Anda di halaman 1dari 3

Romansa Diam

Mencintaimu dalam diam


Layaknya bulan yang ingin bertemu mentari
Sia-sia
Saat mentari datang bulan bersembunyi tersipu malu

Menatap wajahmu dalam diam


Wajah yang terpendar sinar mentari pagi di dermaga Nangamese
Damai
Damai oleh bakti pada tugasmu

Menikmati tawamu dalam diam


Layaknya nona dan nyong Flores yang menari Jai
Riang
Riang karena keikhlasanmu melindungi alam tercinta

Melihat gerak-gerikmu dalam diam


Bagai memandang albatros yang menyambar ikan secepat kilat
Gagah
Gagah karena seragam hijau yang kau banggakan

Melihat keseriusanmu dalam diam


Bagai menatap bukit karang pulau Rutong
Tangguh
Tangguh menyusuri hutan yang begitu kau kenal

Memandang kulit tubuhmu dalam diam

Laksana sayap kelelawar yang terpendar sinar mentari senja


Hitam mengkilap
Hitam karena ketulusanmu bekerja walau di siang hari yang membakar

Membaca senyummu dalam diam


Layaknya senyum bulan purnama yang mengawasi nelayan di tanjung lima belas
Tulus
Setulus hatimu melindungi satwa yang terancam

Mengagumi ketelitianmu dalam diam


Layaknya seekor komodo yang mengamati mangsanya
Cermat
Cermat melindungi setiap jengkal suaka rumah bagi hewan dan tumbuhan

Menerjemahkan amarahmu dalam diam


Bagaikan seekor hiu yang kehilangan mangsanya
Berapi-api
Berapi-api karena kekecewaanmu pada perusak alam

Aku memilih mencintaimu dalam diam


Aku tidak mau merusak,
Tawamu
Gerak-gerikmu
Keseriusanmu
Senyummu
Ketelitianmu
Amarahmu

Aku tidak ingin memilikimu


Karena alam lebih berhak memilikimu
Aku
Akan
Selalu
Mencintaimu
Dalam
Diam
Selamanya.

*puisi ini saya dedikasikan untuk polisi-polisi hutan yang dengan setulus hati menjaga alam
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai