Anda di halaman 1dari 2

Kelas 5

KD Pengetahuan :

3.5. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jarring-jaring makanan di


lingkungan sekitar

KD Keterampilan :

3.5. Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem

Gajah Sumatera Sering Masuk Pemukiman


Warga karena Pasokan Makan Minim
JawaPos.com- Berkurangnya habitat dan minimnya pasokan makanan, membuat kawanan
Gajah Sumatera sering memasuki pemukiman serta perkebunan warga. Baru-baru ini,
gerombolan satwa berbelalai itu memasuki pemukiman di Desa Monas Jaya, Kecamatan Minas,
Kabupaten Siak, Riau.

Koordinator Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas Saipul Hendri Daulay menyebut, ada sekitar 11
ekor kawanan gajah yang masuk ke pemukiman akhir pekan lalu. Usianya pun bervariasi, mulai
dewasa hingga gajah yang masih anakan. “Sudah digiring ke Tahura. Karena kan daerah tersebut
berdekatan dengan Tahura, kemarin digiring menggunakan mercon,” sebut Saipul, Rabu siang
(5/12).

Biasanya gerombolan gajah penunggu Tahura itu hanya muncul sekali atau dua kali dalam
setahun. Namun belakangan, kemunculan hewan berbadan bongsor ini semakin sering. Bisa dua
hingga tiga kali dalam sebulan. “Oktober hingga November lalu, sampai ada 12 kali
penanggulangan,” ungkapnya.

Seringnya gajah bermunculan, disebabkan karena habitat mereka yang semakin lama semakin
berkurang. Tergerus dengan pembangunan dan banyaknya masyarakat yang membuka lahan
untuk dijadikan kebun. Karena itu, pasokan makanan mereka pun menjadi sedikit. “Masuk ke
kebun warga, mereka makan daun-daun sawit dari kebun warga. Hanya beberapa kebun saja
yang rusak karena terinjak dan di makan,” ujarnya.

Di Riau, kawanan gajah memiliki daerah jelajahnya sendiri. Mulai dari Minas kemudian ke
Rumbai, Kita Pekanbaru. Ada juga ke Garuda Sakti Kilometer 11 Karya Indah, Kabupaten
Kampar.

Meski begitu, kawanan gajah ini selalu berhasil dibawa kembali ke habitat asalnya di Tahura.
“Penggiringan kali ini tidak melibatkan gajah jinak,” imbuh Saipul.
Setiap penanggulangan, personel PLG selalu memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada
masyarakat. Mereka meminta agar warga tidak sampai melukai gajah. Masyarakat juga diminta
tidak melakukan tindakan gegabah karena sewaktu-waktu gajah bisa menyerang. “Memberikan
pemahaman kepada masyarakat agar tidak takabur,” pungkasnya.

Disadur dari : Jawa Pos.com, 5 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai