Anda di halaman 1dari 3

PERAWATAN GAJAH DI PUSAT PELATIHAN GAJAH MINAS GUNA

MEMPERTAHANKAN HABITATNYA (Elephant Care In Minas Elephant Training


Center To Maintain Habitates)

By : Miranti Afrelia

ABSTRAK

Serangan gajah timbul disebabkan karena ruang gerak mereka yang semakin sempit akibat
areal hutan yang semula merupakan habitat dan daerah jelajah gajah tersebut dibuka untuk
perluasan areal perkebunan, pembukaan areal pemukiman transmigrasi dan eksplotasi
minyak, sehingga gajah semakin terdesak dan terpisah-pisah dalam kantong-kantong dan
daerah gajah yang terisolisir. Penelitian ini bertujuan untuk didirikan pusat pelatihan gajah
sebanga riau adalah sebagai sarana untuk menumbuh dan mengambalikan kesan kepada
masyarakat bahwa gajah bukan sebagai satwa perusak yang harus dimusnahkan tetapi
merupakan satwa yang bermanfaat bagi pembangunan nasional. metode yang di gunakan
adalah studi literature, wawancara, dan pbservasi lapangan.

Absctract

Elephant attacks arise due to their increasingly narrow space due to the forest area which
was originally an elephant's habitat and home range opened for expansion of plantation
area, opening of transmigration settlements and oil exploitation areas, so that elephants are
increasingly pushed and separated in pockets and an isolated area of an elephant. The aim of
this study was to establish a sebanga riau elephant training center as a means to grow and
restore the impression to the community that elephants are not destructive animals that must
be destroyed but which are beneficial for national development. the methods used are
literature studies, interviews, and field observations.

PENDAHULUAN

Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satwa langka di indonesia


yang dilindungi Undang-Undang no.5 tahun 1990. Satwa ini juga merupakan salah satu
kekayaan alam indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan nasional.

Serangan gajah timbul disebabkan karena ruang gerak mereka yang semakin sempit akibat
areal hutan yang semula merupakan habitat dan daerah jelajah gajah tersebut dibuka untuk
perluasan areal perkebunan, pembukaan areal pemukiman transmigrasi dan eksplotasi
minyak, sehingga gajah semakin terdesak dan terpisah-pisah dalam kantong-kantong dan
daerah gajah yang terisolisir.
Sejak tahun 1980an keberadaan gajah liar sudah mulai menjadi permasalah bagi
masyarakat dan pihak-pihak terkait baik swasta maupun pemerintah. Agar tidak
terganggunya program pembangunan di indonesia maka dilaksanakanlah kegiatan
penggiringan gajah besaran ke habitataslinya gar keberadaan gajah dapat dilestarikan, dimana
pada saat itu dikenal dengan operasi genesha dan tata liman.

Dalam perkembangannya, pusat pelatihan gajah di riau telah beberapa kali mengalami
perpindahan lokasi. PLG riau didirikan pertama kali di sebanga duri pada tahun 1988, setelah
lebih kurang tiga tahun PLG sebanga berdiri terjadi pembakaran oleh masyarakat tahun 1991,
agar aktifitas pelatihan dan pegelolaan gajah tetap berjalan untuk sementara waktu
dipindahkan ke desa marga satwa balai raja.

