E (87 thn)
DENGAN KATZ INDEKS A DAN OSTEOARTHRITIS
DI WISMA MUNAJAT PSTW BUDI PERTIWI
Oleh:
Dewi Puspitasari
220112160091
PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. E
Umur : 82 Tahun
Tahun lahir : 1930
Alamat : Bandung
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Sunda
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
Tanggal Masuk Panti : 10 Agustus 2008
Tanggal Pengkajian : 29 April 2017
2. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada kedua lutut
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh sudah lama merasakan nyeri pada kedua lutut. Nyeri di
rasakan hilang timbulseperti di tusuk- tusuk , bertambah berat bila klien
banyak beraktifitas dan berkurang bilaberistirahat. Nyeri yang dirasakan pada
skala 4 (0-10) pada face pain scale
Pada saat dikaji : klien mengatakan nyeri pada kedua lutut pada skala 4, yang
dirasakan bertambah nyeri bila banyak beraktifitas, klien berjalan dengan
perlahan dengan posisi tubuh kifosis (bungkuk).
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi sudah 9 tahun sejak pertama
kali dating ke panti, klien juga pernah menjalani operasi selaput mata 3 tahun
yang lalu. Klien juga pernah jatuh di kamar mandi 5 bulan yang lalu. Menurut
catatan rekam medic klien menderita penyakit osteo artritis
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien menyangkal anggota keluarganya ada yang menderita penyakit hipertensi,
jantung , diabetes atau penyakit keturunan lainnya
5. Riwayat Pemakaian Obat
Klien biasa minum amlodipine 5mg 1x1
6. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : Bersih, berpakaian rapi, dan tidak berbau
Kesadaran : Compos Mentis
TTV
Tekanan Darah :150/ 80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu :36.20 C
BB :45 kg
TB :142 cm
- Kepala
Bentuk simetris, rambut sebagian besar beruban, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan
- Mata
Bentuk mata simetris, fungsi penglihatan sudah berkurang. Sklera tak ikterik,
konjungtiva tak anemis, katarak (-), glaukoma (-)keluhan nyeri mata
().fungsi penglihatan sudah berkurang Klien menggunakan alat bantu
penglihatan. Klien pernah menjalani operasi selaput mata sekitar 3 tahun yang
lalu sehingga sampai sekarang klien harus menggunakan obat tetes mata
setiap merasakan matanya sudah agak kering (keset)
- Telinga
Bentuk simetris, tidak terlihat kotoran telinga, fungsi pendengaran masih
baik
- Hidung
Bentuk simetris, penciuman baik, dapat membedakan bau, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
- Mulut, gigi dan tenggorok
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada lesi, tidak ada sariawan.
Klien sudah tidak memiliki gigi (ompong), klien mengatakan tidak ada
kesulitan dalam mengunyah dan menelan, tidak ada perdarahan dan
pembengkakan gusi, mampu menjulurkan lidah kesegala arah.
- Wajah
Pergerakan otot wajah normal, ekspresi wajah (+), klien dapat melawan
tahanan saat menoleh ke samping kanan dan kiri.
- Leher dan bahu
Bentuk simetris, tidak teraba pembesaran kelenjar, peninggian JVP (-),
pembesaran thyroid tidak ada, dapat memberikan tahanan pada bahu kanan
dan kiri.
- Thorak
- Dada : bentuk dada barel chest dan pergerakan dada simetris.
- Paru : RR 20 x/m, tidak ada bunyi tambahan
- Jantung : bunyi teratur, cardiomegali (-), tidak ada bunyi jantung
tambahan, TD: 150/80 mmHg, HR 84x/m
- Abdomen
Abdomen lembut dan datar, tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan,
bising usus: 8x/menit, tidak ada pembesaran hati. Klien mengatakan bahwa ia
BAB 1 x/hari di pagi hari dengan konsistensi lunak, control BAB masih baik
- Genitalia/ urinarius
Kontrol BAK kurang, klien sudah tidak bisa menahan kencing, frekuensi 6-
7x/hari warna kuning jernih, hematuri (-), nyeri saat berkemih (-)
- Ekstremitas/ musculoskeletal
Bentuk tubuh kifosis ( bungkuk)
- Ekstremitas atas: bentuk simetris, kanan = kiri, akral hangat, edema (-)
gerakan ROM tangan kanan dan kiri bebas.
- Ekstremitas bawah: bentuk simetris, kaki kanan dan kaki kiri edema (-) b,
klien menyeluh nyeri pada kedua lutut, klien berjalan secara perlahan
- Kulit
Kulit berwarna sawo matang, kulit klien sudah tampak keriput, kulit lembab
dan tidak ada lesi, suhu tubuh 36.20 C.
7. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a. Psikososial
Peran diri
Sebelum masuk ke panti klien ikut sama saudaranya bekerja, klien sudah
tidak mempunyai suami dan tidak punya anak..
Harga diri
Klien merasa dirinya sebagai artis di PSTW Budi Pertiwi.
Citra tubuh
Klien sangat menyukai dan membanggakan suaranya
Ideal diri
Klien ingin selalu tampil menyanyi lagu-lagu lama. .
b. Emosional
PERTANYAAN TAHAP I
Apakah klien mengalami sukar tidur? Tidak
Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
Apakah klien sering merasa murung atau menangis sendiri? Tidak
Apakah klien sering was-was atau kuatir? Tidak
No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah bapak/ ibu mempunyai seseorang yang menemani,
1
mengantar bepergian, dan periksa ke dokter?
Apakah bapak/ ibu memiliki tanggung jawab membantu
2
seseorang?
3 Apakah bapak/ibu merasa sering sedih atau kesepian?
Apakah bapak/ ibu membuat keputusan sendiri tentang
4
kehidupan yang bapak/ ibu jalani?
Apakah bapak/ibu merasa tidak nyaman dengan seseorang
5
dalam keluarga?
Apakah bapak/ ibu dapat minum obat dan berjalan-jalan
6
sendiri?
7 Apakah bapak/ ibu merasa tidak diinginkan oleh orang sekitar?
Apakah dalam keluarga ada anggota keluarga yang berperilaku
8
kasar kepada bapak/ ibu?
Apakah ada anggota keluarga yang memperlakukan bapak/ibu
9 seperti orang sakit dan harus berada di tempat tidur walaupun
sebenarnya bapak/ ibu merasa sehat?
Adakah seseorang yang memaksa bapak/ibu melakukan
10
sesuatu yang sebenarnya tidak ingin dilakukan oleh bapak/ibu?
Adakah seseorang yang mengambil barang milik bapak/ ibu
11
tanpa izin?
Apakah bapak/ibu mempercayai sebagian besar orang yang ada
12
dalam keluarga bapak/ibu?
Apakah ada yang mengatakan pada bapak/ibu bahwa bapak/ibu
13
menyebabkan banyak masalah buat keluarga?
Apakah bapak/ibu mempunyai kesempatan untuk melakukan
14
kegiatan pribadi?
Apakah ada orang yang mencoba untuk melukai atau berbuat
15
kasar pada bapak/ibu akhir-akhir ini?
Sumber: Modifikasi dari Neale, A. V., Hwalek, M. A., Scott, R. O., & Stahl, C. (1991).
