Angina Pectoris
Angina Pectoris
A. Pengertian
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit
dadadi dearah sternum atau di bawah sternum (substernal) atau dada sebelah kiri yang khas,
yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri,
kadang-kadang dapat menjalar ke punggung, rahang, leher atau ke lengan kanan. Sakit dada
tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien
menghentikan aktivitasnya. (Prof. Dr.H.M.Sjaifoellah Noer,1996)
Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard, karena
suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Serangan sakit dada biasanya berlangsung 1
sampai 5 menit, bila sakit dada terus berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien
mendapat serangan infark miokard akut dan bukan disebabkan angina pektoris biasa. Pada
pasien angina pektoris dapat pula timbul keluhan lain seperti sesak napas, perasaan kadangkadang sakit dada disertai keringat dingin
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa
tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis
Kardiovaskuler)
B. ETIOLOGI
Faktor penyebab Angina Pektoris antara lain:
1. Ateriosklerosis
2. Spasmearterikoroner
3. Anemia berat
4. Artritis
5. Aorta Insufisiensi
C. MANIFESTASI KLINIS
Iskemia otot jantung akan memberi nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa
tertekan pada dada sampai nyeri hebat yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan
menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga
tengah (retrosentral). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat
menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas. Pasien biasanya
memperlihatkan rasa sesak, tercekik, dengan kualitas yang terus menerus. Rasa lemah atau
baal di lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi
nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa akan meninggal. Karakteristik utama nyeri tersebut
akan berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan.
D. PATOFISIOLOGI
o Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi
jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan
demikian beban kerja jantung juga meningkat.
E. TIPE ANGINA
a. Angina Pektoris Stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat.
Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau naik
tangga.
Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan
Diagnosa
o Pemeriksaan EKG
o Uji latihan fisik (Exercise stress testing dengan atau tanpa pemeriksaan radionuclide)
o Angiografi koroner.
Terapi
o Menghilangkan faktor pemberat
o Mengurangi faktor resiko
o Sewaktu serangan dapat dipakai
o Penghambat Beta
o Antagonis kalsium
o Kombinasi
b. Angina Pektoris Tidak Stabil (Angina pra infark; Angina kresendo)
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada individu
dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan
beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang
ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal saja. Pada waktu
serangan didapati segmen ST elevasi. Jangan dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini
oleh karena dapat mencetuskan aritmia yang berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik
nuklir kita dapat melihat adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi infark.
Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
Kurang responsif terhadap nitrat.
Terapi
o Nitrogliserin subligual dosis tinggi.
o Untuk frokfikaksis dapat dipakai
pasta
nitrogliserin,
nitrat
dosis
tinggi
ataupunantagonis kalsium.
o Bila terdapat bersama aterosklerosis berat, maka diberikan kombinasi nitrat,
antagonis kalsium dan penghambat Beta.
o Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary by Pass Graff
Surgery (CBGS)
Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi pasien tidak
menunjukkan gejala.
F. Faktor Pencetus
a. Exposure to cold.
b. Eating.
c. Emotional stress.
Studi potong-lintang mengungkapkan mikroalbuminuria/albuminuria terkait dengan
faktor resiko penyakit kardiovaskular (PKV) dari subyek klinis normal dan pasien
dengan/tanpa diabetes. Beberapa studi prospektif antara lain Prevention of Renal and
Vacular End-Stage Disease (PREVEND) study, Hearth Outcomes Prevention Evaluation
(HOPE) dan study Losartan Intervenioon For Endpoint Reduction, mengungkapkan
mikroalbuminuria prediktor untuk clinical CVD outcomes. Data ini telah mendukung
pendapat pada PGK tahap awal ditemukan keberadaan peningkatan resiko penyakit
kardiovaskular.
d.
e.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan
pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang
menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark moikard pada masa lampau.
Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan
angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T
yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi
segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.
sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang
menderita angina pectoris.
Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan
dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan
dibawah lidah.
Sebagai pencegahan, pasien harus selalu membawa obat ini. Nitrogliserin bersifat sangat
tidak stabil dan harus disimpan dalam botol gelap tertutup rapat. Nitogliserin tidak dapat
terbakar di bawah lidah dan kadang kepala terasa tegang dan berdenyut. Persiapan
tangga, hubungan seksual) maka lebih baik gunakan obat ini sebelum rasa nyeri muncul.
Pasien harus mengingat berapa lama kerja nitrogliserin dalam menghilangkan nyeri, bila
nyeri tidak dapat dikurangi dengan notrogliserin, harus dicurigai adanya infark
miokardium.
Bila nyeri menetap setelah memakai tiga (3) tablet sublingual dengan interval 5 menit,
pasien
dianjurkan
segera
dibawa
fasilitas
perawatan
darurat
terdekat.
Efek samping nitrogliserin meliputi rass panas, sakit kepala berdenyut, hipertensi, dan
takikardi. Penggunaan preparat nitrat long-acting masih diperdebatkan. Isrobid dinitrat
(isordil) tampaknya efeksamping 2 jam bila digunakan di bawah lidah, tapi efeknya tidak
jelas bila diminum peroral. Salep Nitrogliserin Topikal. Nitrogliserin juga tersedia dalam
bentuk Lnilin-petrolatum. Bentuk ini dioleskan di kulit sebagai perlindungan terhadap
nyeri angina dan mengurangi nyeri. Bentuk ini sangat berguna bila digunakan pada pasien
yang mengalami angina pada malam hari atau yang menjalankan aktivitas dalam waktu
yang cukup lama (misal main golf) karena mempunyai efek jangka panjang sampai 24
jam. Biasanya dosis ditingkatkan sampai sakit kepala atau efek berat terhadap tekanan
darah atau tekanan jantung, kemudian diturunka sampai dosis tertinggi yang tidak
menimbulkan efek samping tersebut. Cara pemakaian salep biasanya dilampirkan pada
kemasan. Pasien diingatkan untuk mengganti tempat yang akan dioleskan salep untuk
mencegah iritasi kulit.
Penyekat Beta-adrenergik. Bila pasien tetam menderita nyeri dada meskipun telah
mendapat nitrigliserin dan merubah gaya hidup, maka diperlukan bahan penyekat beta
adrenergik. Propanolol hidroklorit ( Inderal) masih merupakan obat pilihan. Obat ini
berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menhambat impuls simpatis ke jantung.
Hasilnya terjadi penurunan frekuensi jantung, tekanan darah, dan kontraksi jantung yang
menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan oksigen jantung dan jumlah oksigen
yang tersedia. Hal ini dapat membantu mengontrol nyeri dada dam memungkinkan pasien
bekerja atau berolahraga. Propanolol dapat diberikan bersama isorbid dinitrat sub lingual
atau oral untuk mencegah nyeri angina.
Propanolol dibersihkan oleh hati dengan kecepatan bervariasi, tergantung dari
masing-masing pasien. Biasanya diberikan dengan interval 6 jam, efek sampingnya
meliputi
kelemahan
muskuloskeletal,
brakikardia,
dan
depresi
mental.
Bila propanolol diberikan, maka tekanan darah dan frekuensi jantung harus dipantau
(denngan pasien dengan posisi tegak) 2 jam setelah pemberian obat. Pemberian dapat
dilakukan oleh anggota keluarga dirumah atau petugas kesehatan. Jika tekanan darah
turun secara mendadak, maka perlu diberikan vasopresor. Bila terjadi brakikardi berat,
atropin merupakan atridot pilihan. Juga penting diingat bahwa propanolol dapat mencetus
Aspirin. Banyak studi telah membuktiksn bshws sdpirin dapat mengurangi kematian
jantung dan infark fatal maupun non fatal dari 51% -72% pada pasien dengan angina tak
stabil. Oleh klarena itu aspirin dianjurkan untuk diberikan seumur hidup dengan dosis
awal 160 mg perhari dan dosis selanjutnya 80 sampai 3325 mg perhari.
Tiklopidin. Suatu derivat tienopiridin merupakan obat lini kedua dalam pengobatan
angina tak stabil bila pasien tidak tahann aspirin. Studi dengan tiklopidin dibandingkan
plasebo pada angina tak stabil ternyata menunjukkan bahwa kematian dan infark non
fatal berkurang 46,3%. Dalam pemberian tiklopidin harus diperhatikan efek samping
granulositopenia, dimana insidens 2,4%. Dengan adanya klopidogrel yang lebih aman
pemakaian tiklopidin mulai ditinggalkan.
Inhibitor Glikoprotein IIb/IIIa. Ikatan fibrinogen dengan reseptor GP Iib/IIIa pada
platelet ialah ikatan terakhir pada proses agregasi platelet. Karena inhibitor GP IIb/IIIa
menduduki reseptor tadi maka ikatan platelet dengan fibrinogen dapat dihalangi dan
agregasi platelet tidak terjadi.
Obat Anti Trombin:
Unfractionated Heparin. Heparin adalah glikosaminoglikan yangterdiri dari
pelbagai polisakarida yang berbeda panjangnya dengan aktivitas antikoagulan yang
berebda-beda. Antitrombin III, bila terikat dengan heparin, akan bekerja menghambat
trombin dan faktor Xa. Heparin juga mengikat protein plasma yang lain, sel darah dan sel
endotel, yang akan mempengaruhi bioavailabilitas. Kelemahan lain heparin adalah efek
terhadap trombus yang kaya trombosit dan heparin dapat dirusak oleh platelet faktor IV.
Low Molecular Weight Heparin. Low molecular weight heparin (LMWH) dibuat dengan
melakukan depolimerasi rantai polisakarida heparin. Kebanyakan mengandung sakarida
kurang dari 18 dan hanya bekerja pada factor Xa, sedangkan heparin menghambat factor
Xa dan trombin. Dibandingkan dengan unfractionated heparin, LMWH mempunyai
ikatan terhadap protein plasma kurang, bioavailabilitas lebih besar dan tidak mudah
dinetralisir oleh faktor IV, lebih besar pelepasan tissue factor pathway inhibitor (TFPI)
dan kejadian trombositopenia lebih sedikit.
DAGTAR PUSTAKA
http://emedicine.medscape.com/article/150215-overview
http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/angina-pektoris/
http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=4472
http://www.docstoc.com/docs/58742143/Angina-Pectoris
http://www.labtestsonline.org/understanding/conditions/angina.html
http://www.netdoctor.co.uk/diseases/facts/angina.htm
http://www.medicinenet.com/angina/article.htm