BT. Pelabuhan Belawan terletak 27 Km dari pusat kota, di
mana juga terletak di Muara Sungai Belawan dan Sungai Deli.
Sepanjang pantainya labil dan berlumpur.
Pengendapan atau sedimentasi rata-rata 3 Cm/hari dipengaruhi oleh
Sungai Belawan dan Sungai Deli. Dimana debit air kedua Sungai
tersebut rata-rata 331 .924 M3 perbulan atau 11.064 M3 per harinya.
Kecepatan arus juga dipengaruhi oleh kedua sungai tersebut ditambah
dengan keberadaan Selat Malaka. Faktor musim juga mempengaruhi
arah arus demikian juga kecepatannya. Di mana kecepatan arus pada
saat tertinggi yaitu mencapai 3 Knot dan terendah 0,2 Knot. Untuk
pasang surut dengan air tertinggi: 3,30 M LWS, air tinggi: 2,40 M LWS,
air terendah: 0,50 M LWS.

Gam bar V.2: Tata Letak Pelabuhan Belawan

c.

Fasilitas dan Peralatan

Pelab~han

Belawan

Fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Belawan terdiri atas: dermaga,


alur

pelayaran,

gudang

dan

lapangan

penumpukan,

terminal

penumpang , dan peralatan pelabuhan.

V-3

Penelitian Keseimbangan Kapasllas Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

1)

Dermaga:

Tabel V.1
Fasilitas Dermaga Pelabuhan Belawan
LEBAR

PANJANG

LOKASI

I .

:;;;

(m)

:?i';&/t;;
'---;};,1<

,.,

(m)

_,

688,71

14,20

~l~
6

1.554,75

12,50

7-9

Ferry

115,00

5,00

Citra

625,00

14,30

6-7

IKD

150,00

25,00

6-7

IKD2

150,00

25,00

6-7

500,00

31,25

10

45.000

350,00

26,20

10

45.000

Belawan Lama
Ujung Baru

30.000
30.000
30.000
20.000
20.000
20.000

UTPK
- lnternasional
- Konvensional
Sumber: Pelindo I

2)

Alur Pelayaran:
Fasilitas alur pelayaran, terdiri dari kondisi riil dan kebutuhan ideal
alurnya.
Kondisi riil

Panjang (M)

: 13.000;

Lebar (M)

: 100;

Kedalaman (MLWS)

: 9,5 -10,5.

,'

Kebutuhan Alur Ideal


Panjang (M)

: 13.000;

Lebar (M)

:2

Kedalaman (MLWS)

: 12.

100;

Y-4

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliitas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

,
-,-,~-'"wWY--"'

t.

..

_,.,..~ .,...,,."""'" ~~-

"'""'

-~::lli

.,,.~ ilil

.... A

.......

, 4;'

.., . . ,.,..,. ......... --,.

~.

~------~

\.,. {~rl
.'tJI

~-...rl ~ .J... -/
~Jif
. ,]..." ' \ )\
'., .I

~-J
I /
M~~~;_,!;y

~-- ~-f

.,;

J,

I '

...

.-:v'j~J";

///'/"

.:.~.....::;.
1

'

~,.,;

""* ~!1.~7
_,.,,.,.
~

~;/, 'I"JJi
.

\\.>T&

Lu?\n

_,...._.,d'ft

.....""},

Gambar V.3: Alur Pelayaran Di Pelabuhan Belawan

3)

Gudang dan Lapangan Penumpukan:


TabeiV.2
Gudang dan Lapangan Penumpukan Pelabuhan Belawan
LOKASI

'

'

UNIT
{~

LUAS (in )

GUDANG

Gudang Lini I

Belawan Lama
Ujung Baru

Citra

Gudang Lini II
Ujung Baru

6
9
3
3
1

4.981,50
28.774,12
16.800
3.457,00

Citra
CFS

675,00
6.999,00

CFS UTPK Gabion

11.470,00

1---'

'-....

LAPANGAN PENUMPUKAN

Belawan Lama

11 .480,12

Ujung Baru

8
7

23.435,80
25.175,84

Citra
IKD

9.390,00

CY

64.904,00

CY UTPK Gabion

73.000,00

Sumber: Pelindo I

\'-5

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasrhtas Pada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

4)

Terminal Penumpang:
Terminal penumpang di Pelabuhan Belawan terdiri dari terminal
penumpang untuk internasional dan domestik.

lnternasional

5)

Luas (M2)

539;

Kapasitas (Orang)

720.

Domestik
Luas (M2)

2.300;

Kapasitas (Orang)

2.230.

Peralatan Pelabuhan:

TabeiV.3
Peralatan Pelabuhan Belawan

JENIS

No

KAPASITAS

iii)

JML
. (Unit)

KET

PERALATAN APUNG

KapaiTunda

Motor Pandu

Motor Kepil

2.400 PK

Baik

1.700PK

Baik

1.600 PK

Baik

800 PK

Baik

618 PK

Baik

275 PK

Baik

255 PK

Baik

810 PK

Baik

150 PK

Baik

100 PK

Baik

PERALATAN DARAT

Mobil Crane

Forklift

Crane Apung
Mobil PMK

10,0 Ton

40,0 Ton
2,5 Ton
15,0 Ton
5,0 Ton

2
2
1
2

10,0 Ton

Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

40,0 Ton

Baik

60.000 Liter

Baik

OPERASIPETIKEMAS

V-6

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasllitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

No '

KAPASITA~

JENIS

''JMI.i).
(Unit)

2
Luas CY
54.600 m
2
Luas CFS
10.400 m
Reefer Flug
72 point
PERALAT AN PET I KEMAS
Container Crane
30,0 Ton
Head Truck
40,0 Ton
Chasis Combo
40,0 Ton
Transtainer
40,0 Ton
Top Loader
30,5 Ton
15,0 Ton
Forklift
3,0 Ton
2,5 Ton
Hooke Frame
Fixed Spreader
40,0 Ton
Telescopic Spreader
30,5 Ton

+ w; '

.. V~i~J~:,
.0w~~@
~\ .KET" ' ?f . .,,

W;;.

;r

Baik
Baik
Baik

4
10
21
7
2
1
1
3
2
4
5

Baik
Baik
16 Baik, 5 Rusak
Baik
Baik
Baik
Rusak
Baik
Baik
Rusak
Baik

Sumber: Pelindo I

d.

Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Belawan


Data kunjungan kapal di Pelabuhan Belawan selama 5 tahun terakhir,
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel V.4
Data Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Belawan

x. u"RA:
IAN" . SAT
; .

'k2oo5 ' ,
,..

200~

,2001 ~ '

2oos '

2oo9~K,'
y; .w

Luar
Negeri

Unit
GT

1.570
7.015.410

1.306
5.784.714

1.318
4.097.299

1.734
6.959.051

1.476
6.938.695

Dalam
Negeri

Unit
GT

3.004
9.442.668

2.707
3.478.529

2.689
10.919.112

2.511
7.115.965

2.217
7.706.426

JUMLAH

u;~t 16.45::~~: 9.26;:~:~ 15.01::~~: 14.07::~:: 14.64!:!~!

Sumber: Pelindo I

e.

Kinerja Pelayanan Kapal Di Pelabuhan Belawan


Data kinerja pelayanan kapal

di Pelabuhan Belawan selama 5 tahun

terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut.

V-7

'.... .

Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fasduas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Tabel V.5
Data Kinerja Pelayanan Kapal Di Pelabuhan Belawan
No.

URAl AN

SAT

2005""

2006

2007

'P

2008

"

cc2009
4~'

A.

B.

KAPAL LUAR NEGERI


a. Turn Round Time (TRT)
b. Waiting Time (WT)
c. Postpone Time (PT)
d. Approach Time (AT)
e. Berthing Time (BT)
- Not Operation Time (NOT)
- Effective Time (ET)
- Idle Time (IT)
KAPAL DALAM NEGERI
a. Turn Round Time (TRT)
b. Waiting Time (WT)
c. Postpone Time (PT)
d. Approach Time (AT)
e. Berthing Time (BT)
- Not Operation Time (NOT)
- Effective Time (ET)
- Idle Time (IT)

jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam

31,62
0,61
5,61
2,36
23,31
4,25
16,61
2,58

76,02
1,00
16,36
2,00
56,54
30,27
25,86
0,41

88,60
1,65
15,76
2,06
69,94
37,77
30,95
0,31

114,54
2,55
33,96
2,17
80,07
43,61
35,89
0,54

114,72
3,10
23,96
2,321
85,21
48,56
36,28
0,33

jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam

101,33
0,88
37,87
2,88
58,86
19,27
34,13
6,48

96,39
1,74
12,82
1,74
79,94
47,03
38,36
0,55

88,60
1,65
15,76
2,06
69,94
37,77
30,95
0,31

114,54
2,55
33,96
2,17
80,07
43,61
35,89
0,54

114,72
3,10
23,96
2,321
85,21
48,56
36,28
0,33

Sumber: Pelindo I

f.

Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang


Data ekspor impor dan bongkar muat di Pelabuhan Belawan selama 5
tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel V.6
Data Volume Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Di Pelabuhan Belawan
~

URAl AN

SAT

2005

2006

2007

a. Luar Negeri

2008

2009

"-

:-:~~-~~~~~; :::~~:~:~r=~~:: r~~~~~~-~~~~n:-=:~{~~~~fF~~~: ~%~~~F~4::6~~~~r--1~~~-:!!~


Jumlah
b. Dalam Negeri

Ton

6.403.346

6.697.620

6.163.890

7.021.056

-------------------- ----- ------------- .... ----------- --------- ------------ ,.,,__,

Bongkar
Ton
7.250.491
6.680.043
6.537.384
7.183.537
-------------- -------- -----..------- ------------ - - - -
Muat
Ton
840.095
474.127
750.807
768.761
Jumlah
TOTAL

Ton

8.090.586

7.154.170

7.288.191

7.952.298

5;825.722

_____

6.436.238
--743.942

7.180.180

I Ton I 14.493.932 I 13.851.790 I 13.452.081 I 14.973.354 I 13.005.902

Sumber: Pelindo I

V-8

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fas1111as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

g.

Utilisasi Pelabuhan Belawan


Data utilisasi Pelabuhan Belawan selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel V.7
Data Utilisasi Pelabuhan Belawan
No.

URAIAN

2oos "1

SAT I 2005

2001

1 . 2oos

2009

UTILISASI DERMAGA

BOR
BTP

-!----------------

70.591
222.55

T/M

71.56 1 61.94 1 66.9o 1


217.56 1 235.31 1 249.43 1

N/A
N/A

UTILISASI LAPANGAN

-- --------------------- ------ - - - -----

YOR
%
-----jvfp-----
---------- ----
T/M2
3

1.05
0.32

1.oo 1
o.3o 1

1.13 1
0.371

1.20 H'A
0.38
N/A

IUTILISASI GUDANG

----~~-i-g------------ ----- l -r~2+ ---!~~6-l----!~~~~-l----~6~i~-l--i~: ~~+-~~~

Sumber: Pelindo I

h.

Potret Perekonomian Kota Medan


Kota Medan merupakan kota besar sehingga menjadi daya tarik bagi
investor. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang
berkelanjutan

merupakan

pembangunan

ekonomi

kondisi
daerah.

utama
Karena

bagi

kelangsungan

penduduk

mengalami

peningkatan dan berarti pula kebutuhan ekonomi juga akan bertambah.


Hal ini hanya bisa diperoleh melalui peningkatan output agregat
(barang dan jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan
setiap tahun. Jadi dalam
pengertian ekonomi makro, pertumbuhan
'-..
ekonomi adalah penambahan PDRB atas dasar harga konstan .
'

Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan tahun 2000 Kota


Medan selama periode 2005-2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan
selama peri ode yang sam a, meningkat rata-rata di atas 7, 77 persen.
Pertumbuhan

ekonomi

yang

dicapai,

selain

relatif tinggi

juga

menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil.

V-9

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas1/11as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Sementara itu, komposisi kontribusi sektor perekonomian Kota Medan


mengalami perubahan ditandai oleh perubahan pada komposisi
kontribusi sektor primer, sekunder dan tertier terhadap pembentukan
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan. Proses
perubahan tersebut didorong oleh proses akumulasi dan proses
perubahan pola konsumsi masyarakat yang timbul bersamaan dengan
meningkatnya pendapatan perkapita penduduk. Struktur ekonomi
Kota Medan yang demikian membuat kota ini dapat dianggap sebagai
semi industrialized local.
Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang

'

(mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar


dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern
yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khu'su'snya industri
pengolahan dengan increasing return to scale (relasi positif, antara
pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis
sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan,
bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin
cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan
semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi
bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti
V-10

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fastlttas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

tenaga kerja, bahan baku , dan teknologi, relatif tetap. Perubahan


struktur ekonomi

umumnya disebut transformasi struktural dan

didefinisikan sebagai rangkaian

~erubahan

yang saling terkait satu

dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan


penggunaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal)
yang

diperlukan

guna

mendukung

proses

pembangunan

dan

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan
usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007
menunjukkan, pada tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan
sebesar 70,03%, sektor sekunder sebesar 26,91% dan sektor primer
sebesar 3,06%. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel
dan restoran menyumbang sebesar 26,34% , sub sektor transportasi
dan

telekomunikasi

sebesar

18,65% dan

sub

sektor

industri

pengolahan sebesar 16,58%.


Kontribusi

tersebut

tidak

mengalami

perubahan

berarti

bila

dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan


sumbangan sebesar 68,70%, sekunder sebesar 28,37% dan primer
sebesar 2,93%. Masing masing lapangan usaha yang dominan yaitu
perdagangan , hotel dan restoran sebesar 25,98%, sektor transportasi
dan telekomunikasi

sebesar 18,65%,

industri jasa pengolahan

sebesar 16,58% dan jasa keuangan 13,41%.


Demikian

juga

pada tahun

2007,

sektor tertier mendominasi

perekonomian Kota Medan, yaitu sebesar 69,21%, disusul sektor


sekunder sebesar 27,93% dan sektor primer sebesar 2,86%. Masingmasing lapangan

usaha yang dominan memberikan kontribusi

sebesar 25,44% dari lapangan usaha perdagangan/hotel/restoran,

'

lapangan usaha transportasil telekomunikasi sebesar 19,02% dan


lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28%.

V-11

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas>illas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Tabel V.B
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan, Tahun 2005- 2007
SEKTOR I LAPANGAN USAHA

2005-2006

2006-2007

,,

1. Pertanian
2. Pertambangan & Penggalian

0,37
-6,05

5,14
-10,14

3. lndustri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Kontruksi
6. Perdagangan , Hotel &
Restoran
7. Transportasi & Telekomunikasi
8. Keuangan & jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa

6,59
5,39
11,01

6,08
-2,81
6,43

6,15

5,94

13,34
5,08
6,34

10,61
12,81
6,83

PDRB

7,76

7,78

Sumber: Medan Dalam Angka, 2007

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2009 berdasarkan Produk


Domestik Regional Brute (PDRB) atas dasar harga konstan 2000
terjadi

peningkatan

Pertumbuhan

sebesar

tertinggi

dicapai

6,56%
oleh

terhadap
sektor

tahun

2008.

pengangkutan

dan

komunikasi 9,22%. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan


restoran 8,47%, sektor bangunan 8,22%, sektor jasa-jasa 7,42%,
sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06%, sektor pertanian 4, 18%, sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94%,
sektor industri 1,71 %, dan penggalian tumbuh 0,46%.
Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2009 atas dasar harga
berlaku tercapai sebesar Rp. 72,67 triliun, sedangkan atas dasar
harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun. Terhadap pertumbuhan
ekonomi

Kota

Medan

tahun

2009

sebesar

6,56%,

sektor

perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan scbesar


2,20% Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1,85%,
sektor bangunan 0,91%, sektor jasa-jasa 0,76%, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan 0,43%, sektor industri 0,25%, sektor
pertanian 0,1 0%, sektor listrik, gas dan air bersih 0,07%, dan sektor
pertambangan dan penggalian menyumbang pertumbuhan 0,00%.
Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun
2009 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang

V-12

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilllas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

mencapai 36,20% , disusul oleh ekspor neto 30,53% (ekspor 50,82%


dan impor 20,29%), pembentukan modal tetap brute 20,61%,
konsumsi pemerintah 9,54% dan pengeluaran konsumsi lembaga
nirlaba 0,64%. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun
2009 mencapai Rp. 34,26 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan
tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.

