Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Topik : PENYULUHAN HIPERTENSI

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari persyaratan
menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Pulorejo Kabupaten Jombang

disusun oleh :
Tedy Dwi Priambada , dr.

Program Dokter Internsip Indonesia


Kabupaten Jombang
Jawa Timur

Halaman Pengesahan

Laporan Upaya Kesehatan Masyarakat


Laporan Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : PENYULUHAN HIPERTENSI

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus sebagai bagian dari persyaratan
menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Pulorejo Kabupaten jombang

disusun oleh :
Tedy Dwi Priambada , dr.

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal

April 2015

Oleh
Pembimbing Dokter Internsip Puskesmas Pulorejo

dr Betty endah warni, M.kes


NIP 195702041989012001

LATAR
BELAKANG

Pada umumnya hipertensi diderita oleh seseorang yang berusia


lebih dari 40 tahun dengan prevalensi yang akan terus meningkat
seiring pertambahan usia. Prevalensi di Indonesia menunjukkan bahwa
pada golongan umur 50 tahun jumlahnya sekitar 10% tapi pada usia
diatas 60 tahun mencapai 20-30. Distribusi penderita pada kelompok
umur kurang dari 31 tahun 5%, usia antara 31-44 tahun 8-10%, usia
lebih dari 45 tahun sebesar 20%. Perbandingan berdasar jenis kelamin
menunjukkan bahwa wanita lebih banyak menderita hipertensi.
Kejadian hipertensi dipengaruhi banyak faktor. Seseorang yang
memiliki orang tua penderita hipertensi mempunyai peningkatan risiko
2 kali lebih besar. Organ yang memiliki peran dalam hipertensi secara
genetik adalah ginjal.

PERMASALAHAN

Penemuan kasus Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas


Pulorejo terbilang cukup tinggi dikarenakan kesadaran warga dalam
menjaga pola hidup sehat masih kurang. Kesadaran pola hidup sehat
seperti olahraga teratur dan pola makan yang sehat masih kurang.
Masalah kesehatan berbasis metabolik disebabkan oleh
kesadaran dan pengetahuan yang tidak memenuhi syarat baik kualitas
maupun kuantitasnya, serta pola hidup sehat masyarakat yang masih
rendah, mengakibatkan penyakit berbasis metabolik seperti hipertensi.
Di samping itu juga disebabkan oleh pola pelayanan kesehatan yang
masih menitikberatkan pada pelayanan kuratif. Bila melihat kondisi
pola hidup yang tidak sehat dan kesadaran masyarakat yang masih
rendah, maka perlu adanya program kegiatan terobosan yang dapat
memacu peningkatan kualitas kesehatan yang lebih baik, sehingga
dapat menekan kejadian penyakit berbasis metabolik.
1. Mengatasi obesitas / menurunkan kelebihan berat badan
Penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara berat badan
dan tekanan darah. Bila seseorang mengalami kelebihan berat
badan, kemungkinannya mengalami hipertensi meningkat lebih
dari tiga kali lipat. Menurunkan berat badan merupakan upaya
untuk menurunkan tekanan darah. Bila kita berhasil menurunkan
berat badan 2,5 - 5 kg saja, tekanan darah diastolik dapat
diturunkan sebanyak 5 mmHg.

PERENCANAAN
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI

2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.


Tingginya intake garam dalam menu makanan sehari-hari dapat
menaikkan tekanan darah. Nasihat pengurangan garam, harus
memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan
garam secara drastis akan sulit dilaksanakan karena itu perlu
penurunan intake garam secara perlahan tapi kontinu.
Pengurangan konsumsi garam menjadi setengah sendok teh per
hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan
tekanan darah diastolik sekitar 2,5 mmHg.
3. Mengusahakan cukup asupan kalium
Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur.
Mineral ini menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan
jumlah natrium yang terbuang bersama air kencing. Dengan
setidaknya mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3 - 5 kali dalam
sehari, seseorang bisa mencapai asupan potasium yang cukup.

4. Menciptakan keadaan rileks


Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat
mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan
darah.

PELAKSANAAN

5. Melakukan olah raga seperti senam lansia


6. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol
Telah dilakukan penyuluhan pada ibu-ibu kader dan peserta
posyandu lansia Jombok pada Kamis 2 April 2015. Para ibu-ibu dan
kader kesehatan dijelaskan mengenai apa itu Hipertensi, bagaimana
mengenali hipertensi agar berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
Penyuluhan dilakukan di posyandu Jombok dan dihadiri oleh sekitar
27 orang, terdiri dari ibu-ibu peserta posyandu dan kader posyandu
desa Jombok. Penjelasan mengenai Hipertensi yang di informasikan
yaitu mengenai:
a. Definisi
b. Gejala-gejala klinis
c. Faktor Resiko
d. Komplikasi
e. Pengobatan
f. Pencegahan
Pertanyaan dan tanggapan yang dikemukakan oleh peserta selama
penyuluhan:
a. Makanan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi
b. Kurangnya kesadaran warga untuk berolahraga

MONITORING
DAN EVALUASI

Komentar/Umpan Balik:

Penyuluhan dimulai sekitar pukul 10.00 dan berakhir pada pukul


11.00.
Secara keseluruhan penyuluhan berlangsung dengan lancar.
Tidak ada gangguan secara teknis yang terjadi di sepanjang
penyuluhan berlangsung. Respon juga cukup baik, hal ini dapat dilihat
dari pertanyaan dan tanggapan yang diajukan pada sesi tanya jawab.
Ditambah kader menjadi bersemangat dan menginginkan adanya
follow up agar dapat mencegah komplikasi hipertensi.

Jombang, April 2015


Peserta

dr Tedy Dwi Priambada

Dokter Pendamping

dr Betty Endah Warni, M.kes

Anda mungkin juga menyukai