TUGAS
Oleh:
Kelompok 1
Oleh:
Aldila Kurnia Putri
Ria Aridya Liarucha
Haidar Dwi Pratiwi
Kustantina Alfatie Meydina
Eka Yuli Ana
Listya Pratiwi
Lina Nur Khumairoh
Ary Januar Pranata Putra
Raditya Putra Yuwana
Nikmatul Khoiriyah
Yeheskiel Febria Nuarta
Rizal Amirullah
NIM 112310101006
NIM 112310101011
NIM 112310101012
NIM 112310101019
NIM 122310101013
NIM 122310101017
NIM 122310101029
NIM 122310101039
NIM 122310101067
NIM 122310101075
NIM 122310101061
NIM 142310101141
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan
dalam tata kecantikan kulit. Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit akan
membantu mempermudah perawatan kulit untuk mendapatkan kulit wajah yang
segar, lembab, halus, lentur dan bersih. Kulit merupakan organ tubuh paling besar
yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang
ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan berat
10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya
sekitar 16 % dari berat badan seseorang.
A. Struktur kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai
lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan
penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis). Berikut
merupakan penampang lintang dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut.
1.
dan penyebaran melanintidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan
oleh lapisan tanduk baru.
kumparan
yang
mengandung
butir-butir
di
dalam
2.
terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu
sekitar 2,5 mm dimana bagian paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang
paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Dermis dipisahkan dari
lapisan epidermis dengan adanya membrane dasar atau lamina. Membran ini
terusun dari dua lapisan jaringan ikat yaitu lapisan papilaris dan lapisan
retikularis. Lapisan ini mengikat epidermis dengan struktur yang ada di
bawahnya. Lapisan papilaris dermis berada langsung di bawah epidermis dan
tersusun
dari
sel-sel
fibroblast
yang
dapat
menghasilkan
salah
satu
penegak rambut (muskulus arektor pili). Dimana susunan paling dasar kulit jangat
dibentuk oleh dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai
selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat,memungkinkan
membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing- masing
saraf perasa
memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi mendeteksi rasa sakit,
sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga memungkinkan segera
bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita, Susunan saraf yang
terdapat pada kulit dibagi 5 yaitu reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini),
dingin (krause), rasa nyeri atau sakit (ujung saraf bebas), serta reseptor sentuhan
(meissner). Permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan
fungsi yang berbeda-beda. Ujung saraf tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Korpuskula Pacini (vater pacini)
Merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa
tekanan, letaknya di sekitar akar rambut. Ditemukan di jaringan subkutan
pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium,
tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong,
dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 1 mm). Bentuk yang paling
besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip
bawang. Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang
besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi
korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini
dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel
gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.
b. Korpuskula Ruffini
Merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas.
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan
kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang
mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini
merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal)
yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang
bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang
oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima
rangsangan panas.
c. Korpuskula Meisner
Merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan.
Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya
pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu
panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron
dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu
dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian
tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal.
Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini
mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun
yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan
memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan
rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
d. Korpuskula Krause
Merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan
dingin. Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis
(bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan
rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar
50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan
endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin
dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. Seratnya
mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf
yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin
e. Lempeng Merkel
Merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan, terletak dekat
permukaan kulit.
Selain terdapat Ujung syaraf peraba di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua
macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit.
a. Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet
yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit
membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan,
telapak
kaki,
kening
dan
di
bawah
ketiak.
Kelenjar
keringat
b. Kelenjar Palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan
kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara
ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak
yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit
membentuk sebum atau urap kulit. kelenjar palit terdapat di semua bagian
tubuh terutama pada bagian muka.. Bentuknya seperti botol dan bermuara
di dalam folikel rambut. Kelenjar ini banyak terdapat di atas kepala dan
muka, sekitar hidung, mulut, telinga, tetapi sama sekai tidak terdapat
dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan saluranya
dilapisi epitel. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya
dialirkan ke folikel rambut. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah,
jika produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan,
3.
B. Fungsi kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh
diantaranya adalah
lingkungan,
memungkinkan
sebagai
bertahan
dalam
berbagai
kondisi
telah
diketahui
merupakan
salah
satu
fungsi
kulit dalam
merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah
bibir,
puting dan
ujung jari.
perifer
mengalami
proses
keseimbangan
melalui
keringat,
insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit
dikontrol
dengan
dilatasi
atau
kontriksi
pembuluh
darah
kulit.
Bila
yang
menurun, pembuluh
Epidermis
Sebagai proteksi
Dermis
Sebagai struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan
struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan
mechanical shock absorber.
C. Warna Kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang
jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit
terutama ditentukan oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabuabuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan
warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit
ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari
tirosin sejenis asam amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir
melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim
tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar
pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran
dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai
golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit
terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang
terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.
D. Jenis-jenis Kulit
Kulit yang sehat memiliki ciri :
1.
2.
3.
4.
Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur
5.
6.
Kulit Normal
Ciri-ciri: kulit lembut, lembab berembun, segar dan bercahaya, halus dan
mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat minyak yang berlebihan juga
tidak terlihat kering. Meskipun jika dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit normal
tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik, karena jika tidak dirawat, kekenyalan
dan kelembaban kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati dan
kotoran dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
2.
Kulit Berminyak
Pada kulit jenis berminyak, banyak dijumpai pada wanita di daerah tropis
khususnya dalam rentang usia sekitar 20 tahunan, meskipun begitu pada usia 3040 tahun masih ada yang mengalami. Penyebab kulit berminyak adalah karena
kelenjar minyak (sebaceous gland) yang terdapat pada lapisan dermis sangat
produktif, lapisan ini mudah terpicu sehingga tidak mampu mengontrol jumlah
minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Pemicunya dapat berupa faktor yang
berasal dari dalam (internal) maupun luar (eksternal):
a. Faktor internal
Faktor internal dapat berupa genetik dan hormonal. Pada faktor
genetik, anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit berminyak,
cenderung akan memiliki kulit berminyak pula. Sedangkan pada faktor
hormonal, hormon manusia sangat mempengaruhi produksi keringat.
Karena itulah pada wanita yang sedang menstruasi atau hamil akan lebih
sering berkeringat. Selain itu stres dan banyak gerak juga dapat menjadi
pemicu keringat berlebihan.
b. Faktor eksternal
Udara panas atau lembab, Makanan yang dapat merangsang keluarnya
keringat seperti makanan yang terlalu pedas, terlalu asin, terlalu
3.
Kulit Kering
Kulit kering sering terdapat pada orang dewasa dan orang-orang yang telah
lanjut usia. Kulit kering merupakan bentuk lain dari tanda tidak aktifnya kelenjar
thyroid dan komplikasi pada penderita diabetes. Kulit jenis ini memiliki ciri-ciri:
a. Kulit terasa kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda
setelah dilapisi dengan krim pelembab
b. Kulit halus tetapi mudah menjadi kasar, mudah merekah dan terlihat
kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari,
c. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan
mudah disebabkan oleh menurunnya elastisitas kulit dan berkurangnya
daya kerut otot-otot
d. mudah timbul noda hitam, mudah bersisik
e. riasan yang dikenakan tidak mudah luntur
f. reaktivitas dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap rangsangan
berkurang sehingga peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan tampak
pucat, suram dan lelah.
Berbagai faktor yang menjadi penyebab kulit menjadi kering, diantaranya:
a. Faktor genetik, merupakan kondisi bawaan seseorang, termasuk kondisi
kulit wajah yang kering.
b. Kondisi struktur kulit, kondisi kelenjar minyak yang tidak mampu
memberi cukup lubrikasi untuk kulit, menimbulkan dehidrasi pada kulit.
c. Pola makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin A dan
vitamin B merupakan salah satu pemicu kulit menjadi kering.
d. Faktor lingkungan, seperti terpapar sinar matahari, angin, udara dingin,
radikal bebas atau paparan sabun yang berlebihan saat mandi atau mencuci
muka pun akan sangat berpengaruh pada pembentukan kulit kering
e. Penyakit kulit, kondisi lainnya yang sangat berpeluang menjadi penyebab
kulit kering adalah karena kulit terserang penyakit tertentu seperti eksim,
psoriasis dan sebagainya.
