DISUSUN OLEH :
ARFIANA NURANI
P.17420613047
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2014
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawat bekerja dengan
bervariasi klien yang memerlukan bantuan higiens pribadi atau harus belajar tehnik
higiene yang sesuai. Higiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan diri manusia
untuk memelihara kesehatan mereka disebut higiene perorangan. Cara perawatan
diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.
(Perry Potter, 2005, hal 1334)
Pemeliharaan higiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan
perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
(Perry Potter, 2005, hal 1334)
B. TUJUAN
Tujuan dari personal hygiene yaitu sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. MACAM MACAM
Macam macam personal hygiene meliputi :
1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seluruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
9. Perawatan gigi dan mulut
D. MASALAH PADA PERSONAL HIGIENE
1. Masalah pada kulit
a) Kulit kering disenanknan karena kurang cairan. Lebih terlihat pada kilit
tangan, lengan, kaki dan wajah.
b) Jerawat : inflamantory, erupsi kulit papulopostular.
c) Hirsutisme : pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebihan terutama
pada wanita.
Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan personal hygiene
perlu lebih berhati-hati pada orang dengan luka terbuka.
F. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Depkes ( 2000 : 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah :
1. Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d) Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri.
Data yang biasa ditemukan dalam defisit perawatan diri adalah :
1. Data Subyektif
a) Pasien merasa lemah
b) Malas untuk beraktivitas
c) Merasa tidak berdaya
2. Data obyektif
a) Rambut kotor, acak acakan
b) Badan dan pakaian kotor dan bau
c) Mulut dan gigi bau
d) Kulit kusam dan kotor
e) Kuku panjang dan tidak terawat
(Potter, Perry 2005)
Dampak yang timbul pada masalah personal hygiene meliputi
a) Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah
gangguan integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut,infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada luka.
b) Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan gangguan
f. Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak
lengkap atau gigi palsu.
g. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.
h. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.
i. Kuku tangan dan kaki
Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
j. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium. Perhatikan
pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum
dan testisnya.
k. Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Terapi Obat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan integritas kulit
Definisi : keadaan dimana kulit seseornag tidak utuh.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Bagian tubuh yang terlalu lama tertekan
b. Imobilisasi
c. Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan :
a.
b.
c.
d.
Kerusakan jaringan
Gangrene
Dekubitus
Kelemahan fisik
Kriteria Hasil
Kulit
tanpa
kemerahan
Kulit
akan
hangat
lembut, harus
dan terhidrasi
baik
Bau berkurang
atau hilang
Drainase atau
sekresi akan
berkurang
Intervensi
Rasional
Mandikan klien Pembersihan
mengangkat
setiap hari
minyak
yang
berlebihan
keringat, sel kulit mati dan
kotoran yang meningkatkan
perkembangan bakteri
Ubah
posisi
Tekanan yang digunakan lebih
secara
teratur
lama, lebih besar berisiko terjadi
(minimal setiap 2
kerusakan
kulit.
Tekanan
jam)
mengurangi atau menghalangi
sirkulasi yang menghilangkan
oksigen dan nutrisi dijaringan.
bau badan
selama
hospitalisasi
.
Gunakan losion
pada kulit setelah Emolien menghaluskan kulit
dan
mencegah
kehilangan
mandi.
kelembaban.
Keringkan kulit
dengan
teliti Kelembaban yang berlebihan
setelah setiap kali menyebabkan maserasi kulit,
yang
meningkatkan
pembersihan.
perkembangan bakteri.
Berikan
Sekresi
keringat
yang
perawatan
berlebihan dari kelenjar apokrin
perineal setelah
di daerah aksila dan pubis
setiap kali buang
menyebabkan bau yang tidak
air kecil dan
sedap. Mandi meminimalkan
buang air besar
bau. Sekresi yang terakumulasi
pada permukaan kulit sekitar
genitalia
berperan
sebagai
tempat penyimpanan infeksi.
(Perry Potter, 2005, hal 1342)
Intervensi
Rasional
Membangun
aturan perawatan
mulut
setelah
makan dan waktu
tidur.
Mengosok
yang
konsisten
meningkatkan jaringan gusi,
mengurangi
kotoran,
dan
menghasilkan pengontrolan plak
(Kahn, 1986).
Menggosok
dengan sikat gigi
yang
lembut,
menggunakan
gerakan
horizontal.
Bilas
dengan
garam
atau
larutan
baking
soda (1/2 sendok
teh dengan 473
menyatakan
kenyamanan
dan
perasaannya
mulut.
Klien
akan
menelan dan
berbicara
dengan
nyaman
Tehnik higine
mulut
akan
didemonstrasi
dengan tepat
ml air).
mengurangi
produk
saliva
(Greifzu Radjeski, Winnick,
1990)
Flossing dengan
tloss gigi yang
yang
tidak
berlilin dua kali
sehari.
Minta
klien
melakukan higiene
mulut
3. Contoh Intervensi diagnosa keperawatan untuk
diri
badan,
klien
mulut,
rambut, dan
perawatan diri
akan
meningkat
Intervensi
Rasional
Kaji kembali pola Data dasar dalam melakukan
pola
Keadaan
3x24
akan
klien
Kriteria Hasil
Kebersihan
Bantu
intervensi
dalam kebersihan
badan,
mulut,
Meningkatkan
pengetahuan
klien
kuku bersih
Pasien
Lakukan
dan
pendidikan
kooperatif
merasa
kesehatan
nyaman.
petingnya
kebersihan
:
diri,
pola
kebersihan
diri,
cara
kebersihan
membuat
lebih
menghilangkan
mikroorganisme
dari
kulit
serta
sekresi
tubuh
q.
r.
s.
t.
u.
yang menonjol
Bersihkan sisa losion atau minyak dengan handuk.
Berikan bedak, deodorant, dan lotion (sesuai kebiasaan pasien).
Bantu pasien memakai pakaian dalam dan baju luar
Atur pasien dalam posisi yang nyaman sebelum ditinggalkan
Rapikan dan bersihkan alat yang telah digunakan
Catat tindakan yang telah dilakukang dan hasilnya
B. ORAL HYGIENE
1. Tujuan : Membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir,
menggosok membersihkan gigi dari partikel partikel makanan, plak, bakteri,
memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan
rasa yang tidak nyaman.
2. Pelaksanaan
Alat dan bahan
a. Pengalas (perlak dan kain)
b. Bengkok 1 buah (2 buah jika pasien sadar)
c. Kasa tebal lembab yang dibasahi dengan NaCl 0,9% atau air garam
d. Sudip lidah yang telah di balut dengan kasa (tidak perlu pada pasien yang
sadar)
e. Pinset anatomi 1 buah
f. Tisu pada tempatnya
g. Boraks gliserin (jika perlu)
h. Gentian violet (jika perlu)
i. Lidi kapas (jika perlu)
j. Air untuk berkumur dalam gelas (jika pasien sadar)
Cara kerja
a. Kaji kebutuhan pasien
b. Jelaskan perihal tindakan yang akan dilakukan.
c. Siapkan alat-alat sesuai kebutuhan pasien pada troli
d. Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien.
e. Cuci tangan
f. Atur posisi (miringkan kepala pasien)
g. Pasang pengalas dibawah dagu.
h. Letakkan bengkok dibawah dagu pasien.
i. Ambil kasa tebal yang telah dilembabkan dengan NaCl 0,9% atau air garam.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
luar.
Bersihkan gusi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.
Bersihkan gigi bagian dalam atas sebelah kanan dan kiri.
Gusi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri.
Gigi bagian dalam bawah sebelah kanan dan kiri
Gusi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.
Gigi bagian luar atas sebelah kanan dan kiri.
Gusi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.
Gigi bagian luar bawah sebelah kanan dan kiri.
Dinding mulut
Lidah bagian atas dan bawah.
Keringkan bibir dengan tisu
Oleskan gliserin/gentian violet pada bibir
Keringkan bibir dengan tisu
Angakt bengkok dan pengalas
Atur posisi pasien
Rapikan alat-alat
Cuci tangan
Observasi keadaan pasien
Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.
g. Pasang pengalas di bawah tangan tepat pada bagian kuku yang akan
dibersihkan. Bersihkan cat kuku dengan aseton (bila pasien menggunakan
cat kuku), kemudian letakkan baskom berisi air hangat.
h. Rendam kuku tangan dengan air hangat selama 1-2 menit.
i. Sikat kuku dengan sikat khusus kuku dan sabun, lalu bersihkan dan
keringkan.
j. Dekatkan bengkok berisi larutan lisol 2-3% kepasien. Kemudian tangan
diletakkan diatasnya.Potong kuku tangan dengan lurus dan tidak boleh
sampai batas dasar kuku, kemudian kikir pinggiran-pinggiran kuku.
k. Cuci kuku dan tangan dengan air bersih dan keringkan (jika perlu berikan
lotion pada jari-jari).
l. Angkat pengalas dan pindahkan ketangan yang lainnya. Lakukan langkahm.
n.
o.
p.
q.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,Aziz.2006.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.
Nanda. 2005. Diagnose Keperawatan. Jakarta : Prima Medika
Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan
praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah, 2003. Kebutuhan dasar manusia& proses keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika