Anda di halaman 1dari 10

9

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS EKSTERNA

3.1 Pengkajian
A. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Biasanya pasien merasakan nyeri pada liang telinga, nyeri pada saat pinna
dan tragus bergerak, perasaan tida enak pada telinga, telinga terasa
tersumbat,

pendengaran berkurang, ketika membersihkan telinga keluar

cairan berbau busuk


b. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan keluhan dirasakan, apakah tiba-tiba atau perlahanlahan, sejauh mana keluhan dirasakan, apa yang memperberat dan
memperingan keluhan dan apa usaha yang telah dilakukan untuk
mengurangi keluhan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan pada klien dan keluarganya ; apakah klien dahulu pernah
menderita sakit seperti ini, apakah sebelumnya pernah menderita penyakit
lain, seperti panas tinggi, kejang, apakah klien sering mengorek-ngorek
telinga dengan jepit rambut atau cutton buds sehingga terjadi trauma,
apakah klien sering berenang, apakah klien pernah mengalami trauma
terbuka pada liang telinga akibat terkena benturan sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada diantara anggota keluarga klien yang menderita penyakit seperti
klien saat ini dan apakah keluarga pernah menderita penyakit DM.
B Pemeriksaan Fisik
1. Teknik yang digunakan adalah secara inspeksi dan palpasi , posisi klien
duduk atau tidur dengan posisi supinasi
9

10

2. Jika klien menggunakan alat bantu mendengar sebaiknya selama


pemeriksaan dilepas dulu
3. Setelah pemeriksaan dengan otoscope , perawat melihat apakah alat bantu
dengar utuh
4. Pemeriksaan telinga mencakup
a. Telinga luar mastoid
Infeksi tulang mastoid adakah kemerahan, bengkak menunjukan tanda
radang
Palpasi untuk mengkaji adanya tenderness, yang menandakan proses
inflamasi pada telinga luar
b. Pinna
Kaji adanya bengkak , nodul atau lesi
c. Kanalis akustikus eksternal
Kaji adanya furuncle , akumulasi seumen yang berlebihan , kemerahan
, bengkak , keluaran cairan yang berlebihan , observasi panjang kanalis
5. Pengkajian fungsi pendengaran
Pemeriksaan ini berguna untuk mengkaji terhadap ketajaman pendengaran
klien yang meliputi tes bicara , tes arloji , tes garputala , dan audiometri
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes laboratorium, pemeriksaan kultur dan sensitifitas antibiotik.
2. Tesaudiometrik,memperlihatkan
dan
mendokumentasikan

jumlah

kehilangan pendengaran dan gangguan pada telinga luar.


3. CT-Scan tulang tengkorak. Dengan kriteria hasil : mastoid terlihat kabur
dan ada kerusakan tulang.
4. Scan Galium-67 . Dengan kriteria hasil : terlihat focus infeksi akut yang
akan kembali normal dengan resolusi infeksi

D. Terapi
Farmakologi:
1.Topikal

10

11

Otitis eksterna sirkumskripta pada stadium infiltrat diberikan salep


ikhtiol atau antibiotik dalam bentuk salep seperti polymixin B atau
basitrasin.
Pada otitis eksterna difus dengan memasukkan tampon yang

mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang


baik antara obat dengan kulit yang meradang. Pilihan antibiotika yang
dipakai adalah campuran polimiksin B, neomisin,hidrokortison dan
anestesi topikal.
Pada otomikosis dilakukan pembersihan liang telinga dari plak jamur

dilanjutkan dengan mencuci liang telinga dengan larutan asam asetat


2% dalam alkohol 70% setiap hari selama 2 minggu. Irigasi ringan ini
harus diikuti dengan pengeringan. Tetes telinga siap beli dapat
digunakan seperti asetat-nonakueous 2% dan mkresilasetat
2. Oral sistemik
Antibiotika sistemik diberikan dengan pertimbangan infeksi yang
cukup berat.
Analgetik paracetamol atau ibuprofen dapat diberikan.
Pengobatan herpes zoster otikus sesuai dengan tatalaksana Herpes
Zoster.
3. Bila otitis eksterna sudah terjadi abses, diaspirasi secara steril untuk
mengeluarkan nanah.

3.2 Analisa Data


No

Data Fokus

Problem

11

Etiologi

12

DS :

Invasi bakteri,
virus, jamur

klien mengatakan
merasakan nyeri pada
liang telinga dan pada
daun telinga terutama
bila digerakan serta
perasaan tidak enak pada
telinga

Proses
peradangan

DO :

Menghasilkan
mediator kimia
(bradikinin,
serotonin,
histamin)

Posisi untuk menahan


nyeri
Tingkah laku berhatihati
Gangguan tidur
Tingkah laku
distraksi,
Respon autonom
(seperti diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah)
Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

Merangsang
reseptor nyeri

Nyeri
dipersepsikan

12

Agen zat
kimia
(bradikinin,ser
otonin)

13

DS :
Peradangan pada
telinga luar

Klien mengatakan
telinga terasa tersumbat,
pendengaran berkurang

Perubahan
fungsi organ

Edema stratum
korneum

DO

Berubahnya pola
prilaku
Berubahnya fungsi
pendengaran
Gagal penyesuaian
Distorsi pendengaran
Pengintegrasian
pendengaran yang
terganggu

Penyumbatan
liang telinga

Hantaran suara
udara menurun

Gangguan
persepsi sensori
DS :
Peradangan kronis
pada telinga luar

Ketidakcukupan
pengetahuan pasen untuk
menghindari paparan
patogen

Peningkatan produksi
cairan

DO :

Prosedur Infasif
Trauma
Kerusakan jaringan
dan peningkatan
paparan lingkungan
patogen
Agen farmasi

Akumulasi cairan
mukus dan serosa

Media tumbuh bakteri

13

Aspek kronis
penyakit

14

(imunosupresan)
Malnutrisi
Ketidakadekuatan
imum buatan
Tidak adekuat
pertahanan sekunder
(penurunan Hb,
Leukopenia,
penekanan respon
inflamasi)
Tidak adekuat
pertahanan tubuh
primer (kulit tidak
utuh, trauma jaringan,
penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis,
perubahan sekresi pH,
perubahan peristaltik)
Penyakit kronik

Resiko penyebaran
infeksi

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubung dengan agen zat kimia (bradikinin, serotonin, histamin)
2. Gangguan Persepsi sensori berhubung denga penurunan fungsi organ
3. Resiko penyebaran infeksi b/d penurunan system imun, aspek kronis penyakit.

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan


No

Diagnos

Tujuan dan
Kriteria hasil

Intervensi

Keperaw
atan
NOC :
1

NIC :

Nyeri
akut b.d
14

15

Pain level
Agen zat Pain control
kimia
Comfort level
(bradikin
in,seroto Setelah dilakukan
nin)
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan klien tidak
mengalami nyeri dengan
kriteria hasil :

Mampu mengontrol
nyeri ( tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan teknik
non farmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan )
Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali
nyeri skala dan
intensitas,frekuensi
dan tanda nyeri.
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal.

1. lakukan pengkajian nyeri


secara komperhensif
termasuk
lokasi,karakteristik,durasi
dan frekuensi,kualitas dan
faktor prepitasi.
2. Observasi reaksi non verbal
dari ketidaknyamanan
3. Ajarkan teknik non
farmakologi dengan nafas
dalam,distraksi dan relaksasi
4. Berikan analgesik untuk
mengurangi rasa nyeri
5. Berikan informasi tentang
nyeri
6. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik.

NOC :

NIC :

1. Berbicara dengan sura yang

Ganggua
n
persepsi
pendeng
aran b.d
penurun

Kognitive orientation
Comunicative
reseceptive ability
setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 x 24
15

jelas
2. Mendengarkan dengan baik
3. Menggunakan kalimat atau
bahasa

yang

mudah

16

jam,gagguan persepsi
sensori dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
Mampu menunjukan
pemahaman / sinyal
respon

an
fungsi
organ

NOC :
3

dimengerti
4. Berdiri dihadapan klien saat
berbicara

NIC :

Resiko
penyebar
an

infeksi
b/d

penurun
an
system
imun,
aspek
kronis
penyakit
.

Infection
Control
(Kontrol
Immune Status
Knowledge : Infection infeksi)
control
1. Bersihkan
lingkungan
Risk control
setelah dipakai pasien
lain
Setelah
dilakukan
2. Pertahankan
teknik
tindakan keperawatan
isolasi
selama 3 x 24 jam
3. Batasi pengunjung bila
perlu
diharapkan klien tidak
4. Instruksikan
pada
mengalami
nyeri
pengunjung
untuk
mencuci tangan saat
dengan kriteria hasil :
berkunjung dan setelah
berkunjung
meninggalkan pasien
5. Gunakan
sabun
1. Mendeskripsikan
antimikrobia
untuk
cuci
proses penularan
tangan
penyakit, factor yang
6. Cuci
tangan
setiap
mempengaruhi
sebelum dan sesudah
penularan serta
tindakan kperawtan
penatalaksanaannya
7.
Gunakan baju, sarung
2 .Menunjukkan
tangan
sebagai
alat
kemampuan untuk
pelindung
mencegah timbulnya
8. Pertahankan lingkungan
infeksi jumlah leukosit
aseptik
selama
dalam batas normal
pemasangan alat
3. Menunjukkan perilaku
hidup sehat
9. Tingktkan intake nutrisi
10. Berikan terapi antibiotik

16

17

bila perlu

Infection Protection
terhadap infeksi)

(proteksi

11. Monitor tanda dan gejala


infeksi sistemik dan lokal

12. Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
13. Batasi pengunjung

14. Partahankan
teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
15. Pertahankan
teknik
isolasi k/p
16. Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
17. Inspeksi
kulit
dan
membran
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas, drainase

18. . Dorong masukkan


nutrisi yang cukup
19. Dorong masukan cairan
20. Dorong istirahat
21. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
22. Ajarkan
pasien
dan
keluarga tanda dan gejala

17

18

infeksi
23. Ajarkan
cara
menghindari infeksi
24. Laporkan
kecurigaan
infeksi

18

Anda mungkin juga menyukai