Pendahuluan
1
2
A. Ayat dan Tafsirnya
1. Qs. Al-Baqarah : 29
Artinya: Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang
ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Tafsir ayat : kata istawa untuk menunjukkan kehendak
Allah dalam menciptakan tujuh langit serta mengaturnya
untuk menjadikan kehidupan di bumi berjalan dengan
baik.2 Dalam hal ini Sayyid Qutb tidak menafsirkan secara
jelas maksud dari lafadz istawa, dan lebih memilih untuk
membicarakannya sebagai kehendak Allah dalam
menciptakan segala sesuatu.
Hasbi ash-Shiddieqy dalam tafsirnya menyebutkan
bahwa Allah menciptakan tujuh langit dengan kekuasaan-
Nya. Kemudian pada pengertian tujuh langit ini ada
beberpa pendapat yang berbeda yaitu pertama, tujuh
langit adalah tujuh planet yang besar, namun pada
nyatanya planet tidak hanya tujuh melainkan lebih dari
tujuh. Kedua, tujuh langit tidak diartikan sebaagaiman
mestinya tetapi, dipahami bahwa maksud dari tujuh langit
adalah langit itu banyak. Ketiga, tujuh langit dipahami
secara semestinya bahwa memang ada tujuh langit yang
cakupannya hanya pada wilayah matahari saja, tetapi
matahari dan bulan tidak diikutsertakan karena matahari
sebagai sentral tata surya dan bulan sebagai satelit bumi.3
2. Qs. Al-Anbiya : 32
2 Sayyid Qutb, Tafsir fi Zhilalil Quran terj., jilid 1, Jakarta : Gema Insani,
2000, hlm. 64-65.
3
Artinya : Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap
yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala
tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.
Tafsir ayat : lafadz as-sama diartikan sebagai sesuatu
yang tinggi, sehingga dapat dilihat oleh manusia
sebagaimana atap. Namun, atap (langit) ini berbeda
dengan atap-atap yang terdapat dalam rumah-rumah,
karena langit terpelihara dan diatur secara rapi oleh Allah.4
Al-Maraghi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa
terpeliharanya atap (langit) yaitu dengan adanya
keteraturan peredaran benda-benda langit seperti matahri,
planet, bintang, dan lainnya sesuai dengan porosnya
masing-masing, seperti yang dijelaskan pada Qs al-Hajj :
22 bahwa Allah menahan (benda-benda) langit jatuh ke
bumi melainkan dengan izin-Nya. Sehingga kerusakan alam
tidak terjadi. Jika keteraturan tersebut telah tiada maka
yang terjadi adalah rusaknya alam semesta.5
3. Qs. Fushshilat : 11-12
.
Artinya : Kemudian Dia menuju kepada penciptaan
langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi : Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan sukan hati atau
terpaksa. Keduanya menjawab : Kami datang dengan
suka hati. (11) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam
4 Sayyid Qutb, Tafsir fi Zhilalil Quran terj., jilid 8, Jakarta : Gema Insani,
2000, hlm. 59.
4
dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya
dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui. (12)
Tafsir ayat : lafadz tsumma pada awal ayat 11
menunjukkan adanya konseptual secara inderawi bahwa
langit lebih atas dan tinggi. Pada lanjutan ayat disebutkan
bahwa penciptaan langit awalnya berupa asap, hal ini
disandingkan dengan teori sains tentang Nebula. Kemudain
Allah menciptakan langit menjadi tujuh lapisan dalam dua
hari (Allah). Dan pada langit terdekat bumi Allah
menghiasinya dengan bintang-bintang yang menerangi
manusia di bumi. Allah juga memelihara langit dari
gangguan setan.6
Dalam tafsir al-Maraghi dijelaskan bahwa langit
merupakan zat dalam bentuk gas yang mirip dengan asap
atau kabut. Dan dari kabut pula Allah menciptakan
matahari, dan planet-planet. Dalam penciptaannya
dilakukan selama dua hari atau oleh al-Maraghi disebutkan
dengan dua tahap. Kemudian Allah memerintahkan
pergerakannya sehingga tercipta keteraturan alam
semesta, hal ini merupakan bukti atas jawaban langit yang
mendatangi Allah dengan suka hati. Seperti yang telah
difirmankan oleh Allah bahwa langit itu diciptakan tujuh
lapis dan pada ayat ini disebutkan bahwa pada langit
terdekat dengan bumi, Allah menghiasinya dengan
bintang-bintang bercahaya. Allah juga memelihara
keteraturan langit tersebut sampai datangnya hari yang
dijanjikan (hari kiamat). Hal ini menunjukkan sifat Allah
Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui.7
4. Qs. Al-Mulk : 3
6 Sayyid Qutb, Tafsir fi Zhilalil Quran terj., jilid 10, Jakarta : Gema Insani,
2000, hlm. 155-156.
5
Artinya : Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-
lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang?
Tafsir ayat : Allah menciptakan langit berlapis-lapis
(tujuh lapis) sebagai salah satu bukti kekuasaan-Nya. Allah
menciptakan langit di udara kosong, tanpa tiang, tanpa
pengikat, dan dengan sistem yang tetap. Bukti lain
ditunjukkan Allah dengan memperlihatkan pada manusia
bahwa tidak ada kekacauan dan ketidakseimbangan dalam
pencipataan-Nya. Dan manusia diperintahkan untuk
mengulang-ulang penglihatan supaya dapat
mengetahuinya.8
merupakan sesuatu yang dapat kita lihat berada di atas bumi layaknya
6
atap dengan warna biru yang melingkupi bumi beserta isinya dari
angkasa."10
12 Pendapat Ibnu Abbas, Dahhak, Mujahid dalam artikel yang diakses dari
laman https://muslim.or.id/25618-bagaimana-allah-menciptakan-langit-
dan-bumi.html
7
karena itu dibutuhkan penjagaan agar tidak kejatuhan meteor.
Berbeda dengan bulan, bumi memiliki atmosfer guna
menghancurkan semua meteor besar dan kecil yang mendekati
bumi, menyaring sinar yang berbahaya di angkasa yang bersumber
dari ledakan energi dan kobaran api di matahari. 13 (QS al-Anbiya :
32)
13 Ibid hlm 81
15 Ibid 85
8
Para pakar astronomi mengatakan bahwa lapisan pertama
langit adalah lapisan udara yang paling bawah yakni tempat hidup
makhluk hidup, lapisan ini disebut troposfer, lapisan ini mencapai
ketebalan 8 km di kutub dan 17 km di khatulistiwa dan mengandung
sejumlah besar awan. Kondisi udara di lapisan ini bisa berubah-ubah
dari satu kondisi ke kondisi lain dari panas ke dingin, dari mendung
ke hujan, dari angin semilir ke angin badai.
9
untuk gelombang radio. Selain itu, juga terdapat gelombang dan
pasang surut yang membantu energi bergereak di atmosfer yang
salah satunya kemudian menghasilkan arus listrik di beberapa
bagian termosfer. Dan membentuk suatu penampakan alam berupa
cahaya yang merupakan hasil loncatan ion elektron dan badai
matahari di kiutub.
10
semakin cepat, akibatnya bola itu memadat/memepat pada bagian
kutubnya dan melebar pada bagian ekuatornya. Dalam proses ini
terdapat sebagian massa gas di ekuator menjauh dari gumpalan
intinya sehingga membentuk gelang-gelang dan berubah menjadi
gumpalan padat. Kemudian itulah yang disebut dengan planet dan
satelitnya. Dan pada bagian inti dari kabut ini tetap berupa gas
pijar.18 Teori ini juga sebagai bukti adanya pendapat yang
mengatakan bahwa maksud dari tujuh lapisan adalah tujuh planet.
PENUTUP
18 http://etalasepustaka.blogspot.co.id/2016/08/teori-terbentuknya-tata-
surya-menurut-para-ahli.html?m=1
11
Al-Quran telah menceritakan tentang fenomena alam 1400
tahun yag lalu, akan tetapi keilmuan baru membuktikannya
pada abad 20 ini, diantaranya adalah Langiit, merupakan
atap yang menutupi bumi dan melindunginya dari bahaya
yang dihasilkan dari luar angkasa, langit dan bumi
diciptakan dalam waktu 6 hari sebanyak tujuh lapis,
apabila dibuktikan dengan ilmu astronomi ditemukan
bahwa langit terdiri dari tujuh lapis yang dikenal dengan
atmosfir, dimana atmosfir tersebut memiliki jenis dan
perannya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
12
Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi terj., jilid 17,
Semarang : Toha Putra, 1993
13