Anda di halaman 1dari 2

MATERI KONSELING

TEMA : AKIDAH
JUDUL : MACAM-MACAM TAUHID

1. Ada berapa macam tauhid ?


Tauhid terbagi menjadi tiga: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma’ wa
shifat. Pembagian tauhid ini muncul berdasarkan penelitian (istiqra’) terhadap dalil-
dalil Al-Kitab dan As-Sunnah. Ketiga macam tauhid ini telah terpadu di dalam sebuah
ayat, yaitu firman Allah,

َ ُ‫ﻄ ِب ۡﺮ ِﻟ ِع َب ٰـدَ ِت ۚ ِهۦ ه َۡل ت َعۡ لَ ُم ﻟَهۥ‬
‫ﺳ ِﻤيّا‬ ِ ‫ت َوٱ ۡﻷ َ ۡر‬
َ ۡ‫ض َو َما َب ۡي َن ُه َﻤا ﻓَﭑ ۡع ُب ۡدهُ َوٱﺻ‬ ِ ٰၕ
‫ﺴ َﻤ ٰـ َﻮ‬
‫ﱠربﱡ ٱﻟ ﱠ‬
“Rabb penguasa langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara keduanya. Maka,
beribadahlah kepada-Nya dan teruslah bersabar dalam beribadah kepada-Nya. Apakah
kamu mengetahui ada sesuatu yang setara dengan-Nya?” (QS. Maryam: 65)

2. Apakah yang dimaksud dengan tauhid rububiyah?


Tauhid rububiyah adalah mengesakan Allah dalam hal penciptaan, penguasaan, dan
pengaturan. Meyakini bahwa tidak ada pencipta, selain Allah; tidak ada yang
menguasai seluruh makhluk ini, selain Allah; dan tidak ada yang mengatur segala
urusan, kecuali Allah. Atau dengan ungkapan lain, yang dimaksud tauhid rububiyah
adalah mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan-Nya. Tauhid rububiyah ini
tidak diingkari oleh kaum musyrikin yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
diutus di tengah mereka. Allah Ta’ala berfirman,

‫ض ﻟَ َيﻘُﻮﻟُ ﱠن َخلَﻘَ ُه ﱠن ٱ ۡﻟعَ ِﺰي ُﺰ ٱ ۡﻟعَ ِلي ُم‬


َ ‫ت َوٱ ۡﻷ َ ۡر‬
ِ ٰၕ ‫َوﻟَىن َﺳأ َ ۡﻟتَ ُهم ﱠم ۡن َخلَقَ ٱﻟ ﱠ‬
‫ﺴ َﻤ ٰـ َﻮ‬
“Dan sungguh apabila kamu tanyakan kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?’ Niscaya mereka akan menjawab bahwa yang menciptakannya adalah
(Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Az-Zukhruf: 9)
Allah juga berfirman,

ُ ۚ ‫ض ﻟَ َيﻘُﻮﻟُ ﱠن ٱ ﱠ‬
َ ‫ت َوٱ ۡﻷ َ ۡر‬
ِ ٰၕ ‫َوﻟَىن َﺳأ َ ۡﻟتَ ُهم ﱠم ۡن َخلَقَ ٱﻟ ﱠ‬
‫ﺴ َﻤ ٰـ َﻮ‬
“Dan sungguh, jika kamu tanyakan kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan langit
dan bumi?’, benar-benar mereka akan menjawab ‘Allah’.” (QS. Luqman: 25)
Dalam ayat lain, Allah menegaskan,

ُ ۖ ‫ﺳأ َ ۡﻟتَ ُهم ﱠم ۡن َخلَﻘَ ُه ۡم ﻟَ َيﻘُﻮﻟُ ﱠن ٱ ﱠ‬


َ ‫َوﻟَىن‬
“Dan sungguh, jika kamu tanyakan kepada mereka, ‘Siapakah yang menciptakan
mereka?’, pasti mereka akan menjawab, ‘Allah’.” (QS. Az-Zukhruf: 87)
3. Apakah makna dari tauhid uluhiyah?
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam hal ibadah. Dengan bahasa lain,
tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan-perbuatan hamba dalam
rangka mendekatkan dirinya kepada Allah. Apabila ditinjau dari penyandaran tauhid
ini kepada Allah sebagai ilah (sesembahan), maka ia disebut tauhid uluhiyah. Dan
apabila ditinjau dari penyandaran tauhid ini kepada hamba sebagai pelaku ibadah,
maka ia disebut tauhid ibadah. Dalil yang menunjukkan bahwa hanya Allah yang patut
disembah adalah firman Allah,

‫ﻟِكَ ِبأ َ ﱠن ٱ ﱠ َ ه َُﻮ ٱ ۡﻟ َﺤ ﱡق َوأ َ ﱠن َما َي ۡدعُﻮنَ ِمن دُو ِن ِه ٱ ۡﻟبَ ٰـ ِﻄ ُل‬ၕ
ٰ َ‫ذ‬
“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah (ilah/sesembahan) yang benar,
dan apa-apa yang mereka seru (ibadahi) selain Allah adalah batil.” (QS. Luqman: 30)
Tauhid uluhiyah inilah yang ditolak dan diingkari oleh kebanyakan manusia. Oleh
sebab itulah, Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab dalam rangka
mengajak manusia untuk mengesakan Allah dalam hal ibadah. Allah berfirman,

‫ُون‬ ِ ُ‫ﺳ ۡلنَا ِمن قَ ۡبلِكَ ِمن ﱠرﺳُﻮ ٍل إِ ﱠﻻ ن‬


ِ ‫ﻮح ۤﯽ إِﻟَ ۡي ِه أَ ﱠنهۥُ َ ۤﻻ إِﻟَ ٰـهَ إِ ﱠ ۤﻻ أَن َ۠ا ﻓَﭑ ۡعبُد‬ َ ‫َو َم ۤا أَ ۡر‬
“Dan tidaklah Kami utus sebelum kamu seorang pun rasul, melainkan Kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada ilah/sesembahan (yang benar), selain Aku. Maka,
sembahlah Aku saja.” (QS. Al-Anbiya’: 25)
Umat-umat yang kafir telah mengetahui apa maksud dari dakwah para rasul. Yaitu,
bahwasanya mereka datang dalam rangka mengajak umat untuk mengesakan Allah
dalam hal ibadah (tauhid uluhiyah). Oleh sebab itu, mereka mengatakan,

‫أَت َۡن َه ٰىن َۤا أَن ﱠنعۡ بُدَ َما َيعۡ بُدُ َءا َب ۤاؤُ نَا‬
“Apakah kamu hendak melarang kami menyembah apa-apa yang disembah oleh bapak-
bapak kami?” (QS. Hud : 62)
Mereka juga mengatakan,

ٰ ‫أ َ َجعَ َل ٱ ۡﻟـا ِﻟ َهةَ إِﻟَ ٰـها َو‬
‫ ِحد ًۖا‬ၕ
“Apakah dia (Muhammad) itu menjadikan sesembahan-sesembahan ini hanya menjadi
satu sesembahan saja.” (QS. Shad: 5)

Anda mungkin juga menyukai