PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Mitra
Lokasi mitra terletak di Desa Crepet. Desa Crepet adalah salah satu desa
dari sepuluh desa yang berada di Kecamatan Dau Kabupaten Malang Propinsi
Jawa Timur. Mata pencaharian warga didapatkan dari : pertanian, peternakan,
perikanan dan perkebunan. Yang paling terkenal dari desa ini adalah penghasil
susu sapinya. Mitra penulis beberapa ekor sapi perah. Namun produksi susu
dari sapi tersebut kurang maksimal. Hal ini dikarenakan kesalahan pengolahan
pangan ternak. Mitra penulis juga udah memanfaatkan kotoran sapi menjadi
biogas. Namun biogasnya hanya dimanfaatkan untuk memasak saja.
Keluarga Bapak Poniran sebagai mitra PKM-T adalah keluarga peternak
sapai yang memiliki 5 ekor sapi perah. Sapi sapi keluarga bapak poniran
mampu menghasilkan 10 liter susu perharinya dimana setiap pagi susu susu
ini dikirim ke koperasi untuk dijual dan selanjutnya dibawa ke tempat
pengolahan susu. Sapi-sapi ini biasanya diberi makan rumput gajah atau jenis
daun-daunan tertentu namun rumput pakan ini tidak dicacah sebelumnya.
Dalam sehari sapi sapi ini menghabiskan pakan ternak sebanyak 35-40 kg.
Kandang sapi keluarga Bapak Poniran terletak dibelakang rumahnya. Di
sini juga telah dibuat rekator biogas berkapasitas 4 m 3. Keluarga Bapak
Poniran telah menggunakan biogas sebagai energy untuk kebutuhan sehari
hari terutamanya untuk memasak selama kurang lebih 4 tahun.
1.2 Identifikasi Masalah Mitra
Pemberian pakan sapi perah milik Bapak Poniran dilakukan 2 kali sehari
dengan rumput yang tidak dicacah cacah dulu sebelum menjadi pakan sapi.
Jika harus mencacah rumput pakan maka akan diperlukan waktu lebih lama
dan banyak membuang tenaga. Seperti yang diketahui Bapak Poniran harus
mencacah rumput sebanyak 40 kg perhari untuk pakan sapi, sedangkan bapak
poniran juga memiliki kebun yang harus digarap. Jika bapak poniran memiliki
mesin pencacah rumput maka waktu yang diperlukan menjadi lebih sedikit
dan juga tidak banyak membuang tenaga.
Selain itu rumput rumput hasil cacahan memiliki ukuran yang lebih kecil,
dengan begitu sapi akan lebih mudah memakan pakan rumput. Pakan rumput
yang dimakan oleh sapi pun akan semakin banyak yang imbasnya adalah
peningkatan produksi susu pada ternak sapi Bapak Poniran.
Menurut hasil penelitian kekurangan pakan pada ternak ruminasia,
kuhusnya sapi dapat menurunkan berat badan sekitar 130 sampai 150 gram
per hari tergantung dari jenis kelamin dan umur sapi. Sedangkan kecukupan
pakan dapat meningkatkan beart badan sekitar 430 hingga 510 gram perhari
(anonym, 1992). Bahan pakan ternak yang diberikan oleh bapak poniran
adalah rumput gajah segar dan menurut hasil penelitian rumput ini harus
dicacah sepanjang 2,5 sampai 3 cm agar pengaruh organisme dapat lebih cepat
dan merata. Ukuran pakan yang kecil ini juga akan meudahkan pencapuran
pakan dengan bahan tambah lainnya yang mampu meningkatkan produksi
susu sapi (anonym, 1992).
Jika harus membeli mesin pencacah rumput dipasaran berkisar 2-5 juta
rupiah, diluar mesin penggeraknya. Harga tersebut tidak terjangkau bagi bapak
poniran karena selain membayar harga mesin juga harus membayar biaya
pengiriman. Mesin yang dijual dipasaran umumnya berbahan bakar bensin
atau diesel, hal ini juga tidak terlalu effisien mengingat harga dari bensin atau
solar yang cukup tinggi untuk penggunaan jangka panjang.
Oleh karena itu tim PKM-T membantu Bapak Poniran dalam pembuatan
mesin pencacah rumput dan memodifikasi mesin berbahan bakar bensin
menjadi mesin berbahan bakar biogas.
1.3 Pemecahan Masalah
Untuk mampu menigkatkan produktifitas susu sapi dengan pemanfaatan
energy biogas maka didapat solusi pemecahan masalah sebagai berikut.
1. Merancang mesin pencacah rumput untuk pakan ternak berkapasitas 40
kg perjam
2. Merancang mesin pencacah rumput hasil pemotongan mesin cacah
dibuat berukuran 3 5 cm
3. Memodifikasi mesin berbahan bakar bensin menjadi berbahan bakar
biogas untuk meningkatkan effisiensi biaya.
4. Merancang mesin yang mudah untuk dioperasikan dan dengan
peratawan yang mudah.
BAB II
TARGET LUARAN
Target luaran yang ingin dicapai pada PKMT BICOP ini adalah sebagai berikut.
1. Mengahasilkan suatu desain baru mixer biogas untuk internal combustion
machine.
2. Paten terhadap alat yang telah dibuat.
3. Menciptakan sebuah rancang bangun mesin yang mudah untuk
dioperasikan dan dirawat.
4. Pengembangan energy biogas untuk kebutuhan lainnya diluar memasak
seperti yang telah diaplikasikan di mitra.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Biogas
Menurut Simamora (1989), biogas adalah campuran beberapa gas, tergolong
bahan bakar gas yang merupakan hasil fermentasi dari bahan organic dalam
kondisi anaerob, dan gas yang dominan adalah gas metana (CH4) dan gas
karbondioksida (CO2). Widodo dkk. (2005) menyatakan bahwa biogas
memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, yaitu kisaran 4800 6700 kkal/m3 ,
untuk gas metana murni (100%) mempunyai nilai kalor 8900 kkal/m3 . Biogas
sebanyak 1000 ft 3 (=28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama
dengan 6,4 galon (=3,785 liter) butana, atau 5,2 galon gasolin (bensin), atau
4,6 galon minyak diesel.
Kandungan utama biogas adalah gas metana (CH4) dengan konsentrasi
sebesar 50 80 % vol. Kandungan lain dalam biogas yaitu gas karbon
dioksida (CO2), gas hidrogen (H2), gas nitrogen (N2), gas karbon monoksida
(CO) dan gas hidrogen sulfida (H2S). Gas dalam biogas yang dapat berperan
sebagai bahan bakar yaitu gas metana (CH4), gas hidrogen (H2) dan gas CO
(Price dan Cheremisinoff, 1981).
3.2 Komposisi Biogas
Menurut Wellinger and Lindenberg (2000), komposisi biogas yang
dihasilkan sangat tergantung pada jenis bahan baku yang digunakan. Namun
demikian, komposisi biogas yang utama adalah gas metana (CH4) dan gas
karbon dioksida (CO2) dengan sedikit hidrogen sulfida (H2S). Komponen
lainnya yang ditemukan dalam kisaran konsentrasi kecil (trace element) antara
lain senyawa sulfur organik, senyawa hidrokarbon terhalogenasi (Halogenated
hydrocarbons), gas hidrogen (H2), gas nitrogen (N2), gas karbon monoksida
(CO) dan gas oksigen (O2).
Table 3.1 komposisi gas gas pembentuk biogas
No.
Komponen
Gas Methan
(CH4)
Karbon
dioksida
(CO2)
Nitrogen (N2)
Komposisi
Satuan
1
%Vol
50 75
54 70
%Vol
24 40
27 45
%Vol
<2
01
Hidrogen
(H2)
%Vol
Karbon
monoksida (CO)
%Vol
Oksigen (O2)
Hidrogen
sulfida (H2S)
<1
01
0,1
Ppm
<2
0,1
Ppm
<2
Sedikit
dan motor bensin empat langkah (four stroke). Motor bensin 2 langkah
memerlukan 2 kali langkah torak untuk 1 kali pembakaran dan 1 kali langkah
kerja dalam 1 kali putaran poros engkol. Sedangkan motor bensin 4 langkah
memerlukan 4 langkah torak untuk 1 kali pembakaran dan 1 kali langkah
kerja dalam 2 kali putaran poros engkol.
3.5.1 Spesifikasi Motor Bakar
Dalam progress PKMT digunakna mesin 4 tak merk Honda gx 120 cc
dengan daya 3,5 HP, spesifikasi motor adalah sebagai berikut.
DIMENSIONS
Length x width x height
Dry weight
ENGINE
Engine type
Displacement (bore x stroke)
Max power
Rated power output
Max torque
Fuel consumption
Cooling system
Ignition system
Pto shaft rotation
3.6 Karburasi
3.6.1 Definisi Karburasi
Proses pembentukan campuran udara-bahan bakar yang mampu bakar dengan
cara mencampurkan bahan bakar dan udara pada takaran yang sesuai sebelum
masuk ke dalam silinder motor dinamakan karburasi dan alat yang melakukan
tugas ini dinamakan karburator. Proses karburasi dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut:
1) Kecepatan motor
2) Karakteristik bahan bakar
3) Temperatur udara masuk
4) Desain karburator.
Motor bakar modern kebanyakan beroperasi pada kecepatan tinggi, dan
menyebabkan waktu yang tersedia untuk proses pembentukan campuran
udara-bahan bakar sangat sedikit. Misalnya, sebuah motor bakar yang
beroperasi pada kecepatan 3000 rpm akan hanya memiliki waktu sekitar 10
ms untuk proses pembentukan campuran. Apabila kecepatannya
ditingkatkan menjadi 6000 rpm, maka waktu yang tersedia tinggal 5 ms.
Oleh karena itu, untuk diperoleh hasil karburasi yang baik maka kecepatan
udara pada titik dimana bahan bakar dicampurkan harus 16 ditingkatkan.
Hal ini diperoleh dengan membuat venturi pada jalur aliran udara. Bahan
bakar dicampurkan tepat pada bagian tersempit dari venturi.
3.6.2. Campuran Udara Bahan bakar
Sebuah motor biasanya beroperasi pada kecepatan dan beban yang
berbeda-beda. Untuk keperluan ini, campuran yang baik antara bahan bakar
dan udara harus disuplai ke dalam silinder. Bahan bakar dan udara
dicampur untuk membentuk tiga jenis campuran, yaitu:
1) Campuran stoikiometrik
2) Campuran kaya
3) Campuran miskin
Campuran yang tepat secara stoikiometrik yaitu campuran yang
memiliki tepat jumlah udara untuk membakar bahan bakar yang ada.
Misalnya, untuk membakar satu kilogram oktana diperlukan 15.12 kg
udara. Sehingga, campuran yang tepat secara stoikiomterik adalah 15.12:1.
Nilai ini akan sedikit bervariasi pada berbagai jenis bahan bakar
hidrokarbon. Campuran yang kaya yaitu campuran yang mengandung lebih
sedikit udara dibanding campuran stoikiometrik, misalnya 10:1 atau 12:1,
sedangkan campuran yang miskin yaitu campuran yang memiliki lebih
banyak udara dibanding campuran stoikiometrik, misalnya 17:1 atau 20:1.
Walaupun demikian, ada batasan tertentu dari nilai ini yang memungkinkan
untuk terjadinya pembakaran di dalam ruang bakar. Di luar nilai itu,
campuran akan terlalu kaya atau terlalu miskin untuk dibakar di dalam
silinder.
BAB IV
RANVANG BANGUN MESIN
4.1 Rancang Bangun Mesin
4.1.1 Skema Mesin Chopper Berbahan Bakar Biogas.
Mesin
chopper
Kran 1
Kran 2
Tando
n
biogas
Mesin
Pemurnia
Pemurnia
Honda gx
n H2S
n CO2
4.2 Metode Perancangan
110 cc
Gambar 4.1 Skema instalasi mesin chopper berbahan bakar biogas
N
Q= x D2 xLx v x
4
60
Dengan : D = diameter piston = 60 mm 0.06 m
L = stroke motor = 42 mm 0.042 m
v = volumetric effisiensi motor 4 langkah = 70 % 0.7
N = putaran mesin maksimum = 3600 rpm
Sehingga :
Q=
3600
2
x 0.06 x 0.04 x 0.7 x
4
60
Q=0.0049851 m3 /s
2. Menghitung kecepatan udara masuk pada venture. Kecepatan udara masuk
ini dihitung berdasarkan diameter karburator standart 0,952 inch.
D
x ( 1)2
4
Q
V i=
x
4
0.0049851
V i=
V i=10.86 m/s
3. Menghitung kecepatan pada throat mixer dengan mengasumsikan
discharge co-efficient venture sebesar 0,9, didapat hasil. Diameter thoart
mixer dibuat sama dengan diameter pada karburator standartnya yaiu
0.456 inch
D
C d x x ( 2)2
4
Q
V 2=
0.456 x 0.0254
0.9 x x
4
0.0049851
V 2=
V 2=42.61m/s
Kecepatan pada throat mixer ini masih dibawah kecepatan standart yang
diijinkan yaitu 100 - 150 m/s ( Siripornakarachi, 2007). Jadi desain
memenuhi syarat.
4. Menghitung besarnya tekanan pada throat mixer,
p1 = tekanan udara atmosfer = 10130 kg/m2 ; a =1.204 @ 20oC
P2= p1 +
a 2
(V 1V 22)
2
P2=10130+
1.204
2
(10.8642.61 )
2
P2=9117,90 kg/m2
5. Menghitung kecepatan gas yang melewati throat mixer,
= masa jenis
2
( 101309117,90 )
1.2
V 2 g=41,07 m/s
6. Menghitung aliran kecepatan gas actual yang dibutuhkan mesin. Asumsi
K v = 0.8
aktual V 2 g =K v
2
( P P 2 g )
g 1g
2.6
0.3 x 22700
mg=0.00080 kg/ s
Dari hasil perhitungan kecepatan gas actual dan kecepatan gas maksimum
yang dibutuhkan mesin maka total luas penampang jet yang dibutuhkan..
A j=
A j=
mg
g x ( V 2 g ) act
0.000879
1.2 x 32,856
A j=0.00000968 m2
Diameter lubang jet didapat, jika jumlah lubang jet yang digunakan hanya
1 lubang.
A j= d 2g
4
2
9.68= d g
4
d g =3.5 mm
Untuk mencapai prestasi mesin optimum maka digunakan diameter lubang
jet 4 mm.
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan dimensi utama dari
mixer adalah sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
e.
Diameter venture D1
Diameter venture D2
Diameter jet
Jumlah lubang jet
Panjang total mixer
= 0.952 inch
= 0.456 inch
= 4 mm
= 1 lubang
= panjang stock karburator = 80 cm
kj
,n
m3
Dari nilai calorific ini, dapat dicari nilai dari energy yang dibutuhkan
mesinuntuk bekerja optimal, dengan Hu,n pada kondisi standart adalah
25000
kJ
,n
m3
m3
kJ
x 25000 3 ,n
h
m
E=25 kJ /m3
Sehingga konsumsi biogas per jamnya dapat dihitung,
E
36
fc= =
=0.0008267=0.83 l/h
H u 30240
Jadi selama per jam nya konsumsi bahan bakar biogas diperkirkan sekitar 0.83
liter/jam
4.7 Reduksi Kecepatan
Putaran mesin yang ditransmisikan ke mesin chooper direduksi dengan
pemasangan pully 10 inch pada mesin chopper dan pully diameter 2 inch pada
mesin. Besarnya reduksi putaran mesin yang terjadi adalah
N1/N2 = D2/D1
Putaran mesin adalah putaran maksimum pada kondisi standart yaitu 3500
rpm. Jadi putran yang terjadi pada mesin chopper adalah.
N1/N2
= D2/D1
3500/N2 = 10/2
N2
= 3500/5
N2
= 700 rpm
Jadi putaran pada mesin chopper pada kondisi mesin putaran maksimum
adalah 700 rpm. Jika dibuat suatu simulasi dengan putaran terendah pada
mesin dipilih 850 rpm dan putaran maksimum 2650 rpm, dengan asumsi
bahwa pada rentan putaran tersebut mitra lebih sering menggunakannya untuk
pemotongan rumput pada mesin chopper.
Table 4.1 simulasi kecepatan mesin chopper dengan reduksi kecepatan
Putar
85
an
mesin
0
(rpm)
Putar
an
17
mesin
chopp
0
er
(rpm)
10
12
14
16
18
20
22
24
26
50
50
50
50
50
50
50
50
50
21
25
29
33
37
41
45
49
53
Dari hasil simulasi diatas terlihat bahwa putaran pada mesin chopper 170
530 rpm. Putaran optimum yang digunakan untuk pemotongan rumput
diperkirakan 370 410 rpm, jadi pully yang dipilih sudah cukup untuk
mereduksi kecepatan putaran mesin.
4.8 Pemilihan Sabuk V-Belt
Pemilihan sabuk v-belt dari pully mesin ke pully mesin chopper pully
menggunakan Sabuk V Standar. Berdasar data sebelumnya dapat diketahui
data sebagai berikut :
D1=Pulley 10 inch, D2 = Pulley 2 inch
standart)
n 2 = 700 rpm
Lebar sabuk (b) dapat dilihat pada tabel TM.4 ukuran sabuk = 13 mm
Maka :
1 ( sudut lilit pulley ) =180 60
1=180 60
d 2d 1
La
( 25,4 10 )(25,4 2)
=174,92
450
Z ( jumlah sabuk ) =
C C 2
P
; C= 1
( C didapat padatabel TM .6 )
P180 C
C3
Berdasar tabel C=
v ( kecepatan sabuk )=
0,989 1
=0,989
1
d n 2 25,4 3500
=
=5,58 m/s
1000 60
1000 60
3914.93
=0.9896 1 buah
4.0 0,989
Panjang sabuk :
2
( d d )
Lmr=2 La +1,57 ( d 1 +d 2 ) + 2 1
4 La
( 25450.8)2
Lmr=2 470+1,57 ( 254+50.8 )+
=1440.50 mm
4 470
Lir =Lmr 2 b=1440.502 13=1414.50 mm
Li berdasar barang yang ada dipasaran: maka panjang sabuk 1400mm dengan kode A4
Panjang
rata
rata
sabuk
yang
sebenarnya
BAB V
PENGUJIAN MESIN
5.1 Kelengkapan Mesin Dan Alat Uji
5.1.1 Mesin Dan Accesoris
Mesin yang digunakan Honda GX 110 cc dengan daya 3,5 HP/3600 dan
torsi 0.7 kg.m/2800 rpm ( Honda GX 110 owner manuals). Pada mesin telah
dilakukan beberapa modifikasi seperti.
1. Pemasangan motor stater untuk memudahkan saat penyalaan mesin,
system standart Honda GX adalah masih menggunakan tali yang ditarik
untuk menghidupkan mesin
2. Tangki minyak bahan bakar telah dilepas. Tangki minyak ini tidak
digunakan lagi karena telah menggunakan bahan bakar biogas.
3. Karburator standart mesin diganti dengan karburator modifikasi sesuai
dengan perhitungan pada bab 4. Karburator ini dirangcang khusus untuk
motor bakar berbahan bakar biogas. Karburator modifikasi ini terbuat
dari bahan aluminium dengan panjang yaitu 80 cm, dimensi venture
dirubah untuk mendapatkan daya motor optimal. Ubahan pada venture
untuk diameter sisi masuk adalah 38 mm dan diameter sisi keluar
adalah 14.5 mm.
4. Karena mesin telah dimodifikasi dengan menggunakan motor starter,
maka ditambahkan perangkat pengecasan battery untuk menjaga
tegangan battery stabil 12 volt. Selama penggunaan, tegangan pada
battery akan turun yang berakibat batrrey tidakakan kuat untuk
menngerakkan motor starter, maka dari itu jika tegangan battery sudah
kuran, battery akan discharging.
5. Pada mesin juga telah dipasang panel kelistrikan sehingga tampilan
instalasi kelistrikan mesin lebih rapi.
6. Pada mesin chopper dilakukan modifikasi pada bagian pisau mesin
dimana jumlah nya dikurangi menjadi 3 buah pisau untuk mendapatkan
potongan rumput antara 8 cm sampai 10 cm.
tabung satunya diisi dengan air ( H2O). Tabung pertama yang berisi
geram besi oksidasi bertujuan untuk mengurangi kadar H 2S pada
biogas. Gas H2S ini memiliki potensi untuk terjadinya korosi pada
mesin Honda GX. Korosi yang terjadi akibat gas ini yang paling mudah
dilihat mata adalah pada bagian knalpot mesin dan bagian kepala
silinder. Korosi juga terjadi pada bagian dalam mesin dan berpotensi
merusak klep, pin poiston,piston, stang piston, ring piston dan
komponen lainnya.
Tabung kedua berisi air ( H2O) yang berfungsi untuk mengurangi
kadar CO2 pada biogas sekaligus mencuci bigas dari zat zat pengotor.
Gas CO2 pada biogas dikurangi untuk meningkatkan nilai kalor pada
biogas karena gas ini berimbas pada mudah tidaknya mesin untuk
dihidupkan.
5.1.3 Tachometer
Tachometer yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran mesin
yang dihasilkan dari bahan bakar biogas yang digunakan pada mesin
Honda gx. Spesifikasi dari tachometer ini adalah sebagai berikut.
Bukaan keran
biogas
1/8
1/4
1/2
3/4
Full
Dari hasil putaran mesin diatas dapat dihitung nilai power output mesin
yang dihasilkan dari running test 1 adalah sebagai berikut.
a. Torsi mesin : torsi mesin yang digunakan adalah torsi mesin dari tech
spec standart Honda GX 110 cc yatu 0,7 kg.m yang nilainya sama
dengan
T = 0,7 kg.m x 9.8 m/s2 = 6.86 N.m
b. Daya mesin dihitung dengan persamaan
P=
2 x x rpm x T
x 0.746( kW )
6000
Running test 2
Bukaan keran
biogas
1/8
1/4
1/2
3/4
Full
Dari hasil putaran mesin diatas dapat dihitung nilai power output mesin yang
dihasilkan dari running test 2 adalah sebagai berikut
Running test 3
Bukaan keran
biogas
1/8
1/4
1/2
1450
1/2
3/4
Full
1/2
1/2
1/2
tidak stabil
Mesin hidup / putaran
tidak stabil
Mesin tidak hidup
Mesin tidak hidup
Mesin tidak hidup
Dari hasil putaran mesin diatas dapat dihitung nilai power output mesin yang
dihasilkan dari running test 3 adalah sebagai berikut
Table 5.6 Hasil perhitungan daya mesin pada running test 3
Torsi mesin (N.m)
Putaran mesin (rpm)
Daya mesin (HP)
6.86
1300
1.25123
6.86
1450
1.395602
6.86
6.86
6.86
-
Running test 4
Bukaan keran
biogas
1/8
1/4
1/2
3/4
Full
BAB VI
POTENSI HASIL
6.1 Mixer biogas
Mixer biogas yang telah diuji coba menunjukkan mesin mampu bekerja
dengan baik dengan putaran mesin relative stabil. Diketahui dari hasil
pengujian putaran mesin dan daya mesin terbaik dicapai pada bukaan kran gas
biogas 1/4 dan bukaan skep mixer 1/4 sampai 1/2 . Dengan kondisi pengaturan
mixer demikian mesin sudah cukup mampu untuk menggerakkan mesin
chopper.
6.2 Pemurnian Biogas
Unit permurnian biogas yang terdiri dari dua komponen zat pemurni yaitu
geram besi dan air (H2O). Unit permurnian ini dapat memurnikan biogas
dengan baik hal ini ditunjukkan dengan mesin Honda GX yang mampu
bekerja dengan baik walaupun putarannya belum relative stabil, tapi dari hasil
pengujian mesin sudah mampu menggerakkan mesin chopper. Unit permunian
biogas ini memerlukan bebrapa perawatan ringan diantaranya penggantian air
pada permurnian zat CO2 setiap 3 bulan sekali atau jika warna air dirasa telah
berubah dan pengecekan unit permurnian H2S yaitu geram besi yaitu dengan
meyiramnya dengan air kemudian menjemurnya unutk mengaktifkan reaksi
oksidasi ( geram akan menjadi karatan) sehingga karat pada geram besi tetap
terjaga unutk memisahkan unsur H2S dari biogas.
6.3 Daya Mesin
Dari hasil uji coba didapat daya mesin maksimum yang mampu dihasilkan
adalah 2,01 HP daya ini lebih rendah 42,60 % dari daya yang dihasilkan
dengan menggunakna bahan bakar premium. Namun dengan tenagan 2,0 HP
mesin honda GX mampu menggerakkan mesin chopper dengan baik dengan
waktu untuk menmotong rumput gajah seberat 35 kg adalah 22menit.
6.4 Potongan Rumput
Hasil potongan yang didapat adalah berkisar 3 cm - 15 cm. hasil ini cukup
baik untuk pakan sapi dan sesuai dengan keinginan mitra. Jumlah pisau yang
terpasang pada mesin chopper adalah 3 pisau
Kapasitas pemotongan rumput yang didapat dari hasil uji coba adalah 35 kg
rumput gajah selama 22 menit waktu kerja untuk satu kali pakan sapai dalam
1 hari
6.5 Effisiensi Mesin Chopper Biogas
Menghitung effisiensi mesin chopper biogas ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa effektif mesin chopper berbahan bakar biogas
disbanding kan jika mengunakan mesin berbahan bakar bensin (premium).
a. Konsumsi bahan bakar standart mesin honda gx 110 menurut manual
booknya adalah 1 liter selama 1 jamnya dengan asumsi motor bekerja
pada putaran penuh (3600rpm pada standart pabrik), tapi pada
kenyataanya tidaklah mungkin mesin berkeja pada putaran setinggi itu
jadi diambil putaran kerja mesin sebesar 1800 rpm setengah dari
putaran maksimum mesin. Sehingga diambil konsumsinya akan
menjadi 0.7 liter selama 1 jamnya dengan tambahan rugi rugi daya saat
mesin bekerja. Diketahui untuk mencacah rumput gajah sebanyak 35
kg dibutuhkan waktu 22 menit, dan sapi sapi diberi makan sebanyak 5
kali dalam sehari jadi mesin bekerja
T kerja = (22 menit x 5 ) / 60 = 1, 83 jam atau 1 jam 50 menit
( pembulatan)
Dengan waktu kerja mesin lebih lama 50 menit itu artinya dengan
putaran 1800 rpm bahan bakar yang diperlukan adalah 0,7 liter x 2 =
1,4 liter bensin. Jika mesin bekerja dalam kondisi waktu kerja selama 1
jam 50 menit sehari dan menghabiskan bensin 1,4 liter biaya bensin
yang ditanggung perharinya adalah
Biaya bensin 1 hari = 1,4 liter x rp 7400 = Rp 10.360
Biaya Rp 10.360 adalah biaya bensin per hari dan selama 1 bulan maka
biayanya menjadi,
Biaya bensin 1 bulan = 1.4 liter x rp 7400 x 30 hari = Rp 310.800
Dan dalam 1 tahun menjadi,
Premium (bensin)
Biogas
Rp 3.729.600 /tahun
Tidak beli
Rp 718.400/tahun
Rp 1.500.000
Rp 5.948.000
Rp 718.400
Rp 1.950.000
Rp 2.664.800
Dari table diatas diketahui bahwa biaya termurah didapat dari bahan
bakar biogas yang artinya dengan menggunakan mesin berbahan bakar
biogas ini mitra akan lebih cepat balik modal. Jika pendapatan mitra
minimum mitra sebesar Rp 2.500.000 perbulan maka dengan biaya
pembuatan mesin sebesar Rp 2.664.800, modal mitra akan kembali dalam
jangka waktu 2 bulan dan keuntungan yang diperoleh selama 1 tahun
dengan pendapatan minimum adalah,
Keuntungan = 12 x pendapatan per bulan biaya pembuayan mesin
biaya perawatan
= 12 x Rp 2.500.000 Rp 2.664.800 Rp 718.400
= Rp 26.616.800
Jadi keuntungan pertahun yang didapat mitra sebesar Rp 26.616.800 atau
hampir 90% dari biaya pembuatan mesin.
BAB VII
RENCANA KEGIATAN SELANJUTNYA
Dari hasil pengujian dilokasi mitra, mesin chopper biogas sudah 80 % mampu
bekerja dengan baik walaupun ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki
agar mesin ini dapat bekrja secara maskimal. Untuk mencapai hasil kegiatan 100
%, maka langkah selanjutnya adalah sebagi berikut.
1. Pemasangan unit pendingin berupa blower untuk mendinginkan suhu
mesin. Hal ini diperlukan untuk mengatasi apabila mesin bekerja pada
putara diatas 2000 rpm dan juga untuk menjaga dan memperpanjang umur
pakai komponen mesin honda GX 110 cc.
2. Pemilihan kabel busi dengan resistansi rendah, sehingga pada saat starting
dingin ( mengingat kondisi lingkungan mitra adalah daerah dataran tinggi)
mesin mudah dihidupkan.dan juga pada kondisi tegangan batreey yang
mulai melemah sekalipun ( <12,50 volt).
3. Pemilihan chop busi yang lebih baik untuk meminimalkan adanya loncatan
listrik koil yang bocor dimana hal ini mengakibatkan mesin susah
dihidupkan.
4. Pembuatan tempat atau rumah untuk mesin chopper dimana nantinya alas
dari mesin chopper biogas ini terbuat dari beton kemudian di ikat dengan
baut dan mur, pada bagian pengikatnya diberi peredam karet unutk
meredam getaran mesi ketanah sehingga tidak terlalu menggangu sapi.
Tempat yang dipilih sebagi rumah mesin chopper juga bebas dari tepasan
air hujan disaat musim hujan ( diberi pelindung dari tetesan dan tepisan air
terutama pada bagian panel kelistrikan).