Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini persediaan kayu dari hutan semakin sedikit
ditambah dengan kualitas dan keawetan kayu yang kurang
baik. Belum lagi lahan hutan sebagai tempat tumbuhnya
kayu-kayu tersebut mulai berkurang. Hal ini menjadikan kayu
sebagai bahan yang langka. Walaupun demikian, kebutuhan
kayu tidak lantas menurun. Menurut Harian Umum Online
kebutuhan kayu secara Nasional mencapai 60 juta m3/tahun.
Oleh karena itu, dibutuhkan solusi dengan keberadaan
kayu yang semakin langka namun masih mampu memenuhi
kebutuhan yang ada sengon efektif dan efisien. Salah satu
cara untuk mewujudkan hal di atas adalah dengan melakukan
pengawetan terhadap kayu terhadap serangan rayap. Rayap
sering kita jumpai di sekitar kita dan merupakan jenis
organisme pengurai dalam sistem rantai makanan. Rayap
memakan zat selulosa dalam kayu, baik kayu yang belum
dimanfaatkan ataupun yang sudah dimanfaatkan sebagai
bahan konstruksi. Sehingga menjadi sangat perlu untuk
dilakukan pengawetan.
Pengawetan kayu bertujuan untuk menambah umur
pakai kayu lebih lama, terutama kayu yang dipakai untuk
material bangunan atau perabot luar ruangan. Bahan
pengawet potensial dikembangkan apabila memiliki daya
racun yang efektif, mudah didapat dan murah. Secara umum
terdapat tiga kelompok besar bahan pengawet kayu, yaitu :
bahan pengawet berupa minyak, bahan pengawet larut
dalam pelarut organik, bahan pengawet larut air (Hunt dan
Grant, 1967).
Dalam tulisan ini, penulis mencoba memadukan
ekstraksi urea dan buah bintaro (uban) sebagai bahan
pengawet alami kayu. Buah bintaro memiliki dasar rasa yang
sangat pahit, terutama pada bagian daging buahnya. Karena
rasanya yang pahit buah ini tidak bisa dimanfaatkan sebagai
bahan makanan dan jarang dimanfaatkan orang. Sehingga
buah ini termasuk buah dengan rendah daya gunanya.
Sementara urea merupakan senyawa kimia yang diproduksi
secara masal sebagai pupuk pertanian, larutan urea
mempunyai rasa yang pahit.

Komposisi ekstraksi divariabelkan dengan prosentase


ekstraksi buah bintaro dan urea serta waktu perendaman
yang berbeda. Hasil ekstraksi kemudian digunakan sebagai
air perendam sampel kayu di lapangan yaitu kayu sengon.
Kayu sengon dipotong dengan ukuran 30x10x5 cm. Sampel
tersebut kemudian ditempatkan pada sarang rayap dengan
lama waktu pengujian 1-1,5 bulan. Setelah waktu pengujian
selesai, maka sampel diamati fisik dan kehilangan berat yang
terjadi sebagai parameter ketahanan terhadap serangan
rayap.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah ekstraksi urea dan buah bintaro (uban) dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pengawet kayu?
2. Berapa lama waktu perendaman yang paling ideal untuk
pengawet yang kayu efektif?
3. Berapa proporsi ideal ekstraksi tersebut sebagai bahan
pengawet yang kayu efektif?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah ekstraksi urea dan buah bintaro
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet kayu.
2. Untuk mengetahui berapa lama waktu perendaman yang
paling ideal sebagai pengawet yang kayu efektif.
3. Untuk Mengetahui berapa proporsi ideal ekstraksi tersebut
sebagai bahan pengawet yang kayu efektif.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Pada penelitian ini diharapkan dapat dihasilkan produk
larutan ekstraksi buah bintaro dan urea yang bisa
dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pengawet kayu.
1.5 Kegunaan
1. Sebagai obat pengusir rayap dari bahan herbal dengan
efektifitas yang tinggi.
2. Sebagai pengetahuan akan kemampuan urea dan bintaro
dalam mengusir rayap yang nantinya bisa di informasikan
ke publik. Mengingat bahwa proses pembuatan bahan
pengawet tersebut sangat sederhana dan bahan yang
mudah ditemukan.

