Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ANSYARI RAHMAN


NIM : 045161242

SOAL NO. 1

JAWABAN

Lakukanlah analisis terkait pentingnya posisi grografis Indonesia baik di tingkat ASEAN
maupun dunia!

Apakah kondisi geografis Indonesia merupakan berkah atau bencana?

Tergantung pada pandangan Anda. Seseorang bahkan dapat mengatakan keduanya. Mengapa
demikian? Pertama, Indonesia terletak di antara lempeng tektonik Australia, Asia, dan Pasifik.
Fakta ini saja memberi Indonesia banyak gunung dan gunung berapi yang memberi kita:

a. Banyak tanah subur. Khususnya di Pulau Jawa dan Bali;

b. Beberapa gempa bumi;

c. Beberapa letusan gunung berapi;

d. Daerah pegunungan yang sulit diakses.

Kedua, Indonesia adalah negara kepulauan yang berarti Indonesia memiliki banyak pulau dan
banyak laut.

Anda dapat menebak bagaimana seseorang melihat fitur maritim Indonesia jika mereka
menggunakan 'dipisahkan oleh laut' atau 'dihubungkan oleh laut'. Yang satu melihat ini sebagai
penghalang, yang lain mungkin melihatnya sebagai hubungan dan bahkan tantangan.

Ketiga, sebagian wilayah Indonesia terletak di dekat Selat Malaka.

Keempat, karena Indonesia adalah rumah bagi spesies endemik, Anda dapat melihatnya sebagai
daya tarik wisata potensial atau hambatan untuk pengembangan dan perjuangan melawan
kemiskinan di kawasan konservasi yang ditunjuk.

Kesimpulan

Kondisi geografis Indonesia ini merupakan berkah maupun juga bencana, itu tergantung
bagaimana cara kita memandangnya. Bisa menjadi berkah Karena kondisi geologis, Indonesia
harus menghadapi banyak bencana alam. Banyak nyawa, bangunan, dan peradaban hilang. Anda
bisa menyebutnya "Bencana", tetapi ada juga manfaat yang datang setelahnya. Selama letusan
gunung berapi, mineral dikeluarkan. Mineral tersebut akan mengendap di sekitar gunung berapi,
meningkatkan kesuburan tanah, dan menjadi “berkah” bagi para petani. Berkat bisa menjadikan
Nusantara kaya akan sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan.
“Berkat” itu memanjakan orang dan membuat mereka malas. Itu menjadi juga dapat menjadi
“kutukan” dan menghambat perkembangan. Makanya walaupun sumber daya alam melimpah,
sumber daya manusianya kurang… mungkin, Satu hal yang pasti, karena sumber daya itu, tanah
kita dijajah selama berabad-abad.

Refrensi : MKDU4111/MODUL 3 HAL 3.14 -3.17 (GEOSTRATEGI)

SOAL NO. 2

JAWABAN

Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan non
fisik!

Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 ayat 1 disebutkan
bahwa " Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara."

Kita sebagai warga negara Indonesia wajib Ikut serta mempertahankan kedaulatan negara dan
menangkal segala bentuk macam ancaman dengan keikutsertaan bela negara.

Ada dua macam bela negara, yakni bela negara secara fisik dan nonfisik.

Bela negara fisik menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, dapat
berupa keikutsertaan warga negara menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan
Dasar Kemiliteran.

Sedangkan kita sebagai mahasiswa dapat berupa Nonfisik yang mana menurut UU No. 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara, dapat diselanggarakan berupa:

- Pendidikan Kewarganegaraan

-Menerapkan rasa cinta terhadap Pancasila

-Mencintai Budaya sendiri. Dalam artian, tidak terlalu menjunjung budaya luar hingga lupa
budaya sendiri.

-Cinta terhadap bahasa kita sendiri.

-Menghindari berita-berita hoaks yang memecah belah bangsa dan menghargai jasa para
pahlawan indonesia.
-Meningkatkan prestasi di segala bidang.

SUMBER : MKDU4111/MODUL 3 HAL 3.8-310 ( Ketahanan Nasional)

SOAL NO. 3

Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI!

JAWABAN

Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (ATHG) yang dihadapi bangsa Indonesia
bukanlah hal yang baru. Sejak didirikannya negeri ini, berbagai ATHG bermunculan mewarnai
proses pembentukan wilayah darat negara Indonesia.

Bentuk ATHG tersebut umumnya adalah pembrontakan yang dilakukan sebagian rakyat dengan
berbagai tuntutan kepada pemerintah pusat. Ada kalanya mereka bermaksud mendirikan negara
tersendiri atau memisahkan diri dari NKRI.

Tetapi adakalanya gangguan tersebut dipicu oleh ketidakadilan pembangunan, faktor politik,
ekonomi dan sosial. Intinya hampir semua wilayah di Indonesia pernah muncul gerakan
pembrontakan maupun gangguan keamanan.

Pontjo mengatakan bentuk ATHG saat ini berbeda dengan ATHG jaman dahulu. Dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi, dampak dari ATHG justeru jauh lebih dasyat dan berbahaya,
karena bisa menimbulkan perang assymmetris atau dikenal perang generasi ke-4.

Telaah terhadap pasal-pasal yang mengatur keadaan darurat dan pertahanan keamanan dalam
UUD 1945 lanjut Pontjo, memberikan kesan bahwa pendiri negara masih dipengaruhi oleh
konsep konvensional tentang keadaan bahaya dan tentang perang.

“Besar kemungkinan, para pendiri bangsa kurang faham terhadap implikasi kemajemukan
kultural masyarakat kita terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, tentang faktor penyebab
terjadinya pembrontakan, perang subversi dan perang assymmetris yang demikian canggih,”
tambahnya.

Selain itu, ada kesan juga bahwa para perancang amandemen UUD 1945 dan perancang UU
tentang Pertahanan Negara, UU tentang Kepolisian RI, serta UU tentang Tentara Nasional
Indonesia, sama tidak fahamnya dengan Pendiri Negara 73 tahun lalu.

Akibatnya kita seperti tidak siap menghadapi sedemikian banyak aksi musuh yang sudah mulai
menguasai masalah-masalah sensitif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
khususnya dibidang ideologi,politik, ekonomi, sosia, budaya juga hankam. UU yang dibentuk
tidak hanya menimbulkan kelengahan tetapi juga konflik antar sesama.

“Kita ambil contoh bagaimana aksi terorisme belakangan sedemikian sering muncul. Aksi
tersebut acapkali didasari oleh motivasi keagamaan yang bersifat sektarian,” tukas Pontjo.
Meski aksi terorisme tidak mendapatkan dukungan mayoritas umat beragama, Pontjo menilai
perlunya dicari format untuk pencegahan dan penangkalan aksi teror yang lebih canggih. Format
pencegahan tersebut sepatutnya yang mampu mengajak seluruh lapisan masyarakat termasuk
para tokoh agama untuk ambil bagian di dalamnya.

Sementara itu Prof Dr. Irfan Idris MA, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) mengatakan pola propaganda dan rekruitmen anggota teroris saat ini jauh
lebih canggih dibanding jaman dahulu. Jika dahulu perekruitan berfokus pada kekeluargaan,
pertemanan, ketokohan dan lembaga keagamaan, maka saat ini rekruitmen banyak
memanfaatkan media sosial, website dan social messenger.

Penggunaan dunia maya ini menurut Irfan memiliki sejumlah keunggulan. Diantaranya mudah
diakses, tidak ada kontrol, audiens lebih luas, anonim, kecepatan informasi, murah, mudah, dan
bersifat multimedia.

Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai kebijakan untuk menutup akses para teroris ini
melalui penutupan situs, de-registrasi domain, penyaringan IP addres, penyaringan konten dan
penyaringan search engine.

Sumber : https://menara62.com/tanggulangi-athg-pemerintah-indonesia-perlu-mencari-
format-baru/

Soal No. 4

Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha untuk
memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan nasional!

JAWABAN

Ketahanan ideologi berdasarkan Pancasila adalah suatu ketahanan yang memiliki kemampuan
untuk memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan menangkal penetrasi
ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. (SUMBER :
MKDU4111/MODUL 3 HAL 3.6)

Cara yang paling efektif untuk memperkuat ideologi Pancasila menurut saya adalah memulai
dari diri sendiri terlebih dahulu. Seperti meningkatkan toleransi terhadap suku, agama, ras dan
adat lain yang ada di Indonesia.

Dengan begitu, kita bisa memberikan contoh yang baik untuk orang lain agar mereka dapat
mengikuti contoh kita. Karena jika kita tidak memberikan contoh yang baik, maka tidak akan ada
orang yang ingin mendengarkan ucapan kita mengenai pelestarian ideologi Pancasila. Oleh
karena itu salah satu cara melestarikan ideologi Pancasila adalah dengan hidup bertoleransi antar
penganut agama berbeda dan mencintai sesama manusia tanpa melihat suku, agama, warna kulit,
etnis, ras dan golongannya.
Selain itu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM) untuk kalangan pelajar maupun Mahasiswa untuk lebih memahami nilai
Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai