FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Dini Saraswati Handayani, SST
NIP . 132.317. 123
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi limpahan nikmat dan hidayah
kepada penulis untuk dapat menyelsaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
Gambaran
Pengetahuan
Puskesmas Sukawarna,
Ibu Menyusui
Berdasarkan
karasteristik
ibu di
2007 .
Dalam rangka mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan,
batuan dan dorongan dari semua pihak secara moril maupum materil
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih sedalam-dalamnya kepada :
Penulis
menyadari
bahwa
Karya
Tulis
Ilmiah
ini
masih
banyak
kekurangannya, untuk itu dengan penuh harapan masukan kritik serta saran dapat
diberikan dari semua fihak .
Bandung,
Desember 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR BAGAN...ix
DAFTAR LAMPIRAN ...x
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.. . 1
B. Perumusan Masalah. 6
C. Tujuan Penelitian.. 7
1. Tujuan Umum ..... 7
2. Tujuan Khusus .... 7
D. Manfaat Penelitian .... 7
1. Penulis ......8
ii
iii
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi ASI per 100ml15
Tabel 2.2 Perbandingan ASI dengan PASI23
Tabel 3.1 Definisi Oprasional dan Cara Pengukurannya 53
Tabel 4.1 Disribusi Frekuensi Responden Berdasarkan .59
Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Ekslusif di Puskesmas
Sukawarna Tahun 2006
Tabel 4.2 Disribusi Frekuensi Responden Berdasarkan .60
Umur di Puskesmas Sukawarna Tahun 2006
Tabel 4.3 Disribusi Frekuensi Responden Berdasarkan .60
Paritas di Puskesmas Sukawarna Tahun 2006
Tabel 4.4 Disribusi Frekuensi Responden Berdasarkan .61
Pendidikan di Puskesmas Sukawarna Th 2006
Tabel 4.5 Disribusi Frekuensi Responden Berdasarkan .61
Pekerjaan di Puskesmas Sukawarna Tahun 2006
Tabel 4.7 Disribusi Pengetahuan Ibu menyusui Tentang 62
ASI Ekslusif Berdasarkan Umur di Puskesmas Sukawarna
Tahun 2006
Tabel 4.7 Disribusi Pengetahuan Ibu menyusui Tentang 62
ASI Ekslusif Berdasarkan Paritas di Puskesmas Sukawarna Tahun 2006
Tabel 4.7 Disribusi Pengetahuan Ibu menyusui Tentang 63
ASI Ekslusif Berdasarkan Pendidikan di Puskes mas Sukawarna Tahun
2006
Tabel 4.7 Disribusi Pengetahuan Ibu menyusui Tentang 64
ASI Ekslusif Berdasarkan Pekerjaan di Puskes mas Sukawarna
Tahun 2006
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengeluaran ASI dengan Tangan.. 24
Gambar 2.2 Pengeluaran ASI dengan Pompa Tangan. 24
Gambar 2.3 Anatomi Payudara. 30
Gambar 2.4 Refleks Prolaktin 31
Gambar 2.5 Refleks Oksitoksin. 32
Gambar 2.6 Berbagai Macam Posisi Menyusui. 34
Gambar 2.7 Cara Meletakan bayi dan Memegang Payudara.. 35
Gambar 2.8 Menyendawakan Bayi 36.
Gambar 2.9 Kutang ( BH) yang baik untuk Ibu Menyusui 38
vi
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 52
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan
Pembangunan
Kesehatan
adalah
tercapainya
(Kompas
2004.
http://hqweb01
hidup
(catatan
sekretariat
ASEAN,
2003),
di
Vietnam
menunjukan 30 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2001(
VII.http://www. Kompas.com. 2004)
Page | 1
dengan
pemberian ASI
saja dapat
mencukupi
Page | 2
diare untuk bayi umur 0-28 hari sebesar 13,9%, umur 29 hari sampai
1.tahun sebesar 13,9% dan untuk umur 1 sampai 4 tahun sebesar
13,10%. Penyebab diare ini bisa berhubungan dengan pemberian
makanan padat telalu dini selain pemberian ASI (Profil Jawa Barat, 2002),
maka diperlukan berbagai pengetahuan guna mendorong ibu-ibu untuk
sadar dan mau memberikan ASI nya (Utami Roesli, 2005).
Menyusui merupakan proses alamiah dan bagian terpadu dari
proses reproduksi. Setiap wanita yang dapat dibuahi dan hamil sampai
cukup bulan akan dapat mengeluarkan air susu (Khairunniyah, 2004).
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan paling ideal bagi bayi. Oleh
karena itu, pada tahun 2000 pernerintah Indonesia menetapkan target
sekurangnya 80% ibu menyusui bayinya secara eksklusif, yaitu ASI tanpa
makanan ataupun minuman lainnya sejak lahir sampai bayi berumur 6
bulan. Semula pernerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui
bayinya hingga usia 4 bulan, kemudian pemerintah mengeluarkan
kebijakan baru melalui Mentri Kesehatan RI No. 450/Menkes/SK/IV/2004
mengenai pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan
dianjurkan untuk dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun dengan
pemberian makanan tambahan yang sesuai (Untoro, 2004). Selain itu,
kajian WHO pada tahun 1999 menyatakan bahwa lebih dari 3000
penelitian menunjukkan pemberian ASI selarna 6 bulan adalah jangka
waktu yang paling optimal untuk pemberian ASI eksklusif. Memperpanjang
pemberian ASI eksklusff sampai usia bayi 6 bulan memberi berbagai
Page | 3
manfaat bagi bayi, antara lain: (1) menurunkan resiko gizi berlebih, (2)
meningkatkan
kesehatan
di
masa kanak-kanak,
(3)
meningkatkan
kekebalan tubuh, (4) menekan resiko alergi, bercak kulit, diare, infeksi
saluran
nafas,
(5)
tidak
membuat
berat
badan
bayi
turun.
(www.sahabatnestle. co.id/home/main/tksk/tks/ndnp.asp)
Menurut. Utami Roesli (2004). pemberian ASI secara eksklusif
artinya hanya memberi, ASI pada bayi dan bayi tidak mendapat tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, juga tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubuk susu, biskuit,
bubur nasi, dan tim.
Menurut
kondisi
adalah
pemberian
masih kurangnya
AS[
pengetahuan
Page | 4
dipengaruhi oleh faktor lain yang meliputi usia ibu, paritas, pendidikan,
dan pekerjaan (Depkes RI, 1994).
Umur
mempengaruhi
bagaimana
ibu
menyusui
mengambil
menyusui
atau tidak.
Dukungan
dokter,
bidan/petugas
Page | 5
ibu
juga
diperkirakan
dapat
mempengaruhi
pengetahuan
responden
yang
tidak
bekerja.
Semua
ini
disebabkan karena ibu yang bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki
akses
yang
lebih
baik
terhadap
termasuk mendapatkan
berbagai
informasi
informasi,
tentang
pemberian
ASI
eksklusif (Depkes RI
1999).
Hasil
penelitian
Soekirman
(1994)
mengungkapkan
bahwa
membuat
seseorang
terdorong
untuk
ingin
tahu,
mencari
Page | 6
uraian
di
atas,
maka
penulis
tertarik
untuk
mengetahui
Page | 7
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang tersebut di atas, maka peneliti
dapat merumuskan masalah : "Masih rendahnya pengetahuan ibu
menyusui tentang pemberian ASI eksklusif yang menyebabkan rendahnya
hasil cakupan ASI ekslusif di Puskesmas Sukawarna
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan
gambaran
pengetahuan
ibu
menyusui
Page | 8
D. Manfaat Penelitian
1. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sebagai sarana untuk melatih diri melakukan penelitian,
serta menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh.
Page | 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif
1. Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif
adalah bayi
hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubuk susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Utami Roesli,
2004).
Memberikan ASI secara ekslusif berarti keuntungan untuk semua,
bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih
sehat dan menarik, perusahaan , lingkungan dan masyarakat pun akan
lebih mendapat keuntungan (Utami Roesli, 2005).
ASI eksklusif adalah telah terbukti menjadi sumber nutrisi terbaik
untuk bayi terutarna yang berumur kurang dan 6 bulan (www.liverpool
johnmoore university- universitasatmajaya/sekolah tinggi ilmu kesehatan
st-corolus jakarta).
Menurut Novaria (2000), ASI adalah satu-satunya makanan minuman
terbaik
untuk
bayi
dalam
masa
bulan
pertama
kehidupan
(www.indosiar.com).
Page | 10
Page | 11
4-6 bulan. Setelah 4-6 bulan bayi diberi makan pendamping / padat yang
benar dan tepat, sehingga ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau
lebih. Pemberian makanan bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai
dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan
sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara ekslusif .
Pada
tahun
1999,
setelah
pengalaman
tahun,
UNICEF
Page | 12
3) Mengandung
antibodi
(terutama
kolostrum)
yang
melindungi
bayi
disusukan
segera
setelah
dilahirkan,
maka
Page | 13
Page | 14
Page | 15
4) Menciptakan
generasi
penerus
bangsa
yang
tangguh
dan berkualitas
untuk
membangun negara.
Karena
anak
yang
dibandingkan
dengan
susu
yang
matang.
6) Merupakan
pencahar
yang
ideal
untuk
membersihkan
Page | 16
Protein (gr)
Karbohidrat (gr)
Lemak(gr
)
Hari ke-5
2,00
6,42
3,2
Hari ke-9
1,73
6,73
3,7
Hari ke-34
1,30
7,11
4.0
Sumber : Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Tenaga
Kesehatan, EGC, Jakarta
Page | 17
suatu
cairan
yang
berwarna
putih
Page | 18
Diperkirakan
Page | 19
2)
Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktose, yang kadarnya
paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktose mudah
dipecah menjadi glukose dan galaktose dengan bantuan enzim
laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak
lahir. Laktose mempunyai manfaat lain yaitu mempertinggi absorbsi
kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus.
3) Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI
sebesar 0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih
mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Selain
mudah dicerna, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang
tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin
diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk
pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenarnya sistin dan taurin
dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi baru lahir
penguraian tirosin ini belum ada.
air kemih
Page | 20
rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau
susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena
hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding
susu ASI, tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi, sehingga
menggangu penyerapan kalsium dan juga magnesium.
ASI dan susu sapi mengandung zat besi dalam kadar yang tidak
terlalu tinggi, tetapi zat besi dalam ASI mudah diserap. Dalam
badan bayi terdapat cadangan zat besi, di samping itu ada zat besi
yang berasal dari eritrosit yang dipecah, bila ditambah dengan zat
besi yang berasal dari ASI maka bayi akan mendapat cukup zat
besi sampai usia 6 bulan. Seng diperlukan untuk tumbuh kembang,
sistem imunitas dan mencegah penyakit penyakit tertentu seperti
akrodermatitis enteropatika (penyakit yang mengenai kulit dan
sistem
pencernaan
dan
dapat
berakibat
fatal).
Bayi
yang
5) Vitamin
ASI cukup untuk mengandung vitamin yang diperlukan bayi.
Vitamin K yang
berfungsi
sebagai
katalisator
pada proses
Page | 21
6) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif
rendah tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan.
bersifat
asam
sehingga
dapat
menghambat
Page | 22
Page | 23
berbeda bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam
ASI.
5) Faktor Anti streptokokus
Dalam ASI terdapat anti streptokokus yang melindungi bayi
terhadap infeksi kuman tersebut.
6) Antibodi
Secara elektroforetik, kromatrografik, dan radio immunoassay
terbukti bahwa ASI terutama kolostrum mengandung imunoglobulin,
yaitu secretory IgA (SigA), IgE, IgM, dan IgG. Dan semua
imunoglobulin tersebut yang terbanyak adalah IgA, Antibodi dalam
ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan bayi karena tahan
terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan
membuat lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri
patogen dan entero virus masuk ke dalam mukosa usus.
Dalam tinja bayi yang mendapatkan ASI terdapat antibodi
terhadap bakteri Escheria Coli yang rendah. Di dalam ASI kecuali
antibodi terhadap enterotoksin E Coli, terbukti adanya antibodi
terhadap salmonella thipy, Shigela dan antibodi terhadap virus
seperti rotavirus, polio,
campak.
Antibodi
terhadap
rotrovirus
Page | 24
berupa
polimorfonukler
dan
mononuklear.
akan
merangsang
aktivasi
sistem
ini
dan
dapat
Page | 25
sel
darah
putih,
antibodi,
hormon,
faktor-faktor
Tabel 2.2
Perbandingan ASI dengan PASI
Pencemaran Bakteri
Zat anti infeksi
Protein
a) Kasein (%)
b) Whey(%)
Asam amino:
a) Sistin
b) Taurin
Lemak:
a) Lemak total
b) Asam linoleat
c) Kolesterol
d) Limpase untuk
mencerna lemak
Laktosa atau gula (1/6)
ASI
Tidak ada
Antibodi
Leukosit
Laktoferin
Faktor bifidus
PASI
Mungkin ada
Tidak ada
40
60
80
20
Cukup untuk
pertumbuhan otak
Tidak ada
4% rata-rata
Cukup
Cukup
Ada
4% telalu banyak
Tidak ada
Tidak cukup
Tidak ada
7% Cukup
3-4%
(tidak cukup)
Page | 26
Garam:
a) Natrium
b) Klorida
c) Kalium
Mineral
a) Kalsium
b) Fosfat
c) Zat besi
6,5% (tepat)
12% (tepat)
14% (cukup)
350 mg (tepat)
150 mg (tepat)
Jumlah sedikit diserap
Baik
Vitamin
Cukup
Air
Cukup
Sumber: Soetjiningsih, 1997
1440 mg
900 Mg
Jumlah sedikit diserap
tidak baik
Tidak cukup
Cukup
misalnya
lebih
encer
atau
lebih
tidak
terjamin
Page | 27
Page | 28
d. Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu.
e. Cuci tangan dengan sabun, sedangkan payudara dibersihkan
dengan air.
f.
Page | 29
b. Botol yang baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau
kaca.
c. Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup
kuat, tidak meleleh jika direndam air panas.
d.
e. Jangan lupa bubuhkan label setiap kali akan menyimpan botol AS,
dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas.
f.
dengan
terakhir
tidak
lebih
dari 24
jam.
(www.indosiar.com).
Page | 30
dibolehkan
rawat
keuntungan
gabung
mempunyai
banyak
Page | 31
terjadi. Dengan memper tahankan kontak ibu dengan bayi setelah bayi
lahir, mernbantu kolonisasi mikro organisme (kuman) ibu, dikulit dan
saluran cerna bayi yang biasanya tidak patogen dan untuk ibu
mempunyai antibodi dalam ASI-nya. Jadi, bayi sekaligus terpapar dan
terlindung dari kuman penyakit sehingga terbentuk kekebalan aktif
pada kehidupan selanjutnya. (Perinasia, 1994).
B. Menyusui
Menyusui,
artinya memberikan
makanan
kepada bayi
yang
lingkungan
kebudayaan
kita saat
ini
melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roesli dr,
2000).
Menyusui secara ekslusif merupakan cara pemberian makan yang
alamiah, namun seringkali ibu-ibu kurang mendapat informasi bahkan
sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI
ekslusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang
harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya( Utami
Roesli, 2000)
Menyusui adalah suatu seni yang harus dipelajari kembali, untuk
keberhasilan menyusui tidak diperlukan alat-alat yang khusus dan
Page | 32
tentang
menyusui
dan dukungan
dari lingkungan
terutama suami.
Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupan
dengan cara yang
menyusui tidak
saja
lebih
stabil,
perkembangan
spiritual
yang
positif,
serta
Setelah
Page | 33
C. Payudara
1. Anatomi Payudara (menurut Roesli, 2004)
Payudara adalah kelenjar yang teletak di bawah kulit yang
berfungsi mernproduksi ASI. Beratnya normal 200 gr, hamil 600 gr,
meyusui 800 gr. Payudara terdiri dari bagian luar (eksternal) dan
bagian dalarn (internal)
Bagian luar terdiri dari :
a. Sepasang buah dada terletak di dada.
b. Puting susu
c. Daerah kecoklatan di sekitar puting susu (aerola mammae).
Bagian dalam terdiri dari empat jaringan utama :
a. Kelenjar susu (mammary alveoli) merupakan pabrik susu.
b. Gudang susu (sinus lactiferous) Yang berfungsi menampung ASI,
terletak di bawah daerah kecoklatan di sekitar puting susu.
c. Saluran susu (ductus lactiferous) Yang mengalirkan susu dari
pabrik
Page | 34
secara
alamiah,
sejak
wanita
masih
dalarn
proses
Page | 35
membesar,
sebagai persiapan
persalinan,
perubahan
hormonal
menyebabkan
mammae
setelah
mulai
memproduksi ASI dimulai dengan hisapan bayi pada puting susu, dua
jenis refleks memproduksi dan mengeluarkan ASI sesuai dengan
kebutuhan bayi. Kelenjar pituitari bagian depan di bagian dasar otak
menghasilkan hormon prolaktin. Proses ini dimulai dari hisapan sampai
diproduksinya ASI disebut refleks prolaktin.
