Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan
terjadi sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel
miokardium.Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri,ke punggung,ke
rahang,atau ke daerah abdomen (Corwin, 2009).
Angina pectoris berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “cekikan
dada”yaitu gangguan yang sering terjadi karena atherosclerotic heart
disease.Terjadinya serangan angina menunjukkan adanya iskemia.Iskemia
yang terjadi pada angina terbatas pada durasi serangan dan bisa menyebabkan
kerusakan permanen jaringan miokard.Namun, angina merupakan hal yang
mengancam kehidupan dan dapat menyebabkan disritmia atau berkembang
menjadi infark miokard.(Wajan,2010).

B. Tujuan
Mengerti dan memahami mengenai pengertian, etiologi, manifestasi
klinik, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan
serta konsep keperawatan mengenai penyakit angina pectoris.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Coronary arteri disease adalah penyakit yang berkaitan dengan kerusakan
pada arteri koroner seperti angina pektoris dan infark miokard. Beberapa ahli
juga menyebutnya dengan istilah acute coronary syndrome (ACS – sindrom
koroner akut). Pengertian klinis Angina adalah keadaan iskemia miokard
karena kurangnya suplai oksigen ke sel-sel otot jantung (miokard) yang
disebabkan oleh penyuumbatan atau penyempitan arteri koroner, peningkatan
beban kerja jantung, dan menurunnya kemampuan darah mengikat oksigen.
Angina pektoris berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “cekikan
didada” yaitu gangguan yang sering terjadi karena atheroscleroticheart
disease. Terjadinya serangan angina menunjukkan adanya iskemia. Iskemia
yang terjadi pada angina terbatas pada durasi serangan dan tidak
menyebabkan kerusakana permanen jaringan miokard. Namun, angina
merupakan hal yang mengancam kehidupan dan dapat menyebabkan disritmia
atau berkembang menjadi infark miokard.
Angina pektoris merupakan sindrom klinis yang biasanya memiliki
karakteristik dengan adanya nyeri atau perasaan tertekan pada dada. Kondisi
ini biasanya disebabkan oleh penurunan aliran darah koroner. Hal tersebut
membuat suplai oksigen tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan otot
jantung sebagai respon terhadap aktivitas fisik atau psikis.
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi
sebagai respon terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel
miokardium.Nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri,ke punggung,ke
rahang,atau ke daerah abdomen (Corwin, 2009).
Angina pectoris berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “cekikan
dada”yaitu gangguan yang sering terjadi karena atherosclerotic heart
disease.Terjadinya serangan angina menunjukkan adanya iskemia.Iskemia
yang terjadi pada angina terbatas pada durasi serangan dan bisa menyebabkan

2
kerusakan permanen jaringan miokard.Namun, angina merupakan hal yang
mengancam kehidupan dan dapat menyebabkan disritmia atau berkembang
menjadi infark miokard.(Wajan,2010).

B. Anatomi Fisiologi
Jantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak dipusat
dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah
atas (atrium) yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel)
yang mengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka
ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan
keluar.
Adapun fungsinya yaitu memberikan dan mengalirkan suplai oksigen
dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses
metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima
aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh
menerima nutrisi dengan adekuat. System kardiovaskuler yang berfungsi
sebagai system regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam
merespon seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme
meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada
keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital
seperti jantung dan otak untuk memelihara system sirkulasi organ tersebut.

C. Klasifikasi
Angina diklasifikasikan dalam 3 tipen yaitu stable (Stable Exertional)
angina, unstable(Crescendo/Pre-Infarction) angina dan variant (Prinzmetal’s)
angina.
a. Stable angina mengambarkan nyeri dada yang timbul saaat peningkatan
aktivitas fisik maupun stress emosional. Dengan tanda-tanda khas yaitu
serangan merupakan gejala baru dan stabil, durasi dan intensitas gejala
stabil.

3
b. Unstable Angina berkaitan dengan nyeri dada yang ditimbul karena
aktivitas dengan derajat yang sulit diramalkan dengan tanda khas yaitu
peningkatan frekuensi serangan dan intensitas nyerinya.
c. Variant Angina digambarkan sebagai nyeri dada yang biasanya terjadi
selama istirahat atau tidur daripada selama aktivitas. Variant angina
terutama disebabkan oleh spesme arteri koroner. Klien dengan variant
angina mungkin tidak menunjukkan tanda aterosklerotik pada arteri
koroner.

D. Etiologi
Penyebab paling umum coronary arteri disease (CAD) adalah
Aterosklerosis (Atherosclerosis). Aterosklerosis digolongkan sebagai
akumulasi sel-sel otot halus, lemak, dan jaringan konektif (connective tissue)
disekitar lapisan intima arteri. Suatu plaque (plak) fibrous adalah lesi khas dari
aterosklerosis. Lesi ini dapat bervariasi ukurannya dalam dinding pembuluh
darah, yang dapat mengakibatkan obstruksi ariran darah parsial maupun
komplet. Komplikasi lebih lanjut dari lesi tersebut terjadi atas plak fibrous
dengan deposit kalsium, disertai oleh pembentukan trombus. Obstruksi pada
lumen mengurangi atau menghentikan aliran darah kepada jaringan
disekitarnya.
Penyebab lain dari CAD adalah spasme arteri koroner. Penyempitan dari
lumen pembuluh darah terjadi bila serat otot halus dalam dinding pembuluh
darah berkontraksi (vasokontriksi). Spasme arteri koroner dapat menggiring
terjadinya iskemik actual atau perluasan dari infark miokard.

4
E. Patofisiologi
Saat istirahat, jantung mempergunakan oksigen dalam jumlah yang
cukup besar (75%) dari aliran darah coroner, lebih besar daripada beberapa
organ utama yang lain dalam tubuh. Saat metabolisme, beban kerja otot
jantung dan konsumsi oksigen meningkat sehingga kebutuhan akan oksigen
meningkat berlipat ganda.
Oksigen tambahan disuplai oleh peningkatan aliran darah arteri
koroner. Bila aliran darah koroner tidak dapat menyuplai kebutuhan sejumlah
oksigen yang diperlukan oleh otot jantung, maka terjadi ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan. Kecuali, bila rasio dari suplai dan kebutuhan
menjadi seimbang, jaringan otot jantung menjadi iskemia dan infark. Di
sekitar area infark ada dua zona yang disebut sebagai injuri zone dan ischemic
zone. Area infark akan terus berkembang bila suplai darah tetap
membahayakan atau kurang dari kebutuhan miokard.
Luas nyata area infark tergantung pada tiga factor yaitu sirkulasi
kolateral, metabolisme anaerobik, dan peningkatan beban kerja moikard.
Sering kali iskemik dan infark berkembang dari endokardium ke epikardium.

F. Manifestasi klinis
1. Stable Angina
a) Nyeri dada rimbul setelah melakukan kegiatan atau mengalami stress
psikis atau emosi tinggi
b) Serangan berlangsung kurang dari 10 menit dan stabil (frekuensi, lama
serangan, faktor pencetus menetap dalam 30 hari terakhir).
c) Pola EKG
1. Pada fase istirahat: normal
2. Exercise test EKG (treadmill test): segmen ST depresi, gelombang
T inversi (arrow head) atau daftar.
d) Laboratorium: kadar kardiak iso-enzim normal.

5
e) Serangan nyeri dada hilang bila klien beristirahat dan mendapat obat
nitrogliserin (vasodilator).
2. Unstable Angina
a) Nyeri dada timbul saat istirahat dan melakukan aktivitas.
b) Nyeri lebih hebat dan frekuensi serangan lebih sering.
c) Serangan berlangsung sampai dengan 30 menit atau lebih.
d) Saat serangan timbul biasanya disertai tanda-tanda sesak napas,mual,
muntah, dan diaphoresis.
e) Pola EKG: segmen ST depresi saat serangan dan setelah serangan
(muncuk sebagian).
f) Serangan nyeri dada hilang bila klien mendapat terapi
nitrogliserin,narkotik (phetidin/morphin), bed rest total, dn bantuan
oksigenasi.
3. Variant atau Prinzmetal Angina
a) Nyeri dada timbul saat istirahat maupun melakukan aktivitas
b) Dapat terjadi tanpa aterosklerosis koroner.
c) Kadang-kadang disertai disritmia dan konduksi abnormal.
d) EKG: segmen ST elevasi saat serangan, namun normal bila
serangan hilang.
e) Tanda-tanda lain hampir sama dengan unstable angina.
f) Serangan nyeri dada hilang bila klien mendapat terapi nitrogliserin
dan obat antispasme arteri.

G. Komplikasi
1. Infraksi miokardium akut
2. Takikardi dan fibrilasi ventrikel
3. Kematian jantung secara tiba-tiba
4. Menurunnya nadi perifer
5. Abnormalitas sirkulasi
6. Dyspnea

6
H. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG :
a. Normal saat klien istirahat
b. Segmen ST elevasi atau depresi, gelombang T inversi selama serangan
berlangsung atau timbul saat tes treadmill (gambaran iskemia
miokard).
c. Disritmia (takikardia abnormal, AV block, atrial flutter atau atrial
fibrilasi) bila ada harus dicatat
2. Labaratorium Darah
a. Complete blood cell count: anemia dan hematocrit menurun.
Lekositosis mengindikasikan adanya penyakit infeksi yang
menimbulkan kerusakan katup jantung dan menimbulkan keluhan
angina
b. Fraksi lemak: terutama kolestrol (Low Density Lipoprotein/LDL) dan
trigliserida yang merupakan factor resiko terjadinya Arteri Coronary
Disease (ACD)
c. Serum tiroid : menilai keadaan hipotiroid atau hipertiroid
d. Cardiac isoenzym: normal (CPK – creatinin phosphokinase, CK – MB
- creatininklinase - MB, SGOT – Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase dan LDH – Lactate Dehydrogenase) dan troponin
3. Radiologi
a. Thorax rontgen: melihat gambaran kardiomegali seperti hipertrofi
ventrikel atau cardio-thorax ratio (CTR) lebihdari 50%
b. Endokardiogram: melihat adanya penyimpangan gerakan katup dan
dilatasi ruang jantung. Gerakan katup abnormal dapat menimbulkan
keluhan angina
c. Scanning jantung: melihat luas daerah iskemik pada miokard

7
d. Ventrikulografi sinistra: menilai kemampuan kontraksi miokard dan
pemompaan darah yang kecil akibat kelainan katup atau septum
jantung
e. Kateterisasi jantung (bila diperlukan): melihat kepatenan arteri
coroner, lokasi sumbatan dengan tepat dan memastikan kekuatan
miokard.

I. Pathway

8
J. Penatalaksanaan
1) Pencegahan
a) Pencegahan Primer: promosi kesehatan dan pendidikan
kesehatan bagi masyarakat yang sehat maupun yang sakit
b) Pencegahan Sekunder: melakukan tindakan yang bertujuan
pencegahan perkembangan penyakit yang ada dan mengurangi
kemungkinan perkembangan komplikasi seperti EKG,
pengukuran tekanan darah, IMT, tes darah untuk gula dan
kolestrol.
c) Pencegahan Tersier: berupa pemulihan untuk mencegah
terjadinya kematian yang disebabkan gagal jantung.

2) Pengobatan
a) Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen
jantung yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri
angina
b) Penyekat Beta adrenergic diberikan untuk menurunkan
kebutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan frekuensi
denyut jantung, kontraktilitas, tekanan di arteri dan peregangan
pada dinding ventrikel kiri
c) Nitrat dan nitrit diberikan untuk menurunkan kebutuhan
oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga terjadi
pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial
d) Kalsium antagonis juga menurunkan kebutuhan oksigen
miokard dengan cara menurunkan resistensi vascular sistemik.
3) Rehabilitatif
a) Latihan Rehabilitasi Fase I (Fase Rawat)
Tujuannya adalah mempersiapkan pasien agar dapat
melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri di rumah
setelah keluar dari rumah sakit Latihan ini dilakukan

9
secepatnya (hari ke-2 sampai ke.-3) Setelah kondisi penderita
sudah stabil tanpa keluhan yang membahayakan. Pasien
penyakit jantung dapat melakukan latihan-latihan ringan
dengan dibantu instruktur. Latihan ini disebut latihan pasif.
Setelah itu, akan dilanjutkan secara aktif oleh penderita sendiri
yang berupa kegiatan senam di tempat tidur sambil dipantau
reaksi latihannya.

Selanjutanya, jika tetap tidak ada keluhan, latihan ditingkatkan


sambil duduk di tempat tidur. Tujuannya adalah untuk
mencegah kekakuan akibat posisi tidur yang terlalu lama, serta
untuk mempertahankan kelenturan dan gerakan ruang lingkup
sendi. Instruktur mengukur tekanan darah dan nadi baik
sebelum dan sesudah latihan, serta mencatat keluhan apabila
ada.

b) Latihan Rehabilitasi Fase II (Fase Perawatan)


