Pathway DHF New1 1
Pathway DHF New1 1
MK:Peningkatan suhu
tubuh
Demam
dehidrasi
menggigit manusia
virus dengue masuk
sirkulasi darah / VIREMIA
+
Antibodi ( Ab )
DF ( Dengue
Fever )
Perdarahan sal.GI
Hematemesis,melena
Fungsi trombosit
MK:Nye
ri
trombositopenia
hebat
anemia
petekie
ekimosis
perdarahan
di hidung
epistaksis
Rua
m
Aktivasi
koagula
si
Aktivasi
F.Hageman(F.
Sistem
Kini
tdk enak u/
ri
t/g: -Nyeri
-Mual,muntah
MK:Nutrisi <
Trombosit dimusnahkan
o/ RES
kapiler pecah
Nyeri otot
MK:Nyeri
Sakit
kepala
Rasa
mengecap terganggu
mkn
Kerusakan trombosit
Kulit
MK:nutrisi <
Keb.nutrisi <
Agregasi trombosit
Perdarahan gusi
output ber>
PERDARAHAN
nyeri
ulu
penguapan berlebih
Permeabilit
as
Aktivasi sistem
kolplemen membran
kapiler
( C3 & C5 )
Plasminogenplas
min
Penghancur
anafilaktok
an Fibrin
FD
P
Derajat
DBD :
Derajat I:
t/g:demam,gejala
spesifik,
tourniquet(+)
Derajat II:
uji
t/g:demam,uji
turniket+,perdarahan
spontan(petekie,eki
mosis,epistaksis,perd
arahan
gusi,perdarahn
pd
Derajat III:
t/g:nadi
cepat&halus,hipotensi
,kulit
dingin,anak
gelisah
Derajat IV:
t/g:nadi
teraba,tekanan
darah terukur
Sumber:
Rampengan.Penyakit Infeksi Tropik pada
Anak
Sastoasmoro,Sudigdo.Kedaruratan pada
Anak
Soegijanto,Soegeng.Ilmu Penyakit Anak,
Diagnosa & Penatalaksanaan
Suriadi.Asuhan Keperawatan pada Anak
Melepas
anafilatok
sin ( C3a
& C5a )
Permeabilitas membran
kapiler
Kebocoran
plasma
Merembes masuk ke
Menghilangnya
ruang interstitial
plasma dr
dinding
Rongga
Rongga
pleura
Efusi
Asite
Volume
pleura
s
plasma
Darah
hipovolemi
kental
a
hemokonsentr
MK:
asi
Cairan <
kebut.tub
Ht & Hb
uh
t/g:TD,nadi
syo
cepat&lemah,
k
akral
MK:
Penuruna
dingin,gelisah
ota
Hipoksia
Penuruna
n
k
MK:
n
kesadara
Perfusi
kesadara
DI
Asidosis
jar.adeku
C
metaboli
Perdarah
at
an masif
Kematia
n
Askep DHF
MK:
Gg.suplai O2
ke otak
Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes
Aegepty )
Patofisiologi DHF
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau
bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran
kelenjar getah bening, pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali).
Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan
mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler
pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.
Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi,
hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20
%) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematokrit menjadi
penting untuk patokan pemberian cairan intravena.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen)
merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan yang tertimbun dalam
rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan
melalui infus.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi,
sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru
dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan
yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila
tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler,
trombositopenia dan gangguan koagulasi.
Pada otopsi penderita DHF, ditemukan tanda-tanda perdarahan hampir di seluruh tubuh, seperti di kulit, paru, saluran
pencernaan dan jaringan adrenal.
Tanda dan Gejala DHF
Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :
-
Suara serak
Batuk
Epistaksis
Disuria
Muntah
Ptekie
Ekimosis
Perdarahan gusi
Muntah darah
Hematuria masif
Melena
Diagnosis DHF
Patokan WHO (1986) untuk menegakkan diagnosis DHF adalah sebagai berikut :
1) Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 7 hari kemudian turun secara lisis demam disertai gejala tidak spesifik,
seperti anoreksia, lemah, nyeri.
2)
1)
2)
3)
4) Hematemesis, melena.
Manifestasi
Uji
Petekia,
Epistaksis,
perdarahan
tourniquet
purpura,
perdarahan
:
positif
ekimosis
gusi
Pathways
Askep DHF
Penatalaksanaan
Medik
A.
Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75
mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak
>1th diberikan 5 mg/ kg BB.
B.
Pasang infus RL
Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 30 ml/ kg BB )
Keperawatan
1.
Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti
nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda tanda vital tiap 15
menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
1. Resiko Perdarahan
-
Berikan kompres
6.)
Nyeri
pada
otot
dan
sendi.
7.)
Pegal-pegal
pada
seluruh
tubuh.
8.) Konstipasi
(sembelit).
b).
Data
obyektif
:
Adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat atas kondisi pasien. Data obyektif yang sering dijumpai
pada
penderita
DHF
antara
lain
:
1) Suhu
tubuh tinggi,
menggigil,
wajah
tampak
kemerahan.
2)
Mukosa
mulut
kering,
perdarahan
gusi,
lidah
kotor.
3) Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,
hematoma,
hematemesis,
4)
Hiperemia
pada
5)
Nyeri
tekan
pada
6)
Pada
palpasi
teraba
adanya
pembesaran
7) Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin,
hati
melena.
tenggorokan.
epigastrik.
dan
limpa.
tubuh normal
bebas
Keperawatan DHF
(36
dari
:
370C).
demam.
1.
Kaji
saat
Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.
timbulnya
demam.
2.
Observasi
tanda
vital
(suhu,
nadi,
tensi,
pernafasan)
Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
setiap
jam.
3.
Anjurkan
pasien
untuk
banyak
minum
(2,5
liter/24
jam.7)
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan
cairan yang banyak.
4.
Berikan
kompres
Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh.
5.
Anjurkan
untuk
tidak
memakai
selimut
Rasional : pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.
dan
6.
Berikan
terapi
cairan
intravena
dan
obat-obatan
Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.
pakaian
sesuai
hangat.
yang
tebal.
program
dokter.
nyaman
berkurang
1.
Kaji
tingkat
nyeri
Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
2.
Berikan
posisi
yang
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri
nyaman,
:
terpenuhi.
hilang.
pasien
atau
usahakan
yang
situasi
dialami
ruangan
pasien
yang
3.
Alihkan
perhatian
pasien
dari
rasa
Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.
tenang.
nyeri.
4.
Berikan
Rasional : Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.
obat-obat
analgetik
3). Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual,
muntah,
anoreksia.
Tujuan
:
Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan posisi yang diberikan
/dibutuhkan.
Intervensi :
1.
Kaji
keluhan
mual,
sakit
Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.
menelan,
dan
muntah
yang
2.
Kaji
cara
/
bagaimana
Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.
makanan
3.
Berikan
makanan
yang
mudah
ditelan
Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan .
4.
Berikan
makanan
Rasional : Untuk menghindari mual.
dalam
porsi
5.
Catat
jumlah
/
porsi
makanan
yang
Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.
kecil
dan
dihabiskan
oleh
dialami
pasien.
dihidangkan.
seperti
bubur.
frekuensi
sering.
pasien
setiap
hari.
6.
Berikan
obat-obatan
antiemetik
sesuai
program
dokter.
Rasional : Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien
meningkat.
7.
Ukur
berat
Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien
badan
pasien
setiap
minggu.
dinding
Tujuan
Volume
Intervensi :
plasma.
:
terpenuhi.
cairan
1.
Kaji
keadaan
umum
pasien
(lemah,
pucat,
takikardi)
serta tanda-tanda
Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.
2.
Observasi
tanda-tanda
Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok.
vital.
syock.
3.
Berikan
cairan
intravena
sesuai
program
dokter
Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh
karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.
4.
Anjurkan
pasien
untuk
Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.
5.
Catat
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
intake
banyak
minum.
dan
output.
5). Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.
Tujuan
Pasien
Kebutuhan
Intervensi :
mampu
mandiri
aktivitas
1.
Kaji
Rasional : Untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien.
setelah
sehari-hari
:
bebas demam.
terpenuhi
keluhan
2.
Kaji
hal-hal
yang
mampu
atau
yang
tidak
mampu
dilakukan
Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
pasien.
oleh
pasien.
3. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai tingkat keterbatasan pasien.
Rasional : Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh pasien pada saat kondisinya lemah dan perawat mempunyai
tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien tanpa mengalami ketergantungan pada perawat.
4.
Letakkan
barang-barang
di
tempat
yang
mudah
terjangkau
Rasional : Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
oleh
pasien.
6). Resiko terjadinya syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan
Tubuh
Tujuan
Tidak
Tanda-tanda
Keadaan
Intervensi :
terjadi
vital dalam
:
hipovolemik.
normal.
baik.
syok
batas
umum
1.
Monitor
keadaan
umum
pasien
Rasional : memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi perdarahan sehingga segera
diketahui tanda syok dan dapat segera ditangani.
2.
Observasi
tanda-tanda
vital
Rasional : tanda vital normal menandakan keadaan umum baik.
tiap
sampai
3.
Monitor
tanda
Rasional : Perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syok hipovolemik.
jam.
perdarahan.
4.
Chek
haemoglobin,
hematokrit,
trombosit
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan
lebih lanjut.
5.
Berikan
transfusi
sesuai
Rasional : Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang hilang.
6.
Lapor
dokter
bila
tampak
Rasional : Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin.
program
syok
dokter.
hipovolemik.
terjadi
infeksi
pada
pasien.
1.
Lakukan
teknik
aseptik
saat
melakukan
tindakan
pemasangan
Rasional : Tindakan aseptik merupakan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadi infeksi.
infus.
2.
Observasi tanda-tanda
Rasional : Menetapkan data dasar pasien, terjadi peradangan dapat diketahui dari penyimpangan nilai tanda vital.
vital.
3.
Observasi
daerah
Rasional : Mengetahui tanda infeksi pada pemasangan infus.
infus.
pemasangan
4.
Segera
cabut
infus
bila
tampak
adanya
pembengkakan
Rasional : Untuk menghindari kondisi yang lebih buruk atau penyulit lebih lanjut.
atau
plebitis.
terjadi
tanda-tanda
trombosit
perdarahan
1.
Monitor
tanda
penurunan
trombosit
yang
Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah.
lebih
disertai
2.
Anjurkan
pasien
untuk
Rasional : Aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perdarahan.
banyak
3.
Beri
penjelasan
untuk
segera
melapor
bila
ada
Rasional : Membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin.
perdarahan
tanda
:
lanjut.
meningkat.
gejala
klinis.
istirahat
lebih
lanjut.
4.
Jelaskan
obat
yang
diberikan
Rasional : Memotivasi pasien untuk mau minum obat sesuai dosis yang diberikan.
dan
manfaatnya.
9). Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan
yang
Tujuan :
dialami
pasien.
Kecemasan
Intervensi :
berkurang.
1.
Kaji
rasa
cemas
Rasional : Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami pasien.
yang
2.
Jalin
hubungan
Rasional : Pasien bersifat terbuka dengan perawat.
percaya
saling
dialami
dengan
3.
Tunjukkan
sifat
Rasional : Sikap empati akan membuat pasien merasa diperhatikan dengan baik.
4.
Beri
kesempatan
pada
Rasional : Meringankan beban pikiran pasien.
pasien
untuk
pasien.
pasien.
empati
mengungkapkan
5.
Gunakan
komunikasi
Rasional : Agar segala sesuatu yang disampaikan diajarkan pada pasien memberikan hasil yang efektif.
perasaannya
terapeutik
4. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien anak dengan DHF disesuaikan dengan intervensi yang telah direncanakan.
5. Evaluasi Keperawatan.
Hasil asuhan keperawatan pada klien anak dengan DHF sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini
didasarkan pada hasil yang diharapkan atau perubahan yang terjadi pada pasien.
Adapun sasaran evaluasi pada pasien demam berdarah dengue sebagai berikut :
1) Suhu tubuh pasien normal (36- 370C), pasien bebas dari demam.
2) Pasien akan mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
3) Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan atau
dibutuhkan.
4) Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien terpenuhi.
5) Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi.
6) Pasien akan mempertahankan sehingga tidak terjadi syok hypovolemik dengan tanda vital dalam batas normal.
7) Infeksi tidak terjadi.
8 ) Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut.
9) Kecemasan pasien akan berkurang dan mendengarkan penjelasan dari perawat tentang proses penyakitnya.
Pencegahan DHF
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
-
Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali
Kubur barang barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan
Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik
Menjelaskan gejala gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala
Daftar Pustaka
Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag
IKA FKUI jkt 2002.
Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995
Prinsip Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 267