Maka dari itu tugass pengkhazanahan fonem dalam satu bahasa memang memberikan pengertian
yang agak mendalam tentang sistem bunyi-bunyi di dalam bahasa yang bersangkutan.
Pengucapan setiap fonem tergantung dari lingkungan fonem yang bersangkutan dan
perbedaan alofonemis tidak mengubah identitas fonem itu sendiri. Akan tetapi, ada juga perubahan
pengucapan fonem yang sedemikian rupa sehingga bentuk yang baru itu merupkan fonem yang
lain. Perubahan-perubahan yang menyebabkan fonem tertentu menjadi fonem yang lain antaralain:
asimilasi fonemis, modifikasi vokal jenis umlaut, modifikasi vokal jenis ablaut, modifikasi vokal
jenis harmoni vokal, netralisasi, hilangnya fonem dan kontraksi, disimilasi dan metatesis.
Asimilasi yang mengubah fonem tertentu menjadi fonem tertentu yang lain disebut
asimilasi fonemis. Asimilasi fonemis berbeda dengan asimilasi fonetis dalam hal ini asimilasi
fonetis tidak murubah status fonem bunyi yang dipengaruhi, sedangkan asimilasi fonemis
mengubah fonem tertentu menjadi fonem yang lain.
Modifikasi vokal umlaut adalah modisikasi yang fonemis, artinya modifikasi yang
menyebabkan fonem vokal tertentu berubah menjadi fonem vokal yang lain. Istilah umlaut
diartikan sebagai perubahan vokal sedemikian rupa sehingga vokal itu dirubah menjadi vokal yang
lebih tinggi, sebagai akibat vokal atau semi vokal yang mengikutinya yang tinggi
Modifikasi vokal ablaut adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa
german. Contuhnya adalah pemarkahan kata dalam bahasa inggris: sing bernyanyi, sang, sung,
atau dalam bahasa belanda duiken terjun, dook, gedoken.
Modifikasi jenis lain adalah harmoni vokal atau keselarasan vokal. Harmoni vokal
adalah perubahan vokal di bawah pengaruh vokal yang lain, sedemikian rupa sehingga vokal dalm
setiap silabe secara fonemis berubah menjadi vokal yang lain. Fungsi fonem adalah membedakan
makna- suatu fungsi yang nampak dalamm pasangan minimal. Nertalisasi adalah alternasi fonem
akibat pengaruh lingkungan.
Dalam semua bahasa di dunia, penuturan-penuturan berusaha untuk menghemat tenaga
dalam pemakaian bahasa dan memperpendek tuturan-uturannya, sejauh hal itu tidak menghambat
komunikasi dan tidak bertentangan dengan budaya tempat bahasa tersebut dipakai.perpendekan
tuturan mengikuti hukum-hukum yang bermacam-macam. Salahsatunya adalah kaidah fonologis
yang paling mudah di perpendek adalah segmen-segmen yang tidak bertekanan contohnnya dalam
bahasa inggris perpendekan shant (dari shall not) atau dalam bahasa indonesia ada tiada dari tidak
ada. Perpendekan seperti ini dinamakan perpendekan bunyi atau perpendekan fonem.
Seperti halnya asimilasi menyebabkan penyamaan dua fonem yang berbeda, maka apa yang
disebut disimilasi menyebabkan dua fonem yang sama (berdekatan atau tidak) menjadi fonem
yang lain. Contohnya idonesia belajar yang dihasilkan oleh menggabungkan awalan ber- dan ajar.
Akan tetapi bentuk belajar mempunyai dua /r/, dan dalam bahasa indonesia ada kecendrungan
untuk menghindari dua /r/ dalam kata yang berawalan ber.
Dalam proses metatesis yang diubah adalah urutan fonem-fonem tertentu. Biasanya bentuk
asli dan bentuk yang mengalami metatesis itu terdapat bersama-sama, sehingga ada variasi bebas.
Dalam bahasa indonesia, ada brantas dan bantras, jalur,dan lajur. Contoh seperti ini adalah
sinkronik. Contoh diakroniknya adalah kata portugis almari yang telah menjadi lemari.