Anda di halaman 1dari 4

Cindy Mariani

1910112021
Akuntansi Sektor Publik (A)
UTS

1. Jenis dari anggaran sektor public


Jawab:
• Anggaran tradisional
Anggaran tradisional adalah jenis anggaran yang digunakan pada negara
berkembang, berpusat pada pendekatan incrementalism atau pemikiran dimana yang
mementingkan pertambahan atau kenaikan, serta penstrukturan yang bersifat per-
bara/line-item dimana anggaran tersebut menambah atau mengurangi anggaran yang
sudah ada sebelumnya sebagai dasar penyesuaian. Ciri-ciri anggaran tradisional yaitu:
cenderung mengarah ke anggaran yang sentralis dan tidak memiliki spesifikasi yang
terlalu jelas dan juga direncanakan dan disusun secara pertahun.

• Anggaran dengan pendekatan new public management


Anggaran dengan pendekatan new public management itu sendiri berfokus pada
manajemen sector public yang berorientasi pada kinerja bukan berorientasi pada
kebijakan yang terdiri atas planning, programming and budgeting system (PPBS), zero
based budgeting (ZBB), dan performance budgeting, NPM sendiri bersifat
desentralisasi.

2. Jelaskan tantangan secara praktik dalam implementasi IPSAS tersebut dan langkah-langkah
apa yang mesti pemerintah Indonesia lakukan untuk implementasi tersebut beserta tantangan
dan hambatannya.
Jawab:
• Tantangan dalam implementasi IPSAS
Dalam melakukan implementasi IPSAS di Indonesia, dibutuhkan beberapa hal
seperti strategi yang tepat, SDM yang unggul dalam menguasai ilmu dan konsep
akuntansi, dan membutuhkan pendanaan yang cukup juga dalam menerapkan IPSAS.
Selain itu, terdapat pemikiran yang dikemukakan oleh Simanjuntak (2010) dan
Bastian (2006), yaitu menurutnya terdapat beberapa tantangan penerapan akuntansi
berbasis akrual di pemerintahan Indonesia yaitu, sebagai berikut:
1) System Akuntansi dan Informasi Technology (IT) Based System
Dimana dalam menerapkan implementasi IPSAS, tantangan yang dihadapi yaitu
adanya kompleksitas akuntansi berbasis akrual sehingga dapat dipastikan bahwa
untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual di pemerintah Indonesia diperlukan
system akuntansi dan IT based system yang lebih rumit.
2) Komitmen dari Pimpinan
Kunci keberhasilan dari suatu perubahan dalam menerapkan implementasi IPSAS
ini merupakan dukungan yang kuat dari pemimpinnya. Namun, apabila jika
lemahnya komitmen pimipinan seperti satuan kerja khususnya Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) penerimaan dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
maka akan menyebabkan kelemahan penyusunan Laporan Keuangan pada
beberapa Kementrian/Lembaga.
3) Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang Kompeten
Dalam menerapkan implementasi IPSAS dibutuhkan SDM yang unggul dan
kompeten untuk menyusun Laporan Keuangan. Dimana, Laporan keuangan
diwajibkan untuk disusun secara tertib dan disampaikan masing-masing oleh
pemerintah pusat dan daerah kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
selambatnya tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.
4) Resitensi Terhadap Perubahan
Sebagai layaknya untuk setiap perubahan pasti mengalami resistensi dimana bisa
jadi ada pihak internal yang sudah terbiasa dengan sistem yang lama dan enggan
untuk mengikuti perubahan.
5) Lingkungan/Masyarakat
Dalam implementasi IPSAS, Apresiasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk
mendukung keberhasilan penerapan akuntansi pemerintahan.

• Langkah-langkah apa yang mesti pemerintah Indonesia lakukan untuk


implementasi tersebut
Langkah-langkah yang perlu ditempuh pemerintah untuk melakukan implementasinya
serta menghadapi tantangan dan hambatannya, yaitu:
1) Menyiapkan pedoman umum tingkat nasional mengenai penerapan akuntansi
berbasis akrual.
2) Menyiapkan modul pada tingkat nasional yang dapat digunakan oleh berbagai
pihak dalam rangka pelatihan akuntansi berbasis akrual.
3) Menentukan benchmarking atau negara percontohan untuk pelaksanaan akuntansi
akrual.
4) Sosialisasi tingkat nasional dengan penyelenggaraan diklat TOT atau lokakarya
yang nantinya menghasilkan para trainer yang akan menerapkan akuntansi akrual
di instansi atau lembaga mereka masing-masing.

3. 1) Analisis berdasarkan proses dan prosedur penentuan pengadaan barang dan jasa di
sektor publik.
Jawab:
Berdasarkan kasus di atas, dapat di Analisa bahwa dalam melakukan penentuan barang
dan jasa di sektor public pada masa pandemi ini LKPP menentukan terdapat dua proses
dalam pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan yaitu metode langsung, metode seleksi
dan metode tender. Selain itu, dalam rangka penanganan keadaan darurat pemerintah
menunjuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam melakukan pelaksanaan pengadaan.
Dalam kasus pengadaan barang dan jasa program bantuan sosial di Jabodetabek
sendiri, pemerintah menggunakan proses dan prosedur metode langsung dikarenakan
keadaan yang darurat serta motode tersebut lebih cepat untuk pengadaan barang dan jasa
yang dibutuhkan. Dimana proses dan prosedur dalam menunjuk penyedia barang dan jasa
harusnya PPK menunjuk penyedia yang pernah menyediakan barang dan jasa tersebut.
Namun, pada kasus di atas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Matheus Joko Santoso dan
Juliari Batubara selaku Menteri Sosial dan AW justru tidak mengikuti proses dan prosedur
yang telah dikeluarkan oleh LKPP. Dimana yang seharusnya penyedia barang dan jasa
ditunjuk langsung dikarenakan pengalaman sebelumnya yang telah menjadi penyedia
barang dan jasa, sebaliknya PPK MJS dan Juliari Batubara justru langsung menunjuk si
penyedia barang dan jasa tanpa melihat pengalaman perusahaan tersebut sebelumnya. Hal
tersebut terjadi dikarenakan dua pihak swasta yaitu Ardian Iskandar Maddanatja dan Harry
Sidabuke melakukan suap kepada Juliari Batubara dan Matheus Joko Santoso supaya
langsung dipilih menjadi penyedia barang dan jasa bantuan sosial.
Oleh karena penjelasan di atas, maka apa yang dilakukan oleh Juliari Batubara,
Matheus Joko Santoso, dan AW telah melanggar prosedur dan proses yang telah dibentuk
oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, dan Tindakan tersebut
digolongkan sebagai tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji oleh
penyelenggara negara.

2) Analsis kenapa terjadi penggelapan dana bansos tersebut dan bagaimana kaitannya
dengan Keppres no 16 tahun 2018 tersebut.
Jawab:
Menurut Analisa saya, berdasar atas apa yang telah di jelaskan pada berita tersebut
penyebab terjadinya penggelapan dana bansos tersebut bermula karena Julia Batubara dan
Matheus Joko Santoso menerima hadiah atau suap dari dua tersangka dari pihak swasta
sehingga terjadilah kesepakatan adanya fee dari tiap-tiap paket pekerjaan yang harus
disetorkan sebesar 10.000 dari nilai 300.000 per paket bansos yang diduga uang tersebut
digunakan untuk membayar berbagai keperluan pribadinya sendiri sebesar 17 miliar.,
Maka dari Tindakan tersebut kaitannya dengan Keppres No. 16 Tahun 2018, tersangka
telah melanggar apa yang diatur dalam Keppres No. 16 Tahun 2018 Pasal 7 Etika
Pengadaan Barang dan Jasa yaitu “tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak
menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja
dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan
Barang/Jasa”. Oleh karena itu, Tindakan tersebut digolongkan sebagai tindakan pidana
penggelapan dana bansos.

4. Jurnal dengan judul “Reforms in public sector accounting and budgeting in Indonesia
(2003-2015): Confusions in implementation”
a. What is problem studied?
Jawab:
Pada makalah tersebut mengkaji masalah mengenai, apakah reformasi sector public
dinegara berkembang seperti di Indonesia dalam 15 tahun sejalan atau sesuai dengan
filosopi yang diterapkan oleh reformasi New Public Management. Dalam jurnal
tersebut juga membahas mengenai identifikasi konsekuensi dari penerapan NPM pada
reformasi akuntansi sector public di negara berkembang. Selain itu, makalah ini juga
mengkaji masalah mengenai apakah adopsi akuntansi akrual di Indonesia merupakan
bagian dari New Public Management.

b. Do public sector reforms in a developing country, Indonesia, align with NPM?


Jawab:
Berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan oleh jurnal tersebut, menunjukkan
bahwa reformasi sektor publik Indonesia sejalan dengan NPM akan tetapi terdapat
beberapa kualifikasi atau inkonsistensi atau kebingungan yang bertentangan dengan
gagasan dan tujuan utama NPM yaitu reformasi sektor publik Indonesia tidak
didukung oleh penciptaan efisiensi dan efektivitas, yang mana hal tersebut merupakan
gagasan utama NPM. Salah satu inkonsistensinya yaitu tidak diberikan fleksibilitas
seperti organisasi sektor swasta yang mana hal tersebut merupakan konsep
fundamental NPM.

c. Is accrual accounting adoption in Indonesia part of NPM?


Jawab:
System akuntansi akrual di Indonesia sendiri tidak benar-benar sesuai atau tidak
sepenuhnya sesuai dikarenakan Indonesia menerapkan system akuntansi akrual rule-
based yang mana hal ini bertentangan dengan filososfi NPM sendiri. Yaitu dimana
akuntansi akrual di Indonesia dimaksudkan untuk mencegah korupsi di pemerintahan
sedangkan NPM menyatakan bahwa reformasi sistem akuntansi harus bermanfaat bagi
manajer dalam mengambil keputusan.

d. Do the conclusion accurately reflect the results of the study?


Jawab:
Kesimpulan yang diberikan oleh jurnal tersebut menurut saya telah akurat
mencerminkan hasil penelitian tersebut, dikarenakan penelitian tersebut menggunakan
metode observasi yang mana memberikan pemahaman tentang implementasi dan
praktik aktual reformasi sektor publik, serta dampak reformasi terhadap perilaku dan
kualitas layanan pegawai negeri kesimpulan tersebut telah memberikan simpulan
mengenai pemahaman reformasi di Indonesia yang mana berguna sebagai titik awal
untuk penelitian kedepannya tentang reformasi sektor publik di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai