Anda di halaman 1dari 5

1

Dermatoterapi Topikal
Pengobatan topikal tidak hanya harus tepat dalam pemilihan bahan, tetapi
juga tepat dalam menentukan bagian tubuh yang akan dikenai, stadium dari
penyakit kulit, konsentrasi obat, jenis bahan dasar (vehikulum), cara pemakaian,
dan durasi pemakaian obat yang memaksimalkan keefektifitasannya, serta
meminimalkan efek sampingnya. Pertimbangan tersebut merupakan prinsip dasar
dalam menentukan terapi yang rasional.1
Vehikulum yaitu bahan dasar obat pembawa zat aktif yang bersifat inert, dan
kedalamannya tidak selalu dapat ditambahkan dengan bahan aktif, zat pewangi,
maupun zat pewarna. Secara sederhana, bahan dasar dibagi menjadi vehikulum
monofasik (cairan, bedak, salep), vehikulum bifasik (bedak+cairan: bedak
kocok/bedak basah/lotion, salep+cairan: krim O/W dan W/O, bedak+salep: pasta),
vehikulum trifasik dan pasta pendingin/linimen (bedak+cairan+salep)2. Pada
umumnya sebagai pegangan dalam pemilihan vehikulum obat topikal ialah pada
keadaan dermatosis yang membasah dipakai bahan dasar yang cair/basah,
misalnya kompres; dan pada keadaan kering dipakai bahan dasar padat/kering,
misalnya salap.
1.

Bedak
Bedak adalah suatu dermatoterapi topikal yang bahan vehikulum dasarnya

talk venekum, bersifat inert, digunakan dengan cara ditabur atau menggunakan
spons. Sifat bedak, yaitu mendinginkan, menutupi, melekat, antipruritus, absorbsi
[daya menghisap air/keringat dan lemak (sebum)], slipping power (melicinkan,
misalnya penggunaan daerah lipatan). Indikasi pemberian bedak adalah lesi

kering, lesi superficial, dan lesi vesikel/bula agar tidak pecah, misalnya varisela
dan herpes zoster.
Contoh penulisan resep bedak:
Bedak As. Salisil 2%
R/ As. Salisil 2 %
Talk Venetum ad 100
m.f.l.a talk
u.e

Untuk impetigo neonatorum


2.

Cairan
Cairan terdiri atas:
a. Solusio
Solusio adalah suatu dermatoterapi topikal dengan vehikulum dasarnya

aqua, digunakan dengan cara berendam dan kompres terbuka. Dikenal dua macam
cara kompres, yaitu kompres terbuka dan kompres tertutup. Pada kompres terbuka
dasarnya ialah terjadi penguapan cairan kompres disusul oleh absorbsi eksudat,
biasanya di indikasikan untuk infeksi kulit dengan eritema yang mencolok
(misalnya erisipelas), ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta. Sedangkan
kompres tertutup dasarnya ialah terjadi vasodilatasi, bukan untuk penguapan.
Indikasinya adalah kelainan yang dalam, misalnya limfogranuloma venerium.
Sifat solusio, yaitu mendinginkan, membersihkan, proteksi, antipruritus, dan
absorbsi (mengeringkan). Indikasi pemakaian solusio adalah lesi basah/akut dan
lesi edema. Solutio terdiri atas solutio rivanol 1 , solutio asam salisil 1, serta
solutio asid boricid 1% dan 3%.
Contoh penulisan resep solusio:
Sol As. Salisil 1
R/ As. Salisil 1
Aqua ad 1000

Sol Rivanol 1
R/ Rivanol 1
Aqua ad 1000
m.f.l.a sol
u.e

Digunakan untuk ektima

m.f.l.a sol
u.e

Untuk kompres terbuka dermatitis numularis,


dermatitis kontak alergika, impetigo krustosa

b.

Tinktura
Tinktura adalah suatu dermatoterapi topikal dengan vehikulum selain aqua,

tersering etil alkohol dan spiritus dilutus, digunakan dengan cara ditotol atau
dioles. Sifat tinktura tergantung zat aktifnya, yaitu antimitotik, kaustik/membakar.
Tinktura diindikasikan untuk lesi kronik atau kering pada daerah berambut
(kepala).

Contoh penulisan resep:


Tinktura LCD
Tinktura podofilin 25%
Tinktura yodium
R/ Liq.10%
Carb. Det 5%
R/ podofilin 25 gr
R/ Yodium 10grAs. salisil 5%
etil alkohol ad 100
Mercurochrom
10 gr 5%
Gliserin
m.f.l.a tinkt
etil alcohol ad
100
spiritus dilutus ad 100
u.e
m.f.l.a tinkt m.f.l.a tinkt

u.e
u.e
c.
Salep

Salep adalah suatu dermatoterapi topikal dengan vehikulum dasar lemak,


Untuk Psoriasis
Untuk
kondiloma
akuminata
Untuk
lukadan
terbuka
diflavum)
kulit kepala
biasanya
lemak mineral
vaselin
(album
dan berambut
lemak asli adaepslanae.
Cara pemakaian salep dengan dioles. Sifat salep, yaitu melicinkan, menutupi,
proteksi, penetrasi, dan memanaskan (kompres tertutup). Indikasi pemakaian salep
adalah untuk lesi kering/kronik, seperti dermatosis yang kering dan kronik,
dermatosis yang dalam dan kronik, karena daya penetrasi salep paling kuat
dibandingkan dengan bahan dasar lainnya, dermatosis yang bersisik dan berkrusta,
daerah berambut dan lipatan (kecuali istirahat malam).
Contoh penulisan resep:
Salep 2-4
R/ As. Salisil 2 %
Sulf Precip 4 %
vas.flav.ad 100

Ung L.C.D
R/ Liq. Carb. Det. 5%
As Salisil 5%
Oxyd Zincii 5%
Lanolin 5%
Vas. Alb. Ad 100
m.f.l.a ung
u.e

Untuk psoriasis yang di kulit


kepala

m.f.l.a ung
u.e

Untuk skabies

Ung Whitfield (full strength)


R/ As. Salisil 6%
As benzokum 12%
Lanolin 10%
Vas. Flav ad 100
m.f.l.a ung
u.e

Untuk dermatofitosis dan non


demartofitosis

Ung Whitfield (full strength)


R/ As. Salisil 6%
As benzokum 12%
Lanolin 10%
Vas. Flav ad 100
m.f.l.a ung
u.e

Untuk dermatofitosis dan non


demartofitosis

Anda mungkin juga menyukai