V.2.

Pelabuhan Tanjung Priok

Uraian mengenai Pelabuhan Tanjung Prick, meliputi gambaran umum


pelabuhan, kondisi geografis, fasilitas dan peralatan pelabuhan, fasilitas dan
peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja pelabuhan, data
arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi pelabuhan, dan
potret perekonomian kota Tanjung Priok.
a.

Gambaran Umum
Pelabuhan Tanjung Priok terletak di Jakarta Utara, Pelabuhan Tanjung
Priok merupakan pelabuhan dan tersibuk di Indonesia. Pelabuhan ini
menangani lebih dari 30% komoditi Non Migas Indonesia, disamping itu
50% dari seluruh arus barang yang keluar/masuk Indonesia melewati
pelabuhan ini. Karenanya Tanjung Priok merupakan barometer
perekonomian Indonesia. Fasilitas intermoda yang lengkap di
pelabuhan ini mampu menghubungkan Tanjung Priok dengan seluruh
kota di Indonesia. Dengan Teknologi dan fasilitas modern, Tanjung
Priok telah mampu melayani kapal-kapal generasi mutakhir yang
secara langsung menuju ke berbagai pusat perdagangan internasional
(direct ca!D.

Pengembangan

pelabuhan

ini

"-

diarahkan

mampu

percepatan bongkar muat barang melalui penyediaan

mengantisipasi

da~ kelengkapan

fasilitas pelayanan spesialisasi. Pembangunan inner road, pelebaran


alur dan pintu gerbang masuk kapal (menjadi two way traffic) dan
pendalaman alur hingga mencapai -14 M LWS merupakan prioritas
program yang dilakukan.
Apab ila dilihat dari sejarahnya sejak dulu nusantara memang telah
menjadi perh atian berbagai bangsa di Eropa, misalnya Portugis,

V-13

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Spanyol,

Belanda

dan

lnggris.

Karena

itu

kapal-kapal

mereka

menjelajah samudera untuk sampai ke negeri ini. Tujuan semula


sebenamya hanya untuk mencari rempah-rempah. Tetapi, belakangan
persaingan di antara mereka timbul, karena masing-masing ingin
menancapkan kuku di negeri kita.
Setelah menempuh pelayaran cukup lama, akhirnya perahu Portugis
pertama merapat ke Pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1522. Saat itu
pulalah rakyat negeri ini berkenalan dengan orang Portugis, perkenalan
yang ternyata member akibat jauh. Dengan cara halus mereka berhasil
membujuk Raja Sunda Kelapa bekerja sama dengan mereka. Dari
kerjasama ini mereka mengambil kesempatan dan mendirikan benteng,
dengan alasan untuk menghadapi lasakar Islam yang mengganggu
mereka dari Jawa. Padahal, sebenarnya mereka ingin menguasai
Sunda Kelapa dan memperluas wilayah perdagangan.
Kejayaan Portugis di Sunda Kelapa ternyata tidak lama. Tahun 1527
Sultan Demak memerintahkan Fatahillah untuk mengerahkan 2.000
pasukannya menyerang Sunda Kelapa. Serangan tersebut tidak dapat
dipatahkan

Portugis sehingga

Sunda

Kelapa

direbut Fatahillah.

Fatahillah kemudian menggantikan nama Sunda Kelapa menjadi


Jayakarta yang berarti Kota Kemenangan. Karena Jayakarta semakin
kesohor di bawah pemerintahan Fatahillah, Bandar tersebut dikenal
secara lnternasional. Setelah Fatahillah yang cukup lama meninggal,
kekuasaan dipegang putranya, Pangeran Jayakarta.
Ketika Pangeran Jayakarta berkuasa itulah, pasukan VOC datang, dan
berusaha merebut Jayakarta. Dalam pertempuran sengit yang
berlcim.g$ung tahun 1619 itu Pangeran Jayakarta dilumpuhkan dan VOC
Belanda mengambil alih kekuasaan.Tahun 1796, VOC .m.enyerahkan
Batavia ke Bataafche Republiek, yang merupakan perwakilan berbagai
propinsi di negeri Belanda. Sementara itu perkembangan terjadi di
berbagai penjuru dunia. Salah satu di antaranya ialah pembukaan
Terusan suez tahun 1896.

V-14

Penelitian Keseimbangan Kapasuas Faszluas Pada Pelab uhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Gambar V.S: Pelabuhan Tanjung Priok

Dengan dibukanya terusan itu, jalur pelayaran perdagangan dari


Eropa ke Asia semakin dekat dan betambah ramai termasuk
Indonesia. Sejak itu pula, Pelabuhan Sunda Kelapa bukan hanya
menjadi tempat berlabuh kapal-kapal dagang lnggris, Portugis,
Belanda dan Cina , tetapi juga menjadi tempat persinggahan kapalkapal musafir dari berbagai penjuru dunia. Kesibukan pun meningkat
di Pelabuhan itu.
Karena perkembangan pelayaran berlangsung begitu cepat, lama
kelamaan Pelabuhan Sunda Kelapa tidak mampu lagi menampung
kapal-kapal

dari

berbagai

penjuru

dunia.

Pemerintah

Belanda

menyadari kenyataan tersebut. Akhirnya mereka memutuskan, Sunda


Kelapa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan .. Karena itu,
pelabuhan baru segera di bangun sebelah timur unda Kelapa.
Kemudian diberi nama Tanjung Priok.

\'-15

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasllaas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Gambar V.G: Aktivitas Pelabuhan Tanjung Priok

b.

Kondisi Geografis
Pelabuhan Tanjung Priok terletak di Pantai Utara Pulau Jawa tepatnya di
Teluk Jakarta Daerah Khusus lbukota Jakarta Raya, dengan batas
perairan meliputi daerah yang dibatasi garis lurus yang menghubungkan
titik-titik koordinat yaitu:

06-07-158 dan 106-49-18E;

06-04-008 dan 106-51-24E;

06-04-008 dan 106-55-10E;

06-06-058 dan 106-55-1 OE.

Keadaan pantai di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok landai dan dasar


'-

lautnya lumpur pasir kedalaman alur masuk sekitar 10-14 M.

\'-16

Penelitian Keseimbangan Kapasi/as Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

CIU :GON

usm

$ UKA$UiM I

TOLROAO

R'U DU~

1HATJ; ROAO

f'lANT >1. TIO; 'I

RAILWAY

Gambar V.7: Hinterland Pelabuhan Tanjung Priok

c.

Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan


Fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Tanjung Priok terdiri atas dennaga,
alur pelayaran, kolam pelabuhan, gudang dan lapangan penumpukan,
terminal penumpang, listrik, air, dan peralatan pelabuhan.

.t--______
.,
' 137

~ '~'7:.:: !!lN!DrJ,.,.
~

._,.
&n.a..__
~,.

,._ ,_,.,_ IIW. A

----1' - - ==
____
-- -- ..._
lo.

~-

ctiDO---

V- 1'"'

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

1)

Dermaga:
Tabel V.9
Dennaga Pelabuhan Tanjung Priok
'"

DERMAGA
Urut

OPERATOR

Nama

..

I
II
Ill

IV

v
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX

001
002
003
004
004U
005
006
007
005 s
007 u
009
Walie
Jaya
100
101 u
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115/
200
201
202
203 .
207
208
209
210
211

t0J~.

.''~i'~

-~

'

. UKURAN"
'. Lapangan,
Panjang
. "~(m): , ;" .Pri~pukan . '
~:"" ''(m) ar'

Gu~~ng
(m)

PT. Hamparan Jala Segara

420,00

6.146,65

12.075,00

PT. Kharisma Bintang Samudera


PT. Prima Nur Panurjwan

448,20
514,00

5.895,00
2.500,00

4.000,00

PT. Sarana Bandar Nasicnal

544,50

11 .546,00

16.965,00

PT. Multi Terminallndcnesia


PT. Multi Terminallndcnesia
PT. Multi Terminallndcnesia

14,60
75,00
404,00

50.000,00

PT. Walie Citra Teladan

400,00

28.783,00

PT. Trimulia Baruna Perkasa

64,00

PT. Trimulia Baruna Perkasa

522,50

8.122,00

2.817,50

PT. Adipurusa

445,00

9.989,00

15.873,99

Cabang Tanjung Prick

380,00

PT. Mahardi Sarana Tama

464,00

9.430,00

12.907,00

PT. Dwipahasta Utama Duta

450,00

12.997,10

13.494,50

PT. Multi Terminallndcnesia

170,00

900,00

4.950,00

Cabang Tanjung Prick

287,00

12.525,00

PT. Kaluku Maritim Utama

506,00

14.805,88

8.219,96

!(.T. Multi Terminallndcr.esia

144,00

14.805,88

PT. Prima Nur Panurjwan

420,00

10,340,20

7.002,98

Cabang Tanjung Prick

276,00

5.775,00

3.513,57

Sumber: www.inaport2.co.id

2)

Alur Pelayaran dan Kolam Pelabuhan:


Alur Pelayaran:
Panjang (Mil)

: 16.853;

Kedalaman (M LWS) :-5 s/d- 14;


V-1

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasllttas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Kolam Pelabuhan :
Luas (Ha)

: 424;

Kedalaman (M LWS) :- 5 s/d- 14;


3)

4)

Gudang dan Lapangan Penumpukan:

Luas gudang (M2)

Kapasitas gudang (T/M2)

Luas lapangan penumpukan (M2):

26,35.
341.711,00.

Terminal Penumpang, Listrik dan Air, dan Pemadam Kebakaran:

5)

180.367,00;

Luas terminal penumpang (M2)

7.266;

Kapasitas terminal penumpang (Orang) :

5.000;

Daya Listrik PLN (KVA)


Kapasitas air PDAM (M3)

12.810;
2.350;

Pemadam Kebakaran (Unit)

8.

Peralatan Bongkar Muat:


Tabel V.10
Peralatan Bongkar Muat Di Pelabuhan Tanjung Priok

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
i4
15
16
17
18

PERALATAN
Container
Transtainer
Top Loader
Side Loader
Reach Stacker
Mobile Crane
Head Truck
Chassis
Diesel Forklift
Spreader
Hopper Box
Conveyor Belt
Transveyor
Grab
Pneumatic Unloader
Pneumatic Unlosder
Scrap Iron Crane
Super Stacker

UNIT

28
94
7
7
5
4
196
314
42
80
4
6
10
6
2
1
2
.5

I
I

Sumber: www.inaport2.co.id

V-19

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasi/uas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

d.

Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Tanjung Priok


Tabel V.11
Data Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Tanjung Priok
URAIAN
Luar Negeri
Dalam
Negeri
JUMLAH

2005

SAT

2006

4,843
57,572,005
11,314
29,966,316
16,157
87,538,321

Unit
GT
Unit
GT
Unit
GT

2007

5,269
61 ,191,510
.12,105
28,613,070
17,374
89,804,580

2008

2009

5,351
5,775
59,330,955
61,024,195
10,863
12,054
27,496,632
28,006,329
16,214
17,829
86,827,587 -- . ~~.Q3_Q,524

N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A

- - - - -- - - - - -- - - - -

Sumber: PT. Pelindo II

e.

Kinerja Pelabuhan Tanjung Priok


Tabel V.12
Data Kinerja Pelabuhan Tanjung Priok
..

URAIAN

No.
A.

B.

SAT

KAPAL LUAR NEGERI


a. Turn Round Time (TRT)
b. Waiting Time (WT)
c. Postpone Time (PT)
d. Approach Time (AT)
e. Berthing Time (BT)
- Not Operation Time (NOT)
- Effective Time (ET)
- Idle Time (IT)
KAPAL DALAM NEGERI
a. Turn Round Time (TRT)
b. Waiting Time (WT)
c. Postpone Time (PT)
d. Approach Time (AT)
e. Berthing Time (BT)
- Not Operation Time (NOT)
- Effective Time (ET)
- Idle Time (IT)

2005

2006 '

2007

2008

20Q9

JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM

54.24
1.00
1.00
1.00
51.24
4.18
43.25
3.81

44.50
1.00
1.00
1.00
41.50
3.94
34.74
2.82

53.77
1.00
1.00
1.00
50.77
4.80
42.03
3.94

38.63
1.00
1.00
1.00
35.63
4.23
29.61
1.79

N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A

JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM

47.58
1.00
1.00
1.00
44.58
4.59
36.15
3.84

45.37
1.00
1.00
1.00
42.34
4.20
34.98
3.16

48.39
1.00
1.00
1.00
45.39
4.44
36.79
4.1 6

42.85
1.00
1.00
1.00
39.85
5.45
30.77
3.63

N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A

Sumber: PT. Pelindo II

f.

Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang


Tabel V.13
Data Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Tanjung Priok
URAIAN

SAT

2005

2006

2007

2008

2009

a. Luar Negeri
lmpor
Eksoor

Ton
Ton

11 ,738,888
I 7,622,715

11,551 ,523
7,216,030

11,996,578
7,379,221

12,336,717
5,479,989

N/A
N/A
-

V-20

Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fas1lllas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya M emperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

URAIAN

SAT

Ton
Jumlah
b. Dalam Negeri
Ton
Bongkar
Ton
Muat
Jumlah
Ton
TOTAL
Ton
Sumber. PT. Pelindo II

g.

2005

2006

2007

2008

2009

19,361,603

18,767,553

19,375,799

17,816,706

N/A

13,054,157
5,738,610

14,020,612
5,948,414

15,787,613
6,817,502

16,868,999
7,363,821

N/A
N/A

18,792,767
38,154,370

19,969,026
3.8,736,579

22,605,115
41,980,914

24,232,820
42,049,526

N/A
N/A

Utilisasi Pelabuhan Tanjung Prick

Tabel V.14
Data Utilisasi Pelabuhan Tanjung Priok
No.

URAIAN

UTILISASI DERMAGA
BOR
BTP
2 UTILISASI LAPANGAN
YOR
YTP
3 UTILISASI GUDANG
SOR
STP
Sumber. PT. Pelindo II

'

2005

2006

2007

2008

66.45
4,482.59

62.15
4,487.22

63.23
4,893.61

58.81
4,900.31

N/A
N/A

%
T/M2

43.88
86.24

42.75
105.96

42.72
122.78

41.36
141 .67

N/A
N/A

%
T/M2

44.43
20.03

34.87
16.43

35.93
16.41

44.62
22.57

N/A
N/A

SAT

2009 0'

h.

%
T/M

Kondisi Perekonomian Kota Jakarta Utara


PDRB Jakarta Utara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada
tahun

2002

PDRB

Jakarta

Utara

sebesar

Rp.

56.519.051,56.

Sementara pada tahun 2004 mengalami kenaikan 9ebesar Rp.


70.851 .106,20. Kurun waktu 2002-2006, kenaikan tertinggi PDRB
terjadi pada tahun 2005 menuju 2006.

'

PDRB Per Kapita Kota Jakarta Utara atas dasar harga berlaku pada
tahun 2007 mencapai Rp. 108.142.875 . Bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 13%.
Sarna halnya dengan tahun 2005, nilai PDRB Per Kapita Jakarta Utara
atas dasar harga berlaku tahun 2007 juga mengalami peningkatan

V-21

Penelitian Keseimbangan Kapasuas FasuJlas Pada Pelabuhan Pelikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Pelikemas

sebesar 31% bila dibandingkan dengan perolehan nilai pada tahun


2005, yaitu sebesar Rp. 25.870.252.
Jika dilihat kontribusinya menurut sektor ekonomi dalam pembentukan
PDRB atas dasar harga berlaku, selama kurun waktu tahun 2005-2007
sektor lndustri Pengolahan merupakan penyumbang terbesar terhadap
total PDRB (44,08% pada tahun 2005, 43,97% pada tahun 2006, dan
43,64% pada tahun 2007). Kemudian berturut-turut diikuti oleh sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran; dan sektor Pengangkutan dan
Komunkasi masing-masing sebesar 17,71% dan 12,21% terhadap
pembentukan PDRB tahun 2007.

