Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN UKM

F. 5 UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN


TIDAK MENULAR
DIARE

Telah disetujui dan disahkan


Oktober 2013
Pendamping

dr. Widyastuti
Latar belakang
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di
negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat diare (Salwan, 2008). Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada

tahun 2008, 15% dari kematian anak dibawah 5 tahun disebabkan oleh penyakit diare (WHO,
2008).Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama.
Di Indonesia, diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat terutama pada
balita.
Masih tingginya angka kesakitan diare disebabkan kesehatan lingkungan yang belum
memadai, keadaan gizi, kepadatan penduduk, tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi,
dan perilaku masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi
penyakit ini. Berbagai mikroorganisme dilaporkan sebagai penyebab penyakit diare pada
anak antara lain: Rotavirus, Salmonella Sp, Shigela Sp, Campylobacter Sp, Vibrio Cholerae.
Walaupun demikian Rotavirus merupakan etiologi tertinggi di Indonesia dan telah dilaporkan
insidensinya mencapai 54,3%
Angka kesakitan diare mencapai 200 sampai 400 kejadian tiap 1000 penduduk setiap
tahun. Sebagian besar (70%-80%) penderita adalah anak balita dan 1%-2% dari penderita
akan jatuh ke dalam dehidrasi dan bila tidak ditolong akan meninggal. Tercatat 300.000500.000 anak balita yang meninggal akibat diare. Menurut pencatatan Departemen Kesehatan
R.I., pengelolaan yang benar dewasa ini dapat mengurangi lebih dari 95% kematian akibat
diare akut. Dalam jangka pendek upe.ya pelayanan kesehatan telah dilaksanakan
pembudayaarl rehidrasi di kalangan masyarakat, khususnya dengan menggune.kan bubuk
rehidrasi oral. Upaya rehidrasi oral harus dilanjutkan dengan upaya-upaya lainnya. Yaitu
pengamatan penyakit, meningkatkan status gizi gena kesehatan lingkungan. Kegiatan itu
bersifat paripurna dan berkesinambungan. Kebanyakan kasus diare akut dengan pengelolaan
yang tepat akan sembuh sendiri, namun dari sebagian kecil yang tenolong akan mengalami
diare kronik atau komplikasi yang lain, sehingga akan menimbulkan pula kematian yang
berarti.

Permasalahan
Keluarga

Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit diare, penyebaran, serta

komplikasi yang dapat terjadi


Banyaknya orang tua yang tidak tahu penatalaksanaan dini diare pada anak

Masyarakat

Sebagian besar masyarakat menganggap diare merupakan penyakit yang ringan

Tidak adanya koordinasi dalam masyarakat dalam penanganan penyakit diare dan

pencatatan kasus diare di masyarakat


Kantin sekolah yang tidak memperhatikan kebersihan dan kandungan gizi makanan
yang dijual

Individu

Anak sebagai penderita diare terbanyak tidak mengetahui cara pencegahan terhadap

penyakit diare
Imunitas anak yang masih rendah sehingga mudah terkena diare

Perencanaan dan pemilihan intervensi


Permasalahan
Keluarga
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai
penyakit diare, penyebaran, serta komplikasi

Alternatif Pemecahan Masalah

Penyuluhan mengenai diare


Penyuluhan PHBS (ASI eksklusif,

yang dapat terjadi

menggunakan air bersih, jamban sehat

Banyaknya orang tua yang tidak tahu

dan mencuci tangan)


Himbauan untuk pengadaan oralit bagi

tiap keluarga dan pemberian


Pelatihan cara pembuatan oralit

Penyuluhan tentang diare dan kaitannya

penatalaksanaan dini diare pada anak


Masyarakat
Sebagian besar masyarakat menganggap
diare merupakan penyakit yang ringan

dengan kondisi lingkungan dengan

kejadian diare
Penyuluhan PHBS (ASI eksklusif,
menggunakan air bersih, jamban sehat

Tidak adanya koordinasi dalam masyarakat

dalam penanganan penyakit diare dan


pencatatan kasus diare di masyarakat
Kantin sekolah yang tidak memperhatikan
kebersihan dan kandungan gizi makanan

dan mencuci tangan)


Penggiatan kader kesehatan dimasyarakat
dan posyandu dalam hal penanganan

diare
Penyuluhan tentang kantin sehat
Advokasi kepada sekolah-sekolah di
masyarakat untuk melakukan pemantauan

yang dijual

terhadap kantin disekolah masing-masing


maupun penjual jajanan didepan sekolah
Individu
Anak sebagai penderita diare terbanyak tidak

Penyuluhan tentang diare dan pentingnya

mengetahui cara pencegahan terhadap

PHBS (cara mencuci tangan) dalam hal

penyakit diare
Imunitas anak yang masih rendah sehingga
mudah terkena diare

untuk mencegah diare


Penyuluhan tentang gizi baik untuk anak
dalam rangka meningkatkan imunitas

Pelaksanaan
Permasalahan
Keluarga
Kurangnya pengetahuan
keluarga mengenai penyakit

Alternatif Pemecahan

Rencana Pelaksanaan

Masalah

Kegiatan

Penyuluhan mengenai diare


Penyuluhan PHBS (ASI

Penyuluhan dan
pemberian leaflet

diare, penyebaran, serta

eksklusif, menggunakan air

dan media promosi

komplikasi yang dapat terjadi

bersih, jamban sehat dan

kesehatan lainnya

mencuci tangan)

mengenai Diare dan

Banyaknya orang tua yang tidak

Himbauan untuk pengadaan

PHBS
Pelatihan pembuatan

tahu penatalaksanaan dini diare

oralit bagi tiap keluarga


Pelatihan cara pembuatan

pada anak

oralit

oralit
Masyarakat
Sebagian besar masyarakat

Penyuluhan tentang diare

Penyuluhan dan

menganggap diare merupakan

dan kaitannya dengan

pemberian leaflet

penyakit yang ringan

kondisi lingkungan dengan

dan media promosi

kejadian diare
Penyuluhan PHBS (ASI

kesehatan lainnya

mengenai Diare dan

eksklusif, menggunakan air


bersih, jamban sehat dan

mencuci tangan)

PHBS
Melibatkan kesling
dalam pemantauan
lingkungan yang

Tidak adanya koordinasi dalam

Penggiatan kader kesehatan

terdapat diare
Koordinasi antara

masyarakat dalam penanganan

dimasyarakat dan posyandu

puskesmas dan

penyakit diare dan pencatatan

dalam hal penanganan diare

posyandu beserta

kasus diare di masyarakat

kader untuk
pelaporan kasus

diare dan
Kantin sekolah yang tidak

Penyuluhan tentang kantin

sehat
Advokasi kepada sekolah-

mengenai kantin

sekolah di masyarakat

melibatkan pihak

untuk melakukan
pemantauan terhadap kantin

puskesmas
Pengawasan secara

disekolah masing-masing

berkala terhadap

maupun penjual jajanan

kantin di masing-

didepan sekolah

masing sekolah dan

memperhatikan kebersihan dan


kandungan gizi makanan yang
dijual

penanganan diare
Penyuluhan

sehat yang

pengawasan terhadap
ke penjual jajanan
didepan sekolah
Individu
Anak sebagai penderita diare

Penyuluhan tentang diare

Penyuluhan dan

terbanyak tidak mengetahui

dan pentingnya PHBS (cara

pemberian leaflet

cara pencegahan terhadap

mencuci tangan) dalam hal

dan media promosi

penyakit diare

untuk mencegah diare

kesehatan lainnya
mengenai Diare dan

Imunitas anak yang masih

Penyuluhan mengenai gizi

PHBS
Penyuluhan tentang

rendah sehingga mudah terkena

baik untuk anak dalam

makanan sehat dan

diare

rangka meningkatkan

bergizi

imunitas anak
Monitoring, evaluasi, dan kesimpulan
Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilakukan menggunakan rekam medik ataupun simpus, yaitu dengan mencatat

angka kejadian diare pada anak dan dihitung kemudian dievaluasi setiap bulannya.
Monitoring dapat dilakukan berdasarkan catatan yang terdapat di posyandu mengenai
jumlah kasus diare dan pelaporannya.

Monitoring dapat dilakukan dengan sekolah melalui pemantauan kantin dan makanan
yang dijual dan juga pengawasan terhadap penjual makanan diluar sekolah yang tidak

memenuhi standar kesehatan.


Setiap keluarga mempunyai kotak P3K yang didalamnya terdapat Oralit.
Orang tua mampu membuat cairan pengganti oralit.
Anak-anak sudah mampu mencuci tangan yang benar dan mengetahui kategori makanan
yang sehat yang seharusnya mereka konsumsi.

Kesimpulan
Pencegahan kejadian penyakit diare tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan akan
tetapi perlu adanya partisipasi dari orang tua, lingkungan tempat tinggal (masyarakat),
lingkungan sekolah, serta penderita sendiri. Dengan adanya kerjasama yang baik maka
diharapkan angka kejadian diare pada anak bisa dicegah.

Anda mungkin juga menyukai