Anda di halaman 1dari 20

LANDASAN TEORI

A. Masalah Utama :
Perawatan diri kurang (defisit perawatan diri)
B. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan
Wartonah 2000 ).
Menurut Aziz R. (2003) deficit perawatan diri adalah suatu
kemampuan

dasar

manusia

dalam

memenuhi

kebutuhannya

guna

mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai dengan


kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan dirinya. (Damaiyanti & Iskandar, 2012)
C. Jenis-Jenis Perawatan Diri
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang

perawatan

diri

(mengenakan

pakaian)

adalah

gangguan

kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

3. Kurang perawatan diri : Makan


Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.

4. Kurang perawatan diri : Toileting


Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah :
2004, 79 ).

D. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri
adalah sebagai berikut :
a) Kelelahan fisik
b) Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan

dan

latihan

kemampuan

perawatan

diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan


dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan

motivasi,

kerusakan

kognisi

atau

perceptual,

cemas,

lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang


mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000: 59) Faktor
faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.

2) Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.


1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang
sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
E. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah:
a. Fisik

Badan bau, pakaian kotor. Rambut dan kulit kotor.Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau penampilan tidak rapi
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif. Menarik diri, isolasi diri. Merasa tak berdaya,
rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang. Kegiatan kurang Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :
1. Data subyektif
a) Pasien merasa lemah
b) Malas untuk beraktivitas
c) Merasa tidak berdaya.
2. Data obyektif
a) Rambut kotor, acak acakan
b) Badan dan pakaian kotor dan bau
c) Mulut dan gigi bau.
d) Kulit kusam dan kotor
e) Kuku panjang dan tidak terawatt
F. Mekanisme Koping
a. Regresi
b. Penyangkalan
c. Isolasi diri, menarik diri
d. Intelektualisasi
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat
diri sendiri adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a) Bina hubungan saling percaya.
b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
a) Bantu klien merawat diri
b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.

c) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya,


kamar mandi yang dekat dan tertutup.

G. Pohon Masalah
Defisit perawatan diri :
mandi, toileting, makan, berhias.

Isolasi sosial

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri


H. Diagnosa Keperawatan
Menurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
defisit perawatan diri sesuai dengan bagan yaitu:
1) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2) Defisit perawatan diri.
3) Isolasi Sosial
I. Rencana tindakan keperawatan
Tujuan umum : Klien tidak mengalami defisit perawatan diri
Tujuan Khusus :
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Tindakan keperawatan
1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat
melakukan tanapan tindakan yang meliputi:
a) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2) Melatih pasien berdandan/berhias

Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien


laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita.
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
3) Melatih pasien makan secara mandiri
Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai
berikut:
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai
tahapan berikut:
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DEFISIT


PERAWATAN DIRI

SP1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat


diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
Masalah : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan : I (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
DO
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteri sebagai
berikut :
1) Ekspresi wajah bersahabat
2) Menunujukan rasa senang
3) Klien bersedia berjabat tangan
4) Klien bersedia menyebutkan nama
5) Ada kontak Mata
6) bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
b. Mengidentifikasi kebersihan diri, berdandan, dan makan.
c. Menjelaskan pentingya kebersihan diri.
d. Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan diri
dan cara melakukan kebersihan diri.
e. Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien.
4. Rencana tindakan keperawatan.
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik.
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan
4) Jelaskan tujuan peremuan
5) jujur dan menempati janji
6) tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien
b. Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri,
berdandan, dan makan.

c. Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan


penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri, selanjutnya minta
klien menjelaskan kembali pentingnya kebersihan diri.
d. Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri,
dengan tahapan tindakan berikut.
1) Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri
2) peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk
membersihkan diri
3) Minta klien untuk memperagakan ulang alat dan cara kebersihan
diri
4) Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik.
Assalamualaikum
Nama saya T boleh panggil saya saya mahasiswa keperawatan
saya sedang praktek disini. Kalau boleh saya tahu nama T siapa,
dan senangnya dipanggil dengan sebutan apa?
b. Evaluasi/Validasi
Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?
c. Kontrak (topic, waktu dan tempat)
Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? Berapa
lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.
2. KERJA
Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini?
Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat
diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa
lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa
menurut T yang bisa muncul ? Betul ada kudis, kutu...dsb.
Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau
tujuan sisiran dan berdandan?
(Contoh untuk pasien laki-laki)
Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir?
Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?. Iya...

sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya?. Nanti


bisa minta ke perawat ya.
Berapa kali T makan sehari? Apa pula yang dilakukan setelah
makan? Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.
Di
mana
biasanya
T
berak/kencing?