Tabel V.15
PDRB Kota Jakarta Utara (dalam Juta Rupiah)
;

TAHUN

,.

~D~B ,

~-)i

....

56.519.051,56
62.981 .887,51
70.851 .106,20
82.272.623,14
95.218.349,33
108.142.875,00

2002
2003
2004
2005
2006
2007
Sumber: Kantor Perencanaan Pembangunan, Kotib Jakut

V.3.

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Sejarah berdirinya Terminal Petikemas Semarang tidak lepas dari sejarah


Pelabuhan Tanjung Emas. Sekitar ~ahun 1513, terdapat 3 (tiga) tempat di
daerah Jawa Tengah yang ramai dikunjungi kapal-kapal pedagang , antara
lain Losari , Tegal dan Semarang.

Namun, sejarah mencatat bahwa

Pelabuhan Semarang adalah yang paling ramai dikunjungi kapal, dilihat dari
pendapatan pajak yang melebihi daerah pelabuhan lain di Jawa Tengah.
Pada akhirnya oleh Penguasa Belapda semua pejabat-pejabat penting dan
catatan-catatan yang berkaitan dengan perdagangan dipindah ke Semarang.
Keberadaan

Pelabuhan

Semarang

semakin

berkembang

dengan

didirikannya menara suar di Pelabuhan Semarang pada tahun 1874.

V-22

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Selama hampir seratus tahun hingga kemerdekaan Republik Indonesia, tidak


ada perubahan yang berarti pada Pelabuhan Semarang. Perubahan status
hukum institusi Lembaga Kepelabuhanan baru mulai berkembang semenjak
berdirinya

Negara

Republik

Indonesia

tahun

1945

sejalan

dengan

pertumbuhan ekonomi dan tatanan peraturan yang berlaku. Namun, hingga


tahun 1960 Pemerintah Belanda masih memegang peranan penting dalam
manajemen Pelabuhan dan status kepemilikan perusahaan.
Bentuk pengelolaan pelabuhan telah mengalami beberapa kali perubahan,
mulai dari Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan tahun

1960, Badan

Pengusahaan Pelabuhan (BPP) tahun 1969, dan Perum Pelabuhan tahun


1983. Berdasarkan pembagiannya, Pelabuhan Semarang berada di bawah
Perum Pelabuhan Ill yang berkantor pusat di Surabaya. Pada periode ini,
dilaksanakan proyek pembangunan tahap I Pelabuhan Semarang dan
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 November 1985 yang
kemudian diberi nama Pelabuhan Tanjung Emas. Bentuk pengelolaan
pelabuhan mengalami perubahan terakhir kali pada tahun 1992 dengan
pembagian yang masih sama, yaitu PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I, II,
Ill , dan IV.
Awalnya, kegiatan bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Emas
dilakukan secara konvensional yaitu menjadi satu kesatuan dengan bongkar
muat barang umum (general cargo) yang berada di bawah kendali Divisi
Usaha Terminal Cabang Pelabuhan Tanjung Emas. Setelah selesainya
pembangunan tahap II tahun 1997, penanganan petikemas memasuki tahap
pelayanan terminal sendiri yang dikendalikan Divisi Terminal Petikemas
Cabang Pelabuhan Tanjung Emas (Divisi TPK) .

SebagBi langkah antisipasi terhadap pertumbuhan angkutan petikemas di


Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yang secara nyata memerlukan
pengelolaan yang lebih professional, manajemen Pelabuhan Ill melakukan
pemekaran organisasi Pelabuhan Ill Cabang Tanjung Emas, menjadi 2
bag ian yaitu pengelolaan Terminal Petikemas secara mandiri di bawah
tanggung jawab General Manajer Terminal Petikemas Semarang dan
pengelolaan

pelabuhan

di bawah tanggung jawab

General Manajer

Pelabuhan Tanjung Emas.

V-13

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Terminal Petikemas Semarang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Direksi


PT. Pelabuhan Indonesia Ill (Persero) Nomor : KEP.46/PP.1.08/P.III-2001
tanggal 29 Juni 2001 tentang Pembentukan Taminal Petikemas Semarang.
Terhitung sejak tanggal 21 Juli 2001, Terminal Petikemas Semarang
merupakan cabang yang berdiri sendiri terpisah dari Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang, sehingga semua urusan handling petikemas sepenuhnya
dilakukan sendiri oleh manajemen Terminal Petikemas Semarang. Pada
tanggal 1 Juli 2009 yang lalu, tepat sewindu Terminal Petikemas Semarang
telah berdiri menjadi Terminal Petikemas yang sangat diminati para pelaku
ekspor dan impor, khususnya di daerah Jawa Tengah dan DIY.

V.4. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya


Uraian mengenai Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, meliputi gambaran
umum pelabuhan, kondisi geografis, fasilitas dan peralatan pelabuhan,
fasilitas dan peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja
pelabuhan, data arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi
pelabuhan, dan potret perekonomian kota Surabaya.
a.

Gambaran Umum Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya


Pelabuhan Tanjung Perak berada di Kabupaten Surabaya Propinsi
Jawa Timur dan berada pada posisi 11244'100" - 11232'40"BT,
711 '50" - 7013'20"LS. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah
satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat
kolektor

dan

distributor barang

ke

Kawasan

Timur

Indonesia,

khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis


dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang po_tensial maka
Pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran Kawasan
Timur Indonesia.
Hinterland Pelabuhan Tanjung Perak meliputi seluruh wilayah Propinsi

Jawa Timur serta sebagian Propinsi Jawa Tengah dan Daerah


lstimewa Yogyakarta. Hinterland Pelabuha.n Tanjung Perak yang
berpotensi antara lain:

V-24

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Rambipuji,

kira-kira berjarak 200 Km dari Surabaya yang

direncanakan mempunyai fasilitas petikemas utama;

SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) dengan total luas


wilayah 476 Ha, berada sekitar 23 Km dari Pelabuhan Tanjung
Perak, saat ini sudah digunakan secara penuh sejak tahun 1994
oleh 290 perusahaan;

Zone Kawasan Berikat (Export Processing Zone) yang berlokasi


di PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) dengan luas
sekitar 500 Ha sekitar 60 Km dari Pelabuhan Tanjung Perak;

Kawasan-kawasan industri tersebut merupakan pusat produksi


berbagai jenis barang baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun
ekspor.

~--------

'"""

\';.
, I'

'

t
K

'\

_,
--
: ---.
'""-- ~.J---.~----<' ~ -"'

'

--;/ y

' -''
c <;::---{'

~ _, ~ ~-,)i''('
,, _l_

\ -' y '- -- I , - ~ :;n' '- '\---- <t


,.:; ...,I _,,w-
\\
'"~~
I , -. -,;, -: -: ,o-,,:.~

'''

-'

_,,.

'"-- ---..,"R-;{~ - =--:


~~
;' --, -- -~4 1 ../ r: -'!')-''!'~~ 1"'-=.:.:
,- - - .1.

'

'
,',__ ~
~-,;:; -

.,_ ];; " . ,

---/
-.---...---~;:--I.
,..*
i - ,-.;-:. "'I'""
~--

. ~ -
.. ,,?t-ri:-...

' t

r ' , } li

,,

~.

~ ~

.{ )
~~"
!';. r<Jf...,L
-1:-::<'
:'- . / .
j

"''

',(4

\.,.

'

. ./'"'"',/ .

'~ 'X"'j/.

'

;:-4--

< / r -;;>::-""
../

',, --- - -

/"'..

/"

'

;---:
t:--

. -:--

-~ - . r-=. ---.,..,..;

"""" '

Gambar V.9: DLKP/DLKR Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

b.

Kondisi Geografis Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya


"-

Pelabuhan Tanjung Perak adalah pelabuhan Surabaya yang terletak


pad a posisi 11243'22"BT dan 0711 '54"LS, tepatnya di Selat Madura
sebelah utara kota Surabaya. Daerah perairannya seluas 1.546,3 Ha
dan daerah pelabuhannya seluas 574,7 Ha. Pelabuhan Tanjung Perak
merupakan pelabuhan umur.n dengan status pengelolaannya adalah
diusahakan.

V-25

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Gambar V.10:

c.

Situasi (Layout) Rencana Pengembangan Pelabuhan Tanjung


Perak

Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Tanjung Perak


Fasilitas pelabuhan yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,
meliputi

alur

pelayaran,

pemanduan,

bunker,

fasilitas

terminal

penumpang, dan lain-lain, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.


')

i\:~

..
.

:
\

'"' \
\

'0

'-

'

Gam bar V.11: Denah Fasilitas Pelabuhan yang Ada Saat lni

\'-26

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Fasilitas yang ada di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, terdiri dari:


1)

Alur Pelayaran:
Alur pelayaran barat merupakan alur utama memasuki pelabuhan
Tanjung Perak yang panjangnya 24 mil laut, lebarnya 100 meter
dengan kedalaman bervariasi antara 10 sampai 12 meter.

Gambar V.12: Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjung Perak

2)

Pemanduan:
Untuk menjamin keselamatan bagi kapal-kapal di area Pelabuhan
Tanjung Perak telah disiapkan beberapa orang pandu . Mereka
siaga . di stasiun Karang Jamuang dan siap melayani tugas
pemana't:an selama 24 jam. Untuk mendukung tugas. pemanduan
ini telah disiapkan beberapa kapal beberapa kapal sebagai berikut.
Tabel V.16
Data Fasilitas Pemanduan Pelabuhan Tanjung Perak
NAMA

q,

KapaiTunda
KapaiPandu
Kepi I

ik

UNI:r
10
4
5

,. TIPE

-------

KT
MP
MK

+~

'"'"Bmi

KAPASITAS
<::.::
'
~

800-2400 HP
350-960 HP
125-250 HP

'
I

I
I

Sumber: Adpel Tanjung Perak

3)

Bunker:
V-2 7

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Pelayanan bunker dilakukan oleh Pertamina melalui pipa dermaga


dan pelayanan bunker lainnya dilakukan oleh swasta melalui
tongkang dan mobil tangki. Selain fasilitas terset:.Jt ada beberapa
fasilitas lain seperti fasilitas bongkar muat, pelayanan air bersih,
pelayanan kesehatan, pemadaman kebakaran, docking, reparasi
dan pembuatan kapai.
4)

Fasilitas Terminal Penumpang:


Di Pelabuhan Tanjung Perak terdapat 2 terminal penumpang
untuk kapal penumpang umum yakni Terminal Gapura Nusantara
dan Terminal Gapura Surya. Selain itu terdapat pula Terminal
penumpang untuk Kapal Ro-Ro. Uraian lebih lanjut tentang
terminal tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel V.17
Data Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak
DESKRIPSI
Size (M 2)
Draft (M LWS)
Berth Length
Building Width (M 2 )
Apron Width (M)
Available For
Room Capacity
Amanda Restoran
Mushalla

G.APURA NUSANTARA
4.950
-9,0
325
2.384
15
Economv
1.500

GAPURA SURYA
5.060
-9,0
4.522
15
Class
1.000
300

Sumber: Adpel Tanjung Perak

5)

Terminal Penumpang Kapal Ro-Ro:


Tabel V.18
Data Kapasitas Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak
DESKRIPSI

SAT

Size:

Embarkasi
Debarkasi
Teras Sisi Barat
Kapasitas
Draft
Panjang Dermaga
Area Parkir
Truck
Car
Kendara:m ex Bon2karan
Kapaasitas Parkir

M2
M2
M2
Penumpang
MLWS
M
M2
M2
M2
Car

TANJUNG PERAK

'
2.371,65
201,50
294,25
700
-7,2
140
3.870
515
1.912
248

Y--

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

6)

Terminal Konvensional :
Tabel V.19
Data Terminal Konvensional Pelabuhan Tanjung Perak
No

KUANTITAS,,,

DESKRIPSI

I&

Dermaga Nilam
1
Luas
2
Draft
Panianq Dermaqa
3
Lebar Apron
4
Luas Gudanq
5
Jumlah Gudanq
6
Luas Lapangan Penumpukan
7
Peruntukan
8
Dermaga Mirah
1
Luas
2
Draft
Panjanq Dermaqa
3
Lebar Apron
4
Luas Gudang
5
Jumlah Gudang
6
Luas Lapangan Penumpukan
7
Peruntukan
8
Dermaga Kalimas
1
Luas
Draft
2
Panjang Dermaga
3
Lebar Apron
4
Luas Gudanq
5
Jumlah Gudang
6
Luas Lapanqan Penumpukan
7
Peruntukan
8

1,4 Hektar
-9,2 M LWS
860 M
15M
18235 M2
4 Unit
14.125 M2 .
Antar Pulau ( CK, GC)
1,7 Hektar
-6,7 M LWS
640 M
20M
13.700 M2
4 Unit
15,965 M2
Antar Pulau (GC)
5,2 Hektar
-2,0 M LWS
2.270 M
20M
4,180 M2
4 Unit
3,900 M2
Kapal Lokal & Kapal Layar Motor

Sumber: Ad pel Tanjung Perak

7)

Terminal Peti Kemas:


Fasilitas

dan

Peralatan

Terminal

Peti

Kemas

Surabaya

digambarkan dalam tabel, sebagai berikut.

V-29

'-.,

Penelltwn Kese1mbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Do/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Tabel V.20
Data Fasilitas dan Peralatan Terminal Peti Kemas
Pelabuhan Tanjung Perak

No

FASitiTAS I PERALATAN

KOANTITAS~

SAT

_ 1____p_~ang Dermaga
M
1.450
1
2
Terminallnternasional
Draft
M
LWS
10,5
............................ ---------------------------------------------------------------- ---------'-='-'-=----~---- I~~i~~pomestik Draft
M LWS
- 7,5
-~----- . 9..9!!.~~(/er Yard
.
.
Ha
49 1
. . . . . . . ?.. _. . . . _9..Q!!!9./'!._f]LE!~igJI_L!.?tioT?. ._.__________ ---~?_____________
1~. 500 .
,........ . ........ . . .9.Y?l~f!~!!~~--. --------------- ____ UnlL_________. . 10 . 1
7
RTG
Unit
23
---------- ---
-8
Reach
Stacker
40
Ton
Unit
3
______,........... __,__,______,,
---
- ~------- . . ..!f:!~?.9..C?.'!...t.?.!!!...~C.~9.~cf.f!!..L?..I2Q___________ _
_____. h!Qi!__. . . . ________________2__
. __1Q _ __ ..f5.y_ _~9.f?J5..er ~ T2!:!.. __________________ u~--- _____
2
__1}____E.g_0jj_ft Electric 2,5 Ton
_ _ Unit
12
1
12
Double Trailer
Unit
40
----- -------------------------------------.. - -------------- ---..- - - - - 13
Head Truck
Unit
54
------- ---------..---..-------------------- ----------- --
14
Chassis 20Ft
Unit
3
--f5____Chassis46Ft-----------~ Unit
45

-~-:---+

-------- . ------------------------------ --------- ---------------

16

Chassis 45Ft

Unit

30

Sumber: Pelindo Ill

8)

Kapal Pandu:
Kapal pandu

: 1 unit 2x380 HP dan 3 unit 2 x 490 HP;

Kapal Tunda

: 9 unit;

Kapal Kepil

: 2 unit 150 HP dan 1 unit 240 HP;


Kapal Tongkang : 3 unit;
Kapal Ukur

9)

: 1 unit 150 PK.

Peralatan bongkar muat:


Crane

: 1 unit 35 ton;

Forklift

: 1 unit 2ton, 2 unit 2,5 ton, 2 unit 3 ton, 1 unit


5 ton, dan 2 unit 7 ton;

10)

Head Truck

: 5 unit 40 ton;

Chasis Combo

: 2 unit 20' & 5 unit 40';

Spreader

: 2 unit 20' dan 5 unit 40';

Transtainer

: 2 unit 40 ton .

Mobil PMK

'-..

6 unit.

Y-30

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasiluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

d.

Kunjungan Kapal Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya


Tabel V.21
Data Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Tanjung Perak
(#

URAIAN~;

Luar
Negeri
Dalam
Negeri
JUMLAH

'

. 2009

2005

200G

Unit
GT
Unit
GT
Unit
GT

5,256
80,880,294
69,735
105,125,789

6,561
84,953,046
64,257
105,212,684

5,272
81,874,488
68,005
116,536,157

5,816
90,075,974
69,002
116,248,721

5,672
87,537,355
66,808
122,991,575

74,991
186,006,083

70,818
190,165,730

73,277
198,410,645

74,818
206,324,695

72,480
210,528,930

2007
;i ,,

; ' 2.()08

SAT

%r"

,.

Sumber: Pelindo Ill

e.

Kinerja Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Tabel V.22
Data Kinerja Pelabuhan Tanjung Perak
Y

URAIAN

No.

A.

B.

'

KAPAL LUAR NEGERI


a. Turn Round Time (TRT)
b. Waiting Time (WT)
c. Postpone Time (PT)
d. Approach Time (AT)
e. Berthing Time (BT)
- Not Operation Time (NOT)
- Effective Time (ET)
- Idle Time (IT)
KAPAL DALAM NEGERI
a. Turn Round Time (TRT)
b. Waiting Time (WT)
c. Postpone Time (PT)
d. Approach Time (AT)
e. Berthinq Time (BT)
- Not Operation Time (f'..!OT)
- Effective Time (ET)
'-- Idle Time (IT)

ri"-

''

SAT

2005,'

2006

2007

2008

JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM

73.00
2.00
4.00
8.00
58.25
6.67
47.00
4.58

78.00
1.00
21 .00
4.00
52.00
9.00
39.00
4.00

79.00
3.00
15.00
4.00
57.00
8.00
43.00
6.00

55.50
1.17
7.00
4.00
43.33
4.00
35.33
4.00

60.57
0.91
4.67
3.00
52.00
5.67
42.00
4.33

JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM

85.00
2.00
18.00
4.00
61.00
6.00
49.00
4.00

85.00
2.00
18.00
4.00
61.00
8.00
49.00
4.00

86.00
2.00
16.00
3.00
65.00
8.00
52.00
5.00

57.63
2.38
10.75
4.00
40.50
5.00
32.00
3.50

49.16
1.91
10.00
2.00
35.25
4.00
28.00
3.25

., 2009

Sumber: Pelindo Ill

\'-31

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasi/itas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

f.

Arus Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang Pelabuhan Tanjung


Perak Surabaya

Tabel V.23
Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Tanjung Perak

Jumlah
TOTAL

Ton
Ton
eri
Ton
Ton
!Ton
!Ton

T
I

5,543,580
39,512,059
45,055,639

6,495,549
45,260,183
51,755,732

7,181,407
51,164,660
58,346,067

6,484,979
59,694,370
66,179,349

5,836,880
60,860,564
66,697,444

22,703,671
14,823,802
37,527,473
82,583,112

26,562,503
12,314,468
38,876,971
90,632,703

30,638,692
14,846,134
45,484,826
103,830,893

28,176,159
21,203,345
49,379,504
115,558,853

26,405,828
17,807,741
44,213,569
110,911,013

Sumber: Pelindo Ill

g.

Utilisasi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya


Tabel V.24
Data Utilisasi Pelabuhan Tanjung Perak

..
No.

J.

'"''1
.'"' ,. ;:.;:;, h,.~ .nl''0.2006., .
' ;SAT
. &"~lt , s,2005
'~~h"'"',. '\\',.' 3'::;' . "~ ::.
-- ---

UTJLISASI DERMAGA
80 R
I

8 TP

3 I UTJLISASJ GUDANG
s0 R

ST P

+i

" "

/~ 2007
"

'-

, ...;...

,,

2008

>~~

' 2009 ;c
.>c..

- . - - - - - - - - - - ----------

I
I

67 I
1902 I

69 I
2716 I

69
2753

80
2803

66
2611

% I
I T/M2 I

11 I
33 I

5I
10 I

10
10

56
17

61
26

I % I
I T/M2 I

10 I
30 I

6I

11 I

17
4

13
3

I T/M

2 I UTJLJSASI LAPANGAN
YOR
I

YT P

Sumber: Pelindo Ill

r., .

Potret Perekonomian Kota Surabaya


PDRB Kota Surabaya mengalami peningkatan dari tahu'n ke tahun.
Pada tahun 2003 PDRB Surabaya sebesar Rp. 61.659.66 Sementara pada
tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi Rp. 69.627.20. Pada tahun
2008 PDRB Surabaya sebesar.Rp. 141.490.66.

\'-32

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fastluas Pada Pelahuhan Pelikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Tabel V.25
PDRB Kota Surabaya Tahun 2003-2008
r
, .. .,

)<:;:<<

PDRB (dalam Juta Rupiah)

TAHUN
2003

61,659.66

2004
2005

69,627.20
79,708.06
96,386.84
112,358.85
141,490.66

2006
2007
2008

'

- --

Sumber: Bappeko Kota Surabaya

Perkembangan perekonomian kota Surabaya akhir-akhir ini sangat pesat.


Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Surabaya yang semakin
berkembang pesat dan semakin banyaknya gedung-gedung perkantoran
bertingkat dibangun di kota Surabaya yang mengisyaratkan bahwa Surabaya
telah

bergerak

menjadi

kota

tujuan

untuk

berbisnis.

Hal

tersebut

menyebabkan Kota Surabaya menjadi salah satu kota tujuan utama terbesar
di Indonesia khususnya Indonesia Timur sebagai tempat tujuan untuk
berbisnis.

V.5.

Pelabuhan Makassar

Uraian

mengenai

Pelabuhan

Makassar,

meliputi

gambaran

umum

pelabuhan, kondisi geografis, fasilitas dan peralatan pelabuhan, fasilitas dan


peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja pelabuhan, data
arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi pelabuhan, dan
potret perekonomian kota Makassar.
a.

Gambaran Umum
Pelabuhan Makassar termasuk di wilayah PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia IV yang berada di Sulawesi Selatan. Pelabuhan Makassar
terletak di bagian barat Kota Makassar tepat berada di bibir pantai jalur
Selat Makassar, sejak dahulu dikenal oleh para pedagang dan pelaut.
Sejak abad ke-17 pada masa pemerintahan Gowa, Pelabuhan
Makassa r telah ditetapkan sebagai pusat perdagangan rempah-

V-33

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilttas Pada Pelab11han Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

rempah. Setelah dikuasai oleh VOC pada tahun 1667 melalui perjanjian
Bongaya atau lebih dikenal dengan Bonggay Tractate, maka Pelabuhan
Makassar semakin ramai dikunjungi pada pedagang dan pelaut dari
mancanegara serta antar pulau.
Pada tahun 1921, Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun
dermaga dengan menggunakan konstruksi beton bertulang pondasi
sistem caisson, yang kemudian dikenal dengan nama Dermaga
Soekarno. Pada tahun 1957, setelah melihat arus bongkar muat barang
dan kunjungan kapal-kapal yang mengalami kenaikan dari waktu ke
waktu,

pemerintah

Republik

Indonesia

memperluas

Pelabuhan

Makassar dengan konstruksi beton bertulang, pondasi tiang pancang


dan dermaga tersebut diberi nama Dermaga Hatta.
Dipandang dari sudut geografis, posisi Makassar memang sangat
strategis untuk transportasi. Karena posisinya yang berada di tengahtengah , Makassar menjadi jembatan

laut maupun

udara

yang

menghubungkan Pulau Jawa, khususnya Jawa bagian barat dengan


daerah-daerah di timur Nusantara. Dari Barat (Jakarta dan Surabaya),
Makassar menjadi pusat distribusi penumpang maupun angkutan
barang. Begitu pula sebaliknya, penumpang dan barang datang dari
berbagai daerah, menyatu di Makassar untuk diangkut ke barat.
Untuk mendukung kegiatan perindustrian dan perekonomian di kota
Makassar, pemerintah kota Makassar membangun beberapa kawasan
khusus sebagai daerah pendukung kegiatan pelabuhan, yaitu Kawasan
lndustri Makassar, Zona Kawasan Berikat Makassar, Pusat Pengolahan
Kayu dan Cargo Terminal dan Pergudangan Kota. Kawasan lndustri
Makassar terletak di seb~J~h timur kota Makassar kurang lebih 12 Km
dari Pelabuhan Makassar sebagai pusat pengolahan .limbah, pusat
pelayanan

kesehatan

dan

keamanan.

Di

dalam

kawasan

ini

dikembangkan Zona Kawasan berikat Makassar.

V-~

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Gam bar V.13: Pelabuhan Makassar

Pusat pengolahan kayu terletak di kawasan Sungai Tallo yang


berfungsi sebagai pusat pengolahan dan penampungan kayu serta
hasil-hasil pengolahan kayu. Di samping itu tempat ini juga berfungsi
sebagai pusat pelayanan bahan baku bagi industri kayu di dalam dan
luar kawasan Sungai Tallo. Cargo Terminal dan Pergudangan Kota
terletak kurang lebih 5 Km dari Pelabuhan Makassar dengan fungsi
sebagai tempat penyimpanan dan distribusi barang, pusat akomodasi
dan distribusi barang, tempat pengepakan barang, pemrosesan,
sortasi, making, dan handling barang, gudang lini II untuk menunjang

handling container,
kelengkapan integral dan penopang kawasan ekonomi terpadu.
Pelabuhan

Makassar

dan

tempat

serta

'-._.

b.

Kondisi Geografis
Pelabuhan Makassar secara geografi terletak di sebelah selatan pulau
Sulawesi, tepatnya pada posisi titik koordinat 0508'08" LS dan
11924'02 BT. Kondisi pantai sekitar pelabuhan pada umumnya landai,
dasar laut terdiri dari lumpur dah pasir. Alur pelayaran sepanjang 25 Mil
(bouy terluar) dengan Iebar 1 Mil, kedalaman rata-rata -10 sampai

dengan -14 Meter. Arus pasang mengarah ke selatan dengan pasang


tertingg i 140 dm dan pasang terendah 5 dm. Tinggi gelombang di

V-35

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

kolam bandar antara 0 - 1 Meter dan antara 0 - 2 Meter di daerah


labuh jangkar. Arah arus dominan di dalam kolam memanjang dermaga
atau dari utara ke selatan dengan r:ecepatan antara 0 - 2 Knots, arah
arus dipengaruhi oleh aliran Sungai Tallo yang bermuara di DLKR.
Kecepatan

angin

rata-rata 5 -

25 Km/Jam dengan kecepatan

maksimum 60 - 70 Km/Jam yang terjadi pada bulan Desember Januari.


c.

Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan


Fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Makassar terdiri atas dermaga,
alur pelayaran, kolam pelabuhan, gudang, dan lain-lain.

PANGKALAN HATTA
PELASUHAN MAKA$SAR

. ---

TS:Riv11 NAL PETII<E M AS


MAl<.A.SSAR <TPM)

,.,.,.

---,-~---, -~ .---....,.------

-- - - ---- -

- .,-

Gambar V.14: Layout Pangkalan Soekarno-Hatta Pelabuhan Makassar

1)

Dermaga:

Tabel V.26
Fungsi dan Ukuran Dermaga Di Pelabuhan Makassar

UKURAN

:5

~
(!)
z

DERMAGA

FmJGSI
DERMAGA

<
D..
0

100

ctl

<ll
0

(/)

102
103
104

Umum
Umum
Umum
Umum
Umum

-'J
0)

c_
co 'C' E
co-

D..

c: 101
....
~

'

- - - - - -- -

100,00
330,00
230,00
290,00
180-'QO

..

"c

/i

I'll.-.

co- ~;
.a
....
a>

..J-

-.g::e

a-

::.::
11
11
11
11
11

12
12
12
12
12
-

V-36

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faslittas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

"'

:s;2

.,,'''

UKU~N

~{;

FUNGSI
DERMAGA

DERMAGA

(!)

z<(

105

Umum
Umum
Umum
Umum (Kapal
Umum (Kapal
Umum (Kapal
Umum (Kapal
Umum (Kapal
Umum (Kapal
Umum (Kapal
Umum (Kapal
Umum (Kapal
Umum (Kapal
Umum (Kapal

: Container
ro

Pangkalan Hasanuddin
Paotere I
Paotere II
<D
Paotere Ill
'<D
0 Paotere IV
ro
a_ Paotere V
c Paotere VI
ro
Ul
ro Paotere VII
:;: Paotere VIII
ro
~
Paotere IX
Paotere X
Paotere XI
I

,.

-~
'a'
E.

\G.;,;, ftln~

a..

'

D.

Cl) ...

c-. .

Rakyat)
Rakyat)
Rakyat)
Rakyat)
Rakyat)
Rakyat)
Rakyat)
Rakyat)
Rakyat)
Rakyat)
Rakyat)

'

180,00
850,00
210,00
100,00
52,36
52,00
52,00
33,50
33,50
33,33
33,33
52,36
33,50
50,00

..

:w

c:
ca-

CIS.a

.....CDYE

~~
..J

.-

::~ ::!1
~-

11
30
15
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

12
12
12
12
12
12
12
12 I
12 ;
12
12
12
12
12

Sumber: PT. Pelindo IV

Tabel V.27
Klasifikasi Dermaga Di Pelabuhan Makassar
"

KLASIFIKASI

z<(

.. "

..J

;2

.,

DERMAGA

C)

z<(

"'"'

'

.~

~- ~

Konstruksi

-en
cu .

&l

cne

- N

<;:a

g.-

:::.::

D.

> '

c
liS
c
:::S CIS
.c=
CIS .a

t-E
CD

D.

"C~

.5=

-; e

...a.a._

D. I

100

Caison dan lantai beton

1.100

1917

IV

101

Caison dan lantai beton

3.630

1917

IV

102

Caison dan lantai beton

2.530

1917

IV

103

Caison dan lantai beton

3.190

1917

IV

104

Caison dan lantai beton

1.980

1917

IV

105

Caison dan lantai beton

1.980

1917

ro Container
ro

Caison dan lantai beton

25.500

1997

'-

ro

..la::

<D

(j)

<D

ro
a_

Pangkalan Hasanuddin

PC Block

IV

'I\!

3.150. 1997

IV

Paotere I

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

1.000

1980

IV

Paotere II

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

523,60

1981

IV

Paotere Ill

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

520

1986

IV

Paotere IV

Tiang

beton dan lantai beton

520

1989

IV

Paotere V

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

335

1989

IV

Paotere VI

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

335

1989

IV

Pao:ere VI;

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

333,33

1989

IV

1 ?~:;:: ~

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

333,33

1989

IV

P~ncang,

ro
Ul
ro
5:
ro

\'-3i

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Paotere IX

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

523,60

1991

IV

Paotere X

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

335

1991

IV

Paotere XI

Tiang Pancang, beton dan lantai beton

500

1995

IV

Sumber: PT. Pelindo IV

2)

3)

Alur Pelayaran:

Panjang (Mil)

Lebar (M)

Kedalaman (M LWS)

150,0;
10,0;

Pasang tertinggi (M LWS)

1,8;

Pasang terendah (MLWS)

0,9 .

Kolam Pelabuhan dan Pinggiran:

Ukuran kolam:
Luas (Ha)

4)

2,5;

315,20;

Kedalaman (M LWS)

9,70;

Pasang tertinggi (M LWS)

1,80;

Pasang terendah (M LWS)

0,90.

Ukuran pinggiran:
Panjang (M)

1.581;

Tahun Pembuatan

1921.

Gudang:

'-,.

101
(Soekamo)

3.800 I 2.280 I 1990 I Pelindo

Lantai Beton, ddg Tembok, rangka


baja dan Atap Aluminium

75

V-38

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

'<$-

UKURAN
Ill

,, NAMA
GUDANG

Luas
(m2)

J9.-.
_,.
"'E
I'G;:.

li~

c:J9
::s

j.o
t- E

:.

KETERANGAN ..

'. ~

&
~

, >

""

"
I<
!-Wir

. '!!i;

.-.

~
~

u;

Kon~truksi

=sc
0

-:~%~

102
(Soekarno)

3.800

2.280

1989 Pel indo

Lantai Beton, ddg Tembok,


rangka baja dan Atap Aluminium

75

103
(Soekarno)

4.000

2.400

1985 ' Pelindo

Lantai Beton, ddg Tembok,


rangka baja dan Atap Aluminium

70

104
(Soekarno)

3.800

2.280

1991 Pelindo

Lantai Beton, ddg Tembok,


rangka baja dan Atap Aluminium

75

105
(Soekarno)

3.800

2.280

1992 Pelindo

Lantai Beton, ddg Tembok,


rangka baja dan Atap Aluminium

75

CFS
(Soekarno)

4.000

2.400

1994 Pelindo

Lantai Beton, ddg Tembok,


rangka baja dan Atap Aluminium

90

Api
(Soekarno)

600

360

1980 Pelindo

Lantai Beton, ddg Tembok,


rangka baja dan Atap Aluminium

60

Sumber: PT. Pelindo IV

5)

Lapangan Penumpukan:

Tabel V.29
Lapangan Penumpukan Di Pelabuhan Makassar
LOKASI

'

NAMA

Ex Gudang 100
101
102
103
104
105
Soekarno
106
Ex Container Yard
Ex Empty Container
"-
Ex Kaporlap
Ex Pusri
EX Gudang IMCO
Petikemas
Hatta
Multi Purpose I
Multi Purpose II
I
Paotere
II
Ill
Sumber: PT. Pelindo IV
I

LUAS
(m2)
1.254
1.213
1.158
3.374
1.017
1.216
925
21.937
3.347
8.001
8.417
2.800
75.000
17.000
22.446
1.801
1.974
4.187

KAPASITAS
(t/m2)
752
728
2.024
610
730
555
13.162
2.008
4.801
5.050
1.680
45.000
10.200
13.468
1.081
1.184
2.512

TAHUN
PEMBUATAN

N/A
1990
1991
1984
1992
1992
1992
1985 & 1992
1991
1995

'

N/A
N/A
1997
1997
1997
1986
1991
1990

V -39

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Tabel V.30
Kondisi Lapangan Penumpukan Di Pelabuhan Makassar
LOKASI

NAMA

PEMILIK

Ex Gudang 100

Pelindo
Pelindo
Pelindo
Pelindo
Pel indo
Pellndo
Pelindo
Pel indo
Pelindo
Pelindo
Pelindo
Pel indo
Pelindo
Pelindo
Pel indo
Pel indo
Pelindo
Pelindo

101
102
103
104
105
106
Soekamo
Ex Container Yard
Halla
Ex Empty Container
Ex Kaporlap
Ex Pusri
EX Gudang IMCO
Petikemas
Multi Purpose I
Multi Purpose II
I
Paotere
II
Ill
Sumber: PT. Pelindo IV

6)

KONSTRUKSI
Aspal Hotmix
Aspal Hotmix
Aspal Hotmix
Aspal Hotmix
Aspal Hotmix
Aspal Hotmix
Aspal Hotmix
Aspal Hotmix & Pavinq Block
Paving Block
Paving Block
Tanah
Tanah
Pavinq Block
Paving Block
Paving Block
As pal
As pal
As pal

- - -

KONDISI

(%)
60
50
60
60
60
60
60
60
80
80
N/A
N/A
60
60
60
60
NIA
- __()_____

Terminal Penumpang:

Luas (M2)

Kapasitas (Orang) : 1.600;

Tahun pembuatan : 1981;

: 4.000;

Pemilik

: Pelindo;

Konstruksi

: Lantai keramik, dinding tembokltriplek,


atap aluminium;

7)

Kondisi (%)

: 60 .

Peralatan Bongkar Muat

Crane 40 T, 25 T, 5 T, & 3 T, masing-masing 1 Unit;

Container Crane 2 Unit;

Transtainer,

Reach stacker,

Top Laoder,

Forklift;

Head truck;

Chasis;

Reefer.

V-40

Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

d.

Kunjungan Kapal Pelabuhan Makassar


Tabel V.31
Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Makassar
URAl AN

SAT

Luar
Negeri
Dalam
Negeri

Unit

JUMLAH

GT
Unit

GT
Unit

GT

2005

2007

2006

243
2,078,469
4,596
15,909,786
4,839
17,988,255

298
2,205;392
4,687
16,235,159
4,985
18,440,551

321
2,370,052
5,075
16,817,364
5,396
19,187,416

, 200~

:~~0!

319
2,003,927
4,897
16,358,498
5,216
18,362,425

178
1,704,046
3175
16,516,855
3,353
18,220,901

Sumber: AD PEL Makassar dan PT. Pelindo IV

e.

Kinerja Pelabuhan Makassar

Tabel V.32
Kinerja Pelabuhan Makassar
No.

URAIAN

Kapal Luar Negeri


1. Turn Round Time (TRT)
2. Waiting Tirne :
a. Waiting Time Net (WTN)
b. Postpone Time (PT)
c. Approach Time (AT)
d. Waiting Time Gross (WTG)
3. Berthing Time (BT)
a. Effective Time (ET)
b. Not Operating Time (NOT)
c. Idle Time ( IT )
b. Kapal Dalam Negeri
1. Turn Round Time (TRT)
2. Waiting Time :
a. Waiting Time Net (WTN)
b. Postpone Time (PT)
c. Approach Time (AT)
b. Waiting Time Gross (WTG)
3. Berthing Time (BT)
a. Effective Time (ET)
b. Not Operating Time (NOT)
c. Idle Time ( IT )
Sumber: PT. Pelindo IV

SAT

2005

2006

2007

2008

2009

a.

JAM

124.25

69.88

69.77

70.15

67.35

JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM

0.00
0.04
3.00
3.04
121 .21
93.43
15.15
12.63

0.00
1.01
3.00
4.01
65.87
51 .54
8.00
6.33

0.00
1.02
3.00
4.02
65.75
50.68
8.22
6.85

0.00
0.53
2.87
3.40
66.74
52.06
7.71
6.97

0.23
0.91
2.24
3.38
63.97
55.24
4.50
4.23

JAM

39.85

33.20

36.56

34.79

32.84

JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM
JAM

0.00
5.93
3.00
8.93
30.92
23.83
3.86
3.23

0.00
6.34
2.64
8.98
24.22
18.67
3.03
2.52

0.00
8.18
2.64
10.82
25.74
19.84
3.22
2.68

0.00
3.72
2.71
6.43
28.36
21 .89
3.57
2.90

0.23
1.08
1.54
2.85
29.99
24.74
3.19
2.06

\'-H

'-

Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fasi/itas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan M enekan Biaya Petikemas

f.

Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang

Tabel V.33
Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Di Pelabuhan Makassar

,,
URAIAN

SAT

2005

20Q6

2008 .

2007

\1';

&.

a. Luar Negeri
Ton
690,222
lmpor
Ton
1,036,423
Ekspor
Jumlah
Ton
1,726,645
b. Dalam Negeri
Bongkar
Ton
4,863,016
Muat
Ton
3,092,141
7,955,157
Jumlah
Ton
TOTAL
Ton
9,681,802
Sumber. ADPEL Makassar dan PT. Pelindo IV

g.

;~

.,

2009;:_""
....

v~;,

'806,723
1'110,486
1,917,209

848,289
967,868
1,816,157

800,580
434,289
1,234,869

855,113
384,149
1,239,262

4,648,548
3,171,314
7,819,862
9,737,071

4,627,879
3,420,481
8,048,360
9,864,517

3,011,778
1,801,064
4,812,842
6,047,711

6,668,790
3,904,998
10,573,788
11,813,050

Utilisasi Pelabuhan Makassar


Tabel V.34
Utilisasi Pelabuhan Makassar
No.

URAIAN

SAT
i

UTILISASI DERMAGA
BOR
%
BTP
TIM
UTILISASI LAPANGAN
2
YOR
%
YTP
T/M2
UTILISASI GUDANG
3
SOR
%
STP
T/M2
Sumber. AD PEL Makassar dan PT. Pel indo IV

2005

2006

2007

2008,

43.25
1,686.72

45.93
1,303.73

51 .03
1,495.14

49.15
1,275.82

48.39,

5.00
48.38

8.77
45.61

3.58
37.31

2.97
32.44

15.25

15.20
37.18

24.03
28.84

23.88
17.66

17.65
13.31

13.24

h.

"

2009
~'

'

N/A
N/A
N/A

Potret Perekonomian Kota Makassar


Kota

Makassar

mempunyai

posisi

strategis " 'karena . berada

di

'

persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam
propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan
Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia.
Dari gambaran selintas mengenai lokasi dan kondisi geografis
Makassar, memberi penjelasari bahwa secara geografis, kota Makassar
memang sangat strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun
politik. Dari sisi ekonomi , Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang
tentunya akan lebih efisien dibandingkan daerah lain.

V-42

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Kota Makassar terletak antara 11924'17'38" Bujur Timur dan 58'6'19"


Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten
Maras, sebelah timur Kabupaten Maras, sebelah selatan Kabupaten
Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Luas Wilayah Kota
Makassar tercatat 175,77 Km 2 yang meliputi 14 kecamatan.
Berdasarkan hasil penghitungan PDRB tahun 2002, nilai PDRB kota
Makassar atas dasar harga berlaku mencapai Rp 9.664.573,14 miliar
rupiah. Sedangkan pada tahun 2004 nilai PDRB mencapai Rp
13.143.238 miliar. Nilai PDRB tertinggi untuk 5 tahun terakhir dicapai

pada tahun 2006 dengan nilai sebesar Rp 18.165.876,32 miliar.

Tabel V.35
PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku (dalam Juta Rupiah)
TAHUN

'

2002
2003
2004
2005
2006

i&

,,..,

,.
'

'

,,

PDRB
l

9.664.573,14
11.131.684,21
13.143.238,00
15.744.193,91
18.165.f~_I_6,32

,,,

..

'"

------

Sumber: Makassar Dalam Angka, 2007

PDRB merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu


daerah, yang di definisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang
dan jasa yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun di wilayah tersebut
Berdasarkan hasil penghitungan PDRB tahun 2006, nilai PDRB Kota
Makassar atas dasar harga berlaku telah mencapai Rp. 18.165,876
miliar rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2006,
nilainya sebesar R'p"- ~ 1.341,848 milliar rupiah.
Struktur ekonomi bisa memberikan gambaran masing-masing sektor
dalam

pembentukan total PDRB suatu daerah.

Semakin besar

persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut


dalam perekonomian daerah. Struktur Kota Makassar masih didominasi
oleh sektor Perdagangan, Restoran, dan Hotel.

V-43

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasi/itas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya /vfemper/ancar dan /vfenekan Biaya Petikemas

V.6.

Kebutuhan

Komposisi

Alat Bongkar Muat Peti

Kemas

di

Pelabuhan Belawan Medan


Untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di
pelabuhan Belawan Medan, data dasar yang digunakan adalah jumlah
kunjungan kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 484 unit,
dengan total volume bongkar sebesar 387.556 Ton dan volume muat
sebesar 72.756 Ton, atau secara keseluruhan setara dengan 473.000 box.
Berdasarkan jumlah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume bongkar
muat tiap kapal sebesar 977 box.
Berdasarkan data Effective Time (ET) rata-rata kapal peti kemas di dermaga,
pada tahun 2009 tercatat selama 26,55 jam untuk kapal luar negeri dan
selama 26,55 jam untuk kapal dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa
Effective Time rata-rata untuk tiap kapal peti kemas di Pelabuhan Belawan
Medan selama 1.593 menit.
Di sisi lain, ketersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan
Belawan Medan pada tahun 2009 tercatat 6 unit Container Crane (CC), 11
unit Transtainer (TT) atau Ruber Tired Gantry (RTG), dan 28 unit Head Truck
(HT) beserta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya, ketersediaan data dan
hasil perhitungan awal untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat
peti kemas di Pelabuhan Belawan Medan, disajikan pada tabel berikut.

Tabel V.37
Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi
Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Belawan Medan
No
1

5
6

URAIAN

'

r'
0,

<

WMLAH SHIPS CALL


VOLUME BM PETIKEMAS
a. Bongkar
b. Muat
c. B+M dlm Box
RATA2 BM PER KAPAL
a. Bongkar
b. Muat
c. B+M dlm Box
ET RATA-RATA DERMAGA PETIKEMAS
a. Luar Negeri
b. Dalam Negeri
c. ET Rata-rata
KEBUTUHAN W AKTU BM PER BOX
. Jl)MLAH CONTA!NR CRANE (CC)

QTY ",\

,,SAT
unit
Ton
Ton
Box
Ton/Kpl
Ton/Kpl
Box/Kpl
jam
jam
men it
men it
unit

484

'

387,556
72,756
473,000
801
150
977!
26.55
26.55
1,593.00
3.26
6

\'-44

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

,,,

"
URAIAN
,)~{R<Jr [ ~. >>
JUMLAH HEAD TRUCK (HT)
7
JUMLAH TRANST AINER (TI/RTG)
8

.;;
-~"

SAT
unit
unit

QTY~;; ~i

28
11

Berdasarkan data hasil perhitungan ET rata-rata tiap kapal peti kemas dan
jumlah box peti kemas yang dibongkar muat, dapat diperoleh hasil lama
waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box selama 3,26 menit. Hal ini
sudah termasuk pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke
lapangan penumpukan , atau sebaliknya. Dengan mengkombinasikan lama
waktu siklus CC dan TT atau RTG, dilakukan simulasi perhitungan
kebutuhan HT agar pola pergerakan peti kemas dan waktu siklus kedua alat
tersebut seimbang. Waktu siklus CC disimulasikan bergerak dari 3,00 menit
ditekan sampai 2,50 menit, sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga
disimulasikan bergerak dari 3,00 menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa ketika waktu siklus CC bergerak dari 3,00
sampai dengan 2, 70 me nit dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau
RTG bergerak dari 3,00 sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan
penambahan HT sebanyak 1 unit saja dari yang sudah ada. Sedangkan jika
waktu siklus CC bergerak dari 2,60 menit sampai dengan 2,50 menit
dikombinasikan dengan waktu siklus TT arat RTG yang bergerak dari 3,00
menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 2 unit dari yang sudah ada. Hasil perhitungan analisis kebutuhan
komposisi alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Belawan Medan
berdasarkan kombinasi waktu siklus CC dan waktu siklus TT atau RTG,
adalah sebagai berikut.

V-45

l't'llt'lllltul 1\4.'\l'lmlwnJ.:un 1\.'afXHIIU.\ Fa~ IIIIa.\ l'utla/'c/abulwn Pcflk ema.) /)a/am Upaya Memperlancar dan Menekan 8wya Pellkemas

Tabel V.38
Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Belawan Medan
u

N
0

ASUMSI
WAKTU
SIKLUS
WKTSIKLUS
IDEAL
HTtermasuk
(Men it)
di TT (Menit)
cc TT x

PERHITUNGAN

KEBUTUHAN
KESEIMBANGAN KAPASITAS
(U~it)'''

TTPERCC
Frak
Desimal
si

HTPERCC
Frak
Desimal
I' si

KOMPOSISI JUMLAH
ALATSEHARUSNYA
(Unit)

TT

cc

IJT

TT

0.0867

3
3

0.0867

0.0867

0.1242

1/8

0.1242

118

0.1242

1/8

0.9310

0.1242

1/8

8/9

118
118

617

0.1242
0.1242

0.36

0.8966
0.8621

3.00

0.46

1.0714

0.1643

116

2.90

0.46
0.46

1.0357

0.1643

1/6

1.0000
0.9643

1
1

0.1643
0.1643

1/6
1/6

3
3

6
6

3.00

3.00

0.26

1.0000

0.0867

3.00

2.90

0.26

0.9667

0.0867

3.00

2.80

0.26

0.9333

0.0867

3.00

2.70

0.26

0.9000

8/9

3.00

2.60

0.26

0.8667

617

3.00

2.50

0.26

0.8333

5/6

2.90

3.00

0.36

1.0345

2.90

2.90

0.36

1.0000

2.90

2.80

0.36

0.9655

10

2.90

2.70

11

2.90

2.60

0.36
0.36 .

12

2.90

2.50

13

2.80

14

2.80

15

2.80
2.80

2.80
2.70

2.80

2.60

0.46

18

2.80

2.50

0.46

ro.8929

19

2.70

3.00

0.56

20

2.70

2.90

0.56

Laporan Akhir

cc .

~'

HT

-I

16
17

KOMPOSISIIDEAL
CC:HT:RTG (Unit)

.,
!

0.46

0.9286

KEKURANGAN
ALAT
l{EBUTUHAN
'
'
(Unit)

cc
-

0.1643

116

8/9

0.1643

1/6

1.1111

1 119

0.2074

115

0.2074

115

1
1

1.0741

3
3

HT

TT

V-46

Pene/1/wn Ke.1c1111bangan Kapasttas FclSI!ttas Pada l'e/abuhan Pettkemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Peokemas

Ai .)
"'
ASUMSI
, )y.AKTU
>
1\EBUTUHAN,
1i
"!+
N ; ( . SlKLUS
K.ESEIM;B,ANGANKAPASITAS
. ;; . ;:; ' ' (Unit)
.
. IDEAL' -~: ,WKts~~U~,
0
HTtermasuk
o.: (Menit)
TT PER CC .
HT PE R CC
di TT (Menit)
.
n
i'
.' Frak
. Frak
c~::
TT
Destmal
. Destmal
.
"

;:

PERHITUNGAN

,.,
'

.,

rr

KOMPOSISIIDEAL
CC:HT:R'iG (Unit)
.

Sl

2.70

2.80

0.56

-'

Sl

(~!.~it)

;~

..

.,,,

cc

HT n

TT

cc

'&HT '
1

6
6

'

~.

21

KOMPOSISIJUMLAH
ALAT Sll;IIAR,USNYA:

1.0370

0.2074

1/5

TT

p;

22

2.70

2.70

0.56

1.0000

0.2074

1/5

23

2.70

2.60

0.56

0.9630

0.2074

1/5

24

2.70

2.50

0.56

0.9259

0.2074

1/5

25

2.60

3.00

0.66

1.1538

1 1/7

0.2539

1/4

6.
7

26
27

2.60
2.60

2.90
2.80

0.66
0.66

3
3

1
1

3
3

6
6

2
2

7
6

1'1
"

K.EKURANGAN
KEBUTUHAN ALAT
. (unit) .

c;Q'e ,f. m :" It


"'- .;~
-

31

2.50

3.00

0.76

1.2000

1 1/5

0.3040

1/3

32

2.50

2.90

0.76

1.1600

1 1/6

0.3040

2.80

0.76

1.1200

1 1/8

0.3040

6
6

2.50

1/3
1/3

33

7
7

34

2.50

2.70

0.76

1.0800

0.3040

1/3

35

2.50

2.60

0.76

1.0400

0.3040

113

36

2.50

2.50

0.76

1.0000

0.3040

1/3

1.1154

1 1/9

0.2539

1/4

1.0769
-1.0385

0.2539

1/4

0.2539

1/4

0.2539

1/4

0.2539

1/4

28

2.60

2.70

29

2.60

2.60

0.66
0.66

30

2.60

2.50

0.66

1.0000
0.9615

Laporan Akhir

.......

..

TT ,

V-47

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilttas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya M emperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

V.7.

Kebutuhan

Komposisi

Alat

Bongkar Muat Peti

Kemas

di

Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta


Untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di
Pelabuhan Prick Jakarta, data dasar yang digunakan adalah jumlah
kunjungan kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 8.821 unit,
dengan total volume bongkar sebesar 4.833.652 Ton dan volume muat
sebesar 2.066.255 Ton, atau secara keseluruhan setara dengan 1.158.731
box. Berdasarkan jumlah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume
bongkar muat tiap kapal sebesar 131 box.
Berdasarkan data ET rata-rata kapal peti kemas di dermaga, pada tahun
2009 tercatat selama 23,10 jam untuk kapal luar negeri dan selama 33,17
jam untuk kapal dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa ET rata-rata
untuk tiap kapal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Prick Jakarta selama
1.688,10 me nit.
Di sisi lain, ketersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung
Prick Jakarta pada tahun 2009 tercatat 18 unit CC, 56 unit TT atau RTG, dan
129 unit HT beserta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya, ketersediaan data
dan hasil perhitungan awal untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar
muat peti kemas di Pelabuhan tanjung Prick Jakarta, disajikan pada tabel
berikut.

Tabel V.39
Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi
Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
No
1
2

. ~;_

,_

~j

~ .

"

i)g
._,

'

'M

UJ!AIAN

}~;
m

,_,

.,

<{

JUMLAH SHIPS CALL


VOLUME BM PETIKEMAS
a. Bongkar
b. Muat
c. B+M dlm Box
RATA2 BM PER KAPAL
a. Bongkar
b. Muat
c. B+M dlm Box
ET RATA-RATA DERMAGA PETIKEMAS
a. Luar N egeri
b. Dalam Negeri
c. ET Rata-rata
KEBUTUHAJ\ \\'AKTU BM PER BOX

Laporan Aihir

'
~

. -,

..
'

SAT
,.&'W

'

QTY

'

unit

8,821

Ton
Ton
Box

4,833,652
2,066,255
1,158,731

Ton!Kpl
Ton/Kpl
Box/Kpl
jam
jam
men it
men it

548
234
131
23.10
33 .17
t,6s8.Io
25.70
V-48

I
1

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

' l4~
5
6

'

SAT

' ' URAIAN

QTY
18
129
56

unit
unit
unit

JUMLAH CONTAINER CRANE (CC)


JUMLAH HEAD TRUCK (HT)
JYML~H TRANSTAINER (TT/.RTGJ

Berdasarkan data hasil perhitungan ET rata-rata tiap kapal peti kemas dan
jumlah box peti kemas yang dibongkar muat, dapat diperoleh hasil lama
waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box selama 25,70 men it. Hal ini
sudah termasuk pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke
lapangan penumpukan, atau sebaliknya. Dengan mengkombinasikan lama
waktu siklus CC dan TT atau RTG, dilakukan simulasi perhitungan
kebutuhan HT agar pola pergerakan peti kemas dan waktu siklus kedua alat
tersebut seimbang. Waktu siklus CC disimulasikan bergerak dari 3,00 menit
dan ditekan sampai 2,50 menit, sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga
disimulasikan bergerak dari 3,00 menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil
simulasi

menunjukkan

bahwa

ketika

waktu

siklus

CC

3,00

menit

dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan penambahan HT sebanyak 7
unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:23:3.
Jika waktu siklus CC 2,90 dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG
yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan
kebutuhan tambahan HT sebanyak 13 unit dari yang sudah ada. Komposisi
CC:HT:TT

yang

ideal

adalah

1:8:1 .

Jika

waktu

siklus

CC

2,80

dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00
menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 18 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal
adalah 3:25:3. Jika waktu siklus CC 2,70 dikombinasikan dengan waktu
siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai .dengan 2,50
menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 24 unit dari yang
sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:26:3. Jika waktu siklus
CC 2,60 dikombinasikan dengan waktu siklus TT arat RTG yang bergerak
dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan
tambahan HT sebanyak 31 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT
yang ideal adalah 1:9:1. Jika waktu siklus CC 2,50 dikombinasikan dengan
waktu siklus TT arat RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50
menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 38 unit dari yang
Laporan Akhir

V-49

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas1i11as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

sudah ada. Komposisi CC :HT:TT yang ideal adalah 3:28:3. Hasil perhitungan
analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan
Belawan Medan berdasarkan kombinasi waktu siklus CC dan waktu siklus
TT atau RTG, adalah sebagai berikut.

.........

V-50

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas ?ada Pelahuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Tabel V.40
Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta

ASUMSI
WAKTU Wi a--'"

N
0

Ill

KEBUTUH..A.NKESEIMBANGAN
KAPASITAS (Unitr

WKT
SIKLUS :o>EAG:
.
SIKLUS.fiT
(Men it)
termasukdi

cc '"

,K

,,ur"'i,~i

.0

T~(Menit)

~TPERCC

TTP;ERCC

Desimaht

Frak

Sl

'W

Desimal

3.00

3.00

22.70

1.0000

7.5673

3.00

2.90

22.70

0.9667

7.5673

3
4

3.00

2.80

22.70

7.5673

2.70

22.70

0.9333
0.9000

3.00

8/9

7.5673

3.00

2.60

22.70

0.8667

617
5/6
1
1
1
1
8/9
617
1
1
1
1
1
8/9
1 119
1

7.5673

3.00

2.50

22.70

0.8333

2.90

22.80

1.0345

2.90

3.00
2.90

22.80

1.0000

9
10

2.80
2.70

22.80

0.9655

2.90

22.80

0.9310

II

2.90

2.60

22.80

12

2.90

2.50

22.80

13

2.80

1.0714

14

2.80

3.00
2.90

22.90
22.90

1.0357

15

2.80

16

2.80

2.80
2.70

22.90
22.90

17

2.80

2.60

22.90

0.9286

18

2.80

2.50

22.90

0.8929

19
20

2.70

3.00

23.00

1.1111

2.70

2.90

23 .00

1.0741

2.90

Laporan Akhir

.
1-

0.8966
0.8621

1.0000
0.9643

7.5673
7.8627
7.8627
7.8627
7.8627
7.8627
7.8627
8.1792
8.1792
8.1792
8.1792
8.1792
8.1792
8.5192
8.5192

PERHITUNGAN
KOMPOSISI
l<OMPOSISI
IDEAL
JUMLAIJALAT
CC:Bt:RTG
SEHARUSNYA
(Unit
'Unit)

Frak
cc
si
74/7
3
74/7
3
74/7
3
74/7 . 3
74/7
3
74/7
3
76/7
1
76/7
1
76/7
1
76/7
1
1
76/7
76/7
1
8 116
3
3
8 116
8 116
3
8 1/6
3
3
8 116
8 1/6
3
8 112
3
8 112
3

'

,cc

HT

TT

f.i

KEKURANGAN
KEBUTUHAN ALAT (Unit)l

23

18

136

18

cc
-

23

18

136

17

23

18

136

17

23

18

136

16

23

18

136

16

23

18

136

15

18

142

19

18
18

142
142

18

1
1

17

18

142

17

18

142

16

8
25

18

142

16

18

147

19

25

18

147

19

25

18

147

25

18

25

18

25

26
26

HT '! TT :

HT

TT

13

13

13

18

7
7
13
13
13

18

18

18

147

17

18

147

17

18

18

147

16

18

153

20

18

153

19

18
24
24

V-51

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

-~

"

..

ASUMSI
.

~-

. \Q

KEBUTUHANKESEIMBANGAN
.'ii"
"~ KAPASITAS (Unit) ,
.

1~ ... ,\\'AJ(TU ' ,, WK.T ..


iN
.. ' f'SIK.LUS;IDEAL :SIKLUSHT

0 ('': ,, ... <M~nit)

TT

21

2.70

2.80

23.00

22

2.70

2.70

23.00

23

2.70

2.60

24

2.70

25

'M

JT TPERCC

:. l'erni~suk di

..
'
j:.;;. ..
'
~~:~! <;C

~: ~

P.ERHITUNGAN

:lifT (Menit)
'::":
.,

~1

Desimal1

!':'!

HTPERCC '.
j."

Frak;,
si :-'' Desimal

Frak si

>

KOMPOSISI
IDEAL .
CC:HT:RTG
cOnit},

cd Hi'

KOMPOSISI : .
JUMLAH'ALA'I: ':'
SEHARUSNYA<
.
(Unit ..

TT

cc

..

.'

IlT ~'

'Q.'

..

. . . .,'
Ki~irrJk~:&_~(U;it)
.:,_'
:.
."l

,>:~.:-~t:.-?:~-

'

't~~~

',

~1?;~~'P-~~:

."<<

. .
.:fi
cc .~ ... ;:;:~~ -~.,;~ TT

,. ...

1.0370

8.5192

8 1/2

26

18

153

19

24

1.0000

8.5192

8 1/2

26

18

153

18

24

23.00

0.9630

8.5192

8 1/2

26

18

153

17

24

2.50

23 .00

0.9259

8.5192

8 1/2

26

18

153

17

24

2.60

3.00

23.10

1.1538

1 1/7

8.8853

8 8/9

18

160

21

31

26

2.60

2.90

23.10

1.1154

1 1/9

8.8853

8 8/9

18

160

20

31

27

2.60

2.80

23.10

1.0769

8.8853

8 8/9

18

160

19

31

28

2.60

2.70

23.10

1.0385

8.8853

8 8/9

18

160

19

31

29

2.60

2.60

23.10

1.0000

8.8853

8 8/9

18

160

18

30

2.60

2.50

23.10

0.9615

8.8853

8 8/9

18

160

17

31

31

2.50

3.00

23.20

1.2000

1 1/5

9.2807

92/7

28

18

167

22

32

2.50

2.90

23.20

1.1600

1 1/6

9.2807

92/7

28

18

167

21

33

2.50

2.80

23.20

1.1200

1 1/8

9.2807

92/7

28

18

167

20

34

2.50

2.70

23.20

1.0800

9.2807

92/7

28

18

167

19

35

2.50

2.60

23.20J

1.0400

9.2807

92/7

28

18

167

19

36

2.50

2.50

23.20

1.0000

9.2807

92/7

28

18

167

18

Laporan Akhir

.
I

31

38
38
38
38
38
38

~,

V-52

I
I
I

sermbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memp er/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Kompisisi

Alat

Bongkar

Muat

Peti

Kemas

di

n Tanjung Emas Semarang


kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di
jung Emas Semarang, data dasar yang digunakan adalah
n kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 137
tal volume bongkar sebesar 387.556 Ton dan volume muat
J Ton, atau secara keseluruhan setara dengan 68.779 box .
.. ..lah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume bongkar
- l sebesar 502 box.
r~ ~ ta

ET rata-rata kapal peti kemas di dermaga, pada tahun

elama 87,14 jam untuk kapal luar negeri dan selama 65,61

31 dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa ET rata-rata


.. ~a l peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang selama
t.

ersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung


g pada tahun 2009 tercatat 5 unit CC,8 unit TT atau RTG dan
serta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya, ketersediaan data
~;tungan awal untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar
s di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, disajikan pada

Tabel V.41
Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi
.mgkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
~

.:.'~ . ~ ,

' ...

..

"

"'

SAT
,,

QTY .
li

""

unit

137

Ton

387,556

'- J rat

Ton

72,756

r B+ M dlrn Box

Box

68,779

Ton/Kpl

2,829

Ton!Kpl

531

Box/Kpl

5021

,AH SHIPS CALL


ME BM PETIKEMAS

11gkar

Af A2 BM PER KAPAL
1gkar
h Jat
1 dlm Box

V-53

Penelitian Keseimbangan Kapasilas Faslitlas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

:O,: No
4

URAIAN

..

SAT

~ ~-~<~~,~~ ''
.
. "'
.,\(,; Q'J;X
,,'l~:;,':.:w

ET RATA-RATA DERMAGA PETIKEMAS


a. Luar Negeri

jam

87.14

b. Dalam Negeri

jam

65.61

c. ET Rata-rata

menit

4,582.50

KEBUTUHAN WAKTU BM PER BOX.

menit

18.26

ruMLAH CONTAINER CRANE (CC)

unit

ruMLAH HEAD TRUCK (HT)

unit

26

mMLAH TRANST AINER (TT/RTG)

unit

Berdasarkan data hasil perhitungan ET rata-rata tiap kapal peti kemas dan
jumlah box peti kemas yang dibongkar muat, dapat diperoleh hasil lama
waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box selama 25,70 men it. Hal ini
sudah termasuk pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke
lapangan penumpukan, atau sebaliknya. Dengan mengkombinasikan lama
waktu siklus CC dan TT atau RTG, dilakukan simulasi perhitungan
kebutuhan HT agar pola pergerakan peti kemas dan waktu siklus kedua alat
tersebut seimbang. Waktu siklus CC disimulasikan bergerak dari 3,00 menit
dan ditekan sampai 2,50 menit, sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga
disimulasikan bergerak dari 3,00 menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil
simulasi

menunjukkan

bahwa

ketika

waktu

siklus

CC

3,00

menit

dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 sampai
dengan 2,50 menit, tidak menghasilkan kebutuhan penambahan HT dari
yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 1:5:1. Jika waktu
siklus CC 2,90 dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG yang
bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, juga tidak menghasilkan
kebutuhan tambahan HT dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang
ideal adalah 3:16:3. Jika waktu siklus CC 2,80 dikombinasikan dengan waktu
siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50
menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 2 unit dari yang
sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:17:3. Jika waktu siklus
CC 2,70 dikombinasikan dengan

w~ktu

siklus TT atau RTG yang bergerak

dari 3,00 menit sampai dengan . 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan


tambahan HT sebanyak 3 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT
yang ideal adalah 3:17:3. Jika waktu siklus CC 2,60 dikombinasikan dengan
waktu siklus TT arat RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50
LDpcran AUJir

V-54

Penelitian Keseimbangan KapaSIIas Fas1illas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 4 unit dari yang


sudah ada. Komposisi CC :HT:TI yang ideal adalah 1:6:1. Jika waktu siklus
CC 2,50 dikombinasikan dengan waktu siklus TI arat RTG yang bergerak
dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan
tambahan HT sebanyak 6 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TI
yang ideal adalah 3:19:3. Hasil perhitungan analisis kebutuhan komposisi
alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
berdasarkan kombinasi waktu siklus CC dan waktu siklus TI atau RTG,
adalah sebagai berikut.