Pada tanggal 29 jni 1992 keluarlah surat keputusan gurbenur daerah tingkat riau dengan
nomor : KPTS.387/VI/1992 menunjuk lokasi PLG di desa muara basung kecamatan mandau
kabupaten bengkalis Km 100 pekanbaru-duri dengan luas sekitar 5.000 ha. Namun adanya
konflik lahan dengan masyarakat setempat dan perambahan lahan di lokasi pusat pelatihan
gajah menyebabkan aktifitas di pusat pelatihan gajah tidak berjalan dengan lancar. Dengan
adanya permasalahan tersebut, maka pada tahun 2001 PLG riau mulai menepati sebagian
lahan taman hutan raya sultan syarif hasyim II siak yang berada di kecamatan minas
kabupaten siak. Untuk saat ini jumlah gajah yang ada di pusat latihan gajah riau berjumlah 24
ekor, 18 ekor di minas dan 6 ekor gajah tersisa di pusat pelatihan gajah sebanga duri. Maksud
dan tujuan didirikan pusat pelatihan gajah sebanga riau adalah sebagai sarana untuk
menumbuh dan mengambalikan kesan kepada masyarakat nahwa gajah bukan sebagai satwa
perusak yang harus dimusnahkan tetapi merupakan satwa yang bermanfaat bagi
pembangunan nasional.

METODE PENELITIAN

metode yang di gunakan adalah studi literature, wawancara, dan Observasi lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebagian besar flora yang tumbuh adalah kayu jenis meranti (shore spp) jeluntung
(Dyera costulata) dan jenis lain yang tumbuh pada hutan sekunder. Pada tempat
tertentu yang telah terbuka di tumbuhi alang-alang dan tumbuhan perdu lainnya,
diantaranya terdapat juga beberapa jenis tumbuhan yang dapat dimakan oleh gajah.
Fauna yang ada antara lain adalah kera ekor panjang (macaca fascicularis), beruang
madu (helarctus malayanus), kancil (tragulus sp), rusa (cervus sp), babi (sus sp) serta
berbagai jenis aves dan ayam hutan.

Penjinakkan gajah liar yang pernah di tangkap dan setelah sampai di pusat latihan
gajah sebanga riau menjalani kegiatan pertama yaitu dengan penjinakkan pada
umumnya kegiatan penjinakan memakan waktu antara 3-4 bulan. Penjinakkan
dilakukan di tempat tertentu yang disebut runk ( tempat penjinakkan gajah ) dan para
pelatihan/pawang menggunakan alat-alat seperti ganco, tombak, tali, rantai rotan dan
sebagainya.

Perawatan gajah, gajah mandi 2 kali sehari konsumsi pakan gajah 10% dari berat badan
gajah, berat badan gajah adalah 2,8 ton. Jenis-jenis yang dimakan gajah adalah tumbuhan
seperti pelepah, sawit, batang pisang. Kendala pakan gajah yang suit tersedia adalah batang
pisang. Umur hidup gajah sam seperti manusia pada umunya 60-80 tahun, gajah yang paling
tua di minas adalah berumur 60 tahun. Cara perkawinan gajah adalah dengan cara
perkawinan alami. Tanda-tanda nya adalah gajah jantan mau kawin kapan saja sedangkan
gajah betina mengikuti musim. Masa birahi gajah betian adalah 4-5 tahun.

Mengapa gajah selalu di rantai, karena apabila kita tidak merantai gajah tersebut maka
gajah tersebut akan pergi ke wilayah perkebunan orang lain sehingga merusak perkebunan
itu. Jadi, untuk mengendalikan gajah adalah dengan dirantai walapun ia sudah jinak
sekalipun. Gajah di minas mempunyai fungsi masing-masing yaitu gajah penaggulangan
konflik, gajah patroli, gajah penghibur.

SIMPULAN

Jadi fungsi PLG disini selain konservasi juga ada fungsi edukasi. dan tujuan didirikan
pusat pelatihan gajah sebanga riau adalah sebagai sarana untuk menumbuh dan
mengambalikan kesan kepada masyarakat nahwa gajah bukan sebagai satwa perusak yang
harus dimusnahkan tetapi merupakan satwa yang bermanfaat bagi pembangunan nasional

DAFTAR PUSTAKA

Sains.kompas.com/read/2010/04/05/09294633/Suaka.Margasatwa.Balai.Raja.Lenyap

MOTIVASI PENGUJUNG DI PUSAT LATIHAN GAJAH (PLG) MINAS


KABUPATEN SIAK

Riau.antaranews.com

Anda mungkin juga menyukai