Oleh :
Rima Ayu Aji Pratiwi
135020307111028
Dosen Pembimbing :
Dr. Lilik Purwanti, M.Si., Ak., CSRS., CA.
ABSTRAK
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai
implementasi akuntasi berbasis akrual, serta kendala yang dihadapi pada saat penerapan
akuntansi berbasis akrual. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif
dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
adalah dengan melakukan wawancara terhadap beberapa pegawai DPKD. Setelah
mendapatkan data dari hasil wawancara, peneliti kemudian menganalisis data melalui tiga
tahap analisis data, yakni reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah DPKD Kabupaten Pasuruan sudah
menerapkan akrual berdasarkan permendagri nomor 64 tahun 2013. Beberapa persiapan yang
sudah dilakukan untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual, anatara lain adalah : 1)
Mempersiapkan regulasi yang jelas untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual; 2) Memilah
SDM pada bidang akuntansi, dan memberikan kegiatan kegiatan yang berguna untuk
peningkatan SDM; 3) melakukan inventarisasi aset yang dimiliki pemda; 4) Mempersiapkan
teknologi informasi yang memadai; 5) Berkoordinasi dengan BPKP. Mengingat kebijakan
akrual merupakan kebijakan baru yang seringkali dialami permasalahan, permasalahan yang
dialami pada saat penerapan akrual yakni : 1) Permasalahan mengenai aset; 2) Regulasi
pelaksanaan akrual dari pemerintah pusat yang sering terlambat dan berbeda 3) Aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang masih belum berfungsi optimal. 4)
Minimnya Pemahaman beberapa pegawai mengenai akrual.
The objectives of this study are to describe the implementation of accrual-based accounting
and to identify the obstacles encountered during the implementation of accrual based
accounting. This qualitative descriptive research uses case study approach. The data collected
from interviews with employees of DPKD were analyzed through three stages of data
analysis, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The result of the
research is that the DPKD of Pasuruan has adopted the accrual accounting which is based on
the Regulation No. 64 of 2013. Some of the preparations for accrual accounting application
are: 1) preparing a clear regulation for the application; 2) hiring human resources in the field
of accounting and providing activities for the improvement of human resources; 3)
conducting local government asset inventory; 4) preparing adequate information technology;
and 5) coordinating with BPKP.
Accrual policy is a new policy that frequently creates problems. The problems experienced
during the application of accrual accounting are: 1) problems concerning the assets; 2) the
late and varied implementation of accrual accounting from the central government; 3) the low
functionality of SIMDA (Regional Management Information System); and 4) the low
understanding of staff in accrual system.
PENDAHULUAN
Adanya Undang Undang nomor 17 tahun 2003 menjadi ujung tombak perbaikan
keuangan negara di Indonesia. Pada UU tersebut diamanatkan untuk melaksanakan akuntansi
berbasis akrual paling lambat tahun 2008. Melihat realita yang ada ternyata kebijakan
akuntansi berbasis akrual belum dapat terlaksana. Kegagalan penerapan akuntansi akrual
dapat dilihat dari dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan yang terdapat dua lampiran Lampiran I berisi basis akrual,
dan lampiran II berisi mengenai cash toward accrual yang dalam lampiran tersebut tersirat
bahwa pemerintah masih memberikan kesempatan bertahap untuk menuju akrual
sepenuhnya. Hal ini tercermin dari lampiran II bahwa batas penerapan SAP cash toward
accrual berlaku hingga tahun 2014. Setelah tahun 2014 berakhir maka semua pemerintah
pusat dan daerah wajib melaksanakan Akuntansi basis akrual secara penuh mulai tahun
anggaran 2015 sesuai yang tertuang pada Pasal 10 ayat 2 Peraturan Menteri dalam Negeri
nomor 64 tahun 2013 yang berisi tentang penerapan SAP basis akrual pada pemerintah
daerah.
Meski sudah dipersiapkan sebaik dan sematang mungkin dari segi regulasi, namun
pada praktiknya untuk menerapkan akrual banyak sekali tantangan dan hambatan, maka dari
itu sangat diperlukan kesiapan dari beberapa pihak yang terkait yang berfungsi untuk
menjembatani dalam penerapan akrual ini. Menurut Surepno (2015) untuk mengadopsi
sistem baru dalam sebuah entitas bukanlah hal yang mudah. Butuh Proses panjang yang harus
ditempuh untuk merubah sistem yang ada dengan melakukan perubahan dalam beberapa
aspek. Pernyataan Surepno tersebut sama halnya dengan penelitian dari beberapa negara
mengenai adopsi sistem akuntansi berbasis akrual pada organisasi sektor publik, yang
menyatakan bahwa implementasi dari sistem akuntansi berbasis akrual sering disertai dengan
sejumlah besar kelemahan dan masalah (masalah akuntansi, sumber daya manusia, organisasi
dan keuangan) yang menghambat atau menunda tingkat adopsi. Maka dapat disimpulkan jika
transisi dari sistem akuntansi basis kas menuju basis akrual tidak akan terjadi secara cepat
dan lengkap (Brusca, 1997; Guthrie, 1998; Christiaens, 1999; Carlin and Guthrie, 2003)
dalam Usman (2014).
Penelitian mengenai akuntansi akrual di Indonesia diantaranya dilakukan oleh
Kusuma (2013), yang menunjukkan bahwa tingkat penerapan akuntansi akrual pada KPPN
Semarang I masih sangat rendah. Hal tersebut sama seperti Penelitian dari Usman, Sunandar,
dan Ida Farida (2014) bahwa tingkat penerapan akuntasi akrual pada pemerintah untuk
tingkat satuan kerja (satker) di Ponorogo hanya sampai pada level 30,06. Penelitian yang
dilakukan pada tahun 2015 yakni dari Maimunah (2015) yang menunjukkan bahwa 25
SKPD Palembang sudah menerapkan akuntansi akrual dalam laporan keuangan yang masih
pada angka 68,8%. Penelitian dari Sitorus, Kalangi, walandouw (2015) bahwa dinas
pendapatan pengelolaan keuangan dan barang milik daerah (DPPKBMD) kota Tomohon
belum memiliki kesiapan dalam menerapkan SAP berbasis akrual, kendala yang terjadi
adalah penempatan SDM yang tidak sesuai dengan latar belakang. Selain itu penerapan SAP
yang ada pada DPPKBMD Kota Tomohon merupakan bentuk formalitas semata
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian di atas yang menunjukkan hasil bahwa dalam
menerapkan akuntansi akrual bukanlah hal yang mudah untuk dijalankan, melainkan banyak
sekali kesulitan dan kendala yang harus dihadapi saat menerapkan akuntansi akrual.
Atas uraian di atas, Maka dari itu peneliti ingin meneliti mengenai implementasi
akuntansi berbasis akrual pada DPKD Kabupaten sebab DPKD Kabupaten Pasuruan terpilih
menjadi pilot project pemeriksaan keuangan berbasis akrual pada tahun 2015 karena dirasa
Pemerintah kabupaten Pasuruan merupakan daerah yang memiliki kesiapan lebih dalam
menerapkan pengelolaan keuangan daerah dengan basis akrual di wilayah IV. Terutama pada
kesiapan dari regulasi dan Sumber Daya Manusia.
TINJAUAN PUSTAKA
New Public Management
New public management (NPM) merupakan paradigma perubahan manajemen dalam
pelayanan public, NPM dikenalkan pertama kali oleh Crishtoper Hood. Penerapan New
public management di bidang reformasi keuangan sendiri adalah adanya UU No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara yang mewajibkan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan
sebagai dasar dalam penyusunan keuangan bagi instansi pemerintahan yang mengharuskan
pemerintah agar menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual paling lambat 5 tahun sejak
diterbitkannya PP no. 71 Tahun 2010, PP no 24 Tahun 2005 yang merupakan SAP peralihan
pada masa transisi dari basis kas menuju basis akrual penuh dan pada akhirnya PP no 24
Tahun 2005 ini digantikan dengan diterbitkannya PP no 71 tahun 2010 yang berlaku sejak
tangal 22 Oktober 2010, PP ini mengatur mengenai SAP berbasis akrual secara penuh.
Beberapa ciri ciri yang melekat dalam New public management menurut Cristopher
Hood (1991) adalah : 1. Manajemen profesional di sektor publik; 2. Adanya standar kinerja
dan ukuran kinerja; 3. Penekanan yang lebih besar terhadap pengendalian output dan
outcome; 4. Pemecahan unit-unit kerja di sektor publik; 5. Menciptakan persaingan di sektor
publik; 6. Pengadopsian gaya manajemen di sektor swasta ke dalam sektor publik; 7.
Penekanan pada disiplin dan penghematan dalam menggunakan sumber daya.
JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualititatif deskriptif pendekatan studi
kasus karena dirasa jenis penelitian ini dapat memberikan gambaran atas sebuah situasi saat
ini dengan harapan peneliti mendapatkan gambaran untuk mengetahui bagaimana penerapan
akuntansi berbasis akrual dan kendala yang dihadapi pada DPKD Kabupaten Pasuruan
selama menjalankan implementasi akuntansi berbasis akrual. Penelitian dilakukan pada Dinas
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pasuruan yang terletak pada Jalan Hayam Wuruk
no 14, Pasuruan.
Individu individu yang menjadi informan terdiri dari pegawai DPKD, yakni :
Nama Jabatan
Pak Wulandjojo S, SE., MM Kepala Bidang Akuntansi
Bu Sri Mulyani SE., MM Kesi Akuntansi
Bu Mu’minatush Shaalihatul Aarifah, SE Staf Pelaporan
Pak Dian Prasetyo, SE., MM Kasi Inventarisasi dan
Pemeliharaan
Data pada penelitian ini menggunakan data Primer yang diperoleh langsung dari
informan sebagai aktor kunci dalam penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan yakni
model analisis data dari Miles dan Hubberman yang meliputi reduksi data, penyajian data,
dan pengambilan kesimpulan. Menurut Bogdan (1982) dalam Moleong (2009:127) terdapat
tiga tahapan penelitian kualitatif secara umum, yaitu (1) pra lapangan, (2) kegiatan lapangan,
dan (3) analisis intensif.
2. Regulasi pelaksanaan berbasis akrual dari pemerintah pusat yang sering berbeda dan
terlambat.
Beberapa Regulasi pelaksanaan akrual terkesan terlambat diterbitkan yang
pada akhirnya tidak terpakai, seperti permen no 64 tahun 2013 yang mengamanatkan
untuk dilakukan penyajian kembali (restatement) terhadap laporan keuangan tahun
2014 yang belum menerapkan basis akrual agar dapat dibandingkan dengan Laporan
keuangan tahun 2015. Pada saat itu DPKD sudah terlanjur menjalankan kebijakan
Restatement, namun dari KSAP pada bulan Februari menerbitkan IPSAP 04 yang
menyatakan tidak perlu dilakukan restatement, tetapi cukup menggunakan opening
balanced.
Permasalahan tersebut sangat menyita waktu karena restatement sudah dibuat
lebih awal sebelum IPSAP tersebut diterbitkan. Selain itu terbitnya IPSAP 04 dirasa
sudah terlambat, karena baru muncul pada tahun anggaran 2016. Sementara itu waktu
pemaparan dan pengumpulan LKPD dibatasi sampai akhir Maret dan seluruh
transaksi di tahun 2015 sudah berakhir. Kondisi aturan yang seperti itu mempengaruhi
kesiapan sistem aplikasi yang membutuhkan waktu untuk di upgrade dan diupdate
menyesuaikan regulasi yang ada. Sedangkan untuk meng-upgrade dan meng-update
aplikasi membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan, belum juga waktu yang
diperhitungkan untuk mengerjakan opening balanced
3. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang masih belum berfungsi
optimal.
Aplikasi SIMDA merupakan aplikasi yang dibuat oleh BPKP Pusat untuk
tujuan mempermudah dalam pelaksanaan akuntansi berbasis akrual dan sebagai
pengganti dari lemahnya aplikasi SIMKADA sebelumnya. Namun pada kenyataannya
aplikasi ini jauh dari sempurna pada saat pertama kali digunakan., sebab SIMDA
belum dapat menghasilkan laporan keuangan yang mencerminkan akuntansi akrual.
seperti yang dikatakan Bu Rifa :
“Kemarin waktu kita menginjak ke akrual basis itu masih pake SIMDA Keuangan
versi 2.7.2, mereka sudah liris 276. Jadi pada 3 bulan ke depan itu kita masih pakai
2.7.2, tapi begitu BPK datang dan dilakukan audit pendahuluan, orang BPK bilang :
ini tidak menggambarkan akuntansi ini, ndak ada akrualnya, masih cash basis ini. Jadi
gimana ?. “
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bu Sri :
“Di SIMDA Keuangan itu benar memang sudah bisa menghasilkan Laporan
Operasional (LO), tapi ya gitu mbak belum sepenuhnya laporan LO nya itu belum
bisa mewakili sepenuhnya. Jadi laporan LO itu sejajar dengan LRA, kan seharusnya
ndak begitu mbak”
Atas permasalahan yang sering muncul di atas pada akhirnya BPKP selalu
meningkatkan aplikasi SIMDA ini, mengingat aplikasi SIMDA merupakan sebuah
aplikasi baru yang masih membutuhkan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Sehingga
BPKP selalu melakukan penyempurnaan dengan cara meng-upgrade dan meng-
update SIMDA melalui beberapa tingkatan versi. Semakin tinggi versi yang dibuat
juga semakin baik fitur yang dimiliki oleh SIMDA, namun kembali lagi ke kesiapan
pemerintah daerah masing masing, apakah sudah siap beralih ke versi SIMDA yang
lebih baik.
Selain kendala yang ada pada aplikasi SIMDA keuangan ada juga kendala
yang datang dari aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah- Barang Milik Daerah
(SIMDA BMD). Pada aplikasi SIMDA BMD masih belum bisa menghitung
penyusutan aset, seharusnya ketika kebijakan akrual dilaksanakan harus ada aplikasi
yang mengakomodir dalam pelaksanaan akrual. Namun aplikasi yang ada tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, hingga pada akhirnya perhitungan penyusutan
dilakukan secara manual. Seperti yang diutarakan oleh Pak Dian :
“Sebenarnya Ngitung depresiasi itu bisa di SIMDA BMD mbak, tapi kalau tahun
kemarin masih belum bisa. Depresiasinya ndak bisa tampil, terjadi perbedaan laporan,
makanya kadang output yang dihasilkan itu ndak sama.”
Dari pemahaman peneliti atas permasalahan yang muncul di atas, bahwa
aplikasi SIMDA harus selalu di update dan di upgrade melalui tingkatan versi agar
output laporan keuangan yang dihasilkan benar benar mencerminkan akrual.
Keputusan untuk menggunakan versi SIMDA bergantung pada pelaksana di pengurus
daerah, karena pada dasarnya pihak BPKP tidak mengharuskan untuk menggunakan
SIMDA versi berapa. Seperti yang dikatakan bu Rifa :
“Jadi memang bpkp tidak mengharuskan, dia punya pilihan beberapa versi. Tinggal
dari pelaksananya di daerah aja mau pakai yang versi berapa, karena semuanya
memang tergantung kesiapan pemerintah daerah masing-masing. Apakah dia mampu
melakukan migrasi, kalau migrasi itu dilakukan sukses ndak masalah. Tapi begitu
dilaksanakan migrasi banyak angkanya yang kocar kacir (tidak rapi/berantakan) itu
kan tambah tidak bagus”
Minimnya Pegawai IT dan kemampuan pegawai yang mengoperasikan masih
kurang baik. Jika terdapat masalah mengenai SIMDA, maka DPKD langsung
menghubungi pihak BPKP untuk meminta bantuan. Sehingga hal tersebut juga
menjadi beban bagi DPKD, untuk ke depannya DPKD harus bekerja keras untuk
mengundang pihak BPKP agar diadakan sosialiasi bagi pegawai yang khusus
menjalankan operasi SIMDA, dan juga merekrut pegawai IT agar dapat mengurangi
permasalahan tersebut
