Anda di halaman 1dari 3

Ensefalitis adalah peradangan akut otak .

Ensefalitis dengan meningitis dikenal sebagai


meningoencephalitis. Gejala utama, ensefalitis adalah: sakit kepala, demam, perasaan bingung,
mengantuk, dan kelelahan, bahkan dapat berakibat serius berupa kejang kejang, tremor,
halusinasi, dan penurunan ingatan, bahkan kematian.
Insiden ensefalitis akut di Eropa adalah 7.4 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Di negaranegara tropis termasuk indonesia, insiden penderita ensefalitis, sekita 6.34 per 100.000 per tahun,
bahkan Selama tahun 2010 itu menyebabkan sekitar 120.000 kematian (Data WHO 2010).
(Gambar 1: Kematian dan kecacatan Akibat Ensefalitis)

Gambar 2 Peradangan Otak akibat Ensefalitis


Penderita ensefalitis, pada pasien dewasa dalam fase akut, dapat berupa: demam, sakit kepala,
gangguan kesadaran, dan kejang. Sedangkan pada anak dan bayi, berupa: anak menjadi rewel,
kurang nafsu makan, dan demam. Kondisi ini, bila dilanjutkan pemeriksaan neurologis biasanya
disertai kekakuan pada Leher, iritasi meninges selaput otak. (Gambar 2: Peradangan Otak akibat
Ensefalitis)
Penyebab atau etiologi penyakit
Ensefalitis virus dapat terjadi sebagai efek langsung dari infeksi akut, ataupun akibat infesksi
sekunder. Penyebab paling umum dari ensefalitis virus adalah virus rabies, Herpes simpleks,
virus polio, virus campak, virus varicella zoster.
Selain Virus, Bakteri juga bisa menjadi pencetus ensefalitis. Hal ini dapat disebabkan oleh
infeksi bakteri, seperti meningitis bakteri yang menyebar langsung ke otak (ensefalitis primer),
atau mungkin sebagai komplikasi dari penyakit sifilis (ensefalitis sekunder).
Demikian pula, ensefalitis ini dapat disebabkan oleh parasit, seperti: protozoa atau
toksoplasmosis, malaria, atau amuba, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang rendah.
Bagian Otak Yang Terinfeksi atau Terjangkit Ensefelitis

Gambar 3 Struktur Otak yang dapat terkena Ensefalitis


Bagian limbic dari otak, menjadi bagian otak yang paling lazim terinfeksi. Infektan patogen
terutama menyerang sistem limbik yang merupakan bagian otak yang terdiri atas kumpulan
struktur otak yang bertanggung jawab terhadap emosi serta fungsi luhur lainnya.
Demikian pula, ensefalitis dapat menyrang system immune atau system pertahanan tubuh kita.
Jenis ensefalitis ini menyerang bagian otak pada sistem kekebalan tubuh. Kondisi autoimun
mengalami penurunan, yang selanjutnya menyebabkan system saraf mengalami inflamasi dan
peradangan. (Gambar 3: Struktur Otak yang dapat terkena Ensefalitis)
Ensefalitis lethargica adalah bentuk atipikal ensefalitis yang menyebar dari 1918 sampai 1930.
Neurolog Oliver Sacks menggunakan Parkinson L-DOPA untuk merawat mereka yang terkena
ensefalitis jenis ini. Jenis ensefalitis ini, telah diketahu juga merupakan respons autoimun setelah
infeksi.
Menegakkan Diagnosa

Gambar-4-Teknik-pungsi-Lumbal-untuk-menegakkan-diagnose-ensefalitis.
Pemeriksaan cairan serebrospinal yang diperoleh melalui prosedur pungsi lumbal menjadi
pemeriksaan yang sangat penting dalam menegakkan diagnose ensefalitis. Biasanya dalam
pemeriksaan ini, akan mengungkapkan jumlah protein dan sel darah putih yang meningkat

dengan glukosa normal, meskipun dalam persentase yang signifikan dari pasien, cairan
serebrospinal mungkin normal. (Gambar 4: Teknik pungsi Lumbal untuk menegakkan diagnose
ensefalitis)
CT scan sebagai pemeriksaan penunjang dan melihat berbagai efek samping akibat ensefalitis,
seperti abses otak yang lebih sering terjadi pada pasien dengan meningitis dibanding ensefalitis.
Magnetic resonance imaging menawarkan resolusi yang lebih baik.
Pada pasien dengan herpes simpleks ensefalitis, electroencephalograph dapat menunjukkan
gelombang yang khas dalam satu atau kedua lobus temporal otak.
Dan terakhir, Diagnosis sering ditegakkan dengan mendeteksi antibodi dalam cairan
serebrospinal terhadap virus tertentu (seperti herpes simplex virus) atau dengan polymerase
chain reaction yang menguatkan RNA atau DNA virus yang bertanggung jawab (seperti varicella
zoster virus).
Pengobatan
Pengobatan ensefalitis, didasarkan pada jenis penyebabnya. Misalnya, Antivirus dengan nama
acyclovir untuk herpes simplex virus, jika penyebabnya adalah infeksi virus. Atau jika
disebabkan oleh infeksi bakteri, makan diberikan antibiotic jenis quinolon, bahkan bisa diberikan
anti parasit, jika penyebabnya adalah parasit.
Selain dengan pengobatna kausal anti virus, anti biotic, dan antiparasit, pada penderita
ensefalitis, sebaginya dilanjutkan dengan pengobatan penunjang atau supportif, berupa: terapi
suportif, seperti ventilasi oksigen. Kortikosteroid (misalnya, metilprednisolon) digunakan untuk
mengurangi pembengkakan otak dan peradangan dan ditambah dengan Obat penenang yang
diperlukan untuk menenangkan penderita yang sangat gelisah

Anda mungkin juga menyukai