Validation of the Hwalek- Sengstock elder abuse screening test
ANALISA DATA
DO : Hasil pengkajian
Hasil pengkajian keseimbangan skor 13
keseimbangan skor 13 resiko jatuh tinggi
(resiko jatuh tinggi)
Klien terlihat berhati-hati Resiko jatuh
ketika berjalan
Posisi tubuh klien kifosis
( bungkuk)
Usia klien 87 tahun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan penurunan aktivitas dan gerak
2. Resiko jatuh berhubungan dengan kekakuan sendi lutut
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. E Tempat :PTSW Budi Pertiwi
Umur : 87 tahun Nama Mahasiswa : Dewi P
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Raional
1 Nyeri kronis berhubungan Tupan: - Kajian intensitas, lokasi, durasi - Untuk keefektifan dalam
dengan penurunan aktifitas dan factor penyebab nyeri penanganan nyeri klie
dan gerak Nyeri berkurang klien bisa muncul dan hilang
beradaptasi dengan nyeri
- Observasi tanda tanda Vital tiap - Tanda - tanda
Tupen: haemodinamik yang
hari
tidak stabil dapat terjadi
Setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 8 kali akibat kompensasi
pertemuan nyeri berkurang pertahanan tubuh dari
nyeri berlangsung
atau klien bisa beradaptasi
dengan nyeri, dengan
kriteria - Ajarkan teknik relaksasi nafas - Teknik relaksasi napas
dalam dan anjurkan untuk dalam dapat
- Klien bisa melakukan teknik relaksasi meningkatkan supali O2
beradaptasi nyeri ke jaringan sehingga tidak
napas dalam bila klien
- Ekspresi wajah klien mengalami nyeri terjadi metabolisme
tampak rileks anaerobdan penimbunan
- Skala nyeri asam laktat penyebanyeri
berkurang dari skla - Ajarkan teknik relaksasi otot - relaksasi otot progresif
10 menjadi 2 atau 1 progresif dan ajarkan klien memusatkan perhatian
(dari rentang skala untuk melakukan relaksasi otot pada suatu aktifitas otot
nyeri 1-10) progresif sebelum tidur atau bila dengan mengidentifikasi
- Tanda tanda vital klien merasakan nyeri otot yang tegang
dalam batas normal kemudian menurunkan
- Klien dapat ketegangan dengan.
mempraktekan terafi Selain itu juga dengan
nyeri non relaksasi akan membuat
farmakologis secara individu lebih mampu
mandiri bila nyeri menghindari reaksi yang
dirasakan berlebihan karena adanya
stres, mengatasi masalah-
masalah yang
berhubungan dengan stres
seperti hipertensi, sakit
kepala, insomnia,
mengurangi tingkat
kecemasan, mengurangi
kemungkinan gangguan
yang berhubungan dengan
stres dan mengontrol
anticipatory anxiety
sebelum situasi yang
menimbulkan kecemasan
- Ajarkan klien senam reumatik dan - Olahraga senam dapat
anjurkan untuk melakukan senam menstimulasi peningkatan
reumatik 3 kali seminggu pelepasan hormon
endorfin. Endorfin
memberikan efek
analgesia dengan
memblokir proses
pelepasan substansi p dari
neuron sensorik sehingga
proses transmisi impuls
nyeri di medula spinalis
menjadi terhambat dan
sensasi nyeri menjadi
berkurang.
- Klien mengerti dengan - Anjurkan klien untuk bangun dari - berdiri maupun berjalan
kondisinya saat ini tempat tidur atau berdiri dari perlahan akan
- Klien mengerti hal-hal tempat duduk dengan perlahan menurunkan resiko jatuh
yang beresiko
menyebabkan klien - Hindari klien keluar malam hari - aktivitas malam hari
jatuh sehingga klien untuk memenuhi kebutuhan merupakan resiko jatuh
dapat meminta eliminasi (mengosongkan kandung dan tanpa pengawasan
bantuan orang lain. kemih dan BAB sebelum tidur orang lain
- Observasi tanda
tanda Vital TD 150/80 mmHg
HR 84 x/m
RR 20 x/menit
S 36,4oC
- Mengajarkan teknik Klien mengikuti
relaksasi napas dalam teknik napas dalam
dan mengatakan enak
setelah napas dalam
CATATAN PERKEMBANGAN
Dx Tgl/ Jam Catatan Perkembangan Paraf
1 Rabu S: Dewi. P
10-5-2015 Klien mengatakan nyeri sendinya dirasakan hilang
jam 10 timbul terutama bila beraktifitas, saat ini nyeri
sedang tidak dirasakan
O:
- Ekspresi wajah tenang
- Skala nyeri 2 (0-10) pada numeric pain scale
- TD 140/80 mmHg
HR 88 x/m
RR 20 x/menit
S 36,2oC
A:
Masalah hampir teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
2 Rabu S:
10-5-2015 - Klien mengatakan kalau jalan harus perlahan
jam 10 - Klien mengatakan nyeri kaki masih terasa bila
beraktifitas
O:
- Posisi tubuh kifosis ( bungkuk)
- selama perawatan klien belum pernah jatuh
A:
Masalah belum teratasi ( klien berisiko jatuh)
P:
Lanjutkan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA