Anda di halaman 1dari 12

RESUME KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADAKLIEN Tn. U DENGAN


MORBUS HANSEN DI POLIKLINIK KULIT KELAMIN
RSUP DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG

Disusun Oleh :
Dewi Puspitasari
220112160091

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016

A. Pengertian
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular kronik yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M leprae) yang intra
seluler obligat menyerang saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu
kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas kemudian ke organ
lain kecuali susunan saraf pusat. Penyakit kusta dikenal juga dengan
nama Morbus Hansen atau lepra.
B. Etiologi
Penyakit kusta disebabkan oleh M .leprae yang ditemukan oleh G.H.
Armauer Hansen tahun 1873 di Norwegia.Basil ini bersifat tahan
asam, bentuk pleomorf lurus, batang ramping dan sisanya berbentuk
paralel dengan kedua ujung-ujungnya bulat dengan ukuran panjang 1-8
um dan diameter 0,25-0,3 um. Basil ini menyerupai kuman berbentuk
batang yang gram positif, tidak bergerak dan tidak berspora.
C. Manifestasi Klinik
1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa
Kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak keputih-putihan
(hypopigmentasi) atau kemerah-merahan (erithematous) yang mati
rasa (anaesthesi).
2. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi
saraf. Gangguan fungsi saraf ini merupakan akibat dari peradangan
kronis saraf tepi (neuritis perifer). Gangguan fungsi saraf ini bisa
berupa :
a. Gangguan fungsi sensori seperti mati rasa
b. Gangguan fungsi motoris seperti kelemahan otot (parese) atau
kelumpuhan (paralise)
c. Gangguan fungsi otonom seperti kulit kering dan retak-retak.
3. Adanya bakteri tahan asam (BTA) didalam kerokan jaringan kulit
Seseorang dinyatakan sebagai penderita kusta apabila di temukan satu
atau lebih

dari

sebagian

besar

tanda-tanda

utama

diatas.

Pada

dasarnya

penderita dapat didiagnosis dengan pemeriksaan

klinis. Namun demikian pada penderita yang meragukan dapat


dilakukan pemeriksaan kerokan kulit.
D. Patofisiologi
Setelah M. leprae masuk ke dalam tubuh, perkembangan penyakit kusta
bergantung pada kerentanan seseorang. Respon tubuh setelah masa
tunasdilampaui tergantung pada derajat sistem imunitas selular (cellular
mediatedimmune) pasien. Kalau sistem imunitas selular tinggi, penyakit
berkembangkearah tuberkuloid dan bila rendah, berkembang kearah

lepromatosa. M. leprae berpredileksi di daerah-daerah yang relatif lebih


dingin, yaitu daerahakral dengan vaskularisasi yang sedikit.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Bakteorologis
2. Indeks bakteri
Merupakan ukuran semikuantitatif kepadatan BTA dalam sediaan
hapus. IB digunakan untuk menentukan tipe kusta dan
mengevaluasi hasil pengobatan
3. Indeks morfologi
Merupakan persentase BTA bentuk utuh terhadap seluruh BTA.
IM digunakan untuk mengetahui daya penularan kuman,mengevaluasi
hasil pengobatan, dan membantu menentukan resistensi terhadap obat.
F. Penatalaksanaan
1. Terafi medic
Tujuan utama program pemberantasan kusta adalah penyembuhan
pasien kusta dan mencegah timbulnya cacat serta memutuskan
mata rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang menular
kepada orang lain untuk menurunkan insiden penyakit. Program multi
drug terafi ( MDT) dengan kombinasi rifamfisin, klofazimin dan DDS
dimulai pada tahun 1981.
2. Perawatan umum
Perawatan pada morbus hansen umumnya untuk mencegah kecacatan.
Terjadinya cacat pada kusta disebabkan oleh kerusakan fungsi saraf
tepi, baik karena kuman kusta maupun karena peradangan sewaktu
keadaan reaksi netral.
a. Perawatan mata dengan lagophthalmos
1. Penderita memeriksa mata setiap hari apakah ada
kemerahan atau kotoran
2. Penderita harus ingat sering kedip dengan kuat
3. Mata perlu dilindungi dari kekeringan dan debu
b. Perawatan tangan yang mati rasa
1. Penderita memeriksa tangannya tiap hari untuk mencari
tanda- tanda luka, melepuh
2. Perlu direndam setiap hari dengan air dingin selama lebih
kurang setengah jam
3. Keadaan basah diolesi minyak
4. Kulit yang tebal digosok agar tipis dan halus
5. Jari bengkok diurut agar lurus dan sendi-sendi tidak kaku
6. Tangan mati rasa dilindungi dari panas, benda tajam, luka
c. Perawatan kaki yang mati rasa
1. Penderita memeriksa kaki tiap hari

2. Kaki direndam dalam air dingin lebih kurang jam


3. Masih basah diolesi minyak
4. Kulit yang keras digosok agar tipis dan halus
5. Jari-jari bengkok diurut lurus
6. Kaki mati rasa dilindungi
d. Perawatan luka
1. Luka dibersihkan dengan sabun pada waktu direndam
2. Luka dibalut agar bersih
3. Bagian luka diistirahatkan dari tekanan
4. Bila bengkak, panas atau bau bawa ke puskesmas

ASUHAN KEPERAWATAN PADAKLIEN Tn. U DENGAN


MORBUS HANSEN DI POLIKLINIK KULIT KELAMIN
RSUP DR. HASAN SADIKIN
BANDUNG

PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama
: Tn. U
Tanggal Lahir
: 30 Juli 1975
Umur
: 41 Tahun
Alamat
: Gunung Halu rt 08 rw 04
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Kerja Bangunan
Suku
: Sunda
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: menikah
Tanggal Pengkajian : 3 November 2016 jam 11
Diagnosa Medis
: Morbus Hansen
No Medrek
: 1490583
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Bercak eriteme ( kemerahan ) pada kulit sekitar
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kurang lebih 1 tahun SMRS klien mengatakan terdapat bercak- bercak
putih seperti panu pada daerah perut dan punggung tapi tidak dirasakan
gatal, semakin lama bercak putihnya semakin banyak menjalar ke daerah
lengan. Kurang lebih 4 bulan SMRS klien mengeluh daerah sekitar mata

merah dan bengkak dan dirasakan sakit, bercak putih yang ditangan juga
menjadi merah dan bengkak, telapak tangan dirasakan baal. Pada saat
dikaji kemerahan kulit daerah sekitar mata + bengkak berkurang, nyeri
sudah tidak dirasakan, baal pada telapak tangan berkurang, terdapat bercak
putih pada daerah perut, punggung dan lengan
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
sama dengan klien
4. Riwayat Masa Lalu
Klien pernah dirawat karena penyakit typus.
5. Riwayat Sosial
Klien tinggal bersama istri dan ketiga anaknya dirumah berukuran sedang,
ventilasi rumah cukup, hubungan klien dengan keluarga lainnya dan
tetangga cukup baik, klien dan keluarganya sudah paham bahwa
penyakitnya menular, klien juga mengatakan bahwa semua anggota
keluarganya sudah diperiksa dan hasilnya negatif
6. Riwayat Psikososial
Klien tidak merasa minder karena penyakit yang dideritanya, klien
menganggap bahwa penyakitnya merupakan cobaan
C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 M6 V5
TTV
TD
: 120/80
Nadi
: 84x/ menit
RR
: 24x/ menit
Suhu
: 36.5 C
b. Sistem Penglihatan
Ukuran simetris, Kulit daerah sekitar mata tampak kemerahan dan sedikit
bengkak, replek mengedip +, tidak ada gangguan penglihatan, nyeri tekan
-, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, klien dapat
menggerakkan bola mata ke segala arah dan dapat membaca papan nama
pada jarak 1 meter.
c. Sistem pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan, klien dapat
mencium bau minyak kayu putih dalam keadaan mata tertutup, tidak ada
kesulitan bernapas

d. Sistem Persyarfan
Sedikit baal pada daerah jari tangan
e. System musculoskeletal
Ekstrimitas atas dan bawah simetris, tidak ada atropi, tdk ada edema,
kekuatan oyot 5, sedikit baal baal pada daerah jari tangan
f. Sistem Integumen
Terdapat bercak putih ( hipopigmentasi) pada daerah lengan, perut dan
punggung, terdapat eritema ( kemerahan) pada kulit Sekitar mata

D. ANALISA DATA
No.

Data

DS :

Etiologi

Masalah
mycobacterium leprae

Klien

mengeluh

kulit

disekitar

mata

sudah

bulan

mengalami

integritas kulit
droplet infection atau kontak dgn kulit

6
masuk dalam pemb dermis dan sel sechwan

kemerahan
system imun seluler meningkat

DO :

Eritema

atau

kemerahan

pada

kulit sekitar mata


Terdapat
bercak

kerusakan

fagisitosis
basil mati dan menumpuk bercampur

putih pada kulit

makrofag

lengan, perut dan


punggung

terbentuk granuloma
masuk ke aliran darah
terjadi proses inflamasi
terbentuk nodul eritema pada kulit sekitar
mata
kerusakan integritas kulit

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan proses inflamasi

F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Klien

: Tn. U

Usia

: 41 tahun

DIAGNO
N
SA
O KEPERA
WATAN
1 Kerusakan
integritas
kulit
berhubung
an dengan
proses
inflamasi

PERENCANAAN
TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

Setelah
1. Kaji/catat
1. Memberikan
dilakukan
warna
lesi,
informasi
tindakan
perhatikan jika
dasartentang
keperawatan
ada
jaringan
terjadi
proses
selama
1x30
nekrotik
dan
inflamasidan
menit
klien
kondisi sekitar
mengenai
menunjukan
luka
sirkulasi
kemampuan
daerahyang
dalam
terdapat lesi.
2. Berikan
melakukan
perawatan
perawatan luka
khusus
pada 2. Menurunkan

dengan klien,
daerah
yang
dengan kriteria:
terjadi inflamasi
Keluarga
mampu
3. Evaluasi warna
menyebutkan
lesi
dan
kembali
cara
jaringan yang
melakukan
terjadi
perawatan luka
inflamasi,
perhatikan
adakah
penyebaran pada
jaringan sekitar
4. Ajarkan klien
untuk
melakukan
perawatan lika
dirumah :
-

Cuci tangan
sebelum dan
sesudah
kontak
dengan
dengan luka

Bersihkan
luka dengan
sabun
kemudian
lembabkan
luka dengan
kassa nacl

Bila
ada
tanda
bengkak,
kemerahan
atau
bau
pada luka
segera bawa

terjadinyapenyeba
ran
inflamasi
pada jaringan seki

3. Mengevaluasi
perkembangan
lesi dan inflamasi
dan
mengidentifikasi
terjadinya
komplikasi

4. Untuk mencegah
terjadinya infeksi
pada luka

ke
pelayanan
terdekat

5. Untuk
menghindari
terjadinya
cacat
pada
kusta
disebabkan oleh
kerusakan fungsi
saraf tepi, baik
karena
kuman
kusta
maupun
karena peradangan
sewaktu keadaan
reaksi netral

5. Ajarkan klien
untuk
melakukan
perawatan pada
daerah mata
- Memeriksa
mata setiap
hari
dari
kotoran dan
kemerahan
yang
bertambah
- Klien harus
mengedip
engan kuat 6. Tujuan
utama
dan sering
program
pemberantasan
6. Kolaborasi
kusta
adalah
untuk
penyembuhan
pemberian
pasien kusta dan
multi
drug
mencegah
terafi
timbulnya
cacat
serta
memutuskan
mata
rantai
penularan
dari
pasien
kusta
terutama tipe yang
menular
kepada
orang lain untuk
menurunkan
insiden penyakit

G. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Klien

: Tn. U

Usia

41 tahun

Tgl/ jam

DP

2/11-16

11

Implementasi

Evaluasi

Paraf

1. Mengkaji adanya
lesi dan jaringan
nekrotik pada luka

1. Eriteme
pada
daerah sekitar mata,
tidak ada jaringan
nekrotik,
luka
sudah mulai kering,
bengkak berkurang

2. Mengajarkan
kepada klien
tentang perawatan
luka dirumah :
-

2. Klien
tampak
mengerti dan bisa
menyebutkan
kembali
cara
perawatan luka di
Cuci
tangan
rumah
sebelum
dan
sesudah kontak
dengan dengan
luka
Bersihkan luka
dengan sabun
kemudian
lembabkan luka
dengan
kassa
nacl
Bila ada tanda
bengkak,
kemerahan atau
bau pada luka
segera bawa ke
pelayanan
terdekat

3. Mengjarkan
klien
untuk
melakukan
3. klien
perawatan
pada
mengerti
daerah mata
- Memeriksa mata
setiap hari dari
kotoran
dan

tampak

kemerahan yang
bertambah
Klien
harus
ingat
sering
mengedip
dengan kuat

I.

DP

EVALUASI
Nama Klien

: An. M

Usia

: 3.2 tahun

Tanggal/Jam
2 Oktober 2016 / 13.00

Catatan Perkembangan
S:O:
Keluarga ( nenek dan kakek klien) mampu
menyebutkan

kembali

berkomunikasi dengan klien


A:
Masalalah teratasi

bagaimana

cara

Anda mungkin juga menyukai