Page | 36
Page | 37
Page | 38
Keadaan akan terjadi berbeda bila bayi diberi susu botol di mana
rahang mempunyai peranan sedikit dalam menelan dot botol, sebab
susu dengan mudah mengalir dari lubang dot. Dengan adanya gaya
berat yang disebabkan oleh posisi botol yang dipegang ke arah bawah
dan selanjutnya
dengan
negaffl,
Page | 39
terletak
pada
lengkung
siku
ibu
(kepala
tidak
boleh
Page | 40
d. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
dibawah , jangan -menekan puting susu atau areola payudaranya
saja.
2)
Page | 41
menyusui AS[
dikeluarkan
sedikit kemudian
Page | 42
2)
3)
Page | 43
ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi
akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu
dengan jadwal yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu
setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tidak dijadwal sesuai dengan kebutuhan bayi sangat
berguna, karena dengan sering disusukan akan memacu produksi ASI,
dan juga dapat mendukung keberhasilan menunda kehamilan.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka
setiap kali menyusukan harus dengan kedua payudara dan diusahakan
sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik
Selama masa menyusui ibu sebaiknya menggunakan kutang (BH)
yang dapat menyangga payudara tapi tidak terlalu ketat.
Page | 44
5. Tujuh
langkah
Keberhasilan
Pemberian
ASI
Eksklusif
(Soetjiningsih ,1997)
a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan.
b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui.
c. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan sebagainya
d. Memilih tempat melahirkan yang "sayang bayi" seperti "rumah sakit
sayang bayi atau "rumah bersalin sayang bayi".
e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung
pemberian ASI
eksklusif.
f.
menyusui seperti
Page | 45
sebagainya),
masyarakat
kurang
faktor
kurangnya
petugas
mendapat penerangan
keehatan
atau dorongan
sehingga
tentang
Page | 46
merupakan
salah
satu
faktor
predisposisi
yang
mempengaruhi perilaku seseorang, jadi jika seorang ibu hamil tidak pernah
mendapatkan informasi atau penyuluhan mengenai pemberian ASI ekslusif
dapat berpengaruh
kemudian hari.
2. Tingkatan Pengetahuan
Notoatmojo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan memiliki enam
tingkatan, yaitu :
a. Tahu
Adalah sesuatu kemampuan dalam mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam tingkatan pengetahuan ini
adalah mengingat kembali terhadap suatu hal spesifik yang dipelajari
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk
mengukur
mengidentifikasi,
pengetahuan
menyatakan
dan
ini
adalah
menguaran,
lain-lain. Misalnya
ibu
untuk menjelaskan
secara benar
situasi
yang
anak
menggambarkan,
membedakan,
memisahkan,
Evaluasi
Mengevaluasi
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan
Page | 48
Page | 49
Page | 50
Page | 51
masalah-masalah
yang dihadapi
dengan
tenang
secara
emosional,
remaja
12-19
tahun
harus
dikaji
pula
secara
teliti
karena
umur 35 tahun
lebih, ibu
melahirkan termasuk resiko karena pada usia ini erat kaitannya dengan
Anemia gizi yang dapat mempengaruhi produksi ASIyang dihasilkan.
Berdasarkan hasil penelitian Kusmayanti (2005) bahwa semakin
meningkat umur maka presentase berpengatahuan semakin baik karena
disebabkan oleh akses informasi, wawasan dan mobilitas yang masih
rendah.
Menurut pendapat Hurlock.B.E (2002), bahwa semakin meningkatnya
umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir
dan
Page | 52
menyusui yang kurang baik yang dialami orang lain hal ini memungkinkan
ibu ragu untuk memberikan ASI pada bayinya ( Perinasia, 2004)
Menurut
Perinansia
(2003),
paritas
dalam
menyusui
adalah
pengetahuan
seseorang
dalam
pernberian
ASI
hasil
Page | 53
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI
eksklusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal.
Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi,
umumnya
terbuka
menerima
perubahan
atau
hal-hal
baru
guna
adalah
upaya persuasi
atau
pembelajaran
kepada
(mengatasi
masalah)
dan meningkatkan
Page | 54
berani
memasuki
wilayah
pekerjaan
lain
yang
dapat
Page | 55
Page | 56
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan atau jenis penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian Deskriptif Kuantitatif. Deskriftif yaitu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk melukiskan secara sistimatis fakta
atau
karasteristik
populasi
tertentu
atau
bidang
tertentu
(Iqbal
Hasan,2002)
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan
tentang pengetahuan ibu berdasarkan karasteristik umur, pendidikan,
pekerjaan dan paritas pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas
Sukwarna Kota Bandung.
2. Kerangka Konsep Penelitlan
Menyusui merupakan proses alamiah dan bagian terpadu dari proses
reproduksi. Setiap wanita yang dapat dibuahi dan hamil sampai cukup
bulan akan dapat mengeluarkan air susu (Khairunniyah, 2004).
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan kognitif merupakan faktor
yang
sangat
Pengetahuan
penting
untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang.
Page | 57
membuat
seseorang
terdorong
untuk
ingin
tahu,
mencari
pengetahuan
responden
yang
tidak
bekerja.
Semua
ini
disebabkan karena ibu yang bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki
akses
yang
lebih
baik
terhadap
berbagai
informasi,
berpengaruh terhadap
keputusan
ASI
eksklusif,
ibu
yang
yang pertama
kali menyusui
Karasteristik Ibu
Pemberian ASI
Ekslusif
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Paritas
Keterangan :
= variabel yang diteliti
= variabel yang diteliti
Page | 59
3. Varlabel Penellitlan
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2002). Variabel yang akan
diteliti adalah:
a. Pengetahuan
b. Umur
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Paritas
Dengan alasan, semua variabel tersebut memberikan potensi yang
sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.
4. Definisi Operasional
Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional
dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
me lakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Almul, 2002)
Tabel 3.1
Definisi Opersional dan Cara Pengukurannya
No
1
Variabel
Pengetahu
an Ibu
menyu sui
tentang
ASI
ekslusif
Definisi
Oprasional
Segala sesuatu
yang
diketahuiatau
dijawab oleh
responden
tentang
pemberian ASI
Cara
pengukur
an
Kuesioner
Katagori
Skala
ukur
1. .Kurang
Ordin
apabila
al
pertanyaan
dijawab benar
oleh Ibu
<56%
2. Cukup,
Page | 60
ekslusif
apabila
pertanyaan
dijawab benar
oleh Ibu 56%75%
3. Baik, apabila
pertanyaan
dijawab benar
oleh Ibu 76 100%
1. < 20 Th
Ordin
2. 20-35 Th
al
3. > 35 Th
Umur
Usia idividu
dihitung saat
dilahirkan sampai
berulang tahun
Kuesioner
Pendidikan
Pendidikan formal
yang pernah
dicapai
responden
berdasarkan
kepemilikan
ijazah terakhir
sampai di
wawancara
Kuesioner
1:
2:
3:
4:
Pekerjaan
Aktivitas yang
dilakukan diluar
rumah dengan
pendapatan yang
dinyatakan
dengan uang
Kuesioner
1
:
Tidak Nomi
bekerja
nal
2 : Bekerja
Paritas
Jumlah anak
yang pernah
dilahirkan ibu
Kuesioner
1 : Melahirkan Ordin
1X
al
2 : Melahirkan
2-4 X
3 : Melahirkan
>5 X
SD
SLTP
SLA
PT
Ordin
al
Page | 61
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2002).
Tekhnik pengambilan sampel dengan cara "quota sampling" yaitu
pengambilan sampel dengan cara menetapkan sejumiah anggota
sample secara quoturn atau jatah. Adapun alasan peneliti mengambil
cara ini adalah populasi sebagai estimasi yang diambil yaitu pada bulan
Desember 2006 Sampel penelitian ini adalah ibu menyusui
dengan
N
2
Nd +1
n=
785
_ _
2
785.0,1 +1
Page | 62
pada saat
ibu
menyusui
melakukan
tertutup
dengan
memilih
alternatif
jawaban
yang
penjelasan
terhadap
Page | 63
kegiatan mengklasifikasikan
data
yang
diberikan
skor
hanya
pertanyaan
yang
Page | 64
ditentukan. Adapun
untuk
pengolahan
data pengetahuan
Page | 65
Page | 66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggambaran pengetahuan tentang ASI eksklusif
berda- sarkan karakteristik ibu menyusui dilihat dari umur, paritas, pendidikan
dan pekerjaan ibu di Wilayah
Kerja Puskesmas
Sukawarna
periode
Desember 2006- Januari 2007. Penelitian ini dilakukan pada sampel yang
berjumlah 89 orang dengan menjawab kuesioner yang telah diberikan pada
saat kunjungan ibu menyusui baik di Puskesmas maupun di Posyandu.
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif
Pada penelitian ini dibedakan atas ibu yang berpengetahuan baik,
cukup, kurang baik.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif
di Puskesmas Sukawarna
Periode Desember 2006 s/d Januari 2007
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
Jumlah
Frekuensi
36
33
20
89
Presentase (%)
40,4
37,1
22,5
100,0
Page | 67
Frekuensi
0
80
9
89
Presentase (%)
0
89,9
10,1
100,0
Frekuensi
36
51
2
89
Presentase (%)
40,4
57,3
2,2
100,0
Page | 68
persalinan 2-4 kali yaitu 57,3% (51 orang), sedangkan sebagian kecil
paritas responden berada pada kategori jumlah persalinan > 5 kali
yaitu 2,2% (2 orang)
c. Pendidikan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasarkan Pendidikan
Di Puskesmas Sukawarna
Periode Desember 2006 s/d Januari 2007
Pendidikan
SD
SLTP
SMA
PT
Total
Frekuensi
27
16
36
10
89
Persentase (%)
30,3
18,0
40,4
11,2
100,0
besar
pendidikan
responden
berada
pada
katagori
Frekuensi
11
78
89
Presentase (%)
12,4
87,6
100,0
Page | 69
Umur
< 20 th
20-35 th
>35 th
Jumlah
Page | 70
Paritas
1 kali
2-4 kali
>5 kali
Jumlah
yang
berpengetahuan
baik
berada
pada
kategori
Pekerjaan
Bekerja
Tidak bekerja
Jumlah
B. PEMBAHASAN
Pemberian ASI ekslusif sangat penting, karena ASI adalah satusatunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi dalam masa 6 bulan
pertama
kehidupannya,
bahkan
pemberian
ASI
secara
ekslusif
dapat
tidak
mengetahui
bahwa
menyusui
secara
eksklusif
dapat
membentuk
tindakan
seseorang,
salah
satunya
kurang
pemberian
ASI
eksklusif
adalah
masih
kurangnya
membantu
ibu
dan bayinya,
sehingga
ibu
tidak
pengetahuan
seseorang,
beberapa
pertama
kali menyusui
pengetahuan
terhadap
yang ditempuh
oleh
seseorang,
maka
semakin
baik
Page | 80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian terhadap 89 orang ibu menyusui berdasarkan
hasii analisis dan pembahasan mengenai gambaran pengetahuan ibu
menyusui tentang
ASI
eksklusif berdasarkan
karakteristik
ibu
di
pengetahuan
umur
ibu
menyusui
menunjukkan
hampir
tentang
ASI
sebagian
eksklusif
besar
umur
baik
berada
pada
kategori
Gambaran pengetahuan
jumlah persalinan 2-4 kali yaitu 27,5% (14 orang), sedangkan sebagian
kecil responden yang berpengetahuan baik berada pada kategori
paritas dengan jumlah persalinan 1 kali yaitu 16,7% (6 orang).
Penelitian ini menunjukan
bahwa
paritas dapat
mempengaruhi
pengetahuan
pekerjaan
ibu
menyusui
menunjukkan
tentang
bahwa
ASI
sebagian
ekslusif
besar
sehingga
menjadi dorongan
baginya
untuk selalu
Page | 82
penyuluhan pada
ASI yang
kembali KPKIA
Page | 83
DAFTAR PUSTAKA
Penyakit Kandungan
dan Keluarga
Sikap
Pada
IbuYang
Melahir
kan
Tesis
Bandung,Universitas Padjadjaran.
Kusmayati, 2005. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang ASI Ekslusif di
Ruang Nifas RS Sariningsih
Laporan Tahunan Puskesmas Sukawarna, 2005
,2002.Metodelogi
Penelitian
Kesehatan,Cetakan
Kedua.RinekaCipta
:Jakarta.
Notoatmodjo,S,2003.
Pertama.RinekaCipta
:Jakarta.
Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV Infomedika,
,2003.Pendidikan
Kedua. Rineka
Cipta:Jakarta.
Perinasia,1994.Melindungi,Meningkatkan dan Mendukung Menyusui,Cetakan Ke2.Bina Rupa Akasara:Jakarta.
Pilliteri,Adele,2002.Perawatan
Kesehatan
Ibu
dan
Anak.Jakarta:EGC
Profil