Hal di atas terjadi dikarenakan tidak didukung regulasi yang jelas dan pasti
mengenai harus bagaimana pencatatan dan perlakuan transaksi untuk non APBD yang
diterima oleh Pemerintah Daerah. Namun saat ini sudah ada sisdur yang jelas
bagaimana perlakuan jika Terdapat transaksi non-APBD. Selain sudah terbitnya
regulasi yang jelas, pihak DPKD mendapatkan rekomendasi dari BPK. Dari
rekomendasi tersebut pihak DPKD menindak lanjuti untuk tahun depan agar mencatat
semua dana yang bersumber dari non-APBD. Seperti Pernyataan pak Wulan
mengenai transaksi yang berkaitan dengan Non-APBD :
“Waktu dilaksanakan audit itu Temuannya terkait non-APBD, mereka ngasih
rekomendasi agar peraturan-peraturan bupati lebih menegaskan sisdur terkait dengan
pendapatan dan beban yang bersumber dari Non APBD, seperti dana BOS, BPJS, dan
sumber sumber lain yang berasal dari Non-APBD”
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil,
antara lain :
1. Pada tahap pertama kali saat penerapan akrual banyak sekali persiapan yang telah
dilakukan. Persiapan dilaksanakan melalui persiapan regulasi, mencetak sumber daya
manusia yang kompeten di bidangnya, Melakukan Inventarisasi dan Sensus aset tetap
dan menghitung penyusutan sebelum dilaksanakannya akrual. Melaksanakan kegiatan
kegiatan yang dapat menambah pemahaman mengenai akuntansi berbasis akrual,
mempersiapkan teknologi informasi yang akan digunakan saat menerapkan akrual.
2. Pemerintah Pasuruan sudah menerapkan Akuntansi berbasis akrual sesuai dengan
Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 64 tahun 2013 tentang penerapan basis
akrual di pemerintah daerah. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya kebijakan
akuntansi, adanya Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD), Bagan Akun
Standar (BAS). Semua penerapan akrual yang dilaksanakan di kabupaten Pasuruan
sudah mengacu dengan Peraturan Menteri dalam Negeri nomor no 64 tahun 2013,
begitu pula dengan peraturan lokal di pemda yang mengatur mengenai basis akrual
juga sudah sinkron dengan SAP berbasis akrual yang berlaku saat ini.
3. Tahun 2015 menjadi tahun pertama kali DPKD Kabupaten Pasuruan harus
menerapkan akuntansi berbasis akrual. DPKD berhasil membuktikan bahwa di tahun
pertamanya berhasil menerapkan akuntansi berbasis akrual dengan diperolehnya
opini WTP yang diraihnya. Tidak hanya itu, namun Kabupaten Pasuruan terpilih
menjadi pilot project pemeriksaan keuangan berbasis akrual pada tahun 2015 karena
memiliki kesiapan yang lebih dari segi regulasi dan SDM. Namun dibalik
kesuksesan penerapan akrual yang dijalankan tersimpan berbagai masalah dan
kendala yang dihadapi. Permasalahan tersebut antara lain permasalahan mengenai
aset, pemahaman beberapa pegawai yang masih kurang, regulasi dari pusat yang
seringkali terlambat dan tidak konsisten, Aplikasi SIMDA yang seringkali belum
optimal sehingga harus ditingkatkan melalui versi yang lebih tinggi.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain :
1. Kurang maksimalnya wawancara yang dilakukan pada beberapa pegawai karena
mendekati akhir tahun dan penyusunan laporan keuangan. Mengingat akhir tahun
merupakan tutup buku, sehingga banyak pegawai yang sibuk yang menyebabkan
kurang maksimalnya data yang didapatkan pada saat wawancara, meskipun sudah
mencukupi.
2. Saat dilakukan wawancara terhadap beberapa pegawai ada pegawai yang kurang
fokus saat diwawancarai, sehingga terkadang jawaban dari narasumber tidak sesuai
dengan pertanyaan.
3. Keterbatasan lainnya adalah, peneliti disini sebagai peneliti pasif sehingga analisis
dan pembahasan penelitian hanya berasal dari wawancara.
Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti untuk DPKD Kabupaten Pasuruan dalam Implementasi
Akuntansi Berbasis akrual adalah : .
