Anda di halaman 1dari 11

Makalah untuk memenuhi tugas Fundamental and

Pathophysiology Cardiovascular System


Ns. Heni Dwi Windarwati, Mkep.,SpKepJ

Disusun oleh :

Alfunnafi Fahrul R 115070207113013

Bagus Heryawan 115070207113004

Deby Adi Irwanto 115070207113034

Dhea Agni A 115070207113031

Ike Evilia 115070207113007

Novalia luky P. 115070207113003

Putri Mahdasari 115070207113008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1. Definisi
 Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan
episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya
aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak
adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung
meningkat. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779)
 Angina pektoris adalah suatu sindrom kronis dimana klien mendapat
serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat
di dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut
biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan
segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya. (Noer,
Sjaifoellah, dkk. IPD, 1999 : 1082)
 Angina pektoris berasal dari bahasa yunani yang berarti “cekikan di
dada” yaitu gangguan yang sering terjadi karena atherosclerotic heart
desease. Terjadinya serangan angina menunjukkan adanya iskemia.
Iskemia yang terjadi pada angina terbatas pada durasi serangan dan
tidak menyebabkan kerusakan permanen jaringan miokard. Namun,
angina merupakan hal yang mengancam kehidupan dan dapat
menyebabkan disritmia atau berkembang menjadi infark miokard.

2. Klasifikasi
 Angina Pektoris Stabil
 Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.
 Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
 Durasi nyeri 3 – 15 menit.
Angina stabil dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Angina noctural
Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi
ini dapat di kurangi dengan duduk tegak. Biasanya angina noctural
disebabkan oleh gagal ventrikel kiri.
b. Angina dekubitus
Angina yang terjadi saat berbaring.
c. Iskemia tersamar
Terdapat bukti objektif iskemia ( seperti tes pada stress )
tetapi pasien tidak menunjukan gejala.
 Angina Pektoris Tidak Stabil
 Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan
angina pektoris stabil.
 Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris
stabil.
 Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat
aktifitas ringan.
 Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.
 Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus,
trombus atau trombosit yang beragregasi.
 Angina Prinzmental (Angina Varian).
 Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi
hari.
 Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh
koroneraterosklerotik.
 EKG menunjukkan elevasi segmen ST.
 Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
3. Etiologi
a. Aterosklerosis
Aterosklerosis digolongkan sebagai akumulasi sel-sel otot halus,
lemak dan jaringan konektif di sekitar lapisan intima arteri. Suatu plak
adalah lesi khas dari aterosklerosis. Lesi ini dapat bervariasi
ukurannya dalam dinding pembuluh darah, yang dapat
mengakibatkan obstruksi aliran darah parsial maupun komplek.
Obstruksi pada lumen mengurangi atau menghentikan aliran darah
pada jaringan di sekitarnya.
b. Spasme arteri koroner
Penyempitan dari lumen pembuluh darah terjadi bila serat otot
halus dalam dinding pembuluh darah berkontraksi (vasokontriksi).
Spasme arteri koroner dapat menyebabkan terjadinya iskemik atau
perluasan dari infark miokard.
c. Diameter lumen pembuluh darah koroner
Dapat berhubungan dengan abnormalitas sirkulasi, seperti :
- Hipoperfusi
- Anemia
- Hipovolemik
- Dan masalah-masalah Gangguan katup jantung

4. Faktor resiko
 Dapat Diubah (dimodifikasi)
a. Diet (hiperlipidemia)
b. Rokok
c. Hipertensi
d. Stress
e. Obesitas
f. Kurang aktifitas
g. Diabetes Mellitus
h. Pemakaian kontrasepsi oral
 Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Ras
d. Herediter

5. Manifestasi klinis
 Angina pektoris stabil
a. Nyeri dada timbul setelah melakukan kegiatan atau mengalami
stres psikis atau emosi tinggi.
b. Serangan berlangsung kurang dari 10 menit dan stabil (frekuensi,
lama serangan, faktor pencetus menetap dalam 30 hari terakhir).
c. Pola EKG
o Pada fase istirahat : normal
o Exercise test EKG (treadmill test) : segmen ST depresi,
gelombang T inversi atau datar.
d. Laboratorium : kadar kardiak iso-enzim normal
e. Serangan nyeri dada hilang bila klien beristirahat dan mendapat
obat nitrogliserin (vasodilator).
 Angina pektoris tidak stabil
a. Nyari dada timbul pada saat istirahat.
b. Nyeri lebih hebat dan frekuensi serangan lebih sering.
c. Serangan berlangsung sampai dengan 30 menit atau lebih.
d. Saat serangan timbul biasanya disertai tanda-tanda sesak nafas,
mual, muntah, dan diaforesis
e. Pola EKG : segmen ST depresi saat serangan dan setelah serangan
(muncul sebagian).
f. Serangan nyeri dada hilang bila klien mendapat terapi
nitrogliserin, narkotik (morphin), bed rest total, dan bantuan
oksigenasi.
 Angina pektoris prinzmental (variant)
a. Nyeri dada tibul saat istirahat maupun melakukan aktifitas.
b. Kadang-kadang disertai dengan disritmia dan konduksi abnormal.
c. Pola EKG : segmen ST elevasi saat serangan, namun normal bila
serangan normal.
d. Tanda-tanda lain hampir sama dengan angina pektoris tidak stabil.
e. Serangan nyeri dada hilang bila klien menndapat terapi
nitrogliserin dan obat antispasme arteri.

Secara umum gejala klinisnya bisa seperti berikut :


o Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher,
tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri.
o Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa
panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest
discomfort).
o Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
o Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
o Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat
dingin, palpitasi, dizzines.
o Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
o Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

6. Patofisiologi
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Elektrokardiografi
- Normal saat klien istirahat.
- Segmen ST elevasi atau depresi, gelombang T inversi selama
serangan berlangsung atau timbul saat tes treadmill (gambaran
iskemia miokard).
- Disritmia (takikardi abnormal, atrial flutter, atrial fibrilasi) bila ada
ahrus dicatat.
b. Tes laboratorium darah
- CBC : anemia dan hematokrit menurun.
- Fraksi lemak : terutama kolesterol (LDL) dan trigliserida yang
merupakan faktor resiko terjadianya Arteri Coronary Disease
(CAD).
- Cardiac iso-enzim : meningkat,menunjukkan kerusakan miokard.
c. Radiologi
- Foto Dada : biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada
menunjukkan dekompensasi jantung atau komplikasi paru.
- Kateterisasi jantung dengan angiografi: diindikasikan pada pasien
dengan iskemia yang diketahui dengan angina atau nyeri dada
tanpa kerja, pada pasien dengan kolesterolemia dan penyakit
jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien dengan
EKG istirahat abnormal.
- Scanning jantung : melihat luas daerah iskemik pada miokard.

8. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan
kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen.
Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol
terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui
revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner
atau angioplasti koroner transluminal perkutan (PCTA= percutaneus
transluminal coronary angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi
antara terapi medis dan pembedahan.
Angioplasti koroner transluminal perkutan adalah usaha untuk
memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan memecahkan plak atau
ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke jantung.
Kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukkan ke arteri koroner
yang mengalami gangguan dan diletakkan di antara daerah
aterosklerotik. Balon kemidian dikembangkan dan dikempiskan dengan
cepat untuk memecah plak.
PCTA dilakukan pada pasien yang mempunyai lesi yang
menyumbat paling tidak 70% lumen internal arteri koroner besar,
sehingga banyak daerah jantung yang berisiko mengalami iskemia. PCTA
jarang dilakukan pada pasien dengan (1) oklusi arteri koroner kiri utama
yang tidak menunjukkan aliran kolateral ke arteri sirkumflexa dan
desebdens anterior, (2) yang mengalami stenosis di daerah arteria
koroner kanan dan aorta, (3) yang aretri koronernya menunjukkan
aneurisma proksimal atau distal stenosis, (4) yang telah menjalani tandur
safena magma, atau (5) fungsi ventrikel kirinya sudah tidak jelas

9. Terapi
 Terapi Farmakologi.
 Nitrogliserin
Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk
menangani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk
menurunkan konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi
iskemia dan mengurangi nyeri angina.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi
melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi
sirkulasi perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan
darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang
kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian
(preload). Nitrat juga melemaskan anter terjadi pengumpulan
darah vena diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang
kembali ke jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian
(preload). Nitrat juga melemaskan anteriol sistemik dan
menyababkan penurunan tekanan darah (afterload). Semuanya
itu berakibat pada penurunan kebutuhan oksigen
jantung,menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara
suplai dan kebutuhan.
Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah
(sublingual) atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan
nyeri iskemia dalam 3 menit.
 Penyekat Beta-adrenergik.
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat
beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara
menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di
arteri dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping
biasanya muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat
penyekat beta antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol,
nadolol.
 Nitrat dan Nitrit
Merupakan vasodilator endothelium yang sangat
bermanfaat untuk mengurangi symptom angina pectoris,
disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet.
Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui
pengurangan preload sehingga terjadi pengurangan volume
ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu masalah penggunaan
nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap nitrat.
Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat
dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 – 12jam. Obat
golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid
mononitrat, nitrogliserin.
 Kalsium Antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya
kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan
relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi
pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis
juga menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara
menurunkan resistensi vaskuler sistemik. Golongan obat kalsium
antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin,
isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.

 Terapi Non Farmakologis


Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan
kebutuhan oksigenjantung antara lain :
- Berhenti merokok
- Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan
untuk mengurangi kerja jantung.
- Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat
menimbulkan vasokontriksi pembuluhdarah.
- Pengontrolan gula darah.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S. Dan Bare, B.2002. Brunner dan Suddarth’s Text Book of


Medical Surgical Nursing. 9th ed. Philadelphia: William&Wilkins

Udjianti, W. Juni. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta:Salemba


Medika

Anda mungkin juga menyukai