Tujuan dari Fase II ini adalah mempersiapkan pasien untuk
kembali bekerja atau kembali pada aktivitas semula. Program
latihan ini dilaksanakan secara bertahap, berpedoman pada uji
latih jantung sebelum pulang. Latihan ini lebih bervariasi dan
beban latihann lebih ditingkatkan, dapat berupa latihan senam,
berjalan, naik tangga atau latihan dengan alat seperti sepeda,
dayung, tongkat, dumble, treadmill dan lain sebagainya.
Setelah 2 bulan dilakukan penelitian ulang termasuk uji latih
jantung guna menyusun program selanjutnya apabila diperoleh
hasil yang baik, maka penderita dapat melanjutkan ke program
latihan fase III.

c) Latihan Rehabilitasi Fase III (Fase Pasca Pemeliharaan)

10
Pada Fase III ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi
yang telah dicapai sekarang dan mencegah terjadinya serangan
berulang. Pada fase ini merupakan fase pemeliharaan agar hasil
yang dicapai tidak turun lagi. Pada fase III ini rehabilitasi dapat
dilakukan dengan bergabung dengan Klub-klub Jantung Sehat
yang ada di sekitar lingkungan kita. Latihan ini ditingkatkan
sesuai kemajuan yang lebih longgar. Jika oleh dokter
disarankan berolahraga di luar tempat rehabilitasi, maka ikuti
pedoman dan petunjuk dari dokter.

Sebelum berlatih yang perlu diperhatikan adalah (1) mengukur


denyut nadi tertinggi saat tes uji latih jantung terakhir, (2)
denyut nadi latihan yang dianjurkan, dan saat berlatih, (3)
dapat mengukur denyut nadi sendiri, (4) apakah ada obat yang
harus diminum dan kapan diminum. Program latihan pertama
adalah jalan kaki, biasanya sejauh 2,5 – 3 km dalam waktu 30
menit dengan nadi latihan kira-kira 110 per menit. Program
latihan ini dilakukan secara teratur dan ditingkatkan secara
bertahap sampai dapat

mencapai 5-6 km yang sebelumnya dimulai dengan latihan


pernafasan. Catat denyut nadi waktu pernafasan, latihan inti
dan pendinginan. Catat segala keluhan (jika ada), misalnya
sesak nafas, nyeri dada, pusing dan sebagainya. Sampaikan
kepada dokter yang merawat. Usahakan denyut latihan ini
tercapai pada saat melakukan latihan inti yang berlangsung
antara 20 dan 40 menit. Sebelumnya lakukan pemanasan
dahulu selama 5 menit. Jika timbul gejala yang membahayakan
jantung, segera hentikan latihan. Setiap latihan harus diakhiri
dengan latihan pendinginan selama 5 menit.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Riwayat
1) Aktivitas/istirahat
a) Gejala :
 Pola hidup monoton.
 Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan.
 Nyeri dada bila kerja.
 Menjadi terbangun bila nyeri dada.
b) Tanda :
 Dispnea saat kerja.
2) Sirkulasi
a. Gejala :
 Riwayat penyakit jantung.
b. Tanda :
 Takikardi, distritmia.
 Tekanan darah normal, meningkat, atau menurun.
 Bunyi jantung: mungkin normal; S4 lambat atau murmur sistolik
transien lambat (disfungsi otot papilaris) mungkin ada saat nyeri.
 Kulit/membrane mukosa lembab, dingin, pucat pada adanya
vasokontriksi.
3) Makanan/cairan
a. Gejala :
 Mual, nyeri ulu hati/epigastrium saat makan.
 Diet tinggi kolesterol/lemak, garam, kafein, minuman keras.
b. Tanda :
 Ikat pinggang sesak, distensi gaster.
4) Integritas ego
a. Gejala :
 Stressor kerja, keluarga, dan lain-lain.
b. Tanda :
 Ketakutan, mudah marah.
5) Nyeri/ketidaknyamanan
a. Gejala :
 Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher,
bahu, dan eksremitas atas (lebih pada kiri dari pada kanan)
 Kualitas: ringan sampai sedang,tekanan berat, tertekan, terjepit,
terbakar.
 Durasi: biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30
menit.

12
 Faktor pencetus: nyeri sehubungan dengan kerja fisik atau emosi
besar, seperti marah atau hasrat seksual; olahraga pada suhu ekstrem;
atau mungkin tak dapat diperkirakan dan/atau terjadi selama istirahat
 Faktor penghilang: nyeri mungkin responsive terhadap mekanisme
penghilang tertentu (contoh, istirahat, obat antianginal)
 Nyeri dada baru atau terus menerus yang telah berubah frekuensi,
durasinya, karakter atau dapat diperkirakan (contoh, tidak stabil,
bervariasi, prinzmetal).
b. Tanda :
 Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum,
memijit tangan kiri, tegangan otot, gelisah.
 Respon otomatis contoh, takikardi, perubahan TD.
6) Pernapasan
a. Gejala :
 Dispnea saat kerja
 Riwayat merokok
b. Tanda :
 Meningkat pada frekuensi/irama dan gangguan kedalaman.
7) Penyuluhan/pembelajaran
a. Gejala :
 Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes.
 Penggunaan/kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat
yang dijual bebas.
b. Tanda :

B. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi jantung
2. Nyeri akut b/d agens cidera biologis (iskemia)
3. Cemas b/d stress b/d ancaman kematian
4. Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
5. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi b/d kurang sumber pengetahuan

13
C. DIAGNOSIS, HASIL, DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan Hasil yang dicapai Intervensi
NANDA (NOC) (NIC)
Nyeri akut Level nyeri Manajemen Nyeri:
Yang berhubungan dengan : a. melaporkan  Independen
Agen fisik (meningkatkan penurunan episode a. melaksanakan
beban kerja jantung dan angina dalam hal pengkajian nyeri
komsumsi oksigen,iskemia frekuensi,durasi,dan secara menyeluruh
jaringan) keparahan. pada setiap laporan
Defines : b. Mendemonstrasikan episode nyeri,
Pengalaman sensori dan peredaan nyeri menggunakan skala
emosi tidak menyenangkan sebagaimana di nyeri yang
yang muncul akibat kerusakan buktikan dengan tepat.Instruksikan
jaringan aktual atau potensial tanda vital stabil klien untuk
atau yang di gambarkan dan tidak ada memberitahu perawat
sebagai ketegangan otot dengan segera ketika
kerusakan(International serta gelisah nyeri dada terjadi.
Association for the Study of b. Identifikasi peristiwa
pain); awitan yang tiba-tiba yang pencetus,jika
atau lambat dari intensitas ada;identifikasi
ringan hingga berat dengan frekuensi,durasi,inten
akhir yang dapat diantisipasi sitas,dan lokasi nyeri.
atau diprediksi. c. pantau perubahan
tanda vital selama
episode nyeri jika
tanda vital tersebut
berubah dari pola
angina yang biasa.
d. Evaluasi frekuensi
danirama

14
jantung,sesuai
indikasi.
e. Kaji dan
dokumentasikan
respons klien
terhadap medikasi
dan efek medikasi
yang biasa di berikan.
f. Evaluasi kebutuhan
untuk mengubah
regimen medikasi.
 Kolaboratif
a. Beri tambahan
oksigen,sesuai
indikasi.
b. Beri medikasi anti-
angina dengan tepat
dan cepa,sesuai
indikasi.Mis.,Nitrat:
NTG
sublingual;koyok
transdermal;isosorbid
e;beta
blocker;calcium
channel blocker
c. Tinjau EKG,jika di
indikasikan

15
Risiko Penurunan Curah Efektivitas Pompa Regulasi Hemodinamic:
Jantung Jantung  Independen
 Faktor resiko: a. Melaporkan atau a. Pertahankan tirah
a. Hipertensi,hipoksemi menunjukkan baring atau istirahat
a penurunan episode di tempat tidup
b. Peningkatan protein angina. b. Pantau tanda vital
Creaktif,hiperlipidemi b. Berpartisipasi dan irama jantung.
a dalam perilaku dan c. Auskultasi suara
c. Riwayat keluarga aktivitas yang napas dan bunyi
mengalami penyakit mengurangi beban jantung.
jantung kerja jantung. d. Pantau dan
d. Spasme arteri koroner dokumentasikan efek
 Definisi dan respons
Ketidak adekuat darah yang jantung,dan irama
di pompa oleh jantung untuk jantung(terutama
memenuhi kebutuhan ketika memberikan
metabolik tubuh. kombinasi antagonis
kalsium,penyekat
beta,dan nitrat).
e. Dorong pelaporan
nyeri dengan segera
untuk memberikan
medikal dengan cepat
dan tepat,sesuai
indikasi.
f. Kaji tanda dan gejala
gagal jantung .
 Kolaboratif
a. Beri oksigen
tambahan sesuai
kebutuhan.
b. Pantau sinar-X dada

16
c. Pantau oksimetri nadi
atau gas darah arteri
(GDA),sesuai
indikasi
d. Beri medikasi,sesuai
indikasi,misalnya:Cal
cium channel
blocker;inhibitor
angiotensions-
converting
enzyme;agens
antitrombosit,agens
penurun lemak
e. Diskusiakan tujuan
dan persiapan
pemeriksaan tambaha
bila di perlukan
f. Persiapan untuk
intevensi seperti
angioplasty dengan
atau tanpa
penempatan stent
intrakoroner,penggan
tian katup,bypass
arteri koroner jika di
indikasikan

17
Ketidak efektifan Pengetahuan:Manajemen Manajemen Risiko jantung
manajemen kesehatan Penyakit Arteri Koroner  Independen
 Yang berhubungan a. Mengungkapkan a. Diskusikan
dengan pemahaman tentang patofisiologi
a. Kompleksitas kondisi,proses kondisi.Tekankan
regimen terapiutik penyakit,dan kebutuhan untuk
persepsi kemungkinan mencegah dan
barier,kesulitan komplikas. menangani serangan
ekonomi b. Mengungkapkan angina.
b. Pola asuhan pemahaman dan b. Dorong klien untuk
kesehatan dalam berpartisipasi dalam menghindari faktor
keluarga regimen terapiutik. atau situasi yang
 Definisi c. Memulai perubahan dapat mencetuskan
Pola pengaturan dan yang hidup yang di episode
pengintegrasian hidup sehari- perlukan. angina,seperti stress
hari untuk pengobatan emosi,kerja fisik
penyakit dan sekuelanya yang berat atau
tidak memuaskan untuk intens,penggunaan
memenuhi tujuan kesehatan obat rekreasi,menelan
spesifik. makanan yang besar
atau banyak(terutama
mendekati waktu
tidur),pajanan suhu
lingkungan yang
ekstrim.
c. Tinjau pentingnya
berhenti
merokok,control
berat
badan,perubahan
diet,dan latihan.
d. Tinjau pentingnya

18
kadar kolestrol dan
bedakan antara faktor
LDL dan
HDL.tekankan
pentingya
pengukuran
laboratorium periodik
dan prnggunaan
penurun kolestrol
e. Dorong klien untuk
mengikuti program
pengondisian ulang
yang telah di
programkan
f. Demonstrasikan cara
dan dorong klien
untuk memantau nadi
dan tekanan darah
sendiri selama dan
setelah
beraktivitas,jika tepat
dan untuk
menjadwalkan dan
menyederhanakan
aktivitas dan
meluangkan waktu
untuk periode
istirahat
g. Diskusikan dampak
kondisi pada gaya
hidup yang di
inginkan dan

19
aktivitas,seperti
kerja,mengemudikan
kendaraan,melakukan
aktivitas seksual dan
melaksanakan
hobi.Beri
informasi,privasi,atau
konsultasi sesuai
indikasi
h. tinjau medikasi yang
di resepkan untuk
mengontol dan
mencegah serangan
angina
i. Tekankan pentingya
melakukan
pemeriksan bersama
Dokter sebelum
mengomsumsi obat-
obatan yang di jual
bebas.
j. Tinjau gejala yang
harus di laporkan
kepada
Dokter,terutama
peningktaan
frekuensi dan durasi
serangan dan
perubhan dalam
respons terhadap
medikasi
k. Diskusikan

20
pentingnya menindak
lanjuti
perjanjian(misalya;ev
aluasi
Dokter,pemantauan
laboratorium dll)
l. Dorong klien untuk
menggunkan gelang
atau kalung waspada
medis
m. Rekomendasikan
agar orang dekat atau
pemberi asuhan
memiliki akses ke
nomor telepon
darurat dan dorong
mereka untuk
mengikuti kelas RJP
(resusitasi jantung
paru).

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa angina
pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan didaerah jantung,
atau nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap
miokardium. Angina pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul
karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung.
B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit angina pektoris
sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
2. Mehasiswa mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga
dengan klien yang menderita angina pektoris.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dosen Keperawatan Medikal Bedah Indonesia. (2016) “Rencana Asuhan


Keperawatan Medikal – Bedah: Diagnosis Nanda-I 2015-2017 Intervensi
Nic Hasil Noc”, Jakarta : EGC
Arif M. PengantarAsuhanKeperawatanKliendenganGangguanSistem
Kardiovaskular. SalembaMedika.
Wajan JU. KeperawatanKardiovaskular. SalembaMedika Lily IR.
PenyakitKardiovaskular (PKV) 5 Rahasia. FakultasKedokteranUniversitas
Indonesia
Amin HN. Hardi K. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA (North American Nursing Dioagnosis Association) NIC
NOC.Yogyakarta: MediAction.

23

Anda mungkin juga menyukai