Anda di halaman 1dari 80

PERANG...!

HARUSKAH TERJADI?
Di padang Kurusetra,
Arjuna
terpana,
ajaran
dahsyat tentang ilmu sejati kehidupan baru saja didengarnya dari Sri Kresna.
Perang ini memang harus
terjadi! Karena kelahiran dan
kematian makhluk hidup itu
sudah dikehendaki Sang
Pencipta. Perbedaan antara
pihak-pihak yang berlawanan
pun sudah seharusnya ada.
Proses tarik menarik dari dua
sisi yang berbeda memang
perlu ada, yang pada akhirnya
keseimbangan isi jagad rayalah tujuan utamanya.
Arjuna pun tersadar,
bahwa dirinya adalah bagian dari sesuatu yang harus terjadi di muka bumi,
perangnya adalah perang
antara simbol kebaikan me-

lawan kejahatan, maka bila


yang ada hanya keraguan
menghadapi sanak saudara
sendiri berarti perang besar
Bharata Yudha bisa-bisa
batal. Akibatnya si Baik
tidak bisa mengalahkan dan
memusnahkan si Jahat.
Keteguhan hati Arjuna
kembali tegak, ia sadar harus
menjadi pelaku sejarah demi
keseimbangan jagad raya.
Apa yang akan terjadi di
Semenanjung Korea?
Miripkah dengan Keharusan perang Bharata Yudha?
Rahasia
kehidupan
makhluk hidup di planet bumi
akan memasuki babak baru.
Manusia akan saling berusaha untuk mempertahankan
hidup-survive-menghadapi

tantangan dan goncangan


alam yang sedang mencari
bentuk keseimbangan baru.
Bagi bangsa-bangsa yang
tangguh, ancaman akan semakin mempertangguh kedigdayaan dan kewaspadaannya.
Bagi pemimpin yang
bersitegang, akan diperlukan
kepiawaiannya dalam mempertahankan hidup rakyat
dan bangsanya. Dan bagi
yang tanggap, pasti melihat
peluang yang bisa dimanfaatkannya.
Akhirnya kita harus
menyaksikan bersama, Semenanjung
Korea
yang
membara, dan keseimbangan
yang kita idamkan bukanlah
asa tanpa alasan. Untung
Suropati

Salam Jalesveva Jayamahe !


Pembaca setia Cakrawala dimanapun berada, tanpa terasa purnama
ke 4 telah kita lewati, diawal Mei ini Cakrawala kembali hadir untuk
meng up date informasi pembaca tercinta. Kali ini kami mengajak
para pembaca menengok sejenak ke masa lalu, karena pada bulan
Mei lima puluh tahun yang lalu secara resmi Badan PBB UNTEA telah
menyerahkan wilayah Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi, sehingga
patutlah kita kenang bersama 50 tahun sang Merah Putih berkibar di
bumi Cenderawasih.
Dan masih sekitar peristiwa 50 tahun silam, Sepaska didirikan secara
resmi oleh Laksamana R.E. Martadinata, harapan kita di kemudian
hari Kopaska menjadi satuan elit yang kaya akan prestasi dan patut
diandalkan. TNI AL = courage + innovation kami suguhkan untuk
pembaca agar mengikuti sepak terjang para prajurit laut yang berani
think and acting out of the box, sehingga kehandalannya mengawaki
alutsista patut kita beri apresiasi.
Di samping itu ada beberapa informasi untuk pembaca Cakrawala yang
berkaitan dengan sepak terjang berkelas internasional yang dilakukan
oleh prajurit TNI AL dan alutsistanya.
Pembaca yang budiman, beberapa opini pecinta TNI AL juga kami
hadirkan untuk disimak, antara lain: Mencermati Kebijakan Pertahanan
Vietnam Mengantisipasi Sengketa di Laut China Selatan, Pomal Masa
Depan, Maritime Security Versi Indonesia dan masalah Konflik Sabah.
Harapan kami, semoga informasi yang kami suguhkan dapat
memperkaya wawasan informasi pembaca sekalian.
Selamat berkarya.

PEMIMPIN UMUM: Laksma TNI Untung Suropati, WAKIL PEMIMPIN UMUM: Kolonel Mar Bambang Hullianto,
PEMIMPIN REDAKSI: Kolonel Mar F.X. Deddy Susanto, REDAKTUR: Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan,
Kolonel Laut (KH) Drs. Heriyanto, Kolonel Laut (S) Julius Widjojono, Letkol Laut (KH) Drs. Hendra Pakan,
Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si., Mayor Laut (KH) Ag. Imam Setiadi, S.Sos., Kapten Laut (S/W) Widajana,
Lettu Laut (P) Abriyanto, Adi Patrianto, S.S.,
PENATA WAJAH: Serka PDK/W Mirliyana, Mujiyanto, Irma Kurniawaty, A.Md. Graf., Aroby Pujadi,
REDAKTUR FOTO: Wamrin, TATA USAHA: Raya Mentawita T., DISTRIBUSI: H. Supendi, Edi Supono, Kld TTU Niki L.M.
DITERBITKAN OLEH: Dinas Penerangan TNI AL, ALAMAT REDAKSI: Dinas Penerangan TNI AL, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870,
Telp. (021) 8723314, No. ISSN: 0216-440x
Mulai edisi 416 Cakrawala akan mengaktifkan Rubrik Surat Pembaca. Untuk kritik, saran, dan opini singkat
dapat dikirim via surat ke alamat redaksi kami, Dinas Penerangan TNI AL, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap,
Jaktim-13870 atau via email: cakrawala@tnial.mil.id.

Radio JJM 107.8 FM


Radio Streaming
di www.tnial.mil.id

Redaksi menerima tulisan (maksimal 5 halaman dengan spasi 1,5) beserta foto
dari segenap anggota TNI AL dan masyarakat umum. Naskah diprint dengan kertas
A4, lebih baik lampirkan CD. Naskah yang telah dikirim, menjadi milik redaksi,
dan redaksi berhak memperbaiki/mengedit tanpa mengubah isi/makna. Naskah
yang dimuat akan mendapat imbalan sepantasnya. Tulisan dapat disampaikan
ke alamat redaksi Dinas Penerangan TNI AL, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap,
Jakarta Timur - 13870 atau via email: cakrawala@tnial.mil.id

DAFTAR ISI

nerangan

35

74
Berita Utama
Kasal Jadi Warga Kehormatan Marinir
Mengibarkan Bendera Perdamaian Dunia
50 tahun Sepaska, Kawah Candradimuka Komando
Pasukan Katak Angkatan Laut
50 tahun sang Merah Putih Berkibar di Bumi Cenderawasih
Semangat Pahlawan Nasional Silas Papare
TNI AL = Courage + Innovation

Opini
Mencermati Kebijakan Pertahanan Vietnam Mengantisipasi
Sengketa di Laut China Selatan
Pomal Masa Depan
Pendidikan dan Kebangkitan Nusantara
Muda Berkarya, Tua Berjaya 50

Teknologi
Perang Siber, Amerika Serikat dan Instruksi Obama
Cakrawala Digital
Modifikasi Senjata General Purpose Machine Gun
(GPMG)

Budaya

Gamelan Diakui Dunia


Asta Brata

9
Wawancara
Sudah Selayaknya Indonesia Memiliki
Angkatan Laut yang Kuat

Info
Mengapa Dunia Percaya agar TNI
AL Ikut dalam MTF Unifil?
Asian Century
Kapal Pintar (Kapin) Menjangkau
Daerah yang Tak Terjangkau
Konflik Sabah
Tinjauan Principles Of War
Pertempuran Laut Coral
Internal Communication in Military
Public Affairs
Penugasan di MTF UNIFILLebanon
Diary Prajurit

Kelautan
Maritime Security Versi Indonesia

Budi Daya
Kepiting Bakau (Scylla Serrata) dan
Budidayanya

BERITA UTAMA

6
Kasal Jadi Warga
Kehormatan Marinir

unyi ledakan dan rentetan


tembakan yang
disusul
meluncurnya tank-tank amfibi
dan sejumlah kendaraan tempur
pengangkut pasukan berlangsung
di Lapangan Upacara Brigif-2
Marinir, Ksatrian Hartono, Cilandak,
Jakarta Selatan, mewarnai awal
acara pengukuhan Kepala Staf
Angkatan Laut (Kasal) Laksamana
TNI DR. Marsetio sebagai Warga
Kehormatan Korps Marinir, dalam
suatu upacara militer.
Upacara
yang
dihadiri
para sesepuh Korps Marinir, para
mantan Komandan Korps Marinir,
serta sejumlah pejabat tinggi TNI
itu ditandai dengan penyematan
Brevet Tri Media Intai Amfibi Korps
Marinir dan Brevet Anti Teror TNI
AL di dada sebelah kanan, serta
dilanjutkan dengan penyerahan
baret ungu oleh Komandan Korps
Marinir Mayjen TNI (Mar) A.
Faridz Washington kepada Kasal
Laksamana TNI DR. Marsetio.
Brevet Intai Amfibi Marinir
yang disematkan sebelumnya
dibawa oleh para peterjun prajurit
Detasemen
Jala
Mangkara
(Denjaka) dan Yon Taifib Marinir

dipimpin Komandan Denjaka


Kolonel Marinir Nur Alamsyah
yang
mendarat
tepat
di
depan
mimbar
inspektur
upacara. Dalam upacara itu
dimeriahkan dengan demonstrasi bela diri ala Marinir,
yaitu serbuan kilat, stabo,
dan tembak reaksi jarak
dekat dengan peluru tajam.
Selain itu, juga dilaksanakan
defile pasukan dan defile
kendaraan tempur Korps
Marinir TNI AL.
Pengangkatan
dan pengukuhan Kasal
Laksamana
TNI
DR.
Marsetio sebagai Warga
Kehormatan Korps Marinir
ini,
didasarkan
pada
beberapa pertimbangan, antara
lain sebagai wujud penghargaan
Korps Marinir kepada Pemimpin
TNI AL atas kontribusi dan perhatiannya yang tulus kepada
kemajuan dan perkembangan
Korps Marinir. Di samping itu juga
sebagai bentuk apresiasi yang
tinggi atas keteladanan, jiwa, sikap, semangat, dan integritas
yang telah diberikan kepada Korps
Marinir TNI AL selama ini.
Hari ini merupakan hari yang
paling bersejarah dalam perjalanan
karier militer saya, karena hari
ini saya diangkat menjadi warga
kehormatan sebuah korps yang
memiliki tradisi yang besar korps

yang menjadi kebanggaan bangsa


dan negara yaitu Koprs Marinir.
Baret Ungu yang saya kenakan
ini bukanlah semata-mata hanya
sebagai simbol. Pemakaian baret
ini
mencerminkan
kualifikasi
prajurit perkasa Matra Laut yang
senantiasa berada di garda terdepan untuk menghancurkan musuh yang hendak merobek-robek
kedaulatan dan keutuhan NKRI,
kata Kasal Laksamana TNI DR.
Marsetio di hadapan ribuan prajurit
Korps Marinir.
Sejak berdirinya Korps
Marinir TNI AL Tahun 1945, Kasal
Laksamana TNI DR. Marsetio merupakan orang ke 30 yang menerima penganugerahan Warga Kehormatan Korps Marinir. Adapun
Warga Kehormatan Korps Marinir
TNI AL secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Jenderal
Besar TNI (Purn) A.H. Nasution,
Laksamana TNI (Purn) Walujo
Soegito, Jenderal TNI (Purn) L.B
Moerdani, Jenderal TNI (Purn) Try
Sutrisno, Laksamana TNI (Purn)
M. Arifin, Laksamana TNI (Purn)
Tanto Koeswanto, Jenderal TNI
(Purn) Faisal Tanjung, Laksamana TNI (Purn) Arief Koeshariadi,
Jenderal US Marines C.C Krulak,
Laksamana TNI (Purn) Widodo
A.S.,
Laksamana
TNI (Purn) Achmad
Sutjipto,
Laksamana TNI (Purn)

Indroko S., Jenderal TNI (Purn)


Endriartono S., Laksamana TNI
(Purn) Bernard Kent Sondakh, Sultan Brunei Darussalam Hassanal
Bolkiah, Laksamana TNI (Purn)
Slamet Soebianto, Marsekal TNI
(Purn) Djoko Suyanto, Jenderal
TNI (Purn) Djoko Santoso, Laksamana TNI (Purn) Sumardjono,
Letjen ROK Marines Lee SangRoh, Presiden RI Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Laksamana
TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno,
S.H., Jenderal US Marines James
T. Conway, Laksamana TNI Agus
Suhartono, S.E., Laksamana TNI
Soeparno, Menteri Pertahanan RI
Purnomo Yusgiantoro, Jenderal
Polisi Timor Pradopo, Jenderal TNI
Pramono Edhie Wibowo, Marsekal
TNI Imam Sufaat, dan Laksamana
TNI Dr. Marsetio.
Upacara parade dan defile
ini melibatkan lebih dari 5.000
prajurit Korps Marinir, terdiri dari:
enam brigade upacara, satu
peleton korps musik, satu kelompok bendera, dan satu kompi
Pasus,
dipimpin
Komandan
Upacara Brigjen TNI (Mar) Siswoyo H.S., yang sehari-hari menjabat Komandan Pasmar-1. Melatarbelakangi pasukan upacara,
berbagai macam material tempur
Korps Marinir TNI Angkatan Laut,
antara lain: 10 unit tank PT 76,

14 unit BTR 50, 4 unit Kapa, 4 unit


Howitzer 122 mm, 4 unit Meriam
57mm 2 unit Rm-70 Grad, 4
unit Liaz, 4 unit Unimog.
Sementara material
tempur lainnya yang terlibat
dalam defile antara lain:
3 kendaraan (ran) motor
kawal, 2 unit ran khusus,
2 unit ran Rubicon, 3 unit
ran mobil kawal: 16 unit ran
KIA, 1 unit ran bengkel, 7 unit
ambulance, 1 unit ran Komob, 9
unit ran REO, 7 unit ran LIAZ, 2 unit
Sub Screamer, 3 unit Sea Raider, 6
unit BVP2, 3 unit RM-70 Grad, 6
unit Tank PT 76 M, 9 unit BMP 3 F,
4 unit Unimog+How 105 mm, 2 unit
Unimog+How 122 mm, 6 unit Kapa
K61, 9 unit BTR 50 P(M), 2 unit
Opleger Tatra, 9 unit Hino, dan 12
unit Ford Ranger.
Setelah resmi menjadi Warga Kehormatan Korps Marinir,
Kasal pun menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa satu
tingkat lebih tinggi, dari Koptu
Marinir menjadi Kopka Marinir Eko
Yulianto anggota Puskodal Markas
Komando Korps Marinir atas
keberanian dan kesuksesannya
dalam menggagalkan aksi perampokan sepeda motor di Perum
Bekasi Timur Regency Blok C3,
Kel. Cimuning, Kec.
Mustika Jaya, Bekasi,
Jumat 1 Februari
lalu.

Kasal menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat


lebih tinggi, dari Koptu Marinir menjadi Kopka Marinir Eko Yulianto.

Penganugerahan pangkat
Luar Biasa kepada Kopka Mar Eko
Yulianto karena yang bersangkutan merupakan sosok prajurit yang
kesatria, pemberani, cerdas, dan
tangkas, serta mempunyai jiwa
dan naluri kesetiakawanan sosial
yang tinggi guna menggagalkan
aksi perampokan sepeda motor
milik seorang ibu oleh kawanan
penjahat bersenjata api. Meski
penjahat bersenjata api, namun
dengan naluri yang tinggi sebagai
prajurit Korps Marinir, Kopka
Marinir Eko Yulianto spontan
mengejar pelaku perampokan
dengan sepeda motornya hingga
sejauh sekitar 2 km.
Mengetahui pelaku perampokan tengah dikejar seseorang,
maka pelaku mengeluarkan dua
kali tembakan. Tembakan pertama
meleset, dan tembakan kedua
menyerempet paha kiri belakang
Koptu (sekarang Kopka) Marinir
Eko Yulianto. Kendati keadaan
luka, Kopka Marinir Eko Yulianto
tetap mengejar dan berteriak
rampok sehingga mengundang
warga lain untuk membantu.
Melihat banyaknya warga yang
turut mengejar, maka pelaku
meninggalkan
sepeda
motor
curian dan melarikan diri dengan
rekannya yang juga mengendarai
sepeda motor.

BERITA UTAMA

8
MENGIBARKAN BENDERA
PERDAMAIAN DUNIA

Sebagai duta bangsa Indonesia, KRI Diponegoro-365 kembali mengarungi


Samudra menuju perairan Lebanon untuk yang kedua kalinya.

apal Republik Indonesia


(KRI) Diponegoro-365 dari
jajaran unsur Satuan Kapal
Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkor Koarmatim)
kembali dipercaya menjalankan
misi perdamaian dunia di Lebanon
yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda
XXVIII-E/UNIFIL Tahun 2013 atau
Maritime Task Force/United Nations Interim Forces In Lebanon
(MTF XXVIII-E/UNIFIL). Satgas
diberangkatkan oleh Panglima

Komando Armada RI Kawasan


Timur (Pangarmatim) Laksamana
Muda TNI Agung Pramono, S.H.,
M.Hum. di dermaga Koarmatim,
Ujung, Surabaya.
Turut hadir dalam pemberangkatan Satgas ini antara lain
Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Darwanto, S.H.,
M.A.P., Komandan Lantamal V
Laksamana Pertama TNI Sumadi,
Komandan Puspenerbal Laksamana Pertama TNI I Nyoman Nesa,

para Komandan Satuan dan Kasatker, Ibu-ibu Jalasenastri serta


para keluarga dan handai taulan
dari prajurit Satgas.
Misi perdamaian dunia ke
Lebanon ini merupakan misi yang
kedua kalinya bagi KRI Diponegoro-365. Sebelumnya, Koarmatim
telah mengirim empat kapal
perangnya dalam misi perdamaian
dunia ke Lebanon yang dimulai
pada
Tahun
2009
dengan
mengirim KRI Diponegoro-365,

Jangan pergi untuk menguji dalamnya laut, pergilah untuk


membuat gelombang.
- Michael Nolan -

Tahun 2010 mengirim KRI KRI


Frans Kaisiepo-368, Tahun 2011
mengirim KRI Sultan Iskandar
Muda-367 dan terakhir Tahun
2012 dengan mengirim KRI
Sultan Hasanuddin-366 yang baru
datang pada bulan Januari 2013
yang lalu semuanya dari jajaran
Satuan Kapal Eskorta Koarmatim.
Dalam Satgas MTF/UNIFIL ini
setiap unsur dilengkapi dengan
satu Helikopter Bolcow dari Pusat
Penerbangan
Angkatan
Laut
(Puspenerbal) Juanda.
Menurut
Pangarmatim,
acara pelepasan Satgas ini merupakan tradisi TNI Angkatan Laut
kepada setiap unsur/kapal perang
yang akan melaksanakan tugas
negara untuk memberi semangat

kepada para prajurit yang akan


bertugas.
Sementara itu, menurut
Komandan KRI Diponegoro-365
selaku Komandan Satgas MTF XXVIII-E/UNIFIL bahwa Satgas akan
mengemban misi perdamaian PBB
di Lebanon selama enam bulan
dan perjalanan laut selama dua bulan pulang pergi. Dalam perjalanan
ke Lebanon, KRI Diponegoro-365
akan singgah di beberapa negara
antara lain, Srilanka, Oman, Mesir
dan terakhir di Lebanon.
Usai
melepas
Satgas,
Pangarmatim
turut
onboard
di KRI Diponegoro-365 untuk
mengikuti pelayaran. Di tengah
pelayaran, Pangarmatim meninjau

langsung
pelaksanaan
gladi
tugas tempur parsial tingkat II
yang berlangsung di Laut Jawa.
Gladi taktik peperangan laut
tersebut melibatkan 13 unsur
dari Koarmatim dan 2 unsur dari
Koarmabar. Unsur dari Koarmatim
terdiri dari kapal perang jenis Ship
Integrated Geometrical Modulary
Approach (Sigma), Korvet, Frigate,
Kapal Cepat Rudal (KCR) dan
Kapal Cepat Torpedo (KCT), kapal
perang Buru Ranjau (BR) dan
Penyapu Ranjau (PR) serta kapal
perang patroli Fast Patrol Boat
(FPB) yang diberangkatkan oleh
Pangarmatim.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

BERITA UTAMA

10

KOPASKA
SEPASKA,

KAWAH CANDRADIMUKA
KOMANDO PASUKAN KATAK
ANGKATAN LAUT

emiliki
pasukan
khusus dengan kemampuan
beroperasi di tiga media, darat, laut, dan udara, yang
bergerak secara rahasia namun
hasilnya menggemparkan merupakan urgensi bagi sebuah negara besar seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
geografisnya berbentuk kepulauan
dengan kompleksitas tinggi. Salah
satu pasukan khusus yang dituntut
mampu memiliki kualifikasi tersebut adalah Komando Pasukan Katak Angkatan Laut (Kopaska AL).
Pembentukan pasukan khusus
di tubuh Angkatan Laut Republik
Indonesia (ALRI, sekarang TNI
Angkatan Laut) ini berawal dari
mengemukanya konfrontasi antara
Indonesia dengan Kerajaan Belanda akibat permasalahan status
Irian Barat. Konfrontasi dipicu oleh
keengganan pemerintah Belanda
untuk mengembalikan wilayah
Irian Barat ke Negara Republik
Indonesia, walau pada Konferensi
Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag 23 Agustus
2 November 1949 pemerintah

Belanda berjanji akan membahas


menyelesaikannya dalam waktu
satu tahun setelah pengakuan kedaulatan. Setelah langkah-langkah penyelesaian melalui jalan
diplomasi menemui jalan buntu,
akhirnya Indonesia memutuskan
menggunakan jalan diplomasi kapal perang (gunboat diplomacy)
yaitu diplomasi politik yang disertai pengerahan kekuatan militer.
Puncaknya, dikumandangkanlah
Komando Pembebasan Irian Barat
Tri Komando Rakyat (Trikora) oleh
Presiden Soekarno di alun-alun
utara Yogyakarta pada tanggal 19
Desember 1961 sebagai bentuk
konfrontasi dalam segala bidang
dengan Belanda.
Pada masa-masa sebelum hingga awal Trikora, posisi
Indonesia dan Belanda sesungguhnya dalam kondisi masingmasing pihak saling menahan
diri, walau Indonesia telah mendeklarasikan konfrontasi dan memutuskan hubungan diplomatik
dengan Belanda. Hal ini karena
keduanya tidak ingin disebut

Personel Kopaska yang terlibat dalam


pengamanan KTT Asean ke XIX di Bali,
mereka bertugas mengamankan perairan
pantai timur Bali dari Tanjung Benoa hingga
pantai barat Bali yaitu pantai Kuta.

sebagai pihak yang memulai perang


oleh masyarakat internasional.
Akibatnya, pengerahan kekuatan
militer oleh Indonesia terbatas
pada operasi unjuk kekuatan (show
of force), infiltrasi, dan pengintaian.
Keadaan ini ternyata belum mampu
menggoyahkan Belanda bahwa
Indonesia tidak ragu-ragu untuk
menggelar konfrontasi terbuka.
Bahkan, untuk lebih meyakinkan,
APRI menyiapkan sebuah kampanye militer terbesar yang pernah
digelar oleh Indonesia pada awal
Tahun 1962 yaitu Operasi Jaya
Wijaya.
Meskipun
demikian,
semua itu masih dipandang belum
cukup,
sehingga
dibutuhkan
sebuah operasi yang beritanya
diharapkan dapat mengguncang
dunia. Inilah tugas utama dari
Kopaska ALRI.
Belajar Dari Sejarah
Kehadiran Kopaska tidak
terlepas dari latar belakang historis penugasan ALRI pascapengakuan
kedaulatan
1949.
Pada kurun waktu antara Tahun
1950 sampai 1960-an, ALRI telah
menggelar serangkaian operasi
pendaratan amfibi, pengamanan
pelabuhan, dan pengintaian pertahanan pantai musuh, saat menumpas pemberontakan yang
marak terjadi di beberapa daerah.
Saat itu, ALRI harus mencari dan
mengumpulkan terlebih dahulu
personel-personelnya yang memiliki keahlian menyelam sebelum sebuah operasi dilaksanakan.
Selain itu, personel tersebut juga
dituntut untuk mampu melindungi
seluruh fasiltas pelabuhan yang
telah dikuasai APRI dan kapal-kapal perang ALRI dari kemungkinan
aksi infiltrasi atau sabotase pasuk-

BERITA UTAMA

12

Latihan VBSS di selat Bali dengan sasaran kapal verry yang sedang
beroperasi dalam rangka latihan rutin K-3 Satkopaska, merupakan sarana
pembinaan personel Kopaska terhadap profesi yang diemban.

an pemberontak. Persoalannya,
jumlahnya tidak banyak dan tersebar di beberapa kesatuan sehingga perlu dibentuk sebuah unit khusus untuk mengorganisir mereka
dalam satu komando.
Permasalahan kian kompleks ketika dilakukan rekrutmen,
karena ternyata personel yang dinyatakan lolos kualifikasi di tubuh
ALRI tidak memadai jumlahnya. Itulah sebabnya, rekrutmen diperluas
ke Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Guna meningkatkan kemampuan kesatuan
awal Kopaska ini, ALRI mengirim
mereka untuk dididik di Unit Demolisi Bawah Air (UDTs/Underwater Demolition Teams) AL Amerika
Serikat yang telah berpengalaman
dalam Perang Dunia Kedua. Tuntutan kebutuhan personel Kopaska
yang dapat diandalkan kian menguat ketika konfrontasi IndonesiaBelanda mulai memuncak. Pada
situasi ini, hubungan Indonesia
dengan negara-negara barat, termasuk Amerika, mulai memburuk
sehingga pelatihan Kopaska juga
dilakukan dengan Tim Penyelam
Tempur AL Uni Soviet. Para alumnus pendidikan pasukan katak di
luar negeri ini sekembalinya ke Indonesia menjadi personel inti dari
Kopaska ALRI saat diresmikan
tanggal 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno, sekaligus seba-

gai tenaga pelatih bagi para calon


anggota.
Selain dari aspek historis
penugasannya, latar belakang
ALRI membentuk Kopaska juga
diilhami oleh kiprah pasukan katak
AL Italia Decima Flottiglia MAS
(Decima Flottiglia Mezzi dAssalto)
yang
berhasil
mengganggu
AL Kerajaan Inggris di Laut Mediterania dan unit kamikaze AL
Jepang dengan torpedo manusianya yang menjadi momok bagi
AL Amerika di Pasifik pada masa
Perang Dunia Kedua. Sebagai
contoh, tanggal 19 Desember
1941 pasukan katak Italia walau
hanya berhasil merusak tiga
kapal perang Inggris yang tengah
sandar di pelabuhan Alexandria,
Mesir, namun gaungnya sempat
menggegerkan pemerintah dan
masyarakat Inggris, termasuk
Amerika dan dunia internasional.
Untuk itulah, Kopaska ALRI
juga diharapkan mampu berkiprah sebagaimana para pendahulunya tersebut, yakni dengan
menenggelamkan
atau
merusak kapal-kapal perang dan
infrastruktur AL Belanda di Irian
Barat. Meskipun nilai kerugian
materiilnya tidak seberapa namun
gaungnya akan mampu menggetarkan para pemimpin Belanda.
Tugas ini adalah misi sekali jalan
atau one way ticket mission, artinya

jangan diharapkan anggota yang


bertugas akan kembali selamat.
Guna menunjang kelangsungan
misi ini, mau tidak mau ALRI harus
meningkatkan personel Kopaska
baik kualitas maupun kuantitasnya,
termasuk kelengkapan peralatan
operasinya.
Pendirian Sepaska
Demi mewujudkan tujuan
tersebut, ALRI membuka Sekolah
Pasukan Katak (Sepaska) di kompleks Sekolah Staf dan Komando
Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir,
pada tanggal 5 April 1963 bertepatan dengan peringatan ulang
tahun Kopaska yang pertama.
Sepaska secara resmi dibuka
oleh Menteri/Panglima Angkatan
Laut (Men/Pangal) Laksamana
Muda R.E. Martadinata yang
dalam amanatnya menegaskan
bahwa setiap anggota Kopaska
harus tahu akan hasil tugasnya,
yaitu sukses atau gagal. Anggota Kopaska juga dituntut untuk
mampu bertugas secara tim atau
mandiri. Selain itu, Men/Pangal
juga menyampaikan bahwa sebagai satuan khusus, tugas Kopaska
adalah sebagai kesatuan yang
senantiasa siap manakala keadaan darurat dan misi yang dilaksanakannya bersifat rahasia.
Meskipun diresmikan di Seskoal,
namun Sepaska berkedudukan di
Surabaya. Awalnya Sepaska berada di Sekolah Penyelaman (Seselam) TNI AL sebelum memiliki
kompleks tersendiri di Pusat Pendidikan Khusus (Pusdiksus), Pusat
Pendidikan Operasi Laut (Pusdikopsla), di Komando Pengembangan Pendidikan Angkatan Laut
(Kobangdikal), Surabaya. Selesai upacara peresmian dilakukan
serangkaian demo keahlian dan
peragaan perlengkapan yang
dipergunakan Kopaska di pelabuhan Tanjung Priok. Pada saat yang
sama juga dilakukan penyematan
lencana Kopaska oleh Komandan
Kopaska Letkol Pel. O.P. Koesno
kepada anggota kehormatan yaitu
Men/Pangal Laksda Martadinata
dan Panglima Kodamar III Kolonel
Pel. Soesatyo Mardhi.

Walaupun kabar bahwa


ALRI telah memiliki sebuah pasukan khusus tempur bawah air
telah bergema ke seluruh penjuru
dunia, namun sayang unit ini
belum
sempat
menunjukkan
kiprahnya saat Trikora. Hal tersebut dikarenakan berakhirnya
konfrontasi
Indonesia-Belanda
yang ditandai oleh penyerahan
Provinsi Irian Barat dari Belanda
kepada Indonesia melalui mediasi
otoritas sementara PBB di Irian
Barat, UNTEA (United Nations
Temporary Executive Authority),
pada tanggal 1 Mei 1963. Meskipun
demikian Kopaska tetap menjadi
kesatuan yang diperhitungkan saat
berlangsung operasi Dwi Komando
Rakyat (Dwikora) ketika terjadi
konflik antara Indonesia dengan
pemerintah Kerajaan Inggris akibat
proses dekolonisasi kepada bekas
koloninya, yaitu Malaysia. Sebagai
salah satu satuan elit TNI AL,
Kopaska memiliki reputasi yang
disegani hingga sekarang.
Menjawab Tantangan Masa
Depan
Sepaska sebagai lembaga pendidikan dan kawah candradimuka memiliki tanggung
jawab besar dalam menyiapkan
kader-kader anggota Kopaska
yang profesional dan dapat diandalkan. Adapun materi pendidikan
di Sepaska meliputi: akademis
umum angkatan laut (operasi laut,
navigasi, mesin, elektronika, bangunan kapal, komunikasi, dan
sebagainya), kepaskaan (doktrin
manusia katak, selam dasar, selam tempur, renang tempur, kartografi, menembak menggunakan
berbagai jenis senjata, mengemudi, menangani kapal/perahu cepat,
dan lain-lain), pendidikan komando
(dasar komando, perang hutan,
jungle survival/sea survival SERE,
dan sejenisnya), terjun (statik dan
free fall), intelijen tempur, sabotase
dan kontra sabotase, demolisi
bawah air, dan SAR tempur. Kemudian saat proses rekrutmen,
Sepaska menerapkan seleksi yang
sangat ketat dengan prasyarat utama bahwa calon anggota Kopaska

Peran serta prajurit Kopaska dalam latihan Aman Exercise di Pakistan.


Dalam latihan Aman Exercise ini personel Kopaska juga turun dalam
perlombaan menembak antar pasukan khusus Internasional.

harus memiliki watak khusus serta


fisik dan mental yang kuat. Setelah
lulus seleksi, para calon anggota
Kopaska harus mengikuti pelatihan
empat tahap, yaitu satu minggu
latihan fisik (yang disebut Minggu
Neraka), dilanjutkan latihan dasar
bawah air, komando, dan para.
Keras dan ketatnya seleksi
tersebut tidak lain agar anggota
Kopaska siap dalam menghadapi
dinamika tantangan di lingkungan
strategis
Indonesia
yang
senantiasa berubah. Untuk itulah,
maka Sepaska juga berkewajiban
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan kemampuan seluruh
anggota Kopaska melalui pelatihanpelatihan yang diselenggarakan di
dalam dan luar negeri, termasuk di
dalamnya latihan bersama dengan
pasukan khusus dari negaranegara sahabat. Semua itu sangat
penting dalam menjaga kesiapan
personel Kopaska menghadapi
kemungkinan keadaan darurat
yang sewaktu-waktu dapat terjadi
atau munculnya berbagai jenis
ancaman terhadap bangsa dan
negara Indonesia di masa kini dan
mendatang.
Meskipun saat ini ancaman
militer dari negara lain ke Indonesia dapat dikatakan kecil kemungkinannya, namun ancaman yang
bersifat nirmiliter atau asimetris
seperti terorisme, separatis, perompakan dan sejenisnya merupa-

kan potensi faktual. Di sinilah, kesiapan dan kemampuan personel


Kopaska sebagai sebuah pasukan
khusus AL diuji. Sangat menarik
jika menyimak proses persiapan
pasukan khusus AL Amerika yaitu
team 6 navy seals saat menerima
tugas memburu tokoh Al Qaeda,
Osama bin Laden, yang bersembunyi di sebuah rumah di pemukiman padat Abbottabat, Pakistan,
tanggal 2 Mei 2011. Tim ini banyak
menerima informasi intelijen yang
terkait dengan target mereka. Sementara menunggu hari H dan jam
J, unit ini berlatih keras dengan
menggunakan sebuah model rumah dan kompleks yang dibuat
mirip aslinya. Semua ini berkat
adanya sinergitas yang baik antara pusat pelatihan dan komando
Navy Seals dengan intelijen nasional. Belajar dari pengalaman
ini, Sepaska diharapkan mampu
menjalin sinergitas dengan pihak
intelijen dalam menyiapkan materi dan infrastruktur latihan yang
mampu meningkatkan keahlian
personel Kopaska. Harapannya,
kemampuan dan profesionalitas
anggota Kopaska selaras dengan
semboyan dari korps ini yaitu tan
hana wighna tan sirna, yang berarti tak ada halangan yang tak dapat dikalahkan. Adi Patrianto

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

13

BERITA UTAMA

14

Mengenang peristiwa 1 Mei 1963.

SANG MERAH PUTIH BERKIBAR


DI BUMI CENDERAWASIH

Dalam pidatonya di depan forum


PBB tanggal 30 September 1960,
Presiden Soekarno berkata ...Kami telah mengadakan
perundingan-perundingan bilateral...harapan lenyap,
kesadaran hilang, bahkan toleransipun mencapai
batasnya. Semuanya itu telah habis dan Belanda tidak
memberikan alternatif lainnya, kecuali memperkeras
sikap Kami...

ekad
bangsa
Indonesia
untuk
bebas
dari
belenggu penjajahan telah
melahirkan Kemerdekaan yang
diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945. Namun keutuhan
wilayah
masih
menyisakan
pekerjaan rumah yang berlarut.
Belanda yang seharusnya menyerahkan seluruh bekas jajahannya
malah
mengulur-ulur
waktu
menghabiskan wibawa bangsa
Indonesia. Berbagai jalan telah
ditempuh, mulai dari langkah diplomasi, jurus perang ekonomi
dan akhirnya jalan konfrontasipun
kita pilih, hingga akhirnya dengan
segala upaya maka pada 1 Mei
1963 UNTEA menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah Indonesia. Sejak itulah Merah Putih
berkibar di Bumi Cenderawasih.
PERJUANGAN
BANGSA
INDONESIA MEREBUT IRIAN
BARAT/PAPUA
Latar Belakang Pengembalian
Irian Barat
Ditinjau dari segi politis,
bahwa berdasarkan perjanjian
international 1896 yang diperjuangkan oleh Prof. Van Vollen Houven
(pakar hukum adat Indonesia) di
sepakati bahwa Indonesia adalah
bekas Hindia Belanda. Sedangkan
Irian Barat walaupun dikatakan oleh
Belanda secara kesukuan berbeda
dengan bangsa Indonesia, tetapi
secara sah merupakan wilayah
Hindia Belanda.
Apabila ditinjau dari segi antropologi, bahwa bangsa Indonesia
yang asli adalah Homo Wajakensis
dan Homo Soloensis yang mempunyai ciri-ciri: kulit hitam, rambut
keriting (ras austromelanesoid)
yang merupakan ciri-ciri suku
bangsa Aborigin (Australia) dan
ras negroid (Papua).
Apabila ditinjau dari segi
sejarah, bahwa Konferensi Meja
Bundar yang dilakukan untuk
mengatur penyerahan kedaulatan
Indonesia diwarnai dengan usaha
licik Belanda yang ingin terus
mempertahankan Irian Barat (New

Guinea) dengan alasan kesukuan.


Akhirnya
KMB
memutuskan
penyelesaian Irian Barat akan ditentukan dalam masa satu tahun
setelah penyerahan kedaulatan
melalui perundingan antara RIS
dengan Kerajaan Belanda.
Belanda tetap mempertahankan Irian Barat sebagai jajahannya, dan memasukan wilayah
Irian Barat ke dalam Konstitusinya
pada tanggal 19 Pebruari 1952.
Dengan demikian Belanda sendiri
telah melanggar isi Round Table
Conference yang telah disepakati
dengan RIS.
Perjuangan Diplomasi, Pendekatan Diplomasi
a. Perundingan Bilateral Indonesia Belanda
Pada tanggal 24 Maret
1950 diselenggarakan Konferensi
Tingkat Menteri Uni Belanda - Indonesia. Konferensi memutuskan
untuk membentuk suatu komisi
yang anggotanya wakil-wakil Indonesia dan Belanda untuk menyelidiki masalah Irian Barat. Hasil
kerja Komisi ini harus dilaporkan
dalam Konferensi Tingkat Menteri
II di Den Haag pada bulan Desember 1950. Ternyata pembicaraan
dalam tingkat ini tidak menghasilkan penyelesaian masalah Irian
Barat.
Pertemuan Bilateral Indonesia Belanda berturut-turut diadakan pada Tahun 1952 dan 1954,
namun hasilnya tetap sama, yaitu
Belanda enggan mengembalikan
Irian Barat kepada Indonesia
sesuai hasil KMB.
b.

Melalui Forum PBB

Setelah perundingan bilateral yang dilaksanakan pada Tahun


1950, 1952 dan 1954 mengalami
kegagalan, Indonesia berupaya
mengajukan masalah Irian Barat
dalam forum PBB. Sidang Umum
PBB yang pertama kali membahas
masalah Irian Barat dilaksanakan
tanggal 10 Desember 1954. Sidang ini gagal untuk mendapatkan
2
/3 suara dukungan yang diperlukan untuk mendesak Belanda.

Presiden RI Soekarno.

Indonesia secara berturutturut mengajukan lagi sengketa


Irian Barat dalam Majelis Umum
X Tahun 1955, Majelis Umum XI
Tahun 1956, dan Majelis Umum
XII Tahun 1957. Tetapi hasil
pemungutan suara yang diperoleh
tidak dapat memperoleh 2/3 suara
yang diperlukan.
c.
Dukungan Negara-negara
Asia Afrika (KAA)
Gagal melalui cara bilateral,
Indonesia juga menempuh jalur
diplomasi secara regional dengan
mencari dukungan dari negaranegara Asia Afrika. Konferensi Asia
Afrika yang diadakan di Indonesia
Tahun 1955 dan dihadiri oleh 29
negara-negara di kawasan Asia
Afrika, secara bulat mendukung
upaya bangsa Indonesia untuk
memperoleh kembali Irian sebagai
wilayah yang sah dari RI.
Namun suara bangsa-bangsa Asia Afrika di dalam forum PBB
tetap tidak dapat menarik dukungan internasional dalam sidang Majelis Umum PBB.
Perjuangan dengan Konfrontasi
Politik dan Ekonomi
Kegagalan
pemerintah
Indonesia untuk mengembalikan
Irian Barat baik secara bilateral,
Forum PBB dan dukungan Asia
Afrika, membuat pemerintah RI

BERITA UTAMA

16
menempuh jalan lain pengembalian
Irian Barat, yaitu jalur konfrontasi.
Berikut ini adalah upaya Indonesia
mengembalikan Irian melalui jalur
konfrontasi, yang dilakukan secara
bertahap.
a. Pembatalan Uni Indonesia
Belanda
Setelah menempuh jalur
diplomasi sejak Tahun 1950,
1952 dan 1954, serta melalui
forum PBB Tahun 1954 gagal
untuk mengembalikan Irian Barat
kedalam pangkuan RI, pemerintah
RI mulai bertindak tegas dengan
tidak lagi mengakui Uni Belanda
Indonesia yang dibentuk berdasarkan KMB. Ini berarti bahwa pembatalan Uni Belanda Indonesia
secara sepihak oleh pemerintah
RI
berarti
juga
merupakan
bentuk pembatalan terhadap isi
KMB. Tindakan pemerintah RI
ini juga didukung oleh kalangan
masyarakat luas, partai-partai dan
berbagai organisasi politik, yang
menganggap bahwa kemerdekaan
RI belum lengkap/sempurna selama Indonesia masih menjadi
anggota UNI yang dikepalai oleh
Ratu Belanda.
Pada tanggal 3 Mei 1956
Indonesia membatalkan hubungan
Indonesia Belanda, berdasarkan
perjanjian KMB. Pembatalan ini
dilakukan dengan Undang Undang
Nomor 13 Tahun 1956 yang menyatakan, bahwa untuk selanjutnya
hubungan Indonesia Belanda adalah hubungan yang lazim antara
negara yang berdaulat penuh,
berdasarkan hukum internasional.
Sementara itu hubungan antara
kedua negara semakin memburuk,
karena:

Sesuai dengan Program


Kerja Kabinet, Ali Sastroamidjojo
membentuk Provinsi Irian Barat
dengan ibu kota Soasiu (Tidore).
Pembentukan
provinsi
itu
diresmikan tanggal 17 Agustus
1956. Provinsi ini meliputi wilayah
Irian Barat yang masih diduduki
Belanda dan daerah Tidore, Oba,
Weda, Patrani, serta Wasile di
Maluku Utara.
c.
Pemogokan Total Buruh
Indonesia
Sepuluh tahun menempuh
jalan damai, tidak menghasilkan
apapun. Karena itu, pada tanggal
18 November 1957 dilancarkan
aksi-aksi pembebasan Irian Barat
di seluruh tanah air. Dalam rapat
umum yang diadakan hari itu,
segera diikuti pemogokan total oleh
buruh-buruh yang bekerja pada
perusahaan-perusahaan milik Belanda pada tanggal 2 Desember
1957. Pada hari itu juga pemerintah
RI mengeluarkan larangan bagi
beredarnya semua terbitan dan
film yang menggunakan bahasa
Belanda. Kemudian KLM dilarang
mendarat dan terbang di seluruh
wilayah Indonesia.
d. Nasionalisasi
Milik Belanda

Perusahaan

Pada tanggal 3 Desember


1957 semua kegiatan perwakilan
konsuler Belanda di Indonesia diminta untuk dihentikan. Kemudian
terjadi serentetan aksi pengambil
alihan modal perusahaan-perusahaan milik Belanda di Indonesia,
yang semula dilakukan secara
spontan oleh rakyat dan buruh
yang bekerja pada perusahaanperusahaan Belanda ini. Namun
kemudian ditampung dan dilakukan secara teratur oleh pemerintah. Pengambilalihan modal
perusahaan perusahaan milik Belanda tersebut oleh pemerintah
kemudian diatur dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 1958.
e. Pemutusan
Diplomatik

Hubungan

Hubungan diplomatik Indonesia Belanda bertambah tegang


dan mencapai puncaknya ketika
pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan
Belanda. Dalam pidato Presiden
yang berjudul Jalan Revolusi Kita
Bagaikan Malaikat Turun Dari Langit (Jarek) pada peringatan HUT
Proklamasi Kemerdekaan RI ke
15, tanggal 17 Agustus 1960, Presiden memaklumkan pemutusan
hubungan diplomatik dengan Belanda.

1. Terlibatnya
orangorang
Belanda
dalam
berbagai pergolakan di
Indonesia (APRA, Andi Azis,
RMS).
2. Belanda tetap tidak
mau menyerahkan Irian
Barat kepada Indonesia.
b.
Pembentukan Pemerintahan
Sementara Provinsi Irian Barat di
Soasiu (Maluku Utara)

Presiden Soekarno
menandatangani
Naskah Trikora.

Tindakan ini merupakan


reaksi atas sikap Belanda yang
dianggap
tidak
menghendaki
penyelesaian
secara
damai
pengembalian Irian Barat kepada
Indonesia. Bahkan, menjelang
bulan Agustus 1960, Belanda
mengirimkan kapal induk Karel
Doorman ke Irian melalui Jepang.
Di samping meningkatkan armada
lautnya, Belanda juga memperkuat
armada udaranya dan angkatan
daratnya di Irian Barat.
Karena itulah pemerintah
RI mulai menyusun kekuatan bersenjatanya untuk mempersiapkan
segala sesuatu kemungkinan.
Konfrontasi militer pun dimulai.
Tri Komando Rakyat
a.

Tri Komando Rakyat

Dalam pidatonya Membangun Dunia Kembali di forum PBB


tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno berujar, ......Kami
telah mengadakan perundinganperundingan bilateral......harapan
lenyap, kesadaran hilang, bahkan
toleransi pun mencapai batasnya.
Semuanya itu telah habis dan Belanda tidak memberikan alternatif
lainnya, kecuali memperkeras sikap kami.
Tindakan konfrontasi politik dan ekonomi yang dilancarkan
Indonesia ternyata belum mampu
memaksa Belanda untuk menye-

rahkan Irian Barat. Pada bulan


April 1961 Belanda membentuk
Dewan Papua, bahkan dalam
Sidang umum PBB September
1961, Belanda mengumumkan
berdirinya Negara Papua. Untuk
mempertegas keberadaan Negara
Papua, Belanda mendatangkan
kapal induk Karel Doorman ke
Irian Barat.

yang diberi nama Komando


Mandala Pembebasan Irian Barat.
Sebagai
panglima
komando
adalah Brigjen. Soeharto yang
kemudian pangkatnya dinaikkan
menjadi Mayor Jenderal.

Terdesak oleh persiapan


perang Indonesia itu, Belanda
dalam sidang Majelis Umum PBB
XVI Tahun 1961 mengajukan
usulan dekolonisasi di Irian Barat,
yang dikenal dengan Rencana
Luns.

Wakil Panglima I :

Menanggapi rencana licik


Belanda tersebut, pada tanggal
19 Desember 1961 bertempat di
Yogyakarta, Presiden Soekarno
mengumumkan Trikora dalam
rapat raksasa di alun-alun utara
Yogyakarta, yang isinya :
1. Gagalkan berdirinya
negara Boneka Papua bentukan Belanda.
2. Kibarkan sang Merah
Putih di Irian Jaya tanah air
Indonesia.
3. Bersiap melaksanakan mobilisasi umum.
b.
Pembentukan
Komando
Mandala Pembebasan Irian Barat
Sebagai langkah pertama
pelaksanaan Trikora adalah pembentukan suatu komando operasi,

Panglima Komando :
Mayjen Soeharto
Komodor Laut Subono
Wakil Panglima II :
Komodor Udara Leo Wattimena
Kepala Staf Gabungan :
Kolonel Ahmad Tahir
Komando Mandala yang
bermarkas di Makasar ini mempunyai dua tujuan:
1. Merencanakan, menyiapkan
dan melaksanakan operasi militer
untuk mengembalikan Irian Barat
ke dalam kekuasaan Republik
Indonesia.
2. Mengembangkan
situasi
militer di wilayah Irian Barat sesuai
dengan perkembangan perjuangan
di bidang diplomasi supaya dalam
waktu singkat diciptakan daerah
daerah bebas de facto atau unsur
pemerintah RI di wilayah Irian
Barat.
Dalam upaya melaksanakan
tujuan tersebut, Komando Manda-

Ilustrasi Pusaka Godo Rujak Polo Soekarno


setelah menempuh jalur diplomasi, konfrontasi
politik dan ekonomi, serta konfrontasi militer
sebagai pilihan terakhir.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

17

BERITA UTAMA

18

la membuat strategi dengan membagi operasi pembebasan Irian


Barat menjadi tiga fase, yaitu :
1.

Fase infiltrasi

Dimulai pada awal Januari


Tahun 1962 sampai dengan akhir
Tahun 1962, dengan memasukkan
10 kompi ke sekitar sasaran
tertentu untuk menciptakan daerah
bebas de facto.
2.

Fase Eksploitasi

Dimulai pada awal Januari


1964 sampai dengan akhir Tahun
1963,
dengan
mengadakan
serangan terbuka terhadap induk
militer lawan, menduduki semua
pos pertahanan musuh yang
penting.
3.

Fase Konsolidasi

Dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 1964, dengan menegakkan kekuasaan RI secara


mutlak di seluruh Irian Barat.

Sebelum Komando Mandala bekerja aktif, unsur militer
yang tergabung dalam Motor Boat
Torpedo (MTB) telah melakukan
penyusupan ke Irian Barat. Namun
kedatangan pasukan ini diketahui
oleh Belanda, sehingga pecah pertempuran di Laut Arafura. Dalam
pertempuran yang sangat dahsyat ini, MTB Matjan Tutul berhasil
ditenggelamkan oleh Belanda dan
mengakibatkan gugurnya komandan MTB Matjan Tutul Yoshafat
Sudarso (Pahlawan Trikora).
Sementara itu Presiden
Amerika Serikat yang baru saja
terpilih John Fitzgerald Kennedy
merasa risau dengan perkembangan yang terjadi di Irian Barat.
Dukungan Uni Soviet (PM. Nikita
Kruschev) kepada perjuangan RI
untuk mengembalikan Irian Barat
dari tangan Belanda, menimbulkan terjadinya ketegangan politik
dunia, terutama pada pihak Sekutu
(NATO) pimpinan Amerika Serikat
yang semula sangat mendukung
Belanda sebagai anggota sekutunya. Apabila Uni Soviet telah terlibat dan Indonesia terpengaruh

kelompok ini, maka akan sangat


membahayakan posisi Amerika
Serikat di Asia dan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah
Pasifik Barat Daya. Apabila pecah
perang Indonesia dengan Belanda
maka Amerika akan berada dalam
posisi yang sulit. Amerika Serikat
sebagai sekutu Belanda akan di
cap sebagai negara pendukung
penjajah dan Indonesia akan jatuh
dalam pengaruh Uni Soviet.
Untuk itu, dengan meminjam
tangan Sekjen PBB U Than, Kennedy mengirimkan diplomatnya
yang bernama Elsworth Bunker
untuk mengadakan pendekatan
kepada Indonesia Belanda.
Sesuai dengan tugas dari
Sekjen PBB (U Than), Elsworth
Bunker pun mengadakan penelitian masalah ini, dan mengajukan
usulan yang dikenal dengan Proposal Bunker. Adapun isi Proposal
Bunker tersebut adalah sebagai
berikut:
Belanda harus menyerahkan
kedaulatan atas Irian barat
kepada Indonesia melalui PBB
dalam jangka waktu paling
lambat dua tahun
Usulan
reaksi:

ini

menimbulkan

1. Dari Indonesia: meminta


supaya waktu penyerahan diperpendek.
2. Dari Belanda: setuju melalui
PBB, tetapi tetap diserahkan kepada Negara Papua Merdeka.
c.

Operasi Jaya Wijaya

Pelaksanaan Operasi
1. Maret-Agustus 1962
dilancarkan operasi pendaratan melalui laut dan
udara
2. Rencana
serangan
terbuka untuk merebut Irian
Barat sebagai suatu operasi
penentuan, yang diberi
nama Operasi Jaya Wijaya.
Pelaksanaan operasi adalah
sebagai berikut :

a. Angkatan Laut
Mandala
dipimpin
oleh Kolonel Soedomo membentuk tugas
amfibi 17, terdiri dari 7
gugus tugas.
b.
Angkatan
Udara Mandala membentuk enam kesatuan tempur baru.
Sementara itu sebelum operasi Jaya Wijaya dilaksanakan, diadakan perundingan di Markas Besar PBB pada tanggal 15 Agustus
1962, yang menghasilkan suatu
resolusi penghentian tembak menembak pada tanggal 18 Agustus
1962.
Persetujuan New York
(New York Agreement)
Setelah operasi-operasi infiltrasi mulai mengepung beberapa
kota penting di Irian Barat, sadarlah
Belanda dan sekutu-sekutunya,
bahwa Indonesia tidak main-main
untuk merebut kembali Irian Barat.
Atas desakan Amerika Serikat, Belanda bersedia menyerahkan Irian
Barat kepada Indonesia melalui
Persetujuan New York / New York
Agreement.
Isi Pokok persetujuan :
1. Paling lambat 1 Oktober
1962 pemerintahan sementara
PBB (UNTEA) akan menerima
serah terima pemerintahan dari
tangan Belanda dan sejak saat itu
bendera merah putih diperbolehkan berkibar di Irian Barat.
2. Pada tanggal 31 Desember
1962 bendera merah putih berkibar
di samping bendera PBB.
3. Pemulangan anggota anggota sipil dan militer Belanda sudah harus selesai tanggal 1 Mei
1963.
4. Selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963 pemerintah RI secara resmi menerima penyerahan
pemerintahan Irian Barat dari tangan PBB.

RI Matjan Tutul, tenggelam pada pertempuran Laut Aru. Insert Komodor Yos Sudarso.

5. Indonesia harus menerima


kewajiban untuk mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat di Irian
Barat, paling lambat sebelum akhir
Tahun 1969.
Sesuai dengan perjanjian
New York, pada tanggal 1 Mei
1963
berlangsung
upacara
serah terima Irian Barat dari
UNTEA kepada pemerintah RI.
Upacara berlangsung di Hollandia
(Jayapura). Dalam peristiwa itu
bendera PBB diturunkan dan
berkibarlah merah putih yang
menandai resminya Irian Barat
menjadi provinsi ke 26. Nama Irian
Barat diubah menjadi Irian Jaya
(sekarang Papua )
Arti penting Penentuan
Pendapat Rakyat (Pepera)
Sebagai salah satu kewajiban pemerintah Republik Indonesia menurut persetujuan New
York, adalah pemerintah RI harus
mengadakan penentuan pendapat
rakyat di Irian Barat paling lam-

bat akhir Tahun 1969. Pepera ini


untuk menentukan apakah rakyat
Irian Barat memilih, ikut RI atau
merdeka sendiri. Penentuan pendapat Rakyat akhirnya dilaksanakan pada tanggal 24 Maret sampai
dengan 4 Agustus 1969. Mereka
diberi dua opsi, yaitu: bergabung
dengan RI atau merdeka sendiri.

1. Bukti bahwa pemerintah


Indonesia dengan merebut Irian
Barat melalui konfrontasi bukan
merupakan sebuah tindakan aneksasi/penjajahan kepada bangsa
lain, karena secara sah dipandang dari segi de facto dan de jure
Irian Barat merupakan bagian dari
wilayah RI.

Setelah Pepera dilaksanakan, Dewan Musyawarah Pepera


mengumumkan bahwa rakyat Irian
dengan suara bulat memutuskan
Irian Jaya tetap merupakan bagian
dari Republik Indonesia. Hasil ini
dibawa Duta Besar Ortiz Sanz untuk dilaporkan dalam sidang umum
PBB ke 24 bulan November 1969.
Sejak saat itu secara de jure Irian
Jaya sah menjadi milik RI.

2. Upaya keras pemerintah RI


merebut kembali Irian Barat bukan
merupakan tindakan sepihak, tetapi juga mendapat dukungan dari
masyarakat Irian Barat. Terbukti
hasil Pepera menyatakan rakyat
Irian ingin bergabung dengan Republik Indonesia.

Dengan menganalisa fakta-fakta pembebasan Irian Barat


sampai kemudian dilaksanakan
Pepera, dapat diambil kesimpulan bahwa Pepera mempunyai arti
yang sangat penting bagi pemerintah Indonesia, yaitu:

Sumber: disarikan dari blog


Dwi Nugroho Widi, S.Pd. dan buku
Tri Komando Rakyat Pembebasan
Irian Barat.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

19

BERITA UTAMA

20

SEMANGAT PAHLAWAN NASIONAL


SILAS PAPARE
Presiden Soekarno terkejut, karena ternyata ada orang asli Irian
yang mempunyai semangat berlayar selama dua bulan untuk
sampai di Jawa guna mewujudkan semua cita-cita mereka untuk
bergabung dengan NKRI.

etelah Proklamasi 17 Agustus 1945, putra-putri Irian


terpecah menjadi 2 (dua)
afiliasi, ada yang berafiliasi dengan
Indonesia dan ada yang berafiliasi
dengan Belanda. Yang berafiliasi
dengan Belanda dipimpin oleh
Markus Kaisepo, Nicolas Yuwae.
Di mana pada saat itu Belanda
mendirikan banyak partai yang berafiliasi ke Belanda di bawah pimpinan Nicolas Yuwae. Pada saat
itulah mereka membuat Bendera
Papua. Sedangkan Silas Papare
berafiliasi dengan Indonesia dengan partai bernama PKII (Partai
Kemerdekaan Indonesia Irian).
Bagaimana
sejarah
singkat
berdirinya
PKII
(Partai
Kemerdekaan Indonesia Irian).
Silas
Papare
adalah
seorang Mantri (Sekolah Perawat),
di mana pada Tahun 1930 an
beliau bekerja di Rumah Sakit
Serui (RS Belanda). Di mana pada
saat itu ada sekitar 10-12 orang
pejuang Indonesia dibuang dan
dipenjarakan di Serui, termasuk
Dokter Samratulangi yang merupakan tokoh dari Sulawesi dan
beberapa tokoh lainnya dari
Makasar. Di sana terjadi perkenalan antara Silas Papare dengan
Dokter
Samratulangi.
Dokter
Samratulangi-lah yang banyak
memberikan
kontribusi
untuk
menyemangati
nasionalisme
serumpun.
Pada Tahun 1946 merekalah yang membidani lahirnya PKII
(Partai Kemerdekaan Indonesia
Irian) dengan Silas Papare sebagai

Ketua. PKII merupakan golongan


politik yang terbesar di Irian Jaya.
Partai ini bertujuan untuk mencapai
kemerdekaan bagi seluruh bangsa
Indonesia termasuk Irian Barat.
Pada saat itu Dokter Samratulangi
menyampaikan kepada Silas Papare dan tokoh lainnya, jika kita
ingin hidup serumpun dalam suatu
negara (Indonesia) kalian harus
pergi untuk memperkenalkan diri
kepada pemimpin bangsa ini (Indonesia). Pada Tahun 1948 selain
membentuk partai yang sebagian
besar beranggotakan kaum pria,
mereka juga membentuk perkumpulan ibu-ibu dengan nama Bunda
Irian dengan ketua istri dari Silas
Papare. Mereka menggalang dana
dengan membuat souvenir dan
mengadakan bazar supaya memperoleh sedikit dana untuk biaya
mereka pergi ke Yogyakarta menemui Presiden Soekarno. Mereka
naik Perahu dari Serui-Biak-Sorong-Ternate, karena mereka tidak
tahu Surabaya di mana. Secara
emosional ada keterikatan antara
orang Ternate dengan orang Irian
semenjak zaman dahulu. Dari petunjuk orang Ternatelah mereka
bisa sampai di Surabaya dan
kemudian ke Yogyakarta menemui Presiden Soekarno. Mereka
membutuhkan waktu kurang lebih
2 (dua) bulan dari Serui untuk
sampai di Yogyakarta dan kemudian bertemu dengan Presiden
Soekarno. Pada saat itu Presiden
Soekarno terkejut karena ternyata
ada orang asli Irian yang mempunyai semangat sampai di Jawa
untuk mewujudkan semua cita-cita
mereka untuk bergabung dengan
NKRI.

Pada saat itu banyak sekali


proses negosiasi internasional dilakukan tentang status Irian Barat.
Para pemuda-pemuda Papua
yang berafiliasi dengan Belanda,
mereka pergi ke Belanda dan putra-putra Papua yang berafiliasi
dengan Indonesia ada sebagian
berjuang di Papua dengan mendirikan organisasi-organisasi seperti
KIM (Komite Indonesia Merdeka)
yang dipimpin oleh Marthen Indey
dan ada yang berjuang sampai ke
Jawa seperti Silas Papare. Negosiasi internasional terus dilakukan
seperti perjanjian Roma, Perjanjian
New York, Konferensi Meja Bundar
(KMB), sampai dengan dilaksanakannya PeperaTahun 1969.
Bagaimana pendapat saudara
tentang Pepera.
Dalam hal Pepera, di
mana
negosiasinya
adalah
untuk Referendum. Pada saat
itu Presiden Soekarno sedikit
berafiliasi ke Timur agar mempunyai
bargaining position (posisi tawar),
di mana pada saat itu Presiden
Ammerika Jhon F. Kennedy sangat
memperhitungkan posisi tawar
tersebut, karena kekawatirannya
atas gejolak komunis di wilayah
Asia. Presiden Soekarno melakukan negosiasi dengan Ratu Juliana dan akhirnya Ratu Juliana
mengalah. Di balik mengalah
tersebut, pemerintah Belanda tidak
kalah cepat dengan membentuk
pemerintahan Papua merdeka
sebelum diadakannya Pepera, di
mana pada tanggal 1 Desember
1962 Belanda memproklamasikan
pemerintahan Papua merdeka di

Taman Imbi. Pada saat itu juga


Belanda menyekolahkan putraputra Papua ke Belanda. Atas
dasar pembentukan pemerintahan
Papua merdeka itulah Presiden
Soekarno
mengumandangkan
Trikora yang isinya :
1. Gagalkan Nedera Boneka
Papua Barat buatan Kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah
Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3. Bersiap-siaplah untuk mobilisasi nasional guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Setelah
dikumandangkan
Trikora, kapal-kapal perang RI
mulai masuk ke wilayah perairan
Papua, di mana setelah memasuki
perairan Laut Aru, kapal perang RI
terdeteksi oleh pesawat pengintai
Belanda dan rutin melakukan
patroli udara. Belanda mengirimkan
kapal induknya untuk menghadang
kapal perang RI, maka terjadilah
pertempuran laut Aru.
Dengan posisi tawar yang
dimiliki oleh Presiden Soekarno,
maka pemerintah Amerika mendesak Belanda untuk menyerahkan
Papua kepada Indonesia. Kemudian mereka merumuskan bagaimana proses referendum yang akan
dilakukan, karena jumlah penduduk Papua pada saat itu -/+ 800
ribuan jiwa yang sebagian besar
terdiri dari masyarakat primitif dan
terkebelakang. Inilah yang menjadi delematis tentang bagaimana
bentuk referendum yang akan dilaksanakan. Maka pada saat itu
terpilihlah sekitar 1020 an orang
masyarakat Papua yang mengikuti referendum yang merupakan
representasi dari seluruh rakyat
Papua. Dari hasil Pepera, sebagian besar rakyat Papua memilih
masuk NKRI. Maka hasil Pepera
1969 itulah yang menjadi landasan
hukum untuk integrasi wilayah
papua ke Indonesia. Pepera diikuti oleh para generasi Papua
yang produktif/ generasi muda dan
juga beberapa partai yang berafiliasi dengan Indonesia seperti
KIM (Komite Indonesia Merdeka),

PKII (Partai Kemerdekaan Indonesia Irian), ini merepresentasikan


bahwa ada masyarakat asli Papua
yang berkeinginan untuk bergabung dengan negara serumpun
(Indonesia).
Kalau kita lihat sekarang sering
terjadi gejolak-gejolak di Papua,
dan menyatakan Pepera tidak
syah,
bagaimana
menurut
bapak.
Terjadinya gejolak saat ini
karena pemahaman dan cara
pandang orang terhadap Pepera
yang berbeda. Semua orang
punya tafsiran yang berbeda,
tetapi pada intinya adalah pada
saat itu ada afiliasi partai yang
berkiblat ke Indonesia, sehingga
Presiden Soekarno memberikan
apresiasi. Pada itu Presiden
Soekarno pernah mengirim surat
pribadi kepada Silas Papare yang
isinya adalah Ingat Saudara Silas
Papare, Indonesia sonder Irian,
maka Indonesia bukan Indonesia
ini artinya adalah Indonesia tanpa
Irian bukan Indonesia.
Kita sering mendengar pemberitaan di media bahwa kurangnya perhatian pemerintah
pusat terhadap masyarakat
Papua, bagaimana pendapat
bapak.
Saya kira kurang tepat ya,
karena semua gejolak yang terjadi
di tanah Papua adalah sebagai
akibat orang tidak membuka hati
untuk saling mengasihi, saling
cinta kasih. Orang boleh membuat
konsep yang banyak dan baik,
tetapi kalau tidak dilandasi rasa
cinta dan kasih maka mustahil
untuk dilaksanakan. Kita bisa
lihat dana otsus yang diberikan
oleh pemerintah pusat, tapi
dalam
pelaksanaannya
tidak
dimanfaatkan
dengan
tepat
sasaran, kita bisa lihat elit Papua
yang hanya mementingkan diri
sendiri/kelompok/golongannya.
Maka dari itu mari kita hidup saling
menyayangi, saling percaya, tidak
saling curiga, saling mencintai

saling mengasihi. Jika semua itu


sudah baik, maka konsep-konsep
apa yang dibuat akan mudah
dilaksanakan.
Pada tanggal 1 Mei 2013, tepat
50 tahun Papua berintegrasi
ke NKRI, apa harapan bapak
kedepannya.
Kita bicara Papua tentu kita
bicara Indonesia. Kalau kita bicara
tentang harapan Papua tentu kita
bicara harapan Indonesia. Kalau
Indonesia menaungi banyak pulau,
suku, adat, budaya, agama tidak
stabil, maka bagian terkecil (Papua)
juga tidak akan stabil. Harapan
saya justru Indonesia lebih
baik, tidak mungkin masyarakat
Papua yang merubah Indonesia,
tetapi Indonesialah yang harus
membuat
banyak
kearifankearifan agar semua orang hidup
di negara ini bisa menikmati apa
saja, hidup sejahtera, adil dan
makmur, hidup penuh cinta dan
kasih.
Sumber: Wawancara tim Penerangan
Lantamal X Jayapura dengan Bapak
Yves P. Papare (Cucu Pahlawan
Nasional Silas Papare).

Tugu Pahlawan Serui Silas Papare.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

21

BERITA UTAMA

22

atihan puncak suatu matra


merupakan pertanggungjawaban
institusi
TNI
kepada masyarakat. Dalam
aktivitas latihan tersebut kita
bisa melihat serta mengukur
tingkat profesionalitas prajurit.
TNI AL yang material heavy juga
harus dilihat kehandalannya
oleh rakyat. Oleh sebab itu
semua tahap latihan harus
dilaksanakan oleh seluruh unsur
baik dalam bentuk latihan staf
maupun manuver lapangan.

TNI AL
Pendaratan RM 70 Grad
Latihan pendaratan roket
Multilaras 70 Grad dengan
sarana pendarat Landing Craft
Utility (LCU), bekerjasama
dengan unsur kavaleri marinir,
menunjukan
profesionalitas
prajurit yang berkualitas.
RM 70 Grad, kal 122 mm
resimen artileri Korps Marinir
adalah salah satu satuan
penyedia bantuan tembakan
yang handal dan ampuh.
Karena dari 40 larasnya mampu

melesatkan 40 roket 122 ke


sasaran dalam waktu 2 menit.
Dengan jarak capai hingga
25 km, maka RM 70 grad ini
mampu menjadi pelindung para
petarung berbaret ungu.
Kerja sama dengan awak
LCU, pengemudi roket, dan
satuan kavaleri Marinir, merupakan kerja sama antar satuan
yang patut diacungi jempol,
inovasi dan keberanian untuk mendobrak keterbatasan
kondisi alut, kondisi lapangan
serta segala juknik patut di

RM 70 Grad bisa didaratkan


di mana saja.

COURAGE + INNOVATION
beri apresiasi. Memang TNI AL
harus berisi orang-orang yang
cukup gila, berani membuat
gagasan-gagasan baru, serta
mewujudkannya dalam kenyataan.
Dengan demikian maka
RM 70 Grad, satuan penyedia
bantuan tembakan pasrat, bisa
didaratkan di mana saja di
wilayah NKRI.
Lintas helikopter

Dari
geladak
Helly
LPD maupun LST, pasrat bisa

diproyeksikan dengan menggunakan helikopter TNI AL


menuju Landing Zone yang
ditentukan di darat. Ditambah
lagi dengan kemampuan helikopter TNI AL untuk memberikan
bantuan logistik serta evakuasi
medis maka aktivitas prajurit
pendarat makin kuat, hal ini
telah ditunjukan oleh satuan
helikopter Puspenerbal yang
aktif berlatih baik siang maupun
malam. Satuan Helikopter TNI
AL telah teruji di lapangan,
baik menangani pembajakan
di Somalia, mendukung satgas

MTF UNIFIL di Lebanon, SAR,


maupun tugas latihan.
Kemampuan LPD untuk
memproyeksikan kekuatan ke
suatu tempat tidak perlu diragukan lagi. TNI AL yang memiliki 4
LPD mampu diandalkan dalam
menunjang tugas operasi militer perang maupun operasi
militer selain perang. Dari tiap
LPD dapat diproyeksikan suatu
kekuatan dari laut ke daratan di
seluruh Nusantara.

Helikopter
sebagai sarana
proyeksi
kekuatan dari
laut ke darat.
Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

23

OPINI

24
Mencermati Kebijakan Pertahanan
Vietnam Mengantisipasi Sengketa
di Laut China Selatan
Perkembangan prioritas
politik
luar
negeri
Vietnam dewasa ini.
Dalam tinjauan politik luar
negeri Vietnam akhir Tahun 2012,
Vietnam menyatakan keberhasilannya dalam mengatasi berbagai
tantangan dan mempertahankan
stabilitas dan perdamaian, memanfaatkan sumber-sumber luar
negeri khususnya finansial untuk
mendukung pembangunan yang
berkesinambungan, meningkatkan
peran dan posisi Vietnam di dunia
internasional, serta ikut menjamin
keamanan dan tujuan pembangunan di kawasan. Secara khusus,
keketuaan Vietnam pada ASEAN
2010 berhasil memainkan peran dalam upaya-upaya regional
ASEAN dan multilateral, termasuk
diplomasi bilateral untuk peningkatan hubungan luar negeri dan
citra Vietnam di masyarakat internasional.
Dewasa ini politik luar negeri Vietnam menerapkan kebijakan
pintu terbuka dengan prinsip independence, sovereignty, openess,
multilateralization, diversification of
external relations, active and proactive integration into the world.
Dalam pernyataan Deputi PM/
Menlu Vietnam ditegaskan bahwa
polugri Vietnam ke depan termasuk Tahun 2011 adalah mewujudkan terpeliharanya stabilitas dan
perdamaian, ikut menciptakan situasi internasional yang kondusif,
guna peningkatan pembangunan
Vietnam yang berkesinambungan.
Untuk itu, Vietnam memainkan
peran penting hubungan luar negeri untuk dapat mengatasi tantangan yang ada serta mengambil
inisiatif untuk mendorong hubungan bilateral dan multilateral bagi
pembangunan Vietnam.

Vietnam dewasa ini terus


meningkatkan upaya-upaya untuk mempertahankan klaim kepemilikan atas kepulauan Paracels
(Hoang Sa) dan pulau Spratly
(Truong Sa), baik melalui diplomasi
bilateral dan regional maupun multilateral. Vietnam pro-aktif berdiplomasi untuk mengupayakan penyelesaian delimitasi perbatasan
darat, laut termasuk ZEE dengan
negara-negara tetangga seperti
China, Laos, Kamboja, Thailand
dan Indonesia. Di bidang ekonomi,
Vietnam aktif menerobos pasar
luar negeri bagi komoditi seperti
beras, kopi, ikan, lada, karet dan
hasil manufaktur lainnya. Total nilai
ekspor Vietnam Januari-Mei 2011
mencapai US$ 34,7 miliar (naik
32,8%) dan total nilai impor US$
41,3 miliar (naik 29,7%) dibanding
periode yang sama 2010, namun
nilai impor tersebut lebih besar
barang modal. Vietnam juga berupaya keras untuk mendatangkan
investasi luar negeri yang tercatat
hingga akhir 2010 sebesar USD
192 miliar dan turis yang mencapai 5 juta lebih. Bantuan ODA bagi

Vietnam Tahun 2011 tercatat mencapai sebesar USD 8 miliar. Di fora


regional dan internasional, Vietnam
aktif dalam ikut membantu penyelesaian masalah-masalah regional
dan internasional termasuk pencalonannya pada badan-badan regional dan internasional. Vietnam
misalnya mengajukan pencalonan
sebagai anggota Dewan HAM untuk periode 2013 2016.
Vietnam bersama dengan
AS membuka kerja sama nuklir
untuk tujuan damai. Kesepakatan
tersebut tertuang dalam Nota kesepahaman (MoU) antara kedua
negara. Perkembangan nuklir Vietnam akan mengoperasikan PLTN
pada Tahun 2017.
Teknologi Nuklir yang dimiliki oleh Vietnam saat ini banyak
dibantu oleh Rusia. Namun demikian, seiring dengan adanya perubahan kebijakan pada politik luar
negeri Vietnam, perkembangan
teknologi nuklir Vietnam juga memperoleh bantuan dari Jepang dan
AS, khususnya untuk pemanfaatan
teknologi nuklir tujuan damai. Vietnam merencanakan telah mampu

mengoperasikan PLTN pada Tahun 2017 - 2020 mendatang.


Perkembangan hubungan
kerja sama AB Vietnam
dengan
negara-negara
maju.
Hingga saat ini, hubungan
kerja sama pertahanan Vietnam
dengan negara-negara lain terus
mengalami peningkatan, termasuk dengan negara maju. Hubungan khusus Vietnam di bidang
pertahanan yang telah terjalin
sejak lama adalah dengan Rusia,
Laos dan Kamboja. Sedangkan
hubungan dengan negara Laos
dan Kamboja merupakan satu negara yang disebut Indochina pada
masa kolonial Perancis. Hubungan
tradisional tersebut hingga saat
ini terus berlanjut dan semakin ditingkatkan, termasuk juga dalam
bidang pertahanan. Vietnam selalu menegaskan bahwa Vietnam
tidak ikut berkoalisi dengan negara
maju manapun dan cenderung
lebih menjalin hubungan yang terbuka dengan semua negara berdasarkan pada azas kesamaan,
seimbang, dan saling menghargai
kedaulatan serta sistem pemerintahan yang dianut.
Hubungan kerja sama pertahanan Vietnam dengan negara-negara maju yang telah terjalin adalah dengan Rusia dan
beberapa negara eks. Uni Soviet.
Sementara, hubungan kerja sama
pertahanan Vietnam dengan negara-negara maju lainnya di luar
itu, hingga saat ini baru terbatas
pada kerja sama pertahanan
Non-traditional: pertukaran siswa,
pelatihan SAR, counter-terrorism,
penanggulangan bencana alam, illegal trafficking. Vietnam juga telah
melakukan kerja sama pertahanan
dengan AS, Australia, Perancis,
Inggris, Polandia, Swedia serta
negara di kawasan Asia lainnya
seperti: India, Korut, Korsel, China
dan Indonesia dengan ditandatanganinya MoU on Bilateral defence
Cooperation pada bulan Oktober
2010 oleh kedua Menteri Pertahanan disaksikan Presiden RI dan
Presiden Vietnam. Vietnam selalu
berprinsip bahwa hubungan kerja

sama pertahanan dengan negaranegara tetangga selalu dipandang


lebih penting (ASEAN), sementara
hubungan Vietnam dengan China mengalami pasang surut. Hal
tersebut disebabkan karena kedua
negara memiliki persamaan sistem
politik, kebudayaan, dan sistem
ekonomi.
Perkembangan modernisasi alutsista Vietnam saat
ini.
Langkah strategis yang dilakukan berdasarkan Buku Putih
2009 untuk membangun pertahanan nasional maka beberapa
aspek yang ditinjau meliputi bidang
politik-spiritual (mental-ideologi),
ekonomi, sains-teknologi dan potensi militer. Dalam tinjauan potensi militer ini merupakan potensi
penting dari potensi ketahanan
nasional yang dibangun berbasis
stabilitas bidang politik-spiritual,
ekonomi dan sains-teknologi. Potensi militer bukan hanya dipakai
untuk memperbaiki, meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan
bertempur namun juga dapat mendukung kegiatan selain militer. Elemen dasar dari potensi militer ini
adalah persenjataan dan angkatan bersenjatanya. Dengan jumlah
usia produktif yang cukup banyak
serta sejarah perang yang cukup
panjang maka Vietnam dinilai memiliki potensi militer yang cukup
besar. Untuk mengganti alutsista
yang sudah tua, Vietnam melakukan pengadaan persenjataan baru
Pertumbuhan perekonomian Vietnam yang cukup pesat
selama kurun waktu 10 tahun
terakhir, dengan tingkat ratarata pertumbuhan perekonomian
antara 6% - 7% telah mendorong
Vietnam untuk melakukan peningkatan kekuatan militernya, termasuk kekuatan angkatan laut.
Adanya saling klaim kepemilikan
kepulauan Spratly oleh China, Vietnam, Taiwan, Philipina, Malaysia
dan Brunei, semakin menambah
ketegangan di perairan tersebut.
Kasus persengketaan terbaru
antara Vietnam dengan China
adalah kasus pemotongan kabel
survey seismic milik Petro Vietnam

di laut lepas pantai Vietnam sekitar


116 nautical miles dari provinsi Phu
Yen Vietnam bagian tengah pada
tanggal 26 Mei 2011 oleh Kapal
Coast Guard China.
Pada Tahun 2011, AL
Vietnam
memiliki
kekuatan
sekitar 42.000 personel. Secara
umum kekuatan alutsista AL
Vietnam tergolong cukup kuat,
dan pada Tahun 2010, AL
Vietnam menandatangani kontrak
pembelian 6 kapal selam jenis Kilo
dari Rusia (Project 636). Kapal
Selam jenis Kilo (Black Holes
versi NATO) merupakan salah
satu kapal selam diesel canggih,
berkarakteristik Stealthy, AntiSubmarine Warfare dan AntiSurface Warfare. AL Vietnam juga
telah memiliki 2 kapal selam jenis
Yugo Midget dari Korea Utara.
Kapal-kapal perang yang dimiliki
oleh AL Vietnam antara lain 4
kapal korvet jenis Tarantula II yang
dipersenjatai dengan rudal P-15
Rubech (SS-N-2C) Surface to
Surface Missile dan 2 kapal korvet
jenis Tarantula V. Vietnam juga
telah berhasil membuat sekitar
8 kapal korvet jenis Tarantula V
yang bekerjasama dengan Rusia.
Pada Tahun 2006, AL Vietnam
melakukan
penandatanganan
kontrak pembelian 2 kapal Frigate
jenis Gepard (project 1166.1) yang
dipersenjatai dengan 76,2mm
and 30mm Gun, 533mm torpedo,
9K33M OSA-M SS-N-4 missile
serta Kh-35E Anti Ship missile.
Kapal Frigate pertama diterima
Vietnam pada Tahun 2009.
Pada Tahun 2010, Vietnam
Peoples Navy memesan 6 peCakrawala Edisi 415 Tahun 2013

25

OPINI

26

sawat terbang jenis DHC-6 Twin


Otter Series 400 variant dari perusahaan Viking Air milik Kanada.
Dengan kehadiran pesawat tersebut, VPN telah membentuk untuk
keperluan pengintaian dan patroli
di perairan laut Vietnam. Sebelumnya Vietnam juga telah membeli
12 pesawat PZL M28 Skytruck/
Bryza dari Polandia untuk keperluan pengintaian dan pengawasan
maritim dan daerah perbatasan Vietnam.
Pada Tahun 2008, Vietnam
telah membeli 2 sistem pertahanan
pantai jenis 3M55 Yakhont Coastal
Missiles Defence (SS-N-26) yang
merupakan baterai peluru kendali
pertahanan pantai canggih dari
Rusia yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Vietnam. Vietnam
merupakan salah satu negara di
luar Rusia yang memiliki sistem
pertahanan pantai tersebut. Peluru kendali 3M55 Yakhont yang memiliki daya jelajah hingga 300 km
akan mampu menjangkau kapalkapal perang musuh yang berada
di sekitar kepulauan Paracel dan
kepulauan Spratly dari posisi terdekat di daratan Vietnam termasuk
menjangkau wilayah bagian utara
Indonesia.
AL Vietnam (Vietnam Peoples Navy) mencanangkan bahwa
pada Tahun 2015 telah mampu
menjadikan kemampuannya dari
Green Water menjadi Blue Water.
Hal tersebut dimungkinkan dengan
adanya kapal-kapal perang baru
dan modern yang dibeli dari Rusia.
Kemampuan VPN tersebut untuk
kawasan ASEAN tergolong kuat,
namun jika dibandingkan dengan
kemampuan alutsista yang dimiliki
oleh China yang memiliki jumlah

kapal selam yang cukup besar serta didukung oleh kapal induk yang
sudah diluncurkan Tahun 2012,
kemampuan dan peta kekuatan
tersebut jelas tidak berimbang.
Di samping itu, Vietnam juga
tetap meningkatkan kemampuan
militernya
pada
kemampuan
Angkatan Udara dengan 2 tahap
membeli 12 pesawat tempur SU30 MKs.
Perkembangan
kekuatan
AD Vietnam diperkirakan masih
tergolong sangat kuat dengan
jumlah personel sekitar 340.000
dan didukung pasukan milisi
sekitar 3 s.d. 5 juta orang serta
pengalaman perang dimasa yang
lalu. Untuk pembelian alutsista
AD tidak begitu menonjol karena
lebih difokuskan modernisasi AL
dan AU Vietnam. Vietnam telah
mengalokasikan Dana Anggaran
Belanja Pertahanan untuk TA 2011
sebesar VND 52 triliun (sekitar
US$ 2,6 miliar) atau sekitar 1,8%
dari GDP, sementara menurut versi

International Institute of Strategic


Studies, Anggaran Belanja Pertahanan
Vietnam
diperkirakan
mencapai lebih dari 4 miliar US$
mencapai lebih dari 5% dari GDP.
Angka tersebut tergolong cukup
besar jika dibandingkan dengan
beberapa negara di kawasan
Indochina lainnya. Sedangkan
anggaran Pertahanan Tahun 2012
diperkirakan masih sama dengan
Tahun 2011.
Dengan didukung situasi
dan kondisi politik yang relatif stabil dan kebijakan pemerintah yang
konsisten, bagi Vietnam, saat ini
merupakan masa konsolidasi untuk meningkatkan perekonomian
dan kesejahteraan rakyatnya dengan memfokuskan pada bidang
pembangunan dan perekonomian, terutama penanggulangan
masalah inflasi dan stabilisasi
perekonomian makro. Kebijakan
politik luar negeri Vietnam yang
terbuka dan menjalin hubungan
diplomasi dengan semua negara,

sangat menguntungkan Vietnam


untuk memperluas hubungan persahabatan. Konflik yang terjadi di
Laut China Selatan diupayakan
penyelesaiannya secara damai
dan secara diplomasi, walaupun
beberapa tahun belakangan telah
terjadi peningkatan ketegangan
dengan adanya pembangunan
pangkalan militer, penempatan
penduduk dipulau pulau yang dikuasai oleh negara negara yang
terlibat klaim, eksplorasi minyak,
adanya kasus pemotongan kabel
bawah laut, penangkapan nelayan
serta nota diplomatik. Mencermati
perkembangan tersebut, Vietnam
memandang potensial ancaman
dimasa yang akan datang berupa
saling klaim di Laut China Selatan
yang sewaktu waktu dapat terjadi
konflik terbuka. Konflik terbuka/
senjata memungkinkan terjadi
mengingat kelangkaan minyak dimasa yang akan datang dan Laut
China Selatan memiliki potensi
kandungan minyak bumi dan gas

yang sangat besar. Pemerintah


Vietnam mengeluarkan kebijakan
Pertahanan untuk modernisasi
dan memperkuat kemampuan
Angkatan Bersenjata Viatnam
khususnya peningkatan kemampuan alutsista Angkatan Laut dan
Angkatan Udara guna mengantisipasi perkembangan situasi di Laut
China Selatan dimasa yang akan
datang.
Vietnam yang mempunyai
sejarah panjang berperang melawan negara negara besar telah sejak lama berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan alutsistanya,
khususnya kemampuan alutsista
AL dan AU. Upaya modernisasi
kekuatan alutsista Vietnam dilaksanakan secara bertahap. Vietnam juga berupaya melakukan
peningkatan kemampuan pertahanan dengan kontrak pengadaan
alutsista dilakukan dengan sistem
barter dengan komoditas pertanian
dan minyak Vietnam. Pengadaan
alutsista strategis akan memberi-

kan dampak deterrence yang tinggi bagi pertahanan Vietnam untuk


mengimbangi kekuatan negara di
kawasan dan dapat menjadi negara yang diperhitungkan dimasa
yang akan datang. Namun di sisi
lainnya akan berdampak kuat terhadap masalah ketidakseimbangan kekuatan dan perlombaan
pembelian alutsista strategis di
kawasan ASEAN. Di samping itu,
hasil KTT ASEAN terakhir di Kamboja tidak menunjukan adanya
hasil yang konkret karena upaya
Filipina untuk membujuk para
pemimpin negara-negara ASEAN
untuk bersatu menghadapi China
tidak sepenuh berhasil. Negaranegara ASEAN masih terpecah
dalam menangani persengketaan
di Laut China Selatan. Kolonel
Laut (E) Angkasa Dipua.

Radius cakupan operasi SU-30MK2V Flankers Vietnam mencapai 1,500km atau lebih luas 10 kali
dibandingkan dengan SAM systems (S-300 PMU).

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

27

INFO

28
Mengapa Dunia Percaya agar
TNI AL Ikut dalam MTF UNIFIL?

omitmen bangsa Indonesia


terhadap perdamaian dunia
sangat jelas, yaitu ikut aktif
mendukung segala upaya United
Nations
untuk
menegakkan
perdamaian abadi di seluruh muka
bumi.
TNI AL sebagai salah
satu aset nasional, dipercaya
untuk ikut serta dalam aksi nyata
memelihara perdamaian umat
manusia.
Penggelaran
KRI
Diponegoro-365 dalam Satgas
Maritim TNI Kontingen Garuda
XXVIII-A/UNIFIL 2009, KRI Frans
Kaisiepo-368
dalam
Satgas
Maritim TNI Kontingen Garuda
XXVIII-B/UNIFIL 2010, KRI Sultan
Iskandar Muda-367 dalam Satgas
Maritim TNI Kontingen Garuda
XXVIII-C/UNIFIL
2011,
KRI

Hasanuddin-366 dalam Satgas


Maritim TNI Kontingen Garuda
XXVIII-D/UNIFIL 2012 dan KRI
Diponegoro-365 dalam Satgas
Maritim TNI berikutnya di perairan
Lebanon adalah bukti nyata kiprah
TNI AL, TNI, dan bangsa Indonesia
dalam ikut serta memelihara
perdamaian dunia.
Mengapa Dunia Percaya?
Tidak dapat dipungkiri bahwa
pengiriman kapal perang untuk
menjalankan misi PBB banyak
dilakukan oleh negara-negara
maju. Tidak ada satu pun negara
berkembang, seperti Indonesia,
yang mendapat kepercayaan PBB
untuk menjadi bagian Maritime
Task Force (MTF).

Dalam forum Troop Contributing Country (TCC) yang


dihadiri 193 negara, memilih negara mana yang memberikan
kontribusi besar dalam pengiriman
peace keeper, dan yang masuk
dalam kelompok sepuluh besar
negara yang berkontribusi besar
dalam upaya perdamaian dunia,
mendapat kepercayaan dunia
untuk mengirimkan kapal perangnya bergabung dalam MTF
UNIFIL.
Marty Natalegawa, saat
itu sebagai Duta Besar Republik
Indonesia untuk PBB yang menjabat sebagai Presiden Dewan
Keamanan PBB menyampaikan
kepada anggota Dewan Keamanan
PBB bahwa pengiriman kapal
perang untuk menunjang tugas
PBB sebaiknya dilaksanakan oleh
seluruh negara termasuk negaranegara yang sedang berkembang.
Akhirnya negara-negara pemegang hak veto di Dewan Keamanan
PBB mendukung himbauan Marty
Natalegawa. Sejak saat itulah

TNI AL hadir di perairan Lebanon


mengemban misi perdamaian
dunia di bawah payung MTF
UNIFIL.
Mengapa Marty Natalegawa percaya terhadap TNI
AL?
Tentu hal ini tidak lepas dari
masukan informasi yang beliau
terima. Sebagai salah satu pejabat
negara Marty Natalegawa tentu
tidak asal bicara, tetapi berbicara
berdasarkan fakta. Dan yang lebih
penting lagi, bangsa Indonesia
telah membuktikan kepada dunia,
bahwa TNI AL, yang merupakan
bagian dari TNI, telah hadir di
kancah perdamaian dunia.

Marty Natalegawa, sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk PBB


yang menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB.

TNI AL hadir tidak saja di


perairan Lebanon, tetapi juga hadir
di daratan yang tergabung dalam
misi UNIFIL. Dalam komunitas
dunia, bangsa Indonesia telah
memberikan kontribusi nyata,
dan terus berkomitmen untuk
perdamaian dunia selamanya.

Orang yang paling sukses adalah mereka yang memiliki informasi paling baik.
- Benyamin DisraeliCakrawala Edisi 415 Tahun 2013

29

INFO

30

ASIAN
CENTURY
Pesatnya pembangunan China.

ebuah fakta penerapan


aplikasi strategi penangkalan
di kawasan Asia Pasifik
makin jelas terlihat. Beberapa
negara, yang karena kemajuan
sektor ekonominya berkembang
signifikan,
telah
membangun
kekuatan angkatan perangnya
untuk
melindungi
negaranya.
Tingkat kehandalan angkatan
perang suatu negara dapat
dipandang sebagai ancaman oleh
negara lain, sehingga berdampak
apakah sebuah negara akan
melakukan sesuatu, atau tidak
melakukan sesuatu. Keseganan
suatu negara terhadap kehandalan
kekuatan militer asing, dibangun
oleh suatu negara untuk menjamin
kelangsungan hidup masyarakat
dalam suatu negara. Salah satu
alasan yang menonjol tentang
pembangunan kekuatan angkatan
laut suatu negara adalah untuk
mengamankan jalur perdagangan

di laut. Lalu lintas armada kapalkapal niaga sebagai salah satu


penggerak ekonomi bangsa harus
dijamin keamanannya.
Kawasan Asia Pasifik saat
ini sangat menarik perhatian dunia. Mengapa? Karena di Asia dan
ASEAN ada sekitar 4,2 miliar manusia. Hal ini berpengaruh langsung terhadap kebutuhan hidup
manusianya, sehingga aktivitas
perdagangan menggunakan transportasi laut menjadi sebuah keharusan. Domino efeknya adalah
armada niaga berkembang pesat,
konsekuensinya adalah armada
perang sebagai pengaman armada niaga masing-masing negara
berkembang dengan pesat pula.
Sebagai contoh: saat ini India
akan menambah armada kapal
selamnya dengan 6 kapal selam
scorpene class. Pakistan, sebagai
negara
tetanggga
sekaligus

menganggap
India
sebagi
ancaman, akan meremajakan
kapal selam Daphne. Bangladesh
berencana membeli kapal selam
dari China untuk memperkuat
angkatan lautnya. We have made
a decision to add submarines with
base facilities to Bangladeshs
navy very soon to make it a
deterrent force, Hasina said as
she commissioned the countrys
first domestically produced warship
at a base in the southern city of
Khulna. We will build a modern
three-dimensional navy for future
generations which will be capable
of facing any challenge during a
war on our maritime boundary.
Di angkasa juga terjadi
perkembangan alut yang signifikan,
Angkatan Laut India baru-baru ini
mendapat empat unit MiG-29K/
KVB yang bisa diterbangkan dari
kapal induk, ditambah pula India

maka kegentaran lawan India pasti


muncul.

Pelajaran
dipetik.

Perdana Menteri Australia


Julia Gillard, dalam buku putih
Oktober 2012 menyatakan: The
transformation of the Asian region
into the economic powerhouse of
the world is not only unstoppable,
it is gathering pace. In this century,
the region in which we live will
become home to most of the
worlds middle class, our region will
be the worlds largest producer of
goods and services and the largest
consumer of them.

Pembangunan
kekuatan
angkatan laut suatu negara bukanlah kemewahan, hal tersebut
dilaksanakan untuk kepentingan
negara dalam menjamin kelangsungan hidup bangsanya.

Di laut, Royal Australian


Navy mengembangkan Amphibious Assault Ship yang mampu
mengangkut 2000 personel lengkap dengan peralatannya untuk
diproyeksikan ke daratan dengan
helikopter serta sarana pendarat
lainnya seperti kendaratan tempur
amfibi serta LCU.
HMAS Canberra direncanakan masuk ke jajaran RAN pada
Januari 2014, sedangkan HMAS
Adelaide akan beroperasi
sekitar Juni 2015.
Pemerintah Australia
juga
merencana-

telah
sukses
menguji
rudal
BrahMos
yang
memiliki
kecepatan tiga kali lebih cepat
dari rudal Tomahawk, di samping
itu rudal BrahMos
memiliki
jangkauan hingga 290 km, dan
yang terakhir diperoleh informasi
bahwa India berhasil melakukan
uji coba penembakan rudal balistik
K-5, yang memiliki jangkauan
1.500 km, sehingga bila teknologi
kapal selam nuklir India sukses
dan dipersenjatai rudal balistik K-5

yang

bisa

Semua negara membangun angkatan lautnya, Bangladesh yang berbatasan dengan


India dan Myanmar membangun
angkatan lautnya untuk menjamin
keamanan aset nasionalnya yang
salah satunya adalah kekayaan di
laut teritorialnya. Australia, China
dan India membangun kekuatan
angkatan lautnya untuk menjamin
keamanan jalur pelayaran penunjang roda ekonominya serta aset
kekayaan alam yang terkandung
di laut teritorialnya.
Indonesia yang memiliki
laut sangat luas, tiga ALKI, serta
kekayaan tak terhingga di dasar
samudra maupun kekayaan hewani
dan nabati di laut teritorialnya
harus memiliki angkatan laut
yang mampu menjaga kedaulatan
negara di laut.

k a n
pengadaan 12 kapal selam hingga 2030.
Di dirgantara, Australia
berkeinginan membeli 100 pesawat
tempur F-35 untuk menggantikan
F/A 18 Hornet.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

31

INFO

32

SUDAH SELAYAKNYA
INDONESIA MEMILIKI
ANGKATAN LAUT YANG KUAT

udah selayaknya Indonesia memiliki Angkatan


Laut yang kuat, serta
menjadi tugas dan tanggung
jawab kita sebagai warga negara
Indonesia dalam menjaga luas
wilayah perairan Indonesia
yang begitu besar. Memang
tidak mudah menjaganya, namun dapat dilakukan, salah satunya dengan menggunakan
sarana
media
komunikasi
radio. Dengan radio diharapkan
akan memengaruhi perubahan
mind-set para pendengar dari
yang kontinental menuju maritim.
Guna mendukung perubahan tersebut, Kepala Dinas
Penerangan Angkatan Laut
(Kadispenal) Laksamana Per-

tama TNI Untung Suropati mengundang orang pertama Radio


BBC Head British Broadcasting Corporation (BBC) London
Global News Indonesia Ibu
Menuk Suwondo dalam suatu
acara wawancara eksklusif
bersama Radio Jalesveva Jayamahe (JJM) Dinas Penerangan Angkatan Laut, Mabesal
Cilangkap. Kunjungan Ibu Menuk Suwondo juga merupakan
kunjungan balasan atas kunjungan Kadispenal Laksamana
Pertama TNI Untung Suropati
ke Stasiun Radio BBC di London awal bulan Februari 2013
lalu.
Dalam bincang-bincang
bersama JJM mengenai Angkatan Laut Indonesia dahulu

dan saat ini, Ibu Menuk mengatakan saat ini melihat Angkatan Laut Indonesia semakin
berkembang pesat dan sudah
dikenal sejak dahulu dengan
prestasinya yang luar biasa,
salah satunya seperti pembebasan kapal Indonesia di perairan Somalia. Tentu hal ini adalah
tantangan bagi kita untuk bisa
mempublikasikan
peristiwa
tersebut guna memengaruhi
perubahan mind-set kepada
generasi penerus bangsa kita
dari yang kontinental menuju
maritim. Terutama dalam menyadarkan, bahwa Indonesia
sebagai negara kepulauan
yang luar biasa yang memiliki
sekitar tujuh belas ribu lebih pulau.

Menurutnya, negara Inggris yang tidak sekaya dan


sebesar Indonesia saja, dalam
hal sumber daya alam maupun
luas wilayah sudah berlayar
sejak dahulu mencari sumbersumber baru, seperti ke Asia
Timur mencari rempah-rempah,
sumber minyak, emas, dan lainnya. Itulah awal mula menjadi
kesadaran para nenek moyang
bangsa Inggris untuk mengembangkan dunia kemaritiman,
dari awalnya hanya berdagang
hingga kemudian mengembangkan angkatan laut untuk
tujuan pertahanan. Saya kira
sudah saatnya dan selayaknya Indonesia sebagai negara
kepulauan mempunyai angkatan laut yang kuat, karena tidak
mudah menjaga perairan yang
begitu luas, apalagi dengan
memiliki pintu gerbang yang begitu banyak, jelas kepala siaran berbahasa Indonesia Radio
BBC di London yang sudah 20
tahun bermukim di Inggris.
Ketika ditanya mengenai world class navy, mantan
wartawati senior Radio BBC di
Inggris ini menyampaikan, bahwa menggalakkan dan memperkenalkan Indonesia sebagai
world class navy, sudah sepantasnya. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan
yang terbesar di dunia dan
pintu gerbangnya besar sekali.
Menurut saya sudah semestinya Indonesia menjadikan angkatan lautnya besar kelas dunia, dan ini tidak bisa dihindari.
Mulailah terbuka kepada dunia
luar, memperkenalkan diri, dan
tunjukan apa yang dilakukan
oleh tentara Indonesia. Itu penting memperkenalkan diri kepada masyarakat dunia. Kita
harus memperkenalkan diri,
inilah angkatan laut Indonesia.
Kita punya negeri yang sangat
besar, tanggung jawab besar,

tidak hanya menjaga keutuhan


Indonesia tetapi juga perdamaian dunia, apalagi melihat letak
geografis Indonesia antara Australia dan Asia itu sangat strategis, dunia tidak akan membiarkan Indonesia runtuh.
Pada bagian lain, Ibu
Menuk Suwondo menyinggung
tentang media radio sebagai
salah satu perangkat media
elektronik yang memiliki kecepatan yang sangat cepat
dalam mengirimkan informasi,
karena koresponden cukup
hanya menelepon stasiun radio dari lokasi kejadian untuk
menyiarkan berita informasi.
Radio lebih mudah diterima
dan dicapai. Mau di hutan ketika sedang berperang, mau
di laut ketika sedang tugas di
kapal, atau di kota, di mana saja bisa. Tanpa perlu pesawat
yang besar-besar, cukup dengan transistor kecil, radio
sudah bisa dinikmati. Berita/
informasi akan dengan cepat
dan mudah diterima ketimbang
media seperti surat kabar.

radio di Indonesia yang disiarkan secara langsung melalui


satelit. Siaran Radio BBC juga
bisa didengarkan melalui radio
streaming/internet 24 jam nonstop, katanya.
Dalam kunjungannya ke
kantor Dispenal, Ibu Menuk Suwondo yang didampingi stafnya
Endang Nurdin berkesempatan melihat ruang Naval Media
and Website Centre (NMWC)
Dispenal. Usai beramah-tamah
dengan para perwira Dispenal,
dilanjutkan bertukar cendera
mata yang dilakukan oleh Sekdispenal Kolonel Marinir Bambang Hullianto mewakili Kadispenal.

Menurut Ibu Menuk Suwondo, saat ini Radio BBC


adalah Lembaga Internasional
tersebar di seluruh dunia yang
memiliki koresponden di 200
ibu kota negara. Sejak Tahun
1998, Radio BBC sudah bekerjasama dengan mitra-mitra

Ibu Menuk Suwondo,


Head, BBC Indonesia
East Asia Hub.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

33

Perang SIBER, Amerika Serikat


dan Instruksi Obama

ejak dahulu kala, perang digunakan manusia sebagai


salah satu cara untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan dan motif perang bermacammacam. Sejarah membuktikan
bahwa teknologi amat memengaruhi bentuk dan metode dari
perang tersebut.
Dahulu perang memestikan
para pihak berhadap-hadapan
adu senjata saling membunuh.
Perkembangan teknologi persenjataan memungkinkan perang
bisa dilakukan tanpa berhadaphadapan lagi. Dampaknya perang
dengan model seperti ini menjadi
jauh lebih mematikan. Teknologi
juga memperluas domain dari perang. Ruang cyber sering disebut
juga sebagai domain perang
kelima, selain darat, laut, udara,
dan ruang angkasa.
Ancaman yang terdapat
pada perang di domain ini cukup
kompleks, banyak bentuknya dan
juga tak kalah bahayanya. Seiring dengan semakin intensifnya

penggunaan teknologi informasi


pada berbagai sektor kehidupan
masyarakat, maka tingkat kerawanannya pun ikut membumbung
tinggi.
Masih ingat Stuxnet? Virus
yang dilaporkan pada 2010 ini
dapat mengganggu proses industri
dan
bahkan
menghancurkan
equipment fisik yang digunakan.
Bagaimana caranya?
Virus worm itu mengubah
informasi kondisi dari peralatan
yang digunakan industri untuk
selalu menunjukkan bahwa semuanya berjalan normal. Sehingga
hal ini akan mengelabuhi operator
yang memonitor kondisi semua
peralatan sehingga akhirnya peralatan pun bisa jebol. Virus yang
awalnya didesain untuk menyasar
industri energi nuklir Iran ini sebenarnya dapat menginfeksi pula
untuk industri-industri lainnya
yang
mempunyai
kemiripan,
bahkan termasuk industri milik
pengirimnya sendiri. Dan beragam
serangan jenis lain yang makin

sering kita temui. Korbannya maupun pelakunya tidak pandang bulu.


Siapapun mungkin menyerang
maupun diserang. Bisa oleh
amatir, bisa profesional. Bisa
oleh individu, bisa oleh kelompok
bahkan negara.
Januari 2012 yang lalu, Mike
McConnell, mantan direktur NSA di
bawah presiden George W Bush
mengatakan bahwa negaranya
telah melakukan serangan kepada
sistem komputer di beberapa
negara. Walau McConnell tidak
menyebut negara mana yang
mereka serang, tapi menurut
beberapa sumber lain salah satu
negara yang dimaksud adalah
Iran. Pada Juni 2012, New York
Times melaporkan bahwa Presiden
Obama
telah
memerintahkan
penyerangan cyber pada fasilitas
nuklir Iran.
Beberapa negara telah
dengan sangat serius mempersiapkan diri dalam peperangan
jenis ini. China, misalnya, telah
menargetkan untuk memenangkan

perang informasi di pertengahan


abad 21. Tak ketinggalan Rusia,
Israel, dan Korea Utara juga mempersiapkan diri secara sangat serius untuk perang di domain kelima
ini. Bahkan menurut The Economist, Iran mengklaim memiliki pasukan cyber terbesar kedua di dunia. Kemampuan cyber Iran yang
patut diperhitungkan ini diakui juga
oleh AS sebagaimana diungkapkan oleh Jenderal Shelton, komandan pasukan cyber AS. Kemampuan ini sepertinya juga disebabkan
karena Iran sering menjadi target
serangan dari berbagai pihak.

Sementara itu, pasukan cyber AS


sendiri saat ini menurut Shelton
berkekuatan sekitar 6.000 orang
dan akan bertambah sekitar 1.000
orang dalam 12 bulan mendatang.
Padahal pada 2010, diungkapkan bahwa AS memiliki
defisit yang sangat besar terkait
kebutuhan ahli sekuriti untuk
pasukan cyber mereka. Waktu
itu James Gosler, seorang spesialis senior cyber security yang
pernah bekerja di CIA, NSA
maupun departemen energi AS,
mengestimasikan bahwa saat itu
di seluruh antero AS hanya ada
sekitar 1000 orang yang kompeten
di bidang cyber security ini.
Laporan dari CSIS juga menunjukkan permasalahan krisis
kebutuhan SDM bidang cyber
security di AS ini. Gosler lebih
lanjut mengatakan bahwa untuk
mengamankan sistem pemerintah

dan perusahaan-perusahaan besar AS, dibutuhkan setidaknya


20.000 sampai 30.000 spesialis
yang berkompeten di berbagai bidang sekuriti.
Artinya jika estimasi Gosler
ini mendekati akurat, maka kekuatan pasukan cyber AS saat ini
masih memiliki defisit yang cukup
besar.
Instruksi Presiden Obama
Menyadari akan kapasitas
dan ancaman serangan cyber
terhadap
infrastruktur
kritikal
negaranya, maka 12 Februari 2013

yang lalu Obama mengeluarkan


instruksi berkaitan dengan cyber
security ini. Instruksi tersebut
dilatarbelakangi dengan terus berulangnya serangan cyber terhadap
infrastruktur kritikal sehingga menuntut peningkatan keamanan
cyber. Bahkan dalam instruksi
tersebut Obama menyatakan bahwa ancaman cyber ini merupakan
salah satu tantangan yang paling
serius terhadap keamanan nasional AS yang harus dilawan.
Pemerintah AS meyakini
bahwa tantangan tersebut hanya
mungkin diatasi jika ada kerja
sama yang baik antara pemerintah
dengan pemilik dan operator
dari
infrastruktur-infrastruktur

kritikal. Bahwa komunikasi di


antara para pihak tersebut terkait
informasi keamanan cyber mesti
ditingkatkan, serta bersama-sama
berkolaborasi untuk mengembangkan dan menerapkan berbagai standar dengan berbasis
pada risiko.
Pada instruksi tersebut
Obama juga menetapkan pihakpihak yang akuntabel, yang
bertanggungjawab, yang perlu
dijadikan nara sumber, serta
yang perlu diinformasikan terkait
program-program
peningkatan
keamanan cyber di AS, utamanya
yang terkait dengan infrastruktur
kritikal. Antara lain Presiden

Obama memerintahkan kepada


menteri keamanan dalam negeri
untuk
mengarahkan
direktur
NIST (lembaga standar dan
teknologi AS) untuk memimpin
pengembangan framework yang
ditujukan untuk menekan risikorisiko cyber terhadap infrastruktur
kritikal.
Framework tersebut mesti
mengandung
standar-standar,
metodologi, dan proses-proses
yang menyelaraskan pendekatanpendekatan kebijakan, bisnis dan
teknologi untuk mengatasi risikorisiko cyber.
Untuk penyusunan framework tersebut, setidaknya dalam
Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

35

TEKNOLOGI

36
240 hari direktur NIST harus sudah
mempublikasi versi draft-nya.
Kemudian dalam 1 tahun sejak
instruksi tersebut ditandatangani
harus sudah mempublikasikan
framework finalnya. Namun demikian assesment terhadap risiko
pada infrastruktur-infrastruktur kritikal diperintahkan untuk dilakukan
tanpa perlu menunggu framework
tersebut selesai, sehingga dapat
diketahui profil risiko dari setiap
infrastruktur kritikal berikut dampaknya pada keselamatan dan
kesehatan publik, keamanan ekonomi, ataupun keamanan nasional
yang lebih luas. Tapi betapapun
jalan masih cukup panjang sebelum instruksi ini bisa berjalan
secara efektif.
AS memang sangat wajar
untuk mengkhawatirkan ancaman
cyber ini. Barangkali tidak ada

negara di dunia ini yang lebih


rentan serangan cyber dibanding
negeri Paman Sam ini. Hal ini
-- selain pengaruh sepak terjang
politik luar negeri mereka -karena ketergantungan terhadap
IT di negara yang kini dipimpin
oleh Obama itu begitu tingginya
dan meliputi hampir semua
sektor. Sehingga dampak yang
ditimbulkan akibat serangan cyber
pada infrastruktur kritikal dapat
benar-benar menjadi bencana
yang mengerikan.
Sebuah
survei
yang
dilakukan oleh Ponemon Institute,
misalnya, menyatakan bahwa AS
adalah negara yang memiliki ratarata kerugian finansial terbesar jika
terjadi serangan cyber (diikuti oleh
Jerman, Inggris, dan Prancis).
Alhasil, sikap penting yang
harus diambil adalah menyadari

bahwa ancaman cyber itu memang


sebuah realitas yang harus
diperhatikan dengan sangat serius,
baik pada tingkatan organisasi
maupun negara. Walaupun karena
motif-motif tertentu (misalnya oleh
vendor piranti security) terkadang
memang suka dilebih-lebihkan,
bukan berarti risiko ini menjadi
berkurang prioritasnya.
Pendekatan yang rasional
dan komprehensif akan membuat
keamanan dari organisasi maupun negara menjadi semakin
mantap. Lalu, bagaimana dengan
Indonesia? Tentu tidak perlu
menunggu kondisinya menjadi
segawat di AS dulu, bukan?

Tentang penulis: Umar Alhabsyi, MT, CISA, CRISC merupakan konsultan senior IT Management,
pendiri sekaligus direktur iValueIT Consulting (PT IVIT Konsulindo). Umar juga aktif dalam
memberikan training dan seminar di bidang IT Management. Umar dapat dihubungi melalui email:
umar.alhabsyi@gmail.com dan Twitter: @umaralhabsyi.

Cakrawala Digital

unia analog akan dilibas oleh


dunia digital, hal ini sudah
terbukti dengan tutupnya
edisi cetak beberapa surat kabar
ternama, seperti News Week
1933 - 2012 yang menerbitkan last
print issue pada Desember 2012

sebagai pertanda dimulainya era


digital media bersangkutan.
Kebutuhan akan berita
berpengaruh langsung terhadap
penyediaan
bahan
bakunya
yaitu kayu yang kita ketahui
bersama sumber kayu adalah
hutan. Kesadaran global terhadap
pelestarian alam, memerangi
penggundulan
hutan,
telah
menjadi issue dunia. Oleh sebab
itu majalah Cakrawala, media
kelautan milik TNI AL, ikut aktif
memerangi upaya penggundulan
hutan. Caranya adalah dengan
membuat majalah Cakrawala
digital edition yang bisa diakses
melalui internet. Sementara ini
majalah Cakrawala bisa diakses
melalui situs TNI AL www.tnial.mil.

id / troop info / Majalah Cakrawala


atau melalui www.martview.com
dan juga bisa diakses melalui
aplikasi scoop dari smartphone.
Pada Asia Pacific Security
& Defence Expo 20-21 Maret 2013
Majalah Cakrawala di pertontonkan
kepada masyarakat pengunjung
Expo.
Dengan digital edition maka
Cakrawala
sekarang
mampu
menjangkau dunia, sehingga fungsi
pewartaannya mampu dirasakan
oleh warga planet bumi. Dengan
demikian Cakrawala tidak sekadar
teriak-teriak agar sadar terhadap
lingkungan hidup, tetapi kami telah
memberi bukti - Cakrawala digital
edition - paperless - tanpa kertas
dan jangkauannya luas.

Pengenalan majalah Cakrawala digital pada


acara Asia Pacific Security & Defense Expo
(apsdex) pada tanggal 20 - 21 Maret 2013.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

37

OPINI

38

POMAL
MASA DEPAN

Latar Belakang
Perkembangan Teknologi
Informasi dan Komputer (TIK) telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat, terutama sekali
setelah diketemukannya teknologi
yang menghubungkan antar komputer (networking) dan internet.
Penggunaan internet yang semakin meningkat, memberikan dampak
positif dan negatif bagi pihak yang
menggunakannya. Dari sisi positif,
internet dapat menembus batas
ruang dan waktu, di mana antara
pengguna dan penyedian layanan
dapat melakukan berbagai hal di
internet, tanpa mengenal jarak dan
perbedaan waktu. Sedangkan sisi

negatif,
pengaruh
budaya
luar
yang dapat memengaruhi
budaya
pengguna internet itu sendiri. Selain itu, kejahatan di dunia
maya juga tidak terelakkan lagi.
Berbagai tindakan kejahatan dan kriminal melibatkan secara
langsung maupun tidak langsung
teknologi informasi dan komunikasi. Pemanfaatan komputer, telepon
genggam, email, internet, website,
dan lain-lain secara luas telah
mengundang berbagai pihak jahat
untuk melakukan kejahatan berbasis teknologi elektronik dan digital. Oleh karena itu, belakangan
ini dikenal adanya ilmu computer
forensics atau forensik komputer,
yang dibutuhkan dan digunakan
para penegak hukum dalam usahanya untuk mengungkapkan peristiwa kejahatan melalui pengungkapan bukti-bukti berbasis entitas
atau piranti digital dan elektronik.
Dalam rangka mengikuti
perkembangan zaman itulah Pomal bertekad untuk menyiapkan
personelnya agar memiliki kompetensi dibidang digital forensik
agar mampu diaplikasikan untuk
menunjang dinas guna menghadapi cybercrime yang mengintai
di lingkungan TNI AL.
Pengertian Digital Forensik dan Digital Investigasi
Forensik digital sering dikenal sebagai digital forensik ilmu,
cabang dari ilmu forensik meliputi

pemulihan dan investigasi dari


bahan yang ditemukan dalam
perangkat digital, seringkali
dalam kaitannya dengan kejahatan komputer. Forensik digital awalnya digunakan sebagai
sinonim untuk forensik komputer
tetapi telah diperluas untuk mencakup penyelidikan semua perangkat yang mampu menyimpan
data digital.
Digital forensik adalah suatu
ilmu pengetahuan dan keahlian
untuk mengidentifikasi, mengoleksi, menganalisa dan menguji buktibukti digital pada saat menangani
sebuah kasus yang memerlukan
penanganan dan identifikasi barang bukti digital.
Digital forensik investigasi
memiliki berbagai aplikasi. Yang
paling umum adalah untuk mendukung atau menolak hipotesis
sebelum pidana atau perdata (sebagai bagian dari penemuan elektronik pengadilan proses).
Cabang-Cabang Digital Forensik
Digital Forensik meliputi beberapa sub-cabang yang berkaitan
dengan penyelidkan berbagai jenis
perangkat, media atau artefak.
1. Komputer Forensik
Tujuan dari komputer forensik adalah untuk menjelaskan
keadaan saat ini artefak digital,
seperti sistem komputer, media
penyimpanan atau dokumen elektronik. Disiplin biasanya meliputi
komputer, embedded system (perangkat digital dengan daya komputasi dasar dan memori onboard)
dan statis memori (seperti pen
drive USB). Forensik komputer dapat menangani berbagai informasi,
mulai dari log (seperti sejarah in-

ternet) melalui file yang sebenarnya di drive.


2. Forensik Perangkat Mobile
Forensik perangkat mobile
merupakan cabang sub-forensik
digital yang berkaitan dengan pemulihan bukti digital atau data dari
perangkat mobile. Ini berbeda dari
komputer forensik dalam perangkat mobile akan memiliki sistem
komunikasi inbuilt (misalnya GSM)
dan biasanya, mekanisme penyimpanan proprietary. Investigasi
biasanya fokus pada data sederhana seperti data panggilan dan
komunikasi (SMS / Email) daripada
mendalam pemulihan data yang
dihapus. Perangkat mobile juga
berguna untuk memberikan informasi lokasi, baik dari gps inbuilt /
lokasi pelacakan atau melalui situs
sel log, yang melacak perangkat
dalam jangkauan mereka.
3. Jaringan Forensik
Jaringan forensik berkaitan
dengan pemantauan dan analisis
jaringan komputer lalu lintas, baik
lokal dan WAN/internet, untuk tujuan pengumpulan informasi, pengumpulan bukti, atau deteksi intrusi. Lalu Lintas biasanya dicegat
pada paket tingkat, dan baik disimpan untuk analisis kemudian atau
disaring secara real-time. Tidak

seperti daerah lain jaringan data


digital forensik sering stabil dan jarang login, membuat disiplin sering
reaksioner.
4. Forensik Database
Forensik database adalah
cabang dari forensik digital yang
berkaitan dengan studi forensik
database dan metadata mereka.
Investigasi menggunakan isi database, file log dan RAM data untuk
membangun waktu-line atau memulihkan informasi yang relevan.

Barang Bukti Digital


Keberadaan barang bukti
sangat penting dalam investigasi
kasus-kasus computer crime maupun computer-related crime karena dengan barang bukti inilah
investigator dan forensic analyst
dapat mengungkap kasus-kasus
tersebut dengan kronologis yang
lengkap, untuk kemudian melacak
keberadaan pelaku dan menang-

kapnya. Oleh karena posisi barang


bukti ini sangat strategis, investigator dan forensic analyst harus
paham jenis-jenis barang bukti. Diharapkan ketika ia datang ke TKP
yang berhubungan dengan kasus
computer crime dan compute related crime, ia dapat mengenali
keberadaan barang bukti tersebut
untuk kemudian diperiksa dan dianalisa lebih lanjut.
Adapun klasifikasi barang
bukti digital forensik terbagi atas:
1. Barang bukti elektronik.
Barang bukti ini bersifat fisik dan
dapat dikenali secara visual, oleh
karena itu investigator dan forensic
analyst harus sudah memahami
untuk kemudian dapat mengenali
masing-masing barang bukti elektronik ini ketika sedang melakukan proses searching (pencarian)
barang bukti di TKP. Jenis-jenis
barang bukti elektronik adalah sebagai berikut:

Digital forensik.

Komputer forensik.

a. Komputer PC, laptop/


notebook, netbook, tablet
b. Handphone, smartphone
c.
Flashdisk/thumb drive
d. Floppydisk
e.
Harddisk
f.
CD/DVD
g.
Router, switch, hub
h.
Kamera video, cctv
i.
Kamera digital
Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

39

OPINI

40
j.
k.

Digital recorder
Music/video player

2. Barang bukti digital. Barang


bukti digital Barang bukti ini bersifat digital yang diekstrak atau di-recover dari barang bukti elektronik.
Barang bukti ini di dalam UndangUndang No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
dikenal dengan istilah informasi
elektronik dan dokumen elektronik. Jenis barang bukti inilah yang
harus dicari oleh forensic analyst
untuk kemudian dianalisa secara
teliti keterkaitan masing-masing
file dalam rangka mengungkap
kasus kejahatan yang berkaitan
dengan barang bukti elektronik.
Berikut adalah contoh-contoh barang bukti digital.
a.
Logical file, yaitu file
yang masih ada dan tercatat
di file system yang sedang
berjalan (running) di suatu
partisi. File tersebut bisa
berupa file aplikasi, library,
office, logs, multimedia, dan
lain-lain.
b. Deleted file, dikenal
juga dengan istilah unallocated cluster yang merujuk
kepada cluster dan sektor
tempat penyimpanan file
yang sudah terhapus dan
tidak teralokasikan lagi untuk file tersebut dengan
ditandai di file system sebagai area yang dapat diguna-

kan lagi untuk penyimpanan


file yang baru. Artinya file

yang sudah terhapus tersebut masih tetap berada di


cluster atau sektor tempat
penyimpanannya
sampai
tertimpa (overwritten) oleh
file yang baru pada cluster
atau sektor tersebut. Pada
kondisi di mana deleted
file tersebut belum tertimpa, maka proses recovery
secara utuh terhadap file
tersebut sangat memungkinkan terjadi.
c.
Lost file, yaitu file
yang sudah tidak tercatat
lagi di file system yang sedang berjalan (running) dari
suatu partisi, namun file
tersebut masih ada di sektor
penyimpanannya. Ini bisa
terjadi ketika misalnya suatu flashdisk atau harddisk
maupun partisinya dilakukan proses re-format yang
menghasilkan file system
yang baru, sehingga file-file
yang sudah ada sebelumnya menjadi tidak tercatat
lagi di file system yang baru.
Untuk proses recovery-nya
didasarkan pada signature
dari header maupun footer
yang tergantung pada jenis
format file tersebut.
d. File slack, yaitu sektor penyimpanan yang ber-

ada di antara End of File


(EoF) dengan End of Cluster (EoC). Wilayah ini sangat memungkinkan terdapat informasi yang mungkin
penting dari file yang sebelumnya sudah dihapus (deleted).
e. Log file, yaitu file yang
merekam aktivitas (logging)
dari suatu keadaan tertentu,
misalnya log dari sistem
operasi, internet browser,
aplikasi, internet traffic, dan
lain-lain.
f.
Encrypted file, yaitu
file yang isinya sudah
dilakukan enkripsi dengan
menggunakan
algoritma
cryptography yang kompleks, sehingga tidak bisa
dibaca atau dilihat secara
normal. Satu-satunya cara
untuk membaca atau melihatnya kembali adalah dengan melakukan dekripsi
terhadap file tersebut dengan menggunakan algoritma yang sama. Ini biasa
digunakan dalam dunia digital information security
untuk mengamankan informasi yang penting. Ini juga
merupakan
salah
satu
bentuk dari anti-forensic,
yaitu suatu metode untuk
mempersulit
forensic
analyst atau investigator
mendapatkan
informasi
mengenai jejak-jejak kejahatan.
g. Steganography file,
yaitu file yang berisikan informasi rahasia yang disisipkan ke file lain, biasanya
berbentuk file gambar, video
atau audio, sehingga file-file
yang bersifat carrier (pembawa pesan rahasia) tersebut terlihat normal dan wajar bagi orang lain, namun
bagi orang yang tahu metodologinya, file-file tersebut
memiliki makna yang dalam
dari informasi rahasianya
tersebut. Ini juga dianggap
sebagai salah satu bentuk
dari anti-forensic.

h. Office file, yaitu file


yang merupakan produk
dari aplikasi office, seperti
microsoft office, open office
dan sebagainya. Ini biasanya berbentuk file dokumen,
spreadsheet,
database,
teks, dan presentasi.
i.
Audio file, yaitu file
yang berisikan suara, musik
dan lain-lain, yang biasanya
berformat wav, mp3 dan
lain-lain. File audio yang berisikan rekaman suara percakapan orang ini biasanya
menjadi penting dalam investigasi ketika suara di
dalam file audio tersebut
perlu diperiksa dan dianalisa
secara audio forensik untuk
memastikan suara tersebut
apakah sama dengan suara
pelaku kejahatan.
j.
Video file, yaitu file
yang memuat rekaman video, baik dari kamera digital, handphone, handycam
maupun CCTV. File video
ini sangat memungkinkan
memuat wajah pelaku kejahatan sehingga file ini perlu
dianalisa secara detil untuk
memastikan bahwa yang
ada di file tersebut adalah
pelaku kejahatan.
k. Image file, yaitu file
gambar digital yang sangat
memungkinkan
memuat
informasi-informasi
penting yang berkaitan dengan
kamera dan waktu pembuatannya (time stamps).
Data-data ini dikenal dengan istilah metadata exif

(exchangeable image file).


Meskipun begitu metadata
exif ini bisa dimanipulasi,
sehingga forensic analyst
atau investigator harus hatihati ketika memeriksa dan
menganalisa metadata dari
file tersebut.
l.
Email,
merupakan
singkatan dari electronic
mail, yaitu surat berbasis sistem elektronik yang
menggunakan sistem jaringan online untuk mengirimkannya atau menerimanya.
Email menjadi penting di
dalam investigasi khususnya phishing (yaitu kejahatan yang menggunakan
email palsu dilengkapi dengan identitas palsu untuk
menipu si penerima). Email
berisikan header yang memuat informasi penting
jalur distribusi pengiriman
email mulai dari sender (pengirim) sampai di recipient
(penerima), oleh karena itu
data di header inilah yang
sering dianalisa secara teliti
untuk memastikan lokasi si
pengirim yang didasarkan
pada alamat IP. Meskipun
begitu, data-data di header
juga sangat dimungkinkan
untuk dimanipulasi. Untuk
itu pemeriksaan header dari
email harus dilakukan secara hati-hati dan komprehensif.
m. User ID dan password, merupakan syarat untuk masuk ke suatu account
secara online. Jika salah

satunya salah, maka akses


untuk masuk ke account
tersebut akan ditolak.
n. SMS (Short Message
Service), yaitu pelayanan
pengiriman dan penerimaan
pesan pendek yang diberikan oleh operator seluler terhadap pelanggannya. SMSSMS yang bisa berupa SMS
inbox (masuk), sent (keluar),
dan draft (rancangan) dapat
menjadi petunjuk dalam investigasi untuk mengetahui
keterkaitan antara pelaku
yang satu dengan yang lain.
o. MMS
(Multimedia
Message Service), merupakan jasa layanan yang diberikan oleh operator seluler
berupa pengiriman dan penerimaan pesan multimedia
yang bisa berbentuk suara,
gambar atau video.
p. Call logs, dan lainlain, yaitu catatan panggilan
yang terekam pada suatu
nomor panggilan seluler.
Panggilan ini bisa berupa incoming (panggilan masuk),
outgoing (panggilan keluar),
dan missed (panggilan tak
terjawab).
Melihat kecepatan perkembangan teknologi informasi, maka
Pomal juga harus berlari seiring
perkembangan kejahatan yang
terjadi. Agar mampu memerangi
kejahatan yang menggunakan alat
peralatan teknologi informasi maka
penyiapan personel Pomal menjadi sesuatu yang tak boleh dilewatkan. Pomal

TEKNOLOGI

42
MODIFIKASI SENJATA GENERAL PURPOSE
MACHINE GUN (GPMG) 7.62MM

OLEH KADET TK.IV ANGKATAN 58 AKADEMI ANGKATAN LAUT (AAL)

ugas pokok TNI AL dimasa


yang akan datang menuntut
peningkatan kualitas sumber daya manusia pengawak
alutsista, dalam upaya tersebut
telah dilaksanakan peningkatan
kualifikasi hasil didik AAL yang
semula setingkat D.III, saat ini
sudah diakui oleh Kemendiknas
menjadi D.IV.
Perkembangan
teknologi
militer maju demikian pesatnya,
inovasi rekayasa teknologi untuk
menghasilkan persenjataan yang
tangguh terus dikembangkan,
requerment alutsista terus diting-

katkan standarisasinya termasuk


untuk
kebutuhan
kendaraan
tempur Marinir. Persyaratan ranpur
yang ditetapkan oleh PBB dalam
melaksanakan tugas sudah tidak
diijinkan lagi pengawak senjata
berada di luar kendaraan karena
sangat rawan terhadap serangan
sniper.
Dalam
rangka
mencari
solusi terbaik untuk memenuhi
persyaratan PBB untuk kendaraan
tempur Marinir dan untuk memenuhi syarat kelulusan Kadet
Elektronika AAL Angkatan 58, telah
berhasil dilaksanakan modifikasi

senjata GPMG 76mm, yang


merupakan standar regu pasukan,
untuk dapat digunakan di ranpur
Marinir dengan pengendalian
secara elektronik, melalui Joy
Stick, Push Button dan Laptop.
Modifikasi Senjata GPMG
76mm
Dalam melaksanakan modifikasi senjata tersebut, kadet
dibimbing oleh dosen dari AAL
dan dosen dari VEDC Malang.
Materi pokok dalam melaksanakan
modifikasi adalah dengan:

Melaksanakan penyesuaian

Basis Modifikasi Senjata GPMG 7,62mm.


(gambar 1)

senjata terhadap sistem yang akan


digunakan.

Rekayasa hardware dan
software untuk gerakan azimuth
dan elevasi.

Rekayasa
penggunaan
kamera infrared dalam sistem.

Rekayasa penembakan melalui pengendalian otomatis.
Proses modifikasi senjata
tersebut ditunjukkan gambar 1.
Kemampuan Modifikasi
Untuk jarak tembak tidak
terpengaruh karena menggunakan
basis fungsi senjata seperti
awalnya, yang berubah hanya
penggunaannya, dengan dikendalikan melalui sistem komputer,
senjata dapat dipasang di ranpur
Marinir, tanpa pengawak harus
berada di luar ranpur, senjata ini
juga sangat cocok untuk digunakan
di kapal, KRI maupun KAL,
pengendali dapat menggunakan
senjata ini dengan tetap berada di
dalam ranpur atau di dalam kapal.
Sistem dilengkapi dengan
kamera yang memiliki jarak jangkau
800m, dan kemampuan infrared
untuk digunakan di malam hari
dalam jangkauan 500m. Sehingga
sistem senjata ini dapat digunakan
pada saat siang maupun malam
hari.
Dengan berhasilnya Kadet
Elektronika AAL Tk.IV angkatan
58 AAL dalam melaksanakan
modifikasi senjata GPMG 7,62mm.
Sebagai salah satu bentuk nyata
bahwa upaya pimpinan TNI AL
dalam meningkatkan kualitas hasil
didik Kadet AAL telah mampu
terjawab oleh AAL. Peningkatan
kemampuan Kadet telah dapat
memberikan konstribusi positif
terhadap kemajuan organisasi TNI
AL.
Untuk lebih sempurnanya
hasil karya rekayasa teknologi
yang telah dilaksanakan Kadet
Elektronika AAL Angkatan 58,
perlu mendapat dukungan yang
kuat agar ke depan akan lebih
banyak lagi hasil karya Kadet yang
dapat digunakan oleh TNI AL.

TIM
MODIFIKASI
KADET
AAL
TK.IV
ELEKTRONIKA
ANGKATAN 58
PROGRAM

SMTKD (E) FAIZA HAIKAL.

SMTKD
(E)
YUDHA
PRATAMA.

SMTKD
(E)
SULTAN
AGENG PRADANA.

SMTKD
(E)
ACHMAD
FATONI.
MEKANIK

SMTKD
(E)
ANDIK
HARTANTO.

SMTKD (E) EKA ARIF O.

SMTKD (E) YOGO DARMA.

SMTKD
(E)
MUZAI
NURIDHO.
ELEKTRONIKA

SMTKD
(E)
SAMSY
SUBAHRY M.

SMTKD (E) TOMMMY HADI
K.

SMTKD (E) ARIF RIFFAN R.

SMTKD (E) VINCENTIUS
MARIO REZA F.
TIM MODIFIKASI SENJATA
GPMG 7,62MM UNTUK RANPUR
MARINIR
1.
Pimpinan Latihan/Kadeplek:
Kolonel Laut (E) Suhirwan, S.T.,
MMT.
2. Palaklat
Lattek
VEDC:
Mayor Laut (E) Mungkarlani.

3.

Staf Latihan:
a. Myr
Laut
(E)
Sukiman.
b. Myr Laut (E) Bagus,
ST.
c. Serka NAV Agus
Sunarto, AMD.
d.
Sertu EKO Hariyanto.

4.

Dosen Pembimbing:
a. Letkol
Laut
(E)
Lukman Yudho P.
b. Myr
Laut
(E)
Suprayitno, S.T, MMT.
c. Myr
Laut
(E)
Isnamaun.
d. Kapten
Laut
(E)
Dandung Sulaksono.
e.
Kapten Laut (E) Agus
Purwanto.
f. Kapten
Laut
(E)
Yuliansyah.

5. Dosen VEDC:
a.
Software: DR. Arie
Eric Rawung, MT.
b. Elektronika:
Drs.
Sidikin Susaat, MT.
c. Mekanik:
Ahmad
Rofiq, S.T, MT.

Paparan Kadet Elektronika AAL kepada Gubernur AAL.


Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

43

OPINI

44
PENDIDIKAN DAN
KEBANGKITAN NUSANTARA

alam bulan Mei dan Juni


ini kita diingatkan pada tiga
hal penting yang terkait,
yaitu pendidikan, kebangkitan
dan ke-Indonesiaan. Tanggal 2
Mei bertepatan dengan tanggal
kelahiran Ki Hadjar Dewantara,
yang diperingati sebagai Hari
Pendidikan Nasional, tanggal
20 Mei diperingati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional, bertepatan
dengan terbentuknya organisasi
Boedi Oetomo, dan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila,
memperingati Bung Karno yang
mengusulkannya sebagai dasar
negara, menjelang proklamasi
Tahun 1945. Apabila direnungkan,
tiga momen penting tersebut dapat
dirajut berupa semangat untuk
menggunakan pendidikan sebagai
wahana kebangkitan memajukan
kualitas, meningkatkan martabat,
dan memecahkan permasalahan
bangsa. Sebagai contoh dapat
kita lihat bangsa lain yang meraih
kemajuan dan bangkit melalui
pendidikan, misalnya Jepang dan
Amerika.
Kebangkitan Jepang dan
Amerika
Dalam membangkitkan martabat bangsa atau memecahkan
permasalahan yang disandangnya, Kaisar Jepang pernah mengandalkan strategi pendidikan.
Saat abad ke-19, segenap bangsa
Asia sudah banyak yang terjajah
oleh bangsa barat, mendorong
Kaisar Negara Sakura tersebut
melakukan Restorasi Meiji (18681912). la berpikir bahwa kemajuan
barat adalah disebabkan oleh kesuksesan industrialisasi dan dikuasainya teknologi tenaga uap, yang
intinya adalah kualitas sumber
daya manusia. Maka Iangkah yang
diambil, di samping melikuidasi
Samurai, demokratisasi politik dan

ekonomi, juga dilakukan reformasi


pendidikan.
Pemuda Jepang dikirim ke
AS, Jerman, Belanda, dan negara
Barat lainnya, untuk mengambil
ilmu guna dibawa pulang. Sebagian
juga diwajibkan untuk menjadi
guru, mengajari masyarakatnya.
Restorasi Meiji berhasil mengantar
Jepang ke industrialisasi, tapi
kebablasan dan tergoda untuk
merebut penguasaan sumber
daya energi dunia, sehingga
terlibat ke musibah Perang Dunia
kedua. Usai perang, untuk bangkit
kembali, Kaisar Dai Nippon juga
menggunakan resep pendidikan
sebagai
pengungkit
martabat
bangsa.
Pada Tahun 1957, Amerika
Serikat yang sedang berperang
dingin dengan Rusia tersentak oleh
prestasi Uni Soviet yang berhasil
meluncurkan satelit ruang angkasa
Sputnik. Suatu capaian strategis
negeri komunis yang membikin
galau negara Barat. Di samping
meningkatkan intensitas penelitian,
langkah
penting
lain
yang
dilakukan AS adalah mereformasi
kurikulum sekolah. Kualitas yang
ditingkatkan adalah matematika,
ilmu pengetahuan alam, dan
bahasa
asing
(non-Inggris).
Terbukti Kemudian Amerika tidak
tertinggal dengan negara komunis
dalam penguasaan teknologi,
termasuk berhasil mendaratkan
Neil Amstrong di bulan.
Pendidikan
Negara
Kepulauan
Untuk
mengaitkan
pendidikan dengan kebangkitan
nasional, tentu diawali dengan peta
permasalahan yang disandangnya.
Problem yang kompleks dan
sangat membebani bangsa saat ini
adalah kemiskinan, keterisolasian
wilayah, dan kelemahan moral.

Dalam
aspek
penanggulangan
kemiskinan,
sistem
pendidikan saat ini telah memberi
muatan dan kejuruan (vokasi).
Memang banyak capaian dapat
dilihat, akan tetapi tampaknya
masih belum memadai. Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS)
pada Tahun 2010, dari sekitar
40 juta kerja, hanya 7,6 persen
yang lulusan perguruan tinggi.
Mereka yang lulusan setingkat
SLTA sekitar 23,4 persen, dan
setara SMP sekitar 19,1 persen
yang berpendidikan SD masih
cukup banyak, yakni 49,5 persen,
bahkan Rata-rata Lama Sekolah
(RLS) secara nasional hanya
sekitar 5,8 tahun. lni berarti masih
banyak remaja kita yang tidak
tamat Sekolah Dasar. Melihat
kenyataan
yang
demikian,
upaya untuk memprioritaskan
pendidikan sebagai bagian dari
solusi memecahkan permasalahan
bangsa
masih
perlu
tetap
diteruskan.
Permasalahan besar kedua terkait dengan pendidikan
yang perlu dibangkitkan adalah
masih banyaknya penduduk yang
terisolasi dari jangkauan pendidikan di pulau-pulau terpencil,
ataupun dipedesaan di bukit dan
lembah pegunungan. Sebagai
warga negara kepulauan dan
vulkanis yang berciri nusantara ini
mengalami kelangkaan fasilitas
pendidikan dan kesehatan. Dengan
kondisi geografis demikian, kebijakan nasional pendidikan hendaknya secara gamblang ada
keberpihakan terhadap warga negaranya yang terisolasi. Karena
termasuk kategori Affirmative
Action, maka bentuk dan jumlah siarannya harus berbeda dengan
yang normal.
Dalam konstitusi memang
sudah ada kemajuan. Pasal 25A

Undang-Undang
Dasar
1945
hasil amandemen Tahun 2000
menyebutkan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia
adalah suatu negara kepulauan
yang berciri nusantara. Pasal 28C,
terkait pendidikan diamanatkan
bahwa setiap orang berhak
mengembangkan
diri
melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapatkan pendidikan
dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya, dan demi
kesejahteraan umat manusia.
Akan
tetapi,
saat
ini
diperkirakan 20 juta anak usia
7-15 tahun belum/tidak tersentuh
layanan pendidikan dasar. Lebih
dari 8 juta anak usia 16-20
tahun tidak dapat mengenyam
pendidikan menengah. Alumni
sekolah menengah atas tidak
kurang dari 2 juta, yang tidak
mampu melanjutkan ke perguruan
tinggi. Di samping keisolasian
wilayah, kesulitan dalam mengecap
pendidikan tentu disebabkan pula
oleh tingginya biaya pendidikan.
Pendidikan moral
Permasalahan besar ketiga
yang saat ini sangat menjadi sorotan
dan keluhan masyarakat adalah
aspek moral, termasuk perilaku
korupsi. Kita boleh curiga, bahwa
di samping dampak liberalisme,
dan toleransi budaya koruptif
pada masa Orde Baru, bacaan
Kancil Nyolong Ketimun saat di
Sekolah Dasar dulu, bisa jadi turut
berperan dalam mendidik pejabat,

hukum, birokrat dan politisi saat


ini, banyak yang bertindak korupsi.
Rentetan cerita Sang Kancil berisi
kumpulan episode manipulatif,
serta
pemujaan
terhadap
kelicikan dan ketidakjujuran yang
disetarakan dengan kreativitas dan
kecerdasan. Padahal, pendidikan
moral dan karakter harus dimulai
dari sejak dini.
Pemberantasan
korupsi
jangka pendek memang harus
melalui langkah represif, seperti
penerapan hukuman mati bagi
koruptor,
azas
pembuktian
terbalik, dan penghentian biaya
politik tinggi.
Namun untuk
jangka panjang, pendidikan dan
penanaman budaya kejujuran,
bahkan sikap anti korupsi harus
segera dimasukkan ke dalam
kurikulum pendidikan, sejak dari
Taman Kanak-kanak, Sekolah
Dasar,
Sekolah
Menengah
dan Perguruan Tinggi. Dengan
demikian dapat diharapkan tingkah
laku yang koruptif akan sesuatu
yang dianggap mendatangkan
dosa dan membuat malu.
Aspek moral lainnya adalah
upaya untuk menumbuhkan rasa
kebersamaan,
toleransi,
dan
menghargai terhadap sesama
bangsa yang beraneka suku, adat,
budaya, dan agama. Kebhinnekaan
ini harus selalu disikapi oleh
segenap anak bangsa sebagai
kelebihan bangsa Indonesia yang
patut disyukuri dan dibanggakan.
Hal
positif
lain tentang
moralitas
adalah perlu

ditingkatkan
terus
kesadaran
realita negeri ini sebagai kepulauan
terbesar dengan segala kelebihan
dan
tantangannya.
Tanpa
menyadari kenyataan ini, bangsa
Indonesia tidak akan bisa meraih
peluang martabat, kemajuan, dan
kesejahteraannya dimasa yang
akan datang. Alangkah indahnya
apabila segala kemajuan ilmu
dan teknologi kelautan dunia,
selalu berkiblat utama ke negeri
nusantara. Tuhan juga sudah
anugerahkan aneka keindahan
alam tropis beserta biotanya di
lautan dan pesisir Indonesia.
Tinggallah kini sumber daya
manusia melalui pendidikan dapat
membangkitkan kemajuan dan
martabat bangsanya.
Apabila masa-masa ini
dijadikan momentum perhatian
pendidikan terhadap tiga permasalahan dan tantangan bangsa
yang sangat strategis tersebut,
maka kontribusi yang signifikan
akan terwujud dalam mendukung
peningkatan kesejahteraan dan
pemenuhan hak warga negara
nusantara. Kalau tidak bangkit
sekarang, akan menunggu kapan
lagi? Terkait pendidikan dan
kebangkitan ini, dapat direnungkan
ungkapan seorang filosof Helvetius
(1715-1771) yang mengatakan:
Leducation nous faisait ce que
nous sommes - education made
us what we are. Soenan Hadi
Poernomo

Berawal dari pendidikan moral. (kiri) Belajar dimulai


sejak usia dini. (atas)

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

45

INFO

46

Kapal Pintar (kapin)


Menjangkau Daerah
yang Tak Terjangkau

una memenuhi kebutuhan


informasi dan pengetahuan
masyarakat telah diluncurkan secara resmi tiga kapal pintar
(kapin) oleh Ketua Solidaritas Istri
Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB),
Ibu Ani Bambang Yudhoyono di
Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta belum
lama ini.
Tiga unit Kapal Pintar tersebut merupakan sumbangan mela-

lui program Coorporate Community Responbility (CCR) dari Bank


Negara Indonesia (BNI), Bank
Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank
Mandiri.
Dengan diluncurkannya kapin, ibu negara menyampaikan
antara lain Keberadaan kapal pintar merupakan solusi mengatasi
daya tembus sarana pendidikan
ke pelosok tanah air yang saat ini
masih sangat terbatas, ini bentuk

nyata partisipasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat ujarnya.


Kapal berbobot lima ton dengan panjang lima belas meter,
yang memakan biaya Rp 3 miliar ini
hasil rancangan Dinas Penelitian
dan Pengembangan TNI AL dan
Dinas Material TNI AL dirancang
sebagai perpustakaan bergerak
(mobile library) yang dilengkapi
buku-buku pengetahuan dan alat

peraga yang bersifat mendidik


bagi anak-anak usia dini hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA).

kesejahteraan masyarakat pesisir dan sekitarnya memperoleh hasil yang optimal.

Tidak hanya itu, di atas kapal juga disediakan kursi dan meja
yang dilengkapi komputer dengan
koneksi internet, alat instruksi dan
alat penolong instruksi multimedia.

Acara peluncuran dihadiri oleh Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan M.Nuh, Kepala Staf
Angkatan Laut (Kasal) Laksamana
TNI DR. Marsetio, serta Pangkolinlamil Laksda TNI S.M. Darojatim,
Wakil Ketua SIKIB Herawati Boediono, istri Gubernur DKI Jakarta
Irene Joko Widodo, pejabat teras
TNI AL, Dirut ketiga bank, Dirut PT.
Indofood Tbk serta Kepala Pusat
Perpustakaan dan Pengembangan
Minat Baca Perpunas Muh. Syarif
Bando.

Kehadiran Kapal Pintar ini


merupakan bagian dari Program
Indonesia Pintar yang diprakarsai Ibu Ani Bambang Yudhoyono
untuk menjangkau daerah yang
tidak terjangkau (To Reach The
Unreached) yang diimplementasikan dalam aksi nyata di lapangan
dalam bentuk: mobil pintar, motor
pintar, kapal pintar dan rumah pintar.
Kapal Pintar akan dioperasikan secara periodik untuk mengunjungi ke desa-desa terpencil.
Nantinya kapal ini akan dikoordinasikan dengan instansi-instansi
terkait seperti Pemda, Kepolisian,
Dinas Kependidikan Nasional dan
Dinas Kesehatan sehingga aplikasi kapal pintar ini menjadi komprehensif dengan berbagai macam
stakeholder. Dengan harapan agar
peningkatan taraf pendidikan dan

Kasal mengatakan, akan


mengerahkan enam orang awak
dari angkatan laut dalam pengawasan operasional. Di dalam kapal
pintar pun akan ada prajurit yang
dilatih untuk menjalankan perpustakaan laut mobile pertama tersebut.

Danlantamal X Jayapura. Pada


kesempatan yang sama Ketua
SIKIB juga menyerahkan empat
unit mobil pintar (mopin) dan satu
unit motor pintar (torpin). Tidak
hanya itu Ibu Ani Bambang Yudhoyono juga menandatangani 26
prasasti sebagai tanda peresmian
rumah pintar (rumpin) yang diberikan oleh PT. Indofood, Tbk. Rumpin
tersebut tersebar di beberapa
wilayah Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, NTT dan Papua. Diharapkan dengan adanya rumpin bisa
mendongkrak taraf kesejahteraan
ekonomi dan percepatan kecerdasan masyarakat yang tinggal di
sekitar perkebunan.Muji

Kapin tersebut telah diserahkan secara simbolis kepada


Danlantamal IV Tanjung Pinang,
Danlantamal VI Makassar, dan

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

47

INFO

48
KONFLIK SABAH

risis Sabah yang melibatkan


Malaysia dan Filipina sudah
dianggap berakhir dengan
penyerangan Malaysia kepada
penyusup-penyusup
bersenjata
yang datang dari Filipina. Namun
isu ini tetaplah penting dan harus
diperhatikan, karena memiliki banyak sekali implikasi yang bisa
berdampak
negatif,
terutama
kepada Indonesia.
Salah satu isu terbesar yang
perlu diperhatikan adalah masalah
kedaulatan dan integritas wilayah
negara. Pada umumnya, batas
wilayah negara didapatkan melalui
dua sumber, pertama batas yang
dibuat dan disetujui bekas penjajah
negara tersebut dengan negara
lain, seperti batas negara-negara di
Asia Tenggara, kedua batas yang
dianggap sebagai batas negara
sebuah negara secara tradisional,
yakni negara modern sekarang ini
merupakan penerus dari negara di
masa lampau, seperti klaim China
di Laut China Selatan.
Dari sini timbul sebuah
pertanyaan, bagaimana jika klaim
perbatasan yang sudah disetujui
sebagai warisan dari pemerintah
kolonial bertubrukan dengan klaim
perbatasan dari sumber tradisional.
Inilah yang menjadi sumber
dari konflik krisis Sabah.
Sejarah Konflik Sabah
Pada
mulanya,
Sabah
adalah wilayah Kesultanan Sulu
yang didapatkan dari Kesultanan
Brunei setelah Kesultanan Sulu
membantu Kesultanan Brunei
dalam menyelesaikan perang
saudara yang terjadi di Kesultanan
Brunei pada abad ke 17.
Namun setelah itu, kekuatan
Kesultanan Sulu pun mulai memudar dan pada Tahun 1878, Kesultanan Sulu menandatangani
perjanjian dengan agen-agen
Northern Borneo Chartered Company, sebuah perusahaan Inggris
yang bersedia untuk menyewa dan
mengurus wilayah Sabah untuk
Kesultanan Sulu dan memberikan

uang pajak kepada Sultan Sulu.


Northern Borneo Chartered Company pada akhirnya bangkrut setelah diduduki Jepang selama
Perang Dunia II, dan wilayah
Borneo pun diserahkan kepada
Pemerintah Inggris.
Inggris sendiri pada Tahun
1960an akhirnya mengalami masalah keuangan yang memaksanya
untuk mengurangi komitmen pertahanannya di Asia Tenggara. Pada
masa ini, Singapura berada dalam
posisi sulit, di mana Lee Kwan
Yew mengalami masalah besar,
terus dirongrong oleh serikat pekerja yang beraliran komunis.
Untuk
mencegah
Singapura
jatuh ke tangan Komunis dan sementara itu juga dimerdekakan
untuk mengurangi beban financial
Inggris di kawasan Asia Tenggara, maka Inggris berencana
menggabungkan Singapura dengan Malaya yang baru saja dimerdekakan. Namun, Malaya sendiri menentang penggabungan
Singapura yang akan merusak
dominasi orang-orang Melayu,
kecuali jika wilayah Inggris di
Kalimantan Utara, yakni Sabah,
Serawak, dan Brunei digabungkan.
Inggris pun setuju dan
akhirnya dimulailah proses penggabungan wilayah jajahan Inggris
di Asia Tenggara yang menjadi
Malaysia. Begitu proses ini dimulai,
Filipina menentang penggabungan
ini. Menurut Filipina, perjanjian
antara Kesultanan Sulu dan Inggris
pada Tahun 1878 yang dibuat dalam
dua bahasa itu memiliki perbedaan
yang kecil namun sangat penting,
di mana dalam text Bahasa
Inggris, diterjemahkan bahwa
Kesultanan Sulu menyerahkan
wilayah Borneo (grant and cede)
sementara dalam Bahasa Arab
dituliskan bahwa Kesultanan Sulu hanya menyewakan wilayah
tersebut. Hal ini menyebabkan
para keturunan Sultan Sulu pun
terus mempertanyakan keabsahan
penyerahan kekuasaan ini, dan
ini pun menjadi sikap Pemerintah

Filipina yang menganggap dirinya


sebagai pewaris dari Kesultanan
Sulu.
Ketegangan antara dua
negara ini pun diperpanas dengan
meletusnya
pemberontakan
di Brunei tanggal 8 Desember
1962,
oleh
elemen-elemen
masyarakat Brunei yang menolak
penggabungan Brunei dengan
Malaysia.
Untuk
memberikan
perlindungan politik bahwa ada
juga pihak-pihak yang tak setuju
dengan pembentukan Malaysia,
maka Pemerintah Malaya di Kuala
Lumpur menuduh Indonesia, yang
juga dianggap memiliki ambisi
di Sabah dan Serawak, sebagai
pihak yang bertanggung jawab.
Indonesia tidak terima dengan tuduhan ini, dan mengecam
pembentukan Malaysia sebagai
sebuah gerakan neo-kolonialisme
dan
neo-imperialisme.
Media
massa di kedua negara pun terus
memperpanas suasana dan hal ini
menyebabkan munculnya konfrontasi, kebijakan pemerintah Indonesia untuk melawan pembentukan
Malaysia.
Walaupun begitu, Indonesia
tidak sepenuhnya melawan pembentukan Malaysia, mengingat
pada waktu itu juga Indonesia mengalami masalah ekonomi. Bahkan Menteri Luar Negeri Subandrio
pada waktu itu pun menyatakan
secara pribadi kepada Malaysia
bahwa Indonesia sebetulnya tidak
menentang penggabungan Malaya
dengan Sabah, Serawak, dan Brunei, selama penggabungan ini didasari jajak pendapat (prinsip selfdetermination). Karena itu, pada
awal masa konfrontasi, tepatnya
pada bulan Juli 1963, Indonesia,
Malaya dan Filipina bersepakat
untuk bertemu di Manila untuk
mendiskusikan lebih lanjut proses
pembentukan Malaysia.
Pertemuan di Manila menghasilkan Manila Accord yang
menekankan prinsip self determination, di mana pemerintah
Indonesia dan Filipina akan me-

nyetujui pembentukan Malaysia


selama didukung oleh rakyat Borneo. Kesepakatan tersebut juga
menegaskan bahwa jikalau Sabah
setuju untuk bergabung dengan
Malaysia, Filipina juga masih berhak untuk terus berupaya melalui
jalur damai untuk memperjuangkan klaimnya atas Sabah (Artikel
12).
Di bawah kesepakatan
Manila, dilakukanlah penentuan
jajak pendapat di Sabah dan
Sarawak yang diawasi oleh
PBB dan hasilnya menyetujui
penggabungan kedua wilayah
tersebut
dengan
Malaysia.
Namun hasil plebisit ini ditolak
oleh Indonesia dan Filipina, yang
menganggap
banyak
terjadi
kecurangan dan juga Malaya
dan Inggris sudah menentukan
hari jadi Malaysia jauh sebelum
hasil jajak pendapat diketahui,
sehingga menimbulkan kecurigaan
bahwa proses jajak pendapat
ini dimanipulasi. Keadaan pun
semakin memanas, dan setelah
terjadi provokasi-provokasi di
Jakarta dan Kuala Lumpur,
Indonesia pun mulai melakukan
aksi-aksi diplomasi dan mliter
untuk merongrong Malaysia yang
hanya berakhir setelah kejatuhan
Presiden Sukarno dan perjanjian
damai dengan Malaysia Tahun
1967.
Klaim Filipina secara aktif
kepada Sabah sendiri akhirnya
berhenti di Tahun 1977 karena Ferdinand Marcos, presiden Filipina
saat itu menginginkan peningkatan
kerjasama yang lebih tinggi dengan sesama negara ASEAN akibat krisis ekonomi yang disebabkan melonjaknya harga minyak.
Namun, masalah Sabah
tetap ada, walau di bawah permukaan, dan muncul secara mendadak Tahun 2013, akibat Sultan
Sulu Jamalul Kiram III yang saat ini
berkuasa, meminta Malaysia untuk
membayar uang sewa lebih tinggi
lagi dan begitu Malaysia menolak,
mengirimkan sekelompok pengikutnya ke Sabah.
Tindakan Sultan Sulu ini,
yang membuat isu Sabah kembali
di permukaan, terjadi pada saat

yang
kurang
menyenangkan
bagi kedua negara Malaysia
dan Filipina. Kedua negara ini
sedang mempersiapkan diri untuk
pemilihan umum.
Akibatnya pilihan kedua
negara pun terbatas. Pemerintah
Malaysia yang berkuasa harus
bertindak keras agar tak bisa dituduh
oposisi sebagai lemah, sedangkan
pemerintah Filipina pun harus
bertindak keras agar tak dianggap
lemah dalam membela klaim
lamanya. Pemerintah Malaysia
pun akhirnya memutuskan untuk
melakukan operasi bersenjata
untuk menghalau para penyelusup
dari Filipina.
Perkembangan
Konflik
Sabah
Walau pun pada awal bulan
Maret 2013, pemerintah Malaysia
mengumunkan keberhasilan Malaysia dalam menumpas para penyusup dari Filipina, namun kondisi
Sabah masih belum stabil. Akibat
berlarut-larutnya konflik ini, banyak
tenaga kerja Indonesia (TKI) yang
berada di Sabah kembali ke Indonesia dan menggambarkan situasi
yang berlainan dari pengumuman
pemerintah Malaysia bahwa kondisi di Sabah sudah mulai kondusif.
Infiltrasi kaum militan dari
Filipina Selatan ke Sabah bukanlah hal baru. Akibat lemahnya
pengawasan wilayah ini, yang disebabkan oleh banyak sekali pulau untuk bersembunyi di wilayah
ini dan juga garis pantai yang begitu panjang, jauh sebelum konflik
Sabah meletus, sejak dulu Sabah
sudah menjadi tempat transit bagi
para militan teroris dan persenjataan dari Filipina Selatan yang
akan menuju ke Indonesia dan
menjadi bagian dari gerombolan
teroris Jamaah Islamiyah. Selain
itu juga, ikatan etnis yang masih
cukup kuat antara warga keturunan Filipina yang sudah lama
menetap di Sabah dengan para
infiltrator dari Filipina Selatan turut
mempersulit upaya untuk melawan
para gerilyawan.
Implikasi
yang
kurang
menyenangkan adalah konflik ini
bisa jadi akan berlangsung terus

menerus, baik dalam skala besar


maupun dalam bentuk perang
gerilya, dan ini akan berdampak
negatif kepada hubungan antara
Malaysia dan Filipina, belum lagi
akan memperawan situasi yang
bisa saja berimbas ke Indonesia.
KESIMPULAN
Seperti sudah didiskusikan
di atas, akar dari konflik Filipina
dan
Malaysia
soal
Sabah
adalah dari pembuatan batas
negara
formal
yang
tidak
mempertimbangkan aspek klaim
sejarah tradisional, yang dalam
konteks ini adalah klaim Sultan
Sulu di Sabah, yang klaimnya
pun kemudian diambil alih oleh
Pemerintah Filipina. Pembentukan
wilayah Malaysia yang terburuburu di Tahun 1960-an yang lebih
disebabkan oleh keinginan Inggris
untuk meninggalkan wilayah Asia
Tenggara.
Peninggalan para penguasa
kolonial menjadi bom waktu yang
bisa saja meletus setiap saat.
Indonesia pun tak kekurangan
bom waktu, yakni wilayahwilayah perbatasan yang masih
terus dalam sengketa dengan
negara-negara tetangga.
Pada umumnya, kebijakan
negara-negara di ASEAN lebih ke
arah pemendaman konflik, yakni
daripada semua negara bertikai
untuk menentukan batas-batas
wilayah masing-masing negara,
negara-negara
ASEAN
lebih
tertarik untuk terus membina kerja
sama di berbagai bidang, terutama
bidang ekonomi, dengan harapan
agar bom-bom waktu tersebut
tidak meledak.

Namun, masalah Sabah
ini memperlihatkan, dibutuhkannya peran aktif tiap negara juga untuk tetap menaruh prioritas untuk
menyelesaikan konflik perbatasan,
jika tidak, bisa timbul konflik seperti
ini, yang dimanfaatkan pihak-pihak
berkepentingan, dan ujungnya
akan merusak perdamaian di kawasan Asia Tenggara. Disarikan
dari berbagai sumber oleh Kolonel
Laut (S) Teguh Widodo, S.E, M.Si
(Han) sekarang menjabat sebagai
Kasetumal.
Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

49

OPINI

50
MUDA BERKARYA, TUA BERJAYA
Aku terpaksa pinjam uang sebenggol buat membelikannya nasi. Kami begitu
melarat, sampai uang sepeser pun memiliki nilai. Aku tidak punya uang untuk
membantunya, tetapi kesetiaan dari patriot utama ini patut dihargai.

alimat
spontan
yang
dilontarkan Bung Karno
saat beliau tengah berjuang
mendirikan PNI beserta rekanrekan setianya diantaranya: Raden
Supriadinata,
Maskun,
Gatot
Mangkupraja, Mr. Sastro Mulyono,
Mr. Suyudi, dll.
Upaya Putra Sang Fajar
(begitu julukan Soekarno dari
ibundanya) untuk membuat mabuk
massa melalui orasinya. Sampai
mereka dikuasai semangat akibat
inspirasinya yang begitu luar biasa,
hingga para pejuang kemerdekaan
berdatangan dari segala penjuru
pulau Jawa ke Bandung. Bahkan
Seorang laki-laki rela melakukan
perjalanan dari Sumatera Selatan
hanya untuk mendengarkan pidato
Sang Orator, yang konon katanya
begitu menyentuh hati seperti
suara kecapi. Adapun cerita yang
menarik, sewaktu beliau mencium
pipi kerabat ayah dari penulis, saat
itu ia masih duduk di Sekolah Dasar
kelas V, ia tidak ingin membasuh
wajahnya,
hingga
keesokkan
harinya. Itu hanya salah satu
dari kisah yang dituangkan Cindy
Adams. Dalam bukunya: Bung
Karno, Penyambung Lidah Rakyat
Indonesia. Seorang proklamator
kemerdekaan
seperti
Bung
Karno ini memberi contoh pada
bangsanya bagaimana cara beliau
memperlakukan
para pejuang
negaranya dengan sepenuh hati,
meski disaat yang paling sulit.
Kerasnya perjuangan dari
para pendahulu bangsa telah
berhasil memotivasi rakyat berbuat
yang terbaik, bangsa Indonesia
mengalami kemajuan yang luar
biasa. Seiring perkembangan
zaman yang pesat, ternyata
tidak selalu memberi efek positif,

tapi juga dampak negatif seperti


degradasi moral di kalangan
muda. Perkembangan budaya
asing yang ada kalanya tidak
sesuai dengan karakter bangsa
diserap tanpa filter yang kuat, telah
banyak menggeser moral budaya
ketimuran yang dulu
dikenal,
santun dan beradab. Materialisme,
individualisme dan egosentris telah
menjamur dalam pemahaman
yang salah kaprah. Sehingga
bermunculanlah kelompok-kelompok dari generasi muda yang
tidak punya kebanggaan terhadap
budaya bangsanya sendiri, sungguh disayangkan.
Tentu saja bukan hal yang
mudah, membendung konflik budaya yang terlanjur mengkristal
dalam negara yang dikenal dengan
kebhinekaannya. Tapi paling tidak,
pesan proklamator kemerdekaan
Indonesia,
bahwa:
Bangsa
yang besar adalah bangsa yang
menghargai jasa pahlawannya,
bisa menjadi acuan semangat tak
kenal menyerah dalam menjaga
kekayaan budaya leluhur melalui
berbagai cara dan upaya, tanpa
pamrih.
Bentuk cara dan upaya
menghargai jasa pahlawan atau
leluhur bangsa ini banyak ragamnya. Misalnya dengan menjaga,
melestarikan dan memanfaatkan
sumber daya alam nusantara untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan
rakyat Indonesia. Melihat konstelasi geografi Indonesia yang memiliki luas wilayah perairan 5.800.000
Km2, luas laut teritorial 3.100.000
Km2, luas ZEEI 2.700.000 Km2,
Panjang Base Line 13.179 Km
dengan 17.499 pulau yang terangkai dalam garis pantai mencapai
81.000 Km, sampai kemudian In-

donesia diakui dunia sebagai negara maritim. Luasnya wilayah laut


nusantara menyimpan potensi kekayaan alam yang sangat banyak
dan tak terhitung jumlahnya ini,
sangat bermanfaat dan dibutuhkan
oleh manusia. Potensi inilah sebenarnya yang akan mengantarkan
rakyat Indonesia kembali ke masa
kejayaan leluhurnya dulu sebagai
bangsa bahari, ingat syair lagu
Nenek Moyangku.
Sejak zaman dulu menguasai laut, terutama selat, berarti
menguasai jalan air sebagai jalur perdagangan,
yang berarti
mengendalikan
perekonomian
dan sekaligus pertahanan dan
keamanan suatu bangsa dan
negara. Sebab dimasa lampau
bangsa yang jaya adalah bangsa
yang menguasai lautan dengan
teknologi pelayaran, astronomi,
pembangunan kapal dan armada
perangnya. Bahkan Kerajaan
Inggris terkenal dengan semboyan
Britain rules the waves. Sejarah
penjajahan bangsa Eropa atas
bangsa-bangsa lain di luar
benua Eropa juga bermodalkan
penguasaan atas ilmu dan
teknologi kelautan, karena ekspedisi untuk menjajah bangsa-bangsa lain dilakukan lewat laut.
Melalui
berbagai
ilmu
pengetahuan
yang
berkaitan
langsung dengan dunia bahari
kita dapat mengejar ketertinggalan kita. Dalam upaya perjuangannya
Indonesia
sempat
mencoba mengingkari jati dirinya
sebagai bangsa bahari dengan
bermetamorfosis menjadi negara
kontinental. Padahal bangsabangsa di dunia, saling berperang,
berlomba
untuk
menguasai
laut dan memanfaatkan segala

Orang-orang besar adalah ibarat meteor yang harus terbakar agar


dunia bisa memperoleh cahaya terang.
- Napoleon Bonaparte potensi serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya untuk
kesejahteraan dan kebesaran
bangsanya.

kedaulatan penting yang diincar,


diperebutkan dan dipertahankan
oleh banyak bangsa dan negara
sejak dulu kala sampai saat ini.

Bangsa-bangsa maju di
dunia sudah lama menyadari
bahwa laut adalah Lebensraum
(ruang kehidupan manusia) masa
depan. Alasannya, daratan diperkirakan tidak akan lagi mampu
menampung
keperluan
umat
manusia, baik dalam suplai bahan
pangan dan energi. Jadi, hari
depan umat manusia, termasuk
manusia Indonesia, terletak di
laut.

Begitu besarnya perhatian


mereka terhadap potensi dan
peluang laut dan perairan sebagai
sumber kemakmuran yang akan
mengantarkan
suatu
bangsa
menjadi bangsa yang besar,
sehingga beberapa negara yang
tak memiliki laut pun
bahkan
mencoba
membuat
terusan/
kanal-kanal/selat sebagai upaya
meningkatkan
kesejahteraan
bangsanya. Jadi, jangan heran,
kalau kemudian media informasi
akhir-akhir ini marak mengulas
berita tentang sengketa bilateral

Demikian strategisnya laut,


karena itu laut adalah wilayah

dan internasional, seperti klaim


atas Ambalat dan Laut China
Selatan.
Sumber
daya
kelautan
berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi
daerah dan nasional untuk
meningkatkan penerimaan devisa,
lapangan kerja, dan pendapatan
penduduk. Sumber daya kelautan
tersebut mempunyai keunggulan
komparatif karena tersedia dalam
jumlah yang besar dan beraneka
ragam serta dapat dimanfaatkan
dengan biaya eksploitasi yang
relatif murah, sehingga mampu
menciptakan kapasitas penawaran
yang kompetitif. Di sisi lain,
kebutuhan pasar sangat besar
Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

51

OPINI

52
karena kecenderungan permintaan
pasar global yang terus meningkat.
Untuk memenuhi hal tersebut maka
akselerasi pembangunan kelautan
merupakan sebuah jawaban yang
tepat.
Berkat
kemajuan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, laut
menjadi wilayah kedaulatan yang
semakin penting karena di dalam
laut tidak hanya ditemukan potensi
kekayaan berupa ikan, tetapi juga
bahan-bahan tambang, terutama
minyak dan gas, sumber energi
lain dan bahan sandang seperti:
akar bahar, mutiara serta bahan
pangan seperti: rumput laut.
Rumput laut terdiri dari aneka jenis
yang memiliki banyak
khasiat
serta manfaat yang telah dikenal
sejak puluhan atau bahkan ratusan
tahun yang lalu di Indonesia
maupun di manca negara. Pada
umumnya rumput laut digunakan
sebagai bahan makanan dan
minuman, namun seiring dengan
berkembangnya IPTEK dewasa ini
rumput laut dapat di kembangkan
dan manfaatkan dalam berbagai
macam industri misalnya tekstil,
kosmetik, dan industri kefarmasian.
Demikian
juga
dengan
potensi peluang usaha bidang
industri jasa maritim masih
dikuasai oleh bangsa asing
yang menjadi investor dengan
pembagian hasil keuntungan yang
tidak maksimal seolah tembok
besar yang sulit ditembus kaum
pribumi. Gambaran kontradiksi ini
merupakan kelalaian kita, karena
perang
yang
sesungguhnya
adalah memerangi diri sendiri
dari kemalasan dan kebodohan,
sehingga
tidak
lalai
dalam
melaksanakan tugas sebagai
warga negara, institusi pemerintah
maupun non pemerintah dalam
menjaga dan melindungi asset
nusantara, hal inilah yang kerap
kita acuhkan.
Sampai saat ini Indonesia
masih minim tenaga ahli bidang
kelautan, karena memang belum
fokus dan belum maksimal
menyosialisasikan
pemahaman
tentang jatidiri bangsa Indonesia

sebagai bangsa bahari. Padahal


Indonesia selain memiliki sumber
daya alamnya yang luar biasa,
juga sumber daya manusianya,
berdasarkan data terkini sekurangkurangnya
ada
259.940.857
penduduk Indonesia yang tidak
bisa dianggap enteng oleh bangsa
lain. Ini terbukti melalui beragam
kejuaraan kelas dunia seperti
olimpiade kimia, fisika metematika
dan ilmu pengetahuan lainnya
termasuk bidang seni dan budaya
telah berhasil dimenangkan oleh
putra-putri Indonesia.
Namun sayangnya, setelah
kemenangan berhasil diraih para
asset nasional ini tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya,
untuk
memajukan
Indonesia
melalui keahlian mereka. Bentuk
kelalaian ini antara lain dengan
melepaskan mereka berkarya di
negeri orang dan menjadi guru
besar/ tenaga ahli/ tenaga pendidik
terlatih di sana
TNI Angkatan Laut sebagai
pengawal samudra tidak hanya
bertugas menjaga kedaulatan
NKRI di laut, tetapi juga melalui
pengaruhnya yang sangat besar
ikut
mewarnai
keberhasilan
nusantara sebagai negara maritim. Oleh karena itu Angkatan
Laut Indonesia dituntut juga sebagai inspirator dan motivator
perkembangan bangsa Indonesia
sebagai bangsa bahari.
Keterbatasan tenaga terdidik sebenarnya dapat diatasi
melalui pemanfaatan mantan tentara, seperti mereka yang telah
pensiun/purnawirawan.
Secara
formalitas memang mereka telah
berhenti dari penugasan. Namun
sesungguhnya, jika ditinjau dari sistem pertahanan negara,
pensiunan atau purnawirawan masuk dalam golongan komponen
cadangan rakyat terlatih. Pengalaman, kemampuan dan loyalitas
mereka tidak diragukan lagi.
Baik dimasa perang maupun di
masa damai. Melalui berbagai
persatuan maupun organisasi
yang menjadi wadahnya, para
sesepuh ini memiliki jaringan

komunitas sebagai pemasok ide


yang brilian kepada pemimpin
yang berkompeten mewarnai maju
mundurnya Indonesia.
Peluang
ini
ibarat
simbiosis mutualisme yang dapat
dikembangkan dan bermanfaat
bagi kedua belah pihak (lembaga
pendidikan
maupun
para
purnawirawan itu sendiri). Dengan
keahlian dan pengalamannya
mereka
masih
dapat
dimanfaatkan sebagai tenaga
pendidik seperti dosen, guru,
dan pelatih di lembaga-lembaga
pendidikan dan ketrampilan untuk
mendukung
terselenggaranya
pendidikan dan pelatihan guna
mencetak
tunas-tunas
muda
di bidang kelautan yang kelak
bakal memperkuat pertahanan
negara di laut melalui berbagai
ketrampilan dan keahliannya yang
dapat memberikan kebanggaan
tersendiri
kepada
generasi
penerusnya.
Di samping itu lembaga
pendidikan dan pelatihan sebagai
tempat menampung ide-ide dan
terobosan-terobosan cemerlang
dari para pensiunan/purnawirawan
yang mungkin saat beliau masih
dinas aktif belum terealisir, juga
mewadahi para sesepuh ini untuk
beraktivitas, sehingga kita dapat
belajar dari pengalaman mereka.
Aktivitas di masa pensiun
ini sangat besar pengaruhnya bagi
para purnawirawan. Berakhirnya
masa tugas menjadi hal yang
menakutkan bagi orang yang
hidupnya bergantung pada gaji
bulanan. Bahkan banyak dari
kalangan tertentu yang terbiasa
hidup nyaman dengan fasilitas
dinas, ketika tiba saatnya pensiun,
mereka tak mampu menerima
kenyataan dengan hati lapang.
Pada kasus tertentu, orang yang
tidak mampu beradaptasi dengan
situasi semacam ini, ditambah
tuntutan
hidup
yang
terus
mendesak, apalagi bila kebetulan
dia adalah satu-satunya penopang
hidup keluarga. Dapat dibayangkan
Post Power Sindrome yang
dialaminya akan semakin berat.

Bahkan ada yang mengalami


gangguan jiwa seperti: tidak bisa
berpikir rasional dalam jangka
waktu tertentu, depresi yang berat,
atau pada pribadi-pribadi introvert
(tertutup) terjadi psikosomatik yaitu
sakit akibat oleh beban emosi yang
tidak tersalurkan.
Seorang
purnawirawan
pernah berkisah, setahun sebelum
pensiun ia menderita stroke,
malah semakin parah tiap kali ia
memikirkan kenyataan bahwa
masa purnadinasnya semakin
dekat. Padahal semasa mudanya
dulu, beliau salah satu prajurit
teladan yang sangat diandalkan
di satuannya berdinas. Sebagian
orang menganggap hal demikian
adalah wajar bakal dilalui oleh
setiap personel dinas aktif, mereka
yang kerap diibaratkan sebagai
macan ompong karena sudah tidak
memiliki power lagi dalam bentuk
kedudukan maupun
jabatan.
Bahkan sebagian orang menjuluki
mereka dengan laskar tak berguna.
Sungguh ini merupakan olok-olok

dan pemikiran yang merendahkan


mental dan semangat serta harga
diri seorang pejuang bangsa.
Pemikiran yang kerdil ini
akan terhapus dengan sendirinya,
saat para purnawirawan/pensiunan
dilibatkan langsung dalam kancah memerangi
keterbatasan
tenaga ahli di bidang kelautan.
Tidak sekadar tenaga security di
perusahaan-perusahaan swasta
saja, bahkan bagi mereka yang
ahli dalam bidang komunikasi,
kehumasan dan bahasa asing pun
dapat menjadi tenaga penghancur
blokade ekonomi lawan. Melalui
kemampuan yang dimiliki, mereka
dapat lebih mudah menjadi
negosiator andal. Kelak yang
bergaung adalah muda berkarya
hingga tua tetap jaya. Dengan
begitu tak akan kita dengar lagi
kisah menyedihkan dari para
purnawirawan
yang
terlindas
kegalauan disebabkan rasa rendah
diri dan tak berguna lagi.

Sejatinya
pensiunan/
purnawirawan adalah bentuk lain
dari pengakuan bangsa dan negara
kepada putra putri terbaiknya,
atas segala upaya mereka yang
tidak kenal kata menyerah,
telah mencurahkan hidup dan
karyanya lewat perjuangan, demi
kehormatan negerinya agar tetap
dapat berdiri kokoh. Boleh jadi
sebagai ungkapan terimakasih
karena telah menjadi abdi negara
yang setia sepanjang hayatnya.
Semoga kita tidak hanya
menjadi bangsa yang dapat membaca pesan sejarah, bahwa:
Bangsa yang besar adalah
bangsa yang menghargai jasa
para pahlawannya. Tapi juga
dapat memaknainya dengan arif
dan bijaksana. Dr. (Cand) R.
Ida Sundari, S.H., MH. (Purek IV
Universitas Jayabaya).

Tinjauan Principles of War


Pertempuran Laut Coral
(3-8 Mei 1942)
Everything in war is very simple, but the simplest thing is difficult. The difficulties accumulate
and end by producing a kind of friction that is detrimental to the outcome of war.
Carl Von Clausewitz, On War

lausewitz menulis kata-kata


tersebut lebih dari 100 tahun lalu, namun seolah tak
terbatas waktu. Pertempuran Laut
Coral memberikan gambaran Imperial Jepang dengan kebanggaan
dan rasa kemenangan yang tinggi
berhadapan dengan aliansi sekutu
pimpinan Amerika Serikat menampilkan Friction of War yang
ditandai pertempuran laut selama
6 hari ( 3-8 Mei 1942).
Sejarah mencatat, pertempuran ini adalah pertarungan skala
besar antara aset-aset kekuatan
laut Imperial Jepang dan Sekutu di mandala perang Samudra
Pasifik yang untuk pertama kali
menampilkan pengerahan kehebatan masing-masing kapal induk
(aircraft carrier) dan tidak pernah
terjadi kontak visual (face to face)
diantara mereka. Pertempuran ini
mengantarkan kepada era baru
pertempuran aspek maritim yang
didominasi oleh kehadiran penerbangan laut (naval aviation) yang

bertengger di atas grup-grup kapal


induk (carrier battle groups).
Mandala Pertempuran
Laut Coral yang terletak di
sebelah timur laut Benua Australia.
Mandala operasi yang cukup
bagi beroperasinya kapal-kapal
induk, namun gangguan berbagai
macam navigasi tetap mengancam
terutama karang-karang dan pulau
kecil yang bertebaran.
IJN diuntungkan dalam
operasi udara kapal induknya yaitu
dengan keberadaan trade winds
yaitu angin permukaan yang selalu
bertiup dari tenggara di belahan
bumi selatan. Hal ini tidak berlaku
bagi Sekutu yang bergerak linla
searah trade winds tersebut dan
harus manuver putar untuk operasi
udara.
Kepemilikan terhadap pangkalan udara yang relatif dekat dengan mandala perang. Jepang dari
Rabaul dan Short Land sedangkan
Sekutu mengoperasikan aset-aset

udaranya dari Cape York, Townsville, Charter Towers dan Port


Moresby.
Perencanaan dan Strategi
a. Perencanaan
1) IJN
Dengan sandi Operation
MO (Port Moresby Operations) Laksamana Inoue
membentuk:
a)
Tulagi
Invasion Force, di bawah
komando Laksamana
Muda Shima, terdiri
dari BAP (400 pasukan), beberapa Kapal
Perusak dan Kapal
Bantu yang dibebani
tugas menguasai Pulau Tulagi.
b) M e n d u k u n g
satuan Tulagi Force
adalah Satuan Lindung di bawah komando Laksda Aritomo Got dengan

komposisi kapal induk


ringan klas SHOHO,
4 x Klas Penjelajah
Berat dan 1 x Perusak.
c)
The
Port
Moresby
Invasion
Force, di bawah komando Laksda Hara
terdiri dari 11 x LST,
1 x Penjelajah, 6
x Perusak dengan
misi melaksanakan
pendaratan di Port
Moresby.
d) ST
Lindung
keseluruhan
operasi ini adalah Striking Force, di bawah
komando Laksamana
Takeo Takagi yang
terdiri dari 2 x Kapal
Induk Shokaku dan
ZUIKAKO, merupakan veteran perang
Pearl Harbor ditabiri
2 x Penjelajah Berat
dan 6 x Perusak.
e) Total 139 pesawat berbasis kapal
induk dan 135 berada
di pangkalan udara
tersedia bagi Armada
IJN.

2)
Allied Force (Sekutu)

Rentang waktu Maret
s.d. April 1942 Sekutu berhasil mengintersep pesan
berasal dari IJN HQ di Truk
yang mengindikasikan sebuah perintah kepada Inoue
untuk menggelar kekuatan
dari Fifth Carrier Division
(Shokaku dan ZUIKAKO)
menuju ke selatan. Pihak
AS menyimpulkan bahwa
maneuver ini bagian dari
Operasi MO, Port Moresby
sebagai targetnya.
Laksamana
Chester Nimitz, memutuskan
menggelar operasi dengan
mengirimkan Gugus Tugas
dari Armada Pasifik menuju
ke Laut Coral pada tanggal
1 Mei 1942. Secara detail
eksekusi operasi diserahkan
kepada Laksda Fletcher.
Komposisi Armada Sekutu:
a)
TF17 di bawah
komando
Laksda
Fletcher, terdiri dari
Kapal Induk YORKTOWN, 3 X Penjelajah Berat, 6 X Perusak dan 1 X BCM.
b)
TF11, di bawah
komando
Laksda
Fitch, terdiri dari Kapal Induk LEXINGTON, 2 X Penjelajah,

5 X Perusak dan 1 X
BCM.
c) TF44 gabungan kapal-kapal perang
AustraliaUS
di bawah komando
Laksda (RAN) John
Crace, terdiri dari 4
X Penjelajah dan 1 X
Perusak.
d) Total 128 pesawat udara berbasis
kapal induk.
b. Strategi
1) IJN
a) Fase I, menduduki area dan posisi strategis guna menetapkan perimeter
pertahanan.
b) Fase II, konsolidasi dan memperkuat
perimeter
pertahanan.
c) Fase III, intersep dan penghancuran setiap serangan yang mungkin
mengancam
terhadap perimeter pertahanan atau area vital
di dalam perimeter.
Secara
bersamaan
rencana untuk menghancurkan kepentingan Amerika Serikat
di selatan Samudera
Pasifik dilancarkan.
Misi Utama Jepang (IJN) :
To occupy Tulagi in the Solomons
and Port Moresby in New Guinea
so as to gain forward bases in order
to disrupt Australia US SLOCS.
2)
Gugus Tugas Sekutu
dengan tupok
To safeguard Port Moresby
in order to secure USAustralian SLOCS.

Battle for Australia - Coral Sea.

Jalannya Purla
a. 3 Mei, Tulagi Invasion
Force melancarkan pendaratan
di Tulagi, berapa pesawat dari
SHOHO (Satuan Tugas Lindung)
melaksanakan payung udara.
Kemudian ST Lindung bergerak ke
Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

55

INFO

56

Kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat Lexington meledak pada 8 Mei 1942, beberapa jam sesudah rusak akibat
serangan udara pesawat-pesawat dari kapal induk Jepang.

barat guna mendukung pendaratan


di Port Moresby via utara Kep
Solomon. Port Moresby Invasion
Group tiba di perairan Rabaul,
lego jangkar dan dijadwalkan
melaksanakan GMS pada malam
hari tanggal 4 Mei.
b. Ketika berada 400 NM
selatan Tulagi, segera setelah
menerima
berita
pendaratan
Jepang di Tulagi, armada Fletcher
(TF-11) negat forma menuju Tulagi
dengan cepat maksimum. 4 Mei
tiba di perairan Tulagi melancarkan
raid udara dari kapal induk
YORKTOWN terhadap armada
Jepang, namun hasil nihil karena
Covering Force Jepang sudah
melakukan pengunduran. Strike
Force Jepang pada posisi 500
NM utara Tulagi. 4 Mei TF-17 R/V
dengan TF-11 dan TF-44.
c.
4 Mei malam hari Invasion
Force angkat jangkar Rabaul
menujut Port Moresby, kemudian
5
Mei
bergabung
dengan
Covering Group yang telah selesai
melaksanakan
tugas
lindung
terhadap pendaratan di Tulagi.
Strike Force terdiri dari kapal induk
Zuikaku dan Shokaku dikomandani
Laksda Takagi berada di utara
Kep Solomon bergerak ke timur
selanjutnya masuk ke Laut Coral
dengan tetap berada di luar
jangkauan pengamatan pesawat
musuh serta dengan harapan
dapat mengambil segala tindakan
dari sisi belakang terhadap satuan
lawan yang hendak mengintersep
Invasion Group.
d. 6 Mei 1930 Strike Force
IJN mengubah halu ke selatan

sedekat 70 NM ke Fletcher. 7
Mei pagi kedua armada tempur
saling mengadakan pencarian
udara secara luas terhadap
keberadaan COG (Center of
Gravity) lawan namun kesalahan
identifikasi
banyak
terjadi.
Berdasarkan kesalahan laporan,
satuan pukul Sekutu menyerang
Satuan Lindung Goto dan berhasil
menenggelamkan kapal induk
ringan SHOHO, yang seharusnya
target utama adalah Port Moresby
Invasion Force, sementara Jepang
menyerang kapal BCM USS
NEOSHO dan kapal kawalnya
USS SIMS yang bukan target
utama juga.
e. Jepang
memainkan
tindakan spekulasi, melaksanakan
raid udara pada malam hari
dengan menerbangkan 27 pilotpilot terbaiknya. Sementara pihak
Amerika diuntungkan dengan terkavernya awan yang tebal dan
sudah menggunakan radar untuk
tindakan positive control terhadap
aksi CAP, hasilnya berhasil mengintercept dan merontokkan 10
pembom Jepang serta menembak
jatuh 11 lainnya. Hanya 6 dari 27
pesud kembali landing di atas
geladak Hara.
f. Pada pengintaian fajar 8
Mei, kedua pihak saling melokalisir
posisi lawan dan melancarkan
serangan udara massal. Kali ini
pihak Jepang diuntungkan dengan
terkaver awan dan badai hujan,
terutama
Zuikaku,
akibatnya
serangan udara pihak Amerika
hanya terkonsentrasi terhadap
Shokaku yang menerima pukulan

tiga bom berturut-turut namun


berhasil kembali ke pangkalan dan
melakukan perbaikan. Pada waktu
yang sama beberapa bomber
Jepang (dive dan torpedo bomber)
menyerang USS YORKTOWN
dan LEXINGTON. YORKTOWN
berhasil melakukan aksi PAU
(Peperangan Anti Udara) dengan
baik. Sementara LEXINGTON
terhantam 2 torpedo dan 3 bom,
terbakar dengan hebat. Dalam
beberapa jam, walaupun api
berhasil dipadamkan, LEXINGTON
terkoreksi miring dan sangat
tidak mungkin menerima landing
pesawat-pesawatnya.
Ledakan
dan api besar menyebabkan kapal
ini ditinggalkan ABKnya, akhirnya
USS PHELPS menembakkan
5 torpedonya untuk menenggelamkan.
Armada kedua belah pihak
mengundurkan diri dari kawasan
pertempuran setelah kedua belah
pihak mengalami kerugian besar.
Pesawat-pesawat hancur dan
kapal induk tenggelam atau rusak.
Setelah kehilangan perlindungan
udara dari kapal induk, Inoue
menarik mundur armada invasi
Port Moresby dengan maksud
mencoba kembali di lain hari.
Pertimbangan Pihak Jepang Membatalkan Invasi
ke Port Moresby
Pada tahap akhir pertempuran, Hara memberi tahu
Takagi bahwa hanya ada 24
pesawat Zero, delapan pengebom
tukik, dan empat pesawat torpedo
yang operasional. Takagi cemas

bahan bakar kapal makin menipis.


Bahan bakar kapal penjelajah
tersisa 50%, sementara bahan
bakar di kapal perusaknya hanya
tersisa 20%. Walaupun Takagi
memberitakan
Inoue
tentang
keberhasilan
pesawat-pesawat
Jepang menenggelamkan dua
kapal induk Amerika Serikat,
Yorktown dan kapal induk kelas
Saratoga, tapi kerugian besar
dalam bentuk pesawat-pesawat
yang hancur menyebabkan dirinya
tidak dapat meneruskan memberi
perlindungan udara untuk invasi.
Inoue akhirnya memerintahkan
konvoi invasi untuk kembali ke
Rabaul
karena
sebelumnya
pesawat pengintai Inoue juga
sudah
melihat
kapal-kapal
Crace pada hari itu. Operasi MO
ditundanya hingga 3 Juli 1942, dan
memerintahkan armadanya untuk
berkumpul di timur laut Kepulauan
Solomon untuk memulai Operasi
RY (Midway). Zuikaku dan kapalkapal pengawalnya mengubah
haluan ke arah Rabaul, sementara
Shkaku dipulangkan ke Jepang.
Tinjauan Principle of War
Masing-masing komandan
mandala perang terlibat dalam
tipe baru pertempuran, kapal induk
versus kapal induk (naval aviation
domination)
serta
minimnya
pengalaman dari pertempuran
sebelumnya; sebagai akibatnya
kedua belah pihak relatif banyak
membuat
kesalahan
yang

signifikan dan kemudian pengamat


pertempuran laut menjuluki dengan
The Battle of Errors, The Battle
of Lost Opportunities, or The
Battle of the Blind, terutama dalam
aspek keakuratan pengamatan
yang mempengaruhi eksekusi
tindakan (course of action/CB).
Selain contoh kasus yang telah
disebutkan di atas, catatan sejarah
menyebutkan, yaitu :
Pada jam 10:55 tanggal
8 Mei, radar Lexington
mendeteksi kontak udara
lawan jarak 68 NM dan
segera mengarahkan 9
Wildcat (Fighter) untuk aksi
intersep. Dengan harapan
bomber torpedo Jepang
terbang rendah, 6 Wildcat
inbound rendah juga untuk
intersep
bomber-bomber
tersebut, namun perkiraan
meleset karena bomber
Jepang terbang tinggi dan
melintas di atas para fighter
Wildcat.
Pertempuran ini berakhir
dengan
kemenangan
taktis
pihak Jepang dalam hal jumlah
kapal-kapal musuh yang berhasil
ditenggelamkan.
Namun
sebaliknya,
pertempuran
ini
berarti kemenangan strategis
bagi pihak Sekutu berdasarkan
beberapa
alasan.
Ekspansi
wilayah Jepang yang sebelumnya
tidak tertahankan, untuk pertama
kalinya berhasil ditahan dalam

Pertempuran Laut Koral. Jepang


juga mengalami kerugian besar.
Kapal induk Shkaku rusak berat
sementara Zuikaku kehabisan
pesawat sehingga tidak dapat turut
serta dalam Pertempuran Midway
yang berlangsung bulan berikutnya.
Hal
tersebut
mengakibatkan
kekuatan udara Amerika Serikat
dan Jepang menjadi berimbang
hingga pertempuran laut di Midway
berakhir dengan kemenangan
Amerika Serikat.
a. Pemilihan dan Keteguhan
pada tujuan (Maintenance of Aim).
1) IJN telah merancang
multi sasaran yaitu Tulagi
dan Port Moresby dalam
mencapai
tugas
pokok
menghancurkan SLOC USAustralia. Dikaitkan dengan
pencapaian tugas pokok,
para perancang rencana
Jepang memandang cukup
ketersediaan aset. Namun
pihak Jepang tidak mampu
memegang teguh tujuan karena lemahnya perencanaan
itu sendiri dan ketidakefektifan penggunaan aset-aset
tersebut dan berikutnya
membatalkan misi walaupun
menimbulkan kerusakan besar terhadap musuh.
2) Di pihak Amerika
terjadi persesuaian dengan strategi dan tugas
pokoknya. Mereka mampu
memelihara misi utamanya
yaitu memukul mundur

Zuikaku tidak rusak, tetapi kehilangan satu pesawat fighter, delapan dive-bomber, dan 14 pesawat torpedo termasuk
kehilangan 14 pilot dan awak. Kemudian Zuikaku diperintahkan untuk kembali ke Jepang dengan sister ship-nya
untuk pengisian suplay dan pelatihan aircrew. Kehilangan air cover kapal induk menumpulkan penyerangan Port
Moresby dan kerusakan kapal induk serta kehilangan awak terlatih membuat kecua kapal induk ini tidak dapat ambil
bagian dalam Battle of Midway pada Juni 1942 yang menjadi kemenangan Sekutu di Pasifik.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

57

INFO

58

Shkaku ikut berperan dalam penenggelamkan kapal USS Lexington, namun menderita beberapa kerusakan dari
serangan pesawat-pesawat kapal induk USS Yorktown dalam perjalanan pulang.

armada
Jepang
untuk
mendaratkan pasukannya
di Papua Nugini, walaupun
menderita kerugian relatif
cukup besar pada level
taktik pertempuran.
b. Pemusatan
Kekuatan
(Concentration of Force)
1) Pada
penyerangan
Pearl Harbor IJN menggunakan 6 kapal induk untuk
mengemban misi utama
tunggal sedangkan kali ini
Jepang sangat yakin dengan hanya 2 kapal induk
dapat mencapai multi sasaran di Laut Coral. Selama
purla mereka menyebar
kekuatan menjadi bagianbagian yang ramping untuk
keseluruhan mandala purla
Laut Coral dan selanjutnya
hasil negatif yang didapat.
2) Tulagi Force dengan
mudah diserbu oleh Fletcher karena tanpa kehadiran
satuan lindung di sekitarnya.
Jepang lebih cenderung
menyebar kekuatan untuk
mencari dan menghancurkan kapal induk Amerika di
mandala purla sesuai perintah Laksamana Yamamoto.
Ketika kapal-kapal induk itu
dapat dihancurkan, diharapkan dapat memegang kendali invasi ke Port Moresby
tak terkekang kehadiran
kekuatan laut musuh. Na-

c.

mun penyebaran kekuatan


terhadap area yang luas
merupakan permasalahan
komplek dalam hal komando dan kontrol yang efektif.
3) Pihak sekutu memainkan managemen yang
cukup baik untuk memelihara pemusatan kekuatan pada pertempuran ini
terkecuali 3 kejadian. Ketika
Fletcher negat forma menuju utara untuk menyerang
Tulagi Forces adalah kejadian pertama, berikutnya ketika Admiral Crace (TF-44)
terpisah dari konvoi utama
menuju Jamrud Pass untuk
pencegatan MO Invasion
Force dan ketiga adalah ketika BCM NEOSHO dikirim
ke selatan.
Keamanan (Security)
1) Sebab utama kegagalan Operasi MO adalah
Jepang gagal memelihara
pengamanan informasi dan
sekutu mampu membongkar
kode-kode rahasia Jepang
selanjutnya menyimpulkan
dengan tepat rencana kampanye militer IJN ke selatan
pasifik terutama Port Moresby. Sebagai konsekwensi
masih banyak satuan dan
unit melanjutkan memakai
sandi yang lama dan ini
makanan empuk bagi Sekutu dalam penyediaan ru-

ang dan waktu bagi gugus


tugasnya sebelum Jepang
gelar kekuatan. Akibat lanjutannya adalah mustahil
bagi Jepang meraih aspek
pendadakan.
2) Bisa
dibayangkan
Jepang baru tahu bahwa
kehadiran gugus tugasnya
diketahui Sekutu ketika
Flethcer menyerang dan
menghancurkan
Tulagi
Group.
d. Pendadakan (Surprise)

Inisiatif pihak Jepang untuk mengkreasi pendadakan telah hilang justru sebelum fase
pertempuran
sebagai
akibat
dari monitoring secara terusmenerus oleh Sekutu terhadap
lalu lintas komunikasi Jepang.
Di lain sisi Sekutu mampu
mencapai pendadakan dengan
mempertahankan 2 kapal induk di
area tersebut. Contoh pendadakan
taktis ketika serangan terhadap
Tulagi Force dan tenggelamnya
NEOSHO
dan
SIMS,
juga
merupakan kegagalan/buruknya
perencanaan dari kedua belah
pihak, bukan bagian dari desain
rencana itu.
e. Kekenyalan (Flexibility)
1) Rencana
Operasi
dan Doktrin Jepang minim
kekenyalan dan kekurangan
terbesar adalah ketidakhadiran Rencana Jingga (Alternate Plan). Telah tercipta

dengan kuat dalam diri tentara Jepang bahwa Operation MO akan sukses.
Lebih jauh lagi kekuatan
IJN terbagi dalam multi grup
yang harus mematuhi jadwal ketat dan kaku, dengan
sendirinya mengurangi elemen kekenyalan.
2) Rencana
Sekutu
relatif kenyal dan Laksamana Nimitz hanya memerintahkan Fletcher untuk menjalankan operasi di
Laut Karang mulai tanggal
1 Mei, perkara How dan
sisanya mengeksekusi operasi tersebut, total ditangan
Fletcher. Namun Fletcher
gagal total memanfaatkan
kekenyalan ini dan aspek
tactical battle lepas.
Analisa Umum
Sun Tzu: The first victory
in any battle is a superior plan.
Perencanaan merupakan faktor
kritis di pertempuran ini. Walaupun
IJN memiliki kekuatan superior,
namun perencanaan lemah di
beberapa aspek penting dan
menjadi rumit pada akhirnya
terutama
dalam
harmonisasi
dislokasi taktik unsur-unsur (MO
Invasion Force, Tulagi Invasion
Force, Covering Force and
Striking Force) untuk meraih multi
tupok pada timetable yang ketat.
Akibatnya
kebingungan
yang
mengemuka, koordinasi tereduksi
dan hilangnya kesempatan dalam
fog of war.
Sekutu memiliki perencanaan fleksibel dan mudah dipahami karena berdasar data intelijen yang kredibel tentang disposisi
dan intensi umum lawan namun
lemah eksekusi karena tidak adanya kejelasan ditambah lagi penilaian situasi yang lemah, Fletcher
kehilangan taktik pertempuran.
Sistem K3 IJN tidak responsive. Panglima 4th Fleet, Laksamana Madya Inoue, yang secara
fisik berada di Rabaul, dan karena
faktor sangat buruknya sistem
komunikasi tidak memungkinkan
bagi Inoue memiliki gambaran situasi yang berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan. Diperparah lagi dengan onboard-nya Laksamana Goto dan Takagi di unsur
penjelajah yang seharusnya di kapal induk.
Tak terbantahkan, kegagalan paling fatal yang melenyapkan peluang berharga, ketika tanggal 6 Mei, sebuah pesud pengintai
melaporkan secara akurat posisi
Task Force 17, tetapi Striking Force
IJN tidak menerima laporan tersebut. Bisa dibayangkan seandainya
Hara menerima laporan tersebut
dan menerbangkan pesud dalam
misi penyerangan, sepertinya akan
dapat merontokkan beberapa kapal sekutu yang sedang proses
bekul dan pasti dapat merubah
outcome peperangan.

Pertempuran Laut Coral


dari aspek/level taktik adalah
kemenangan IJN namun Sekutu
memenangkan
pada
level
strategi. Fakta berkata untuk
menguatkan argumen tersebut
adalah kerugian-kerugian yang
ditimbulkan
Sekutu
terhadap
IJN yang sangat berpengaruh
pada
kampanye
selanjutnya
yaitu Battle of Midway beberapa
bulan berikutnya. Jepang telah
membuang kesempatan emas
untuk melumpuhkan kekuatan
Sekutu di Pasifik Selatan. Dengan
komparasi kekuatan yang superior,
Jepang
gagal
menuntaskan
tupoknya
karena
lemahnya
perencanaan berikut eksekusi.
Mayor Laut (P) Tony Herdijanto,
S.E,M.Sc.

BUDAYA

60

GAMELAN DIAKUI DUNIA

uara
musik
gamelan
di
beranda
kediaman
eyangku di dalam Keraton
Kasepuhan Cirebon, bunyinya
begitu menggelitik telinga. Kakak
dan sepupuku lainnya terdengar
asyik menikmati latihan musik
tradisional yang aku sendiri
bingung memainkannya, karena
dianggap
pengacau
latihan,
maka aku dibujuk Ibundaku untuk
tidur lebih awal, beliau akan
mendongeng tentang gamelan.
Ibu bilang: Ketika gamelan
dibuat, tidak sembarangan, jadi
kitapun harus memperlakukan alat
ciptaan leluhur itu dengan penuh
kasih sayang. Aku menjawab: Aku
sayang gamelan Bu, tapi karena
mereka memukuli terus gamelan
Eyang, jadi aku ambil saja semua
pemukulnya dan mereka berteriakteriak kepadaku. Ibundaku yang
cantik menahan tawa mendengar
celotehku, katanya: Nak, bukan
begitu caranya menyayangi alat
musik tradisional warisan leluhur
kita. Alat musik ada yang baru
bisa bunyi kalau dipetik, seperti:
gitar, bass. Ada yang harus ditiup
dulu baru bunyi seperti: seruling,
saxophone, harmonika. Nah..ada
juga yang tidak mau bunyi kalau
tidak kena pukul seperti alat-alat
gamelan punya Eyangmu itu.
Sebelum belajar memainkannya, kita harus mengerti

nama dari tiap alat musik


gamelan, setelah itu baru hafalkan
bunyinya, karena di dalam bunyi
gamelan ada banyak rahasia dari
ajaran leluhur yang bisa dipetik,
karena itu gunakan baik-baik
pendengaran kita saat belajar.
Ingat, yang penting harus tenang,
sabar, penuh konsentrasi gunakan
perasaan untuk menangkap setiap
bunyinya untuk direnungkan. Kalau nanti kamu sudah boleh ikut
berlatih, akan lebih cepat bisa,
dibandingkan dengan saudarasaudaramu.
Lalu Ibu bertanya: Nak,
bagaimana bunyi gamelan yang
paling kamu suka?. Aku jawab
dengan antusias: Guuung...Guuung....Geerr..., tapi apa rahasia
ajarannya, Bu?. Sambil mengelus rambutku, Ibu berkata: Wah,
berarti telingamu bagus. Bisa
menirukan bunyi gamelan: Guuung.. guuung...geerr... Artinya tugas kita sebagai manusia dalam
bahasa Jawa: ngagung-agungaken Gusti Allah iku kang angger
(mengagung-agungkan
Tuhan
itu yang konsisten, setiap saat,
jangan pernah lupa memuliakan
dan menyembah-Nya). Termasuk
memuliakan negerimu dengan
mencintai budaya kita sama dengan memuliakan bangsa sendiri.
Nah, agar tidak digilas zaman,
atau diambil bangsa lain, maka

kita harus menjaganya dengan


latihan kesenian budaya nusantara, salah satunya berlatih musik
gamelan terus menerus.
Bagaimana jika mukulnya
salah Bu, apa pesan rahasianya
juga salah?. Kembali terlihat
selintas senyum ibuku di sela-sela
kelopak mataku yang semakin
terasa berat karena kantuk. Ibu
menjawab: Ya, nak. Bunyinya
berubah jadi guuung...guuung....
phek.. karena yang dipukul terakhir
bukan gong, tapi pemain musiknya.
Tentu saja pesan rahasianya jadi
salah. Tapi selanjutnya aku tak
mendengar suara ibundaku lagi
karena aku sudah terlelap dalam
pelukannya.
Rasanya seperti terbangun
dari tidur panjangku, ketika media
informasi gencar mengulas tentang gamelan. Beberapa judul
diantaranya Gamelan Menjadi
Kurikulum Sekolah di Jepang,
Singapura, Amerika Serikat, New
Zeland, Australia dan Kanada serta
Inggris. Seni gamelan selama ini
berkembang di beberapa tempat
di Indonesia khususnya Jawa,
Sunda, Bali, Bugis dan lainnya.
Alat musik tradisional ini terus
berkembang pesat, hingga dipakai
untuk mengiringi pagelaran wayang dan tarian, kemudian berdiri
sendiri dengan suara sinden
sebagai pelengkapnya.
Keunikan bunyinya bak
kekuatan magic bagi pendengarnya, tidak saja mampu menginspirasi para seniman manca negara diantaranya dari negara barat
yang mulai berpikir untuk mengembangkan seni sebagai tradisi untuk
mencari jatidiri bangsa.
Dalam upaya pengembangan musik barat itulah mereka banyak berpaling ke budaya timur
yang masih asli. Meski tak sama
persis, gamelan mirip dengan
musik klasik Don Cambell, beliau
adalah penulis efek Mozart yang
mengungkapkan musik klasik

(gamelan) menghasilkan gelombang alfa yang dapat merangsang


sistem limbik jaringan neutron
otak, sehingga pikiran pun lebih tajam dan kreativitas meningkat.
Mungkin banyak di antara
bangsa Indonesia yang belum
tahu, menara Eiffel yang selama ini
menjadi ikon Paris, ibu kota Prancis
ternyata tak lepas dari peran orang
Indonesia, khususnya suku Jawa
dan Sunda yang dikabarkan ikut
hadir di Paris pada 1889 lalu, untuk
memperingati 100 tahun revolusi
Prancis. Seperti dilaporkan laman
Radio Belanda, NRW, peringatan
itu ditandai dengan peresmian
Menara Eiffel. Orang-orang Jawa
dan Sunda didatangkan penguasa
Perancis ke Kota Paris untuk
mengisi le village Javanais (desa
Jawa) sebutan pavilyun Belanda
dalam lexhibition universelle atau
pameran semesta yang saat itu
digelar selama enam bulan. Alat
musik khas Jawa dan Sunda,
Gamelan, menjadi ikon dalam
pameran tersebut. Dentuman
gamelan kala itu mampu menarik
perhatian
masyarakat
Eropa.
Sejak saat itu, keberadaan
gamelan mampu menancapkan
pengaruhnya
pada
musik
barat.
Dengan
pengaruhnya
itu, komponis Perancis Claude
Debussy (1862-1918) sukses
mendobrak
pembaruan
pada
musik klasik barat.
Di Inggris orang pertama
yang memperkenalkan gamelan
di Kerajaan Inggris pada 1987
adalah
Rahayu
Supanggah,
mantan Rektor Sekolah Tinggi
Seni Indonesia (STSI) Solo dan
juga doktor lulusan Sorbonne,
Perancis.
Selanjutnya
musik
gamelan diajarkan di berbagai
organisasi dan lembaga termasuk
penjara. Program dengan nama
Good Vibration yang dipelopori
oleh South Bank Central Gamelan
yaitu sebuah pusat kebudayaan
dan kesenian di Royal Festival
Hall, South Bank London. Program
yang sudah berjalan sejak Tahun
2003
biasanya
dilaksanakan

oleh beberapa kelompok, setiap


kelompok terdiri dari 15-20 orang
dan hingga saat ini pesertanya
sudah mencapai sekitar 2.400
partisipan dari 33 institusi yang
berbeda. Judith Becker dalam
buku, Gamelan stories: Tantrism,
Islam and Aesthetics in Central
Java, mengungkapkan makna
esetoris (bersifat khusus, rahasia
dan terbatas) dari gamelan sebagai
yantra, alat penghubung dengan
cakra, panca indra dan rasa yang
dapat membantu tahapan meditasi
sebelum
mencapai
keadaan
semedi. Melalui media musik
tersebut orang bisa melakukan
penjernihan pikiran, hati dan
pemurnian jiwa yang berujung
pada penyembuhan psikologis.
Bunyi-bunyian yang dihasilkan
gamelan
menurut
penelitian
mereka, bisa menghantarkan
seseorang menuju keseimbangan
spiritual. Bahkan hasil penelitian
di Jepang ditemukan gelombang
supersonik produksi gamelan
baik untuk stimulasi hormon yang
berguna terhadap perkembangan
otak. Dari berbagai penelitian
ternyata gamelan alat terapi
efektif saat rehabilitasi napi
kelas satu di Inggris memperoleh
kehidupan normalnya kembali
pasca hukuman. Terbukti gamelan
melalui program Good Vibration
membantu penurunan tingkat
emosi para napi, sehingga mereka
lebih tenang secara emosional.
Jangka panjangnya para napi bisa
kembali ke kehidupan nyata tanpa
harus
mengulangi
kesalahan
mereka lagi.

Sementara New Zeland


School of Music (NZSM) menjadikan gamelan sebagai kurikulum tetapnya yaitu Special
Indonesian Gamelan. Di Singapura
gamelan dijadikan mata pelajaran
wajib di sekolah dasar. Sedangkan
di Amerika Gamelan Jawa telah
terkenal di berbagai universitas
unggulan seperti di Michigan,
Berkley, San Jose University,
Lewis and Clark College dan
konon kabarnya mereka memiliki
sekitar 500 gamelan, sedangkan
Jepang memiliki 100 gamelan.
Cuplikan informasi yang
begitu banyak itu, menyadarkan
kita tentang pengakuan dunia
terhadap gamelan sang caraka
pembawa pesan, dari leluhur
negeri ini yang tak pernah berhenti
untuk bangsa di nusantara agar
lebih jeli menangkap signal bahaya
tentang kemungkinan terjadinya
keruntuhan budaya yang telah
susah payah mereka bangun
menjadi bangsa yang besar di mata
dunia. Seperti di masa keemasan
Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Kini tinggal menunggu waktu dan
keputusan yang diambil bangsa
Indonesia, sebagai produsen musik
gamelan. Apakah kita cukup puas
menjadi penonton keberhasilan
bangsa lain mengusung budaya
kita saja, atau bahkan kelak kita
malah belajar musik gamelan pada
mereka?Rose Gunawan (Diambil
dari berbagai sumber)

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

61

BUDAYA

62

asta brata
B

erasal dari kata Asto atau Hasto yang artinya delapan, kemudian Baroto yang artinya laku atau
perbuatan. Jadi ASTHA BRATA atau Hasto Broto berati delapan laku atau delapan perbuatan. ASTHA
BRATA terdapat dalam Sarga XXIV dari wejangan Ramayana kepada Gunawan Wibisono, juga Sri
Kresna kepada Arjuna. Diterangkan bahwa seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin atau raja
dalam jiwanya terdapat delapan macam sifat kedewasaan atau delapan macam watak-watak delapan dewa.
Kewajiban seorang pemimpin harus selalu mencerminkan sifat dan sikap dari delapan alam.
1.

Dewa Surya atau Watak Matahari


Menghisap air dengan sifat panas secara
perlahan serta memberi sarana hidup.
Pemimpin harus selalu mencerminkan sifat
dan sikap semangat kehidupan dan energi
untuk mencapai tujuan dengan didasari pikiran
yang matang dan teliti serta pertimbangan baik
buruknya juga kesabaran dan kehati-hatian.

2. Dewa Chandra atau Watak Bulan


Yang
memberi
kesenangan
dan
penerangan dengan sinarnya yang
lembut. Seorang pemimpin bertindak halus
dengan penuh kasih sayang dengan tidak
meninggalkan kedewasaannya.

2
3.

Dewa Yama atau Watak Bintang


Yang indah dan terang sebagai perhiasan
dan yang menjadi pedoman dan
bertanggung jawab atas keamanan anak
buah, wilayah kekuasaannya.

4.

Dewa Bayu atau Watak Angin


Yang mengisi tiap ruang kosong. Pemimpin
mengetahui dan menanggapi keadaan
negeri dan seluruh rakyat secara teliti.

5.

Dewa Indra atau Watak Mendung


Yang menakutkan (berwibawa) tetapi
kemudian memberikan manfaat dan
menghidupkan, maka pemimpin harus
berwibawa murah hati dan dalam
tindakannya bermanfaat bagi anak buahnya.

6.

Dewa Agni atau Watak Api


Yang mempunyai sifat tegas, dapat membakar
dan membinasakan lawan. Pemimpin harus
berani dan tegas serta adil, mempunyai prinsip
sendiri, tegak dengan berpijak pada kebenaran
dan kesucian hati.

7.

Dewa Baruna atau Watak Samudra


Sebagai simbol kekuatan yang mengikat.
Pemimpin harus mampu menggunakan
kekuatan dan kekuasaannya untuk menjaga
keseluruhan dan keutuhan rakyat serta
melindungi rakyat dari segala kekuatan
lain yang mengganggu ketenteraman dan
keamanan secara luas dan merata.

7
8.

Dewa Kuwera atau Watak Kekayaan


atau Watak Bumi
Yang sentosa, makmur dengan kesucian
rohani dan jasmani. Pemimpin harus
mampu mengendalikan dirinya karena harus
memperhatikan rakyat, yang memerlukan
bantuan yang mencerminkan sentosa budi
pekertinya dan kejujuran terhadap kenyataan
yang ada.

Alam raya ciptaan Tuhan telah memberi banyak manfaat bagi umat manusia. Sudah selayaknya setiap individu,
apalagi pemimpin, belajar dari keagungan ciptaan Tuhan, yaitu alam semesta. Disadur dari berbagai sumber.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

63

INFO

64
INTERNAL COMMUNICATION
IN MILITARY PUBLIC AFFAIRS

n Public Affairs (PA) works,


we spend so much time to
concentrate to our external
audiences in regard to send
our messages and information.
Theres nothing wrong with it.
Its our obligate and mandate
to inform public about our
institution. But, sometimes we
forget that we have another
important audience that we
have to take care. It is what we
call internal audiences.
Just like the external
communication, the internal
communication should be

the chain of command and


collective responsibility.
Its our responsible to
keep our colleagues informed
of how their activity impact their
unit, base or wing. Commanding
officer and institution, in turn,
are responsible to informing us
of institution policies, programs,
and services that have a broad
impact on our institution.
Our ability to effectively
communicate
to
internal
audience is just as important
as the ability to communicate
our messages to external

audiences. As a large institution,


we have many audiences that
need to inform about what is
happening in their institution.
There are many things that
we can share to our audience.
Operation that we involved,
rules, regulations, guidelines,
operating procedures, formal
orders
and
governmental
directions and decisions, as
well as corporate objectives,
messages and news, must
all passed on to appropriate
formations, bases, units, and
even individuals. Therefore,

diambil dari gambar Google.com

internal communication must


be embedded into our chains
of command, fully integrating
PA into the decision-making
process (just like the external
communication)
for
policy
development, program design,
service delivery, and military
doctrine and operations.
Internal communications
is the process commanders
and
managers
use
to
communicate with those under
their command. The chain
of command is a key part of
the internal communications
system. It delivers most
information to the right people
in the right time. Routine orders,
commanding officers parades,
and staff briefings are always
we use to provide member with
the information they need.
But, we have to keep
in mind that when we say
delivers information to the
right people, there are several
things that we have to consider.
Because, our internal audience
is not only the military member,
there are civilian employees,
cadets, family of the member
and even retired member
they are the audience that we
consider as internal audience.
And its important to us as a PA
Officers (PAO) to understand
these type of audiences. They
are having a different need for
information for every cases of
communication. Families, for
example, when there is another
new deployment for the troops
maybe family just need to know
how they beloved ones can be
back home safely to them and
how the government will take
care of them when they beloved
ones deploy. And the military
member, as a military, maybe
they need to know information
about the situational awareness
in area that they will deploy,

they need to know the concept


of operation which we cant talk
about that to the families. By
knowing the special needs our
internal audiences, its likely will
change the way we used to be
deliver internal communication,
but, the chance that our
information will delivers it to the
people even bigger.
Internal Communication
Tools
In communication, its
known that there are two type of
tools that we use to; the one-way
method and two-way method.
In one-way, the information only
flow from the sender to receiver.
And in two-ways the information
sent by sender will be replied by
the receiver, which makes the
communication more dynamic
between the sender and the
receiver.
In internal communication,
our audiences are the people
who actually live inside or near
military life. This, of course,
the thing we have to consider
before we choose the tools to
communicate with them. Likely,
when we communicate with the
close person we will choose
two-ways
communication
method. But, it always depends
on situation and the culture.
Different situation, different
culture might be having different
approach. But, two-way method
will makes the audience feel
like they are engage and
contributing to the institution.
And from the internal
communication
tools
that
we have, for example the
commander hours, bulletin
board, base magazine, intranet
and internet, etc. there will
always a choice for us to decide
whether we want to use the oneway or two-way method. Again,
it depends on the situation.

And because of the


information era, in the military
PA recently, the internal
communication is so important
that most of the military PA
in some developed country
give a special attention to it.
Because, now on, information
is easy to accessed, if we
not give information that our
audience want to know they
will find it anyway. Also with
internal communication, we
dont want our audience know
information about our institution
from somewhere else. The
reasons are, the information
that they found could be not
accurate or mislead; and as an
institution, we dont want to lose
our credibility from our internal
audience by not giving enough
care to our members and the
other internal audiences.
Its always hard as a PAO
when we have to deal with the
external communication plus
the internal communication.
Some people might think that
the external communication
is more important than the
internal communication. But,
keep in mind that the internal
audiences, if they well-informed,
can be the ambassador for our
institution. They could help
us to disseminate information
about our institution to the
public, which are our external
audiences.
In the end, the internal
communication is the command
responsibility.
It
is
the
commander decision whether
we want to use it or not. But,
as a PAO, its our obligation to
advice him/her about the benefit
of internal communication.
SLt Wahyu Widadi

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

65

BUDI DAYA

66
Kepiting Bakau
(Scylla serrata)

dan Budidayanya

epiting bakau (Scylla serrata)


merupakan
salah
satu
komoditas perikanan pantai
yang mempunyai nilai ekonomis
penting. Keberadaannya banyak
diburu dan ditangkap oleh nelayan
untuk penghasilan tambahan dan
bahkan telah mulai dibudidayakan
secara tradisional di tambak.
Mengingat
permintaan
pasar
ekspor akan kepiting bakau yang
semakin meningkat dari tahun ke
tahun maka usaha ekstensifikasi
budi daya kepiting bakau mulai
dirintis di beberapa daerah.
Berkembangnya
pangsa
pasar kepiting bakau baik di
dalam maupun di luar negeri
adalah suatu tantangan untuk
meningkatkan produksi secara
berkesinambungan,
namun
tergantung pada kualitas kepiting
(ukuran
tingkat
kegemukan).
Penggemukan kepiting dapat
dilakukan
terhadap
kepiting
bakau jantan dan betina dewasa
tetapi dalam keadaan kosong/
kurus. Untuk dapat menghasilkan

kepiting yang gemuk diperlukan


waktu yang cukup pendek yaitu
10 - 20 hari. Harga jual kepiting
gemuk menjadi lebih tinggi dengan
demikian dapat meningkatkan nilai
tambah bagi petani.
Habitat dan penyebaran
Kepiting Bakau terdapat di
wilayah perairan pantai estuaria
dengan kadar garam 0 sampai
35 ppt. Menyukai perairan yang
berdasar lumpur dan lapisan air
yang tidak terlalu dalam sekitar
10- 80 cm dan terlindung, seperti
di wilayah hutan bakau.
Di habitat seperti itu kepiting
bakau hidup dan berkembang biak.
Di laut dekat pantai, seringkali
nelayan dapat menangkap kepiting bakau yang sudah dewasa
dan mengandung telur. Agaknya
kepiting bakau menyukai laut
sebagai tempat melakukan perkawinan, namun kepiting bakau
banyak dijumpai berkembangbiak
di daerah pertambakan dan hutan

bakau yang berair


tak terlalu
dangkal (lebih dari 0,5 m).
Habitat hutan bakau itulah
habitat utama bagi kepiting
untuk tumbuh dan berkembang,
karena
memang subur dihuni
oleh organisme kecil yang menjadi
makanan dari kepiting bakau itu.
Jadi cocok sebagai breeding
gound (tempat memijah) dan
nursery ground (tempat anakanak
kepiting
berkembang/
tumbuh) .
Kepiting bakau mempunyai
daerah penyebaran geografis yang
sangat luas, yaitu pantai wilayah
Indo Pasifik barat, dari pantai barat
Afrika Selatan, Madagaskar, India,
Sri Langka, seluruh Asia Tenggara
sampai kepulauan Hawaii; Di
sebelah utara, dari Jepang bagian
selatan sampai pantai utara
Australia. Dan di pantai barat
Amerika bagian selatan. (Moosa
et al., 1985 dalam Mardjono et al.,
1994).

TEKNIK Budi daya PEMBESARAN


Faktor teknik yang perlu
diperhatikan untuk menunjang
keberhasilan budi daya pembesaran kepiting, antara lain:
a.
Pemilihan Lokasi Budi Daya.
Pemilihan lokasi budi daya
harus tepat secara teknis operasional dengan mempertimbangkan
beberapa aspek sebagai berikut:

1. Mutu air cukup baik
(Salinitas 15 - 30 ppt, pH air 7-8,
Suhu 25 - 30 C, Kandungan O >3
ppm).

2. Mudah diawasi.

3. Substrat dasar tambak adalah lumpur berpasir.

4.
Untuk sistem karamba
harus terhindar dari pengaruh
banjir dan mudah terjangkau oleh
pasang surut.
5.
Merupakan
wilayah
penangkapan kepiting.
b. Tempat Pemeliharaan.
Tempat pemeliharaan kepiting bisa berupa kurungan bambu,
waring, maupun bak beton. Untuk
tempat pemeliharaan kepiting
yang berasal dari kurungan bambu
(karamba) disarankan berukuran
1,5x1x1 meter atau 2x1x1 meter,
hal ini bertujuan memperrmudah
pengelolaannya terutama pada
waktu
mengangkat
karamba
diwaktu panen.
c.
Pemilihan Benih.
Kesehatan benih merupakan satu diantara faktor yang
menunjang keberhasilan dalam
usaha penggemukan kepiting.
Oleh sebab itu pemilihan dan
pengelolaan benih harus benar
dan tepat. Kesehatan benih juga
bisa dilihat dari kelengkapan kakikakinya. Hilangnya capit akan
berpengaruh pada kemampuan
untuk
memegang
makanan
yang dimakan serta kemampuan
sensorisnya.
Walaupun
pada
akhirnya setelah ganti kulit maka
kaki yang baru akan tumbuh tetapi
hal ini memerlukan waktu, belum
lagi adanya sifat kanibalisme
kepiting, sehingga kepiting yang
tidak bisa jalan karena sedang

ganti kulit sering menjadi mangsa


kepiting lainnya. Untuk itu maka
harus dipilih benih yang mempunyai
kaki masih lengkap. Benih kepiting
yang kurang sehat warna karapas
akan kemerah-merahan dan pudar
serta pergerakannya lamban.
d. Pengangkutan Benih.
Walaupun kepiting bakau
merupakan hewan yang tahan
terhadap perubahan lingkungan
namun cara pengangkutan yang
salah bisa menyebabkan kematian
dalam jumlah banyak atau mengurangi sintasan. Pengangkutan
benih sebaiknya dilakukan sewaktu suhu udara rendah dan kurang
sinar matahari. Tereksposenya
benih kepiting ke dalam sinar matahari bisa menimbulkan dehidrasi
yang pada akhirnya cairan dalam
tubuh kepiting akan keluar semuanya sehingga menyebabkan
kematian.
Tingginya kematian benih
setelah sampai tempat tujuan
biasanya
disebabkan
karena
benih yang dibeli memang sudah
lemah akibat sudah ditampung
beberapa hari oleh pedagang
pengumpul. Biasanya kematian
kepiting terjadi setelah hari ke-4
dalam
penampungan
tanpa
air. Wadah yang dipakai dalam
pengangkutan kepiting sebaiknya
tidak menyebabkan panas dan
letakkan kepiting dalam posisi
hidup. Wadah sterofoam dengan
panjang 1 m dan lebar 60 cm dapat
menyimpan benih sebanyak 100150 ekor untuk benih yang diikat.
Lakukan penyiraman sebanyak
2-3 kali penyiraman dengan air
berkadar garam 10-25 ppt, selama
pengangkutan 5-6 jam.
PENEBARAN
Penebaran kepiting dilakukan pada pagi atau sore hari
pada karamba. Benih kepiting
yang ditebar berukuran berat
200-300 gram per ekor. Untuk
ukuran karamba 1,5-2x1x1 meter
kepadatan tebar nya kurang lebih
15-25 kg atau sebanyak 60-70
ekor.

PEMELIHARAAN
Penempatan karamba dalam petak tambak disarankan
diletakkan di dekat pintu masuk/
keluar air. Posisi karamba sebaiknya menggantung berjarak 15 cm
dari dasar perairan yang tujuannya
agar sisa pakan yang tidak termakan jatuh ke dasar perairan tidak
mengendap di dalam karamba.
Diusahakan seminggu 2 kali karamba dipindah dari posisi semula
hal ini bertujuan agar terjadi sirkulasi/pergantian air. Kegiatan dalam
pemeliharaan setelah penebaran
dilakukan :

Pemberian pakan rucah
lebih diutamakan dalam bentuk
segar sebanyak 5 -10% dari berat
badan dan diberikan 2 kali sehari
yaitu pagi dan sore/malam hari.

Penggantian air dilakukan
bila terjadi penurunan kualitas air.

Sampling dilakukan setiap 5 hari untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan dan
kesehatan kepiting.
Dengan pengelolaan pakan
yang cermat, cocok dan tepat
jumlah maka dalam tempo 10
hari pertumbuhan kepiting bisa
diketahui.
PEMANENAN
Pemeliharaan/penggemukan kepiting di karamba dapat dilakukan selama 15 hari, tergantung pada ukuran benih dan laju
pertumbuhan. Laju pertumbuhan
oleh jenis pakan yang diberikan
dan kualitas air tambak. Untuk
memanen kepiting digunakan
alat berupa seser baik untuk
tujuan pemanenan total maupun
selektif. Pelaksanaan panen harus
dilakukan oleh tenaga terampil
untuk menangkap dan kemudian
mengikatnya. Selain itu tempat
dan waktu penyimpanan sebelum
didistribusikan kepada konsumen
menentukan kesegaran dan laju
dehidrasi karena kehilangan berat
sekitar 3-4% dapat menyebabkan
kematian.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

67

INFO

68
PENUGASAN DI MTF UNIFIL-LEBANON

aya selalu percaya bahwa


kata-kata JOIN THE NAVY
TO SEE THE WORLD itu
benar adanya, terbukti dengan
beberapa
kesempatan
yang
dipercayakan oleh TNI khususnya
TNI AL kepada saya, yang salah
satunya
adalah
kesempatan
bergabung dengan misi UN di
Lebanon tepatnya di Maritime Task
Force (UNIFIL MTF). Dan saya
mendapat kesempatan langka
untuk bekerja di bawah naungan
UN selama satu tahun sebagai
salah satu UN Peacekeepers
dari TNI. Saya terdorong untuk
menulis artikel singkat ini karena
seperti saya sebelum penugasan
ini, sebagai anggota TNI/TNI AL
masih belum familiar dengan
misi ini (UNIFIL MTF). Sekaligus
sebagai informasi saja sejauh ini
Indonesia telah mengirim 4 KRI
yaitu KRI Diponegoro, KRI Frans

Kaisiepo, KRI Sultan Iskandar


Muda, dan KRI Sultan Hasanuddin
untuk bergabung di misi UNIFIL
sejak Tahun 2010. KRI ini berada
di bawah UNIFIL MTF beserta
kapal perang asing dari beberapa
negara lainnya. Merupakan suatu
kebanggaan
tersendiri
untuk
bekerjasama dengan para anggota
Angkatan Laut. Negara lain dalam
misi ini dan jujur bukan hal yang
mudah untuk menyatukan visi dan
misi agar outcome yang dicapai
sesuai dengan mandat PBB dan
tidak ada ketersinggungan satu
dengan yang lainnya hanya karena
kendala bahasa dan atau budaya
dan pola kerja yang berbeda.
As an overview, saya akan
jelaskan tentang UNIFIL MTF
secara umum. MTF adalah satuan
di bawah UNIFIL yang sesuai
dengan namanya berhubungan
dengan pengamanan wilayah laut
Lebanon. Berdasarkan resolusi
DK PBB 1701 serta berdasarkan
surat permintaan dari pemerintah
Lebanon yang ditandatangani oleh
PM Siniora tanggal 6 September
2006, maka tugas pokok dari
Satgas MTF (Maritime Task Force)
adalah:
1) Melaksanakan
kegiatan
Maritime Interdiction Operation
(MIO) dan pengawasan dalam
rangka
membantu
Angkatan
Laut Lebanon mengawasi dan

mencegah masuknya senjata


ilegal melalui laut di wilayah yuridiksi Lebanon, sampai dengan
Angkatan Laut Lebanon mampu
untuk melaksanakannya secara
mandiri.
2) Memberikan pelatihan agar
Angkatan Laut Lebanon mampu
melaksanakan tugas tugas angkatan laut sehingga mampu menjaga wilayah perairan teritorialnya
sendiri tanpa asistensi dari MTFUNIFIL.
3) Tugas tambahan adalah
melaksanakan pengawasan pergerakan udara di atas wilayah area
operasi maritim dan di wilayah
Lebanon.
Saat ini Brazil menjadi Lead
Nation UNIFIL MTF yang dipimpin
oleh seorang Rear Admiral dari
Brazilian Navy (BRA Navy) sedangkan Chief of Staff dari TNI
AL dan Deputy Chief of Staff dari
Brazilian Navy. MTF terdiri dari
beberapa branches yaitu N1 dari
TNI AL, N2 dari BRA Navy, N3
dan N7 dari DEU Navy, N4 dari
TNI AL, N5 dari BRA Navy, N6
dari Bangladesh Navy. MTF juga
dibantu oleh seorang Legal Adviser
(LEGAD) dan seorang Military
Adviser (MA) dari BRA Navy.
Tugas utama MTF adalah
membantu
Lebanese
Armed
Forces Navy (LAF Navy) untuk
mengamankan
wilayah
laut
Lebanon dan juga melatih LAF
Navy agar mempunyai kemampuan
untuk mengamankan wilayah
lautnya sendiri. Lebih lanjut lagi
MTF terdiri dari beberapa unsur
dari beberapa negara yang pada
saat ini adalah 1 kapal perang
Brazil yang juga bertindak sebagai

MTF morning brief.

Flagship (kapal bendera), 2 kapal


perang Jerman, 2 kapal perang
Bangladesh, 1 KRI, 1 kapal perang
Yunani, dan 1 kapal perang Turki.
Di samping itu untuk mengevaluasi
setiap kegiatan yang sudah dilaksanakan maupun sharing informasi
tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, normalnya untuk di
MTF office dilaksanakan morning
brief dan antar units dengan MTF
staff diadakan Commanders conference.
Selanjutnya tentang kesempatan emas onboard di
kapal perang asing datang tanpa
diduga. Memang sudah lama saya
berminat untuk onboard dalam
waktu yang lumayan lama dan
bukan hanya sebatas Joy Sailing
saja. Begitu tawaran dari MTF
Commander dan Komandan Kapal
Brazil (BRS LIBERAL - F43) datang
tanpa ragu saya bilang iya saya
bersedia onboard di kapal mereka.
Saya onboard mulai dari tanggal
1-8 Agustus 2012 bertolak dari
Beirut seaport menuju Limassol
Seaport di Cyprus. Sungguh suatu
pengalaman menarik dan tidak
terlupakan bagi saya yang bukan
korps pelaut. Di BRA Navy sama
seperti di TNI AL, tidak ada tentara
wanita yang onboard di kapal.
Karena adanya downsizing
di UNIFIL dengan adanya BRS
LIBERAL
sebagai
Flagship,
maka jumlah staf MTF yang di
setujui untuk di darat cuma 11
orang dan 10 staf lainnya yang
dari BRA Navy onboard di kapal
mereka. Sesuai dengan salah
satu fungsinya sebagai kapal
Flagship, BRS LIBERAL juga
mempunyai office room dengan
beberapa laptop dan jaringan
internet yang bagus sehingga
kerja tidak terganggu. Sebagai
contoh, kita tetap bisa bekerja dari
kapal walau sedang berada di laut

selama internet tetap ada karena


UNIFIL memang menyediakan
satu program bernama LOTUS
yang bisa diakses dari mana saja
oleh anggota UNIFIL sebagimana
juga kalau di darat semua aliran
informasi dan pekerjaan di share
lewat LOTUS ini.
Selama layar dan patroli di
Zona yang telah ditentukan BRS
Liberal juga melaksanakan latihan
internal seperti Abandonment and
Combat Exercise, Air Operations,
Conduct and Dicipline Training,
Portable Gun Exercise, dan beberapa internal exercises lainnya
sebelum sandar di Limassol,
Cyprus.
Sandar 3 hari di Limassol,
Cyprus dan disini free program
buat semua ABK tapi diatas jam
11.00 dengan kata lain kerja dulu
setengah hari baru boleh pesiar.
Saya merasakan suasana
yang akrab dan saling bertukar
informasi tentang segala hal
berhubungan dengan Angkatan
Laut masing-masing dan juga
dengan seorang Perwira LAF
Navy yang bertugas sebagai LLO
di BRS LIBERAL. Ini merupakan
pengalaman berharga buat penulis
bisa bekerjasama dengan perwiraperwira Angkatan Laut negara lain
secara professional.
ONBOARD FGS GEPARD, 30
AGUSTUS 2012
Kesempatan kedua untuk
onboard di kapal asing datang
dari kapal Fast Patrol Jerman.

Saya ditawari untuk onboard di


FGS tersebut termasuk juga 2
orang Perwira Angkatan Laut
Brazil. Perjalanan dimulai dengan
penjemputan oleh sekoci FGS ke
Naqoura Seaport dan ditransfer
ke FGS di tengah laut. Sungguh
suatu pengalaman yang sangat
berkesan sekali buat penulis
karena itu pertama kali transfer
dengan sekoci (pernah sekali
dengan sea rider KOPASKA
bertahun lalu). Penulis berada
kurang lebih 7 jam dan ikut patroli
di AMO MTF Zone 1. Penulis diajak
ship tour oleh C.O FGS sendiri dan
dijelaskan tentang kemampuan
kapal termasuk senjata dan
mereka
juga
melaksanakan
latihan menembak dan evacuation
exercise. Dari percakapan dan
share dengan CO dan beberapa
perwira lainnya penulis mendapat
banyak pengetahuan baru tentang
pola pikir dan cara kerja mereka
(DEU Navy) di lapangan.
Dan sekarang tanpa terasa
penulis sudah hampir ending
mission dan akan kembali bertugas
di tanah air pada bulan Februari
2013 ini. Terima kasih yang tidak
terhingga penulis ucapkan pada
TNI dan khususnya TNI AL atas
kesempatan berharga ini dan
penulis berharap penugasan ini
akan mendorong penulis agar
lebih mampu mengembangkan
kemampuan diri untuk kemajuan
TNI dan TNI AL khususnya.
LT CDR Amimul Ummah Bay,
S.Pd, mintlst

Deputy force commanders visit


before presentation (MTF Office).
Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

69

INFO

70
Diary prajurit

Apa itu MCOU?

(Military Community Outreach Unit)

eperti halnya masyarakat


dan juga sebagian besar
prajurit TNI, awalnya aku
sendiri tidak tahu apa sih itu Satgas
MCOU UNIFIL di Lebanon beserta
tugas-tugasnya. Setelah searching
di internet (meski informasinya
sangat terbatas) dan kini berada di
dalamnya langsung, aku baru tahu
persis, apa sih MCOU itu.
Agar gambaran tentang
MCOU tidak terpotong maka
sebelum melangkah tentang tugas
dan fungsi MCOU UNIFIL di mana
aku berada di dalamnya, ada
baiknya aku kasih prolog gambaran
awal terbentuknya unit kecil di
UNIFIL yang diberi nama MCOU
itu. Seperti kita ketahui konflik
yang berkepanjangan di wilayah
Lebanon melahirkan beberapa
Resolusi Dewan Keamanan PBB
diantaranya Tahun 2004 lahir
United Nation Security Council
Resolution (UNSCR) bernomor
1559. Dalam resolusi ini disepakati
untuk mengakhiri konflik dengan
melucuti senjata yang berada di
milisi-milisi dan menarik mundur
pasukan Israel dari wilayah
Lebanon. Berikutnya karena konflik
tetap tidak bisa dihentikan, untuk
kedua kalinya Dewan Keamanan
PBB mengeluarkan Resolusi.
Resolusi kedua ini dikeluarkan
pada Tahun 2006 (UNSCR 1701).
Untuk menjaga proses perdamaian
di wilayah Lebanon maka PBB
memberikan kuasa kepada United
Nation Interim Force in Lebanon
(UNIFIL),
untuk
menjalankan
Mandat UNSCR 1701.
Dalam
melaksanakan
tugasnya, UNIFIL sangat berperan
aktif dalam membantu masyarakat
Lebanon baik dalam bidang sosial
kesejahteraan dan keamanan
nasional. Wujud bantuan tersebut

adalah dengan membangun beberapa fasilitas umum seperti


penyediaan
generator
listrik,
pipa irigasi, gedung sekolah, perbaikan jalan dan lain sebagainya.
Di samping itu dalam bidang
keamanan dilaksanakan latihan
bersama antara pasukan UNIFIL
dengan Lebanese Armed Forces (LAF) dalam rangka untuk
mewujudkan LAF sebagai komponen utama dalam bidang pertahanan dan keamanan negara
seperti yang tertuang dalam
Resolusi Dewan Kemanan PBB
1701 (UNSCR 1701).
Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan peran dan tugas serta
efektifitas kegiatan pasukan PBB di
wilayah operasi Lebanon Selatan,
maka UNIFIL membutuhkan informasi akurat yang berkaitan
tentang persepsi dan penilaian
masyarakat terhadap UNIFIL, agar
dapat dilakukan tindakan atau
upaya di dalam menindaklanjuti
persepsi dan penilaian tersebut
melalui kegiatan propaganda.
Untuk merealisasikannya, UNIFIL
akhirnya membentuk suatu unit
kecil yang bertugas mencari
informasi tingkat persepsi dan
penilaian masyarakat serta melakukan propaganda terhadap
peran UNIFIL. Satuan kecil ini
selanjutnya
dikenal
dengan
sebutan
Military
Community
Outreach Unit (MCOU). Dalam
prakteknya, satuan ini harus mampu melaksanakan interaksi dengan
masyarakat dengan melakukan
komunikasi langsung terhadap masyarakat atau yang dikenal dengan
istilah Outreach atau yang biasa
dikenal komunikasi tatap muka
(face to face communication).

Secara umum tugas pokok


MCOU adalah melaksanakan kegiatan interaksi dengan masyarakat
melalui komunikasi tatap muka
(face to face communication) yang
bertujuan untuk mempengaruhi
dan membentuk persepsi, tingkah
laku dan kebiasaan-kebiasaan
tertentu masyarakat dan sasaran komunikan/TAs (Target
Audiences) yang telah ditentukan
dalam rangka membantu tugastugas UNIFILuntuk menerapkan
UNSCR 1701, khususnya dalam
hal meningkatkan peran LAF
sebagai komponen utama dalam
keamanan serta efektifitas keberadaan UNIFIL.
Penjabaran
dari
tugas
pokok tersebut adalah dengan
melaksanakan kegiatan penilaian
terhadap
sasaran
Target
Auidiences (TAs-yakni masyarakat
Lebanon, tokoh masyarakat dan
tokoh agama) dan menganalisa
mengenai
sikap,
keyakinan,
kerentanan,
dan
kerawanan
yang berkembang. Di samping
itu memantau laporan-laporan
intelijen dan masukan-masukan
dari unit yang lain yang mendukung
tugas pokok MCOU seperti
laporan dari J2 (yang membidangi
informasi) dan Observer Group
Lebanon (OGL). Selain itu untuk
menambah
dan
melengkapi
informasi yang didapat, juga melakukan penilaian terhadap media
lokal dan internasional yang berhubungan dengan komunikan/
TAs sehingga dapat teridentifikasi
sikap, tingkah laku dan persepsi
yang berkembang. Dalam melakukan
kegiatan
penilaian
terhadap TAs yang dilakukan
melalui sarana komunikasi tatap
muka, ada beberapa indikator
dalam
menentukan
tingkat

persepsi
dalam
masyarakat.
Adapun indikator tersebut terangkum dalam beberapa hal-hal
pokok (Talking Points) yang harus
dikomunikasikan
kepada
sasaran/TAs/masyarakat,
yaitu
peran UNIFIL dalam bidang keamanan dan penyedia bantuan
kemasyarakatan, sosialisasi pemahaman Blue Lines/Withdrawal
Lines, pemahaman UNSCR 1701,
serta kerja sama UNIFIL-LAF untuk
mewujudkan LAF yang mandiri dan
menjadi komponen utama dalam
pertahanan dan keamanan negara.
Adapun bagian unit dari MCOU
yang bertanggungjawab dalam
melaksanakan tugas di lapangan
untuk mengambil data persepsi
dan melaksanakan propaganda
adalah Tactical Community Outreach Team (TCOT).
Dalam pelaksanaan tugasnya, MCOU harus dapat mencakup
seluruh daerah operasi Lebanon
Selatan. Di mana daerah operasi
tersebut dibagi dalam dua sektor,
yaitu sektor barat (Sector West)
dan sektor timur (Sector East).
Dihadapkan dengan keterbatasan
jumlah personel serta efisiensi
dan
efektifitas
kerja,
maka
dilaksanakan pembagian tugas dan

tanggungjawab terhadap personel


yang tergabung dalam TCOT.
Untuk wilayah sektor barat tugas
dan tanggungjawab diserahkan
kepada ITA-TCOT (personel TCOT
dari Italia) yang berkedudukan
di Naqoura bergabung dengan
Markas komando MCOU, sedangkan untuk tugas dan tanggung
jawab di Sektor Timur diserahkan
kepada INDO-TCOT (personel
TCOT dari Indonesia). Masingmasing TCOT bertanggungjawab
untuk melaksanakan assessment
terhadap sasaran yang berada
di wilayahnya. Dimana setiap
harinya hasil assessment mereka
dilaporkan ke Markas Komando
MCOU dan selanjutnya akan
dianalisa sebagai bahan laporan
dan masukan bagi komando
atasan (Force Commander) selaku
penanggungjawab dan pimpinan
tertinggi pelaksanaan Integrated
Outreach Operation.
Dari gambaran tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa
tugas pokok MCOU adalah bagaimana mengetahui dan menilai serta membentuk persepsi, tingkah laku dan kebiasaan
masyarakat agar mereka mengetahui, memahami serta menerima

Salah satu kegiatan harian MCOU, melaksanakan kunjungan


ke sekolah untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian.
(atas) Serka Mar M. Syafrudin (kanan).

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di bawah UNIFIL sesuai


dengan Mandat Resolusi dewan
Keamanan PBB 1701 (UNSCR
1701). Sehingga dapat tercipta
stabilisasi di wilayah Lebanon Selatan dan mengedepankan LAF
sebagai komponen utama dalam
pertahanan dan keamanan Negara. Dalam melaksanakan tugasnya
ini, MCOU menerapkan cara yang
paling tepat melalui tatap muka
dan cetak produk, berupa audio/
video maupun produk lain yang
dapat diterima masyarakat.
Organisasi MCOU dibagi
dalam 4 unit yaitu Ops/Plan,
Target Audience Analysis (TAA)/
Test & Evaluation (TE), Product
Development
Media
Centre
(PDMC) dan Tactical Community
Outreach (TCOt). Saat ini MCOU
di bawah pimpinan seorang
Mayor dari Italia dan wakilnya
dari Indonesia dengan komposisi
personel, Indonesia 18 personel,
Italia 6 personel dan 6 civilian
Language Assistant (LA) dari
Lebanon. Untuk Indonesia, MCOU
ini merupakan penugasan ketiga
(yang pertama Satgas MCOU
Konga XXX-A, kedua XXX-B dan
saat ini MCOU XXX-C). Khusus

INFO

72
untuk Indonesia, kedelapan belas
personel Satgas MCOU XXX-C
adalah Letkol Inf Mohammad Ilyas
(Dansatgas-MCOU/Deputy Chief
Officer), Kapten Inf Roy Fakhrul
Rozi (TCOT B Leader), Lettu Inf
Medwin Sangkakala (TAA/TE
Deputy Chief), Lettu Inf Nofry
Albert Pratasik (TCOT B), Lettu Inf
Purwoko (Chief Ops Plan), Lettu
Inf Rully Khaerul Basyar (Curops
So), Letda Chb Basuki (TE
Specialist), Letda Inf Zulhamsah
Siregar (Plans So), Serma Ibnu
Mahmuji (Vehicles Mechanic),
Serka Sumarlin Nasution (Senwo),
Serka Mar M.Syafrudin, S.H.,
M.H. (Deputy Print), Sertu Hendra
Kusuma (TCotB Driver), Sertu
Wahidin Sutanto (Print Operator),
Serda Nieckson (Audio Video
Operator), Serda Mes Suprapto
(Audio Video Operator), Praka
Agus Haryanto (Tcot B Driver),
Prada Susiswanto (DCO Driver)
dan Prada Fitriansyah (Print
Operator Assistant).

Mendapat
Jempol

Acungan

Dua

Terkadang dalam beraktifitas sehari-hari, ada sebagian tugas yang menurut perkiraan orang
lain imposible dikerjakan karena
beberapa hal seperti waktunya
yang terbatas (karena deadline
terlewati) atau karena hasilnya
yang diyakini tidak mungkin maksimal atau bisa pula disebabkan karena peralatan yang kurang mendukung.
Untuk yang satu ini ada pengalaman menarik yang terjadi
pada satgas kami di mana kami
diserahi tugas untuk menyulap
sesuatu yang menurut perkiraan
orang lain tidak mungkin (imposible) menjadi sesuatu yang
possible. Pengalaman menarik
ini terjadi pada minggu kedua penugasan (pertengahan Desember
2012) lalu.
Cerita berawal ketika pada
12 Desember 2012, Chief Product
Development And Media Centre
(PDMC) Mayor Pier Paolo De Salvo
bersama Chief TCos (Tactical
Community Outrechs) MCOU
datang ke ruangan kerjaku. Mereka
berdua memintaku memutar video

Mr. Blue Barrel (mascot yang


dipasang di sepanjang Blue Line
hasil kreasi rekan-rekan kami dari
Satgas MCOU sebelumnya yang
terbuat dari dua bekas galon air
sebagai kepada dan kaki yang
dihubung dengan pipa peralon di
tengah-tengahnya, tangan terbuat
dari bekas pipa pembuangan mesin cuci dengan tangan terbungkus
sarung tangan bola).
Perlu diketahui video Mr.
Blue Barrel yang akan aku putar
saat itu sebenarnya bukan dalam
bentuk video melainkan bentuk
gambar hidup yang dikemas
secara apik dengan menggunakan
Microsoft Power Point yang dipoles
dengan beberapa tampilan kartun
bergerak yang lucu. Kelemahan
dari tampilannya adalah ketiadaan
background suara dan juga tulisan
bisu dalam bahasa arab gundul
seperti kata-kata Hallo, saya Mr.
Blue Barrel dan lainnya. Video
ini selalu diputar kami setiap
melakukan
kunjungan
(enggagement) ke sekolah-sekolah
yang ada di Lebanon. Tujuannya
adalah mengenalkan garis maya
pemisah antara Lebanon dan
Israel yang disebut Blue Line
melalui maskot bernama Blue
Barrel ini.
Setelah menyaksikan video
Mr. Blue Barrel dengan video
projector yang aku siapkan,
kedua orang anggota Resimen
28 Pesaro, Italia yang menjadi
mitra kerjaku ini selanjutnya
bertanya kepadaku. Can
you change this video
with something more
interesting,
more
beautiful. Because,
tomorrow morning,
this
video
will
be show to the
children (Bisakah
anda mengubah
video ini dengan
sesuatu
yang

WO3 Fabio Cortese (kiri) bersama


Serka Marinir M. Syafrudin, S.H., M.H.

lebih
menarik,
lebih
indah.
Sebab, besok pagi video ini akan
diperlihatkan kepada anak-anak)
demikian Chiefku, Mayor Paolo
bertanya kepadaku dengan logat
Italianya yang masih sangat kental.
Okay, I can do it. But I need
someone .. who can fill with the
sound of the words according to
the Arabic language in this video
(Oke, saya bisa mengerjakannya.
Tetapi saya butuh seseorang yang
dapat mengisi suara dengan katakata yang sesuai dengan bahasa
arab dalam video ini) jawabku
sedikit terbata-bata. Good, we will
call Ghea to help fill out the sound
in this video (Baik, kami akan minta
Ghea untuk membantu mengisi
suara dalam video ini) katanya.
Aku mengangguk. Mereka berdua
keluar dari ruang kerjaku. Ghea
atau lengkapnya Ghea El Bardan
adalah salah satu mitra kerja kami,
asli Lebanon yang menjalankan
tugas sebagai Language Assistant
(LA) MCOU. Orangnya cukup
cantik dengan kecantikan khas
wanita timur tengah. Umurnya saat
itu aku taksir sekitar 25 tahun.
Satu jam kemudian, tibatiba Ghea muncul di ruang kerjaku
dengan ditemani oleh Chiefku
Mayor Paolo, Chief Tcos WO3
Fabio dan juga Chief MCOU
Mayor Antonio Caragnano. Aku
dan seorang rekanku, Nieckson,
anggota Paskhas yang mahir
editing segera menyiapkan alat
rekam. Sesaat kemudian suara
Ghea pun kami rekam. Tapi
hasil rekaman tersebut ternyata
volumenya terlalu kecil (karena
memang tipe suaranya yang
tidak bisa bersuara keras), kami
ulangi lagi, rekaman terganggu
dengan kalimat yang sering
terputus atau salah membaca
teks. Kami coba rekaman ketiga,
suara helikopter milik Italia yang
terbang
rendah
mengganggu
proses rekaman ditambah lagi
dengan slide yang gambar dan
tampilan kalimatnya yang tidak
sesuai. If this result, not good, it
is imposible! Tommorow, we can
not show with video and voice like
this. Stop! (Kalau begini hasilnya,

jelek/tidak bagus, ini sesuatu


yang tidak mungkin. Besok pagi,
kita tidak bisa menampilkan video
dan suara seperti ini. Hentikan
saja!) demikian kata Chief MCOU
Mayor Antonio Caragnano pasrah
melihat hasil rekaman dan video
yang amburadul. Mereka bertiga
akhirnya keluar dengan perasaan
hati yang aku pikir, sangat kecewa,
padahal besok pagi mereka harus
memutarkan video tersebut di
depan anak-anak.
Setelah mereka berempat
keluar, tinggal lah aku berdua
dengan Niekson, rekan kerjaku.
Melihat kekecewaan orang-orang
Italia ini, aku sendiri mempunyai
pikiran lain dan segera berkata
kepada rekan kerjaku yang satu ini.
Niek, coba kita tunjukkan kepada
mereka bahwa kita mampu. Kita
coba mengubah sesuatu yang
imposible seperti kata mereka
menjadi sesuatu yang posible.
Kamu setuju tanyaku. Oke bang.
Aku setuju! jawabnya merasa
tertantang. Baik, sekarang juga,
coba kamu olah hasil rekaman
yang amburadul tadi. Potongpotong menjadi beberapa bagian.
Aku akan memoles file power
pointnya. Setelah selesai serahkan
pada saya dan kita coba lihat
hasilnya nanti pintaku kepadanya
yang ditanggapi dengan anggukan
kepala.
Kami berdua akhirnya sibuk
dengan pekerjaan masing-masing.
Aku memoles file power pointnya
sedangkan
Nieckson
sibuk
dengan mencoba mengolah hasil
rekaman yang amburadul tadi.
Dua jam kemudian kami selesai
dan
langsung
digabungkan.
Hasilnya lumayan tetapi masih
ada kekurangan karena belum
ada tambahan musik yang sesuai
dengan tampilan gambarnya.
Karena penasaran, usai jam kerja
sekitar pukul 18.00 LT, kami berdua
searching di internet, mendownload
beberapa musik MP3 khas
Lebanon yang cocok dengan dunia
anak-anak. Setelah berhasil dan
langsung digabungkan, hasilnya
cukup bagus. Kami pun lega.

Esok
harinya
sekitar
pukul 08.15 LT, setelah kami
menyiapkan seluruh peralatan
yang
akan
dibawa
dalam
kegiatan kunjungan ke Public
School di Yarin, kami memanggil
Mayor Paolo dan Fabio untuk
menyaksikan kerja keras kami.
Hasilnya di luar dugaan. Very
very good its imposible!
demikian mereka berkata sembari
secara bersamaan mengacungkan
dua jempol tangannya kemudian
memeluk kami berdua. Ghea,
sang Language Assistant yang
tidak berapa lama kemudian
datang juga ke tempat kami
setelah dipanggil juga menyatakan
keheranan dan kekagumannya
kepada hasil kerja kami. Gambar,
suara dan juga musik latarnya
cocok dengan seleranya. Saat
pemutaran di depan puluhan anakanak di Public School di Yarin,
hasilnya pun tidak mengecewakan.
Mereka puas, kami juga ikut puas.
Bahkan sang Chief MCOU sempat
juga menyalami kami. The best
our team demikian kata Mayor
Paolo kepada Mayor Antonio,
sang Chief. Dalam hati, kami
heran. Sedemikian hebatnya
penghargaan mereka kepada kami
karena sesuatu hal yang menurut
kami sebenarnya merupakan hal
yang biasa dalam tugas-tugas
kami di tanah air.
Halo Indonesia!
Pada pertengahan bulan
Desember lalu, tepatnya pada 13
Desember 2012, aku mengikuti
tim Tactical Community Outrech
(TCot) melakukan kunjungan ke
salah satu sekolah dasar di Yarin,
Lebanon Selatan, yang masih
berada di daerah operasi UNIFIL.
Ini merupakan kali kedua dengan
tim yang sama yakni dari Italia
(yang pertama pada 11 Desember
kunjungan ke sekolah swasta di
Dibil sekitar 10 kilometer dari lokasi
yang kedua).
Saat kunjungan tersebut
aku ditemani dua orang rekanku,
Sertu Hendra dan Serda Nieckson.
Sedangkan
tim
Community

INFO

74

Anak-anak di Public School di Yarin berfoto bersama


Serka Marinir M. Syafrudin, S.H., M.H.

Outrech dari Italia adalah Chief


PDMC Pier Paolo De Salvo, Chief
TCos WO3 Fabio Cortesse,dan
OR4 Maria De Fonzo, dan Ghea El
Bardan, Language Assistant dari
lebanon. Kami ke lokasi kunjungan
menggunakan dua mobil. Kami
bertiga dari Indonesia ditambah
Ghea naik mobil ford everest milik
Indonesia, sedangkan tim Italia
naik mobil Iveco Italia yang setiap
dindingnya dilapisi dengan plat
baja.
Kunjungan ini merupakan
kunjungan rutin ke berbagai
sekolah di Lebanon yang bertujuan
menyampaikan pesan-pesan perdamaian kepada warga sesuai
dengan United Nations Security
Council
Resolution
(UNSCR)
1701. Khusus untuk anak-anak
termasuk di Yarin Public School,
pesan yang kami sampaikan dalam
bentuk pengenalan mengenai
simbol-simbol UNIFIL dari uniform
yang dikenakan dan sebagian
tugas-tugasnya serta pengenalan
tentang Blue Line. Pada akhir
acara, pada umumnya kami
mendapatkan feedback tentang

materi yang telah disampaikan di


mana sebagian besar anak-anak
di kawasan Lebanon ini mengerti
dan memahami tentang UNIFIL
maupun Blue Line.
Agar pesan perdamaian
tersebut bisa dipahami dan diterima
anak-anak sekolah dasar (kelas I
hingga kelas III), kami membawa
beberapa peralatan yang menjadi
andalan kami dalam melaksanakan
tugas-tugas sejenis. Peralatan
tersebut berupa dua mascot Mr.
Blue Barrel (terbuat dari galon
bekas air mineral, satu sebagai
kepala dan lainnya sebagai kaki
yang dihubungkan dengan badan
terbuat dari pipa pralon, ditambah
dengan sepasang tangan. Maskot
kami ini telah diakui dan terpasang
di sepanjang garis maya Blue
Line sepanjang garis perbatasan
Israel-Lebanon dengan bahan
utama drum bekas minyak dan
besi).
Dari kunjungan ke dua
sekolah yang berbeda tersebut,
ada perbedaan yang sangat
menyolok antara kondisi sekolah

swasta (Private School) dengan


sekolah negeri (Public School).
Pada kunjungan pertama ke Dibil
Private School, aku menjumpai
sarana dan prasarana pendidikan
yang cukup baik dengan muridmurid yang juga cukup berkelas
dilihat dari tampilan pakaian yang
mereka
kenakan.
Sebaliknya
ketika kunjungan ke Yarin Public
School, aku menjumpai hal yang
cukup berbeda. Gedung yang
kurang terurus meski berlantai
tiga, ruangan kelas yang kotor
dengan kursi-kursi tua serta yang
paling pokok dengan kondisi
murid-muridnya
yang
terlihat
dari pakaiannya dari warga yang
kurang mampu.
Dari perbincanganku dengan Nisrinne Matta, seorang
Language Assistant yang menemani kami berkunjung ke salah
satu sekolah swasta di kawasan
Dibil, Lebanon Selatan pada
11 Desember 2012, diperoleh
informasi
bahwa
demikianlah
kondisi pendidikan di Lebanon.
Menurutnya, pendidikan formal di
Lebanon dimulai untuk anak usia 3

sampai 4 tahun. Pendidikan dasar


terdiri dari dua tingkat: dasar dan
menengah. Tingkat dasar dimulai
dari kelas 1 sampai 3 (siklus 1) dan
kelas 4 sampai 6 (siklus 2). Tingkat
menengah adalah kelas 7 sampai
9 (siklus 3). Untuk pendidikan
menengahnya terdiri dari kelas 10
sampai 12 (masuk siklus 4).

yang cukup mapan). Sebagian


biaya pendidikan di Lebanon
diambil dari dana non-pemerintah
seperti bantuan dari perusahaanperusahaan swasta hingga badanbadan internasional seperti Bank
Dunia (Word Bank) dan United
Nation Development Program
(UNDP).

Sistem pendidikan di Lebanon terpusat dan dikelola


melalui biro pendidikan daerah
yang berada di bawah naungan
kementerian pendidikan. Sekolah umum diawasi oleh biro pendidikan daerah yang berada di
masing-masing distrik atau gubernuran. Biro pendidikan daerah
ini berfungsi sebagai penghubung
antara sekolah umum dan direktorat pendidikan di kantor
pusat kementerian pendidikan
Lebanon. Sedangkan sekolah
swasta memiliki organisasi sendiri, meski masih tunduk pada
otoritas kementerian pendidikan.
Sekolah publik (negeri) dibiayai
oleh Kementerian Pendidikan,
sedangkan untuk sekolah swasta
dibiayai oleh siswa (sebagian besar
orang tua siswa dari sekolah ini
umumnya memiliki perekonomian

Dalam kunjungan kami ke


Public School di Yarin, banyak
kenangan menarik yang kami
dapatkan, terutama bagiku yang
jarang memiliki kesempatan berbincang-bincang dan berkenalan
dengan
anak-anak
Lebanon.
Saat kunjungan ke sekolah
yang jaraknya sekitar 45 menit
perjalanan dari markas kami di
Naqoura, Lebanon Selatan, anakanak berusia 5-7 tahun di sekolah
ini langsung menyongsong kedatangan kami. Dengan malumalu kucing didampingi seorang
guru
pendamping,
mereka
mengerubungi kami. Sebagian
bertanya dalam bahasa Arab yang
kurang aku mengerti. Sebagian
lagi melihat-lihat kamera Nikon
yang aku pegang. Demikian pula
kedua rekanku mulai berkenalan
dengan anak-anak lucu dengan

bahasa yang aku yakin tidak


menyambung. Kadang terdengar
kata-kata bahasan Arab dari mulut
kecil si anak, kadang bahasa
Inggris dengan campuran bahasa
Indonesia dari kedua temanku
yang memang seringkali konyol.
Melihat
kesempatan
yang cukup bagus tersebut aku
langsung mengabadikan aktivitas
mereka dalam kamera bawaanku.
Kesempatan ini sulit didapatkan
karena pada umumnya warga
Lebanon termasuk alergi terhadap
kamera. Namun kali ini tidak.
Beberapa kali aku jeprat-jepret
mengambil
gambar,
mereka
senang demikian pula guru
pendamping. Ketika aku minta
untuk mengucap dua kata sembari
berfoto, Halo Indonesia! mereka
pun mau dan menurut. Secara
tidak langsung aku berusaha
memasukkan satu kata dalam
memori
anak-anak
tersebut
dengan satu kata baru, Indonesia
yang aku yakin mereka sendiri
bingung, apa itu Indonesia.
Serka Marinir M. Syafrudin, S.H,
M.H. (Deputy Print)

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

75

KELAUTAN

S
EC
E
M
U
TI

SI INDON

I
S
E

ER

TY
RI

MAR
I

76

Tulisan ini merupakan joint product antara kami dengan Yohanes Sulaiman Ph.D, dosen S2 Universitas
Pertahanan (UNHAN). Besar harapan kami tulisan berupa essay ini dapat dijadikan sharing ilmu
pengetahuan serta menambah wawasan para pembaca Cakrawala utamanya para perwira TNI Angkatan
Laut di manapun bertugas, bahwa Maritime Security menjadi penting manakala kita berbicara pada
kondisi ketidakstabilan dunia, akibat kemunduran ekonomi Amerika Serikat, kemajuan China dan India
serta dampaknya terhadap Indonesia.

ada Tahun 1890, Alfred


Mahan,
dalam
bukunya
the Influence of Sea Power
Upon History, yang menganalisa
mengapa Inggris bisa menjadi
sebuah kerajaan Di mana Matahari Tidak Bisa Tenggelam. Setidaknya ada dua faktor yang
menyebabkan keberhasilan Inggris,
yakni perdagangan yang sehat dan
angkatan laut yang kuat. Dari sini
muncul pertanyaan, bagaimana caranya untuk mengalahkan Inggris?.
Jawaban dari Mahan adalah
dengan menguasai laut secara
militer dan menguasai pusat-pusat
perekonomian dan perdagangan.
Tiga perempat abad kemudian, seorang sejarawan ternama
bernama Paul Kennedy, dalam
bukunya the Rise and Fall of British
Naval Mastery yang mencoba
menganalisa mengapa Imperium
Inggris bisa hancur, Kennedy
menekankan
bahwa
kekuatan
negara-negara maritim besar dunia
pada akhirnya terletak pada basis
perekonomian yang kuat dan terus
berkembang. Begitu perekonomian
memburuk, maka kekuatan laut pun
tak bisa dipertahankan.
Walau ketepatan argumen
Mahan dan Kennedy sulit dibantah,
namun kami ingin menambahkan
satu faktor lagi di sini, terutama

dalam konteks negara Indonesia,


sebagai negara kepulauan, di
mana wilayah kita adalah sebuah
kawasan laut yang menghubungkan
beribu-ribu pulau, yakni angkatan
laut yang kuat jugalah yang menjadi
pilar untuk pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang sehat dan terus
berkembang.
Kekuatan Indonesia terletak
di lautan. Posisi Indonesia yang
diapit oleh dua samudera dan dua
benua, menjadi jalur pelayaran dunia yang maha penting, diberkati dengan kekayaan laut yang melimpah,
harus menggunakan potensi kelautan kita dengan optimal.
Namun sayang beribu sayang, sampai sekarang potensi kelautan kita belum tergarap secara
optimal. Walaupun kita sudah
menyadari pentingnya laut, dan
tertuang dalam Deklarasi Djuanda
dan konsep Wawasan Nusantara,
namun fokus perhatian negara kita
yang tercinta ini, bukanlah kelautan.
Lebih menyedihkan lagi, lautan yang
seharusnya menjadi penghubung
dan pemersatu seluruh bangsa,
masih dianggap sebagai pemisah
dan penghambat.
Fakta sederhananya saja,
sekarang ini biaya pengangkutan
barang dari Jakarta ke Singapura
jauh lebih murah daripada Jakarta

ke Padang. Bagaimana mungkin,


lebih mudah dan lebih murah bagi
seorang warga negara Indonesia
untuk ke Singapura, yang nota bene adalah sebuah negara asing
(walaupun masih saat ini menjadi
negara sahabat kita), daripada ke
wilayahnya sendiri?. Seiring dengan
waktu situasi seperti ini akan membahayakan bagi persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia yang
tercinta ini.
Belum lagi, masalah mempertahankan wilayah laut Indonesia
yang luas ini. Kekayaan laut terus
dijarah oleh negara-negara asing.
Laut yang seharusnya menjadi
pilar kemakmuran negara, tidak
menjadi sebuah asset, potensi yang
seharusnya dikelola oleh bangsa
kita sendiri untuk meningkatkan
kemakmuran bangsa, negara, dan
terutama rakyat kita. Penekanan
Mahan dan Kennedy, perekonomian
yang kuatlah bisa mempertahankan
kekuatan laut kita, terasa semakin
jauh dari kenyataan.
Di sinilah diperlukan perhatian pemerintah yang lebih kuat,
baik perhatian pengelolaan potensi
kekayaan laut, terutama perhatian
kepada angkatan laut kita sendiri,
yang bertugas untuk menjaga
kekayaan wilayah laut Indonesia,
agar tidak dinikmati oleh yang tidak

berhak. Angkatan laut di sini menjadi


pilar yang menjaga kekayaan laut,
menjaga agar negara tetap makmur
melalui pemberdayaan kekuatan
laut Indonesia.
Maka dari itu, diperlukanlah
pemahaman dan pemikiran baru
tentang konsep maritime security
negara Indonesia, yang berdasarkan
dengan penggunaan penguasaan
laut (sea power) secara efektif dalam kondisi negara Indonesia ini,
yang merupakan sebuah negara
kepulauan (archipelagic state).
Apa itu sea power? Mengutip
sejarawan Inggris bernama Sir
Herbert Richmond:
Sea power is that form of
national strength which enables its
possessor to send his armies and
commerce across those stretches
of sea and ocean which lie between
his country or the countries of his
allies, and those territories to which
he needs access in war; and to
prevent his enemy from doing the
same. (penguasaan laut adalah
perwujudan dari kekuatan nasional
yang membuat pemiliknya mampu
untuk mengirimkan pasukannya
dan melakukan hubungan komersial, membentengi lautan dan
samudra yang terletak di antara
negaranya atau negara-negara
sahabatnya, dan wilayah-wilayah
yang diperlukan dalam kondisi
perang, dan mencegah musuhnya
untuk melakukan hal yang sama).
Penguasaan laut (sea power) sebagai perwujudan dari
kekuatan nasional. Penguasaan
laut tidak hanya diukur dari kekuatan kapal perang saja, melainkan
juga pemahaman strategi dan penggunaan wilayah laut secara efektif. Bagaimana laut bisa digunakan
sebagai media penghubung yang
efisien. Bagaimana laut bisa memberikan sumbangan ekonomi, baik
melalui pelayaran, maupun eksploitasi sumber daya laut. Bagaimana
laut bisa digunakan/dimanfaatkan
sebagai media untuk bertahan dan
menyerang dalam kondisi perang.
Kita lihat saja Singapura.
Bagaimana, negara yang kata
mantan Wakil Presiden RI Habibie
sebut sebagai little red dot bisa
menjadi negara terkaya di Asia

Tenggara dan juga salah satu


kekuatan yang diperhitungkan berkat kelihaiannya menggunakan
posisi geostrategic dan laut mereka
yang hanya sebesar daun kelor itu.
Sedangkan kita,sudah harusnya
menunduk malu. Namun, kita pun
harus melihat ini sebagai cambuk,
agar kita bisa lebih memanfaatkan
potensi kita yang jauh lebih besar,
dengan efektif.
Dari sini, kita harus mulai
berpikir tentang grand strategy
negara Indonesia sendiri. Menurut
definisi Bradley N. Nelson dan
Yohanes Sulaiman grand strategy
adalah :
In essence, a grand strategy
is what a country understand now
regarding its situation and condition,
what the countrys plan to be in a long
term, what the country think it should
do, as a whole, to achieve that long
term goal, and the understanding
by important key players in the
decision-making process that the
strategy is important and have
to be done, and thus there will be
both political consensus to achieve
it and political continuity even
when the government changes.
(Intinya, grand strategy adalah
apa yang diketahui sebuah negara
mengenai situasi dan kondisinya,
apa rencana negara tersebut dalam
jangka panjang, apa yang perlu
dilakukan negara tersebut, secara
keseluruhan, untuk mencapai tujuan jangka panjang, dan tokohtokoh penting dalam pengambilan
keputusan di negara tersebut
mengerti strategi mana yang penting
dan harus dilakukan, dan adanya
konsensus politis untuk mencapai
tujuannya dan keterlangsungan
secara politis biarpun terjadi pergantian pemerintah).
Kita harus mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
sulit, tapi sangat diperlukan, yakni
angkatan laut macam apa yang
diperlukan Indonesia dalam menghadapi ancaman dan tantangan di
abad ke-21? Bagaimana situasi kita
saat ini? Apa sebetulnya yang kita
perlu lakukan? Apakah pertahanan
Indonesia sudah cukup dengan apa
yang kita sebut sebagai minimum
essential force (MEF).

Atau, jangan-jangan kita


harus mulai berpikir tentang konsep blue water navy, di mana kita
pun melihat keamanan negaranegara tetangga sebagai bagian
dari keamanan Indonesia sendiri?
Artinya, tidak lagi melihat pertikaian
tetangga-tetangga kita, misalnya
tentang Laut China Selatan, sebagai masalah orang lain, tetapi juga
sebagai bagian integral yang berpengaruh kepada kepentingan negara
Indonesia.
Dalam konsep ini, yang dianggap sebagai kepentingan keamanan negara tidak berhenti di perbatasan kita, tetapi juga perbatasan
negara-negara tetangga, karena
Indonesia, yang karena posisi geostrategicnya, adalah natural leader
dan pemain utama di kawasan Asia
Tenggara ini. Intinya, Asia Tenggara
adalah halaman belakang Indonesia, our backyard, yang harus dijaga
dari intervensi pihak-pihak lain.
Di sini dibutuhkan pematangan konsep maritime security versi
Indonesia. Konsep maritime security ini sangat penting dan akan terus
relevan, terutama di tengah ketidakstabilan dunia, akibat kemunduran
Amerika Serikat, kebangkitan China dan India, dan pertikaian perbatasan yang terus menerus tanpa
ada solusi yang mudah.
Sudah saatnya konsep ketahanan laut kita pelajari secara
serius, terutama pengembangan
konsep sea power (penguasaan
laut). konsep maritime security ini
adalah konsep penting yang harus
kita pikirkan sendiri, bukan dipikirkan oleh pihak asing.
Universitas Pertahanan (UNHAN) telah membuka Prodi baru
tentang maritime security. Besar
harapan kami, Universitas Pertahanan akan terus melahirkan ahliahli strategi, pemikir-pemikir tangguh, Pemikir-pemikir tersebutlah
yang sangat kita butuhkan, untuk
mengembangkan konsep maritime
security versi Indonesia. Kolonel
Laut (S) Teguh Widodo, S.E, M.Si
(Han) sekarang menjabat sebagai
Kasetumal.

Cakrawala Edisi 415 Tahun 2013

77

Internet
Reservation
Kapanpun dan di manapun Anda dapat memesan tiket KA

Pesan tiket KA dan pilih tempat duduk sesuai selera Anda


melalui

www.kereta-api.co.id

Anda mungkin juga menyukai