Bagaimana

membersihkannya?. Iya... kita kencing dan berak harus di WC,


Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai
air dan sabun.
Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi
apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir.
Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan
membimbing T melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T
termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala T sampai
berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil
sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan
sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir
siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan
sisir rambutnya dengan baik.
3. TERMINASI
a. Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan T dengan obrolan kita tadi? T merasa senang
tidak dengan latihan tadi?
b. Evaluasi Objektif
Setelah kita berdiskusi panjang lebar, sekarang coba T simpulkan
pembicaraan kita tadi? Coba sebutkan cara menjaga kebersihan
diri?
c. Rencana tindak lanjut
kalau T sudah tahu cara membersihkan diri, nanti saat jam 10.00
coba T praktek penjelasan saya tadi?
d. Kontrak yang akan datang :
a) Topik : T, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang
bagaimana cara menjaga kebersihan mulut?

b) Waktu : Kira-kira waktuya kapan ya? Bagaimana kalau besok


jam 09.30 WIB, bisa?
c) Tempat : Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok
dimana ya, apa masih disini atau cari tempat lain? Sampai jumpa.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:
Masalah : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan : II (dua)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien:
2. Diagnosa Keperawatan: defisit perawatan diri
3. Tujuan SP2:
a.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b.

Menjelaskan cara berpakaian

c.Membantu pasien mempraktekkan cara berpakaian dan menyisir rambut


d.

Menjelaskan dan mempraktekkan cara bercukur

e.Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian


4. Rencana Tidakan keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Menjelaskan cara berpakaian
c.
mengajarkan cara menyisir rambut
d. menjelaskan cara Bercukur
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. ORIENTASI
a) salam terapeutik
Selamat pagi Pak Tono?
b) Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?sudah
dilakukan? Sudah ditandai di jadual hariannya?
c) Kontrak (topic, waktu, tempat)
Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya.
Bagaimana kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam.
2. KERJA
Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?apa T sudah ganti baju?
Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti
pakaian yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus
seperti itu.
Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?Coba kita
praktekkan, lihat ke cermin, bagussekali!

Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ? betul 2 kali


perminggu
Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak
dirapikan ! Ya, Bagus ! (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak
memelihara janggut)
3. TERMINASI
a) Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan.
b) Evaluasi obyektif
Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi..
Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai
baju seperti tadi ya.
c) Kontrak yang akan datang
!Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama
dengan pasien yang lain.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan : III (Tiga)
SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
DO
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan diri
3. Tujuan SP3:
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Menjelaskan cara berhias dan berpakaian
c. Membantu pasien mempraktekkan cara berhias dan berpakaian
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. Rencana Tidakan keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Menjelaskan cara berpakaian
c.
mengajarkan cara menyisir rambut
d. menjelaskan cara Berhias
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. ORIENTASI
a. salam terapeutik
Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?
b. evaluasi/validasi
Bagaimana mandinya?Sudah di tandai dijadual harian ?
c. kontrak (waktu, tempat dan topik)
Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan
cantik. Mari T kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak,
lipstik )
2. KERJA
Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus.! Nach
sekarang disisir rambutnya yang rapi, bagus! Apakah T biasa pakai
bedak? coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali.
T, punya lipstik mari dioles tipis. Nachcoba lihat dikaca!
3. TERMINASI
a. evaluasi subyektif

Bagaimana perasaan T belajar berdandan


b. evaluasi obyektif
T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadwalnya.
Kegiatan harian, sama jamnya dengan mandi.
c. Kontrak yangakan datang
Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama
pasien yang lain.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan : IV (empat)
SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
DO :
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan SP4 :
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Menjelaskan cara makan yang baik
c. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. Rencana tinadakan keperawatan
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
Selamat siang T,
b. Evaluasi/validasi
ternyata T masih rapi.
c. Kontrak (wakti,tempat, topik)
Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita
latihan langsung di ruang makan ya..! Mari...itu sudah datang
makanan.
2. KERJA
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T
makan?
Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan! Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus..

Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu
dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.Setelah makan kita
bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan
cuci tangan. Ya bagus! Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta
sendiri obatnya.
3. TERMINASI
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama
b. evaluasi obyektif
Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan,
duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci
piring dan gelas, lalu cuci tangan.)
Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita
masukkan dalam jadual?.
c. Kontrak akan datang
Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman
kalau jam 10.00 disini saja ya...!

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan : V (lima)
SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK
secara mandiri
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
DO
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan SP5 :
a.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b.

Menjelaskan cara eliminasi yang baik

c.Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan


memasukkan dalam jadual
d.

Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

4. Rencana tindakan keperawatan


a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik
Selamat pagi T ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan T hari ini ? Baik..! sudah dijalankan jadual
kegiatannya..?
c. Kontrak (waktu, tempat, topik)
Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana
dech...!
2. KERJA
(Untuk pasien pria):
Dimana biasanya Tono berak dan kencing? Benar Tono, berak atau
kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang

tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak


berak/kencing di sembarang tempat ya.....
Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono
cebok?
Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono
membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan
tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono. Setelah
Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air
secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika
Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/
air kencing
Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan
kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan
resleting celana telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun.
(Untuk pasien wanita):
Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air
dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, Cara seperti ini
berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke
bagian kemaluan kita
Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di
kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan
air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC.
Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/
air kencing
Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus,
lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.
3. TERMINASI
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara
berak/kencing yang baik?
b. Evaluai obyektif

Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik. Bagus...!


Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah
dijelaskan tadi .
c. Kontrak yang akan datang
Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T
bisa melakukan jadwal kegiatannya.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Jakarta

EGC.

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama


Damaiyanti & Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 - 2006.
Jakarta : Prima Medika.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan
Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai