PEMIMPIN UMUM: Laksma TNI Untung Suropati, WAKIL PEMIMPIN UMUM: Kolonel Mar Bambang Hullianto,
PEMIMPIN REDAKSI: Kolonel Mar F.X. Deddy Susanto, REDAKTUR: Kolonel Laut (P) Rony E. Turangan, Kolonel Laut (KH) Drs. Supriyono,
Kolonel Laut (S) Julius Widjojono, Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si., Kapten Laut (S/W) Widajana, Adi Patrianto, S.S.,
PENATA WAJAH: Serka PDK/W Mirliyana, Mujiyanto, Irma Kurniawaty, A.Md. Graf., Aroby Pujadi,
REDAKTUR FOTO: Wamrin, TATA USAHA: Raya Mentawita T., DISTRIBUSI: H. Supendi, Edi Supono, Kld TTU Niki L.M.
DITERBITKAN OLEH: Dinas Penerangan Angkatan Laut, ALAMAT REDAKSI: Dinas Penerangan Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap,
Jaktim-13870, Telp. (021) 8723314, No. ISSN: 0216-440x
Untuk kritik, saran, dan opini singkat dapat dikirim via surat ke alamat redaksi kami, Dinas Penerangan Angkatan
Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jaktim-13870 atau via email: cakrawala@tnial.mil.id.
Redaksi menerima tulisan (maksimal 5 halaman dengan spasi 1,5) beserta foto dari
segenap anggota TNI AL dan masyarakat umum. Naskah dicetak dengan kertas
A4 serta dilengkapi dengan data digital dalam Compact Disc (CD). Naskah yang
telah dikirim, menjadi milik redaksi, dan redaksi berhak memperbaiki/mengedit
tanpa mengubah isi/makna. Naskah yang dimuat akan mendapat imbalan
sepantasnya. Tulisan dapat disampaikan ke alamat redaksi Dinas Penerangan
Angkatan Laut, Gd. B4 Lt. 2, Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur - 13870 atau via
email: cakrawala@tnial.mil.id
DAFTAR ISI
26
18
44
14
Topik Utama
Info
Opini
Peran Strategis dan Posisi Tawar PPAL ke Depan 6
Kobaran Semangat Meneguhkan Budaya Luhur Nusantara
Menuju Peradaban Indonesia Baru 38
Nusantara yang Terlupakan 42
Aku Mimpi jadi Politisi 64
Teknologi
UAV Sederhana di Sekitar Kita 62
Prestasi
Wawancara
Membangun TNI AL yang Outward Looking 8
Negara Kepulauan tetapi Banyak
Pelabuhannya yang Tidak Layak 31
Di Balik Pesona Senyum Serdadu Laut 44
Seberapa signifikan?
Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M. Si. (Pengamat Pertahanan dan Militer dari Univ. Indonesia)
MEMBANGUN TNI AL
YANG OUTWARD LOOKING
Kekuatan militer selalu berada di balik kekuatan
diplomasi. Sudahkah kekuatan TNI AL memiliki
kekuatan untuk mendukung upaya diplomasi
di kawasan?
Mengutip R. Willliam Liddle, yang menyatakan
bahwa dua unsur fisik yang mendasar dalam
membangun kekuatan negara adalah ekonomi
dan militer. Jika sebuah negara tidak memiliki
ekonomi dan/atau militer yang kuat, maka sistem
pertahanannya tidak akan efektif. Dalam elemen
kekuatan pembangunan state power yang saya
teliti ternyata elemen lain yang berpengaruh pada
pembangunan kekuatan negara adalah CM (critical
mass), strategi negara dan kebijakan terkait citacita negara serta elemen pembagi yaitu ESP
(external super power).
Berdasarkan hal tersebut, muncul pertanyaan
tentang seberapa besar sumbangan sumber daya
laut kepada PDB nasional saat ini dan proyeksinya
ke depan dalam konteks pembangunan pertahanan
negara yang tangguh? Seberapa besar kita
memanfaatkan kekuatan ESP di kawasan? Dengan
melakukan penghitungan tersebut, kita akan
mampu memprediksikan besarnya kerugian dan
keuntungan yang akan ditanggung oleh bangsa,
baik secara ekonomi, politik, maupun militer dalam
arah perubahan menuju visi maritim.
Pemanfaatan sumber daya kelautan secara
maksimal membutuhkan penguasaan teknologi
tinggi, mulai dari teknologi eksplorasi laut sampai
pengamanan wilayah dan jalur perdagangan laut.
Bagaimana rancangan sistem industri pertahanan
yang berbasis kelautan harus dirumuskan?
Logikanya, jika konsepsi atas visi maritim dapat
dijelaskan secara konkrit dan applicable, barulah
kebijakan nasional dapat dibangun.
Kecenderungan ke depan jelas sudah
menunjukkan
makin
pentingnya
jalur-jalur
perhubungan dan perdagangan laut yang mencakup
SLOC (SEA LANES OF COMMUNICATIONS) dan
TOPIK UTAMA
12
TNI AL PEMBAWA
PESAN DAMAI
Ketegangan antara RRC dengan Jepang akhirakhir ini, bukan semata-mata disebabkan oleh
masalah perbatasan dan perdagangan. Akan
tetapi, jauh sebelumnya pihak militer RRC selalu
menempatkan Jepang sebagai negara yang harus
diserang dan dilumpuhkan terlebih dahulu, jika terjadi
konflik antara RRC dengan Amerika Serikat. Peluang
terjadinya perang antara RRC dengan Amerika Serikat
memang sangat kecil. Dua negara besar tersebut
memiliki persenjataan nuklir dan rudal-rudal antar
benua yang dapat meluluhlantakan seluruh isi dunia.
Akan tetapi konflik antara RRC dengan Jepang dapat
terjadi disaat Jepang memulai pembangunan industri
pertahanannya. Sementara itu, di belahan Eropa juga
tidak lebih baik kondisinya dibandingkan Amerika.
Penyadapan telepon Kanselir Jerman oleh intelijen
Amerika Serikat mengakibatkan buruknya hubungan
diplomasi dua negara.
Beberapa kali latihan Angkatan Laut RRC yang
digelar akhir-akhir ini seakan-akan berpesan kepada
Jepang, bahwa China siap melakukan aneksasi ke
Jepang. Beberapa minggu lalu, RRC menerbangkan
unmanned drone memasuki wilayah udara Jepang
yang memancing pesawat-pesawat tempur Pasukan
Bela Diri Jepang untuk melumpuhkan benda tersebut.
Provokasi yang dilakukan oleh RRC mengundang
reaksi keras PM Jepang, Shinzo Abe. Sementara,
pihak RRC memandang, bahwa pernyataan Abe dan
aksi menembak unmanned drone sebagai tindakan
provokasi Jepang. Apakah RRC dan Jepang akan
saling berperang?
Dispute antara RRC dengan Jepang bukan sematamata masalah claim kepemilikan Kepulauan Senkaku
(Jepang) atau Diaoyu (China) serta Kepulauan Spratly
dan Paracel. Namun demikian lebih dikarenakan oleh
sejarah dan karakter yang sejak awal memisahkan
mereka. Kepentingan perdagangan dan ekspansi
ekonomi dua bangsa tersebut memang mudah
menyulut ketegangan. RRC tengah membangun
kekuatan maritimnya dan bertekad untuk menjadi
nomor satu di sektor perdagangan laut. Sementara
itu, bangsa Jepang sudah lebih dahulu akrab
memanfaatkan laut dibandingkan China. Kemungkinan
terjadinya perang dalam artian penggunaan kekuatan
militer secara terbuka antara dua negara tersebut,
sangatlah kecil. Akan tetapi, bentuk monopoli baru
aliansi tiga negara, yakni RRC, Jepang dan Korsel
sangat mungkin terbentuk.
Belajar dari cara-cara barat melakukan monopoli
perdagangan dengan model pasar bebas, aturan
fiskal, standarisasi dan berbagai pembatasan
membuahkan ketidakpuasan bagi negara-negara
yang sedang berkembang, termasuk Indonesia.
RRC, Jepang dan Korsel yang kelak akan banyak
13
MULTI ROLE
LIGHT FRIGATE
(MRLF)
TNI AL akan memiliki tambahan kekuatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista)
berupa kapal permukaan jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) merupakan kapal jenis
Frigate dengan multi kemampuan peperangan.
15
TOPIK UTAMA
18
Kebanggaan
KALIAN adalah
kebanggaan
SAYA
Menjawab
pertanyaan
wartawan,
Warga
Kehormatan ke-31 Korps Marinir TNI Angkatan Laut
ini mengatakan, remunerasi saat ini memang perlu
ditingkatkan agar senyum para prajurit TNI semakin
lebar. Semoga bisa segera teralisasi, jadi senyum
prajurit saya bisa semakin lebar, imbuh Panglima
TNI sembari tertawa.
TNI Beli Puluhan Tank Amfibi Rusia dan
Korea.
Selain mengusulkan kenaikan remunerasi
yang sudah disetujui DPR, Panglima TNI juga
mengupayakan agar anggaran sistem kesenjataan
bisa naik dari 42% menjadi 53%.
Karenanya, diharapkan pada tahun 2014 sudah
hadir 37 tank baru dari Rusia, dan alutsista baru
lainnya dari Korea.
Menurut Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko,
pembelian tank ini merupakan upaya untuk terus
menambah dan meremajakan alat utama sistem
senjata (alutsista) TNI.
Anggaran alutsista akan mengalami peningkatan
pada tahun 2014. Targetnya 42 persen, tapi pada
tahun 2014 semoga bisa terlampaui angka 53 persen.
Artinya, akan ada peningkatan anggaran pertahanan
yang cukup signifikan, tutur Panglima penuh harap.
19
TOPIK UTAMA
20
PETARUNG SEJATI
TOPIK UTAMA
24
Upacara
pengukuhan
diwarnai
dengan
demonstrasi ketangkasan prajurit, antara lain: bela
diri khas Marinir, pasukan Infanteri Marinir menembak
dengan menggunakan senjata Rocket Propelled
Grenade 7 (RPG 7) dari atas 4 unit rantis Jeep KIA,
pasukan Cavaleri Marinir menembak dengan Canon
dan Coaxial yang berada di 4 unit tank amfibi PT 76
M dan dari atas 4 unit tank amfibi BMP 3 F, serta
free fall oleh para peterjun dari Yon Taifib 1 Marinir,
YonTaifib 2 Marinir, dan Denjaka.
Selain itu, upacara juga dimeriahkan dengan
defile pasukan dan defile kendaraan tempur yang
dimiliki oleh Korps Marinir TNI Angkatan Laut.
Bertindak sebagai Komandan Upacara adalah
Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, yang sehari hari
menjabat sebagai Komandan Pasmar 2 Jakarta,
sementara yang bertindak sebadai Komandan
Defile adalah Brigjen TNI (Mar) Siswoyo H.S., yang
sehari-hari menjabat sebagai Komandan Pasmar -1
Surabaya.
Upacara ini melibatkan sedikitnya 6000 prajurit
Korps Marinir TNI Angkatan Laut, terdiri dari: satu
kompi Korps Musik dari Lanmar Surabaya dan
Lanmar Jakarta, satu kompi Pasus dari Yon Taifib-1
Mar, Brigade Upacara (Brig Up)-1 dari Brigif-1 Mar,
Brig. Up-2 dari Brigif-2 Mar, Brig .Up-3 dari Brigif-1
Mar & Menbanpur-1 Mar, Brig. Up-4 dari Pasmar-2,
Brig. Up-5 dari Menkav-1 Mar & Kolatmar, Brig. Up-6
dari Menbanpur-1 Mar, Yonmarhanlan V, Denma
Pasmar-1, dan Lanmar.
Sementara berbagai macam material tempur
Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang terlibat dalam
defile antara lain: 20 unit ran KIA, 2 unit Kendaraan
Khusus (Ransus), 2 unit Unimog, 4 unit Sea Reader,
12 unit Ford Ranger, 12 unit Reo, 14 unit BMP3F,
22 unit Tank PT 76, 2 unit Kapa K61, 20 unit BTR
50 PM/K, 6 unit LVT 7A1, 4 unit BVP2, 10 pucuk
meriam Howitzer 105 mm, 6 pucuk meriam 122 mm,
6 unit Roket Multi Laras 70 Grad (RM 70 Grad), 2 unit
Opleger Tatra, dan 12 unit Liaz.
Seusai upacara, Panglima TNI berfoto bersama
dengan sejumlah prajurit Marinir, dan diakhiri dengan
melakukan tele conference dengan para prajurit
Korps Marinir yang sedang melaksanakan Satuan
Tugas (Satgas) Pengamanan (Pam) di sejumlah
pulau terluar, antara lain dengan Satgas Ambalat,
Satgas Pam Pulau Rondo, Pulau Nipah, dan Pulau
Dana Rote. Dispenal
TOPIK UTAMA
26
MENIKMATI
KEKAYAAN LAUT
DI NEGERI IMPIAN
Kalakhar Bakorkamla Laksdya TNI Bambang Suwarto.
27
TOPIK UTAMA
28
29
Aneh...
Negara Kepulauan
tetapi Banyak Pelabuhannya
yang Tidak Layak
Contoh konkritnya?
Langkah awal bisa dimulai dengan membangun maritime
awareness, kepedulian maritim, hal ini penting bahkan
sangat penting. Karena dengan kepedulian yang dimiliki
semua pemangku kepentingan, serta masyarakat, maka
bisa dimulai langkah selanjutnya, misalnya: penyadaran
masyarakat nelayan tentang ground fishing, daerah
penangkapan ikan. Penyadaran masyarakat tentang habitat
laut serta upaya pelestariannya. Pemberdayaan masyarakat
nelayan untuk budi daya keramba apung.
Lalu bagi pemerintah bisa memulai penyelidikan
dan pendataan ekosistem laut serta pengeluaran aturan
larangan pencarian ikan di laut. Membuat zona-zona di laut,
mana yang boleh dan yang tidak boleh digunakan untuk
zona penangkapan ikan.
Pemerintah juga harus membangun mekanisme
distribusi kebutuhan pokok masyarakat sampai ke pulaupulau terpencil dan terluar.
Kewajiban Pemerintah.
Kalau harus membangun infrastruktur di semua wilayah
kepulauan, serta membangun mekanisme transportasi laut
kan mahal?
Menghadapi Maut
di Laut
bawah
laut
seperti
echosounder
dan
magnetometer.
Melalui kegiatan perencanaan yang rapi, serta
penuh pengawasan, maka setelah menemukan
lokasi medan ranjau Satuan Tugas memulai
aksi lebih teliti. Tidak boleh ada yang gegabah
berurusan dengan ranjau laut. Karena bila ada
sedikit saja kecerobohan maka nyawa menjadi
taruhannya.
Tanggal 17 Oktober 2013, Tindakan
Perlawanan Ranjau mencapai puncaknya.
Blaaar! Bom laut yang dipasang di dasar laut
meledak dahsyat, menghancurkan hamparan
ranjau laut sisa Perang Dunia II.
Setelah beraksi, Dan Satgas melaksanakan
pengecekan terhadap seluruh personel serta
perlengkapannya. Laporan dari tiap Tim
meyakinkan bahwa tugas selesai dengan Zero
Accident, semua selamat.
Akhirnya intaian maut ranjau laut di dasar laut
perairan Tarjun bisa dihilangkan. Pelayaran kapal
niaga maupun kapal nelayan dijamin aman.
Ini bhakti TNI AL untuk masyarakat. Bravo
Zulu Komandan! Tim Cakrawala
35
OPINI
36
panggilan tugasnya, menjaga keamanan dan
kedaulatan perairan nasional Indonesia. Guna
mengoptimalkan pelaksanaan tugasnya, TNI AL
bersinergi dengan institusi-institusi terkait serta
bekerjasama dengan lembaga penegak hukum
dan angkatan laut negara sekawasan. Kerja
sama tersebut diwujudkan dalam bentuk patroli
bersama atau patroli terkoordinasi sebagaimana
yang dilaksanakan TNI AL dengan AL Singapura,
Malaysia, dan Australia. Sementara itu di sisi
lain, TNI AL, secara gradual melaksanakan
serangkaian upaya peningkatan kemampuan
dan modernisasi alutsista yang ada, di samping
pengadaan materiil baru dari dalam dan luar
negeri. Kebijakan TNI AL menjalin kerja sama
dengan kalangan industri strategis nasional
merupakan langkah tepat dalam meminimalkan
ketergantungan alutsista dari negara lain
sekaligus
mengoptimalkan
pemberdayaan
potensi dalam negeri yang berkontribusi pada
peningkatan ketahanan nasional. Oleh karena
itu pembangunan kekuatan TNI AL, terutama
unsur armada, merupakan sebuah kebutuhan
mutlak mengingat beratnya beban yang harus
dipikul sekaligus kian meningkatnya potensi
ancaman terhadap kedaulatan NKRI. Selain itu,
pembangunan kekuatan TNI AL juga dibutuhkan
sebagai upaya perlindungan terhadap berbagai
aktivitas ekonomi nasional, seperti eksplorasi dan
eksploitasi sumber daya alam di laut, sekaligus
untuk mengamankan jalur pelayaran niaga dan
distribusi energi internasional. Kemudian demi
mempertahankan kontinuitas operasional TNI AL,
pembangunan kekuatan tidak semata difokuskan
pada pengadaan atau penambahan alutsista
melainkan juga diproyeksikan ke pengembangan
infrastruktur pendukungnya seperti pangkalan,
fasilitas perbaikan dan pemeliharaan, galangan
kapal, termasuk lembaga pendidikan dan
pengembangan teknologi persenjataan.
Sebuah Renungan.
Setiap tanggal 5 Desember TNI AL
memperingatinya sebagai hari jadi Komando
Armada RI Kawasan yang menjadi tulang
punggung pertahanan negara di laut. Peringatan
hari jadi tersebut sepatutnya tidak dimaknai
sekadar sebuah kegiatan tahunan yang sarat
seremonial. Alangkah baiknya jika setiap generasi
KOBARAN SEMANGAT
MENEGUHKAN BUDAYA
LUHUR NUSANTARA MENUJU
PERADABAN INDONESIA BARU
39
OPINI
40
perlu waktu berhari-hari untuk membahasnya
sampai tuntas. Mengingat waktu yang tersedia
bagi uraian saya sangat terbatas, akan saya
batasi pemahaman pada dua nilai saja, yang
semakin memudar hingga di sana-sini semakin
mengalami distorsi sebelum berisiko lenyap
sama sekali, dilupakan begitu saja. Sedangkan
budaya sering diartikan sebagai segala sesuatu
yang masih melekat dalam ingatan dan masih
diulang-ulang dalam perbuatan. Adapun kedua
nilai tersebut adalah, natur kemaritiman bagian
bumi yang kita diami sebagai milik sakral
bersama, dan kewarganegaraan (citizenship).
Kemaritiman Tanah Air.
Sejauh mengenai nilai dari natur kemaritiman
bagian bumi yang kita diami, yang merupakan
milik sakral bersama, yang dianugerahkan
alam kepada kita dan adalah warisan turuntemurun kita, sungguh memprihatinkan. Adalah
keterlaluan sekali bahwa setelah 68 tahun
merdeka, orang-orang Indonesia, termasuk yang
terdidik, semakin mengabaikan makna sejati dari
archipelago.
Archipelago
Indonesia,
yang
terbesar
dari jenisnya di dunia, dahulu biasa disebut
Nusantara, yang tanpa penjelasan lebih lanjut
bisa dan telah menimbulkan salah pengertian.
Sejatinya ia bukan bermakna pulau-pulau
yang dikelilingi oleh air tetapi air yang penuh
bertaburkan pulau-pulau besar dan kecil. Maka
air di sini bukan berhakikat memisah, tetapi
menghubungkan, menautkan satu sama lain.
Jadi kalaupun ada biduk lalu yang memisah,
setelah biduk tadi lewat, pulau-pulau itu, by its
very nature, akan menyatu kembali. Sudah
tentu perumpamaan ini bukan dalam artian
harfiah, tetapi kiasan (figuratif).
Kalau kita terus-menerus mengabaikan
kesejatian dari the archipelago meaning ini,
tentu air (lautan) yang mengelilingi pulau-pulau
nusantara akan menjadi pemisah, bukan
pemersatu. Dan gambaran inilah yang semakin
jelas terjadi sebagai akibat kelalaian kita selama
ini, selama 68 tahun terus-menerus. Alih-alih
berpandangan matitime-based, benak (mindset)
kita menempa konsepsi land-based.
Para
pendiri
bangsa
memprediksi
kemerdekaan nasional bakal kian meneguhkan
persatuan dan kesatuan bangsa melalui
pandangan maritime-based. Hal ini terbukti
dengan salah satu ikrar yang mereka pilih untuk
diucapkan sebagai jalan menyiapkan mental
bangsa ke arah tersebut. Dalam aksi Sumpah
Pemuda di tahun 1928, pemuda-pemudi kita
jelas menyatakan bahwa mereka Bertanah air
satu, yaitu Tanah Air Indonesia.
Namun setelah merdeka, kita, generasi
penerus,
malah
bermental
land-based.
Berhubung segala perbuatan berawal dari
dalam dan dari pikiran, maka pembangunan
sosio-ekonomi yang dilakukan sebagai pengisi
kemerdekaan, menjadi suatu perbuatan landbased, demikian pula pembangunan pertahanan
dan keamanan. Soal ketahanan nasional ini
perlu dikemukakan secara eksplisit mengingat
Tanah Air kita luar biasa kaya. Tidak hanya bumi
dari pulau-pulaunya mengandung aneka ragam
sumber daya alam, tetapi juga lautannya.
Air dari lautan ini tidak hanya mengandung
garam dan ikan, tetapi juga macam-macam
mineral yang diperlukan sebagai bahan baku
aneka kegiatan industrial. Di dasar lautan
terdapat gumpalan-gumpalan berbentuk kentang
yang mengandung aneka bahan pertambangan
yang identik dengan yang ada di lapisan tanah
dari pulau-pulau. Di dalam tanah dari dasar lautan
terdapat sumber-sumber minyak dan gas bumi
dan lain-lain mineral. Archipelago Indonesia yang
luar biasa kaya ini wajar disebut sebagai Benua
Keenam, mengingat luas permukaan wilayah
Indonesia yang diakui oleh dunia internasional
terdiri atas 75 air (lautan) dan (hanya) 25 tanah.
Jadi memang pas dan tepat jika kita menyebut
tanah tumpah darah kita tanah air, sebagai
padanan istilah patrie (Prancis), Heimat (Jerman),
moederland (Belanda), motherland (negaranegara Anglosakson).
Berhubung tanah air ini kaya raya, tentu ada saja
biduk asing yang berusaha mengeduk/menikmati
kekayaan tersebut dengan jalan memecahbelahkan kesatuan archipelago secara langsung
(menjajah) dan tidak langsung, yaitu menghasut
dan menunggangi ketidakpuasan daerah/suku
karena selama ini diabaikan pembangunannya
OPINI
42
NUSANTARA YANG
TERLUPAKAN
43
DI BALIK
PESONA
SENYUM
SERDADU
LAUT
PENPAS
INFO
50
LAKSDYA TNI (PURN)
RACHMAT SUMENGKAR
RAMBO
INDONESIA
EMPAT ZAMAN
51
INFO
52
Kaisha dan Akatsuki Butai, dengan demikian
maka seluruh aset dan semua kapalnya di
Tanjung Perak menjadi milik S.P.I.
Rachmat Sumengkar kala itu dianggap paling
berpengalaman sehingga S.P.I. memilihnya
menjadi Komandan Pertama Kapal Akatsuki
Butai yang mereka ganti namanya menjadi
M.S. Krakatau, kapal dengan bobot 150 ton itu
satu-satunya kapal patroli yang siap berlayar.
September dan Oktober 1945 ia mendapat
tugas untuk berpatroli di Selat Madura bersama
perwira dek andalannya: Mualim S. Sutopo,
Mualim Soemantri, Mualim Gerad Frederik
dengan perwira mesin Soekimin yang bertugas
untuk menggagalkan pendaratan pesawat
sekutu Catalina di Tanjung Perak dan sekaligus
memeriksa kemungkinan adanya pasukan
Belanda membonceng Pasukan Sekutu dalam
hal ini Inggris.
Berbagai peristiwa sejarah yang berlumuran
darah pejuang negeri ini tidak kuasa ia ceritakan
tanpa berurai air mata. Pertempuran demi
pertempuran tidak mungkin dihindarinya lagi,
diantaranya peristiwa bersejarah 10 November
1945 yang berawal pada 25 Oktober 1945
konvoi kapal sekutu yang dipimpin oleh Frigate
HMS Meveney dengan mengangkut Brigade
ke-49 tiba di Tanjung Perak dan Ujung Surabaya
di bawah pimpinan Brigadier A.W.S. Mallaby.
Setelah batalyon 6/5 Mahrattas dan Batalion
5/6 Rajputana mendarat di Tj. Perak dan mulai
bergerak masuk kota, kemudian menduduki
dan mengambil alih seenaknya bangunanbangunan serta fasilitas lainnya milik RI, maka
konflik fisik antara mereka dengan TKR dan
rakyat Surabaya tidak bisa dihindari lagi. Melihat
situasi buruk ini M.S. Krakatau pada tanggal
27 Oktober 1945 segera ia larikan ke Gresik.
Pertempuran pun meletus dan di luar perkiraan
sekutu pada tanggal 28 Oktober 1945, seluruh
Brigade Mallaby dalam keadaan terpecahpecah di beberapa tempat. Mereka telah di
kepung oleh TKR, laskar dan rakyat pejuang,
sehingga mereka seluruhnya pasti binasa, jika
tidak ditolong oleh Presiden Soekarno bersama
Jendral Christison, Panglima Sekutu untuk Asia
Tenggara. 29 Oktober 1945 keduanya terbang
ke Surabaya untuk menyelamatkan seluruh
53
55
MENGAPA BINPOTMAR
PENTING?
@syaful alam umrah
Perlunya
Pengembangan
Kekuatan
Armada TNI Angkatan Laut.
TNI Angkatan Laut harus mampu memberi rasa
aman kepada seluruh pengguna laut, rasa aman
pengguna laut tercipta bila laut bebas dari ancaman
kekerasan, bebas dari ancaman bahaya navigasi,
bebas dari ancaman pencurian SDA laut dan bebas
dari ancaman pelanggaran hukum. Untuk dapat
mewujudkan hal tersebut, tentu membutuhkan
kekuatan armada kapal perang yang cukup, baik
dari sisi jumlah maupun dari sisi kualitas (jenis/
tipe, kesiapan operasi, dukungan logistik, dan
lain-lain). Luas wilayah perairan Indonesia yang
harus diamankan oleh TNI Angkatan Laut kurang
lebih 5,8 juta km2, dengan luasan sedemikian besar
dibandingkan dengan jumlah kekuatan (KRI) yang
dimiliki TNI AL sekarang ini untuk mengamankannya
masih kurang memadai. Menurut AT. Mahan (1971),
laut tidak hanya membatasi dan mengelilingi tetapi
juga membagi negeri menjadi dua bagian atau
lebih, maka penguasaan laut tidak hanya sesuatu
yang patut diinginkan tetapi sesuatu keharusan. AT.
Mahan juga mengatakan, manusia itu pada dasarnya
adalah habitat darat, tujuan penguasaan laut
adalah untuk memakmurkan dan mensejahterakan
bangsanya melalui laut dengan cara perniagaan
lewat laut. Dalam upaya perniagaan di laut maka
diperlukan proteksi atau perlindungan terhadap
armada niaga, apabila tidak memiliki kemampuan
untuk penguasaan terhadap laut, perlu mencari
koloni untuk melindungi armada niaga, namun bila
memiliki kemampuan untuk melakukan penguasaan
laut maka hancurkan armada tempur dan armada
niaga lawan atau diblokade. Aplikasi dari prinsipprinsip strategi perang laut diantaranya melakukan
pengamanan terhadap garis perhubungan laut
sendiri dan mengganggu atau merebut garis
perhubungan laut lawan, serta melakukan blokade
dengan membuka atau menutup suatu jalur
pelayaran. Sedangkan menurut Julian S. Corbet
(1972), melaksanakan pengendalian laut (sea
control) yaitu dengan cara pengendalian keamanan
(securing control), pengendalian pertentangan
(disputing control) dan pengendalian latihan
(exercising control). Pengendalian keamanan dapat
dilaksanakan apabila memiliki kekuatan Angkatan
Laut yang besar, karena dengan kekuatan yang
besar tersebut dapat memaksa pihak lain untuk
mematuhi apa yang diinginkan. Seperti Amerika
Serikat, dengan kekuatan Angkatan Lautnya yang
sangat kuat, di laut dapat memaksakan apa saja
yang diinginkan, bahkan dapat melanggar peraturan
TEKNOLOGI
62
UAV SEDERHANA
DI SEKITAR KITA
63
OPINI
64
rezeki yang ada hanya cukup untuk hidup seharihari dan ongkos sekolah sang anak.
Tapi ya itu tadi. Kalau boleh memilih, lebih baik
mimpi jadi artis, wartawan, jaksa, atau pengacara.
Dan yang lebih aneh lagi, mengapa tiba-tiba
dalam mimpi itu saya merasa bangga jadi seorang
politisi? Mungkin karena dihormati orang di sanasini. Omonganku setiap kalimat didengar orang,
dimuat koran, majalah dan televisi. Yang paling
membuat hatiku berbunga-bunga adalah merasa
dapat berperan menentukan merah-hijaunya
bangsa, nasib masyarakat, dan martabat negara.
Menyadari posisi strategis tersebut, dalam
mimpi saya langsung masuk kamar, mengunci
pintu, dan membuka laptop. Saya menulis sebuah
konsep. Siapa tahu ada wartawan bertanya,
biar siap untuk menjawab. Atau diminta jadi
anggota Pansus ini, atau Panja itu di DPR, sudah
mengantongi konsep yang memadai.
Saya mulai menggali, bagaimana sikap yang
harus dimiliki sebagai politisi? Apa masukan yang
harus kuberikan kepada partai, dan tentunya kepada
parlemen? Saran kabinet yang bagaimana, yang
harus kuperjuangkan kepada presiden? Hitungan
anggraan apa yang harus diprioritaskan lewat
fraksiku? Saya coba menjawab semua itu satu per
satu, berangkat dari permasalahan dan tantangan
bangsa ini. Berbeda dengan anjuran Peter Senge,
dari MIT, dan temannya Peter F. Ducker, ahli
manajemen dari California, di era perubahan ini
jangan berangkat dari permasalahan, tapi mesti
mulai dari melihat kecenderungan, kata mereka.
Politisi Biru.
Mulailah kutulis warna diri dan sikap politikku.
Walau tak sadar, bahwa aku sedang dalam
dunia mimpi. Cuma saja, waktu kutulis sikap
yang pertama, layar laptopku berubah warna
menjadi biru. Pertama, kupahami bahwa negeriku
sebagian besar terdiri dari laut, belasan ribu pulau,
dengan pantai terpanjang di dunia. Nah, ini tentu
memiliki potensi yang menjanjikan, sekaligus
permasalahan yang sangat rumit. Maka aku harus
menganggap penting penumbuhan wawasan
maritim bagi bangsa, pejabat, dan masyarakat.
65
OPINI
66
Apabila tatanan birokrasi tidak mampu menjawab
kebutuhan realitas manajemen, maka terpaksalah
berlaku langkah-langkah pelanggaran formalitas
hukum. Jalan kreatif ditempuh, asal tidak
melanggar pagar-pagar moralitas.
Oleh karenanya, di samping penegakan hukum
dijalankan, sistem birokrasi harus dibenahi, upaya
sosial, politik dan budaya mesti ditata. Tebang
pilih boleh-boleh saja, tapi dalam arti pohon yang
besar menggunakan mesin gergaji, semak belukar
memakai parang. Adapun rumput liarnya cukup
memakai sabit. Jangan pohon yang besar dan
angker itu tidak disentuh, atau malah diberi sesaji.
INFO
68
PANTAI MONANO KWANDANG
MENJADI SAKSI PUNCAK KEGIATAN
PELANTARA III/2013
Dispotmar selaku Badan Pelaksana Pusat TNI Angkatan Laut memiliki tugas pokok
untuk menyelenggarakan pembinaan kemampuan dan kekuatan sumber daya
nasional bidang maritim, diantaranya dengan melaksanakan kegiatan pembinaan
kepanduan/pramuka yang bertujuan untuk menumbuhkan tunas generasi muda
bangsa yang berkarakter sebagai bangsa bahari, guna mengisi kemerdekaan dan
membangun bangsa yang besar dan bermartabat.
69
INFO
70
2. Kurang maksimalnya koordinasi dan kerja sama
antara panitia pusat dan daerah termasuk dengan
Kwarda/Kwarcab hal terlihat pada saat pelaksanaan
kegiatan di lapangan masih ditemukan kendalakendala yang membuat rencana kegiatan mengalami
perubahan seperti halnya transportasi, sarana
prasarana dan perlengkapan di bumi perkemahan,
hal ini dapat diatasi oleh tim dilapangan seperti:
a. Melaksanakan pendekatan dan pembinaan
secara terus menerus dengan mengisi kegiatankegiatan atau dinamika kelompok yang bersifat
membangun mental dan jiwa kebersamaan selama
mengikuti kegiatan Pelantara III/2013
b. Melaksanakan pendekatan dan koordinasi
secara intens kepada pemerintah daerah terkait
termasuk Kwarda/Kwarcab setempat serta pihak
ketiga agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
c. Secara terus menerus berkoordinasi dan
memperhatikan serta merevisi tentang rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk pihakpihak pemapar/pemberi materi.
Pelantara III/2013 telah berakhir ada beberapa
hal yang menjadi catatan untuk dapat disimpulkan
dari berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan
diantaranya adalah:
1.
Secara
umum
penyelenggaraan
kegiatan
Pelantara III/2013 telah berjalan dengan aman, lancar
sesuai dengan rencana. Hambatan yang ditemui
dapat diatasi dengan melaksanakan koordinasi dan
penyesuaian dengan jadwal rencana pelaksanaan
kegiatan di lapangan.
2.
Penyelenggaraan
Pelantara
III/2013
telah
memberikan dampak kegiatan yang sangat positif
baik bagi TNI Angkatan Laut maupun para peserta
Pelantara III/2013, kementerian yang terlibat serta
masyarakat, dampak positif itu adalah:
a. Bagi TNI Angkatan Laut, memberikan citra
positif baik di lingkungan peserta Pelantara III/2013
maupun di lingkungan masyarakat di sekitar bumi
perkemahan dan di daerah lokasi kegiatan bakti
sosial.
b. Bagi peserta Pelantara III/2013. Cukup banyak
yang diperoleh dan didapatkan oleh peserta
dalam mengikuti kegiatan Pelantara III/2013 ini
diantaranya adalah:
1) Adanya rasa kesadaran untuk bela negara,
cinta tanah air, cinta bahari dan terbentuknya
karakter untuk mempertahankan NKRI.
2) Meningkatnya rasa kesatuan, persatuan,
kebersamaan dalam perbedaan (kebhinekaan),
dan persaudaraan.
3) Memiliki pengalaman bagaimana kehidupan
ABK di KRI dan memahami kesulitan TNI
Angkatan Laut dalam mengawal dan menjaga
kedaulatan NKRI di laut.
4)
Membangun rasa kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan.
5) Membangun sikap mental dan fisik dalam
mengahadapi situasi dan kondisi yang sulit.
6) Terbinanya tingkat kedisiplinan yang tinggi,
serta terpeliharanya rasa kebersamaan antar
sesama peserta.
Untuk
menyukseskan
kegiatan
PelantaraPelantara berikutnya dimasa yang akan datang maka
berdasarkan kegiatan Pelantara I, II dan III ini maka
perlu disiapkan beberapa hal seperti:
1. Mengingat kegiatan Pelayaran Lingkar Nusantara
(Pelantara III/2013) ini sangat banyak manfaatnya baik
bagi TNI Angkatan Laut khususnya Dispotmar sesuai
dengan tugas pokoknya dalam rangka menyiapkan
komponen pendukung pertahanan di laut, mohon
penyelenggaraan kegiatan Pelantara ini dijadikan
sebagai agenda tetap tahunan TNI Angkatan Laut.
2. Penyelenggaraan Pelantara yang akan datang
diharapkan adanya tingkat koordinasi yang ketat
dan rutin sebelum kegiatan dilaksanakan mulai dari
pusat sampai dengan daerah oleh masing-masing
kementerian dan lembaga yang terkait mulai dari
tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan di
lapangan.
3. Mempersiapkan kegiatan Pelantara berikutnya
dengan baik termasuk dengan narasumber/materi
pembekalannya agar disesuaikan dengan tingkat
pendidikan para peserta begitu juga dengan kegiatankegiatan yang dilaksanakan agar tepat sasaran dan
INFO
72
Kesalahan umum pengucapan
kata dalam Bahasa Inggris
Indonesia adalah suatu negara yang dalam segala
aspek kegiatan dan komunikasi, sebagian besar
masyarakatnya masih lebih suka menggunakan
bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia, daripada
bahasa Inggris. Sedangkan di beberapa negara yang
sedang berkembang lainnya sudah menggunakan
bahasa Inggris sebagai alat komunikasi baik dalam
ruang lingkup formal maupun dalam kegiatan seharihari. Oleh sebab itu kesalahan pronunciation, yaitu
kesalahan mengucapkan kata-kata dalam bahasa
Inggris merupakan kesalahan umum yang sering terjadi,
khususnya kata-kata yang menjadi tantangan buat
orang Indonesia untuk mengucapkannya, seperti katakata: determine, examine, analysis, dan designated.
Mereka lebih suka mengucapkan determine dengan
artikulasi [ditrmain], sedangkan pengucapan kata
determine yang benar berdasarkan Merriam-Webster
Online Dictionary adalah [ditrmn]. Demikian pula
dengan kata examine yang diartikulasikan [egzmain].
Pronunciation yang benar untuk kata tersebut adalah
[egzmn]. Selanjutnya kata analysis diucapkan
dengan [nlaisis], sedangkan pengucapan yang
benar untuk kata tersebut adalah [nlss], dan
designated diucapkan dengan [dezaintid] dan bukan
[dezigneitid]. Fenomena ini merupakan masalah umum
bagi orang Indonesia dalam mengucapkan kata-kata
dalam bahasa Inggris.
Banyak peneliti linguistik yang telah melakukan
penelitian terhadap kemampuan seseorang untuk
menguasai bahasa Inggris dan beberapa faktor yang
memengaruhi kemampuan orang tersebut untuk
menguasai bahasa Inggris. Beberapa diantaranya
adalah Stephen Krashen (1978), Scovel (1988), dan
Theo Bongaerts, et al. (1995). Peneliti-peneliti tersebut
meneliti second language learning (pembelajaran
bahasa asing) dan second language acquisition
(penguasaan bahasa asing) dalam beberapa
aspek yang meliputi linguistics, sociolinguistics,
dan psycholinguistics. Menurut Krashen (1978),
learning dan acquisition adalah merupakan proses
pembelajaran yang berbeda. Learning adalah suatu
proses pembelajaran di mana individu mempelajari
bahasa Inggris di dalam kelas dengan seorang guru
sebagai fasilitator. Misalnya murid-murid di Indonesia
belajar bahasa Inggris di dalam kelas. Sedangkan
acquisition adalah suatu proses pembelajaran dimana
individu mempelajari bahasa Inggris secara langsung
di lingkungan yang masyarakatnya menggunakan
bahasa asing tersebut. Hasil yang diperoleh dari proses
[main],
sehingga
mahasiswa
tersebut
juga
mengartikulasikan [main] untuk suku kata kedua dari
kata examine. Demikian pula dengan kata determine
yang seharusnya diartikulasikan [dtmn], diucapkan
dengan pronunciation yang salah, yaitu [dtman].
Kata analysis juga diartikulasikan salah. Analysis
seharusnya diucapkan [nlsis], dan bukan
[nlasis]. Kesalahan pronunciation ini terjadi karena
kemungkinan mereka memperhatikan bahwa huruf y
dalam bahasa Inggris sering diartikulasikan dengan
diftong [a] seperti y pada kata-kata: my, by, lying,
analyze, satisfy, magnify, type, why, cycle. Namun
tidak demikian pada kata analysis.
2. Kesalahan pronunciation vowel : [] , pada kata
opinion.
Kata opinion yang seharusnya diartikulasikan [pnjn]
menjadi [:pnn]. Mereka mengubah vowel [] pada
huruf o pertama dari kata opinion menjadi vowel [:].
Tampaknya kesalahan pronunciation tersebut karena
ada pengaruh mother tongue (bahasa Indonesia).
Dalam bahasa Indonesia huruf o diartikulasikan [:]
seperti pada kata-kata: tokoh, tomat, tongkat, pohon,
and bola.
3. Kesalahan pronunciation vowel [], pada kata :
rather than
Bahasa Indonesia mempunyai vowel: [a], [i], [u],
[e], [], [o], tetapi tidak mempunyai vowel []. Hal ini
mungkin yang membuat orang Indonesia lebih mudah
mengucapkan vowel [] daripada vowel []. Contoh
pada kata rather than, ada kesalahan pronunciation
yang diucapkan oleh mahasiswa tersebut. Mereka
cenderung mengucapkannya dengan [r n],
dan beberapa orang ada yang mengucapkan [rd
dn]. Padahal berdasarkan Merriam-Webster Online
Dictionary, pronunciation yang benar untuk kata rather
than adalah [r n]. Kemungkinan kesalahan
pronunciation tersebut karena ada pengaruh (transfer)
dari L1 (bahasa Indonesia) ke L2 (bahasa Inggris).
4. Kesalahan pronunciation vowel [], pada kata-kata:
result dan month,
Pronunciation yang benar untuk kata result adalah
[rzlt], dan kata month seharusnya diartikulasikan
[mn]. Namun beberapa mahasiswa mengartikulasikan
result dengan salah, yaitu dengan mengubah vowel []
menjadi vowel [u:], maka menjadi [rzu:lt]. Demikian
pula dengan month yang seharusnya [mn] diubah
menjadi [m:n]. Kesalahan pronunciation ini
terjadi kemungkinan karena mahasiswa tersebut
mengucapkan kata-kata dalam bahasa Inggris - result
dan month - sesuai dengan huruf seperti mengucapkan
kata-kata dalam bahasa Indonesia.
5. Kesalahan pronunciation vowel [], pada kata-kata:
book dan good.
73
INFO
74
75
INFO
76
Latihan Counter Terorism Exercise (CTx) tahun 2013 ini diharapkan menjadi suatu
langkah awal bagi negara anggota ADMM-Plus untuk dapat mewujudkan kerja sama aktif
dalam menjaga keamanan wilayah asia tenggara, khususnya dari serangan terorisme.
Diharapkan para peserta latihan dapat mengambil manfaat dari pelaksanaan latihan CTx
tahun 2013 ini dan terus mengasah diri agar selalu siap menghadapi tantangan tugas
yang akan semakin berat.
1. Aspek Strategis.
a. Mendapatkan strategi yang tepat dalam
mencegah dan meningkatkan daya tangkal
(deterrent strategy) yang dirancang oleh negaranegara peserta dalam rangka menghadapi
ancaman teroris.
b. Terwujudnya kemampuan negara peserta
ADMM-Plus
dalam
melakukan
tindakan
menangani aksi teroris di wilayah masingmasing negara dan tempat-tempat strategis
yang menjadi kepentingan bersama dari
ancaman teror.
2. Aspek Operasional. Terwujudnya kerja sama
yang erat dalam menangani dan memberantas teror
yang diaplikasikan dalam menghadapi kondisi
nyata di lapangan. Meningkatnya interoperability
(kemampuan operasi bersama) dalam rangka
terwujudnya kesiapsiagaan bersama negara
peserta ADMM-Plus.
3. Aspek Psikologi.
a. Internal. Meningkatkan hubungan kerja
sama antara negara peserta ADMM-Plus
dengan komponen lainnya.
b. Eksternal. Meningkatkan hubungan kerja
sama antara negara peserta ADMM-Plus dan
stakeholder dengan masyarakat setempat.
c. Nasional. Adanya pemahaman masyarakat
yang semakin tinggi terhadap kemampuan
dan kapabilitas Satuan Gultor TNI di dalam
melaksanakan fungsi dan tugas pemberantasan
terorisme global.
4. Aspek Taktik, Teknik dan Prosedur. ADMMPlus beserta stakeholder terkait mampu
mengaplikasikan doktrin taktik, teknik dan
prosedur menangani aksi teroris.
PELAKSANAAN LATIHAN.
Indonesia dalam kerangka ADMM Plus
bekerjasama dengan Amerika Serikat sebagai
negara partner (plus country) akan melaksanakan
Counter Terrorism Exercise (CTx) yang akan
diikuti 10 negara ASEAN dan 8 negara partner
ASEAN di Kawasan Indonesian Peace and
Security Center (IPSC) Sentul, Bogor. Latihan
penanggulangan Terorisme diikuti 18 negara ini
akan dibuka pada tanggal 9 September 2013 oleh
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dan ditutup
oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
pada 13 September 2013.
Latihan Counter Terrorism (CT) tahun 2013
dipimpin langsung oleh Direktur latihan Danjen
Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo dan Wakil
Direktur Latihan Danpasmar-2 Brigjen TNI (Mar)
Buyung Lalana. Latihan ini melibatkan penggunaan
alutsista, antara lain: Helikopter (Bell, Puma, MI17), Kendaraan Khusus, Perahu Karet dan Sea
Rider. Latihan penanggulangan Terorisme ini juga
melibatkan sekitar 100 orang pasukan elit dari
17 negara peserta dan 60 orang pasukan elit TNI
yang berasal dari pasukan Penanggulangan Teror
(Gultor) TNI dari ketiga angkatan, yaitu: Satuan
81/Gultor TNI AD, Denjaka TNI AL dan Den Bravo
77
PRESTASI
78
Kesinambungan
pembinaan
sangat
diperlukan, walaupun terpisah dalam
penugasan sebagai prajurit, pada waktu
tertentu bisa menjadi satu tim yang tangguh
melalui pemusatan latihan yang terprogram.
Upaya yang berbuah hasil ini perlu adanya
campur tangan pemimpin dan kita semua
sebagai mitra kerja maupun penyemangat.
Dengan jadwal latihan yang terprogram
dalam menghadapi even-even tingkat
nasional, dan dukungan dari pemimpin,
kiranya kita bisa berprestasi ungkap Gunarti
Indahyani saat berkunjung ke redaksi
Cakrawala.
Harapan itu semoga terwujud, berlatih dan
terus berlatih untuk mengasah ketajaman
senjata pamungkas, pada akhirnya akan
tercipta kebanggaan apabila jagoan kita
berhasil memperoleh prestasi pada sebuah
kompetisi. Citra positif
akan menyusup pada
publik terus merebak
mengaharumkan institusi
TNI Angkatan Laut. Bravo
Dara Laut. Mujiyanto