"-

LaporanA

V-55

Penehtwn Keseimbangan Kapasitas Fas1/11as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya l'elikemas

Tabel V.42
Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
ASUMSI

...

, . WAKTU

N j _\ _ SIKL
_ US
;tW;;, IDEAL
o . i~ lMenit) 9
.

.-, cc - -~
.~.c~.
.

. .

SIKL_U_S

w
*' . .
~:J'Jerma!>~k dt
W
_
l
_.i
T

3.00
2.90
2.80
2.70
2.60
2.50
3.00
2.90
2.80
2.70

15.26
15.26
15.26
15.26
15.26
15.26
15.36
15.36
15.36
15.36

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

2.90
2.90
2.80
2.80
2.80
2.80
2.80
2.80
2.70
2.70

2.60
2.50
3.00
2.90
2.80
2.70
2.60
2.50
3.00
2.90

15.36
15.36
15.46
15.46
15.46
15.46
15.46
15.46
15.56
15.56

Laporan Akhir

KOMPOSISI

KAPASITAS(Umt)

IDE.AL
CQ:HT:RTG
'Unit)

-~

3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
2.90
2.90
2.90
2.90

KEBUTUIIAN KESE~ANGAN

U PER CC

U{Memt)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

PERHITUNGAN

.m

.HT PER CC

Destma
I

Frak
.

Des1ma
. I

Frak
.

CC

1.0000
0.9667
0.9333
0.9000
0.8667
0.8333
1.0345
1.0000
0.9655
0.9310

1
1
1
8/9
617
5/6
1
1
1
1

5.0852
5.0852
5.0852
5.0852
5.0852
5.0852
5.2950
5.2950
5.2950
5.2950

5
5
5
5
5
5
5 217
5 217
5 217
5 217

0.8966
0.8621
1.0714
1.0357
1.0000
0.9643
0.9286
0.8929
1.1111
1.0741

8/9
617
1
1
1
1
1
8/9
11 /9
1

5.2950
5.2950
5.5199
5.5199
5.5199
5.5199
5.5199
5.5199
5.7613
5.7613

5 217
5 217
5 112
5 112
5 1/2
5 1/2
5 112
5 1/2
53/4
5 3/4

Sl

H"""'
. ."

TT

1
1
1
1
1
1
3
3
3
3

5
5
5
5
5
5
16
16
16
16

1
1
1
1
1
1
3
3
3
3

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

16
16
17
17
17
17
17
17
17
17

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

Sl

... ,

'

KOMPOSISI . .
JUMLARA.L AT
SEHARUSNYA
(Unitl
CC

'%~

,_:;

_; J{'E~GAN

ti

:i<Eu_m
_ . ~--_-j.ALAT . ,
"\'\~;; ;' ":' ,. .
, :Jl~~~~!~)~~
.,

cc''~:J~:;-. T~\t_~\
. 1'-::-:. H
-k..

TT
~ ,.

HT
.

TT

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

25
25
25
25
25
25
26
26
26
26

5
5
5
5
4
4
5
5
5
5

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

26
26
28
28
28
28
28
28
29
29

4
4
5
5
5
5
5
4
6
5

2
2
2
2
2
2
3
3

"

''

'

ii>

V-56

l'enelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas /'ada l'elabuhan l'etikema.1 Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

., t .

N
0

ASUMSI

..i'

i::. WAKTU
I;}~ s~us
.

IDEAL
(Menit)
..
il
.
-cc "' ._ TT

"' . (Q-'
<

!..::

...
. 'KEimTUHAN KESEIMBANGAN n,
KAPASITAS (Unit) .- --....
.;,

WKTSIKLUS

tt PER ct''

HT termasu.k di ''~
.:t<I'T (Menit)
jl<

"":

::

li

Desintal w.Fralc.
Sl

. ;fi

,.

.,

HTPERCC

'-- ... :

'"

Desimal

E'.rak
si

PERHITUNGAN '

:','::".

;:

. --.

'

__

KOMPOSI~l'o'
KOMPOSISI :~
tr~-::~~G~r
JUMLAH ALA.T0.,
IJ:)EAL
CCiiiT:RTG -~~ sEH:ARus'NYA::: .ImJJ.TUBAN'~~'l':<.,- , --~"' (U ir>, ~ ,!'
:~> -~L'-~7:~~~~~ j~~~ -~~~ :i : f:.,_.
(Unit) ,:; -~~
'Unit)
.
:<_ ---~- :.;.~-~ ''l_'
~
c(;tii -n~r~ ~- TT ': cd~ _HT '
:;:~.Ti
:_ d;~jl 1. H~P'

<

<\-~

1:f::"

_._;/'" :;~ -~

,-

"'

~"';~~

~ ~- ~-

. ,?,. _;~t~\
3

30

30

6 113

6.3023

6 113

I 118

6.3023

I .0800

I5.76 4

1.0400

I5.76

1.0000

' ;. ~'\

. ;.;;.._ . :

30

30

30

19

32

I9

32

6 113

I9

32

6.3023

6 I/3

I9

32

6.3023

6 I/3

19

32

6.3023

6 I/3

19

32

21

2.70

2.80

I5.56

1.0370

5.7613

5 3/4

17

29

22

2.70

2.70

15.56

1.0000

5.7613

5 3/4

17

29

23

2.70

2.60

I5.56

0.9630

5.7613

5 3/4

17

29

24

2.70

2.50

I5 .56

0.9259

5.7613

5 3/4

17

29

25

2.60

3.00

15.66

1.1538

1 I/7

6.0214

30

26

2.60

2.90

I5.66

l.II54

I 119

6.0214

27

2.60

2.80

I5.66

1.0769

6.0214

28

2.60

2.70

I5.66

1.0385

6.02I4

29

2.60

2.60

I5.66

1.0000

6.0214

30

2.60

2.50

I5.66

0.96I5

6.0214

3I

2.50

3.00

I5.76

I.2000

1 115

6.3023

32

2.50

2.90

I5.76

I.I600

I 116

33

2.50

2.80

I5 .76

1.1200

34

2.50

2.70

I5.76

35

2.50

2.60

36

2.50

2.50

Laporan Akltir .

--~-

V-57

Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fasilitas Pada Pelab uhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

V.9.

Kebutuhan

Kompisisi

Alat

Bongkar

Muat

Peti

Kemas

di

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya


Untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, data dasar yang digunakan adalah
jumlah kunjungan kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 4.877
unit, dengan total volume bongkar sebesar 523.738 Ton dan volume muat
sebesar 156.656 Ton, atau secara keseluruhan setara dengan 751.854 box.
Berdasarkan jumlah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume bongkar
muat tiap kapal sebesar 154 box.
Berdasarkan data ET rata-rata kapal peti kemas di dermaga, pada tahun
2009 tercatat selama 34,33 jam untuk kapal luar negeri dan selama 28,64
jam untuk kapal dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa ET rata-rata
untuk tiap kapal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya selama
1.889,10 me nit.
Di sisi lain, ketersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya pad a tahun 2009 tercatat 10 unit CC, 23 unit TT atau RTG,
dan 54 unit HT beserta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya, ketersediaan
data dan hasil perhitungan awal untuk analisis kebutuhan komposisi alat
bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, disajikan
pada table berikut.

Tabel V.43
Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi
Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
No

URAl AN

JUMLAH SHIPS CALL

VOLUME BM PETIKEMAS

"'!&

QTY .

SAT
unit

'

4,877

a. Bongkar

Ton

523 ,738

b. Muat

Ton

156,656

c. B+M dim Box

Box

751,854

RA TA2 BM PER KAPAL


a. Bongkar

Ton/Kpl

107

b. Muat

Ton/Kpl

32

c. B+M dim Box

Box/Kpl

154

L:rporrm Akhir

V-58

Penelitian Keseirnbangan Kapasilas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalarn Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikernas

URAIAN

:' I ~T,~TA-RATA D~RMAGA PETIKEMAS


a. Luar Negeri

jam

34.33

b. Dalam Negeri

jam

28.64

c. ET Rata-rata

menit

1,889.10

KEBUTUHAN WAKTU BM PER BOX .

men it

24.51

JUMLAH CONTAINER CRANE (CC)

unit

10

JUMLAH HEAD TRUCK (HT)

unit

54

JUMLAH TRANSTAINER (TT/RTG)

unit

23

Berdasarkan data hasil perhitungan ET rata-rata tiap kapal peti kemas dan
jumlah box peti kemas yang dibongkar muat, dapat diperoleh hasil lama
waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box selama 24,51 menit. Hal ini
sudah termasuk pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke
lapangan penumpukan, atau sebaliknya. Dengan mengkombinasikan lama
waktu siklus CC dan TT atau RTG, dilakukan simulasi perhitungan
kebutuhan HT agar pola pergerakan peti kemas dan waktu siklus kedua alat
tersebut seimbang. Waktu siklus CC disimulasikan bergerak dari 3,00 menit
dan ditekan sampai 2,50 menit, sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga
disimulasikan bergerak dari 3,00 menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil
simulasi

menunjukkan

bahwa

ketika

waktu

siklus

CC

3,00

menit

dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan penambahan HT sebanyak 18
unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:22:3.
Jika waktu siklus CC 2,90 dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG
yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasiikan
kebutuhan tambahan HT sebanyak 21 unit dari yang sudah ada. Kompos i~i.
CC:HT:TT

yang

ideal

adalah

3:22:3.

Jika

waktu

sjkl~s

CC

2,80

dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00
menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 24 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal
adalah 3:23:3. Jika waktu siklus . CC 2,70 dikombinasikan dengan waktu
siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50
menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 21 unit dari yang
sudah ada . Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 1:8:1. Jika waktu siklus
CC 2,60 dikombinasikan dengan waktu siklus TT arat RTG yang bergerak
'TanAkhir

V-59

Penelitian Keseimbangan Kapasi/as Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan


tambahan HT sebanyak 30 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT
yang ideal adalah 3:25:3. Jika waktu siklus CC 2,50 dikombinasikan dengan
waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan
2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 34 unit dari
yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:26:3. Hasil
perhitungan analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang berdasarkan kombinasi waktu siklus
CC dan waktu siklus TT atau RTG, adalah sebagai berikut.

"'-..

II1f Athir

V-60

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelahuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Tabel V.44
Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
ASUMSI:

' . .

_. W.AK:tU ,,

N \ F-~II<"G'qS ~
o -{P>E~:(Menit),.
....
.{;rc
.
IT
-:~
.
'

2
3
4
5
6
7
8

3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
3.00
2.90
2.90

3.00
2.90
2.80
2.70
2.60

9
10

"ti!<~

PERHITUNGAN

KEB'QTUHANKESEIMBANGAN

.. , KAP - . n"T....,

WKT
.
. .
ASlTAS\umt1
SIKLUS
IT FER CC
HT PE)l CC
termasuk d1 .?.:?

IT(Menit) . Destma
. l F ra ks'D
v l Frak
1
es1ma
.

a: '"'

'

>.

Sl

KOMPOSISI

. ~E~
,,
CC.HT:RTG
(Umt
CC ~ HT.
IT

. '

KOMPO~JSlJUMLAH

ALATSEBARUSNYA
(Unit)
CC

HT

1
1
1
8/9
6/7
5/6
1
I

7.1693
7.1693
7.1693
7.1693
7.1693
7.1693
7.4510
7.45IO

7 116
7 1/6
7 116
7 1/6
7 1/6
7 116
7 4/9
7 4/9

3
3
3
3
3
3
3
3

22
22
22
22
22
22
22
22

3
3
3
3
3
3
3
3

10
10
10
10
10
10
IO
10

72

3.00
2.90

1.0000
0.9667
0.9333
0.9000
0.8667
0.8333
1.0345
1.0000

2.90
2.90

2.80
2.70

21.61
21.61

0.9655
0.93IO

I
I

7.45IO
7.45IO

7 4/9
7 4/9

3
3

22
22

3
3

11
12

2.90
2.90

2.60
2.50

21.6I
21.61

0.8966
0.8621

8/9
6/7

7.45IO
7.4510

7 4/9
7 4/9

3
3

22
22

13
14

2.80
2.80

3.00
2.90

21.71
21.71

1.07I4
1.0357

I
1

7.7528
7.7528

7 3/4
7 3/4

3
3

15
16
17
18
19
20

2.80
2.80
2.80
2.80
2.70
2.70

2.80
2.70
2.60
2.50
3.00
2.90

21.7I
21.7I
21.71
21.71
21.81
21.81

1.0000
0.9643
0.9286
0.8929
1.1111
1.0741

I
I
I
8/9
1119
I

7.7528
7.7528
7.7528
7.7528
8.0770
8.0770

7 3/4
7 3/4
7 3/4
7 3/4
8
8

3
3
3
3
1
1

taporan Akhir

2.50

.. ....,...
~ ~
'

21.51
21.51
21.51
21.51
21.51
21.51
21.61
21.6I

"

'o/1';"-"'

.(~';;.~ 'l.it'.
... '

'''

>t{~_:,,

... ~cl<F;:K'UMlJG~N ~~
JQ;BY,;rufMN:f\LAT,;
In. ;:~;: i : (Unit) .:i
~
-~ " .,
+,A "'" IT 1f
c::'c.. -,., HT

75
75

10
10
9
9
9
8
IO
10

18
18
18
18
18
18
21
2I

IO
10

75
75

IO
9

21
21

3
3

10
10

75
75

9
9

21
21

23
23

3
3

10
10

78
78

I1
10

24
24

23
23
23
23
8
8

3
3
3
3
I
1

IO
10
10
10
10
10

78
78
78
78
81
81

IO
10
9
9
1I
11

24
24
24
24
27
27

72
72
72
72
72

V-61

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Pelikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

'::w

ASUMSI ,
:;' ~~~~~1~~.:~-::t:

N
0

---:~:_._'i:./

}':.WAKTlJ
P,~-~::1; > Wlcr-~_:;:,:
SIKLUS
'
.
JPEAL (Menit} :d~US~T,
' iermasuk'di .
:!I'T(Menit)
::. cc
TT

<

'f'

;..fe

-,

.<~.'

':[:

>e':.>-";

-~

:--

-:-, c~.

...

.,

PERHITU~G~N

: ;~f

~,, -~

TT '.'..
PER CC :..~

l'

>:

. ,, '>

Desimal.

Fraksi~,

.. ,.

.'

Desimal

Fraki~'
si '-~~"

HT PER
CC'., IE
.

'~;

,.,

.;

_:" . _.. -~: ' ": ~~;:f(~.

:u;~::'

'.''1\t

.. -S
C~f-!G
:~,

Dl
" . :;
. >': w..f.i ':

CO
HT::
' if ' ,:;:

;: :(,

TT

...,...

. 'I<.E 11u1' "' : ..iLAT:

~~~l~r~;";t~~&-~ i~ ~r6'i~

!.;;

"\:',i' ;; ,;?:~

..

11~

: . .::

. \w :_~-;if,;~%

;y;~t,<if. ~~-. :....

...... '
,~:-

,)

>

-~. ~r-~---

27

10

27

81

10

27

10

81

27

10

84

12

25

10

84

11

30

25

10

84

11

30

83/7

25

10

84

10

30

8.4261

83/7

25

10

84

10

8.4261

83/7

25

10

84

10

1.2000

1 115

8.8031

8 4/5

26

10

88

12

34

22.01

1.1600

1 1/6

8.8031

8 4/5

26

10

88

12

34

2.80

22.01

1.1200

1 1/8

8.8031

8 4/5

26

10

88

11

34

2.50

2.70

22.01

1.0800

8.8031

8 4/5

26

10

88

11

2.50

2.60

22.01

1.0400

8.8031

8 4/5

26

10

88

10

2.50

22.01

LOOOO

8.8031

8 4/5

26

10

88

10

2.70

2.80

21..81

1..0370

8.0770

10

81

10

22

2 .70

2.70

21..81

LOOOO

8.0770

10

81

23

2.70

2.60

21 .81

0.9630

8.0770

10

24

2 .70

2 .50

21.81

0.9259

8.0770

25

2.60

3.00

21..91

1.1538

1 1/7

8.4261

83/7

25

26

2.60

2.90

21..91

1.1154

1 1/9

8.4261

83/7

27

2 .60

2.80

21.91

1.0769

8.4261

83/7

28

2.60

2 .70

21.91

1.0385

8.4261

29

2.60

2.60

21.91

LOOOO

30

2.60

2.50

21..91

0.9615

31

2 .50

3.00

22.01

32

2.50

2.90

33

2.50

34
35

2 .50

Laporan Akhir

.
J

Jfa
l 'tjJ
.'1,1;'."'tn. ; .
-.
i<tlt.~~P.~

'cc
' :.';., '.,:' HT
.... :.....
. , . .TT
. > :<..~.;~-,-.

21

36

'
~~~,,.,;:~-'11'
. ~- ,. ~~ ..
KEBtJTUHANKESEIMBANGAN 'l~ :: KOMPOSISI :~:: :;:. ~ -~~- :- ::\' -_ :.f_:_rrrr.fi '. "''~ ~:~>r~-~-=i:.: ; ~:1
~~KOMPOSISI JUMLAH ~ d~~~~GAN~, .
7
..
.,
IDEAL'
"
...
,; '"' KAPASffAS .(Unit) ~:~~~
;.,

,;

?-;~

"

/.

30

30
30

34
34
34

V-62

Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fanluas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

V.10. Kebutuhan

Komposisi

Alat Bongkar Muat Peti

Kemas di

Pelabuhan Makassar Ujung Pandang


Untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di
Pelabuhan Makassar Ujung Pandang, data dasar yang digunakan adalah
jumlah kunjungan kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 348
unit, dengan total volume bongkar sebesar 4.204.982 Ton dan volume muat
sebesar 2.163.562 Ton , atau secara keseluruhan setara dengan 334.927
box. Berdasarkan jumlah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume
bongkar muat tiap kapal sebesar 962 box.
Berdasarkan data ET rata-rata kapal peti kemas di dermaga, pada tahun
2009 tercatat selama 55,24 jam untuk kapal luar negeri dan selama 24,74
jam untuk kapal dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa ET rata-rata
untuk tiap kapal peti kemas di Pelabuhan Makassar Ujung Pandang selama
2.399,40 menit.
Di sisi 'lain, ketersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan
Makassar Ujung Pandang pad a tahun 2009 tercatat 5 unit CC, 10 unit IT
atau RTG, dan 18 unit HT beserta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya,
ketersediaan data dan hasil perhitungan awal untuk analisis kebutuhan
komposisi alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Makassar Ujung
Pandang, disajikan pada table berikut.

Tabel V.45
Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi
Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Makassar Ujung Pandang

' No

"' ,

JUMLAH SHIPS CALL

VOLUME BM PETIKEMAS

SAT,,

URAIAN

QTY
'-

unit

348

a. Bongkar

Ton

4,204,982

b. Muat

Ton

2, 163,562 '

c. B+M dim Box

Box

334,927

a. Bongkar

Ton/Kpl

12,083

b. Muat

Ton/Kpl

6,217

RATA2 BM PER KAP AL

c. B+M dim Box

Box/Kpl
, ,

962
-------

V -63

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilllas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

No
4

URAl AN

._,~_p'..'

"' ,,

,'"c

.$:~.'~~{' ....

-'k :;.;,

"'!:' F""

. ~Cll'!;;~~:~:.'

ET RATA-RATA DERMAGA PETIKEMAS


a. Luar Negeri

jam

55.24

b. Dalam Negeri

jam

24.74

c. ET Rata-rata

menit

2,399.40

KEBUTUHAN W AKTU BM PER BOX .

men it

4.99

WMLAH CONTAINER CRANE (CC)

unit

WMLAH HEAD TRUCK (HT)

unit

18

WMLAH TRANSTAINER (TT/RTG)

unit

10

Berdasarkan data hasil perhitungan ET rata-rata tiap kapal peti kemas dan
jumlah box peti kemas yang dibongkar muat, dapat diperoleh hasil lama
waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box selama 4,99 menit. Hal ini
sudah termasuk pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke
lapangan penumpukan, atau sebaliknya. Dengan mengkombinasikan lama
waktu siklus CC dan TT atau RTG, dilakukan simulasi perhitungan
kebutuhan HT agar pola pergerakan peti kemas dan waktu siklus kedua alat
tersebut seimbang. Waktu siklus CC disimulasikan bergerak dari 3,00 menit
dan ditekan sampai 2,50 menit, sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga
disimulasikan bergerak dari 3,00 menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa waktu siklus CC yang bergerak antara 3,00
menit sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu siklus TI
atau RTG yang bergerak dari 3,00 sampai dengan 2,50 menit, tidak
menghasilkan kebutuhan penambahan HT. Hasil perhitungan analisis
kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Makassar
Ujung Pandang berdasarkan kombinasi waktu siklus CC dan waktu siklus TI
., .
atau RTG, adalah sebagai berikut.

...wur

V-64

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas ?ada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Men ekan Biaya Petikemas

Tabel V.46
Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Makassar Ujung Pandang
,,,

fuic,

ASUMSI
WAKTU
.WKT .
, N
. SIKLUS.
,
~pq.us~,
.! IDEAL'(Menit}
:.. . ... ' termasuk di
1'T(Menit)
CC 1- TT

PERHITUNGAN
KEBUfUIIAN KESEIMB~GAN
KOMPOSISI JUMLAH
KOMPOSISI
. :KAPASlTAS (Unit)
.' IDEAL
ALAT SEHARUSm:iA

(Unit) . '~
TTPER cc,/~1
CC:HT!RtG
(Unit)'
"
HTipERCC "'
Frak,4
Frak
Desima
Desimal
cc HT r; IT cc
TT
HT
Sl !;
si
r

0.:
I

,:>

-'~ -,

h ~::t'

KE

. }';;jr'2,
,,...

....... ~Q~;;>i~

.~.~,.1\~I~

. )':'.~:::. ,. (tJnttY ;.-"'


. -;. ~..

:~:t.~.~;;t.:

CC'
' IIT;'f't-:
.
:<. .
-~--_it(~r{:

1.0000

0.6620

2/3

0.9667

0.6620

2/3

0.6620

2/3

0.9000

8/9

0.6620

2/3

1.99

0.8667

617

0.6620

2/3

2.50

1.99

0.8333

516

0.6620

2/3

2.90

3.00

2.09

1.0345

0.7193

517

2.90

2.90

2.09

1.0000

0.7193

517

2.90

2.80

2.09

0.9655

0.7193

517

10

2.90

2.70

2.09

0.9310

0.7193

517

11

2.90

2.60

2.09

0.8966

8/9

0.7193

517

12

2.90

2.50

2.09

0.8621

6/7

0.7193

517

13

2.80

3.00

2.19

1.0714

0.7808

7/9

14

2.80

2.90

2.I9

I.0357

0.7808

7/9

15

2.80

2.80

2.19

1.0000

0.7808

7/9

16

2.80

2.70

2.19

0.9643

0.7808

7/9

17

2.80

2.60

0.9286

0.7808

7/9

3.00

3.00

1.99

3.00

2.90

1.99

3.00

2.80

1.99

3.00

2.70

1.99

3.00

2.60

3.00

Laporan Akhir

If

2.19
- - - - -- - - - - --

-0.9333

..; ]1'
,., ...

J#k

. .

TT

V-65

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

ASUMSI
N
0

PERHITUNGAN .

..

. KOMPOS}SI . : ''KOMPOSISI JUMLAH


KEBUTUHANKESEIMBANGAN'
WAKTU
WKT" ' '
~. . KAPASITAs (Unit);;
SIKL'(JS
IDEAL ' . : ALA;',I' SEHARUSNYA
... ~ <lfDltr. f.:'~:, ". , .
' CC:HTiRTG.(Unit) .
IDEAL (Menit) . SIKLUSHT
TT PER''CCi~v ' HT PER CC
t~rmasuk di .
1
. r, Frak
'{f(Menit) \D~shna Frak~
CC .'TT
.
. . : ; .'Des1ma
' HT ,~~ ~::#'~;;
1
Sl ,c'
Sl
-~

~5.''

,!;::

:r;d~~

0.8467

617

0.8467

617

0.8467

617

0.8467

617

0.8467

617

0.8467

617

0.9177

2.50

2.19

0.8929

8/9

0.7308

2.70

3.00

2.29

1.1111

1 1/9

20

2.70

2.90

2.29

1.0741

21

2.70

2.80

2.29

1.0370

22

2.70

2.70

2.29

1.0000

23

2.70

2.60

2.29

0.9630

24

2.70

2.50

2.29

0.9259

25

2.60

3.00

2.39

1.1538

1 117

26

2.60

2.90

2.39

1.1154

1 1/9

0.9177

27

2.60

2.80

2.39

1.0769

0.9177

28

2.60

2.70

2.39

1.0385

0.9177

29

2.60

2.60

2.39

1.0000

0.9177

30

2.60

2.50

2.39

0.9615

0.9177

31

2.50

3.00

2.49

1.2000

1 115

0.9944

32

2.50

2.90

2.49

1.1600

1 116

0.9944

33

2.50

2.80

2.49

1.1200

1 118

0.9944

34

2.50

2.70

2.49

1.0800

0.9944

35

2.50

2.60

0.9944

2.50

1.0000

0.9944

1
1

2.50

2.49
2.49

1.0400

36

Laporan Akhir

J\l rjji{:

7/9

2.80

19

!!'~, ,;ff,.~;;

:<]~

:',, '

:~:~~~=~~1T e

;.FP ~i2~r)~;;~<

18

\l~Jlk~GAN
. " . ,__if
.

;;;:;-r:"l!,Mi'
S\TctHil~;.;;;o4!

l.tj:>~ ' ~;:~!\


-

V-66

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faszluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

BABVI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Dengan mengkombinasikan lama waktu siklus CC dan TT atau RTG,


dilakukan simulasi perhitungan kebutuhan HT agar pola pergerakan peti
kemas dan waktu siklus kedua alat tersebut seimbang. Waktu siklus CC
disimulasikan bergerak dari 3,00 menit ditekan sampai 2,50 menit,
sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga disimulasikan bergerak dari 3,00
menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil simulasi untuk masing-masing
pelabuhan obyek survei menunjukkan sebagai berikut.
a.

Pelabuhan Belawan Medan


Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, yang meliputi
pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan
penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 3,26 menit. Hasil
simulasi menunjukkan sebagai berikut:

Ketika waktu siklus CC bergerak dari 3,00 menit sampai dengan


2,70 menit dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG
bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, komposisi
CC:HT:TT yang ideal adalah 3:29:3;

Sedangkan jika waktu siklus CC bergerak dari 2,60 menit


sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu siklus
TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan
2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 1:10:1 .

b.

Pelabuhan Tanjung Prick


Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk
pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan
penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 25,70 menit. Hasil
simulasi menunjukkan sebagai beril<:ut:

Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan


waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai
VI-1

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fast/1/as ?ada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah


3:23:3;

Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
1:8:1;

Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:25:3;

Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:26:3;

Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
1:9:1;

Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:28:3.

c.

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang


Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk
pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ' ke lapangan
penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 25,70 me nit. Hasil
simulasi menunjukkan sebagai berikut:

Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan


.waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
1:5:1;

\1-2

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasi/itas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:16:3;

Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:17:3;

Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:17:3;

Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
1:6:1;

Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:19:3.

d.

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya


Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk
pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan
penumpukan atau sebaliknya ; adalah selama 24,51 menit. Hasil
'-

simulasi menunjukkan sebagai berikut:

Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan


waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:22:3;

Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai

VI-3

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah


3:22:3;
Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai


dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:23:3;

Jika waktu siklus CC 2, 70 men it dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
1:8:1;
Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu

siklus TT arat RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai


dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:25:3;

Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah
3:26:3.

e.

Pelabuhan Makassar Ujung Pandang


Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk
pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan
penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 4,99 menit. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa ketika waktu siklus CC yang bergerak
antara 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan
'-

waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal atia1ah 5:18:10.

6.2. Saran
Secara spesifik, untuk masing-fT!asing pelabuhan obyek survei memiliki
penyelesaian yang berbeda-beda. Hal ini karena setiap pelabuhan memiliki
kebutuhan komposisi CC:TT:HT yang spesifik pula. Berdasarkan komposisi
peralatan bongkar muat peti kemas yang ideal tersebut, dan jumlah

\1-4

Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fasliitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

peralatan yang tersedia atau sudah ada, maka pihak pengelola pelabuhan
direkomendasikan untuk menambah jumlah armada HT dalam rangka
meningkatkan waktu siklus setiap peralatan

bongk::~r

muat yang dioperasikan

dan pada akhirnya meningkatkan kinerja produktivitas bongkar muat peti


kemas di pelabuhan yang bersangkutan, sebagai berikut.
a.

Pelabuhan Belawan Medan:

Ketika waktu siklus CC bergerak dari 3,00 sampai dengan 2,70


menit dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG
bergerak dari 3,00 sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan
kebutuhan penambahan HT sebanyak 1 unit saja dari yang
sudah ada;

Sedangkan jika waktu siklus CC bergerak dari 2,60 menit


sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu siklus
TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan
2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 2
unit dari yang sudah ada .

b.

Pelabuhan Tanjung Priok:

Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan


waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan penambahan HT
sebanyak 7 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 13 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 18 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai

VI-5

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas1iltas Pada Pelabuhan Pelikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT


sebanyak 24 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 31 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 38 unit dari yang sudah ada.

c.

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang:

Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan


waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, tidak menghasilkan kebutuhan penambahan
HT dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan

2,50

menit,

juga

tidak

menghasilkan

kebutuhan

tambahan HT dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 2 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 'menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 3 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 4 unit dari yang sudah ada;

VI-6

'-

Pcnelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 6 unit dari yang sudah ada.

d.

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya:

Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan


waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan penambahan HT
sebanyak 18 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 21 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 24 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 27 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TI arat RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan

k~butuhan

tambahan HT

sebanyak 30 unit dari yang sudah ada;

Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu


siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT
sebanyak 34 unit dari yang sudah ada.

\1-

Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fas1lllas Patio Pelabuhan Pelikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas

e.

Pelabuhan Makassar Ujung Pandang:


Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk
pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan
penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 4,99 menit. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa ketika waktu siklus CC yang bergerak
antara 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan
waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai
dengan 2,50 menit; tidak menghasilkan kebutuhan penambahan HT.

'-

\1-8

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliitas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas

DAFTAR PUSTAKA

1.

Data dan lnformasi kepelabuhanan dan petikemas dari lokasi surve


(Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Makssar)

2.

E.K.Morlok , Introduction To Transportation Engineering and Planning,


University of Pennsylvania 1991.

3.

Ortuzar, J dan Willumsen, LG, Modeling Transport, England 1993

4.

PP Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan

5.

Tamin. Ofyar Z, Perencanaan dan Permodelan Transportasi,


Teknologi Bandung, Bandung 2002.

6.

UU Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pelayaran

7.

UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

lnstitut

Anda mungkin juga menyukai