3. Sebagai cara untuk meningkatkan daya guna buah bintaro


yang keberadaannya melimpah.

BAB II
TARGET LUARAN
2.1 Target Penelitian Skala Mingguan
N
o
1
2

5
6

Bulan
Bulan
Bulan
Bulan
Bulan
ke-1
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
waktu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survei sarang

rayap
Pengadaan alat

dan bahan
Pembuatan
Bahan
Pengawet dan
Perendaman

benda uji ke
dalam bahan
pengawet
tersebut
Penempatan
Benda Uji pada

Sarang Rayap
Analisa Hasil &
Penyusunan
Laporan
Kegiatan

Presentasi

2.2

Target Penelitian Skala Tahunan

Tahun:2014
Target:Menguji pengaruh Uban terhadap pengawetan kayu serta
konsentrasi idealnya
Tahun:2015
Target:Menguji reaksi penambahan bahan lain untuk menyempurnakan
produk Uban
Tahun:2016
Target:Menguji pengaruh uban yang termodifikasi untuk berbagai
macam jenis kayu
Tahun:2017
Target:Pembuatan kemasan Uban skala produksi untuk dipasarkan

BAB III
METODE PENELITIAN
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ekstraksi urea dan buah bintaro (uban) sebagai pengawet kayu
terhadap serangan rayap dilihat pada visual benda uji sebagai
deteksi awal dan untuk mengetahui berapa lama perendaman
serta konsentrasi campuran uban yang paling efektif untuk
mengawetkan kayu pada tahap tahap awal deteksi.
3.1 Waktu dan Tempat Pengujian
Pengujian terhadap benda uji dilakukan selama 1
bulan. Sedangkan tempat pengujian dilakukan pada suatu
tempat di mana terdapat sarang rayap. Ini dilakukan untuk
mengetahui signifikasi pengaruh ekstrasi uban secara
ekstrim.
3.2 Bahan dan Peralatan Pengujian
Bahan pengujian adalah kayu sengon, buah bintaro,
urea. Sedangkan peralatan pengujian menggunakan gergaji

mesin, timbangan, kaliper, oven, blender, gelas ukur, ember


plastik, kompor, panci saringan, kamera, ballpoint, kertas.
3.3 Benda Uji
Benda uji yang dimaksud adalah kayu sengon yang
sudah dipotong dengan ukuran (5 x 7 x 15) cm, sebanyak 50
buah. Teknik pengawetan yang digunakan adalah rendaman
yaitu dengan merendam benda uji ke dalam ember yang
sudah berisi campuran urea dan ekstraksi buah bintaro
dengan perbandingan konsentrasi berturut-turut adalah 50%50%, 30%-70%, 70%-30%.
3.4 Pelaksanaan Pengujian
Berikut merupakan urutan tahap pembuatan uban :
1. Menyiapkan buah bintaro dengan kondisi yang baik.
2. Memisahkan buah bintaro dari bijinya.
3. Memblender buah bintaro yang sudah terpisah dari bijinya.
4. Menuangkannya ke dalam ember, penuangan dilakukan
dengan ketentuan proporsi rencana.
5. Memasukkan urea ke dalam ember tersebut sesuai dengan
proporsi rencana.
6. Mengaduk.
Berikut merupakan urutan tahap pelaksanaan pengujian :
1. Memberi kode pada benda uji.
2. Mengukur berat dan dimensi benda uji.
3. Mengeringkan benda uji ke dalam oven dengan suhu 105 oC
sampai keadaan kering oven.
4. Mengambil benda uji untuk ditimbang sehingga didapat
diketahui berat kering dan kadar airnya.
5. Memasukan benda uji ke dalam ember yang telah terisi
oleh larutan uban, benda uji direndam sesuai dengan
variabel waktu yang direncanakan.
6. Mengangkat benda uji kemudian menimbangnya untuk
diketahui kadar uban di dalam benda uji.
Tabel 3.1 Kebutuhan Benda Uji
Jenis
Bend
Konsentr
Anti
a Uji
asi
Rayap
Samp
Ekstrak
50% dan
el A
Buah
50%

Lama
Perenda
man
1 jam
2 jam

Jumla
h

Total

1 buah
1 buah

3
buah

Samp
el B

Samp
el C
Samp
el D

Bintaro
Ekstrak
dan Urea
Buah
Bintaro
dan Urea
Ekstrak
Buah
Bintaro
dan Urea
-

30% dan
70%

70% dan
30%
-

3 jam

1 buah

1 jam

1 buah

2 jam

1 buah

3 jam

1 buah

1 jam

1 buah

2 jam

1 buah

3 jam

1 buah

1 buah

3
buah

3
buah
1
buah

3.5 Paradigma Pengujian

an Bahan Benda Uji : Kayu


Persiapan
Sengon
Bahan Ubin : Buah Bintaro, Urea, Aquades.

Alur Peng

Studi Liter

Survey Lokasi Sa

Pengadaan Alat d

Pengeringan Benda Uji ol

Menimbang Berat Awa

Pembuatan Uban :1.Blending B


Penambahan Larutan Urea den

Perendaman Benda Uji dengan V

Hasil :1.Pengama
Penimbangan Be

Penempatan Benda Uji

Analisa Data :1.Kehilang


Judifikasi Visual Benda U

Kesimpul
Berikut merupakan skema atau alur pengujian terhadap
benda uji :

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara untuk
mendapatkan data yaitu dengan melakukan pengamatan dan
perhitungan. Hal-hal yang diamati adalah
1. Data pengukuran berat
2. Data lama perendaman
3. Sementara data-data yang dihitung adalah :
1. Berat jenis
2. Absorbsi
3. Kehilangan berat
4.
3.7 Teknik Analisis Data
5.
Teknik analisis data dilakukan dengan cara
membandingkan antara satu benda uji dengan benda uji
lainnya. Perbandingan dilakukan terhadap perlakuan meliputi
konsenstrasi uban, dan lama perendaman. Perbandingan juga
dilakukan terhadap tampilan visual benda uji (setelah
pengujian), kehilangan berat dan kadar air yang dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut:
6.
(Berat AwalBerat Kering )
x 100 ..............................
7. Kadar Air=
Berat Kering
..................(1)
8. Berat

Jenis

Berat Kering
Volum

...............................................................................(2)
9. Uban yang terefektif adalah uban yang menghasilkan
kehilangan berat terkecil, rumus kehilangan berat dihitung
dengan,
10.
( Berat AwalBerat Akhir )
Prosen Kehilangan Berat=
x 100 ....
11.
Berat Awal
...................(3)
12.
Sehingga dapat dibandingkan dari masing-masing
benda uji untuk memcari lama perendaman dan konsentrasi
terefektif.
13.
14.
15.

10

16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.BAB IV
30.HASIL YANG DICAPAI
31.
4.1 Kesesuaian Jenis dan Jumlah Luaran yang telah
Dihasilkan
32.
Tabel 4.1 Kemajuan Kegiatan
33. 34. Indeks Keberhasilan
35. Ketercapai
N
an
o
36.
37.
Konsultasi dengan
38. Telah
1
dosen pembimbing
dilaksanakan
40.
Diskusi pengadaan
39.
41. Telah
material dan sistematika
2
dilaksanakan
pelaksanaan kegiatan
42.
44. Telah
43. Survai lokasi sarang rayap
3
dilaksanakan
45.
4
48.
5
51.
6
54.
7
57.
8
60.
9

46.Peminjaman laboratorium
Transportasi Jurusan Teknik Sipil
Universitas Diponegoro
49.Diskusi perancangan
stoikiometri larutan
52.Pemetikkan buah Bintaro
55.Pembelian blender, aquadest,
pupuk urea, kertas, tali rafia,
ember, cat, dan kayu sengon.
58.Pembuatan plank

61.Pemberian label pada benda uji

47. Telah
dilaksanakan
50. Telah
dilaksanakan
53. Telah
dilaksanakan
56. Telah
dilaksanakan
59. Telah
dilaksanakan
62. Telah
dilaksanakan

11

63.
65. Telah
64.Pembuatan ekstrak buah
bintaro
10
dilaksanakan
66.
68. Telah
67. Pembuatan larutan campuran
ekstrak buah Bintaro dan urea
11
dilaksanakan
69.
71. Telah
70. Perendaman benda uji
12
dilaksanakan
72.
74. Telah
73. Pemasangan plank dan pagar pada
13
sarang rayap
dilaksanakan
75.
77. Telah
76. Penempatan benda uji pada sarang
14
rayap
dilaksanakan
78.
80. Proses
79. Pengawasan benda uji pada sarang
15
rayap
81. 82. Analisa hasil
83. Belum
16
dilaksanakan
84. 85. Pengumpulan dokumentasi
86. Belum
17 dan evaluasi kegiatan
dilaksanakan
87. 88. Penyusunan Laporan Akhir
89. Belum
18
dilaksanakan
90.
4.2 Persentase Hasil terhadap Keseluruhan Target
Kegiatan
20%
80%

91.
Ketercapaian dari target
kegiatan kami yang disusun menurut indeks keberhasilan
jangka pendek (IKJP) telah terlaksana 80%, namun dalam
keberhasilan kegiatan yang kami lakukan masih perlu
peningkatan.
92.
93.
94.
95.
96.BAB V
97.POTENSI HASIL
98.
99. Manfaat dari artikel ilmiah ini adalah untuk meneliti
kandungan dari buah bintaro dan urea sebagai salah satu
alternative bahan pengawet kayu terhadap serangan rayap.

12

100. Luaran yang di dapatkan dari artikel ini adalah


produk cairan pengawet kayu terhadap serangan rayap yang
dapat dipatenkan dan diproduksi secara masal untuk selanjutnya
dikomersilkan dan dikembangkan sehingga memiliki nilai jual
yang dapat berpengaruh positif pada perekonomian masyarakat.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133. BAB VI
134. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
135.

13

1.

2.
3.

4.

136.
Adapun untuk kelanjutan kegiatan kami rencanakan
sebagai berikut:
Untuk selanjutnya diteruskan pengawasan terhadap beda uji
dan setelah sampai pada lama pengujian yang ditentukan
dilaksanakan analisa dengan mengukur perubahan massa
benda uji dan pengamatan secara visual.
Setelah diperoleh hasil yang diharapkan, dilakukan pembuatan
artikel ilmiah mengenai kegiatan yang kami lakukan.
Memproduksi larutan secara masal dan kontinyu yang
ditujukan pada tempat penyimpanan kayu di toko-toko yang
bersangkutan.
Apabila diperoleh hasil yang kurang sesuai harapan, dilakukan
evaluasi dan perbaikan berdasarkan hasil yang diperoleh pada
analisa hasil.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.

14

164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
No

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1. Penggunaan Dana

171. Jenis
Kegiatan

180. Biaya
Transporta
si
a. Survei lokasi
182.sarang rayap di
Bojonegoro
b. Pembelian
material
187.
campuran
larutan
c. Penempatan
192.benda uji di
Bojonegoro
198. Sub Total
197.
179.
1

202. Biaya
201.
Administra
2
si
a. Print proposal
204.
b. Jilid proposal
209.
c. Flashdisk
214.

172. Rincian Biaya


178. Tot
175. 176.
177. Harg
al
Jumla Satua
a Satuan
Harg
h
n
a
181.

183.
1

184.
185. Rp
P
100,000.00

186. Rp
100,000.00

188.
2

189.
190. Rp
P
50,000.00

191. Rp
100,000.00

193.
1

194.
195. Rp
P
100,000.00

196. Rp
100,000.00
199. Rp
300,000.00

200.
203.

205.206.
207.
Rp
27 lemba
500.00
r
210.
211.212.
Rp
12
Jil
3,000.00

208.
Rp
135,000.00
213.
Rp
36,000.00
218.
Rp
50,000.00

d. Pulsa
219.

216.
217.
Rp
215.
Baran 50,000.00
1
g
220.
221. 222. Rp
5
B
50,000.00

224.
e. Sewa

225.226.

228.

227.

Rp

223.
Rp
100,000.00
Rp

15

laboratorium
f. Internet
229.

Mingg
500,000.00
u
230.
231.232.
Rp
5
B
40,000.00

1,500,000.00
233.
Rp
200,000.00
236.
Rp
2,021,000.0
0

234. 235. Sub Total


237.
239. Biaya
238.
Peralatan
3
& Bahan
a. Mesin blender
241.
b. Ember
246.
c. Penggaris
251.
d. Kertas
256. tulis

&

alat

e. Palu
261.
f. Kayu sengon
266.
g. Urea
271.
h. Aquadest
276.
i. Drijen
281.
j. Kayu patok
286.
k. Cat
291.
l. Paku
296.
301.
m. Rafia

240.
242.243.
1 baran
g
247.248.
8
Set
252.253.
1 Baran
g
257.258.
1 Pasan
g
262.263.
1 Baran
g
267.268.
2 Lonjor
272.273.
10 liter
277.278.
10 liter
282.283.
1 Baran
g
287.288.
2 Lonjor
292.293.
1 Baran
g
297.298.
24 Biji
302.303.

244.
Rp
250,000.00

245.
Rp
250,000.00

249.
Rp
37,500.00
254.
Rp
10,000.00

250.
Rp
300,000.00
255.
Rp
10,000.00

259.
Rp
5,000.00

260.
Rp
5,000.00

264.
Rp
50,000.00

265.
Rp
50,000.00

269.
Rp
17,000.00
274.
Rp
10,000.00
279.
Rp
600.00
284.
Rp
13,500.00

270.
Rp
34,000.00
275.
Rp
30,000.00
280.
Rp
6,000.00
285.
Rp
13,500.00

289.
Rp
17,000.00
294.
Rp
7,500.00

290.
Rp
34,000.00
295.
Rp
7,500.00

299.
Rp
1,000.00
304.
Rp

300.
Rp
24,000.00
305.
Rp

16

1
Ikat
6,000.00
307.308.
309.
Rp
1 Baran
5,000.00
g

n. Kuas
306.

6,000.00
310.
Rp
5,000.00
313.
Rp
775,000.00

311. 312. Sub Total


314.
315. 316.
Lain4
Lain
a. Pemotongan
318.
kayu sengon
b. Fotokopi
323. literatur
c. Dokumentasi
328.
333.
334.

Sub Total

336. Total

317.
319.
320.321.
Rp
1
1
15,000.00
324.325.
326.
Rp
20 lemba
350.00
r
329.
330.331.
Rp
4
B
100,000.00

322.
Rp
15,000.00
327.
Rp
7,000.00
332.
Rp
100,000.00
335.
Rp
122,000.00
337.
Rp
3,218,000.0
0

338.
339. Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan
340.
341.

17

342. Pengambilan Buah Bintaro di Widya Puraya Universitas


Diponegoro
343.
344.
346.

345. Pembelian Kayu Sengon


348.
349.

347. Pemberian Label pada


Benda Uji

18

350.

352.

351. Persiapan Bahan Larutan


353. Blender Buah Bintaro
354.
355.
356. Pembuatan Lautan Ekstrak
Bintaro & Urea

19

357.

358. Penjemuran Benda Uji


yang telah Direndam

359.

Anda mungkin juga menyukai