Jenis data
1. Data primer
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab
dengan pihak-pihak terkait yang bertujuan untuk mendalami informasi yang
belum didapat.
2. Data sekunder
Data sekunder umumnya merupakan bukti, catatan, atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip (data dokumentasi) yang di publikasikan dan
yang tidak di publikasikan yang diperoleh dari perusahaan seperti sejarah
ringkas dan struktur organisasi pada Pemerintah Kota Batu
Identifikasi Konsep :
1. Variabel penelitian diukur dengan komitmen, sumber daya manusia,
infrastruktur, sistem informasi yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Komitmen Menurut Porter et.al. dalam Miner, (1992:124), komitmen
adalah dukungan yang kuat dari pimpinan dan bawahan satuan.
Instrumen dalam variabel ini adalah 12 pertanyaan
b. Sumber daya manusia Menurut Hasibuan (2000:3), sumber daya
manusia adalah semua manusia yang terlibat dalam pembuatan
laporan keuangan daerah. Instrumen dalam variabel ini teridiri dari 13
c. Infrastruktur adalah pendukung utama penerapan sistem akuntansi
Pemerintah berbasis akrual yang diukur dengan aset fisik yang penting
dalam kelancaran penerapan SAP berbasis akrual (Grigg, 2000).
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari 6 pertanyaan yang harus di
jawab oleh responden.
d. Sistem informasi Menurut Mukhtar (2002: 4), sistem informasi adalah
sistem pengendalian intern yang memadai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien. Instrumen dalam variabel ini terdiri
dari 6 pertanyaan yang harus di jawab oleh responden.
Tahapan analisis data :
1. Uji Instrumen Data
a. Uji Validitas Uji validitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana validitas data diperoleh dari penyebaran kuisioner. Uji
validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antar masingmasing pertanyaan ataupun pernyataan dengan skor total
pengamatan (Arikunto, 2006:202).
2. Analisis Deskripstif
terhadap
Rumusan masalah
1. Apakah sosialisasi dan motivasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
di kpp pratama batu?
2. Apakah pelaksanaan self asessment system berpengaruh terhadap
kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama batu ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah sosialisasi,
assessment
berpengaruh
terhadap
menyampaikan surat pemberitahuannya.
Landasan Teori
1. Kepatuhan Wajib Pajak dikemukakan oleh Zain (2004) seperti yang dikutip
Rahayu (2010) sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan
kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana:
a) Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
b) Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.
c) Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.
d) Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
2. Menurut Diana dan Setiawati (2010) yang dimaksud dengan self assessment
system adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, tanggungjawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
harus dibayar.
3. Undang-undang No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pasal 1 angka 11 bahwa pengertian SPT adalah surat yang
digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek
pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
4. Basalamah (2004:196) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan sosialisasi
adalah suatu proses dimana orang-orang mempelajari sistem nilai, norma
dan pola prilaku yang diharapkan oleh kelompok suatu bentuk transformasi
dari orang tersebut sebagai orang luar menjadi organisasi yang efektif.
Pengertian sosialisasi yang berkaitan dengan perpajakan adalah suatu upaya
dari DJP untuk memberikan pengertian, informasi, dan pembinaan kepada
masyarakat pada umumnya dan wajib pajak pada khususnya mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan perpajakan (Puspitasari 2013).
5. Syah (1997) mengemukakan, bahwa motivasi dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
a. Motivasi Intrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar.
b. Motivasi Ekstrinsik adalah motif yang menjadi aktif karena adanya
rangsangan dari luar. Kedua motivasi ini sangat berkaitan dalam dunia
perpajakan, DJP dapat memotivasi para wajib pajak dengan memahami
kebutuhankebutuhan sosial mereka dengan pengadaan public goods and
service dan membuat mereka penting bagi pelaksanaan pembangunan
(Dianawati, 2008:40)
6. Ongkowijoyo (2010:33) berpendapat, yang menjadi masalah utama
perpajakan adalah minimnya pengetahuan wajib pajak mengenai hak dan
kewajibannya sebagai wajib pajak. Diperlukan pemahaman yang tinggi dari
wajib pajak untuk mewujudkan self assesment system, karena dalam sistem
ini wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggungjawab sepenuhnya mengisi
SPT, yaitu untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri jumlah pajak
terhutang
Pengembangan Hipotesis
H 1 : pelaksanaa self assessment berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak.
Hal ini didukung dengan penelitian terdahulu dari sar (2013).
H 2 : sosialisasi berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak.
H 3: motivasi berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak.
Kerangka pemikiran :
Self
assessment
Sosialisasi
Kepatuhan
wajib pajak
motivasi