Anda di halaman 1dari 19

MENGGAMBAR MESIN

MECHANICAL DRAWING

Dosen Pengajar:
Achmad Syaifudin, ST

Kontrak Studi
Gambar Susunan & Rinci
Tanda Pengerjaan
Pengantar CAD
Toleransi Dimensi dan Geometrik
Suaian
Gambar Elemen Mesin Berulang
(Baut-Mur, Roda Gigi, Pegas,
Bantalan Gelinding)
^ Gambar Pengelasan u Review
W
X
Y
Z
[
\
]

JTM FTI-ITS Surabaya

MENGGAMBAR MESIN
Tanda Pengerjaan: Definisi

Setiap permukaan yang telah mengalami proses permesinan akan


mempunyai kekasaran tertentu, misalnya: mengkilap, halus, kasar. Proses
permesinan akan menentukan keadaan permukaan pada tingkat tertentu.
Untuk bagian perencana kerja, bagian perhitungan biaya, maupun
operator harus mengetahui tingkat kekasaran permukaan yang harus
dicapai untuk suatu benda kerja.
Cara menyatakan konfigurasi permukaan dalam gambar inilah yang
disebut Tanda Pengerjaan.
Alat untuk mengukur kekasaran permukaan (Ra) adalah Profilometer.

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[2]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Kekasaran Permukaan


Ada 3 parameter yang digunakan untuk menunjukkan kekasaran
permukaan: Ra, Rz dan Rmax.
Ra adalah penyimpangan rata-rata dari garis rata-rata profil.

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[3]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Kekasaran Permukaan


Rz adalah ketidakrataan ketinggian pada sepuluh titik.

Rmax adalah ketidakrataan ketinggian maksimum.

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[4]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Kekasaran Permukaan


Hubungan antara Ra, Rz dan Rmax dapat dinyatakan dalam tabel berikut:

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[5]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Kekasaran Permukaan


Hubungan antara tingkat kekasaran Ra dan kelas kekasaran (N):

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[6]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Kekasaran Permukaan


Kekasaran permukaan yang dapat dicapai
Harga kekasaran dengan simbol
huruf N.
Tingkat kekasaran dengan angka 1 hingga 12.
Harga kekasaran Ra dalam satuan m.
Tingkat kekasaran permukaan
Kasar: kekasaran permukaan
yang dicapai dengan pengerjaan
kasar.
Normal: kekasaraan permukaan
yang dicapai dengan pengerjaan
normal (sedang).
Halus: kekasaran permukaan
yang dicapai dengan pengerjaan
khusus (halus).
JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[7]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Simbol Penunjuk Keadaan Permukaan


Simbol tanpa perintah tambahan
Simbol dasar, tidak mempunyai arti untuk pengerjaan.
Permukaan yang harus dikerjakan.
Permukaan tidak boleh dikerjakan sedikitpun.

Simbol dengan harga kekasaran yang dikehendaki


Harga kekasaran yang harus dicapai (dikerjakan dengan atau tanpa mesin)
Harga kekasaran yang harus dicapai sebelum mendapat
pengerjaan lebih lanjut.
Harga kekasaran yang harus dicapai tanpa dikerjakan
sedikitpun.

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[8]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Simbol Penunjuk Keadaan Permukaan


Simbol dengan tambahan perintah pengerjaan
Harus dikerjakan dengan mesin yang dikehendaki
(mesin gerinda)
Harus diberi ukuran kelebihan, untuk pengerjaan
berikutnya.
Arah bekas pengerjaan dengan mesin berbentuk:
; = ; X ; M ; C ; R.

Letak simbol dan angka pada Tanda Pengerjaan


Huruf A = Kelonggaran permesinan
Huruf B = Harga kekasaran rata-rata
Huruf C = Jenis proses pengerjaan
Huruf D = Panjang contoh
Huruf E = Simbol arah bekas pengerjaan

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[9]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Simbol Arah Bekas Pengerjaan


Tanda

Arti

Contoh

Arah bekas pengerjaan sejajar garis dimana


simbol ditempatkan.
Arah pengerjaan tegak lurus garis dimana
simbol ditempatkan.

Arah bekas pengerjaan menyilang garis dimana simbol ditempatkan.

Arah bekas pengerjaan tidak teratur.

Arah bekas pengerjaan melingkar terhadap


garis kerja.

Arah bekas pengerjaan relatif radial terhadap sumbu bidang.


Proses pengerjaan akhir adalah digerinda.

Proses pengerjaan akhir adalah dilapisi krom.


JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[ 10 ]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Kekasaran dan Panjang Sampel


Panjang sampel adalah panjang yang ditentukan sebagai sample, yang digunakan pada waktu pengukuran kekasaran permukaan. Panjang sample ini
sudah tertentu, sesuai dengan tingkat kekasaran Ra atau N.

JTM FTI-ITS Surabaya

Harga kekasaran
Ra, (m)

Angka kelas
kekasaran

Panjang
sampel

50
25

N 12
N 11

12,5
6,3

N 10
N9

2.5

3,2
1,6
0,8
0,4

N8
N7
N6
N5

0.8

0,20
0,1
0,55

N4
N3
N2

0.25

0,0025

N1

0,08
Achmad Syaifudin, ST

[ 11 ]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Posisi pada Gambar Bidang Kerja


Tanda pengerjaan harus diletakkan langsung pada permukaan masingmasing bidang benda kerja, bilamana mungkin dan hanya sebuah tanda
saja untuk permukaan yang sama.
Agar gambar lebih bersih dan jelas, maka tanda pengerjaan diletakkan
dekat nomor bagian. Hanya tanda pengerjaan khusus yang diletakkan
pada gambar kerja.

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[ 12 ]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Posisi pada Gambar Bidang Kerja

Tanda pengerjaan tidak boleh diletakkan


pada garis strip-strip (garis tidak kelihatan),
tempatkanlah pada garis tebal.

Bila suatu bidang tampak pada beberapa


proyeksi, maka pengerjaan hanya dicantumkan satu kali saja.

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[ 13 ]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Posisi pada Gambar Bidang Kerja

Bidang yang sama dimana tampak dua kali


maka tanda pengerjaannya dicantumkan
hanya satu kali.

Tanda pengerjaan pada bidang-bidang datar


dan simetri harus diberikan pada setiap bidang. Kecuali pada bidang segi empat dan
sejenisnya.

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[ 14 ]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Posisi pada Gambar Bidang Kerja


Untuk beberapa lubang yang sama maka hanya
diberikan tanda pengerjaan pada satu lubang
saja.
Bila seluruh permukaan bidang benda kerja memiliki harga kekasaran yang sama, maka pemberian
simbol cukup satu saja didekat nomor bagian.
Pada benda kerja dengan beberapa macam
tingkat kekasaran maka
Tanda pengerjaan umum diikuti dengan tandatanda pengerjaan khusus didalam kurung.
Tanda pengerjaan umum diikuti dengan simbol
dasar tanda pengerjaan didalam tanda kurung.
JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[ 15 ]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Komparasi ISA dan ISO


Persamaan simbol lama (standar ISA) dengan simbol baru (standar ISO):
Tanda pengerjaan digambarkan dengan simbol segitiga, langsung diatas permukaan yang dikerjakan atau pada garis bantu yang ditarik keluar dari permukaan tersebut.

Perbedaan simbol lama dengan simbol baru:


Simbol lama : digambar dengan satu atau beberapa segitiga tergantung harga
kekasaran yang harus dicapai. (Standar ISA, VSM 10.320)
Simbol baru: digambar dengan satu segitiga dengan perpanjangan garis pada
sisi kanannya, sudut 30o, sisi kiri minimum 4 mm, sisi kanan 2x panjang sisi
kiri. (Standar ISO, ISO DR. 1.320).

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[ 16 ]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Komparasi ISA dan ISO

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[ 17 ]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Komparasi ISA dan ISO


Keterangan

Standar ISA
VSM 10. 320

Standar ISO
ISO DR. 1.302

Tanpa Tanda Pengerjaan Umum


Setiap permukaan yang dikerjakan
mempunyai satu tanda pengerjaan.
Tanda Pengerjaan Umum
Setiap permukan mempunyai harga
kekasaran yang sama.
Tanda Pengerjaan Khusus
Harga kekasaran permukaan yang minoritas digambarkan langsung. Pada sistim
baru diletakkan didalam tanda kurung.

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[ 18 ]

MENGGAMBAR MESIN

Tanda Pengerjaan: Komparasi ISA dan ISO

Keterangan

Standar ISA
VSM 10. 320

Standar ISO
ISO DR. 1.302

Permukaan yang dikerjakan mempunyai


satu tanda pengerjaan. Permukaan yang
tidak dikerjakan tidak diberi tanda pengerjaan.
Permukaan dengan harga kekasaran sama, digambarkan pada gambar benda
kerjanya dengan simbol dasar dan digambarkan pula didekatnya tanda pengerjaan dengan harga kekasaran yang
harus dicapai.
Harga kekasaran bagi permukaan yang
lain, langsung digambarkan pada permukaannya.

JTM FTI-ITS Surabaya

Achmad Syaifudin, ST

[ 19 ]

Anda mungkin juga menyukai