Kulit kering memerlukan perawatan yang bersifat pemberian nutrisi agar
kadar minyak tetap seimbang dan kulit dapat selalu terjaga kelembabannya. Kulit
kering juga memiliki keuntungan yaitu dalam hal riasan wajah dapat lebih awet,
karena kadar sebum dalam lapisan dermis tidak berlebihan hingga riasan tidak
mudah luntur.
4.
Kulit Sensitif
Kulit sensitif biasanya lebih tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka
5.
Banyak wanita timur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit kombinasi
(kering-berminyak atau normal-berminyak). Pada kondisi tertentu kadang
dijumpai kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak di
wajah tidak merata. Pada bagian tertentu kelenjar keringat sangat aktif sedangkan
daerah lain tidak, karena itu perawatan kulit kombinasi memerlukan perhatian
khusus. Area kulit berminyak dirawat dengan perawatan untuk kulit berminyak
dan di area kulit kering atau normal dirawat sesuai dengan jenis kulit tersebut.
Kulit kombinasi atau kulit campuran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: kulit
di daerah T berminyak sedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru
kering atau juga sebaliknya. Di samping itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di
area kulit berminyak akan terjadi penebalan dan di area normal atau kering akan
lebih tipis.
Fase Inflamasi
a. Berlangsung segera setelah jejas terjadi dan berlanjut hingga 5 hari.
Merupakan respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan
jaringan lunak yang bertujuan untuk mengontrol perdarahan, mencegah
koloni bakteri, menghilangkan debris dan mempersiapkan proses
penyembuhan lanjutan. Fase ini disebut juga dengan fase lamban karena
reaksi pembentukan kolagen baru sedikit dan luka hanya dipertautkan oleh
fibrin yang lemah.
b. Awal fase, kerusakan jaringan menyebabkan keluarnya platelet yang akan
menutupi vaskuler yang terbuka dengan membentuk clot yang terdiri dari
trombosit dengan jala fibrin dan mengeluarkan zat yang menyebabkan
vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan
reaksi hemostasis. Fase ini biasanya terjadi selama 5 sampai 10 menit.
c. Setelah itu, sel mast akan menghasilkan sitokin, serotonin dan histamin
yang meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi cairan,
pengumpulan sel radang, disertai vasodilatasi lokal. Tanda dan gejala
klinik radang menjadi jelas berupa warna kemerahan karena kapiler
melebar
(rubor),
suhu
pembengkakan (tumor).
hangat
(kalor),
rasa
nyeri
(dolor),
dan
pembentukan
memproduksi
Growth
jaringan
Factor
granulasi
untuk
bersama
re-epitelialisasi,
makrofag,
dan
proses
angiogenesis.
2.
Fase Proliferasi
Fase ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu. Fase proliferasi
disebut juga fase fibroplasias karena fase ini didominasi proses fibroblast yang
berasal dari sel mesenkim undifferentiate, yang akan berproliferasi dan
menghasilkan kolagen, elastin, hyaluronic acid, fifbronectin, dan proteoglycans
yang berperan dalam rekonstruksi jaringan baru. Fase ini terdiri dari proses
proliferasi, migrasi, deposit jaringan matriks, dan kontraksi luka.
a. Pada fase ini serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian
dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Sifat ini, bersama
dengan sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi luka.
Pada akhir fase ini kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan
normal. Nantinya, dalam proses penyudahan kekuatan serat kolagen
bertambah karena ikatan intramolekul dan antar molekul.
b. Luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan kolagen, membentuk jaringan
granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasarnya
dan berpindah mengisi permukaan luka. Tempatnya kemudian diisi oleh
sel baru yang terbentuk dari proses mitosis. Proses migrasi hanya bisa
terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar, sebab epitel tak dapat
bermigrasi ke arah yang lebih tinggi. Proses ini baru berhenti setelah epitel
saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan
tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia dengan pembentukan
jaringan granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses maturasi.
3.
Fase Maturasi
Berlangsung mulai pada hari ke 21 dan dapat berlangsung sampai berbulan-
bulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang. Pada fase ini terjadi proses
maturasi yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan
sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya remodelling jaringan yang baru
terbentuk. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal
karena proses penyembuhan. Udem dan sel radang diserap, sel muda menjadi
matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih diserap
dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama proses ini
dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas serta mudah digerakkan dari
dasar. Pada fase maturasi ini akan terlihat pengerutan maksimal pada luka. Pada
akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan regangan sekitar 80%
kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai sekitar 3-6 bulan setelah penyembuhan..
Akne
a. Pengertian
Jerawat atau akne adalah suatu penyakit radang yang mengenai susunan
pilosebaseus yaitu kelenjar palit dengan
b. Klasifikasi
Menurut Plewig dan Kligman (1975) dalam Djuanda (2003) akne
diklasifikasikan atas tiga bagian yaitu:
1) Akne vulgaris dan varietasnya yaitu akne tropikalis, akne fulminan,
pioderma fasiale, akne mekanika dan lainnya.
2) Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan varietasnya yaitu akne
kosmetika, akne pomade, akne klor, akne akibat kerja, dan akne
diterjen.
3) Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya yaitu solar
comedones dan akne radiasi.
c. Etiologi
Akne adalah penyakit yang disebabkan multifaktor, menurut Pindha
(dalam Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya 2004) faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya akne adalah:
1) Faktor Genetik. Penelitian di Jerman menunjukkan bahwa akne
terdapat pada 45% remaja yang salah satu atau kedua orang tuanya
menderita akne, dan hanya 8% bila ke dua orang tuanya tidak
menderita akne.
2) Faktor Ras. Warga Amerika berkulit putih lebih banyak menderita
akne dibandingkan dengan yang berkulit hitam dan akne yang diderita
lebih berat dibandingkan dengan orang Jepang.
3) Hormonal. Hormonal dan kelebihan keringat semua pengaruh
perkembangan dan atau keparahan dari jerawat. Beberapa faktor
fisiologis seperti menstruasi dapat mempengaruhi akne.
4) Diet. Tidak ditemukan adanya hubungan antara akne dengan asupan
total kalori dan jenis makanan, walapun beberapa penderita
menyatakan akne bertambah parah setelah mengkonsumsi beberapa
makanan tertentu seperti coklat dan makanan berlemak.
Lesi akne vulgaris tumbuh dalam folikel sebasea besar dan multilobus
yang mengeluarkan produknya ke dalam saluran folikel. Lesi permukaan
akne adalah komedo, yang merupakan kantong folikel yang berdilatasi
berisi materi keratinosa berlapis, lipid dan bakteri. Komedo sendiri terdiri
atas dua jenis yaitu:
1) Komedo terbuka, dikenal sebagai kepala hitam, memiliki orifisium
pilosebasea patulosa yang member gambaran sumbatan. Komedo
terbuka lebih jarang mengalami radang.
2) Komedo tertutup atau kepala putih. Papula radang atau nodula tumbuh
dari komedo yang telah rupture dan mengeluarkan isi folikel ke
dermis bawahnya, menginduksi radang neutrofilik. Jika reaksi radang
mendekati permukaan, timbul papula dan pustule, jika infiltrate
radang terjadi pada dermis lebih dalam, terbentuk nodula. Supurasi
dan reaksi sel raksasa yang kadang-kadang terjadi pada keratin dan
rambut di sebabkan oleh lesi nodulokistik. Nodulokistik bukan
merupakan kista yang sesungguhnya tetapi massa puing-puing radang
yang mencair (Darmstadt dan Al Lane dalam Nelson, 1999).
d. Gejala Klinis
Akne ditandai dengan empat tipe dasar lesi : komedo terbuka dan
tertutup, papula, pustula dan lesi nodulokistik. Satu atau lebih tipe lesi
dapat mendominasi; bentuk yang paling ringan yang paling sering terlihat
pada awal usia remaja, lesi terbatas pada komedo pada bagian tengah
wajah. Lesi dapat mengenai dada, pungguang atas dan daerah deltoid.
Lesi yang mendominasi pada kening, terutama komedo tertutup sering
disebabkan oleh penggunaan sediaan minyak rambut (akne pomade).
Mengenai tubuh paling sering pada laki-laki. Lesi sering menyembuh
dengan eritema dan hiperpigmentasi pasca radang sementara; sikatrik
berlubang, atrofi atau hipertrofi dapat ditemukan di sela-sela, tergantung
keparahan, kedalaman dan kronisitas proses (Darmstadt dan Al Lane
dalam Nelson 1999).
Akne dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita
adalah keluhan estetika. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne
berupa papul miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila
berawarna hitam mengandung unsure melanin disebut komedo hitam atau
komedo terbuka (black comedo, open comedo). Sedang bila berwarna
putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsure
melanin disebut komedo putih atau komedo tertutup (white comedo, close
comedo) (wasitaatmadja, 2007).
berbagai
pola
pembagian gradasi
akne
yang
e. Penatalaksanaan
1) Pengobatan Topikal
Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo,
menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat
topical terdiri atas: bahan iritan yang dapat mengelupas kulit;
antibiotika topical yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam
folikel akne vulgaris; anti peradangan topikal; dan lainnya seperti atil
laktat 10% yang untuk menghambat pertumbuhan jasad renik.
2) Pengobatan Sistemik
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan pertumbuhan
jasad renik di samping juga mengurangi reaksi radang, menekan
produksi sebum, dan mempengaruhi perkembangan hormonal.
Golongan obat sistemik terdiri atas: anti bakteri sistemik; obat
hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara kompetitif
menduduki reseptor organ target di kelenjar sebasea; vitamin A dan
2.
Eksema
a. Pengertian
Eksim atau sering disebut eksema, atau dermatitis adalah peradangan
hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil
(vesikel)
akhirnya
pecah
dan
mengeluarkan
b. Klasifikasi
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis yang masing-masing memiliki
indikasi dan gejala berbeda.
1) Dermatitis Kontak
Dermatitis
kontak
adalah
dermatitis
yang
disebabkan
oleh
memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentolbentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu
penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen,
sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet,
logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
2) Neurodermatitis
Neurodermatitis adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip,
ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau
gosokan
yang
berulang-ulang
karena
berbagai
ransangan
5) Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik merupakan merupakan keadaan peradangan kulit
kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama
masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan
kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita
(DA, rinitis alergik, atau asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul
gatal
ekskoriasi
dan likenifikasi,
c. Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar tubuh (eksogen), misalnya
bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan
suhu), mikroorganisme (contohnya: bakteri, jamur) dapat pula dari dalam
tubuh (endogen), misalnya dermatitis atopik (Djuanda, 2005).
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan
iritasi dapat menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim,
biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecahpecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika kulit
tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit
infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena
peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan
dan terasa panas saat disentuh. Selulit muncul pada seseorang yang sistem
kekebalan tubuhnya tidak bagus.
d. Manifestasi Klinis
Adanya tanda-tanda radang akut, terutama pruritus (sebagai pengganti
dolor). Selain itu, terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor),
edema atau pembengkakan, dan gangguan fungsi kulit (fungsiolesa).
Biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang dapat
timbul secara serentak atau berturut-turut. Pada permulaan timbul eritema
dan edema. Edema sangat jelas pada kulit yang longgar, misalnya wajah
(terutama palpebra dan bibir) dan genitalia eksterna. Infiltrasi biasanya
terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi. Di beberapa
tempat terdapat dermatitis, artinya terdapat vesikel-vesikel pungtiformis
yang berkelompok dan kemudian membesar. Kelaianan tersebut dapat
disertai bula atau pustule jika disertai infeksi. Dermatitis sika (kering)
adalah apabila gelembung-gelembung mengering maka akan terlihat erosi
atau ekskoriasi dengan krusta. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi
artinya timbul sisik-sisik. Bila proses menjadi kronis maka tampak
likenifikasi
dan
sebagai
sekuele
terlihat
hperpigmentasi
atau
e. Penatalaksanaan
1) Terapi Sitemik
2) Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin,
antiserotonin, antigraditinin, aritSRSA dan pada kasus berat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
3) Terapi Topikal
Dermatitis akut diberi kompres, bila subakut cukup diberi bedak kocok,
bila kronik diberi salep (Mansjoer, 2000).
4) Diet
Tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) Contoh: daging, susu, ikan,
kacang-kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain.
3.
Psoriasis
a. Pengertian
Psoriasis merupakan penyakit yang tampak sebagai plak tebal eritematosa
dan papula-papula yang tertutup oleh sisik putih seperti perak. Plak ini
biasanya terdapat di sisi lutut, siku, dan kulit kepala. Tetapi erupsi kulit ini
dapat menyerang bagian tubuh manapun kecuali selaput lendir. Kuku
sering tampak tebal dan kekuning-kuningan. Timbul lekukan mutipel dan
terpisah dari jaringan dasar kuku. Penyakit kulit ini dapat juga disertai
artritis dan secara klasik menyerang sendi interfalang distal.
b. Tipe Psoriasis
1) Psoriasis Plaque (Psoriasis Vulgaris)
Merupakan bentuk yang paling umum dari psoriasis dan sering
ditemukan 80%). Psoriasis ini tampak berupa plak yang berbentuk
sirkumskrip. Jumlah lesi pada psoriasis vulgaris dapat bervariasi dari
satu hingga beberapa dengan ukuran mulai 0,5 cm hingga 30 cm atau
lebih. Lokasi psoriasis vulgaris yang paling sering dijumpai adalah
ekstensor siku, lutut, sakrum dan scalp. Selain lokasi tersebut diatas,
psoriasis ini dapat juga timbul di lokasi lain.
pada bayi sumbing (natal cleft), aksila, umbilikus dan lipatan bawah
payudara.
3) Psoriasis Guttata
Tampak sebagai papul eritematosa multipel yang sering ditemukan
terutama pada badan dan kemudian meluas hingga ekstremitas, wajah
dan scalp. Lesi psoriasis ini menetap selama 2-3 bulan dan akhirnya
akan mengalami resolusi spontan. Pada umumnya terjadi pada anakanak dan remaja yang seringkali diawali dengan radang tenggorokan.
5) Psoriasis Kuku
Psoriasis kuku ditandai dengan berbagai perubahan dalam penampilan
kuku jari tangan dan kaki. Perubahan ini termasuk perubahan warna di
bawah lempeng kuku, lekukan (pitting) kuku, garis kuku, penebalan
kulit di bawah kuku, dan onikolisis (terangkatnya lempengan kuku).
6) Psoriasis Artritis
Psoriasis arthritis menyebabkan peradangan jaringan dan sendi.
Psoriasis arthritis dapat mempengaruhi setiap sendi tetapi paling sering
terjadi pada sendi jari tangan dan kaki. Hal ini dapat mengakibatkan
pembengkakan jari tangan dan kaki yang dikenal sebagai dactylitis.
Psoriasis arthritis juga dapat mempengaruhi pinggul, lutut dan tulang
belakang (spondylitis). Sekitar 10-15% dari orang yang memiliki
psoriasis juga memiliki psoriasis arthritis.
7) Psoriasis Eritrodermik
Apabila plak-plak poriasis menyatu dan mengenai sebagian besar atau
seluruh kulit, maka akan timbul eritroderma.
c. Etiologi
Psoriasis merupakan penyakit yang diturunkan, meskipun cara penurunan
penyakit ini belum dimengerti sepenuhnya. Riwayat keluarga dapat
ditemukan pada 66% pasien psoriasis. Antigen leukosit manusia
histokompabilitas HLA-B13, HLA-B17, dan HLA Cw 6 meningkat empat
kali lipat pada pasien psoriasis. Faktor lingkungan juga memegang
peranan penting pada penyakit ini. Trauma pada kulit dapat menimbulkan
d. Manifestasi Kllinis
Keluhan utama pasien psoriasis adalah lesi yang terlihat, rendahnya
kepercayaan diri, gatal dan nyeri terutama jika mengenai telapak tangan,
telapak kaki dan daerah intertriginosa. Selain itu psoriasis dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari bukan hanya oleh karena keterlibatan
kulit, tetapi juga menimbulkan arthritis psoriasis. Gambaran klinis
psoriasis adalah plak eritematosa sirkumskrip dengan skuama putih
keperakan diatasnya dan tanda Auspitz. Warna plak dapat bervariasi dari
kemerahan dengan skuama minimal, plak putih dengan skuama tebal
hingga putih keabuan tergantung pada ketebalan skuama. Pada umumnya
lesi psoriasis adalah simetris (Gudjonsson dan Elder, 2012).
4.
Kanker Kulit
a. Pengertian
Kanker atau tumor ganas ialah suatu penyakit dimana terjadi
pertumbuhan sel yang abnormal, sel terus membelah di luar mekanisme
pengaturan pembelahan sel secara umum (Annisa, 2010).
Kanker kulit merupakan kondisi perubahan dari sifat kulit sebagai sel
pelindng tubuh yang normal menjadi ganas. Terjadi pembelahan dari sel
secara terus menerus dan menjadi bentuk yang abnormal dan tidak
terkontrol. Secara histopatologik terlihat struktur yang tidak teratur
dengan diferensiasi sel dalam berbagai tingkatan pada kromatin, nukleus,
dan sitoplasma (Hendaria et al, tanpa tahun).
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa kanker kulit adalah
kondisi keganasan diman terjadi pembelahan sel kulit yang abnormal dan
tidak terkendali.
b. Klasifikasi
Menurut Annisa (2010), kanker kulit dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaitu melanoma (melanoma malignum) dan non-melanoma.
Ketuanya dibedakan berdasarkn sifatnya yang berlainan. Sedangkan
menurut jenisnya kanker kulit dibedakan atas :
1) Karsinoma sel basal yaitu kanker kulit yang sering diteukan pada orag
dengan warna kulit cerah yang sehari-hari banyak berhubungan
dengan sinar matahari. Kanker jenis ini tumbuh lambat dan jarang
bermetastasis. Meski demikian, kanker ini sering menimbulkan
kerusakan jaringan setempat yang luas dan lambat laun akan
menimbulkan kematian jika tidak diobati atau diobati dengan kurang
baik. Kanker ini berasal darisel epitel pluripotensial pada epidermis
kulit.
2) Karsinoma sel squamosa merupakan kanker yang berasal dari sel
epitel pembentuk keratinin pada epidermis. Sering kali kanker jenis ini
terjadi pada kulit yang terena sinr matahari terutama kepala dan
tangan. Kanker ini mempunyai resiko bermetastasis, sehingga
mempunyai kecenderungan residif local dan bermetastasis.
3) Melanoma malignan adalah sel kanker yang berasal dari melanosit
(sel pembentuk pigmen kulit) pada epidermis. Kanker jenis ini
merupakan kanker yang jarang terjadi namun pertumbuhannya sangat
cepat dan membutuhkan penanganan yang paling intensif.
c. Etiologi
Brunner dan Suddarth (2000) mengatakan, penyebab utama kanker
kulit adalah pajanan sinar matahari (baik karena sinar ultraviolet A
ataupun B). Selain itu ada faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian
kanker kulit yaitu orang dengan warna kulit cerah (tidak ada atau sedikit
pigmen kulit), terpapar preparat kimiawi (arsenic, koal, tar). Kondisi
tersebut dapat mengakibatkan jaringan parut atau iritasi kronis mungkin
juga mengarah pada kanker.
d.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari kanker kulit adalah sebagai berikut ( Brunner &
Suddarth, 2000) :
1) Berada di daerah yang terpajan sinar atahari
2) Tampak sebagai nodul kecil dengan batas (lesilainnya mungkin
tampak seperti plak berwarna abu-abu, kekuningan, datar, atau
mengkilap).
3) Kadang kulit tampakseperti terbakar
4) Kulit kasar dan mengalami penebalan
5) Asimtomatik
6) Mungkin juga terjadi perdarahan.
e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada kanker kulit dapat berupa pembedahan dan non
pembedahan. Terapi pembedahan terdiri dari pembedahan eksisi,
pembedahan dengan menggunakan teknik Mohs Micrographic Surgery
(MMS), curettage and cautery, dan cryosurgery. Tera non bedah dapat
dilakukan dengan radiasi dan kemoterapi ( Hendaria et al, tanpa tahun).
5.
Infeksi Kulit
a. Infeksi Kulit Akibat Virus
1) Penyakit Cacar (Herpes)
Penyakit Cacar atau yang disebut sebagai 'Herpes' oleh kalangan
medis
adalah
penyakit
radang
kulit
yang
ditandai
dengan
atau dengan nama lain 'shingles' adalah infeksi kulit yang disebabkan
oleh virus varicella-zooster yang menimbulkan gelembung cairan
hampir pada bagian seluruh tubuh.
Herpes zoster juga dikatakan penyakit infeksi pada kulit yang
merupakan lanjutan dari pada chickenpox (cacar air) karena virus
yang menyerang adalah sama, hanya terdapat perbedaan dengan cacar
air. Herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar dan
berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung,
dahi atau dada.
2) Cara Penularan Penyakit Cacar (Herpes)
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular
melalui kontak langsung. Namun pada herpes zoster, seperti yang
terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses penularan bisa
melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas
gelembung/lepuh yang pecah. Pada penyakit Herpes Genitalis
(genetalia), penularan terjadi melalui prilaku sex. Sehingga penyakit
Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian mulut akibat oral sex.
Gejalanya akan timbul dalam masa 7-21 hari setelah seseorang
mengalami kontak (terserang) virus varicella-zoster.
3) Tanda dan Gejala Penyakit Cacar (Herpes)
Tanda dan gejala yang timbul akibat serangan virus herpes secara
umum adalah demam, menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian atau
pegal di satu bagian rubuh, munculnya bintik kemerahan pada kulit
yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair. Keluhan lain yang
kadang dirasakan penderita adalah sakit perut.
4) Penanganan dan Pengobatan Penyakit Cacar (Herpes)
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga
gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan
menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain
dengan pemberian bedak talc yang membantu melicinkan kulit.
Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan
adalah
Streptococcus.
Staphylococcus
juga
bisa
2) Impetigo
Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhanlepuhan kecil berisi nanah (pustula). Penyebab Impetigo merupakan
infeksi bakteri pada kulit yang paling sering ditemukan. Infeksi ini
disebabkan oleh Streptococcus dan Staphylococcus, dan berpindah dari
manusia ke manusia melalui kontak, terutama antara anak-anak.
Tanda dan gejala infeksi akibat Impetigo antara lain seperti :
a) luka merah yang dengan cepat pecah, cairan selama beberapa haridan
kemudian membentuk kerak berwarna cokelat kekuningan.
b) gatal
c) kulit melepuh berisi cairan.
d) dalam bentuk yang lebih serius, menyakitkan cairan atau nanah penuh
luka yang berubah menjadi borok dalam.
Pengobatannya dengan antibotik topikal (polimisin, neomisin,
basitrasin) dan antiseptik (betadine) dapat dipakai. Mupirosin (bactroban)
salep dioleskan tiga kali sehari merupakan obat topikal yang peling
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Citra. 2010. Deteksi Tepi Citra Kanker Kulit Menggunakan Metode
Laplacian
of
Gaussian.
[Serial
Online].
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2158/1/CITRA
%20ANNISA-FST.pdf [ diunduh, 21 Januari 2015]
Baranoski A, Ayello EA, 2004. Skin : An Essential Organ. In (Baranoski S,
Ayello
EA, eds). Wound Care Essentials Practise Principles.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Basuki, Kinkin S. 2001. Pedoman untuk Merawat dan Merias Wajah ala Salon
Kecantikan: Tampil Cantik dengan Perawatan Sendiri. Jakarta: Gramedia
Pustaka Mandiri.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.
Djuanda, Adhi. 2003. Ilmu Penyakit Kulita dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
FK-UI.
Djuanda, Sularsito. 2005. Dermatitis In: Djuanda A, ed. Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin. Jakarta: FKUI.
Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.
Graham, Robin & Brown. 2005. Lecture Notes Dermatologi, E/8. Jakarta:
Erlangga.
Gudjonsson J. dan Elder J. 2012. Psoriasis Vulgaris. In: Wolff K., Goldsmith L.,
Katz S., Gilchrest B., Paller A., Leffell D. editors Fitzpatricks.
Dermatology in General Medicine 8th ed. New York: McGraw-Hill.
Hendaria
et
al.
tanpa
tahun.
Kanker
Kulit.[
Serial
Online]
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14469&val=970
[diunduh, 21 Januari 2015]
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
FKUI.
Nafarin,
Michael.
2012.
Penyembuhan
https://www.academia.edu/8095315/Penyembuhan_Luka [21
2014]
Luka.
Januari