1. Perlu direkrutnya pegawai TI yang bisa menguasai aplikasi sistem informasi seperti
SIMDA, mengingat seluruh pegawai yang ada di DPKD cenderung lebih banyak yang
akuntansi. Dengan adanya pegawai TI yang cukup dan berkompeten pada bidangnya
diharapkan nantinya bisa menghandle aplikasi SIMDA jika sewaktu waktu
bermasalah, sehingga tidak perlu menunggu orang dari BPKP langsung.
2. Meningkatkan koordinasi dengan SKPD SKPD lain agar koordinasi di antara
keduanya semakin baik, karena mengingat pembuatan laporan konsolidasian adalah
laporan keuangan gabungan dari SKPD yang tidak bisa berdiri sendiri.
3. DPKD Kabupaten Pasuruan merupakan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD) yang menjadi role model dalam pelaksanaan akuntansi berbasis akrual
perlu memberikan ilmu ke pegawai yang ada pada SKPD SKPD lain. Baik melalui
sosialisasi keberlanjutan mau pun diklat diklat tertentu, sehingga beberapa pegawai
yang masih belum memahami mengenai akrual akan mendapatkan pemahaman yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rumlan. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ardiansyah. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan Penerapan PP no 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Studi Kasus pada Satuan Kerja di wilayah
Kerja KPPN Malang). Skripsi. Malang. Universitas Brawijaya
Asfiansyah, Ahdony. 2014. Strategi implementasi akuntansi akrual pada pemerintah daerah (Studi
Kasus pada Pemerintah Kota S). Laporan Studi Kasus. Malang. Universitas Brawijaya
Azwan, Mohammad Man. 2015. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual :
Sebuah Analisis Deskriptif. Skripsi. Makasar. Universitas Hasanuddin.
Badan Pemeriksan Keuangan Republik Indonesia. 2016. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I (IHPS
I) Tahun 2016.
Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2010. Modul Akuntansi Pemerintahan. Jakarta
Blöndal, Jón R. 2003. Accrual Accounting and Budgeting: Key Issues and Recent. Developments
Journal Vol 3 No 1. OECD
Bogdan, Robert C dan Biklen, Knopp Sari. 1982. Qualitative Research For
Education: An Introduction to Theory and Methods, Allyn and Bacon.
Boston: London.
Brusca, Alijarde I. 1997. The Usefulness of Financial Reporting in Spanish Local Government.
Financial Accountabillity & Management 13 (1)
Bunea, Cristina Aurora., Cosmina, Mihaela. 2009. Argument for Introducing Accrual Based
Accounting in The Public Sector. MPRA Paper No 18134, October.
Carlin, Tyrone M., Guthrie, James. 2003. Accrual Output Based Budgeting Systems in Australia: The
Rhetoric-reality Gap. Public Management Review Vol 5 Issue 2
Christiaens, Johan. 1999. Converging New Public Management Reforms and Diverging Accounting
Practices in Belgian Local Government. Working Paper Research Seminar, March.
Diamond, Jack. 2002. Performance Budgeting : Is Accrual Accounting Required?. International
Monetary Fund.
Faisal, Sanafiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar dan Aplikasi. Malang: Y A 3 Malang
Fakhrurazi. 2010. Standar Akuntansi Pemerintahan. (http://Fakhrurrazypi.wordpress.com/tag/standar-
akuntansi-pemerintahan/. Diakses tanggal 12 September 2012.)
Firdaus, Dahlia., Sayogo, Djoko Sigit., Latifah, Sri Wahjuni. 2015. Evaluasi Penerapan PP No
71/2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual: Studi Kasus di Pemda
Nganjuk. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol 16 No 1, Januari.
Guthrie, James. 1998. Application of Accrual Accounting in The Australian Public Sector – Rhetoric
or Reality?. Financial Acoountability & Management 14(1), February. Blackwell
Publishers Ltd.
Hariyanto, Agus. 2012. Penggunaan Basis Akrual dalam Akuntansi Pemerintahan di Indonesia.
Dharma Ekonomi No 36.
Ichsan, Muhammad. 2013. Kajian Variabel-Variabel Kesuksesan Penerapan Basis Akrual Dalam
Sistem Akuntansi Pemerintahan. Dalam Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Konsep,
Pemikiran, dan Implementasi Di Indonesia. BPKP. Jakarta. Desember 2013: 44-64.
Jorge, Susana Margarida., Carvalho, Joao Baptista da Costa, Fernandes, Maria Jose. 2007.
Governmental Accounting in Portugal: Why Accrual Basis is A Problem. Journal of
public Budgeting, Accounting & Financial Management, 19(4) Winter.
Kamayanti, Ari. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif Akuntansi: Pengantar religiositas Keilmuan.
Jakarta: Yayasan Rumah Peneleh
Kusuma, Muhamad Indra Yudha. 2013. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Penerapan Akuntansi Akrual pada Pemerintah. Skripsi. Semarang. Universitas
Diponegoro
Kusuma, Ririz Setiawati. 2013. Analisis Kesiapan Pemerintah dalam Menerapkan Akuntansi
Pemerintah Berbasis Akrual (Kasus pada Pemerintah Kabupaten Jember). Skripsi.
Jember. Universitas Jember
Kristiawati, Endang. 2015. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Akuntansi
Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah Kalimantan Barat. Akuntabilitas Vol VIII no 3,
Desember.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2010. Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Makalah disajikan dalam Seminar Pentahapan
Implementasi SAP Akrual Pemda. Jakarta, 25 Maret.
Lofland, John. 1984. Analyzing Social Setting: A Guide To Qualitative (Bervation and Analisis).
Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.
Maimunah, Mutiara. 2015. “Implementation Of Accrual Accounting: Review of Readiness and
Arising Problem”. Global Conference on Business and Social Science (GCBSS), 16-17
December
Mansyur, Mariatul Ulfa. 2016. Implementasi Akuntansi Basis Akrual pada Pemerintah Kabupaten
Tulungagung (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Tulungangung). Skripsi. Malang.
Universitas Brawijaya.
McCourt, W., 2001. Moving the Public Management Debate Forward: A Contingency Approach. In:
The Internationalization of Public Management: Reinventing the Third World State,
McCourt, W. and M. Minogue (Eds.). Edward Elgar Publishing, Northampton, MA, pp:
220-253.
Medina Consulting. 2011. Strategi Penerapan Basis Akrual Secara Penuh di Indonesia.
(http://.medina.co.id. diakses pada tanggal 20 Oktober 2016)
Miles, B. Mathew., Huberman, A, M. Qualitative data analysis: A sourcebook of New Methods.
Beverly Hills: Sage Peblication, 1984
Minogue, M., 2001. The Internationalization of New Public Management. In: The
Internationalization of Public Management: Reinventing the Third World State, McCourt,
W. and M. Minogue (Eds.). Edward Elgar Publishing, Northampton, MA, pp: 1-19.
Minogue, M., 2001. Should Flawed Models of Public Management be Exported: Issues and Practices.
In: The Internationalization of Public Management: Reinventing the Third World State,
McCourt, W. and M. Minogue (Eds.). Edward Elgar Publishing, Northampton, MA, pp:
20-43.
Moleong, Lexy. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nazier, M. Daeng 2009. Kesiapan SDM Pemerintah Menuju Tata Kelola Keuangan Negara yang
Akuntabel dan Transparan. Makalah Seminar Nasional Akuntansi tentang Peningkatan
Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Negara dan Daerah Melalui Pengembangan
Kapasitas Sumber Daya Manusia Pemerintah Pusat dan Daerah Tanggal 22 Juli 2009
yang diselenggarakan oleh BPK RI.
Negara, I Gusti Bayu Surya. 2015. Toward Implementation of Accrual Basis in Indonesia
Government: Key Success Factors. GSTF Journal on Business Review (GBR) Vol 5 No 1,
July
Ranuba, Erlita., Pangemanan, Sifris., Pinatik, Sherly. 2015. Analisis Kesiapan Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Berdasarkan PP No 71 Tahun 2010 Pada DPKPA
Minahasa Selatan. Jurnal EMBA Vol 3 No 1, Maret
Rasyid, Yuniar Yanuar. 2013. Persiapan K/L Menghadapi Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual.
Disampaikan pada acara Sosialisasi Kesiapan Implementasi Basis Akrual Lingkup Pejabat
Eselon II Kementerian Negara/Lembaga. Jakarta 27 November 2013
Sancoko, Bambang. 2008. Kajian Terhadap Penganggaran Berbasis Kinerja di Indonesia. Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Departemen Keuangan RI.
Satori, Djam’an., Komariah, Aan. 2014. Metodologi Peneliitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sekaran, Uma., Bougie, Roger. 2014. Research Methods for Business: A Skill Building Approach.
United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.
Sarker, A.E., 2006. New public management in Developing Countries: An Analysis of Success and
Failure with particular Reference to Singapore and Bangladesh. International Journal
Public Sector Management., 19: 180-203.
Simanjutak, Binsar H. 2010. Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Di Sektor Pemerintahan Di
Indonesia. Disampaikan Pada Kongres XI Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta 9 Desember
2010.
Sitorus, Selvina., Kalangi, Lintje., Walandouw, Stanley Kho. 2015. Analisis Kesiapan Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Berdasarkan PP no 71 Tahun 2010 pada
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah Kota Tomohon.
Jurnal EMBA Vol 3 No 1, Maret.
Stamatiadis, Filippos., Eriotis, Nikolaos., Vasiliou, Dimitrios. 2009. Assessing Accrual Accounting
Reform in Greek Public Hospitals: An Empirical Investigation. International Journal of
Economic Science and Applied Research, 4 (1), 153-184.
Surepno. 2015. Kunci Sukses dan Peran Strategis Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual. Jurnal
Dinamika Akuntansi Vol 7 no 2, September
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Usman., Sunandar., Farida, Ida. 2014. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Implementasi
Akuntansi Akrual pada Entitas Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol 15
No 2, Mei.
Wahyuni, Nina Eka. 2016. Analisis Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
dalam Perspektif Teori Institusional: Studi Kasus pada Pemerintah Kota Malang. Skripsi.
Malang. Universitas Brawijaya.
Widjajarso, Bambang. 2008. Penerapan Basis Akrual pada Akuntansi Pemerintah Indonesia: Sebuah
Kajian Pendahuluan. Disampaikan dalam “Seminar Akuntansi Berbasis Akrual. Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, 18 Desember 2008 (http://sutaryofe.staff-
uns.ac.id/files/2011//10/akuntansiberbasisakrualpdf diakses pada tanggal 20 Desember
2016).
Windels, Paul., Christiaens, Johan. 2006. Management Reform in Flemish Public Centres for Social
Welfare: Examining Organisational Change. Local Government Studies, 32(4), 389-411
Yin, R. K. 2013. Case Study: Design and Methods. Mudzakir, M. D.
(penerjemah). Studi Kasus Desain & Metodologi. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
________. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
________. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
________. Peraturan Menteri dalam Negeri No. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
________. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
________. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
________. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
________. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah
________. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan No. 12 Tahun 2008 tentang pembentukan
Dinas/Bagian di Lingkungan Pemerintah
________. Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan No. 30 Tahun 2012 tentang pembentukan
Dinas/Bagian di Lingkungan Pemerintah
________. Peraturan Bupati No. 48 Tahun 2012 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas
Pengelolaan Keuangan Daerah
________. Peraturan Bupati No. 63 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Tehnis Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah.
________. Peraturan Bupati Pasuruan No. 85 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Pasuruan
________. Peraturan Bupati Pasuruan No. 12 tahun 2014 tentang sistem dan prosedur pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Pasuruan
________. Peraturan Bupati Pasuruan No. 36 tahun 2016 tentang sistem dan prosedur pengelolaan
keuangan daerah kabupaten pasuruan.
________. Peraturan Bupati Pasuruan No. 47 tahun 2015 tentang kebijakan akuntansi
________. Peraturan Bupati Pasuruan No. 27 Tahun 2013 tentang kebijakan akuntansi
_________. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 19 tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah
________. 2015. BPK Gelar Audit Pendahuluan Pelaksanaan APBD Kabupaten Pasuruan.
(http://pasuruankab.go.id/new/berita-2733-bpk-gelar-audit-pendahuluan-pelaksanaan-
apbd-kabupaten-pasuruan-2015.html. diakses pada tanggal 20 September 2016)